KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM KITAB ‘IDHOTU AN-NASYIIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT

SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM

KITAB

  ‘IDHOTU AN-NASYIIN

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ULFATUN NIKMAH

  

NIM 11112136

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT

SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM

KITAB

  ‘IDHOTU AN-NASYIIN

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ULFATUN NIKMAH

  

NIM 11112136

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

ُةَيِعاَد ْيِّوَرَّ تلا َلْبَ ق ُعاَرْسِلإاَف ،ِهِدْيِوْجَت ِرْيَغ ْنِم ِلَمَعْلا ْيِف َعاَرْسِلإا َنْوُ تِباَّنلا اَهُّ يا اْوُرَذْحَاف

ْيِّ َ َّتلاَو ِااَ ْ ِلإا ُ َبَسَو ،ِةَبْيَللا

  

Berhati-hatilah, jangan sekali-kali tergesa-gesa dalam melakukan

pekerjaan, tanpa memperhitungkan kebaikan dan kesempurnaannya.

  

Sebab, sikaptergesa-gesa yang tidak didahului pemikiran yang matang,

menyebabkan kegagalan dan kerugian

(Musthafa al-Ghalayaini, Idhotun Nasyiin ,1953:171)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin, dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa

  syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tua saya, Bapak Siyamin dan Ibu Zumrosah yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidik saya dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo‟akan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

  2. Bapak KH Drs. Nasafi, M.pd.I dan Ibu Nyai Hj. Asfiyah Selaku pengasuh pondok Pesantren Nurul Asna.

  3. Adik saya Tersayang Amak Haris Mallah Hudikun yang selalu mendo‟akan dan memeberikan semangat.

  4. Sahabat-sahabat seperjuangan di pondokpesantren Nurul Asna yang senantiasa memberibantuan dan dorongan selama menyusun skripsi ini.

  5. Keluarga Besar PAI D, dan teman-teman PAI 2012 seperjuangan.

  6. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga tampat saya menuntut ilmu.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  Sholawat serta salam tetap tercurahkan semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislamaan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat kelak.

  Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik- baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. penulis banyak hambatan yang mengandung dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI 4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyususnan skripsi ini.

  

Abstrak:

  Nikmah, Ulfatun. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Syaikh Musthafa Al-

  Ghalayaini dalam Kitab „Idhot An-Nasyiin, Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si.

  Kata kunci: Konsep, Pendidikan Akhlak, Kitab „Idhotu An-Nasyiin.

  Pendidikan merupkan pengaruh, bantuan atau tututan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Akhlak menurut SyaikhMusthafa al-Ghalayaini dalam kitab „Idhotu An-Nasyiin dan Relevansi pemikiran Syaikh Musthafa al- Ghalayaini terhadap pendidikan islam di Indonesia.

  Skripsi ini menggunakan metode Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan diperpustakaan yang obyek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal, Koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya. Penulis fokuskan penelitian ini pada pendidikan Islam di Indonesia. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penulisan ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Karena obyekdalam penelitian adalah buku- buku, maka penulis menelaah dan mengkaji buku-buku yang dipilih sebagai bahan penelitian. Setelah data terkumpul, maka dilakukan penelaahan secara sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data atau informasi untuk bahan penelitian. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Content Analisis, Metode Analisa Historis dan Metode Analisa Deskriptif, yang menunjukkan bahwa:

  Pendidikan menurut Musthafa al-Ghalayaini dalam kitab

  „Idotun Nasyiin

  merupakan usaha menanamkan akhlak terpuji dalam jiwa anak-anak, Akhlak yang sudah tertanam itu harus disirami dengan bimbingan dan nasehat, sehingga menjadi watak atau sifat yang melekat dalam jiwa. Konsep yang dibangun dari pendidikan Syaikh Musthafa al-Ghlayaini dalam kitab

  „Idhotun Nasyiin, dapatd ilihat dari

  beberapa kriteri asifat-sifat yang harus dimiliki oleh anak didik, yaitu berani maju kedepan, mempunyai sifat dermawan, mempunyai rasa kesabaran, keikhlasan dan kemuliaan jiwa. Pendidikan Islam dalam

  kitab „Idotun nasyiin dengan konteks

  pendidikan di Indonesia masa sekarang memiliki adanya persamaan penggunaan dan kebutuhan dengan berbagai pernyataan yang rasional baik tentang materi pendidikan, metode pendidikan dan tujuan pendidikan. konsep pendidikan dalam kitab

  „Idhotun

Nasyiin terhadap konsep PAILKEM tidak adarelevansinya karena konsep pendidikan

  Syaikh Musthafa al-Ghalayaini termasuk konsep pembelajaran tradisional yang hanya menerima ceramah dari sang guru tentang ilmu pengetahuan dan informasi.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Sampul ....................................................................................................... i Lembar Berlogo .......................................................................................... ii Judul ........................................................................................................... iii Persetujuan Pembimbing ............................................................................. iv Pengesahan Kelulusan................................................................................. v Pernyataan Keaslian Tulisan ....................................................................... vi Motto .......................................................................................................... vii Persembahan ............................................................................................... viii Kata Pengantar ............................................................................................ ix Abstrak ....................................................................................................... xi Daftar Isi ..................................................................................................... xii Daftar Lampiran.......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................

  7 D. Kegunaan Penelitian .................................................................

  7 E. Penegasan Istilah.......................................................................

  8 F. Metode Penelitian ..................................................................... 12

  G. Sistematika Penulisan skripsi .................................................... 14

  BAB II BIOGRAFI SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI A.Biografi Syaikh Musthafa al-Ghalayaini ...................................... 16 B.Latar Belakang Penulisan Kitab „Idhotun Nasyiin ......................... 21

  C. Sistematika Penulisan Kitab

  „Idhotun Nasyiin .............................. 23

  D. Karya-karya Syaikh Musthafa al-Ghalayaini …………………….. 24

  E. Corak Umum Pendidikan menurut Syaikh Musthafa al-Ghalayaini …………………………………………………….. 25

  F. Karakteristik Pemikiran Syaikh Musthafa al-Ghalayaini ………… 28

  G. Sinopsis kitab

  „Idotun Nasyiin………………………………………….30

  BAB III KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MUSTHAFA AL- GHALAYAINI A. Pendidikan Secara Umum ........................................................... 33 B. Pendidikan Menurut Syaikh Msthafa al-Ghalayaini ..................... 44 BAB IV RELEVANSI PEMIKIRAN SYAIKH MUSTHAFA AL- GHALAYAINI TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Analisis Nilai-nilai Pendidikan .................................................. 58 B. Relevansi Pendidikan Islam dalam Kitab„Idhotun Nasyiin ......... 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 78 B. Saran ........................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  Biografi Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi. Lampiran

  2 Nilai SKK Mahasiswa

Lampiran 3 Surat pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi.

  Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era kehidupan umat manusia saat ini, masyarakat banyak yang pasrah

  pada pendidikan anak-anaknya di sekolah, padahal saat ini banyak diidentifikasikan adanya krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor moralitas dan keterampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja, maka umat Islam Indonesia perlu berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam menerapkan yang mampu mengintegrasikan antara iman, ilmu dan tegnologi modern, bagaimana agar supaya iman dan taqwa anak didik menjadi daya pengendali kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus menjadi daya tangkal terhadap dampak-dampak negatif kemajuannya, bukan sebaliknya ilmu pengetahuan dan teknologi berdaya mengendalikan iman dan ketaqwaan anak didik atau manusia (Arifin,1991: 81).

  Konsep Islam tentang hakikat manusia secara mendasar telah diajarkan oleh Allah SWT dalam Al- qur‟an yang dikembangkan lebih lanjut oleh Nabi

  Muhammad SAW dalam sunnahnya. Manusia diciptakan oleh Allah selain menjadi hambanya-Nya juga menjadi penguasa (khalifah) di atas bumi. Selaku hamba dan khalifah, manusia diberi kelengkapan kemampuan jasmani (biologis) dan rohaniah (psikologis) yang dapat ditumbuh kembangkan seoptimal mungkin, melaksanakan tugas kehidupan di dunia (Arifin, 1991: 156). Untuk itu diperlukan adanya tuntunan atau bimbingan yang mengarah terlaksananya amanat dan tanggung jawab tersebut yaitu dengan adanya pendidikan.

  Pendidikan bukan hanya berarti pewarisan nilai-nilai budaya berupa kecerdasan dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda, tetapi juga berarti pengembangan potensi-potensi inividu untuk kegunaan individu itu sendiri dan selanjutnya untuk kebahagiaan masyarakat. Sebab penemuan- penemuan ilmiah dan ciptaan-ciptaan baru dalam tegnologi bermula dari ndividu. Tanpa ndividu yang kreatif, masyarakat tidak ubahnya seperti beras dalam karung, banyak tetapi tidak bisa berbuat apa-apa (Langgulung, 1986: 261)

  Permasalahan pendidikan merupaan permasalahan yang tidak pernah tuntas untuk dibicarakan, karena ia menyangkut persoalan manusia dalam rangka memberi makna dan arah moral eksistensi fitrahnya, dan di dalam Islam permasalahan pendidikan ini sudah dibicarakan semenjak hadirnya Islam itu sendiri. Isyarat ini dapat dilihat melalui pernyataan Rasulullah SAW:

  : َلاَق َةَزْيَزُه ْيِبَأ ْنَع ُبُلْطَي اًقْيِزَط ُكُلْظَي ٍلُجَر ْنِماَم ملطو هيلع الله ىلؿ الله ُلْوُطَر َلاَق .

  ُهُ َظَ ِهِب ْ ِزْظُي ْمَ اُهُلَ َع ِهِب َ َطْبأ ْنَمَو اِ هَّ َ ْ َ ْيِزَط ِهِب ُهَ ُالله َلهَّ َط َ ِ ااً ْلِع ِهْيِ

  Shahih Sunan Abu Daud,2006:655

  ( ) Dari Abu Hurairah, Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah orang yang meniti jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, sedangkan orang yang memperlambat dalam mengamalkannya maka tidak akan cepat mendapatkan nasabnya (keberuntungan)

  .” (Shahih:Muslim) (Shahih Sunan Abu Daud,2006:655) Dalam Al-

  Qur‟an, isyarat akan kemuliaan dan keutamaan ilmu yang didapat dari proses pendidikan banyak diungkap di dalamnya. Satu di antaranya, Allah akan mengangkat derajat seseorang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan umat manusia. Upaya pendidikan senantiasa mengantar dan membimbing perubahan perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia. Menurut John C. Bock dalam bukunya Jindar Wahyudi menyataan bahwa pendidikan juga dipandang sebagai agen tunggal yang paling penting bukan hanya untuk melatih generasi muda akan peranan- peranan orang dewasa yang mapan, tetapi lebih penting lagi untuk mensosialisasikan kompetesi-kompetensi baru kepada mereka yang dituntut oleh kebutuhan-kebutuhan peranan yang timbul dari masyarakat yang berubah (Wahyudi, 2006: 5).

  Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai berilmu pengetahuan yang luas, berjiwa demokratis serta berakhlaqul karimah. Sedangkan pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20, 2003: 72)

  Syaikh Musthafa Alghalayaini mengatakan, bahwa pengertian Tarbiyah atau pendidikan ialah menanamkan akhlak yang utama, budi pekerti yang luhur serta didikan yang mulia dalam jiwa anak-anak, sejak kecil sampai ia menjadi orang yang kuasa untuk hidup dengan kemampuan usaha dan tenaganya sendiri. Semuanya itu tidak cukup ditanamkan saja, tetapi bagaikan benih yang ditancapkan di dalam bumi, perlu sekali diberi siraman dengan air, sedangkan menanamkan sesuatu dalam jiwa anak-anak yang berupa akhlak dan budi pekerti itu, bahan penyiramnya ialah memberikan petunjuk yang benar dan nasihat yang berguna, sehingga didikan-didikan yang mereka terima itu tidak hanya mengembang, semacam gabus di atas air, tetapi betul- betul menjadi malakah yakni hal-hal yang meresap kalbu dan jiwa secara mendalam sekali. Manakala sudah menjadi malakah, maka buahnyapun akan tampak di luar, yaitu berupa amal perbutan yang utama, kebaikan,

  Pendidikan adalah hal yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Bila dalam suatu negara terdapat pendidikan yag berkualitas, maka tentu akan berpengaruh terhadap produk generasi bangsa yang berkualitas pula. Untuk itu bila suatu bangsa ingin maju, tingkatkanlah terlebih dahulu kualitas para generasi bangsa dengan cara meningkatkan mutu pendidikan, terutama konteks pendidikan yang dialami oleh bangsa Indonesia dewasa ini, yaitu permasalahan yang tidak pernah putus karena menyangkut persoalan manusia dalam rangka memberi makna dan moral. Ada banyak hal yang harus dibenahi menyangkut persoalan yang datang dari luar dunia pendidikan mulai dari masalah birokrasi pendidikan yang masih tumpang tindih. Simpang siur dan tidak terkoordinasi dengan baik sampai dengan masalah internal pendidikan itu sendiri. Yakni mengenai konsep pendidikan yang tepat dan akurat bagi kondisi bangsa.

  Rendahnya tingkat intelektualitas dan kepribadian pada akhirnya melahirkan banyak output pendidikan yang sudah tidak mampu membedakan mana perilaku yang benar dan mana perilaku yang salah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya dunia pendidikan di Indonesia ini sedang mengalami sakit yang sudah akut. Munculnya banyak sekali tindakan asusila dan kriminalitas yang dilakukan oleh para pelajar, seperti banyaknya anak didik yang terlibat tawuran antar pelajar konsumsi miras serta obat-obatan terlarang. tawuran antar Sekolah yaitu SMKN 4 Tangerang dengan SMK PGRI 2. tawuran yang terjadi di kawasan taman potret dan menggunakan senjata tajam ini berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian. Kasus lain juga terjadi pada siswa di SMP3 Sungguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan, pada hari Rabu tanggal 06 April 2016 dini hari, tiga siswa ditagkap oleh petugas Somba Opu diduga membakar sekolah karena kesal sering tertangkap tangan merokok diarea sekolah. Terjadi juga pada tiga bocah berusia 13 tahun di Polewali Mandar, Sulawesi barat, nekat membobol rumah kosong yang ditinggal pemiliknya liburan tahun baru. Terjadi pada hari Jumat 0I Januari 2016, tertangkap setelah warga memergokinya, kemudian warga melapor pada petugas kepolisian dan membawanya ke Polres Polewali Mandar (SindoNews.com). Demikian itu adalah bukti bahwa output pendidikan yang diharapkan dari dunia pendidikan itu sendiri pada saat ini telah mencapai titik yang sangat menghawatirkan.

  Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa tidak sedikit permasalahan- permasalahan yang muncul pada pendidikan, terutama pada pendidikan masa kini yang semakin banyak menuai permasalahan dan kurang antisipasi obyek permasalahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengambil judul tentang KONSEP PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH MUSTHAFA ALGHALAYAINI DALAM KITAB

  

‘IDHOTUN NASYIIN. Semoga mampu memberikan kesegaran dalam

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana konsep pendidikan menurut Syaikh Musthafa Alghalayaini dalam kitab

  ‘Idhotun Nasyiin ? 2.

  Bagaimana relevansi pemikiran Syaikh Musthafa al-Ghalayaini terhadap pendidikan islam di Indonesia

  C. Tujuan Penulisan 1.

  Mengetahui konsep pendidikan menurut syaikh Musthafa al-Ghalayaini dalam kitab

  Idhotun Nasyiin.

  2. Mengetahui relevansi pemikiran Syaikh Musthafa al-Ghalayaini terhadap pendidikan islam di Indonesia ?

  D. Kegunaan Penulisan

  Kegunaan dari penulisan ini dapat dikemukakan menjadi dua bagian, yaitu

  1. Kegunaan Teoritis Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, berupa pengetahuan tentang konsep pendidikan yang terkandung dalam kitab

  ‘Idhotun Nasyiin karya Syaikh Musthafa Alghalayaini serta dapat menambah wawasan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan islam.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi Penulis b.

  Bagi Lembaga pendidikan

  1) Memberikan informasi kepada praktisi pendidikan tentang konsep

  pendidikan menurut Syaikh Musthafa Alghalayaini dalam kitab

  ‘Idhotun Nasyiin

  2) Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di

  Indonesia terutama pendidikan islam (madrasah diniyah, pondok pesantren) sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.

  c.

  Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah kebaikan mengenai nilai pendidikan yeng terdapat dalam kitab ‘Idhotun Nasyiin sehingga mengetahui betapa pentingnya pendidikan dalam sehari-hari dan sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama pendidikan islam

E. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas judul di atas serta menghindari kesalahan dalam memahami istilah, maka perlu kiranya penulis jelaskan istilah-istilah dalam judul skripsi ini sebagai berikut :

  1. Konsep konsep adalah rancangan, ide atau pemikiran yang diabstrakkan dari peristiwa peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). Konsep adalah

  2. Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 2007 :204). Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. (Jumali, 2004: 163).

  Jadi, pendidikan merupakan ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan perkembangan manusia sampai kepada titik maksimal yang dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

  Unsur-unsur pendidikan terdiri dari, tujuan, pendidik, anak didik, lembaga, kurikulum, metode, media dan evaluasi.

  a.

  Tujuan Tujuan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepaa

  Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Suwarno, 2006 : 32).

  b.

  Pendidik Pendidik adalah semua orang yang dapat membantu merubah kepribadian orang lain menuju kearah kedewasaan. Bukan hanya guru dan orang tua saja, tetapi semua orang yang membantu dalam perkembangan kepribadian dan mengarahkan pada tujuan pendidikan disebut juga pendidik.

  c.

  Anak didik Anak didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik dari segi fisik maupun dari segi mental psikologis (Jumali, 2004: 35).

  d.

  Lembaga Lembaga merupakan wadah untuk menumpang semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Lembaga dapat diartikan juga sebagai badan (organisasi) yang bermaksud melakukan sesuatu menyelidikan ilmuan atau melakukan suatu usaha (KBBI, 2007: 655) e.

  Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu

  “Curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, pada waktu itu, pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah (Susilo,2007:77). Dengan kata lain kurikulum yaitu seperangkat perencanaan yang bahan pembelajaran dimana setiap siswa harus menempuhnya agar mencapai tujuan pendidikan yang diinginkannya. f.

  Metode Metode yaitu cara kerja yang teratur dan terpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik, serta sebagai salah satu sarana yang amat penting untuk mencapai tujuan pendidikan (Aziz, 2003: 79).

  g.

  Media Media merupakan alat atau sarana komunikasi sebagai perantara, seperti, Koran, majalah, radio, televisi, spanduk dll (KBBI, 2007: 726).

  Jadi media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

  h.

  Evaluasi Evaluasi adalah pengumpulan informasi untuk membantu mengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan mengambil keputusan (Hasan, 2008: 33). Jadi evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria atau tindakan dalam pembelajaran.

  3.

   ‘Idhotun Nasyiin ‘Idhotun Nasyiin adalah salah satu karangan Syaikh Musthafa al-

  Ghalayaini berbahasa arab, kitab ini dari segi isinya menggunakan metode mau ‟izah atau pemberian nasihat yang disajikan untuk seorang hamba dapat membawa kearah kebaikan dan menjadi seorang berbudi pekerti santun dan berjiwa lembut khususnya pada generasi muda.

  4. Syaikh Musthafa al-Ghalayaini Adalah Musthafa bin Muhammad Salim Al-Ghalayaini beliau dilahirkan di Beirut, Libanon pada tahun 1303 H/1886 M. Beliau adalah seorang sastrawan Arab, penyair, orator, alih bahasa, politikus, dan jurnalis. Beliau wafat pada usianya yang ke 59 yaitu pada tanggal 17 Februari tahun 1364/1944 M di Beirut ibukota Libanon.

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan

  (library research) artinya sebuah studi dengan mengkaji buku-buku, naskah-naskah, atau majalah-majalah yang bersumber dari kepustakan yang relevan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Semua sumber berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan dokumenter literatur lainnya. (Hadi, 1980: 3).

  Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

  research ), maka penulis dalam mengkaji konsep pemikiran pendidikan

  Musthafa al-Ghalayaini dengan bantuan buku yang penulis ambil dari tulisan beliau dan juga tulisan orang lain yang menceritakan tentang kehidupan maupun pemikiran Musthafa al-Ghalayaini

  Adapun referensi yang menjadi sumber primer adalah kitab ‘Idhotun Nasyiin karya syaikh Musthafa al-Ghalayaini.

  b.

  Sumber data sekunder Kemudian yang menjadi sumber data sekunder adalah terjemah kitab

  ‘Idhotun Nasyiin, internet, buku-buku tentang pendidikan, dan

  buku-buku lainnya yang ada relevansinya dengan obyek pembehasan penulis.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penulisan ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 2010: 202). Kemudian mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer yaitu kitab

  ‘Idhotun Nasyiin dan

  sumber data sekunder yaitu terjemahan kitab

  ‘Idhotun Nasyiin dan buku- buku yang relevan lainnya.

  Setelah data terkumpul, maka dilakukan penelaahan secara sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data atau informasi sebagai bahan penulisan.

  4. Teknik Analisis Data Teknik analisa data data yang digunakan penulis dalam penyusunan sekripsi yaitu: naskah sehingga memperoleh makna dan nuansa uraian yang yang disajikan secara khas (Bekker. Zubair, 1990: 74).

  b.

  Metode Analisa Historis, dengan metode ini penulis bermaksud untuk menggambarkan sejarah biografis Syaikh Musthafa al-Ghalayaini yang meliputi riwayat hidup, pendidikan, karir politik, serta karya-karyanya (Bekker. Zubair, 1990: 70).

  c.

  Metode Analisa Deskriptif, yaitu metode yang menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat (Sudarto, 1997: 100).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dibagian ini akan menjealaskan susunan secara keseluruhan dari penulisan, penulisan ini yang berkaitan dengan pemikiran atau kosep pendidikan menurut Syaikh Musthofa al-Ghalayaini dalam kitabnya

  ‘Idhotun Nasyiin. Sistematika penulisannya sebagai berikut :

  BAB I : Pendahuluan Pendahuluan ini merupakan garis besar penyusunan penulisan ini. Dalam hal ini akan dibahas sebagai berikut: Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, Metode Penulisan, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan sebagai gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

  Pada bab ini membahas tentang riwayat hidup, latar belakang penulis kitab, sistematika penulisan kitab, serta karya-karya syaikh Musthafa al-Ghalayaini.

  BAB III : Deskripsi pendidikan menurut Syaikh Musthafa al- Ghalayaini Pada bab ini menjelaskan tentang pengartian pendidikan, metode pendidikan, tujuan pendidikan dan konsep pendidikan menurut Syaikh Musthafa al-Ghalayaini.

  BAB IV : Pembahasan Membahas tentang relevansi pemikiran Syaikh Musthafa al-Ghalayaini terhadap pendidikan Islam di Indonesia. BAB V : Penutup Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB II BIOGRAFI SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI A. Biografi Syaikh Musthafa al-Ghalayaini Nama lengkapnya adalah Musthafa bin Muhammad Salim al- Ghalayaini. Dalam kitab Mu’jam al-Muallafin Tarajum Mushanafi al- Kutub al-Arabiyyah yang ditulis oleh Umar Ridha Kahalah. Ia

  mengungkapkan bahwa Musthafa al-Ghalayaini dilahirkan pada tahun 1303 Hijriyah atau bertepatan pada tahun 1808 Masehi. Walaupun demikian, dengan dikaruniai umur sekitar 59 tahun ternyata telah banyak sekali predikat atau gelar yang beliau sandang diantaranya selain dikenal sebagai ulama yang berpandangan modern dan berkaliber internasional beliau adalah seorang sastrawan, penulis, penyair, urator, linguis, politikus, kolomnis maupun wartawan (Kahalah,1993:881).

  Al- Ghalayini lahir di kota Beirut Al Uthmania ibu kota negara Libanon. Pada masa itu (abad 18 - 19) sedang terjadi banyak pergerakan keilmuan berupa pesantren, sekolahan, sekolaah tinggi baik memperlajari keilmuan umum, kemasyarakatan, kesastraan, ataupun jurnalistik, serta banyaknya karangan-karangan ilmiah dalam berbagai cabang keilmuan. Pada masa itu juga sedang terjadi kebangkitan politik yang bertujuan untuk memperbaiki kekacauan-kekacauan yang ditimbulkan oleh pemerintahahn Uthmaniah.

  Syaikh Al Ghalayini mendapatkan pendidikan pertamanya melalui halaqah-halaqah yang dibuka oleh para ulama di Jami Al Umry di Beirut Beliau belajar kepada syaikh Muhyiddin Al Khayyath, syaikh Abdul Bashith Al Fakhury, dan syaikh Shalih Al Rifa'i Al Tharabalsy. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah ditanah kelahirannya, beliau kemudian melanjutkan perguruan tingginya di Mesir, tepatnya di Universitas Al-Azhar Al-Syarif, disana beliau berguru kepada orang yang di dunia islam dikenal sebagai pembaru pemikiran islam, yaitu Muhammad Abduh. Serta banyak ulama lain yang ahli dalam bahasa Arab dan ilmu syariat. ( http://

  

ngalap berkahti yang soleh. blogspot.co.id /2014/01/ syekh-mustafa-al-

ghalayini.html . pada hari senin tanggal 19 Desember 2016 jam 14.00).

  Pengaruh pemikiran Muhammad Abduh terhadap Syaikh Musthafa al- Ghalayaini dalam kitab

  ‘Idhotun Nasyiin terlihat gaya penulisan dalam isi

  kitab ini. Kontribusi pembaharuan pemikiran Muhammad Abduh yang bersifat rasional sangat tampak dalam kitab ini. Hal tersebut sangat tampak dalam pembahasan tentang pembaharuan, kemerdekaan, rakyat dan pemerintah, yang menekankan pada kebebasan berpikir, berpendapat, dan bernegara. Pemikiran Muhammad abduh yang juga sangat jelas mempengaruhi pemikiran Syaikh Musthafa al-Ghalayaini dalam hal ini dijelaskan pentingnya seseorang memiliki sifat tawaqal. Dalam konteks ini, Muhammad Abduh menyatakan bahwa terdapat dua ketentuan yang sangat

2. Kekuasaan Allah adalah tempat kembali semua yang terjadi (Sucipto,

  2003: 152 Disamping itu Muhammad Abduh juga mempengaruhi pemikiran

  Syaikh Musthafa Al-Ghalayaini dalam hal gagasan dan gerakan pembaharuannya yang modernis. Muhammad Abduh adalah seorang reformis yang toleran, liberal dan kaya akan gagasan modern. Tapi di satu sisi, Muhammad Abduh dilihat sebagai seorang alim, Mujtahid, dan penganjur doktrin orisinalitas Islam (Sucipto,2003: 153).

  Kemudian setelah menamatkan pendidikan di Universitas al-Azhar Kairo kemudian Al Ghalayini kembali ke Beirut dan menetap ke Jami Al Umry, tiada lain untuk mengamalkan seluruh ilmu yang telah didapat di Kairo. setelah beliau menerbitkan kumpulan tulisannya yang berjudul 'Al

  

Ahram Al Mishriyyah' (Piramid-Piramid Mesir) yang berisi gagasan-

gagasannya tentang perbaikan sistem pengajaran di Al Azhar Al Syarif.

  Setelah itu, beliau bergabung dengan perkumpulan pengajar di Universitas Uthmaniyyah ( http:// ngalap berkah tiyang soleh. blogspot.co.id/ 2014/01/

  

syekh- mustafa -al-ghalayini .html .pada hari senin tanggal 19 Desember 2016

jam 14.00).

  Selain aktif mengajar beliau juga sangat berminat menggeluti dunia penerbitan. Pada tahun 1902 M beliau menerbitkan majalah Nibrasy di Beirut dan berpartisipasi aktif dalam dunia perpartaian, yakni dengan diri dari keterlibatannya di partai tersebut dan bergabung dengan Hizb al-

  

I‟tilaf (Partai Koalisi). Sama seperti di partai sebelumnya, atas ketidak

  sepahaman pendapat dengan golongan elit terpelajar yang bergabung dengan partai itu, beliau lagi-lagi mengulangi keputusannya untuk menarik diri.

  Menurutnya kejelekan mereka adalah terlalu mengabdikan diri kepada pemimpin keagamaan tradisional yang cenderung sektarian dan non-egaliter.

  Partai-partai politik yang ada juga tidak dapat diterimanya karna mereka cenderung akomodatif hanya terhadap salah satu kelompok saja dan tidak aspiratif serta mau berjuang dan membela masyarakat umum. Hal ini lah yang mendorong Syaikh Musthafa al-Ghalayaini beserta para intelektual lainnya dengan gagasan, visi dan misi yang sama terketuk untuk membentuk partai baru yang disebut dengan Hizb al-Ishlah (Partai Reformasi). Maka sesuai namanya maka partai ini lebih beriontasi kepada perjalanan Islam yang bernuansa reformasi dan modernis serta membela hak-hak yang tertindas dan mewujudkan masyarakat umum (Kahalah,1993: 881).

  Setelah sekian lama berkecimpung dalam dunia politik, kemudia beliau diangkat menjadi ahli pidato untuk mendampingi pasukan ustmani IV pada perang dunia pertama. Beliau juga menyertainya dalam perjalanan dari Damaskus menyebarangi gurun menuju zues dari arah Isma‟iliyah dan ikut hadir di medan perang walaupun kemudian mengalami kekalahan.

  Beberapa peristiwa yang melingkupi perjalanan karir beliau, baik yang mengbdikan diri kepada dunia pendidikan, beliau lagi-lagi ke Beirut dan aktif sebagai tenaga pengajar. Di sela-sela kesibukannya sebagai tenaga edukatif, beliau mendapatkan kepercayaan dari pemerintah yang waktu itu negara berada di bawah pemerintahan raja Faisal untuk mengunjungi kota Damaskus, dan disana beliau diangkat sebagai pegawai di kantor administrasi keamanan publik sekaligus juga sebagai tenaga sukarela pada tentara arab.

  Al Ghalayini adalah seorang khatib yang banyak memberikan motivasi untuk melawan kekacauan yang bergejolak pada masa kepemimpinan raja Abdul Hamid, karena pengaruh dua gurunya, syaikh Muhammad Abduh dan syaikh Jamaluddin al Afghany. Pada tahun 1910 M beliau kemudian pergi ke Yordania karna Banyak pangkat yang al Ghalayaini peroleh kemudian dipilih sebagai anggota dewan militer dibawah kepemimpinan Abdullah. Abdullah pun menyerahkan pendidikan anaknya, Thalal dan Naif, kepada al Ghalayaini dengan mengajarkan mereka bahasa dan sastra Arab. Dalam waktu yang tidak lama, akhirnya al Ghalayini kembali ke Beirut. Tetapi sesampai di Beirut bukan malah mendapatkan suatu penyambutan yang meriah, melainkan suatu penahanan yang dilakukan oleh otoritas Prancis yang sudah lama berada di tanah Beirut dan kemudian beliau diasingkan ke Negara Palestina dan selanjutnya di Haifa ( http://ngalapberkah tiyangsoleh.

  

blogspot.co.id /2014/01/ syekh-mustafa-al-ghalayini.html . pada hari senin

tanggal 19 Desember 2016 jam 14.00).

  Beliau ternyata masih mendapat kepercayaan dari rakyat untuk memangku beberapa jabatan kemudian al Ghalayaini terpilih sebagai ketua Majlis Islam, hakim Syari‟ah serta penasehat pada Mahkamah Banding Syari‟ah Sunni sekaligus terpilih sebagai anggota dewan keilmuan damaskus (Kahalah,1993: 881).

  Beliau diangkat dan diberi kehormatan tersebut pada suatu perayaan yang meriah di Sekolah Tinggi Abbasiyyah, dengan dihadiri banyak ulama dari Beirut, Damaskus, Yerussalem, Baghdad, dan Mosul, yang bertempat di Haziran pada tahun 1932 M, dan pada saat itu umur al Ghalayaini 47 tahun.

  Setelah itu al Ghalayini diminta untuk menduduki kursi kehakiman di Beirut selama beberapa tahun, kemudian menjadi penasihat tinggi kehakiman di Beirut. Dan inilah pangkat terakhir yang beliau peroleh.

  Setelah banyak memberikan perannya dalam berbagai bidang, aktifitas al Ghalayaini terhenti. Beliau terjangkit sebuah penyakit yang akhirnya menghentikan hidupnya. Al Ghalayini wafat pada tanggal 17 Februari 1945 M, tepat diusianya yang ke-59 tahun. Dan dimakamkan di Jabanah Al Basyurah, Beirut ( http://ngalapberkah tiyangsoleh. blogspot.co.id /2014/01/

  syekh-mustafa-al-ghalayini.html . pada hari senin tanggal 19 Desember 2016 jam 14.00).

B. Latar Belakang penulisan kitab ‘Idhotun Nasyiin

  Syaikh Musthafa al-Ghalayaini adalah orang alim dan juga tawadhu‟ oleh Allah dan Rasul-Nya menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran . Sebagaimana firman Allah sebagai berikut :

                 

  Artinya :

  “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali-

  Imran :104).

  Setelah mengetahui bahwa Allah SWT menyeru manusia utuk berbuat kebajikan lantas beliau berusaha untuk mengamalkan atas apa yang diketahuinya. Salah satu bentuk amalan beliau adalah menyusun kitab „Idhotun Nasyiin ini yang isinya terdapat nasehat-nasehat bagi manusia khususnya kaum Remaja yang nantinya akan menjadi penerus bangsa berlandaskan dalil Al- qur‟an dan Hadist.

  Kitab

  ‘Idhotun Nasyiin yang ditulis oleh Syaikh Musthafa al-

  Ghalayaini dilatarbelakangi ketika karangan-karangan al-Ghalayaini dimuat dalam majalah yag dipimpinnya sendiri, yaitu bernama al-Mufid yang artinya pemberi faedah (Nasehat untuk generasi muda) di bawah asuhan Abu Fayyad. Setiap karangan beliau yang tercantum dalam majalah berupa kumpulan judul yag berisikan budi pekerti atau akhlak, baik akhlak karimah atau akhlak budi pekerti yang luhur ataupun akhlah daniyah. maka artikel tersebut mereka mengusulkan agar artikel yang sudah pernah termuat itu dibukukan dan diedarkan dalam masyarakat luas, khususnya bagi kaum generasi belakangan yang belum sempat menikmatinya dari surat kabar tersebut (Al- Ghalayaini,t.t: 1V-V).

  Setelah al-Ghalayaini memahami keinginan mereka kemudian beliau bertekad untuk mengedarkan nasehat-nasehat tersebut kepada seluruh kaum remaja dan pemuda harapan bangsa. Semoga nasehat-nasehat tersebut dapat digunakan sebagai penyuluh dan penerangan serta sbagai petunjuk dan pedoman hidup (Al-Ghalayaini, t.t: V1).

  Melalui kitab ini Syaikh Musthafa al-Ghalayini seorang tokoh ulama modern memberikan nasihat dan petunjuk yang berguna bagi kaum remaja dan pemuda harapan bangsa sebagai penyuluh dan penerangan serta pedoman hidup untuk mencapai akhlak yang luhur.

C. Sistematika Penulisan Kitab ‘Idhotun Nasyiin

  Kitab

  ‘Idzotun Nasyiin karya Syaikh Musthafa al-Ghalayaini memiliki

  sistematika hampir sama dengan kitab lainnya, dengan halaman pertama judul, latar belakang, muqaddimah dan yang terakhir yaitu pembahasan.

  Lebih simpelnya, sistematika penulisan kitab

  ‘Idzotun Nasyiin dapat

  dibagi menjadi empat bagian, yaitu : 1.

  Halaman judul Halaman pertama yaitu judul yang diikuti dengan nama

  Latar belakang penulisan kitab

  ‘Idhotun Nasyiin dengan bahasa

  halus dan penulisannya didahului dengan bacaan basmalah, biografi penulis serta diikuti dengan penjelasan tentang permulaan penulisan kitab

  ‘Idhotun Nasyiin.

  3. Muqaddimah.

  Berikutnya yaitu Muqaddimah yang isinya berupa anjuran pengamalan kitab kepada kaum remaja dan juga pentunjuk terahir serta mungulas sedikit tentang materi yang ada di dalam kitab

  ‘Idhotun Nasyiin.

  4. Isi atau kandungan kitab, yang diakhiri dengan do‟a.

  Selanjutnya yaitu tentang pembahasan materi yang berhubungan dengan kemasyarakatan, sosial budaya dan budi pekerti luhur yang diakhiri dengan do

  ‟a. Penulisannya ditandai dengan bab-bab tertentu yang sesuai dengan pembahasan masalah dan diawali menggunakan sub judul yang bersangkutan.

D. Karya-karyanya

  Menurut Heri Sucipto Syaikh Musthafa al-Ghalayaini menulis beberapa karya ilmiah dalam berbagai kajian keilmuan diantara karya- karyanya ialah :

  a) „Idhotun Nasyiin.

  Kitab ini berupa nasehat-nasehat atau arahan-arahan bagi kaum b) Lubib al-Khiyar fi Sirah al-Nabi al-Mukhtar.

  Kitab ini membahas tentang sejarah kehidupan perjalanan nabi Muhammad SAW.

  c) Jami‟ al-Durus al-„Arabiyah.

  Kitab ini membahas berbagai macam permasalahan terkait tata Bahasa Arab yang diuraikan secara lengkap dan sistematis sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan.

  d) Al-Tsuroyya al-Madhiyah fi al-Dhurus al-„Arudhiyah.

  Kitab ini membahas tentang kaidah-kaidah dalam mengubah syair.

  e) Uraij al-Zahr.

Dokumen yang terkait

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF MENURUT SYAIKH ABDULLAH BIN HUSAIN BA’ALAWI (TELAAH KITAB SULLAM TAUFIQ) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

1 2 130

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (ANALISIS KITAB I’DHOTUN NASYIIN KARANGAN SYEIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 4 123

KONSEP HATI PERSPEKTIF AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA’ ULUMUDDIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 111

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 107

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP PENDIDIKAN KEIMANAN BAGI ANAK MENURUT MOHAMMAD FAUZIL ADHIM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALIM KARYA AL-ZARNUJI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 104