PENELUSURAN NILAI-NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN : Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII Di Smp Negeri 53 Bandung.

(1)

PENELUSURAN NILAI-NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

(studi deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 53 Bandung) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

Disusun Oleh : Afriani Nurhayati

1002072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Tangan

Oleh Afriani Nurhayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Afriani Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN AFRIANI NURHAYATI

PENELUSURAN NILAI-NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

Alit Rahmat, M.Pd NIP. 197208262005011007

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan dan Olahraga

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

ABSTRAK

Afriani Nurhayati. 1002072. Skripsi ini berjudul “PENELUSURAN NILAI-NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN” dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis di bimbing oleh Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Alit Rahmat, M.Pd sebagai dosen pembimbing II.

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII-5 Di SMP Negeri 53 Bandung) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kerjasama dalam permainan bola tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 23 siswi perempuan. Sampel yang digunakan adalah menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi dan angket untuk mengetahui nilai kerjasama dengan delapan indikator kerjasama. Selanjutnya data di analisis menggunakan pengolahan presentase setiap nilai item indikator kerjasama yang diperoleh. Hasil pengolahan dan analisis data diperoleh rata-rata total persentase nilai kerjasama dengan nilai rata-rata persentase angket sebesar 80,3 dan nilai rata-rata persentase observasi sebesar 70,9. Kesimpulannya, bahwa dalam permainan bola tangan terdapat nilai-nilai kerjasama yang tinggi. Hal ini terjadi karena dalam permainan bola tangan sangat dibutuhkan kerjasama, dan disini siswa sudah terbiasa bermain bola tangan, juga terbiasa dengan permainan beregu lainnya yang sama membutuhkan kerjasama didalamnya, sehingga nilai kerjasama yang dibutuhkan sudah tertanamkan dalam setiap individu siswa.


(5)

ABSTRACT

Afriani nurhayati. 1002072. This thesis titled “Penelusuran Nilai-Nilai Kerjasama Dalam Permainan Bola Tangan”. In the writing and preparation of this paper the author guided by Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd as lecturers I and Alit Rahmat, M.Pd as lecturers II.

(descriptive studies in class VIII-5 Junior High School 53 Bandung)

The purpose of this study to determine the value of teamwork in the handball game. The method used in this research using decriptive method, the sample in this study amounted to 39 people consisting of 16 men and 23 women. The sample used is using total sampling. Data collection techniques used is to use observation sheets and questionnaires to determine the value of teamwork. Furthermore, the data were analyzed using the percentage of processing each value item teamwork indicators obtained. The result of processing and analyzed of data obtained by the average total percentage of the value of teamwork with an average value of 80,3 percentage questionnaire and the average value of 70,9 percentage observation. In conclusion, that the handball game are the value of teamwork are high. This happens because the handball game is needed teamwork and here te students are used to play handball also familiar with other team the same game requires teamwork there in, so that the value of teamwork is needed has been implanted in each individual student.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 9

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat / Signifikasi Penelitian ... 10

F. Batasan Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Pengertian Kerjasama ... 11

2. Pengertian Permainan Bola Tangan ... 17

2.1Keterampilan Dasar Permainan Bola Tangan ... 19

2.2Taktik Dasar Permainan Bola Tangan ... 31

2.3Peraturan Permainan Bola Tangan ... 32

2.4Karakteristik Kualitas Fisik Permainan Bola Tangan ... 39

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 42

4. Keterkaitan Permainan Bola Tangan Dan Nilai Kerjasama .... 45

B. Kerangka Pemikiran ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A.Lokasi Penelitian ... 52

B.Populasi dan Sampel ... 52

C.Metode Penelitian ... 52

D.Definisi Operasional ... 53

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 54

F. Instrumen Penelitian ... 55

G.Teknik Pengumpulan Data ... 58


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

1. Hasil Angket ... 61

2. Hasil Observasi ... 62

B. Pembahasan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67

A.SIMPULAN ... 67

B.SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 70

DOKUMENTASI ... 90 SURAT-SURAT


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman yang semakin maju saat ini pendidikan terus mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sudah banyak dirasakan oleh masyarakat. Didalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003, disebutkan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Soegarda poerbakawatja (1982:257) menyebutkan bahwa pengertian pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit meliputi :

Secara luas, semua perbuatan dan usulan dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya (orang menamakan ini juga “mengalihkan” kebudayaan atau culturoverdracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran, walaupun demikian didalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.

Dalam arti luas menurut Suparlan (2009:79) pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada didalam diri individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal, dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, patas, benar, dan indah untuk kehidupan. Tujuan


(9)

2

pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Pelajaran Pendidikan Jasmani, merupakan mata pelajaran wajib dan penting yang diterima disekolah, seperti yang dikatakan oleh Mahendra (2009:21) “Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting”. Oleh karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/Ma, terdapat ruang lingkup pembelajaran pendidikan jasmani disekolah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a). Permainan dan olahraga meliputi: Olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, b). Aktivitas pengembangan meliputi: Mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, c). Aktivitas senam meliputi: Ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, d). Aktivitas ritmik meliputi: Gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya, e). Aktivitas air meliputi: Permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya, f). Pendidikan luar kelas, meliputi: Piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung, g). Kesehatan meliputi : Penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman.

Pendidikan jasmani memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan seperti : a). Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, b). Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, c). Meningkatkan kemampuan


(10)

dan keterampilan gerak dasar, d). Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, e). Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, f). Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, g). Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Mahendra (2009:3) mengatakan bahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional”. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial serta mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Menurut Jesse Feiring Williams (dalam Freeman :2001) dikutip oleh Abduljabar (2009:5) bahwa “ pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan”. Pendidikan melalui aktivitas jasmani tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa. Ketika tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, mental juga harus dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu perlu berdampak pada perkembangan sosial, seperti bekerjasama dengan siswa lain. Dalam proses pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi bahan kajian dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani yang selanjutnya akan digabungkan dan diberi penilaian sebagai hasil dari proses belajar siswa di


(11)

4

sekolah. Guru harus berusaha agar kegiatan jasmani yang dilakukan berpengaruh positif terhadap prilaku siswa.

Menurut Subroto (2009:42) “Permainan merupakan salah satu cabang dari pendidikan olahraga”. Setiap orang khususnya anak-anak sangat menggemari permainan, karena permainan mendatangkan kesenangan dan kepuasan terhadap masing-masing individu. Permainan memiliki fungsi salah satunya adalah fungsi permainan terhadap pengembangan social karena permainan melatih kerjasama, dan mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk rasa bermasyarakat.

Idianto mengemukakan dalam ilmu sosial (2004:65) bahwa : “kerjasama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau berkelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Ditegaskan lagi dalam Depdiknas (2004:7-8) bahwa : Kecakapan bekerjasama sangat diperlukan karena sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu bekerjasama dengan manusia lain. Kerjasama bukan sekedar “kerja bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu.

Menurut Cooley dalam Soekanto (1986:61) dalam skripsi Subagja dikemukakan mengenai proses timbulnya kerjasama adalah sebagai berikut :

Kerjasama timbul apabila orang menyadarai bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengetahuan diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna.

Berdasarkan pemikiran beberapa ahli diatas, maka kerjasama dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama yang diharapkan. Dengan menggabungkan atau menyatukan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dengan bergotong royong dan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu maka kerjasama akan dapat dicapai dengan baik.

Dalam konteks pendidikan disekolah formal kegiatan kerjasama secara umum dapat menjadikan siswa, a). Merasa sadar diri sebagai anggota kelompok, b). Merasa sadar diri memiliki tujuan bersama yaitu tujuan kelompok, c).


(12)

Memiliki rasa saling membuntuhkan dan saling ketergantungan, d). Memiliki kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa lainnya, e). Memiliki tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok atau tim (Dimiyanti, 2002).

Manfaat lain yang diperoleh siswa sebagai mahluk individu adalah seperti : a). Terpenuhinya kebutuhan bersosialisasi, b). Menyadari bahwa dengan kerjasama masalah yang terjadi dapat dipecahkan atau diselesaikan, c). Menjadi motivasi lebih untuk melakukan kerjasama dan berbagi serta merasa lebih kompak dalam mencapai tujuan.

Didalam permainan tidak ada peran karakteristik perbedaan ekonomi, status sosial, latar belakang budaya, ras, jenis kelamin, atau karakteristik lainnya. Penampilan dan partisipasi adalah kriteria keberhasilan. Di dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sering ditemui permasalahan dalam perilaku sosial siswa. Masalah yang sering timbul dalam segi perilaku sosial yaitu siswa sering kali melakukan perilaku atau perbuatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, seperti berkata-kata kotor atau kasar, kurang sopan kepada teman atau guru, tidak mentaati perintah guru, melawan guru, individualis, saling bermusuhan antar teman, bahkan sampai ada yang berkelahi dengan temannya sendiri. Pada umumnya, di dalam aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani terdapat aspek-aspek sosial yang sangat dibutuhkan siswa sebagai warga masyarakat dalam mempertahankan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah sebuah aktivitas jasmani yang dilakukan oleh siswa dan memiliki tujuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diharapkan dapat merubah prilaku sosial pribadi dari siswa sehingga siswa dapat merasakan hasil dari aktivitas jasmani yang dilakukannya baik dilingkungan pendidikan maupun masyarakat.

Bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang diselenggarakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan merupakan bagian dari aspek permainan dan olahraga. Permainan handball atau bola tangan merupakan olahraga permainan baru yang kini mulai di ajarkan dalam pembelajaran


(13)

6

pendidikan jasmani di sekolah dan dalam standar kompetensi, permainan bola tangan meliputi mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kompetensi dasar yang akan dicapai meliputi mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama.

Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2000:6) dalam skripsi Hoerunnisa (2013:5) tentang pengertian bola tangan, bahwa “Permainan bola tangan dapat diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan”. Bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat dikenal masyarakat didunia dan dikalangan setiap umur. Hampir semua orang bisa bermain bola tangan, karena cabang olahraga permainan ini tidak sulit untuk dimainkan, sederhana dan menyenangkan untuk dimainkan. Bahkan disekolah-sekolah pun permainan bola tangan sudah diberikan dari bagian mata pelajaran pendidikan jasmani.

Permainan bola tangan sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1890, akan tetapi baru dikenal oleh masyarakat indonesia beberapa tahun yang lalu. Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu dan dapat dimainkan oleh putra maupun putri serta dapat dimainkan oleh semua orang dari segala usia. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan modifikasi dari permainan sepak bola dan bola basket. Peralatan utama yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah sebuah bola dan dua buah gawang. Namun, pada dasarnya permainan bola tangan ini dapat dimainkan oleh siapa saja dan kalangan mana saja apapun tingkat keterampilan mereka. Ada dua jenis permainan bola tangan yaitu indoor dan beach handball. Bola tangan indoor dimainkan oleh 7 orang setiap regu nya. Permainan bola tangan ini berjalan dengan tempo yang cepat. Keterampilan dasar permainan bola tangan terdiri dari berlari, melompat, menangkap bola, mengoper bola, menggiring bola dan menembak.

Di Indonesia, penerapan permainan bola tangan dalam pendidikan jasmani masih tergolong baru, sehingga pada saat pembelajaran bola tangan diterapkan di


(14)

sekolah siswa kurang paham dan mengetahui tentang aktivitas permainan bola tangan serta mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa tidak dapat melaksanakan tugas gerak nya dengan baik, seperti mengoper bola, menggiring bola, menembak bola dan melakukan permainan bola tangan itu sendiri. Hal ini berdampak pada kurangnya kerjasama pada tim saat melakukan permainan dilapangan. Permainan bola tangan merupakan permainan tim sehingga membutuhkan nilai kerjasama yang tinggi antar anggota tim, tetapi dalam melakukan permainan bola tangan, kemampuan dan keterampilan siswa yang berbeda-beda membuat siswa sulit untuk bekerjasama, sehingga nilai kerjasama terasa sangat kurang ketika permainan berlangsung. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan watak jujur dalam bermain, dan semuanya ini akan membentuk sifat fairplay dalam bermain. Sekalipun manusia merupakan mahluk individu tapi manusia tidak akan bisa hidup sendirian, tak akan mungkin hidup sendirian, dan tidak mungkin hidup hanya untuk dirinya sendiri, melainkan manusia juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam kebersamaannya manusia memiliki kedudukan atau status tertentu, mempunyai tujuan hidup dan dunianya masing-masing, namun demikian manusia memiliki dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Dalam upaya mencapai tujuan yang akan dicapai, manusia berinteraksi atau berkomunikasi yaitu salah satunya secara horizontal, yaitu dengan alam, dan sesama manusia serta budayanya.

Dengan menggunakan latihan 3 lawan 3 atau dengan menggunakan permainan handball like games, dapat melatih cara untuk bekerjasama dalam mencetak point. Jika dirasakan dengan 3 lawan 3 dengan mudah bisa dilakukan, latihan dapat di ubah dengan yang lebih sulit yaitu 5 lawan 5, 6 lawan 6, dan 7 lawan 7 sehingga siswa dapat merasakan permainan yang sesungguhnya. Dengan melakukan modifikasi permainan bola tangan akan dirasakan sangat mudah sekali untuk dilakukan, karena dengan menggunakan modifikasi permainan dapat menumbuhkan nilai kerjasama yang sangat baik dalam permainan. Siswa harus mencetak point dengan berusaha untuk mengoperkan bola kepada temannya yang lain agar tidak terjadinya perpindahan serangan maka


(15)

8

dibutuhkanlah sebuah kerjasama dari tim tersebut agar mereka dapat menghasilkan point yang banyak. Tentunya kerjasama ini akan terlaksana apabila setiap anggota tim saling memiliki rasa kepercayaan terhadap kemampuan teman tim nya atau sekelompoknya, tanpa didukung oleh rasa saling percaya itu maka bisa terjadi tidak adanya kerjasama tim yang baik. Karena dari setiap permainan yang dimodifikasi siswa merasa tertantang dan merasakan permainan semakin hidup dan membuat siswa merasa harus berusaha semakin keras untuk dapat memenangkan permainan tersebut. Untuk mendapatkan nilai kerjasama yang baik dalam permainan, maka dibutuhkan latihan-latihan sosial untuk membiasakan diri siswa dalam berinteraksi dan bersikap positif terhadap teman sehingga siswa menunjukan pengembangan untuk sikap afektif seperti yang diharapkan. Seperti siswa harus menghargai kemampuan teman, saling membantu dalam berlatih baik itu dalam teknik permainan ataupun dalam permainan dilapangan.

Dalam permainan Bola tangan, nilai kerjasama sangat dibutuhkan sekali dalam permainan ini. Selain merupakan permainan tim, permainan bola tangan ini merupakan permainan cepat setelah permainan hockey es. Maka dari itu nilai kerjasama dalam permainan ini sangat sekali dibutuhkan oleh kelompok. Setiap individu harus memiliki nilai kerjasama didalam dirinya, agar dapat memenangkan permainan. Selain nilai kerjasama, setiap individu diharapkan memiliki rasa percaya diri, saling percaya kepada teman sekelompok, dan menghargai kemampuan teman kelompok karena kemampuan setiap individu pasti berbeda.

Begitu pula dengan aspek sosial yang terdapat dalam permainan bola tangan yaitu nilai kerjasamanya, setiap individu memiliki tingkat kerjasama yang berbeda dan hal ini adalah yang menjadi permasalahan utama dalam aktivitas permainan bola tangan karena permainan bola tangan merupakan permainan beregu dan memerlukan kerjasama tim, dan kerjasama tim sangat dibutuhkan sekali untuk mempercepat strategi dalam membuat point banyak. Kerjasama merupakan salah satu aspek sosial yang termasuk kedalam permainan bola tangan, semakin bagus kerjasama sebuah tim maka semakin cepat dan banyak


(16)

tim tersebut mencetak point. Tetapi, saat ini kurang sekali terlihat nilai kerjasama yang seharusnya ada dalam permainan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penelusuran Nilai Kerjasama dalam Permainan Bola Tangan” .

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah yang terjadi

1. Bagaimana permainan bola tangan di kelas VIII-5 SMP Negeri 53 Kota Bandung.

2. Bagaimana kerjasama siswa dalam permainan bola tangan di kelas VIII-5 SMP Negeri 53 Kota Bandung.

3. Mengapa penelusuran nilai kerjasama dalam permainan bola tangan perlu dilakukan.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah

“ Bagaimana nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan di kelas VIII-5 SMP Negeri 53 Kota Bandung ? “

D. TUJUAN

Sesuai dengan pendapat sugiyono (2013:386) bahwa : “...tujuan disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.”

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kerjasama dalam permainan bola tangan di kelas VIII-5 SMP Negeri 53 Kota Bandung.


(17)

10

E. MANFAAT

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut : 1. Secara teoritis

Secara teoritis manfaat yang ingin dicapai adalah ingin memberikan pengetahuan baru bagi guru disekolah mengenai pentingnya nilai kerjasama tim dalam olahraga permainan yang beregu.

2. Secara praktis

Dapat dijadikan pedoman untuk penelusuran nilai kerjasama dalam permainan tim dan dapat menjadi sebuah upaya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran penjas di sekolah.

F. BATASAN PENELITIAN

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan serta memperoleh data yang akurat dan spesifik, maka peneliti berupaya membuat batasan penelitian, yaitu peneliti hanya memfokuskan penelitian pada nilai kerjasama dalam permainan bola tangan.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian tentang penelusuran nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan dilaksanakan di SMP Negeri 53 kota Bandung.

B. Subjek populasi dan sampel penelitian 1. Populasi

Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu memperhatikan beberapa hal penting salah satunya adalah subjek penelitian atau populasi. Menurut sugiyono (2013:117) :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-5 di SMP Negeri 53 Kota Bandung dengan jumlah 39 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi, menurut Sugiyono (2013:118) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Musfiqon (2012:90) “keberadaan sampel mewakili populasi”.

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penenlitian ini adalah sampling jenuh. Sugiyono (2010:124) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII-5 di SMP N 53 Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan


(19)

53

metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat, karakteristik dan permasalahan penelitian yang dilakukan.

Penelitian studi deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:64), sebagai berikut :

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Penelitian deskriptif menurut Nasution (1987:41) adalah “mengadakan deskripsi untuk gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial”. Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif, karena peneliti ingin mengetahui, mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil yang hendak diteliti yaitu mengenai penelusuran nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui hasilnya dengan jelas sehingga tujuan dalam penelitian ini akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Penelusuran : penjajakan, mencari tau tentang sesuatu.

2. Nilai dalam www.kamusbesar.com/27136/nilai adalah harga, banyak sedikitnya isi, mutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia dengan hakikatnya.


(20)

3. Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

4. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama (kelompok). 5. Menurut Mahendra (2000:6), Bola tangan adalah permainan beregu

menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakkan.

E. Langkah – Langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menyusun langkah – langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan dan mengidentifikasikan masalah sebagai konsep awal penelitian.

2. Menentukan tujuan penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah. 3. Menentukan variable penelitian yang akan diteliti sesuai rumusan

masalah dan tujuan.

4. Memberikan batasan penelitian yang akan dilaksanakan seperti objek dan subjek penelitian, lokasi penelitian, batasan permasalahan, teknik pengambilan data dan sebagainya yang mendukung penelitian. 5. Merumuskan kerangka teori dan konseptual agar memudahkan

mencari sumber – sumber kepustakaan. 6. Melakukan penyusunan butir instrumen. 7. Melakukan uji coba kelapangan.

8. Melakukan teknik pengambilan data dan menganalisisnya secara ilmiah.

9. Memberikan hasil data yang dianalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan.


(21)

55

10.Mengadakan generalisasi dari hasil penemuan penelitian dan memberikan rekomendasi untuk kebijakan yang dapat diambil dari penelitian.

11.Membuat laporan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan sebagai alat untuk mengumpulkan data, karena instrumen penelitian ini akan dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian. Dalam Sugiyono (2013:148) dikatakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket. Sehubungan dengan observasi oleh nasution (1987:140) “dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain”. Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Angket oleh Arikunto (2002:124) sebagai berikut “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang isinya responden hanya tinggal memilih jawabannya.

Dalam melakukan observasi, peneliti hanya berperan sebagai observer yang berperan mengamati perilaku kerjasama siswa dalam aktivitas permainan bola tangan, dan tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Penelitian yang dilakukan yaitu untuk menelusuri nilai-nilai kerjasama siswa dalam permainan bola tangan, dengan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan angket. Indikator dari nilai kerjasama diambil dari pendapat Budiman (2009:103) yaitu,


(22)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Indikator Kerjasama.

Sumber : Didin Budiman (2009:103).

Berdasarkan pendapat diatas, maka setelah kisi-kisi dibuat lalu dijabarkan kedalam beberapa sub indikator. Hal ini dilakukan agar lebih memudahkan para observer untuk memberikan penilaian terhadap nilai kerjasama siswa. Denga menggunakan lembar observasi ini diharapkan hasil yang akan

Definisi konsep Indikator No Item

( + ) ( - ) Kerjasama lahir

dari interaksi sosial sebagai akibat saling

membutuhkan yang dilakukan dengan kesadaran sendiri, terpaksa dilakukan karena tuntutan situasi tertentu, atau dipaksakan untuk bekerjasama.

1. Menyadari mempunyai kepentingan bersama.

2, 29, 41, 47

10, 42

2. Mempunyai perasaan yang sama.

5 19, 20, 39, 43

3. Bekerja atas dasar tujuan bersama.

21, 23, 8, 30

4. Kebersamaan sebagai dasar bekerja.

4, 22, 25, 27, 34, 37, 38, 48

-

5. Motif menolong orang lain.

12, 49, 50 5

6. Saling membutuhkan. 1,9,11,17, 24,32,33, 46

-

7. Kewajiban situasional / terpaksa dilakukan.

3, 18, 26, 35, 45 - 8. Memperoleh hasil yang

lebih besar.


(23)

57

diperoleh dengan menggunakan beberapa indikator yang telah dijabarkarkan akan lebih dapat dipercaya.

Penilaian yang dilakukan menggunakan lembar observasi adalah dalam bentuk checklist, dengan mengisi tanda checklist pada kolom-kolom nilai yang terdapat dalam lembar observasi. Menurut Nursalim dan eko dalam Hoerunisa (2013:52), “agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dicatat dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pedoman observasi”.

Dalam mengukur nilai kerjasama siswa, peneliti menggunakan skala likert sebagai kategori penilaian yang terdapat dalam lembar observasi. Menurut Sugiyono (2013:134) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orag tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variable penelitian. Abduljabar dan Drajat (2012:39) mengemukakan bahwa :

Dengan menggunakan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variable, kemudian sub variable dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhir indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yag berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Peneliti menggunakan bobot nilai 1 – 4 untuk memberikan penilaian terhadap masing-masing indikator yang dinilai, yaitu :

Kriteria Nilai

Sangat Baik 4

Baik 3

Tidak Baik 2

Sangat Tidak Baik 1


(24)

No Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban

positif negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu – Ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Skor Angket

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:193) terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Teknik pengambilan data ini digunakan karena dalam observasi ini mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhinya, mengatur, atau memanipulasikannya.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pertanyaan atau pernyataan terbatas, tegas, kongkrit dan lengkap, sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, menurut sugiyono (2013, 134) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu fenomena sosial”. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif,


(25)

59

yang dapat berupa, sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

H. Analisis data

Menurut sugiyono (2010:207) “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Analisis data dalam penelitian ini yang digunakan yaitu perhitungan persentase menurut purwanto (2006:102), yaitu :

Keterangan :

p : persentase (jumlah persentase yang dicari). N : jumlah skor maksimal pada setiap indikator. n : jumlah skor perolehan setiap indikator. 100% : bilangan tetap

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh data yang telah dipresentasikan, selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :

100% = Seluruhnya

76% – 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorang pun.


(26)

Berdasarkan cara perhitungan tersebut setiap indikator dapat dikelompokkan tingkatnya berdasarkan kriteria Purwanto (2006:102). Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Nilai Kriteria

86% - 100% Sangat Tinggi

76% - 85% Tinggi

60% - 75% Cukup

55% - 59% Rendah

< 54% Sangat Rendah


(27)

67

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.SIMPULAN

Kesimpulan penelitian penelusuran nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan disusun berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan bahwa dari hasil penelitian ini, ternyata dalam permainan bola tangan ada nilai-nilai kerjasama yang terjadi didalamnya. Hal yang paling terlihat adalah adanya kesadaran akan kepentingan bersama dari masing-masing siswa tersebut. Selebihnya siswa hampir sama memiliki rasa saling membutuhkan dari setiap anggota kelompok dalam melakukan permainan. Selain itu, kerjasama yang terjadi juga karena dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti usaha untuk mendapatkan posisi yang terbaik dari kelompok yang lainnya. dalam permainan bola tangan nilai kerjasama sangat berperan didalamnya, karena dengan adanya kerjasama permainan akan terasa semakin bermakna dan tercapai tujuan yang akan dicapai oleh setiap kelompok dalam permainan.

B.SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka disaran sebagai berikut:

1. Untuk guru pendidikan jasmani selain menekankan kepada aspek psikomotorik dan kognitif harus lebih meningkatkan tentang aspek afektif agar dapat melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih baik sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan dan dengan aspek afektif ini terterapkan pada setiap pembelajaran maka dengan sendirinya akan terterapka juga pada kehidupan sehari-hari.

2. Untuk para mahasiswa yang berminat dalam penelitian yang berkaitan dengan penelusuran nilai-nilai kerjasama agar melakukan penelitian dengan memperluas sampel penelitian sehingga hasilnya menunjukkan gambaran yang lebih besar lagi dan jelas tentang nilai-nilai kerjasama yang ada dalam permainan, lebih utamanya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Abduljabar, Bambang dan Darajat, Jajat. (2012). Aplikasi Statistka dalam Penjas. Bandung: FPOK PJKR UPI.

Abduljabar, bambang. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. FPOK UPI

Al – Bantany – 112. (2009). Kumpulan teori kerjasama. (online). Available at (al-

bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html).

Arikunto, Suharsimin. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdiknas

Budiman, Didin. 2009. Model Pengembangan Proses Sosial Siswa SD Melalui Metode Dan Pendekatan Mengajar Penjas. Bandung : TESIS SPS UPI

Decaprio, richard. 2013. Aplikasi teori pembelajaran motorik disekolah. Jogjakarta : DIVA Press

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Elizabeth B. Hurlock. 1980. Developmental Psychology A Life-Span Approach

Fifth Edition. Jakarta : erlangga.

Forsyth, dr. 2010. Group Dynamics (5th edition). Wadsworth : Cengage Learning. Haris, Ridwan. 1986. Permainan Bola Tangan. Bandung : ADIL

Hoerunisa, novia. 2013. Pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama. SKRIPSI : FPOK UPI

Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Juliantine, tite, dkk. 2007. Teori latihan. Bandung : redpoint

Lutan, rusli, dkk. 1991. Manusia Dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP BDG Mahendra, Agus. 2000. Bola Tangan. DEPDIKNAS


(29)

69

Mundakir. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Dan Jigsaw Dalam Penjas Terhadap Pengembangan Nilai-Nilai Sosial. Bandung : TESIS SPS UPI

Musfiqon, HM. 2012. Penduan lengkap metodologi penelitian pendidikan.

Nopembri, Soni. 2008. Model Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Olahraga Futsal. Bandung : TESIS SPS UPI

Oktaviana, candra. 2013. Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo Dan Bola Basket Di SMA N 6 Tasikmalaya. Bandung : SKRIPSI FPOK UPI

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.

R. Soegarda poerbakawadja dan H.A.H Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Agung.

Rasyidin, Waini dkk. 2010. Landasan pendidikan. UPI

Sagala, syaiful. 2007. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Setiwan, Anang. 2011. Pengaruh pembelajaran Bola Tangan Terhadap Prilaku

Sosial Siswa. Bandung : SKRIPSI FPOK UPI

Subagja, R. 2012. Pengaruh pendekatan bermain terhadap pembentukan kerjasama (PTK). Bandung : SKRIPSI UPI

Subroto, Toto dkk. 2009. Teori bermain. FPOK-UPI Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA

Suhartono, Suparlan. 2009. Filasafat pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Susanto, ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : kencana perdana

media grup.

Upton, penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : erlangga.

Yusuf, syamsu dan juntika nurisan. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rafika Aditama.


(1)

No Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban

positif negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu – Ragu (R) 3 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 4 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Skor Angket

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:193) terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Teknik pengambilan data ini digunakan karena dalam observasi ini mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhinya, mengatur, atau memanipulasikannya.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pertanyaan atau pernyataan terbatas, tegas, kongkrit dan lengkap, sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang

tersedia, menurut sugiyono (2013, 134) “skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu fenomena sosial”. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif,


(2)

yang dapat berupa, sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

H. Analisis data

Menurut sugiyono (2010:207) “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Analisis data

dalam penelitian ini yang digunakan yaitu perhitungan persentase menurut purwanto (2006:102), yaitu :

Keterangan :

p : persentase (jumlah persentase yang dicari). N : jumlah skor maksimal pada setiap indikator. n : jumlah skor perolehan setiap indikator. 100% : bilangan tetap

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh data yang telah dipresentasikan, selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan sebagai berikut : 100% = Seluruhnya

76% – 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorang pun.


(3)

Berdasarkan cara perhitungan tersebut setiap indikator dapat dikelompokkan tingkatnya berdasarkan kriteria Purwanto (2006:102). Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Nilai Kriteria

86% - 100% Sangat Tinggi 76% - 85% Tinggi 60% - 75% Cukup 55% - 59% Rendah

< 54% Sangat Rendah


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.SIMPULAN

Kesimpulan penelitian penelusuran nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan disusun berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan bahwa dari hasil penelitian ini, ternyata dalam permainan bola tangan ada nilai-nilai kerjasama yang terjadi didalamnya. Hal yang paling terlihat adalah adanya kesadaran akan kepentingan bersama dari masing-masing siswa tersebut. Selebihnya siswa hampir sama memiliki rasa saling membutuhkan dari setiap anggota kelompok dalam melakukan permainan. Selain itu, kerjasama yang terjadi juga karena dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti usaha untuk mendapatkan posisi yang terbaik dari kelompok yang lainnya. dalam permainan bola tangan nilai kerjasama sangat berperan didalamnya, karena dengan adanya kerjasama permainan akan terasa semakin bermakna dan tercapai tujuan yang akan dicapai oleh setiap kelompok dalam permainan.

B.SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka disaran sebagai berikut:

1. Untuk guru pendidikan jasmani selain menekankan kepada aspek psikomotorik dan kognitif harus lebih meningkatkan tentang aspek afektif agar dapat melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih baik sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan dan dengan aspek afektif ini terterapkan pada setiap pembelajaran maka dengan sendirinya akan terterapka juga pada kehidupan sehari-hari.

2. Untuk para mahasiswa yang berminat dalam penelitian yang berkaitan dengan penelusuran nilai-nilai kerjasama agar melakukan penelitian dengan memperluas sampel penelitian sehingga hasilnya menunjukkan gambaran yang lebih besar lagi dan jelas tentang nilai-nilai kerjasama yang ada dalam permainan, lebih utamanya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Abduljabar, Bambang dan Darajat, Jajat. (2012). Aplikasi Statistka dalam Penjas. Bandung: FPOK PJKR UPI.

Abduljabar, bambang. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. FPOK UPI

Al – Bantany – 112. (2009). Kumpulan teori kerjasama. (online). Available at (al-

bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html).

Arikunto, Suharsimin. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdiknas

Budiman, Didin. 2009. Model Pengembangan Proses Sosial Siswa SD Melalui Metode Dan Pendekatan Mengajar Penjas. Bandung : TESIS SPS UPI

Decaprio, richard. 2013. Aplikasi teori pembelajaran motorik disekolah. Jogjakarta : DIVA Press

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Elizabeth B. Hurlock. 1980. Developmental Psychology A Life-Span Approach

Fifth Edition. Jakarta : erlangga.

Forsyth, dr. 2010. Group Dynamics (5th edition). Wadsworth : Cengage Learning. Haris, Ridwan. 1986. Permainan Bola Tangan. Bandung : ADIL

Hoerunisa, novia. 2013. Pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama. SKRIPSI : FPOK UPI

Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Juliantine, tite, dkk. 2007. Teori latihan. Bandung : redpoint

Lutan, rusli, dkk. 1991. Manusia Dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP BDG Mahendra, Agus. 2000. Bola Tangan. DEPDIKNAS


(6)

Mundakir. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Dan Jigsaw Dalam Penjas Terhadap Pengembangan Nilai-Nilai Sosial. Bandung : TESIS SPS UPI

Musfiqon, HM. 2012. Penduan lengkap metodologi penelitian pendidikan.

Nopembri, Soni. 2008. Model Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Olahraga Futsal. Bandung : TESIS SPS UPI

Oktaviana, candra. 2013. Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo Dan Bola Basket Di SMA N 6 Tasikmalaya. Bandung : SKRIPSI FPOK UPI

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.

R. Soegarda poerbakawadja dan H.A.H Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Agung.

Rasyidin, Waini dkk. 2010. Landasan pendidikan. UPI

Sagala, syaiful. 2007. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Setiwan, Anang. 2011. Pengaruh pembelajaran Bola Tangan Terhadap Prilaku

Sosial Siswa. Bandung : SKRIPSI FPOK UPI

Subagja, R. 2012. Pengaruh pendekatan bermain terhadap pembentukan kerjasama (PTK). Bandung : SKRIPSI UPI

Subroto, Toto dkk. 2009. Teori bermain. FPOK-UPI Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA

Suhartono, Suparlan. 2009. Filasafat pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Susanto, ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : kencana perdana

media grup.

Upton, penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : erlangga.

Yusuf, syamsu dan juntika nurisan. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rafika Aditama.