IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR

KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

(smk angkasa lanud husein sastranegara)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh ABI DARDA E.0451.0706934

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR

KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Oleh Abi Darda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Abi darda 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Abi Darda

E.0451.0706934

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR

KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Dra. Tuti Suartini, M.Pd NIP. 19631121 198603 2 002

Pembimbing II

Dandhi Kuswardhana, S.Pd, M.T NIP. 19800623 200812 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, MSIE. NIP. 19551204 198103 1 002


(4)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

ABSTRAK

Skripsi dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada praktikum pembelajaran mata diklat dasar-dasar elektronika di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara bandung. Ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah didasarkan pada hasil penelitian dilakukan dijurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik program keahlian Dasar-dasar Elektronika.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan terjadi pada hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Two stay two stray. Metode penelitian digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dan terdiri dari tiga siklus. Penilaian hasil belajar mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan hasil penelitian, pada aspek kognitif terdapat kenaikan yaitu pada siklus 1 hasil pre-test siswa memperoleh nilai 55,54 Setelah diterapkan model Pembelajaran Kooperatif Two stay two stray, angka rata-rata siswa naik menjadi 77,86, sehingga mengalami peningkatatan 22,32. pada siklus kedua perolehan nilai rata-rata pre-test yaitu sebesar 50,50 naik menjadi 70,00,sehingga mengalami peningkatan 19,50 dan siklus ketiga perolehan nilai rata-rata siswa yaitu 63,39 naik menjadi 78,71.

Pada aspek afektif rata-rata, perolehan IPK siklus kesatu 56,46 dan siklus kedua naik menjadi 73,45, sedangkan siklus ketiga terjadi kenaikan menjadi 87,32. Pada aspek psikomotor rata-rata, perolehan IPK. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa mencapai angka 56,24, naik menjadi 75,75 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga naik menjadi 82,32. Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif berpatokan kepada nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) telah ditetapkan sekolah yaitu 70, siklus kesatu sebanyak 85.71% siswa tergolong “Kompeten”, siklus kedua 53.57% siswa, dan siklus ketiga sebanyak 85.71% siswa.

Hambatan utama dalam penerapan model Pembelajaran Kooperatif Two stay two stray di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung yaitu kurang tersedianya bahan untuk melakukan kerja tugas dan koordinasi tiap kelompok belajar masih kurang kompak. Walapun demikian, secara keseluruhan penggunaan model pembelajaran Kooperatif two stay two stay dapat dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika.


(5)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 3

1.3. Identifikasi Masalah ... 4

1.4. Pembatasan Masalah ... 4

1.5.Tujuan Penelitian ... 5

1.6.Manfaat Penelitian ... 5

1.7. Anggapan Dasar ... 6

1.8. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 7

1.9. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ... 8

2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.2. Pengertian Model Pembelajaran ... 9

2.3. Teori Belajar Bermakna ... 10

2.4.Model Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 14

2.4.1. Langkah-langkah Pembelajaran ... 14

2.4.2. Presentasi Tugas Belajar atau Materi ... 18

2.4.3. Memperkuat Organisasi Kognitif ... 19

2.5.Pembelajaran Praktikum ... 20

2.6.Pengertian Hasil Belajar ... 21

2.7.Standar Kompetensi Menguasai Teknik Dasar Elektronika ... 24


(6)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 32

3.1.1 Metode Penelitian ... 32

3.1.2 Tahapan Penelitian ... 32

3.1.2.1 Perencanaan ... 33

3.1.2.2 Pelaksanaan ... 33

3.1.2.3 Pengamatan/Observasi ... 34

3.1.2.4 Refleksi ... 34

3.1.3 Desain Penelitian ... 35

3.1.3.1 Siklus Pertama ... 35

3.1.3.2 Siklus Kedua ... 35

3.1.3.3 Siklus Ketiga ... 35

3.2 Lokasi dan Subyek Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Subyek Penelitian ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 36

3.3.1. Pendekatan ... 36

3.3.2 Model Project Based Learning ... 37

3.4 Kriteria Keberhasilan ... 37

3.4.1 Aspek Kognitif ... 37


(7)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.3 Aspek Psikomotor ... 38

3.4.4 Aktivitas Siswa ... 38

3.4.5 Aktivitas Guru ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Tes ... 39

3.5.2 Observasi ... 39

3.5.3 Wawancara ... 39

3.5.4 Angket ... 39

3.6 Instrumen Penelitian ... 40

3.6.1 Tes Hasil Belajar ... 40

3.6.2 Lembar Observasi ... 40

3.6.3 Skala Sikap ... 40

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 41

3.7.1 Hasil Belajar Siswa ... 41

3.7.2 Aktivitas Guru ... 45

3.8 Teknik Validitas Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Gambaran Setting Penelitian ... 51

4.1.2 Deskripsi Awal Proses Pembelajaran ... 52


(8)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.4 Pengenalan dan Validasi Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two

Stray ... 55

4.1.5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray di Kelas dan Refleksi Proses Belajar Mengajar 4.1.5.1. Siklus ke Satu ... 50

4.1.5.1.1 Pelaksanaan Tindakan ... 50

4.1.5.1.2 Analisa dan Refleksi Kegiatan Siklus Kesatu .... 55

4.1.5.1.3 Observasi Aktivitas Guru ... 58

4.1.5.1.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 60

4.1.5.1.5 Hasil Belajar Siswa ... 63

4.1.5.2. Siklus Kedua ... 69

4.1.5.2.1 Pelaksanaan Tindakan ... 69

4.1.5.2.2 Analisa dan Refleksi Kegiatan Siklus Kesatu .... 73

4.1.5.2.3 Observasi Aktivitas Guru ... 75

4.1.5.2.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 76

4.1.5.2.5 Hasil Belajar Siswa ... 79

4.1.5.3. Siklus Ketiga ... 84

4.1.5.3.1 Pelaksanaan Tindakan ... 84

4.1.5.3.2 Analisa dan Refleksi Kegiatan Siklus Kesatu .... 88

4.1.5.3.3 Observasi Aktivitas Guru ... 91

4.1.5.3.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 92


(9)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.6 Respon Siswa Terhadap Model Project Based Learning ... 99

4.1.7 Analisis Kesan Guru Terhadap Model Project Based Learning ... 105

4.1.8 Analisis Kesan Siswa Terhadap Model Project Based Learning ... 107

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

4.2.1 Aktivitas Guru ... 109

4.2.2 Aktivitas Siswa ... 111

4.2.3 Hasil Belajar Siswa ... 112

4.2.3.1 Aspek Kognitif ... 112

4.2.3.2 Asepk Afektif ... 114

4.2.3.3 Aspek Psikomotor ... 115

4.2.4 Kendala-Kendala yang Terjadi Pada Saat Melaksanakan Pembelajaran Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik 116

4.2.5 Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 117

4.2.5.1 Kekuatan ... 117

4.2.5.2 Kelemahan ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119

5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN


(10)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RIWAYAT HIDUP


(11)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya didalam sebuah pembelajaran di SMK, terutama di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara, proses pengajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered), konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Di sini guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa yang akhirnya siswa hanya menerima secara verbalisme dan minimnya pemahaman yang siswa peroleh sehingga hasil belajar yang diharapkan pun tidak terlalu bagus.

Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan siswa mengalami perubahan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Indikatornya dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal ulangan dan tugas lainnya yang diberikan oleh guru. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu metode yang digunakan guru dalam menyampaikan informasi/program diklat. Ketika metode yang digunakan tidak mengena terhadap siswa, mungkin saja tujuan yang diharapkan tidak tercapai.

Dari kenyataan dan pandangan yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya guru untuk memperbaiki/meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan


(12)

2

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah belajar yang melibatkan keaktifan siswa.

Pembelajaran inovatif yang relevan dengan kondisi sekarang adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), yaitu pembelajaran yang menekankan siswa untuk membangun pengetahuannya.

Salah satunya adalah dengan pembelajaran kooperatif.

Pada Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

Ada tiga kebaikan pembelajaran kooperatif:

1. Terjadinya hubungan saling menguntungkan di antara anggota kelompok yang akhirnya melahirkan motivasi yang tinggi untuk menemukan konsepsi yang benar.


(13)

3

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan di antara anggota kelompok.

3. Menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi di antara anggota kelompok.

Menumbuhkan kemampuan komunikasi merupakan salah satu kebaikan dari pembelajaran kooperatif, maka dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay-two stray. Menurut Lie (2002:60) teknik two stay-two stray ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Selain itu, teknik two stay-two stray ini juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain, serta setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya baik dalam diskusi intern kelompok maupun antar kelompok.

Dalam pembelajaran teknik two stay-two stray ini ada suatu langkah, dimana dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain untuk membagikan hasil kerja kelompok mereka serta untuk mencari informasi mengenai hasil pekerjaan kelompok yang dikunjungi. Siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Setelah itu, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

Memperhatikan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif teknik two stay-two stray tersebut, siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan komunikasinya. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik two stay-two stray diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan komunikasi siswa daripada menggunakan model pembelajaran konvesional.


(14)

4

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharsimi Arikunto (2002:22) memandang bahwa: “Agar penelitian dapat

dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya

sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa”. Bertitik tolak pada judul yang diangkat dalam penelitian ini, penulis menetapkan rumusan masalah pokok dari penelitian ini, yaitu :

1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray terhadap hasil praktikum pembelajaran pada Program Diklat Elektronika Digital di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara?

2. Bagaimana perubahan hasil aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray pada hasil praktikum pembelajaran kelas yang diteliti?

3. Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran PTK?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang. Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah penelitian akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut : 1. Bahwa kajian yang akan diteliti dibatasi hanya pada program diklat

Elektronika Digital .

2. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK jurusan tenaga listrik kelas XI tahun ajaran 2011/2012 di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara. 3. Penelitian ini untuk melihat perbedaan hasil belajar antara model

pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray dengan model pembelajaran konvensional pada Program Diklat Elektronika Digital di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara.

D. Tujuan Penelitian


(15)

5

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk memperoleh informasi tentang hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray dan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray pada program diklat Dasar-Dasar Elektronika terhadap hasil belajar siswa.

3. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran agar tidak terjadi keragu-raguan dalam penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990 : 107), sebagai berikut :

“Anggapan dasar atau postulat adalah asumsi yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan pada masalah-masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal, titik mana yang tidak lagi menjadi keragu-raguan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi anggapan dasar adalah sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Proses ini dilakukan dengan materi, guru dan lama waktu yang sama terhadap kelas listrik.

2. Penggunaan model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.

3. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yang datang dari individu itu sendiri dan faktor eksternal yang datang dari luar.

4. Nilai tes awal dan tes akhir merupakan gambaran dari tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan atau dipresentasikan


(16)

6

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray dan model pembelajaran konvensional serta dapat membandingkannya.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.

3. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar, kreativitas dan hasil belajar siswa.

4. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray guna meningkatkan mutu pendidikan.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro-FPTK-UPI, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay-Two Stray terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat mempersiapkan mahasiswanya sebagai calon guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metodologi


(17)

7

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, lokasi dan populasi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang model pembelajaran yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, kisi-kisi dan instrumen penelitian, serta teknik analisis data penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mengemukakan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat konstruktif bagi institusi yang bersangkutan.


(18)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Winarno Surakhmad (1994:131) mengemukakan tentang pengertian suatu metode yaitu merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama itu dipergunakan setelah peneliti memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita harapkan dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat mengungkap masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metode.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Selain itu penelitian kelas dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam


(19)

33

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukannya.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dengan peneliti dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray. Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999) dalam buku kusnandar. Dalam pelaksanaanya peneliti berperan sebagai guru yang akan melakukan pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang telah direncanakan dan disusun, sedangkan guru kelas atau teman sejawat bertindak sebagai pengamat (observer) selama pembelajaran berlangsung. Selain itu guru kelas juga berperan dalam memberikan saran perbaikan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran.

B. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah action research yang dilakukan dikelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2003:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Hopkins mengemukakan bahwa “PTK merupakan suatu bentuk kajian

reflektif oleh pelaku tindakan, dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melkukan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilkukan”. I Wayan Sukaryana (1996:6) menyatakan bahwa:


(20)

34

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis terhadap praktik pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Langkah pelaksanaan tindakan mencakup serangkaian kegiatan yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Menurut Lewin (I Wayan Sukaryana, 2001:5) menyatakan bahwa “...pentingnya

kolaborasi (kerjasama) dalam partisipasiyang bersifat demokratis”. Kemmis (Richiati,

1005:12) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan adalah penelitian tentang, untuk dan oleh

masyarakat/kelompok sasaran, dengan mamanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.

Dari pendapat para ahli diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelahaan yamg bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar mudah dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas lebih profesional. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Hakikat tujuan dilaksanakannya kegiatan PTK adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja profesional Guru. Hal ini dikarenakan sebelum merencanakan dan melaksanakan PTK terlebih dahulu Guru melakukan self-evaluation terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dengan adanya self-evaluation ini guru dapat mengetahui ketepatgunaan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakannya, kemudian jika ditemukan adanya kekurangan-kekurangan yang menyebabkan turunnya motivasi atau gairah belajar siswa, maka guru tersebut akan berupaya memperbaiki dimana kekurangan tersebut.


(21)

35

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat penelitian tindakan kelas dilihat dari komponen pendidikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Memberikan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dan kualitas mengajar guru.

b) Sebagai upaya pengembangan kurikulum, baik dalam aspek pengembangan materi, metode dan alat evaluasi pembelajaran ditingkat kelas dan sekolah.

c) Meningkatkan profesional guru, karena selain bertugas sebagai pendidik, guru juga dituntut untuk dapat melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan.

3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (PLPG, 2009:11) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan ada 6 prinsip, yaitu:

a) Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apapun metode yang diguakan dalam penelitian tindakan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.

b) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.

c) Metode yang digunakan harus cukup reliabel sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan.

d) Masalah penelitian yang diusulkan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya, dan bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen terhadap pengentasannya. Selain itu, komitmen itu juga diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari sekedar pelaksanaan tugas mengajar secara rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa.


(22)

36

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh perhatian/kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.

4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus atau lebih. Masing-masing dari tiga atau lebih. Masing-masing siklus terdiri dari tiga atau beberapa kali tindakan. Hal ini sesuai dengan menggunakan observasi dan wawancara yang bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif sebagaimana dikemukakan oleh Hopkins (rochiati wiriatmadja, 2007) langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama, diadakan perencanaan bersama (planning conference) antara guru dan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan/sub yang akan disampaikan, fokus observasi berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat kegiatan observasi yang dilaksanakan.

Kedua, observasi kelas (classroom observation) pada kegiatan ini peneliti mengobservasi guru yang sedang mengajar dan mengumpulkan data yang obyektif tentang aspek-aspek yang telah direncanakan. Data tersebut sebagai fakta untuk bahan diskusi.

Ketiga, pertemuan balikan (feedback conference), peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk saling memberi informasi tentang penggunaan penilaian non test yang dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Pada kegiatan ini juga peneliti memberikan masukan sekaligus merencanakan tindakan untuk kegiatan pembelajaran yang akan datang.

a. Siklus I


(23)

37

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi awal pada kelas yang akan dijadikan sampel. Melalui observasi langsung aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan melakukan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka peneliti dapat mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

a) Guru telah menerapkan metode belajar modul yang menuntut siswa belajar secara mandiri. Namun dalam pelaksanaannya kurang memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran yang diberikan. Guru hanya memberikan bahan sebatas yang ada di dalam modul.

b) Keaktifan siswa di kelas sangat rendah, siswa jarang bertanya mengenai materi pelajaran yang kurang dimengerti akibatnya hasil belajar siswa berupa tes harian rendah.

c) Pada kegiatan pembelajaran praktek (eksperimen) hanya sebagian siswa yang aktif, hal ini disebabkan kurang jelasnya pembagian tugas setiap siswa dalam suatu kelompok.

Secara terperinci tahap perencanaan dalam penelitian ini yaitu :  Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

 Merencanakan pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

 Mengkaji dan memilih bahan pelajaran yang sesuai.

 Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran two stay two stray.

 Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.  Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).


(24)

38

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menyusun format observasi pembelajaran.  Rekapitulasi data

2) Tindakan

Dalam tahap ini peneliti memberi tindakan dalam tiap siklus penelitian dengan indikator adanya peningkatan hasil belajar siswa. Tindakan yang dilaksanakan yang mengacu pada skenario pembelajaran (rencana pembelajaran), yaitu pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model two stay two stray. Tahapan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Orientasi siswa pada masalah

b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3) Pengamatan

Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan hendaknya juga dilakukan pengamatan secara cermat tentang apa yang terjadi. Dalam pengamatan itu, lakukan catatan-catatan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Catat pula gagasan dan kesan-kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan pengamatan dapat dilakukan oleh Guru lain. Untuk memperoleh data yang objektif, Guru dapat menggunakan alat-alat optik atau elektronik seperti kamera, perekam video atau perekan suara.

4) Refleksi

Reflesi merupakan suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari


(25)

39

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah atau upaya yang telah ditentukan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.

Tahapan refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil tindakan yang telah dilaksanakan dan untuk memperbaiki langkah-langkah pada tindakan selanjutnya. Refleksi yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

b) Melakukan diskusi untuk membahas hasil evalusi tentang rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II 1) Perencanaan

L. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

M. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. N. Pengembangan program tindakan II.

2) Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan.


(26)

40

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

b) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

b) Membahas hasil evaluasi tentang rencana pembelajaran pada siklus II.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III.

d) Evaluasi tindakan II.

c. Siklus III 1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c) Pengembangan program tindakan III.

2) Tindakan

Pelaksanaan program tindakan III yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus II, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan.


(27)

41

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

b) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus III berdasarkan data yang terkumpul.

b) Membahas hasil evaluasi tentang rencana pembelajaran pada siklus III. c) Melakukan pengumpulan data hasil penelitian.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan. Menurut (PLPG, 2009:14) ada lima tahapan pelaksanaan penelitian tindakan namun kenyataanya tahapan itu merupakan tahapan kegiatan. Adapan langkah-langkahnya meliputi:

a. Pengembangan fokus masalah penelitian; guru merasakan adanya ketidakpuasan atau hambatan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk merenung, merefleksi, mengevaluasi diri, dalam praktek pembelajarannya.

b. Perencanaa tindakan; maksudnya adalah memformulasikan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

c. Subjek yang diteliti; penentuan sampel penelitian ini dilakukan sementara penelitian berlangsung.caranya yaitu peneliti memilih unit sampel tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperlukan.


(28)

42

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pelaksanaan tindakan dan Observasi; Jika semua telah dipersiapkan maka selanjutnya adalah melaksanakan pada siklus yang diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam observasi ada hal-hal yang harus diperhatikan adalah perencanaan bersama, fokus, penentuan kriteria, keterampilan observasi dan umpan balik.

C. Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana, seperti yang ditunjukan pada gambar berikut ini :


(29)

43

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi awal

Perencanaan

o Persiapan pembelajaran, meliputi pembuatan rencana pembelajaran, LKS. o Melakukan proses KBM yaitu

memberikan materi yang telah disusun dalam rencana pembelajaran

o Menggunakan model Advance Organizer dalam proses KBM

Tindakan

o Sesuai dengan rencana

Pengamatan

o Lembar observasi o Lembar tes

Refleksi o Evaluasi o Perbaikan Siklus 1 Siklus 2 Perencanaan

o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

o Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

o Pengembangan program tindakan II.

Tindakan

o Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah Refleksi o Evaluasi o Perbaikan Siklus 3 Perencanaan

o Identifikasi masalah yang muncul

pada siklus II yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

o Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

o Pengembangan program tindakan III. Refleksi o Evaluasi o Pengumpulan data Pengamatan

o Lembar observasi o Lembar tes

Tindakan

o Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah

Pengamatan

o Lembar observasi o Lembar tes

Adapun bagan alur kerja PTK yang akan di lakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut ;


(30)

44

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan)

Kriteria keberhasilan dalam penemuan dan pengujian serta peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray ini, meliputi :

1. Jika terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan setiap siklusnya.

2. Jika terdapat peningkatan hasil belajar melalui pre-test dan post-test, siswa (individu) dikatakan lulus kalau mendapat nilai lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Penilaian terhadap aspek ini dikatakan berhasil jika 70% siswa atau lebih mendapatkan nilai ≥ 70

3. Jika terdapat peningkatan sikap siswa saat diterapkan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif two stay two stray semakin meningkat pada setiap siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam penelitian ini sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas lembar soal tes untuk setiap siklus pada RPP, lembar observasi dan catatan lapangan. Adapun rincian instrumen penelitiannya sebagai berikut:

1. Lembar Tes

Dalam penelitian ini, lembar tes maksudnya adalah lembar pretest dan posttest yang diberikan pada siswa tiap awal dan akhir setiap siklusnya, serta lembar tes sumatif yang


(31)

45

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan kepada siswa setelah seluruh siklus selesai dilaksanakan. Lembar tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa aspek kognitif berdasarkan jenjang hapalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).

2. Lembar observasi.

Untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui model two stay two stray. Lembar observasi ini difokuskan pada keaktifan siswa, situasi siswa dalam kelas, respon siswa terhadap interaksi dalam diskusi, dan aktivitas siswa sesuai tahap-tahap model two stay two stray. Lembar observasi ini meliputi penilaian aspek afektif dan psikomotor sehingga dapat diolah secara kualitatif dan dikonversikan ke dalam bentuk penskoran secara kuantitatif.

3. Catatan lapangan.

Peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu berada di lapangan peneliti membuat catata, setelah pulang ke tempat tinggal barulah menyusun catatan lapangan.

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (1982:74), adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam dalam lembar observasi. Catatan ini meliputi seluruh aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

4. Pedoman wawancara

Untuk memperoleh data dan atau informasi yang lebih rinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru maupun siswa. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat


(32)

46

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara hendaknya dapat dilakukan dalam situasi informal, wajar, dan peneliti berperan sebagai mitra.

5. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat atau respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang diterapkan pada proses pembelajaran praktikum.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa, meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui penerapan model two stay two stray.

1. Hasil Belajar Siswa a. Aspek kognitif

Jenjang yang diukur pada aspek kognitif yang dimaksud berupa pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, pada tingkatan C1, C2, C3 dan C4. Aspek ini dinilai berdasarkan hasil tes pada setiap siklus, dengan instrumen yang digunakan adalah lembar tes kognitif.

Pengolahan data aspek kognitif dilakukan dengan cara mengoreksi hasil tes tiap siswa berdasarkan pada kunci jawaban yang telah ditentukan skor maksimalnya untuk setiap item tes.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Aspek Kognitif

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat tinggi 2. 75,00 ≤ IPK  90.00 Tinggi


(33)

47

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup/Sedang 4. 30,00 ≤ IPK  55,00 Rendah/Kurang 5. 0,00 ≤ IPK ≤ 30,00 Sangat rendah

(Luhut P. Panggabean,1996:58)

b. Aspek afektif dan aspek psikomotor

Aspek afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang berhubungan dengan tahapan-tahapan model two stay two stray yang kriterianya telah ditentukan. Sedangkan aspek psikomotor dalam penelitian ini adalah kinerja siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aspek afektif dan psikomotor dengan menentukan indeks prestasi kelompok (IPK).

Menurut Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut (1989;29). Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek penilaian, dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.

Dimana :

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Mean atau rata-rata

SMI = Skor maksimal ideal, artinya skor yang dicapai jika semua soal dijawab dengan benar.

Tabel 3.2

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat negatif 2. 30,00≤ IPK  55,00 Negatif 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Netral 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Positif

5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Luhut P. Panggabean,1996:63)

Tabel 3.3

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Psikomotor

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

100

 

SMI M IPK


(34)

48

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK  55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(Luhut P. Panggabean1996:66)

2. Aktivitas Guru

Data mengenai aktivitas guru pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan model two stay two stray akan diolah secara kualitatif menggunakan lembar observasi. Skor rata-rata aktivitas guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang seperti klasifikasi pada tabel dibawah:

Tabel 3.4

Kategori Aktivitas Guru

Rata-rata skor Kategori

3,50 ≤ RS ≤ 4,00 Baik sekali

2,50 ≤ RS ≤ 3,49 Baik

2,00 ≤ RS ≤ 2,49 Cukup

0,00 ≤ RS ≤ 1,99 Kurang

(Sudjana dalam Alam, 2009: 81)

3. Aktivitas Siswa

Data hasil observasi yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada model two stay two stray diolah dengan menentukan presentasi rata-rata dari masing-masing indikator yang diamati, yaitu dengan cara sebagai berikut :

% 100

hadir yang Jumlah

teramati yang

siswa Jumlah


(35)

49

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Presentase rata-rata aktivitas siswa pada setiap aspek yang ditinjau, kemudian dianalisis sesuai dengan kategori yang ditetapkan dalam tabel. Berikut klasifikasi aktivitas siswa.

Tabel 3.6

Kategori Tingkat Penguasaan Siswa

Presentase yang aktif dalam

proses belajar mengajar Kategori

100% Seluruhnya

76%-99% Pada Umumnya

51%-75% Sebagian besar

50% Setengahnya

25%-49% Hampir setengahnya

1%-24% Sebagian kecil

0% Tidak ada

(Luhut Panggabean 1996:70)

G. Teknik Validitas Data

Dari sudut pandang peneliti kualitatif, realitas kehidupan harus dipandang sebagai suatu perangkat kostruksi mental yang bersifat majemuk. Manusia sebagai pembuat konstruksi tersebut memiliki pikiran yang dapat mengarahkan agar konstruksi mental tersebut diterima atau ditolak oleh orang lain meski harus melalui persuasi atau bahkan hipnotis. Oleh karena itu, mengukur validitas berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan realitas kehidupan bukan merupakan suatu keharusan tetapi sekedar pilihan (Lincoln dan Guba, 1985 : 295).

Dalam penelitian kualitatif, untuk menunjukan validitas atau nilai kebenaran (truth value) harus dibuktikan dengan ada atau tidaknya konstruksi mental yang bersifat majemuk secara tepat. Artinya, bahwa penemuan dan interpretasinya memiliki kredibilitas yang menurut istilah konvensional disebut validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian kualitatif dicapai dengan cara : (1) mengusahakan agar penelitian dilakukan sedemikian rupa sehingga penemuan dan penafsirannya sesuai dengan hal yang sebenarnya; (2)


(36)

50

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendemonstrasikan kredibilitas penemuan dengan jalan mengusahakan agar penemuan penelitian disetujui oleh penyusun realitas yang bersifat majemuk tersebut (subjek yang diteliti).

Cara yang terakhir biasa disebut dengan istilah “triangulasi” dengan jalan meminta subjek yang diteliti untuk mengecek kebenaran interpretasi peneliti dengan meminta mereka membaca (atau dibacakan peneliti) draft laporan penelitianan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebasahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding terhadap data itu.

Meskipun bias yang disebabkan oleh instrumentasi mungkin sekali terjadi dalam penelitian kualitatif, interaksi secara kontinyu dan dalam jangka waktu yang lama memungkinkan peneliti kualitatif mengatasi bias penelitiannya. Penelitian kualitatif didisain sehingga ada kecocokan antara data dengan apa yang benar-benar dikatakan dan dilakukan oleh subjek penelitian. Dengan mengamati subjek dalam kehidupannya sehari-hari, mendengar apa yang dipikirkannya, peneliti kualitatif memperoleh pengetahuan tentang kehidupan sosial dari tangan pertama (Bogdan dan Taylor, 1984 : 7).

Validitas data pada penelitian ini dilakukan dengan cara member check,yaitu dengan cara pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 375:2009), pelaksanaan member check dilakukan dengan observer yang hadir, mengawasi dan melakukan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilaksanakan diskusi mengenai data yang diperoleh pada saat penelitian.


(37)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomasi Industri mengenai pendekatan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada standar Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Proses implementasi model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung dinilai baik, dilihat dari aktivitas guru selama kegiatan penelitian dilakukan mengalami kenaikan pada tiap siklusnya, yaitu dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami keniakan sebesar 0,61 dari 2,05 berubah menjadi 2,66 dan siklus kedua ke siklus ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,89 menjadi 3,55, dengan rata-rata kenaikan pada tiap siklusnya sebesar 0,75.

b. Penilaian terhadap aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh hasil Indeks Prestasi Kelompok (IPK) pada siklus pertama sebesar 58,77 mengalami kenaikan sebesar 2,7 pada siklus kedua menjadi 61,47 dan siklus ketiga yaitu sebesar 19,17 menjadi 80,64. Rata-rata kenaikan IPK pada tiap siklusnya yaitu sebesar 11,73.

Aspek kognitif siswa memperoleh Peningkatan hasil belajar yang berpatokan kepada nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, siklus kesatu sebanyak 85.71% siswa tergolong Kompeten”, siklus kedua 53.57% siswa, dan siklus ketiga sebanyak 85.71% siswa.


(38)

120

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada aspek afektif, antara siklus pertama 56,46 ke siklus kedua menjadi 73,45, dengan ke siklus yang ketiga 87,32 terdapat kenaikan IPK siklus kedua sebesar 16,99 dan siklus ketiga 13,87 sehingga tergolong positif.

Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor rata-rata, perolehan IPK. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa mencapai angka 56,24, naik menjadi 75,75 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga naik menjadi 82,32. sedangkan pada siklus dua IPK siswa naik menjadi 75,75 dengan angka kenaikan sebesar 19,51dan tergolong terampil.

c. Berdasarkan pada hasil angket dan wawancara yang dilakukan kepada siswa, sebagian besar menyatakan setuju atau memberikan respon positif terhadap penerapan model kooperatif two stay two stray dalam kegiatan belajar mengajar ,dari seluruh data yang diperoleh, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai penerapan model kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika yang telah dilakukan, diperoleh rekomendasi bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut :

a. Untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran, sebaiknya waktu yang dialokasikan untuk penelitian lebih diperbanyak sehingga memungkinkan siswa untuk lebih menggali pengetahuan yang ada.

b. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pengecekan terhadap kelengkapan sarana pendukung harus lebih di tingkatkan agar pada saat pembelajaran berlangsung, segala kebutuhan dapat langsung tersedia.


(39)

121

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tema proyek atau tugas yang akan dikerjakan oleh siswa, sebaiknya benar-benar didasarkan pada kebutuhan di industri. Sehingga, hasil akhir yang didapat benar-benar berguna bagi siswa apabila kelak siswa tersebut memasuki dunia industri.

d. Optimalisasi sarana yang disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran harus benar-benar dilakukan, agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan.


(40)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2006). Prosedur Peneleitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara. Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Winkel (1986). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia

Joyce, B., Weil, M., and Shower, B. (1992) Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon

Kardi, S. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung .Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Ersah, siti . (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi Strata-1 : Tidak diterbitkan. Bloom, Benjamin. S.e t a l . (1979).Taxonomy of Educational Objective Book

I Cognitive Domain. London : Longman Group LTD.

Wiriatmadja, R.(2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Spencer Kagan, (1992). Cooperative Learning (Model pembelajaran kooperatif two stay two stray),jogjakarta :pustaka insani madani.

Ausubel , D.P,. (1963), The Psycholoy of meaningful verbal Learning, New York : Grune & Stratton Publishers.

Bungi,B.(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

UPI (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:UPI.

Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Subandi,Ade. (2007). Daftar Otomati dengan Menggunakan Microsoft Word cara praktis

menyusun daftar isi,daftar gambar,daftar grafik dan daftar tabel. Bandung: Alfabeta. Solihah. (2009). Konsep Belajar Bermakna David Ausubel. [Online].

Tersedia:http://www.google.com/belajarbermakna.pdf.

suprijono,Agus.(2012). Cooperative Learning TEORI & APLIKASI PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana, (1991). Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru. Nasution, S.(1989). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.


(41)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Robert E. Slavin (2005). COOPERATIVE LEARNING Teori,Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Hopkins,David. (2011). Panduan Guru PENELITIAN TINDAKAN KELAS A TEACHER’S GUIDE TO CLASSROOM RESEARCH. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Novak JD dan Godwin DB (1985). Learning How to learn .New York. Combridge.University Press.

Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas:Beberapa Permasalahannya. Jakarta:PCP PGSM Ditjen Dikti.

Anita Lie.(2002). Cooperative learning (mempraktekan cooperative learning diruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Rustaman N.(2005). Pengembangan model pembelajaran MIPA. Bandung UPI. Sagala,S.(2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode PenelitianPendidkan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Rusyan, Tabrani.(1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Balai Pustaka. Wahyono, Teguh. (2006 ). Analisis data statistik . Jakarta : PT. Eleks media komputindo. Hamalik, Oemar, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem , Jakarta

: Penerbit Bumi Aksara.

Hamalik,O. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta:bumi aksara.

Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik, Bandung: Transito.

Bogdan, Robert dan steven taylor. (1975). Introducing to qualitative methods : phenomenological. New York : a willey interscience Publication.

Kasbolah, Kasihani E. S. & Sukaryana, I. Wayan.(2001). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang: Universitas Negeri Malang.

TIM PLPG. (2009). Models Of Teaching, Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Lincoln, Yvona S, dan Egon G. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills : Sage Publications.

Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Depdikbud.

Situs :

www.google.com id.wikipedia.org id.scrbd.com www.blogspot.com


(1)

50

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendemonstrasikan kredibilitas penemuan dengan jalan mengusahakan agar penemuan penelitian disetujui oleh penyusun realitas yang bersifat majemuk tersebut (subjek yang diteliti).

Cara yang terakhir biasa disebut dengan istilah “triangulasi” dengan jalan meminta subjek yang diteliti untuk mengecek kebenaran interpretasi peneliti dengan meminta mereka membaca (atau dibacakan peneliti) draft laporan penelitianan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebasahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding terhadap data itu.

Meskipun bias yang disebabkan oleh instrumentasi mungkin sekali terjadi dalam penelitian kualitatif, interaksi secara kontinyu dan dalam jangka waktu yang lama memungkinkan peneliti kualitatif mengatasi bias penelitiannya. Penelitian kualitatif didisain sehingga ada kecocokan antara data dengan apa yang benar-benar dikatakan dan dilakukan oleh subjek penelitian. Dengan mengamati subjek dalam kehidupannya sehari-hari, mendengar apa yang dipikirkannya, peneliti kualitatif memperoleh pengetahuan tentang kehidupan sosial dari tangan pertama (Bogdan dan Taylor, 1984 : 7).

Validitas data pada penelitian ini dilakukan dengan cara member check,yaitu dengan cara pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 375:2009), pelaksanaan member check dilakukan dengan observer yang hadir, mengawasi dan melakukan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilaksanakan diskusi mengenai data yang diperoleh pada saat penelitian.


(2)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomasi Industri mengenai pendekatan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada standar Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Proses implementasi model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung dinilai baik, dilihat dari aktivitas guru selama kegiatan penelitian dilakukan mengalami kenaikan pada tiap siklusnya, yaitu dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami keniakan sebesar 0,61 dari 2,05 berubah menjadi 2,66 dan siklus kedua ke siklus ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,89 menjadi 3,55, dengan rata-rata kenaikan pada tiap siklusnya sebesar 0,75.

b. Penilaian terhadap aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh hasil Indeks Prestasi Kelompok (IPK) pada siklus pertama sebesar 58,77 mengalami kenaikan sebesar 2,7 pada siklus kedua menjadi 61,47 dan siklus ketiga yaitu sebesar 19,17 menjadi 80,64. Rata-rata kenaikan IPK pada tiap siklusnya yaitu sebesar 11,73.

Aspek kognitif siswa memperoleh Peningkatan hasil belajar yang berpatokan kepada nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, siklus kesatu sebanyak 85.71% siswa tergolong “Kompeten”, siklus kedua 53.57% siswa, dan siklus ketiga sebanyak 85.71% siswa.


(3)

120

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada aspek afektif, antara siklus pertama 56,46 ke siklus kedua menjadi 73,45, dengan ke siklus yang ketiga 87,32 terdapat kenaikan IPK siklus kedua sebesar 16,99 dan siklus ketiga 13,87 sehingga tergolong positif.

Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor rata-rata, perolehan IPK. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa mencapai angka 56,24, naik menjadi 75,75 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga naik menjadi 82,32. sedangkan pada siklus dua IPK siswa naik menjadi 75,75 dengan angka kenaikan sebesar 19,51dan tergolong terampil.

c. Berdasarkan pada hasil angket dan wawancara yang dilakukan kepada siswa, sebagian besar menyatakan setuju atau memberikan respon positif terhadap penerapan model kooperatif two stay two stray dalam kegiatan belajar mengajar ,dari seluruh data yang diperoleh, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai penerapan model kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika yang telah dilakukan, diperoleh rekomendasi bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut :

a. Untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran, sebaiknya waktu yang dialokasikan untuk penelitian lebih diperbanyak sehingga memungkinkan siswa untuk lebih menggali pengetahuan yang ada.

b. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pengecekan terhadap kelengkapan sarana pendukung harus lebih di tingkatkan agar pada saat pembelajaran berlangsung, segala kebutuhan dapat langsung tersedia.


(4)

121

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tema proyek atau tugas yang akan dikerjakan oleh siswa, sebaiknya benar-benar didasarkan pada kebutuhan di industri. Sehingga, hasil akhir yang didapat benar-benar berguna bagi siswa apabila kelak siswa tersebut memasuki dunia industri.

d. Optimalisasi sarana yang disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran harus benar-benar dilakukan, agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan.


(5)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2006). Prosedur Peneleitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara. Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Winkel (1986). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia

Joyce, B., Weil, M., and Shower, B. (1992) Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon

Kardi, S. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung .Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Ersah, siti . (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi Strata-1 : Tidak diterbitkan. Bloom, Benjamin. S.e t a l . (1979).Taxonomy of Educational Objective Book

I Cognitive Domain. London : Longman Group LTD.

Wiriatmadja, R.(2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Spencer Kagan, (1992). Cooperative Learning (Model pembelajaran kooperatif two stay two stray),jogjakarta :pustaka insani madani.

Ausubel , D.P,. (1963), The Psycholoy of meaningful verbal Learning, New York : Grune & Stratton Publishers.

Bungi,B.(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

UPI (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:UPI.

Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Subandi,Ade. (2007). Daftar Otomati dengan Menggunakan Microsoft Word cara praktis

menyusun daftar isi,daftar gambar,daftar grafik dan daftar tabel. Bandung: Alfabeta. Solihah. (2009). Konsep Belajar Bermakna David Ausubel. [Online].

Tersedia:http://www.google.com/belajarbermakna.pdf.

suprijono,Agus.(2012). Cooperative Learning TEORI & APLIKASI PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana, (1991). Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru. Nasution, S.(1989). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.


(6)

Abi Darda, 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Robert E. Slavin (2005). COOPERATIVE LEARNING Teori,Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Hopkins,David. (2011). Panduan Guru PENELITIAN TINDAKAN KELAS A TEACHER’S GUIDE TO CLASSROOM RESEARCH. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Novak JD dan Godwin DB (1985). Learning How to learn .New York. Combridge.University Press.

Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas:Beberapa Permasalahannya. Jakarta:PCP

PGSM Ditjen Dikti.

Anita Lie.(2002). Cooperative learning (mempraktekan cooperative learning diruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Rustaman N.(2005). Pengembangan model pembelajaran MIPA. Bandung UPI. Sagala,S.(2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode PenelitianPendidkan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Rusyan, Tabrani.(1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Balai Pustaka. Wahyono, Teguh. (2006 ). Analisis data statistik . Jakarta : PT. Eleks media komputindo. Hamalik, Oemar, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem , Jakarta

: Penerbit Bumi Aksara.

Hamalik,O. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta:bumi aksara.

Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik, Bandung: Transito.

Bogdan, Robert dan steven taylor. (1975). Introducing to qualitative methods : phenomenological. New York : a willey interscience Publication.

Kasbolah, Kasihani E. S. & Sukaryana, I. Wayan.(2001). Penelitian Tindakan Kelas untuk

Guru. Malang: Universitas Negeri Malang.

TIM PLPG. (2009). Models Of Teaching, Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Lincoln, Yvona S, dan Egon G. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills : Sage Publications.

Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Depdikbud. Situs :

www.google.com id.wikipedia.org id.scrbd.com www.blogspot.com


Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.

0 2 33

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA - repositoryUPI S TE 0706934 Title

0 1 3

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12