Pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh Fans Club Alicious di Kota Surabaya.

(1)

SARIMI OLEH FANS CLUB ALICIOUS DI KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

Tazqirotul Mualifah NIM. B76213091

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii ABSTRAK

Tazqirotul Mualifah, B76213091, 2017. Pengaruh Iklan Televisi Sarimi Versi Aliando Syarief Terhadap Keputusan Membeli Produk Oleh Fans Club Alicious Di Kota Surabaya.

Kata Kunci : Iklan, Komunikasi Pemasaran, Keputusan Pembelian

Ada dua persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) Apakah ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya, (2) Seberapa besar pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah pendekatan survei untuk mengukur data-data pada keputusan membeli produk fans club Alicious Di kota Surabaya, dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.

Dari hasil penelitian ini ditemukan (1) Tidak ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya. Dengan melihat hasil dari rhitung < rtabel = 1,528<2,069.

(2) Tingkat pengaruh yang dihasilkan melalui perhitungan koefisien determinasi menggunakan analisis regresi linier sederhana adalah sebesar 10,2%. Selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut disesuaikan dengan melihat tabel interprestasi nilai r sebesar 0,320, maka hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya bernilai rendah, karena berada pada interval (0,200 – 0,399).

Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan keputusan membeli yang disebabkan oleh brand ambassador hendaknya melihat faktor-faktor yang mempengaruhi dan variabel mana yang cocok untuk diteliti dan kemudian penggalian data secara mendalam untuk data yang lebih konkrit dan akurat.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Kerangka Teori dan Hipotesis ... 12

H. Metode Penelitian ... 14

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 14

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 15


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

4. Variabel dan Indikator Penelitian ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 20

H. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II : KAJIAN TEORI ... 24

A.Kajian Pustaka ... 24

1. Periklanan ... 24

a) Pengertian Iklan ... 24

b) Tujuan Iklan ... 28

c) Fungsi Iklan ... 28

d) Jenis-jenis Iklan ... 31

e) Iklan Media Televisi ... 31

f) Penggunaan Selebriti dalam Iklan ... 32

2. Pemasaran ... 35

a) Pengertian Pemasaran ... 35

b) Bauran Pemasaran ... 36

c) Strategi Pemasaran ... 38

3. Komunikasi Pemasaran ... 40

4. Keputusan Pembelian ... 44

a) Pengertian Keputusan Membeli ... 44

b) Proses Keputusan Pembelian ... 45

c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 49


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

5. Fans Club ... 52

B. Kajian Teori ... 53

1. Teori Kredibilitas ... 53

BAB III : HASIL PENELITIAN ... 56

A. Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian ... 56

1. Subyek Penelitian ... 56

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

B. Deskripsi Data Penelitian ... 73

BAB IV : ANALISIS DATA ... 92

A. Pengujian Hipotesis ... 92

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

BAB V : PENUTUP ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112 BIODATA PENULIS


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

Tabel 1.2 Kategori Penilaian Skala Likert ... 19

Tabel 1.3 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 22

Tabel 2.1 Jenis Bauran Promosi ... 43

Tabel 3.1 Daftar Nama Responden ... 56

Tabel 3.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 3.3 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 3.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 60

Tabel 3.5 Identitas Responden Berdasarkan Pernah Melihat Iklan ... 60

Tabel 3.6 Produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ... 63

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 3.8 Data Pendidikan Kota Surabaya ... 72

Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Berdasarkan Usia Sekolah ... 72

Tabel 3.10 Rekapitulasi Data Variabel X ... 90

Tabel 3.11 Rekapitulasi Data Variabel Y ... 91

Tabel 4.1 Tabulasi Data Penelitian ... 93

Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel X ... 95

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Y ... 96

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel X ... 97

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Variabel Y ... 98

Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 99


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

Tabel 4.8 Koefisien R ... 100

Tabel 4.9 Signifikansi ... 101

Tabel 4.10 Persamaan Regresi ... 102


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Teori ... 13 Bagan 2.1 Model Komunikasi Pemasaran ... 41 Bagan 2.2 Tahapan-tahapan Pembelian ... 45


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ... 64

Gambar 3.2 Produk Sarimi ... 66

Gambar 3.2 Take Line Iklan Sarimi Versi Aliando Syarief ... 69

Gambar 3.3 Aliando Syarief sebagai Brand Ambassador Iklan Sarimi ... 70


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia saat ini semakin lama semakin kompleks. Kebutuhan tiap individu dari manusia itu sendiri juga sudah pasti mengalami perbedaan dari tahun ke tahun. Apalagi kebutuhan setiap hari, tiap orang berbeda-beda. Kebutuhan manusia yang dimaksud dapat bermacam-macam, seperti kebutuhan makan, kebutuhan hiburan, dan kebutuhan merawat diri.

Kebutuhan pokok dan utama manusia dari dulu hingga sekarang adalah kebutuhan makan. Apalagi orang Indonesia, jika mereka belum makan saat beraktivitas maka mereka akan merasa ada yang kurang. Seperti halnya, fans club Alicious di Kota Surabaya. Ketika waktu mau berangkat kerja, sekolah, maupun kuliah mereka pasti menyempatkan untuk makan, karena bagi mereka jika belum makan mereka merasa kurang konsentrasi saat beraktivitas.

Sebenarnya, banyak faktor yang menyebabkan kebutuhan manusia mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman. Salah satunya adalah adanya pengaruh yang kuat dari iklan di televisi. Dalam hal ini, iklan dapat membuat manusia yang menontonnya seakan terhipnotis untuk membeli produk yang sedang dilihat. Dengan adanya iklan ini, manusia yang semula tidak membutuhkan produk tersebut menjadi seakan-akan butuh dan pada akhirnya membeli produk tersebut untuk digunakan, sehingga menjadi ketergantungan akan produk yang dilihatnya. Meskipun demikian, jika tidak membeli produk tersebut juga tidak ada masalah dan tidak menimbulkan dampak terhadap kehidupan manusia tersebut.


(15)

Ada banyak iklan yang ditayangkan di televisi salah satunya yaitu produk Sarimi yang merupakan produk mie instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indonesia. Produk mi instan ini sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1990. Produk ini menawarkan berbagai varian rasa seperti yang telah di iklankan di televisi.

Iklan media televisi Sarimi ini mengambil tema “Smart Choice Brand”,

begitulah tema komunikasi yang diangkat Sarimi. Untuk mengkomunikasikan tema tersebut, Main Ad selaku brand agency Sarimi pun membuat iklan televisi dengan menghadirkan artis muda ternama, Aliando Syarief. Iklan Sarimi ini dibuat dengan tampilan yang lebih modern dan menggambarkan aktivitas anak-anak muda saat ini.

Periklanan disini memainkan peranan amat penting dalam pembagian informasi sehingga dapat membantu konsumen untuk membuat keputusan pembelian terhadap suatu produk. Iklan ini sebagai media komunikasi yang efektif untuk mempromosikan suatu produk baik yang sifatnya baru ataupun sudah lama.1 Pada dasarnya semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.

Oleh karena itu agar pesan yang dikomunikasikan melalui iklan dapat berhasil, maka harus ditujukan pada audiens yang tepat, mampu menarik perhatian, dapat dipahami secara relevan dan dapat diterima. Agar komunikasi

1

Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 246


(16)

yang efektif dapat terjadi, pesan seharusnya didesain sesuai kemampuan kognitif target audiens dan mengikuti mode bagaimana iklan bekerja.2

Sekarang ini penampilan suatu produk tidak hanya diperhatikan dari segi kualitas maupun kuantitas, tapi juga dilihat dari siapa yang menyampaikan iklan tersebut. Banyak produk mi instan yang menggunakan brand ambassador

terkenal untuk mempromosikan produknya, seperti halnya produk Sarimi. Penggunaan brand ambassador merupakan strategi kreatif yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan minat beli masyarakat. Menurut Shimp, Brand Ambassador adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan.3 Brand Ambassador biasanya adalah orang-orang yang telah banyak dikenal publik, misalnya penyanyi, aktor, atlet, dan lain sebagainya. Seorang brand ambassador diharapkan menjadi juru bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen, sehingga konsumen mau membeli produk yang diiklankan. Kaum selebriti, khususnya dari kalangan bisnis hiburan atau bidang olahraga merupakan hal yang utama dari periklanan. Hal ini dapat dimengerti karena sebanyak mungkin konsumen mudah mengidentifikasikan diri dengan para bintang ini, seringkali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atau prestasi, kepribadian dan daya tarik fisik mereka.

Mengingat semakin sengitnya produk mi instan di pasaran yang efektif memenangkan persaingan antar produk sejenis. Dengan menghadirkan Aliando Syarief yang memiliki image yang bagus di masyarakat dan karirnya di dunia

2 F. Anita Herawati, Jurnal ISIP “Upaya Melakukan Cognitive Dalam Iklan” (Yogyakarta:

Universitas Atmaya, 2002), hlm. 20.

3


(17)

hiburan pun cukup sukses dan populer, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indonesia berharap agar Aliando Syarief dapat membantu Sarimi dalam menyasar target market tersebut. Karena, Manager marketing Sarimi Indofood kini memiliki strategi baru untuk menangkap dan menarik konsumen yang memiliki kebutuhan beragam, serta untuk meraup pangsa pasar yang besar, yaitu dengan menerapkan strategi pemasaran dengan menggunakan variabel produk, harga, promosi dan distribusi yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Sarimi merupakan salah satu produk mi instan yang dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan makan. Dikalangan fans club Alicious di Kota Surabaya sendiri produk ini sangat familiar. Di mana produk ini mudah di dapat, harga terjangkau dan rasanya bervarian. Selain itu, Hal ini merupakan salah satu pengembangan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indonesia dengan produk Sarimi yang mendesain produk secara inovatif.

Berdasarkan data yang diperoleh, fans club Alicious di Kota Surabaya hampir satu minggu satu kali mereka membeli produk Sarimi baik di toko-toko maupun swalayan untuk memenuhi kebutuhannya. Seorang penggemar pasti ingin mendukung dan mengikuti apa yang dilakukan oleh idolannya. Ketika fans club Alicious di Kota Surabaya mengetahui bahwa Aliando Syarief menjadi brand ambassador produk Sarimi, keinginan mereka untuk membeli produk Sarimi lebih meningkat sedikit daripada sebelum Aliando Syarief menjadi brand ambassadornya, rata-rata mereka dalam satu minggu membeli produk Sarimi sebanyak dua atau tiga kali.


(18)

Sukses tidaknya perusahaan ini akan tergantung pada kemampuan manajemen dalam mengatur strategi yang cocok. Strategi yang dimaksud adalah periklanan, baik di media cetak maupun elektronik. Media elektronik ini salah satu di televisi adalah Media yang dapat diandalkan karena kemampuan media ini dapat mendemonstrasikan produk agar audiens memahami konsep produk.

Kehadiran brand ambassador yang sudah dipilih oleh perusahaan untuk produk Sarimi adalah sebagai ikon untuk mewakili perusahaan dan produk tersebut, karena perusahaan biasanya memilih tokoh-tokoh yang sedang digemari atau menjadi idola masyarakat karena prestasi maupun karena perilaku idola pada masing-masing bidang keahliannya.

Sosok Aliando Syarief yang diidolakan oleh para remaja terutama dalam dunia entertaint sudah tidak asing lagi, karena sudah banyak menciptakan karya-karya yang tidak diragukan lagi. Oleh Karena itu, dengan latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Apakah ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

B.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka fokus penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya?


(19)

2. Seberapa besar pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya?

C.Tujuan Penelitian

Dari fokus penelitian di atas dapat dicapai beberapa tujuan, diantaranya: 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh iklan televisi Sarimi versi

Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

2. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi dan dapat memanfaatkan, baik dalam skala mikro maupun makro, baik dalam aspek teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya dalam bidang iklan, komunikasi visual, media, dan dalam penelitian kuantitatif. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya dan bagi semua pihak. Khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ilmu


(20)

Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak pengiklan dalam mempertimbangkan pemilihan

brand ambassador selanjutnya dalam menjaga serta meningkatkan mutu produk Sarimi.

E.Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk melengkapi refrensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain yang berkaitan dengan fokus penelitian ini, sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 1.1

Hasil Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Budi Surya Permana dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pratiwi Yulia Aditama dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Muhammad Fakhru Rizky NST dari Universitas Muhammadi yah Sumatera Utara dan Hanifa Yasin dari STIE Nusa Bangsa Tano Nazoeaggi dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jenis Karya

Skripsi Skripsi Jurnal Skripsi

Tahun Penelitian

2016 2009 2014 2011

Metode Penelitian Menggunaka n pendekatan kuantitatif, Menggunaka n metode penelitian Menggunaka n metode penelitian Menggunaka n metode penelitian


(21)

dengan metode korelasi. deskriptif dan metode kuantitatif

kuantitatif analisis isi, dan teknik penelitian secara obyektif, sistematis, dan kuantitatif Hasil Temuan Penelitian Penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Brand Image dengan Keputusan Pembelian pada konsumen D’Cost Seafood Outlet Margomulyo. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel pesan iklan yaitu isi pesan, struktur pesan, formast pesan dan sumber pesan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas komunikasi iklan mizone. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa promosi dan harga berpengaruh baik terhadap minat beli perumahan Obama PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirim Medan. Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasar jenis iklan yang mendominasi adalah iklan komersil yang bertujuan untuk penjualan dan brand awareness kepada khalayak umum, lalu mengandung unsur gaya pelaksanaan serta daya tarik iklan berupa kombinasi dari beberapa elemen. Tujuan Penelitian Mengetahui apakah terdapat hubungan brand image terhadap keputusan pembelian produk D’Cost Seafood Outlet Mengetahui apakah pesan iklan (isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan) secara simultan dan persial berpengaruh Mengetahui pengaruh harga dan promosi terhadap minat beli konsumen PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirim Kecamatan Medan Memperoleh penjelasan mengenai bagaimana pesan kreatif iklan media cetak peraih medali emas kompetisi iklan bulanan pada sebuah situs forum


(22)

Margomulyo signifikan terhadap efektivitas komunikasi iklan mizone versi “bengong” di televisi.

Sunggal. periklanan http://www.a dsoftheworld. com.

Perbedaan Penelitian

saya lebih menekankan pada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk, sedangkan penelitian Budi Surya Permana meneliti dari sisi hubungan brand image terhadap minat beli. Penelitian saya memiliki variabel y keputusan membeli produk. Sedangkan penelitian Pratiwi Yulia Aditama memiliki variabel y efektivitas komunikasi iklan. Penelitian saya memiliki variabel x iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief. Sedangkan penelitian Muhammad Fakhrus Rizky NST dan Hanifa Yasin memiliki variabel x promosi dan harga. Penelitian saya menganalisis pesan iklan di televisi, sedangkan penelitian Tano Nazoeaggi fokus pada analisis isi pesan kreatif iklan di media cetak.

F. Definisi Operasional

1. Variabel X : Pengaruh Iklan Televisi Sarimi Versi Aliando Syarief

Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, dan perbuatan.4 Konsumen dalam penelitian ini adalah Alicious di Kota Surabaya yang pernah menonton iklan produk Sarimi dan mulai terpengaruh untuk membeli produk Sarimi setelah mereka melihat iklan televisi Sarimi versi

4


(23)

Aliando Syarief. Menonton iklan berarti memperhatikan, mengamati dan kemudian timbul sebuah persepsi tentang isi iklan. Iklan adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumah biaya untuk media.5 Di dalam iklan pasti ada juru bicara merek yang digunakan sebagai penyampaian pesan pemasaran sebuah produk. Penggunaan brand ambassador dalam iklan bertujuan agar isi pesan dalam iklan cepat melekat di benak konsumen sehingga konsumen mau membeli produk tersebut. Disadari atau tidak, pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik akan mendapat perhatian yang besar disamping itu juga sangat mudah diingat. Salah satu media yang banyak digunakan perusahaan atau instansi dalam mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki adalah media televisi. Iklan televisi kini telah menjadi komoditas masyarakat dan menjadi pilihan utama bagi para pengiklan produk dalam memasarkan produk yang dimiliki. Karena dengan adanya tayangan iklan televisi, maka konsumen akan merasakan keberadaan produk dan membuat konsumen melakukan tindakan pembelian. Yang dimaksud iklan dalam penelitian ini adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang disampaikan oleh mie Sarimi yang bersifat persuasif dan untuk mempengaruhi orang untuk membeli produk mie Sarimi melalui media televisi.

5

Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Malang: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 174.


(24)

2. Variabel Y : Keputusan Membeli Produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya

Keputusan membeli adalah suatu proses yang mempersatukan memori, pikiran, informasi dan penilaian secara evaluatif dari konsumen untuk memutuskan membeli baik dikonsumsi sendiri maupun untuk orang lain. Keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen dan kepercayaan mereka. Menurut Assauri, Keputusan Pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan di beli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.6 Dalam Penelitian ini kecenderungan keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya melakukan pembelian produk setelah melihat iklan televisi Sarimi dengan brand ambassador Aliando Syarief yang saat ini terkenal melalui karya-karya dalam industri entertaint. Alicious membeli produk sarimi memang membutuhkan kualitas yang diciptakan oleh produk tersebut atau fanatisme Alicious terhadap Aliando Syarief yang menghasilkan banyak karya di dunia music dan entertaint yeng mempengaruhinya dan pembawaan serta karakteristik Aliando Syarief dalam iklan televisi Sarimi sehingga membujuk dan menyakinkan Alicious untuk membeli dengan memberikan informasi-informasi produk yang detail yang diinginkan produsen.

6

Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Startegi (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), hlm. 130.


(25)

G.Kerangka Teori dan Hipotesis

a. Kerangka Teori

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Kredibilitas Sumber. Menurut teori ini semakin tinggi kredibilitas seorang komunikator maka semakin besar juga kemungkinan ia mempengaruhi khalayak. Hovland dan Weiss (1951) mendesain sebuah eksperimen yang di dalamnya berisi pesan-pesan yang sama akan dipresentasikan kepada beberapa orang dan berasal dari sumber berkredibilitas tinggi, kepada beberapa orang lainnya dipresentasikan sumber berkredibilitas rendah. Hovland dan Weiss juga berpendapat bahwa kredibilitas sumber dapat dipengaruhi oleh dimensi daya tarik, keahlian, dan kejujuran.7 Orang biasanya lebih percaya dan cenderung lebih menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh seseorang yang memang ahli dibidangnya.

Berdasarkan teori kredibilitas sumber dapat diketahui bahwa proses komunikasi pemasaran terjadi dalam beberapa tahapan. Pesan komunikasi datang dari sumber (sender). Sumber adalah pihak yang mengirim pesan kepada konsumen. Sebagai salah satu faktor penentu suksesnya sebuah komunikasi pemasaran, pemilihan komunikator perlu diperhatikan sedemikian rupa. Dampak pesan tersebut khalayak dipengaruhi oleh bagaimana khalayak memandang pengirim pesan tersebut. Pesan yang dikirim oleh sumber yang sangat dipercaya atau oleh sumber yang ahli dibidangnya atau sumber yang menarik dinilai akan lebih persuasif. Oleh

7

Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr., Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), hlm. 184-185.


(26)

karena itu, kredibilitas seorang komunikator harus disesuaikan dengan khalayak yang dituju.

Memperhatikan kredibilitas ini penting sekali, karena konsumen sering menyatakan bahwa apa yang disampaikan dalam iklan semata-mata untuk kepentingan pemasar saja, yaitu agar produk yang ditawarkan bisa terjual. Persepsi itu lumrah terjadi, dan oleh karena itu kreativitas pemasar diperlukan aga klaim seperti itu hilang atau sedikitnya berkurang.

Dari teori di atas, peneliti membuat kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Teori

Variabel X Iklan Televisi

Sarimi Versi Aliando Syarief

Proses di atas menggambarkan keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk adalah dipengaruhi oleh sumber yang didapat. Sumber adalah pihak yang mengirim pesan kepada konsumen. Pesan yang dikirim oleh sumber yang sangat dipercaya atau oleh sumber yang ahli dibidangnya atau sumber yang menarik dinilai akan lebih persuasif. Dalam sebuah iklan banyak penggunaan selebriti sebagai brand ambassador untuk mempromosikan produk tersebut dan merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keputusan membeli masyarakat. Apabila daya tarik yang diberikan seorang brand ambassador dalam iklan tersebut mengena maka masyarakat akan mudah

Variabel Y Keputusan Membeli

Produk oleh Fans Club Alicious di


(27)

terpengaruh terhadap iklan tersebut terutama daya tarik fisik. Selain daya tarik, kepercayaan dan keahlian yang dimiliki seorang brand ambassador

juga sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut.

b. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai obyek pengujian maupun dalam pengumpulan data.8 Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

Ha : Ada pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarif terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

H.Metode Penelitian

Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data maka penulis menggunakan metode dan pendekatan penelitian sebagai berikut:

8

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya) Edisi Kedua (Jakarta: Penanda Media Group, 2005), hlm. 85.


(28)

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan pendekatan survey (survey research) di mana penelitian tidak melakukan perubahan (tidak ada perubahan khusus) terhadap variabel yang diteliti. Metode ini dilaksanakan dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi. Mengukur suatu data dengan angket-angket untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk oleh fans club Alicious di Kota Surabaya. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah metode penelitian asosiatif kausal, yang bertujuan meneliti sejauh mana variabel suatu faktor yang berkaitan dengan variabel pada faktor lain.9 Karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan sebab-akibat antara dua variabel yaitu variabel (X) dengan variabel terikat (Y).

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini menggunakan data aktual serta menggunakan perhitungan statistik.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian a. Subyek

Subyek penelitian ini adalah sesuai dengan judul penelitian yaitu anggota Alicious di Kota Surabaya dengan kriteria usia 12 – 28 tahun dan pernah melihat iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief.

9

Jalaluddin Rahmat, Metode Peneitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 27.


(29)

b. Obyek

Obyek penelitian adalah aspek keilmuan komunikasi yang menjadi kajian penelitian.10 Adapun obyek dalam penelitian ini adalah iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief yang akan membangun citra produk yang baik dalam penyampaian pesan kepada konsumen.

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Surabaya dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang akan disebar secara langsung kepada responden.

3. Teknik Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian.11 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah fans club Alicious di Kota Surabaya dengan kriteria usia 12 – 28 tahun yang pernah membeli produk Sarimi dan melihat iklan Sarimi versi Aliando Syarief di televisi yang dapat dijadikan sebagai sampel, sekiranya dapat di uji kevalidannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini yang menjadi fans club Alicious di Kota Surabaya adalah 25 orang responden.12 Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini adalah kurang dari seratus (<100), maka 25 orang responden tersebut diambil semua untuk dijadikan sampel.

10

Pedoman Teknis Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, hlm.10.

11Ibid.,

hlm. 27.

12

Nur Hanisah, Wawancara Ketua Fans Club Aliando Syarief Surabaya, pada 20 Oktober 2016.


(30)

4. Variabel dan Indikator Penelitian a. Variabel

Para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu atribut, sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.13

Berdasarkan judul penelitian di atas, maka ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variabel), yang disimbolkan dengan huruf X adalah variabel yang menjadi sebab atau mengubah atau mempengaruhi variabel lain (variabel dependent).14 Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yang disimbolkan dengan huruf Y adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas).15 Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

Berdasarkan kedua variabel tersebut, maka asumsi yang melandasi hubungan kedua variabel di atas adalah dapat diketahui ada tidaknya pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief

13

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 2.

14

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), hlm. 10.

15Ibid


(31)

terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya.

b. Indikator Penelitian

Variabel X: Iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief 1) Frekuensi menonton iklan

2) Visualisasi iklan 3) Tagline iklan

4) Atensi menonton iklan

Variabel Y: Keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya

1) Frekuensi membeli 2) Varian rasa produk 3) Harga

4) Ketersediaan produk

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun instrument yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan obyek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian,


(32)

sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi obyek penelitian tersebut.16

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.17 Disebut juga angket. Penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Rachmat Kriyanto skala likert adalah setiap pertanyaan atau pernyataan dihubungkan dengan penelitian ini, sumber data yang diberi angket sebagian besar fans club dari jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata sangat setuju (SS), setuju (S), ragu (R), tidak setuju (ST), dan sangat tidak setuju (STS).18 Adapun bobot dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 1.2

Kategori Penilaian Skala Likert

Kategori Bobot Pernyataan

Positif

Bobot Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Dalam hal ini, peneliti membagikan angket yang telah disiapkan dan diberikan kepada sampel yang di pilih secara acak, dan dari angket ini diharapkan mampu memperoleh hasil tanggapan fans club tentang

16Ibid

., hlm. 19.

17

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hlm. 95.

18Ibid


(33)

pengaruh iklan televisi Sarimi versi Aliando Syarief terhadap keputusan membeli produk Sarimi oleh fans club Alicious di Kota Surabaya. c. Dokumentasi

Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda dan sebagainya.19 Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiogradi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di

server atau flashdisk, dan data tersimpan di web site.20

Data dalam penelitian ini, diperoleh dari web site, buku, dan rapat agenda dengan Alicious di Surabaya. Untuk melengkapi data peneliti mengambil pendokumentasian dari berbagai tulisan yang relevan dengan data penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Dalam analisa yang di peroleh atau terkumpulnya maka penulis memproses melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan editing dimulai dengan

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 234.

20

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 141.


(34)

memberikan identitas pada instrument penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembar instrument pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. 2. Coding

Coding atau klarifikasi data adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Maksudnya, adalah data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.

Setelah melalui tahapan-tahapan di atas, maka statistik hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier sederhana. Analisis ini dalam statistik digunakan dalam mengembangkan suatu persamaan untuk meramalkan suatu variabel, dari variabel kedua yang telah diketahui. Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu predikator) dapat dirumuskan sebagai berikut:21

Dengan Keterangan:

Y = Variabel terikat mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan X = Variabel bebas mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

21

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), hlm. 284.


(35)

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier sederhana, dapat dihitung dengan:

Di mana :

n = Banyak pasangan data

Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka yang dapat digunakan pedoman adalah sebagai berikut:22

Tabel 1.3

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000

Sangat rendah Rendah

Sedang Kuat Sangat Kuat

22Ibid.,


(36)

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan dalam menganalisis studi ini, diperlukan sistematika pembahasan yang isinya sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi operasional, kerangka pikir penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian Teori, bab ini menguraikan tentang periklanan, pemasaran, komunikasi pemasaran, keputusan membeli, dan fans. Bab III : Hasil Penelitian, bab ini berisi gambaran tentang deskripsi

subyek, obyek dan lokasi penelitian, serta deskripsi data penelitian.

Bab IV : Penyajian dan Analisis Data, bab ini berisi tentang pengujian hipotesis dan analisis hasil penelitian.

Bab V : Penutup, bab ini berisi tentang simpulan dan rekomendasi, serta saran dari berbagai macam pihak agar penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yang baik.


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24 BAB II KAJIAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Periklanan

a. Pengertian Iklan

Menurut Jefkins, periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang paling ekonomis.23

Advertising is any paid form of nonpersonal communication about an organization, good, service, or idea by an identified sponsor, (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, barang, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).24 Adapun

maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang

atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Sedangkan maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umunya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul

23

Frank Jefkins, Periklanan Edisi Ketiga (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 5.

24

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia (Jakarta: Pustaka Grafiti, 1995), hlm. 10.


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mempertimbangkan bagaimana audiens akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan yang dimaksud.25

Iklan adalah bagian dari bauran promosi dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Jadi secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.26

Iklan merupakan persuasi yang ditujukan kepada sekelompok masyarakat agar menjatuhkan pilihanya kepada merek produk tersebut. Iklan berperan sebagai ujung tombak komunikasi pemasaran suatu produk. Iklan atau reklame dapat diartikan sebagai benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk, susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial dan digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang atau orang, yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum.

Di sini, iklan berfungsi sebagai penyampai pesan tentang suatu produk barang atau jasa tersebut. Hasil akhir yang menentukan keberhasilan pemasaran produk barang atau jasa adalah pembelian oleh konsumen. Keberhasilan ini tergantung dari banyak hal, baik dari sisi produk itu sendiri seperti kualitas, harga, atau citra, maupun dari sisi konsumen seperti kebutuhan, selera, daya beli, situasi dan kondisi konsumen. Iklan berperan penting dalam menyampaikan keunggulan

25

Roger A. Kerin, dkk, Marketing (New York: McGrawa-Hill Irwin, 2011), hlm. 466.

26Op.Cit.,


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

produk tersebut kepada konsumen guna mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

Periklanan (advertising) adalah semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atau ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu. Karena banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, sangat sulit untuk membuat generalisasi yang merangkum semuanya.27

Periklanan merupakan bagian untuk memenuhi fungsi pemasaran di mana periklanan tidak sekedar memberikan informasi kepada khalayak tetapi juga ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. citra produk yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatan-kegiatan periklanan. Pemilihan segmen pasar yang diluncurkan atau media menjadikan iklan sebagai sarana penting dalam pemasaran.

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Bunyamin Molan, untuk dapat menghasilkan program periklanan yang baik dan tepat yang menunjang aktifitas perusahaan dalam rangka pencarian tujuan perusahaan, maka seorang manajer pemasar harus membuat 5 (lima) keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yaitu:28

1) Mission

Yaitu menetapkan tujuan periklanan yang merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan pasar sasaran,

27

Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran (Malang: Erlangga, 2012), hlm. 72.

28

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaa, Implementasi dan Kontrol Edisi 9 Jilid 1 & 2 (Jakarta: PT. Prenhlmind, 2002), hlm. 659.


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran, strategi penentuan posisi pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus dilaksanakan periklanan dalam program pemasaran keseluruhan.

2) Money

Setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan kemudian harus membuat anggaran periklanan untuk tiap produk. Dana yang harus dikeluarkan untuk periklanan ini jumlahnya harus tepat. Jiak perusahaan membelanjakan terlalu sedikit, pengaruhnya akan tidak berarti dan jika perusahaan mengeluarkan terlalu banyak, maka biaya tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih penting dan lebih diperlukan.

3) Message

Yaitu memilih pesan yang akan disampaikan di dalam iklan, pada prinsipnya pasar produk atau manfaat utama yang ditawarkan merek. harus diputuskan sebagai bagian dari pengembangan konsep produk. Faktor kreatifitas berpengaruh dalam periklanan maka hal ini lebih penting dari pada jumlah uang yang dikeluarkan, karena suatu iklan baru dapat membantu penjualan hanya setelah mendapat perhatian dari konsumen dan untuk lebih efektif digunakan brand ambassador

sebagai penyampaian pesannya agar lebih menarik perhatian dari konsumen.


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4) Media

Periklanan harus memilih media periklanan untuk menyampaikan pesan iklannya. Tahap-tahap pemilihan media antara lain adalah memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak yang diinginkan seperti memilih diantara sebagai jenis media utama, memilih sarana media tertentu seperti memutuskan waktunya, dan memutuskan alokas-alokasi media secara geografis.

5) Meansurement

Yaitu melakukan evaluasi efektifitas periklanan, banyak perusahaan mengembangkan kampanye iklan, menempatkannya di pasar nasional dan baru mengevaluasi efektifitasnya. Akan lebih baik jika membatasi pada satu atau beberapa terlebih dahulu dan mengevaluasi pengaruhnya sebelum melaksanakan kampanye secara nasional dengan anggaran yang sangat besar.

b. Tujuan Iklan

Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah komunikasi massa dan harus dibayar untuk menciptakan kesadaran (awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.

Tujuan suatu iklan merupakan bentuk komunikasi yang spesifik untuk meraih khalayak yang khusus sepanjang periode waktu tertentu.


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kotler (2008), menggarisbawahi tujuan periklanan ada 3 kategori utama:29

1) Memberikan informasi (to inform), dalam hal ini menyampaikan kepada konsumen tentang suatu produk baru.

2) Membujuk (to persuade), dalam hal ini mendorong calon konsumen untuk beralih pada produk berbeda.

3) Mengingatkan (to remind), dalam hal ini mengingatkan pribadi di mana mereka dapat memperoleh suatu produk.

c. Fungsi Iklan

Ada beberapa fungsi iklan diantaranya adalah sebagai berikut :30 1) Informing (memberi informasi)

Iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merekmerek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan brand image yang positif.

2) Persuading (membujuk/mempengaruhi)

Periklanan tidak hanya bersifat memberi tahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli–pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik darinya.

Advertising yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

29Ibid.,

hlm. 73.

30

Terence A. Shimp, Periklanan: Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 357.


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Reminding (mengingatkan)

Advertising menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalamingatan para konsumen. Dalam hal ini memasang iklan dengan berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya dengan menggunakan warna, bentuk, ilustrasi dan lay out yang menarik. 4) Adding Value (memberikan nilai tambah)

Terdapat tiga cara mendasar di mana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, yaitu inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.

Advertising memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Advertising yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan lebih bisa unggul dari tawaran pesaing.

5) Assisting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan

Dari pemaparan di atas sudah sangat jelas, bahwa keberadaan advertising sangatlah urgen dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya advertising, konsumen akan dapat mengidentifikasi kemasan-kemasan produk di toko dan mengenali nilai produk dengan lebih mudah setelah melihatnya diiklankan di televisi, koran, majalah, internet, jejaring sosial, kalender, katalog dan billboard.


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

d. Jenis-jenis Iklan

Secara garis besar, iklan dapat dikatagorikan menjadi tujuh katagori pokok yakni:31

1) Iklan konsumen

2) Iklan bisnis ke bisnis atau iklan antar bisnis 3) Iklan perdagangan

4) Iklan eceran 5) Iklan keuangan 6) Iklan langsung

7) Iklan lowongan kerja.

e. Iklan Media Televisi

Television as a moving audio-visual medium, television ofters special impact for advertising messages (televisi merupakan sebagai medium visual yang menarik, televisi dapat memberikan dampak yang hebat, dan perkembangan advertising televisi jauh melampaui perkembangan di media lain). Ini menunjukkan efektivitasnya dalam menjangkau audien massa yang beragam.32

Televisi memiliki karakteristik yang paling menonjol sebagai media iklan, yakni kombinasi gambar dan suara. Di televisi, produk dapat ditunjukkan dan diterangkan pada waktu yang bersamaan. Televisi pun dapat menjangkau wilayah geografis yang sangat luas dan fleksibel

31

Jefkins, Periklanan Edisi Ketiga, …, hlm. 39.

32


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dalam penyampaian pesan. Tetapi, biaya iklan melalui media televisi lebih mahal daripada iklan di media lain.33

Seperti media lainnya, periklanan di media televisi mempunyai sejumlah kekuatan dan keterbatasan, antara lain:34

1) Kekuatan Iklan Media Televisi

a. Mendemonstrasikan penggunaan produk b. Muncul tanpa diharapkan

c. Mampu memberikan kegembiraan d. Menjangkau konsumen satu persatu e. Dapat menggunakan humor

f. Efektif dengan tenaga penjualan perusahaan dan perdagangan g. Kemampuannya mencapai dampak yang diinginkan.

2) Keterbatasan Periklanan melalui Media Televisi a. Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat b. Erosi penonton televisi (persentase menonton) c. Fraksionalisasi penonton (terpecahnya penonton)

d. Zipping dan zapping (beralih dari satu stasiun ke stasiun lainnya) e. Clutter (ketidak beraturan).

f. Penggunaan Selebriti dalam Iklan

Selebriti adalah tokoh (actor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan

33

Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern (Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010), hlm 150-151.

34

Shimp, Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Jilid 1, …, hlm.


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

produk yang didukung. Para selebriti banyak diminta sebagai juru bicara produk. Para pengiklan dan biro-biro periklanan bersedia membayar harga yang tinggi kepada kaum selebriti tersebut yang disukai dan dihormati oleh khalayak yang menjadi sasaran dan yang diharapkan akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk yang didukung.35

Fakta empiris menunjukkan bahwa penggunaan selebriti dalam iklan merupakan metode yang efektif untuk komunikasi yang persuasif (Hsu & McDonald, 2002). Selebriti lebih disukai dari pada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan (Kamins, 1989). 36

Menurut Shimp (2003) terdapat atribut dasar mendukung (endorser)

yang berpengaruh terhadap efektivitas pendukung (endorser) yaitu:37 1. Attractiveness

Shimp (2003) menjelaskan bahwa attractiveness tidak hanya diartikan pada daya tarik fisik semata. Namun juga pada kemampuan intelektual, kepribadian, karakteristik gaya hidup, kecakapan atletis dan lain sebagainya. Ada tiga sub atribut penting dari attractiveness,

yaitu:

a. Similarity, diartikan sebagai tingkatan dimana selebriti dianggap memiliki kesamaan dengan audien seperti usia, jenis kelamin, suku dan sebagainya. Semakin banyak kesamaan atau kemiripan antara sumber dengan konsumen maka iklan tersebut akan semakin menarik perhatian konsumennya.

35Ibid.,

hlm. 460.

36 Asmani Ishak, “

Pengaruh Penggunaan Selebriti Dalam Iklan Terhadap Minat Beli

Konsumen”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 12, No. 2, Agustus 2008, (Jakarta: Universitas Islam Indonesia), hlm. 72.

37Op.Cit


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Familiarity, diartikan sebagai pengenalan terhadap narasumber melalui exposure, khalayak sasaran harus mengenal berdasarkan tingkatan keseringan tampil di publik.

c. Liking, diartikan sebagai daya terik selebriti. Selebriti yang memiliki daya tarik secara fisik menunjukkan dampak positif terhadap produk dan merek yang diasosiasikan dengan selebriti tersebut. Sumber yang atraktif cenderung lebih banyak mendapat atensi dibandingkan sumber yang kurang atraktif dan menyampaikan makna sebuah pesan secara efektif.

2. Credibility

Credibility merujuk pada kecenderungan untuk meyakini atau mempercayai seseorang (Shimp, 2007:304). Ada dua sub atribut penting, yaitu:

a. Expertise, diartikan sebagai keahlian yang dimiliki oleh pemberi pesan kaitannya dengan merek yang diiklankannya. Keahlian yang dimiliki oleh selebriti tidak hanya keahliannya dalam memahami produk tetapi juga bagaimana ia memberikan informasi mengenai produk kepada konsumen, kecakapannya dalam menyampaikan pesan serta kelayakan sang selebriti untuk menjadi endorser dalam upaya mengkomunikasikan pesan iklan sehingga lebih dapat membujuk konsumen. Tinggi rendahnya

expertise seorang selebriti dilihat dari pengetahuan, pengalaman serta kelayakan.


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Trusthworthiness, diartikan sebagai keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki oleh pemberi pesan, sehingga orang tersebut dianggap percaya. Dimensi trustworthiness mencakup kepercayaan konsumen terhadap selebriti sebagai endorser dan kepercayaan konsumen pada pesan yang disampaikan. Selebriti yang mempunyai tingkat trustworthiness tinggi mampu merubah sikap konsumen. Tinggi rendahnya trusthworthiness seorang selebriti dapat dilihat dari kejujuran, integritas dan kepercayaan diri seorang sumber.

2. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.38

Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk (barang atau jasa). Sarana pemasaran yang digunakan meliputi produk, harga produk, dan tempat untuk menjual produk.39

38

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2007), hlm.5.

39


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran ialah serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya.40 Bauran pemasaran itu terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya.

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler dan Amstrong (2008) didefinisikan sebagai kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran.41

Untuk mencapai tujuannya dan memenuhi keinginan konsumen, perusahaan harus melakukan bauran pemasaran secara efektif dan efisien dapat mempercepat terjadinya penjualan. Keempat unsur bauran pemasaran di atas dapat digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam menetapkan pembelian terhadap suatu produk dan jasa.

Berikut ini merupakan uraian dari keempat unsur bauran pemasaran, yaitu:

1. Produk (product), yang berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Harga (price)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Dari pengertian harga tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang

40

Philip Kotler, Marketing (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm. 41.

41

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Ke 12 (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 62.


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

diukur dengan sejumlah uang. Harga adalah satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan, yang lain mewakili biaya.

Demi mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya seorang konsumen harus rela membayar sejumlah uang. Hal ini juga harus diperhatikan oleh perusahaan, penentuan harga harus mempertimbangkan jenis kompetisi dalam pasar target dan biaya keseluruhan bauran pemasaran.

3. Tempat (place)

Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Tempat berkaitan dengan semua keputusan dalam membawa produk yang benar ke wilayah pasar target. Suatu produk tidak akan banyak gunanya bagi seorang pelanggan jika tidak tersedia pada saat dan tempat yang dibutuhkan. Produk dapat mencapai pelanggan melalui saluran distribusi. Saluiran distribusi merupakan sekumpulan perusahaan atau individu yang berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen hingga konsumen.

4. Promosi (promotion)

Promosi berarti aktifitas yang menyampaikan mengenai manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Seperti halnya dengan unsur bauran pemasaran yang lain, promosi juga mempunyai kombinasi dalam menunjang pemasaran suatu produk atau jasa. Dalam hal ini kombinasi unsur promosi lebih dikenal dengan

promotional mix atau bauran promosi yang meliputi periklanan,


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dalam dunia periklanan merupakan sebuah proses kontinu yang melibatkan tiga tahap krusial yaitu perencanaan (Planning), implementasi (Implementation) dan pengendalian (Control). Berikut uraian startegi periklanan:42

1) Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini dikumpulkan semua informasi relevan yang dibutuhkan mengenai produk, merek, informasi mengenai perusahaan itu sendiri beserta analisis SWOT (strengths, weaknesess, opportunities, dan threats) perusahaan. Analisis ini adalah kunci untuk memahami faktor-faktor internal dan eksternal yang menguntungkan atau merugikan bagi aktivitas perusahaan. Di sini perusahaan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilikinya.

Dalam tahapan ini perusahaan juga menetapkan tujuan dan pesan yang akan disampaikan iklan. Selain itu perusahaan juga menetapkan anggaran yang ingin dialokasikan untuk iklan.

Setelah informasi dari marketing brief, beserta tujuan dan pesan utama yang ingin disampaikan didapatkan, barulah kemudian dirancang kreativitas periklanan yang dirangkum ke dalam sebuah

creative brief-ide kreatif yang mencakup antara lain konsep, desain, ilustrasi, bentuk, dan pilihan media untuk penempatan iklan.

42


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tentunya kreativitas periklanan yang direncanakan harus disesuaikan dengan anggaran periklanan yang telah dialokasikan. 2) Implementasi (Implementation)

Tahap berikutnya adalah implementasi, di mana semua rencana diubah ke dalam tindakan (action). Dalam tahap ini iklan yang sudah direncanakan diproduksi. Setelah iklan diproduksi dilakukan pemilihan media yang akan digunakan dan melakukan proses penempatan iklan pada media yang dipilih. Tahap implementasi juga membutuhkan pemantauan (monitoring) untuk memastikan bahwa perubahan-perubahan yang dibutuhkan terlaksana jika kondisi internal atau eksternal mengakibatkan timbulnya situasi darurat (contingency situation) (McFarland, 2010).

3) Pengendalian (Control)

Tahap pengendalian mencakup proses membandingkan hasil dengan tujuan dan acuan yang ditetapkan pada tahap perencanaan. Pengendalian akan memungkinkan perusahaan untuk melihat kesenjangan (gap) atau hasil yang mungkin menyimpang dari perencanaan. Di sini perusahaan mengevaluasi kampanye periklanan yang telah dilakukan dengan fokus pada efek komunikasi dan efek penjualan yang dihasilkan dari pesan iklan. Perusahaan kemudian dapat mengambil tindakan untuk mengoreksi kekurangan dan kelemahan (yang negatif) dan mengubahnya menjadi hal positif.


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholdersebuah perusahaan.43

Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Pemasar menggunakan iklan, pemasaran langsung, publisitas, promosi penjualan, dan penjualan langsung, untuk memberikan informasi yang mereka harapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Sebaliknya, konsumen menggunakannya dalam proses pembelian untuk menghimpun informasi tentang ciri dan manfaat produk. Hal ini mendorong minat untuk membuat periklanan sejenis mungkin, jika periklanan rancu dan membingungkan, persepsi konsumen akan salah. Pada intinya proses ini adalah komunikasi, yakni penyampaian pesan dari suatu sumber melalui medium kepada penerima.

Model komunikasi konvensional merupakan dasar bagi komunikasi pemasaran. Dalam Gambar 1.2 berikut ini model tersebut telah disesuaikan dengan konteks pemasaran.44

43

Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern, ..., hlm. 16.

44Ibid


(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bagan 2.1

Model Komunikasi Pemasaran

Gangguan

Umpan Balik

mengerti/tidak mengerti suka/tidak suka

percaya /tidak percaya membeli/tidak membeli

Uraian berikut menjelaskan unsur-unsur yang merupakan tahapan dalam proses komunikasi.

a) Sumber Informasi. Sumber informasi ialah pemasar (perusahaan atau organisasi).

b) Kode/Program. Proses pembentukan pesan atau ide ke dalam bentuk yang dapat dipahami dan diharapkan dapat mempengaruhi penerima. Tahapan ini mencerminkan strategi kreatif atau saran penjualan, janji yang dibuat oleh perusahaan tentang produk atau perusahaannya. c) Pesan. Pesan adalah pelaksanaan strategi kreatif. Pesan dapat

diungkapkan dengan berbagai cara, meliputi kata-kata (secara lisan Pesan Kode/Pro-gram (Iklan, demons-trasi, pemberi-taan, penawaran) Media (Cetak, radio, wirani-aga, televisi) Pengurai an kode (penafsi-ran) Sumber informasi (pemasar) Penerima (konsu-men potensial)


(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

atau tertulis), diagram, gambar, dan dramatisasi dalam berbagai bentuk. Misalnya presentasi penjualan, label kemasan, atau iklan yang didesain untuk surat kabar, majalah, atau televisi.

d) Media. Saluran yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan, seperti radio, televisi, media cetak, telepon faksimili, dan hubungan langsung antara wiraniagadan konsumen, atau kata-kata yang diucapkan oleh konsumen.

e) Penguraian Kode. Penafsiran pesan oleh penerima. Pesan yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh penerima yang beragam, yang mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan masing-masing.

f) Penerima. Pihak yang menerima pesan, perusahaan, konsumen, atau

stakeholder pengirim pesan yang ingin mempengaruhi dengan cara tertentu.

g) Umpan balik. Respins penerima terhadap pesan, yang diharapkan oleh pemasar akan dapat mengubah sikap atau perilaku atau permintaan informasi yang lebih rinci.

Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Terdapat 5 jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran promosi yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion),


(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

hubungan masyarakat atau publisitas (publicity and public relation), serta pemasaran langsung (direct marketing) (Kotler: 2000). Berikut ini

flatfrom komunikasi dari masing-masing elemen bauran promosi: 45 Tabel 2.1

Jenis Bauran Promosi

Periklanan Promosi

Penjualan Hubungan Masyarakat Penjualan Tatap Muka Pemasaran Langsung

Iklan di media cetak dan

elektronik. Kemasan Gambar bergerak Brosur dan buklet Poster dan leflet Direktori Billboard Display Material audiovisual Logo dan simbol Videotape

Kontes, permainan, undian, lotre, Hadiah Pameran Eksibisi Demonstrasi Kupon Rabat Pembiayaan bunga rendah Hiburan

Press kits Pidato

Seminar Laporan tahunan Donasi dan amal

Sponsorship Publikasi Relasi komunitas Lobi Media identitas Majalah perusahaan Peristiwa Presentasi penjualan Pertemuan penjualan Program insentif Contoh Pameran perdagang an Katalog Surat Telemarketi ng Electronic shopping TV shopping Fax Mail E-mail Voice Mail

Sumber: Di adaptasi dari Philip Kotler (2000), “Marketing Management”, Tenth Edition, International Edition, Prentice Hall Inc. Upper Siddle River, New Jersey 07458.

45

Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 267.


(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efesien.46

4. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Membeli

Keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli; namun keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian sebenarnya (actual purchase).47 Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya. Keputusan tambahan diperlukan dalam hal: kapan membeli, di mana membeli, serta berapa banyak uang yang harus dikeluarkan. Sering kali, terdapat penundaan antara keputusan membeli dengan pembelian yang sebenarnya, khususnya terhadap pembelian yang kompleks dan memerlukan keterlibatan tinggi seperti pembelian mobil, komputer, serta produk konsumsi jangka panjang (consumer durable).

46Ibid

., hlm. 268.

47

Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 111.


(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Keputusan pembelian produk konsumsi sering kali terjadi di lokasi penjualan. Keputusan itu bahkan hampir bersamaan dengan tindakan pembelian yang sebenarnya. Harus dipastikan agar konsumen memiliki kesadaran tertinggi terhadap merek yang kita pasarkan sehingga konsumen cepat mengenal dan mempertimbangkan merek bersangkutan untuk dibeli. Keputusan pembelian di lokasi penjualan sangat dipengaruhi oleh kemasan, pajangan, hadiah langsung, potongan harga yang langsung diketahui konsumen di lokasi penjualan yang akan mendorong pembelian yang sebenarnya.

b. Proses Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Untuk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen perusahaan harus memahami tahap-tahap yang dilalui oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Tahapan– tahapan dari suatu pembelian adalah sebagai berikut:48

Bagan 2.2

Tahapan-tahapan Pembelian

48

Kotler, Marketing , …, hlm. 124-131.

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian Tingkah Laku


(59)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Keterangan:

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai waktu pembeli mengenal masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diidamkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2) Pencarian Informasi

Di mana seorang konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Ketika mencari informasi, konsumen mungkin akan berpaling pada:

a. Sumber-sumber pribadi (keluarga, kawan, tetangga, kenalan) b. Sumber-sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

pemeran)

c. Sumber-sumber publik (mass media, lembaga konsumen)

d. Sumber-sumber pengalaman (penanganan, pengamatan, dan penggunaan produk).

3) Evaluasi Alternatif

Proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image suatu


(60)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

brand tersebut akan menciptakan minat untuk membeli. Adapun beberapa proses evaluasi yaitu:

a. Evaluasi terhadap atribut-atribut produk b. Evaluasi terhadap bobot kepentingan

c. Evaluasi terhadap tingkat kepercayaan merek

d. Evaluasi terhadap fungsi kegunaan bagi setiap atribut e. Pengambilan sikap terhadap alternative merek produk. 4) Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli atribut yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Konsumen menciptakan hasrat pembelian berdasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga dan manfaat produk sesuai harapannya.

5) Tingkah Laku Setelah Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap suatu produk atau brand. Ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual, yaitu:

a) Keputusan setelah pembelian, yaitu keadaan di mana konsumen merasa sangat puas, cukup puas, kurang begitu puas, atau sangat tidak puas dengan produk yang dibelinya. Apabila produk cocok


(1)

109

B.Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang didapat dari penelitian, maka dibawah ini diajukan rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini merupakan usaha dan kerja keras peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa, di mana tugas akhir ini berupa skripsi yang nantinya diujikan untuk mendapatkan gelar S-1. Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sumbangsih pemikiran dalam mengembangkan keilmuan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya Prodi Ilmu Komunikasi. Dengan adanya sebuah hasil dari penelitian itulah kita bisa tahu di mana letak kekurangan dan keterbatasan diri, tetapi dengan kerja keras penelitian ini diartikan sebagai rasa tanggung jawab mahasiswa tingkat akhir. Untuk itu peneliti sangat berterima kasih kepada Prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kesempatan untuk bisa melaksanakan tanggung jawab yang besar.

2. Bagi Instansi Terkait a. Untuk Produsen

Memperhatikan kualitas produk agar tetap aman untuk dikonsumsi oleh semua orang. Selanjutnya dalam pemelihan artis sebagai brand

ambassador juga perlu diperhatikan secara khusus dalam

memperkenalkan serta meningkatkan produk. b. Untuk Konsumen


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

110

saji atau instan. Jadi, sebagai konsumen yang baik harus jeli dan teliti dalam memilih produk makanan cepat saji dan jangan termakan iklan televisi yang dikemas semenarik mungkin dan sedemikian rupa bagusnnya dengan pemilihan artis sebagai brand ambassador produk yang nantinya akan dapat mempengaruhi konsumen.

3. Bagi Fans Club “Alicious” Surabaya

Alicious sebuah club yang mengidolakan Aliando Syarief harus tetap menjaga keharmonisan dengan idolanya atau sesame anggota club. Selain itu, fans club Alicious juga harus menjaga kekompakan dan loyalitas mereka dengan komunitas fans club Alicious untuk menjalin hubungan baik sehingga keterikatan anggota dengan Aliando Syarief akan sangat kuat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dan mengkaji keilmuan komunikasi terkait tentang keputusan membeli yang disebabkan oleh brand ambassador, dalam hal ini Aliando Syarief sebagai brand

ambassador dalam iklan Sarimi terhadap keputusan membeli oleh fans

club Alicious di Kota Surabaya kemudian melihat faktor-faktor apa yang mempunyai pengaruh dan variabel mana yang cocok untuk diteliti dan diharapkan sebelumnya mengadakan survei untuk menyesuaikan variabel yang cocok untuk diteliti dan kemudian penggalian data secara mendalam untuk data yang lebih konkrit dan akurat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Kotler. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo. Anwar, Ali. 2009. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan. Kediri : IAIT Press. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri. 1996. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Startegi. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya) Edisi

Kedua. Jakarta: Penanda Media Group.

Echois, Jhon M. & Shadity, Hassan. 1993. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Malang: Erlangga.

Herawati, F. Anita. 2002. Jurnal ISIP “Upaya Melakukan Cognitive Dalam Iklan”. Yogyakarta: Universitas Atmaya.

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Ishak, Asmani. 2008. Pengaruh Penggunaan Selebriti Dalam Iklan Terhadap

Minat Beli Konsumen. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 12, No. 2. Jakarta:

Universitas Islam Indonesia.

Kasali, Renald. 1995. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaa,

Implementasi dan Kontrol Edisi 9 Jilid 1 & 2. Jakarta: PT. Prenhalind.

___________ & Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

___________ & Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Ke 12. Jakarta: Erlangga.

Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu.

Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prawira, R. Yogie, Slamet Mulyana, Teddy Kurnia Wirakusumah. 2012. “Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda Spacy Helm In

dengan Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen”. Jurnal Vol. 01,

No. 01. Bandung: Universitas Padjajaran Bandung.

Rahmat, Jalaluddin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

___________ 2000. Metode Peneitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

Roedjinandari, Nanny. Pengaruh Faktor-faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Khas Jawa pada Rumah Makan

Inggil Malang Jurnal Eksekutif. Vol. 2. No. 2. 2006. Samarinda:

Universitas Mulawarman.

Royan, Frans M. 2004. Cluster Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Severin, Werner J. & Tankard Jr., James W. 2001. Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan: Promosi dan Aspek Tambahan

Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

___________ . 2003. Periklanan: Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Prenada Media

Group.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tankard Jr., James W. & Severin, Werner J. 2001. Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.

http://dataindustri.blogspot.co.id/2016/06/tingkat--konsumsi-mie-instant-masyarakat.html?m=1 diakses pada tanggal 20 September 2016 pada pukul 08:45 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sarimi diakses pada tanggal 20 September 2016 pada pukul 08:25 WIB.

http://nailatulinayati.blogspot.co.id/p/profil.html diakses pada 28 Februari 2017 pukul 13:15 WIB

http://indofood.com/product/sarimi/product diakses pada tanggal 23 Desember 2016 pukul 11:49 WIB.

http://maylanisftri.blogspot.com/ diakses pada 28 Februari 2017 pukul 13:00 WIB.