PENGARUH PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jatisari Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

ABSTRAK

Tiara Yodistira NIM. 0904004. Skripsi : Pengaruh Pendekatan Pola Gerak Dominan Dalam Pembelajaran Bolavoli Terhadap Kepercayaan Diri siswa (Studi Eksperimen di SMPN 1 Jatisari). Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS., AIFO. Pembimbing II Carsiwan, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli terhadap kepercayaan diri siswa di SMPN 1 Jatisari. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian pretest-posttest control grup design. Populasi adalah siswa SMPN 1 Jatisari kelas VII sejumlah 520 siswa, sedangkan sampel sebanyak 52 siswa yang diambil melalui teknik simple random sampling. Hasil pengujian data diperoleh 1,685 lebih besar dari 1,671 pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1+n2-2) = 50. Kesimpulan bahwa pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa. Kata kunci : Pendekatan pola gerak dominan, pembelajaran bolavoli, kepercayaan


(2)

ABSTRACT

Tiara Yodistira NIM. 0904004. Essay : Effect Of Dominant Approach In Motion Patterns Of Learning Volleyball Against Student Confidence (Study Experimental in Class VII SMPN 1 Jatisari in SMPN 1 Jatisari). This essay is guided by Preceptor I Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS., AIFO. Preceptor II Carsiwan, M.Pd.

The purpose of this study was to determine whether the effect of the dominant approach to learning motion patterns volleyball on the confidence of students in SMPN 1 Jatisari. The method used was experimental. Design research group pretest-posttest control design. The population is a student of class VII SMPN1 Jatisari number of 520 students, while the sample of 52 students were taken through a simple random sampling technique. The results of the test data obtained t_hitung t_tabel 1.685 greater than 1.671 on the level of confidence or significance level α = 0.05 with df (n1 + n2-2) = 50. Conclusion that the approach of learning movement patterns dominant in volleyball an impact on the confidence of students.

Keywords: movement patterns dominant approach, learning volleyball, student confidence


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 5

E. BatasanPenelitian ... 6

F. DefinisiIstilah... 6

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... 8

A. HakikatBelajar ... 8

B. HakikatPermainanBolavoli ... 9

C. HakikatKepercayaanDiri ... 10

D. HakikatPolaGerakDominan ... 17

E. Keterkaitan Pola Gerak Dominan dengan Percaya diri ... 19

F. HakikatModel Pembelajaran ... 22

1. Konsep Model Pembelajaran ... 22

2. ManfaatPenggunaan Model Pembelajaran ... 23

3. Definisi Model Pembelajaran ... 24

4. Karakteristik Model Pembelajaran ... 26

5. KerangkaBerfikir ... 27

6. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. LokasidanSubjekPenelitian ... 30

B. DesaindanLangkah-langkahPenelitian ... 31


(4)

D. VariasiPenelitiandanDefinisiOperasional ... 33

E. InstrumenPenelitian ... 34

F. Proses PengembanganInstrumen ... 37

G. Pengumpulan Data ... 39

H. Analisis Data danPengolahan Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Pemaparan Data Penelitian... 44

B. PembahasanHasilPenelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 55 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1DesainPenelitian ... 31 Gambar 3.2Langkah-langkahPenelitian ... 32


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisiSkalaKepercayaanDiriSiswa... 35 Tabel 3.2KategoriPemberianSkorAlternatifJawaban ... 36 Tabel 3.3TabelInterpretasiNilai r... 39 Tabel 4.1HasilPenghitunganNilai Rata-Rata danSimpangan Baku

KelompokEksperimendanKelompokKontrol ... 44 Tabel 4.2HasilPengujianNormalitasLillieforsKeduaKelompok ... 45 Tabel 4.3 Data HasilPenghitunganHomogenitas (KesamaanDuaVarians)

TesAwaldanTesAkhirKelompokEksperimen ... 46 Tabel 4.4 Data HasilPenghitunganHomogenitas (KesamaanDuaVarians)

TesAwaldanTesAkhirKelompokKontrol ... 46 Tabel 4.5HasilPenghitunganUjiHipotesis (t-test) ... 47


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih menuntut manusia untuk mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Tidak dapat dipungkiri lagi persaingan dalam segala aspek afektif, saat ini menuntut setiap siswa untuk terus mengasah dan berani tampil untuk menunjukan kemampuannya, salah satu dari hal berupa prestasi. Siswa yang selalu berusaha terus menggali potensi yang ada dalam dirinya dan berani untuk menunjukan kepada orang lain akan terlihat lebih maju dibandingkan dengan orang yang mempunyai potensi dalam dirinya tetapi tidak berani untuk menunjukannya.

Salah satu cara untuk mencapai prestasi adalah memiliki rasa percaya diri, orang yang mempunyai kepecayaan pada diri sendiri berarti orang tersebut mampu dan meyakini dirinya bahwa ia dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Seperti yang dijelaskan oleh Hornby (dalam Husdarta, 2010, hlm. 92) bahwa “ secara sederhana percaya diri berarti rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai prestasi tertentu.” Hal ini dtegaskan pula oleh Crow (dalam Arifin, 2011, hlm. 1) bahwa proses meraih prestasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

(1) Faktor aktifitas, yaitu faktor yang memberikan dorongan kepada individu untuk belajar, faktor ini merupakan faktor psikologik. Kepercayaan diri merupakan faktor aktivitas.

(2) Faktor organisme, yaitu faktor yang berhubungan dengan fungsi alat-alat indra individu yang kepekaannya ikut menentukan respon individu dalam belajar.

(3) Faktor lingkungan, yaitu faktor yang secara psikologis mempengaruhi proses secara keseluruhan.


(8)

2

Kepercayaan serta menyadari akan kemampuan diri sendiri akan menjadi sebuah dorongan bagi setiap individu untuk meraih prestasi. Namun dalam kenyataannya tidak semua orang atau siswa memiliki rasa percaya diri. Bahkan hampir semua orang pasti pernah mengalami masalah dengan kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, tanpa terkecuali baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa pasti pernah mengalaminya.

Hal ini diungkapkan oleh Jacinta (2002, hlm. 1) bahwa “… hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang waktu kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.” Pendapat tersebut menunjukkan bahwa semua orang pernah mengalami masalah dengan kepercayaan dirinya, untuk itu rasa percaya diri perlu ditumbuhkan dari sejak dini.

Perasaan kurang percaya diri merupakan sikap yang lemah dalam mencapai prestasi yang maksimal, kurang percaya diri berarti meragukan kemampuan diri dan merupakan salah satu akar kelemahan dari kepribadian dalam menghadapi situasi yang sedang berlangsung maupun yang akan dilakukan. Banyak siswa dalam kegiatan belajar terlihat tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya, seperti ketika seorang guru yang menyuruh seorang siswa untuk bertanya atau memperagakan suatu gerakan, siswa tersebut memilih diam atau menyuruh lagi pada temannya, padahal belum tentu siswa tersebut tidak mampu untuk melakukannya, ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam kehidupan ini sangatlah penting seseorang memiliki rasa percaya diri, akan tetapi kepercayaan diri tersebut tidak berlebihan karena dapat berakibat kurang menguntungkan bagi orang tersebut. Tumbuhnya kepercayaan diri yang berlebihan akan muncul pula perasaan menganggap mudah terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Di sisi lain kepercayaan diri yang berlebihan akan menyebabkan seseorang mudah mengalami frustasi jika tidak tercapai keinginannya. Kepercayaan diri yang berkelebihan, kurang percaya diri terhadap kemampuan diri dapat berakibat tidak baik, karena sasaran atau target yang ditetapkan lebih rendah dari kemampuan yang dimilikinya.


(9)

3

Menurut Jacinta (2002, hlm. 2) beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :

(1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau rasa hormat orang lain.

(2) Tidak tergolong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.

(3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.

(4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody atau emosinya stabil). (5) Memiliki internal focus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).

(6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.

(7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Pada dasarnya banyak cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri khususnya bagi siswa-siswa SMP Negeri 1 Jatisari, adalah melakukan aktivitas pembelajaran penjas, dengan melalui permainan bolavoli. Pembelajaran permainan bolavoli merupakan materi yang ada dalam kurikulum. Menggunakan model pendekatan gerak dominan yang bersifat tugas gerak yang mudah tetapi tetap menantang sehingga menjadikan pembelajaran permainan bolavoli menarik dan menyenangkan.

Pembelajaran permainan bolavoli di sekolah berbeda sifatnya dengan pelatihan bolavoli yang ada di klub-klub bolavoli. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, sementara dari beberapa siswa pula yang terlihat terpaksa, ragu-ragu, atau malah terlihat malas. Mereka biasanya berbeda dalam hal fisik, begitu pula dalam hal kepribadian seperti kepercayaan diri, dan perbedaan individu lainnya. Apa yang disenangi seorang atau sebagian anak mampu jadi sesuatu yang membosankan atau menakutkan bagi anak lain karena merasa kurang percaya


(10)

4

diri. Kemungkinan tersebut mampu berlaku dalam pembelajaran bolavoli, dimana proses pembelajarannya bersifat sangat khusus dan berbeda dari pembelajaran keterampilan gerak lainnya.

Dari beberapa isu yang paling santer dalam pembelajaran bolavoli adalah apakah murid mampu percaya diri ketika mengikuti pembelajaran. Kenyataan menunjukkan, bahwa dalam beberapa situasi pembelajaran bolavoli, banyak murid yang nampaknya tidak percaya diri dalam melakukan permainan bolavoli. Dari observasi malahan hampir semua murid sepertinya tidak percaya diri mengikuti pembelajaran bolavoli. Sebenarnya persoalan tidak percaya diri anak dalam mengikuti pembelajaran bolavoli bukan masalah baru, dan hal ini terjadi bukan hanya di sekolah yang peralatannya sangat tidak memadai. Bahkan di sekolah-sekolah yang peralatannya memadai pun dengan keadaan di atas tampak sangat mencolok, apabila dilihat kesalahannya justru pada pendekatan pembelajaran yang ditempuh oleh guru disekolah yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga anak merasa tidak percaya diri dikarenakan masih menggunakan model pembelajaran tradisional yang berulang-ulang dan tidak disesuaikan dengan kemampuan tubuh siswa. Jika para guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap bolavoli, maka akan banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu tidak mampu percaya diri sama sekali. Untuk itu agar siswa mampu percaya diri guru perlu mengubah pendekatan pembelajaran bolavolinya dengan pendekatan yang berorientasi permainan, atau pendekatan Pola Gerak Dominan (PGD).

Dari fakta di atas dapat digambarkan bahwa hal ini masih menunjukkan lemahnya model pendekatan yang diterapkan oleh guru, sehingga penulis ingin menerapkan pendekatan pola gerak dominan dalam upaya meningkatkan sikap percaya diri siswa dalam permainan bolavoli.

Sehingga, dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “Pengaruh Pendekatan Pola Gerak Dominan Dalam Pembelajaran Bolavoli Terhadap Kepercayaan Diri Siswa”.


(11)

5

B. Rumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, maka perlu diadakan perumusan masalah terlebih dahulu, berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu penyebab kurang percaya dirinya siswa adalah karena kurangnya rasa percaya diri untuk menghadapi tantangan. Untuk menekan kurangnya rasa percaya diri tersebut akan dicoba dengan memberikan sebuah pendekatan yang bersifat menantang namun memberikan tugas gerak yang ringan yaitu pendekatan pola gerak dominan. Berdasarkan uraian masalah-masalah di atas, penulis menarik suatu rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini didasarkan pada tujuan untuk mengetahui apakah pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.

2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang berharga disaat dan setelah penelitian .


(12)

6

3. Sebagai bahan informasi dan referensi dalam rangka mengembangkan ilmu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk kedepan dalam bidang studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sehingga tidak terlalu luas, dan untuk menghindari kesalahan menafsirkan istilah yang tertera dalam penelitian ini. Adapun batasan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan penulis, maka penelitian ini penulis tujukan pada pengaruh model pendekatan pola gerak dominan terhadap kepercayaan diri siswa.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri siswa.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini pembelajaran bolavoli dengan menggunakan pendekatan pola gerak dominan.

4. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Jatisari – Karawang.

5. Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jatisari sesuai untuk kebutuhan penelitian ini.

F. Definisi Istilah

Agar tidak menimbulkan kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah yang ada pada judul penelitian ini, penulis merasa perlu menjelaskan istilah judul tersebut, sehingga diharapkan adanya persepsi yang sama terhadap masalah penelitian antara penulis dengan pembaca. Adapun istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Depdikbud (2002 ; 90 ): Pengaruh adalah : daya yang ada atau timbul dari sesuatu dari orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.


(13)

7

2. Pola gerak dominan adalah pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan dasar sehingga perannya dianggap dominan. PGD inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks (Mahendra: 2010: 49).

3. Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan atau penilaian positif seorang individu terhadap kemampuan dirinya dengan bersikap positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

4. Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing regu. Yudiana dan Subroto (dalam Taofik, 2013, hlm. 6 )


(1)

Kepercayaan serta menyadari akan kemampuan diri sendiri akan menjadi sebuah dorongan bagi setiap individu untuk meraih prestasi. Namun dalam kenyataannya tidak semua orang atau siswa memiliki rasa percaya diri. Bahkan hampir semua orang pasti pernah mengalami masalah dengan kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, tanpa terkecuali baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa pasti pernah mengalaminya.

Hal ini diungkapkan oleh Jacinta (2002, hlm. 1) bahwa “… hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang waktu kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.” Pendapat tersebut menunjukkan bahwa semua orang pernah mengalami masalah dengan kepercayaan dirinya, untuk itu rasa percaya diri perlu ditumbuhkan dari sejak dini.

Perasaan kurang percaya diri merupakan sikap yang lemah dalam mencapai prestasi yang maksimal, kurang percaya diri berarti meragukan kemampuan diri dan merupakan salah satu akar kelemahan dari kepribadian dalam menghadapi situasi yang sedang berlangsung maupun yang akan dilakukan. Banyak siswa dalam kegiatan belajar terlihat tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya, seperti ketika seorang guru yang menyuruh seorang siswa untuk bertanya atau memperagakan suatu gerakan, siswa tersebut memilih diam atau menyuruh lagi pada temannya, padahal belum tentu siswa tersebut tidak mampu untuk melakukannya, ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam kehidupan ini sangatlah penting seseorang memiliki rasa percaya diri, akan tetapi kepercayaan diri tersebut tidak berlebihan karena dapat berakibat kurang menguntungkan bagi orang tersebut. Tumbuhnya kepercayaan diri yang berlebihan akan muncul pula perasaan menganggap mudah terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Di sisi lain kepercayaan diri yang berlebihan akan menyebabkan seseorang mudah mengalami frustasi jika tidak tercapai keinginannya. Kepercayaan diri yang berkelebihan, kurang percaya diri terhadap kemampuan diri dapat berakibat tidak baik, karena sasaran atau target yang ditetapkan lebih rendah dari kemampuan yang dimilikinya.


(2)

Menurut Jacinta (2002, hlm. 2) beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :

(1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau rasa hormat orang lain.

(2) Tidak tergolong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.

(3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.

(4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody atau emosinya stabil). (5) Memiliki internal focus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).

(6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.

(7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Pada dasarnya banyak cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri khususnya bagi siswa-siswa SMP Negeri 1 Jatisari, adalah melakukan aktivitas pembelajaran penjas, dengan melalui permainan bolavoli. Pembelajaran permainan bolavoli merupakan materi yang ada dalam kurikulum. Menggunakan model pendekatan gerak dominan yang bersifat tugas gerak yang mudah tetapi tetap menantang sehingga menjadikan pembelajaran permainan bolavoli menarik dan menyenangkan.

Pembelajaran permainan bolavoli di sekolah berbeda sifatnya dengan pelatihan bolavoli yang ada di klub-klub bolavoli. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, sementara dari beberapa siswa pula yang terlihat terpaksa, ragu-ragu, atau malah terlihat malas. Mereka biasanya berbeda dalam hal fisik, begitu pula dalam hal kepribadian seperti kepercayaan diri, dan perbedaan individu lainnya. Apa yang disenangi seorang atau sebagian anak mampu jadi sesuatu yang membosankan atau menakutkan bagi anak lain karena merasa kurang percaya


(3)

diri. Kemungkinan tersebut mampu berlaku dalam pembelajaran bolavoli, dimana proses pembelajarannya bersifat sangat khusus dan berbeda dari pembelajaran keterampilan gerak lainnya.

Dari beberapa isu yang paling santer dalam pembelajaran bolavoli adalah apakah murid mampu percaya diri ketika mengikuti pembelajaran. Kenyataan menunjukkan, bahwa dalam beberapa situasi pembelajaran bolavoli, banyak murid yang nampaknya tidak percaya diri dalam melakukan permainan bolavoli. Dari observasi malahan hampir semua murid sepertinya tidak percaya diri mengikuti pembelajaran bolavoli. Sebenarnya persoalan tidak percaya diri anak dalam mengikuti pembelajaran bolavoli bukan masalah baru, dan hal ini terjadi bukan hanya di sekolah yang peralatannya sangat tidak memadai. Bahkan di sekolah-sekolah yang peralatannya memadai pun dengan keadaan di atas tampak sangat mencolok, apabila dilihat kesalahannya justru pada pendekatan pembelajaran yang ditempuh oleh guru disekolah yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga anak merasa tidak percaya diri dikarenakan masih menggunakan model pembelajaran tradisional yang berulang-ulang dan tidak disesuaikan dengan kemampuan tubuh siswa. Jika para guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap bolavoli, maka akan banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu tidak mampu percaya diri sama sekali. Untuk itu agar siswa mampu percaya diri guru perlu mengubah pendekatan pembelajaran bolavolinya dengan pendekatan yang berorientasi permainan, atau pendekatan Pola Gerak Dominan (PGD).

Dari fakta di atas dapat digambarkan bahwa hal ini masih menunjukkan lemahnya model pendekatan yang diterapkan oleh guru, sehingga penulis ingin menerapkan pendekatan pola gerak dominan dalam upaya meningkatkan sikap percaya diri siswa dalam permainan bolavoli.

Sehingga, dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “Pengaruh Pendekatan Pola Gerak Dominan Dalam Pembelajaran Bolavoli Terhadap Kepercayaan Diri Siswa”.


(4)

B. Rumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, maka perlu diadakan perumusan masalah terlebih dahulu, berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu penyebab kurang percaya dirinya siswa adalah karena kurangnya rasa percaya diri untuk menghadapi tantangan. Untuk menekan kurangnya rasa percaya diri tersebut akan dicoba dengan memberikan sebuah pendekatan yang bersifat menantang namun memberikan tugas gerak yang ringan yaitu pendekatan pola gerak dominan. Berdasarkan uraian masalah-masalah di atas, penulis menarik suatu rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini didasarkan pada tujuan untuk mengetahui apakah pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran bolavoli memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.

2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang berharga disaat dan setelah penelitian .


(5)

3. Sebagai bahan informasi dan referensi dalam rangka mengembangkan ilmu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk kedepan dalam bidang studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sehingga tidak terlalu luas, dan untuk menghindari kesalahan menafsirkan istilah yang tertera dalam penelitian ini. Adapun batasan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan penulis, maka penelitian ini penulis tujukan pada pengaruh model pendekatan pola gerak dominan terhadap kepercayaan diri siswa.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri siswa.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini pembelajaran bolavoli dengan menggunakan pendekatan pola gerak dominan.

4. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Jatisari – Karawang.

5. Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jatisari sesuai untuk kebutuhan penelitian ini.

F. Definisi Istilah

Agar tidak menimbulkan kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah yang ada pada judul penelitian ini, penulis merasa perlu menjelaskan istilah judul tersebut, sehingga diharapkan adanya persepsi yang sama terhadap masalah penelitian antara penulis dengan pembaca. Adapun istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Depdikbud (2002 ; 90 ): Pengaruh adalah : daya yang ada atau timbul dari sesuatu dari orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.


(6)

2. Pola gerak dominan adalah pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan dasar sehingga perannya dianggap dominan. PGD inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks (Mahendra: 2010: 49).

3. Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan atau penilaian positif seorang individu terhadap kemampuan dirinya dengan bersikap positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

4. Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing regu. Yudiana dan Subroto (dalam Taofik, 2013, hlm. 6 )


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLAVOLI

1 21 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 12 36

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

0 9 38

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Krui Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 43

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semaka Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 70

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram TP. 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

1 4 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62