Iklan Kartu Xl Dan Tindakan Membeli (Buying Actions) Pengguna Telepon Selular (Studi Kasus Tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu Xl Versi “Kawin Sama Monyet” Terhadap Tindakan Membeli Kartu Xl Oleh Siswa-Siswi Smu Negeri 10 Medan)

(1)

IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTIONS) PENGGUNA TELEPON SELULAR

(Studi Kasus tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu XL Versi “Kawin Sama Monyet” terhadap Tindakan Membeli Kartu XL

oleh Siswa-Siswi SMU Negeri 10 Medan)

D I S U S U N Oleh :

Raja Agung Ridho Ilahi Nasution 030904033

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Raja Agung Ridho Ilahi Nasution N.I.M. : 030904033

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING

ACTIONS) PENGGUNA TELEPON SELULAR (Studi Kasus

tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu XL Versi “Kawin Sama Monyet” terhadap Tindakan Membeli Kartu XL oleh Siswa-Siswi SMU Negeri 10 Medan)

Medan, September 2009

Dosen Pembimbing, Kepala Departemen Ilmu Komunikasi,

Drs. Humaizi, M.A. Drs. Amir Purba, M.A. NIP. 1959 080 919 860 11 002 NIP. 1951 021 919 870 11 001

Dekan FISIP USU

Prof. DR. M. Arif Nasution, M.A. NIP. 1962 070 319 871 11 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Lembar Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tim Penguji :

Tempat :

Panitia Penguji Skripsi

1. 2. 3.


(4)

ABSTRAKSI

Komunikasi merupakah salah satu cara manusia untuk dapat melakukan hubungan dan berinteraksi dalam kehidupan social mereka. Dengan komunikasi, segala hal yang ingin disampaikan oleh seorang manusia kepada manusia lainnya bias terucapkan dengan jelas. Salah satu bentuk dari komunikasi itu adalah iklan, yaitu pesan-pesan (penjualan) yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Tujuan dari iklan ini sendiri adalah untuk memupuk citra masyarakat calon konsumen, karena iklan bertalian dengan nilai kebaikan dan kebenaran. Ia membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai.

Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan hubungan antara periklanan dengan tindakan membeli (buying actions) dari masyarakat atas produk yang diiklankan, dengan mengambil objek kartu telepon selular produksi PT. Excelcommindo Pratama (XL). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, dengan populasi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan, di mana kemudian digunakan metode Purposive Sampling dalam penarikan sampelnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penayangan iklan XL versi “Kawin Sama Monyet” dengan Tindakan Membeli (Buying Actions) Kartu XL dari Siswa/i SMA Negeri 10 Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali penulis ucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena kekuatan, semangat, dan kasih sayang yang ia berikan tanpa henti-hentinya melalui tangan orang-orang yang tanpa kita sadari, sungguh besar misteri Allah SWT. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagiku, bagi umat manusia, bagi para sahabat dan bagi orang-orang yang tetap berikhtiar dan istiqomah di jalan-Nya.

Penulisan skripsi dengan judul “Iklan Kartu XL dan Tindakan Membeli (Buying Actions) Pengguna Kartu Telepon Seluler” ini, merupakan salah satu syarat guna memenuhi untuk menyelesaikan Program Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan, kelemahan, keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, terutama Bang Dediku dan Kak Inaku. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW.

2. Orangtuaku, Bapak Drs. Pangihutan Nasution, SH dan Ibuku Kamariah Afsyam, atas kasih sayang, kesabaran, perhatian dan do’anya yang tulus dan tiada duanya untuk keberhasilan penulis.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A,selaku Dekan FISIP USU


(6)

5. Bapak Drs. Humaizi, M.A, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing, membantu, dan membagi pengetahuannya kepada penulis.

6. Semua dosen di Departemen Ilmu Komunikasi dan FISIP USU.

7. Kepala Sekolah dan guru-guru di SMA Negeri 10 Medan atas izin dan waktunya yang diberikan kepada penulis. Kak Adek dan Siswa SMA Negeri 10 Medan, terima kasih atas tempat tongkrongannya yang rame, yang penuh cerita dan tawa. 8. Kak Ros, Kak Cut, Maya, Bang Ria, atas semua bantuannya dalam urusan

administrasi. Buat Kak Ros, terima kasih sekali lagi, jangan sering marah-marah kak, ^_^.

9. Bang Dedi dan Kak Ina, semua bantuan dan jerih payahnya takkan bisa penulis lupakan, semoga semua tidak sia-sia dan menjadi bekal buat penulis agar bisa membalasnya. Terima kasih ya Bang Dedi dan Kak Ina, kalian memang saudara yang paling baik.

10.Buat keponakanku, senyum, tangis dan tawa kalian selalu meramaikan hati penulis.

11.Teman-teman Angkatan 2003, makasih ya woy buat hari-harinya di kampus dan semoga pertemanan kita semakin akrab hingga kita tua nanti.

12.Buat sahabat-sahabatku, Via makasih ya dan buat kata-kata yang mengingatkanku dan waktu yang diberikan buatku, makasih Apis, yang telah setia menemaniku, makasih buat Godek, Bang Hendra, Pudan, Wendy, Atok, Kak Desi, Apis, Diko, Kiting, Umar dan yang lainnya yang tidak tersebut. Makasih buat tawa ceria, cerita-cerita kita, touring-touring kita, rame-rame dan heboh-heboh kita, semuanya sangat berarti bagi penulis.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa setiap manusia itu tidak luput dari kekhilafan dan kekurangan. Untuk itu, dengan kerendahan hati, penulis


(7)

menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian, demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. Semoga Allah SWT memberikan berkat dan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua, Amin.

Medan, September 2009


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Abstraksi

Kata Pengantar i

Daftar Isi iv

Daftar Gambar/Tabel vi

Daftar Lampiran ix

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 2

B. Perumusan Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

E. Kerangka Teori 6

F. Kerangka Konsep 10

G. Model Teoritis 12

H. Operasional Variabel 13

I. Definisi Operasional 14

J. Hipotesis 16

K. Metode Penelitian 16

L. Lokasi Penelitian 17

M. Populasi dan Sampel 17

N. Teknik Pengumpulan Data 18


(9)

Bab II Uraian Teoritis 21

A. Komunikasi Massa 21

B. Periklanan 26

C. Teori AIDDA 36

D. Positioning 40

Bab III Metodologi Penelitian 44

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 44

B. Metode Penelitian 48

C. Populasi dan Sampel 49

Bab IV Hasil dan Pembahasan 59

A. Analisa Tabel Tunggal 59

B. Analisa Tabel Tunggal 94

C. Pengujian Hipotesis 107

D. Pembahasan 110

Bab V Penutup 112

A. Kesimpulan 112

B. Saran 116


(10)

DAFTAR GAMBAR/TABEL

Gambar/Tabel Halaman

1. Model Teoritis 12

2. Operasional Variabel 13

3. Struktur Organisasi SMA 10 Medan 46

4. Jenis Kelamin Responden 59

5. Usia Responden 60

6. Jenjang Kelas Responden 61

7. Jumlah Uang Saku Responden 62

8. Kemenarikan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 64

9. Kepercayaan Responden terhadap Isi Pesan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 65

10. Kejujuran PT. Excelcommindo Pratama dalam Menyampaikan Isi Pesan Iklan 66

11. Keahlian PT. Excelcommindo Pratama sebagai Penyedia Jasa Komunikasi 67

12. Kesesuaian Cerita dalam Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” dengan Kenyataan 69

13. Tingkat Pengertian Responden Terhadap Isi Pesan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 70

14. Kejelasan Kesimpulan Makna Pesan dalam Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 71

15. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Makna yang Tersirat dalam Tayangan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” di Televisi 72

16. Kejelasan Bahasa yang Digunakan dalam Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 74


(11)

17. Tingkat Pengertian Responden Terhadap Kalimat Percakapan dalam Iklan

XL Versi “Kawin Sama Monyet” 75

18. Kejelasan Tayangan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 76 19. Kejelasan Kesinambungan Cerita dalam Iklan XL Versi “Kawin Sama

Monyet” 77

20. Konsistensi (Frekuensi) Penayangan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet”

di Televisi 78

21. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Media Apa Saja yang Digunakan Untuk Mempromosikan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 79 22. Ketepatan Penggunaan Media Televisi dalam Mempromosikan Iklan XL

Versi “Kawin Sama Monyet” 80

23. Keefektifan Penggunaan Media Televisi dalam Menyampaikan Isi Pesan

Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 81 24. Tingkat Kemampuan Responden dalam Mencerna Isi Pesan Iklan XL Versi

“Kawin Sama Monyet” 82

25. Frekuensi Menonton Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” dalam Sehari 84 26. Tingkat Perhatian Responden Saat Menonton Iklan XL Versi “Kawin Sama

Monyet” di Televisi 85

27. Tingkat Pemahaman Responden Terhadap Keseluruhan Isi Pesan Iklan XL

Versi “Kawin Sama Monyet” 87

28. Tingkat Rasa Ingin Tahu Responden tentang Produk XL Setelah Menonton Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 88 29. Tingkat Ketertarikan Responden untuk Membeli Kartu GSM XL Setelah


(12)

30. Tingkat Keinginan Responden untuk Terus Menggunakan Kartu GSM XL Setelah Menonton Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” 90 31. Tingkat Motivasi Responden untuk Membeli dan Menggunakan Kartu GSM XL Setelah Adanya Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” di Televisi 92 32. Sumber Pembelian dan Penggunaan Produk (Kartu XL) dari Responden 93 33. Hubungan Antara Keahlian PT. Excelcommindo Pratama dengan Tingkat Pemahaman Responden tentang Keseluruhan Isi Pesan Iklan XL Versi

“Kawin Sama Monyet” di Televisi 95

34. Hubungan Antara Tingkat Pengertian Responden tentang Isi Pesan Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet” dengan Tingkat Rasa Ingin Tahu

Responden Terhadap Produk-produk XL 98 35. Hubungan Antara Tingkat Pengertian Responden tentang Isi Pesan Iklan dengan Tingkat Motivasi Responden untuk Membeli dan Menggunakan

Produk XL 100

36. Hubungan Antara Penyajian Iklan Secara Keseluruhan dan Tingkat Pemahaman Responden tentang Keseluruhan Isi Pesan XL Versi “Kawin

Sama Monyet” 102

37. Hubungan Antara Frekuensi Penayangan Iklan di Televisi dengan Frekuensi Responden Menonton Iklan XL Versi “Kawin Sama Monyet”

di Televisi 104

38. Hubungan Antara Tingkat Motivasi Responden untuk Membeli dan Menggunakan Kartu GSM XL Setelah Adanya Iklan XL Veri “Kawin Sama Monyet” di Televisi dengan Sumber Pembelian/Pemakaian Produk/-


(13)

ABSTRAKSI

Komunikasi merupakah salah satu cara manusia untuk dapat melakukan hubungan dan berinteraksi dalam kehidupan social mereka. Dengan komunikasi, segala hal yang ingin disampaikan oleh seorang manusia kepada manusia lainnya bias terucapkan dengan jelas. Salah satu bentuk dari komunikasi itu adalah iklan, yaitu pesan-pesan (penjualan) yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Tujuan dari iklan ini sendiri adalah untuk memupuk citra masyarakat calon konsumen, karena iklan bertalian dengan nilai kebaikan dan kebenaran. Ia membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai.

Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan hubungan antara periklanan dengan tindakan membeli (buying actions) dari masyarakat atas produk yang diiklankan, dengan mengambil objek kartu telepon selular produksi PT. Excelcommindo Pratama (XL). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, dengan populasi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan, di mana kemudian digunakan metode Purposive Sampling dalam penarikan sampelnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penayangan iklan XL versi “Kawin Sama Monyet” dengan Tindakan Membeli (Buying Actions) Kartu XL dari Siswa/i SMA Negeri 10 Medan.


(14)

Dunia periklanan telah menjadi salah satu industri terbesar yang sangat menjanjikan dan melibatkan media massa, baik itu media lini atas (above the line) maupun media lini bawah (below the line). Persaingan di dunia iklan mengharuskan para produsen dan pembuat iklan untuk menampilkan iklan-iklan yang efektif demi meningkatkan brand awareness konsumen atas produknya. Dewasa ini, para pembuat iklan juga semakin kreatif dalam menciptakan sebuah iklan. Mereka berusaha untuk membuat sebuah iklan yang bersifat out of box dari iklan-iklan sejenisnya.

Sebuah iklan yang baik adalah iklan yang secara efektif dan efisien dapat langsung mengkomunikasikan pesan yang dimaksud sehingga komunikan pun mengerti maksud dari iklan tersebut, dan dapat terus mengingat iklan tersebut. Pesan yang biasanya berupa ajakan untuk membeli dan/atau mengkonsumsi suatu produk tertentu itu pun pada gilirannya akan cenderung menimbulkan minat beli dari komunikan berdasarkan apa yang di ingat oleh komunikan, yang telah dipicu oleh penyampaian pesan lewat suatu iklan yang menarik. Dengan demikian, iklan adalah salah satu sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan tingkat penjualan suatu produk.

Pada masa sekarang ini persaingan para produsen kartu telepon selular sangat kompetitif, hal ini dapat kita lihat dari iklan yang mereka tawarkan di media massa khususnya media elektronik yaitu televisi. Para produsen kartu selular ini sangat terang-terangan dalam bersaing, mereka berlomba-lomba membuat iklan yang berbeda dan lain dari yang lain, bahkan mereka juga bersaing dalam tarif telepon yang ditawarkan, sehingga media pun menyebutkan para produsen kartu telepon sedang perang tarif.


(15)

Di dalam iklannya kali ini, XL (PT. Excelcomindo Pratama) menawarkan sesuatu yang berbeda dari iklan yang lain dan iklan sebelumnya, provider XL melakukan terobosan dengan mulai memasukkan hewan di dalam iklan kartu telepon selularnya, dan dalam hal ini peneliti melihat terjadi peningkatan dalam penggunaan kartu telepon selular XL di karenakan iklan tersebut.

Iklan yang menjadi objek penelitian ini adalah iklan kartu telepon selular yang diproduksi oleh provider XL (PT. Excelcomindo Pratama) versi “Kawin sama Monyet”. Peneliti berpendapat bahwa iklan tersebut efektif, memiliki konsep yang original, kreatif, membidik sasaran konsumen yang tepat dan dilaksanakan dengan cukup sempurna. Iklan kartu GSM yang berdurasi sekitar 30 detik ini cukup sering kita saksikan di televisi.

Iklan ini sendiri mengambil setting di sebuah jalan raya, dimana dua orang pemuda sedang berjalan dan berbincang-bincang mengenai tarif kartu GSM yang murah. Menurut pemuda yang bertubuh gemuk, tidak ada tarif kartu GSM yang paling murah, semuanya sama dan mahal jika menghubungi operator yang berbeda. Kemudian dia berkata kepada temannya, pemuda yang bertubuh langsing, bahwa ia bertaruh, jika ada tarif kartu GSM yang murah, maka ia akan bersedia kawin dengan monyet.

Sesaat setelah itu, ketika mereka melewati sebuah jembatan fly-over, mereka berdua melihat papan iklan yang menampilkan tarif kartu XL yang hanya Rp. 0.1 per detik ke semua operator. Pemuda yang gemuk tentu saja terbelalak dan teringat kembali dengan ikrar taruhan yang diucapkannya, sehingga kemudian ia digambarkan hidup satu rumah dan/atau kawin dengan seekor monyet, sebagai akibat dari kata-katanya itu.


(16)

Iklan ini kemudian diakhiri dengan munculnya model XL yang menampilkan kembali tarif Rp. 0.1 per detik ke semua operator.

Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wacana dan bahan pembanding bagi para pengguna kartu telepon selular dalam menentukan pilihannya dan juga sebagai wacana penambah dalam hal periklanan.

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh Peneliti, iklan ini cukup mendapat perhatian di masyarakat. Peneliti melihat iklan ini telah menjadi fenomena tersendiri di masyarakat, dengan seringnya digunakan istilah “Kawin sama Monyet” dalam percakapan sehari-hari di masyarakat.

Peneliti memilih siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Medan sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Peneliti, cukup banyak siswa yang memakai produk XL sebagai kartu GSM telepon selular mereka, dan cukup populernya ungkapan yang digunakan dalam iklan ini. Menurut pengamatan Peneliti, cukup banyak siswa yang menggunakan ungkapan di iklan ini dalam berinteraksi antar sesamanya. Ungkapan “Kawin sama Monyet” cukup sering digunakan dan telah menjadi bahasa gaul (slank) di kalangan anak remaja. Selanjutnya Peneliti melihat pengaruh iklan tersebut terhadap tindakan membeli kartu GSM XL tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh Iklan XL ‘Kawin Sama Monyet’ terhadap Tindakan Membeli Kartu GSM XL oleh Siswa-Siswi SMA Negeri 10 Medan?”


(17)

C. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas, lebih spesifik dan menghindarkan salah pengertian, maka Peneliti membuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan hanya pada siswa/i SMA Negeri 10 Medan..

2. Penelitian dilakukan hanya pada siswa/i yang menonton tayangan iklan XL versi “Kawin Sama Monyet”.

3. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada pengaruh iklan XL versi “Kawin Sama Monyet” terhadap tindakan membeli kartu GSM XL dari siswa/i tersebut..

4. Pra penelitian dan Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui besarnya minat beli dan menggunakan kartu telepon selular XL.

b. Untuk mengetahui pengaruh iklan XL versi “Kawin Sama Monyet” terhadap tindakan membeli kartu GSM XL oleh siswa/i, khususnya siswa/i SMA Negeri 10 Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi bagi studi dan penelitian, khususnya bagi studi ilmu komunikasi tentang periklanan.


(18)

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini serta menjadi wadah dalam memperkaya cakrawala pengetahuan tentang periklanan.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi/masukan yang positif kepada pihak – pihak yang berkepentingan.

E. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok fikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi, 2001: 39)

Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.2

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan untuk dipergunakan adalah Periklanan, Positioning, dan Teori AIDDA.

1. Periklanan

Secara sederhana iklan didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1992:9).


(19)

Dalam literatur pemasaran, Iklan atau advertising didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi barang atau jasa lewat media massa (Wibowo, 2003:5).

Menurut Jefkins (1997:15), Iklan sebagai cara menjual melalui penyebaran informasi.

Institut Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan sebagai pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1997:5).

Sedangkan periklanan menurut Masyarakat Periklanan Indonesia merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (Kasali, 1992:11).

Iklan menuurut AMA (American Marketing Association) adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas tanggapan sponsor tertentu (Liliweri, 1997:20).

Menurut Kleeper(Liliweri, 1997:17), iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin “Advere” yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Menurut Wright(Liliweri, 1997:20), iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat pentingsebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari iklan adalah untuk memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingatkan (to remind). Salah satu keuntungan utama iklan dari media lain adalah


(20)

kemampuannya untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya kepada sejumlah besar orang pada suatu waktu.

2. Positioning

Positioning menurut Rhenald Kasali adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Upaya ini di anggap perlu karena situasi masyarakat yang sudah over-communicated.

Dengan demikian maka positioning yang dimaksudkan disini merupakan suatu cara mendekatkan suatu produk yang dihasilkan dengan konsumen yang dituju. Menurut David A. Aacker strategi ini dapat diterapkan melalui (Alo, 1997: 14):

• Penonjolan karakteristik produk. • Penonjolan harga dan mutu. • Penonjolan penggunaan.

• Positioning menurut pemakaiannya. • Positioning menurut kelas produk.

• Positioning dengan menggunakan simbol budaya. • Positioning langsung terhadap pesaing.

Positioning atau juga disebut penempatan, merupakan model baru dalam dunia periklanan, dalam buku “Mengatur Posisi” Al Rise dan Jack Trout mengemukakan bahwa penempatan berarti menempatkan suatu produk ke dalam pikiran konsumen. Penempatan ini melibatkan proses perubahan yang menyangkut perubahan nama,


(21)

harga jual,pengepakan, dan sebagainya. Namun tidak merubah produk itu sendiri, perubahan ini hanya terjadi pada kulitnya saja.

3. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from Attention to Action

Procedure. Teori AIDDA ini di dalam (Effendy, 2003:304) merupakan akronim dari :

A : Attention (Perhatian) I : Interest (Minat)

D : Desire (Hasrat/Keinginan) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan)

Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi.

Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya.

Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikaort harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif.


(22)

Dalam hal ini, komunikatornya adalah provider kartu telepon selular GSM XL, dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat yang menjadi pemirsa televise dan juga pengguna kartu telepon selular. Sebuah iklan harus mampu menarik perhatian pemirsanya, dalam hal ini iklan kartu telepon selular GSM XL “Kawin Sama Monyet” harus membangkitkan perhatian pemirsa televise sehingga akan muncul minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh tentang iklan tersebut. Selanjutnya minat akan melahirkan rasa ingin/hasrat untuk melakukan seperti yang disampaikan oleh iklan tersebut, dan pada akhirnya akan menuju pada tindakan membeli (buying action) yang dilakukan komunikan (masyarakat) terhadap produk dari komunikator (kartu telepon selular GSM XL).

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai. Kerangka konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian (Nawawi, 2001: 40).

Kerangka konsep memuat variabel-variabel yang akan diteliti beserta indikatornya untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:


(23)

Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lain (Rakhmat, 2001: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan

kartu GSM XL versi “Kawin Sama Monyet”, yang indikatornya meliputi :

a. Frekuensi Penayangan Iklan b. Model Iklan

c. Slogan

d. Penonjolan karakteristik produk e. Penonjolan harga dan mutu f. Penonjolan penggunaan

2. Variabel terikat / Dependent Variable (Y)

Merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001: 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Tindakan Membeli Kartu GSM XL”, yang meliputi :

a. Attention (Perhatian)

b. Interest (Minat)

c. Desire (Hasrat/Keinginan)

d. Decision (Keputusan)

e. Action (Tindakan)

G. Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :


(24)

Gambar 2 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Iklan GSM XL versi + Tindakan Membeli

“Kawin Sama Monyet” Kartu GSM XL

Variabel Antara (Z) Karakteristik

Responden

x = Variabel Bebas y = Variabel Terikat z = Variabel Antara

+ = Kuat/Lemah Hubungan

H. Operasional Variabel

Operasional variabel digunakan untuk lebih memudahkan kesamaan dan kesesuaian penelitian berdasarkan kerangka konsep di atas, yakni:


(25)

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas

Iklan XL versi “Kawin Sama Monyet”

Frekuensi Penayangan Iklan • Model Iklan

• Slogan

• Penonjolan karakteristik produk • Penonjolan harga dan mutu • Penonjolan penggunaannya Variabel Terikat

Tindakan Membeli Kartu GSM XL

Attention (Perhatian) Interest (Minat)

Desire (Keinginan/Hasrat)

Decision (Keputusan)

Action (Tindakan)

Variabel Antara

Karakteristik Responden

• Usia • Pendidikan

• Pendapatan (per bulan)

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995: 46). Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut :


(26)

1. Iklan Kartu GSM XL versi “Kawin Sama Monyet”, yang terdiri dari :

a. Waktu penayangan iklan, yaitu iklan kartu selular GSM XL versi Kawin sama Monyet yang ditayangkan secara berulang-ulang agar dapat diingat oleh khalayak.

b. Model iklan, yaitu orang-orang yang digunakan sebagai model dalam iklan kartu seluler GSM XL versi Kawin sama Monyet.

c. Slogan, yaitu frase pendek yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek.

d. Penonjolan karakteristik suatu produk, yaitu menampilkan karakter produk yang menjadi ciri khas produk. Seorang pengiklan harus memilih salah satu di antara sekian unsur produk yang dapat ditonjolkan. Penonjolan ini meliputi karakteristik fisik, seperti warna, kemasan, ukuran, dan bentuk; dan juga karakteristik semu, yaitu karakter yang tidak dapat diukur, seperti hal-hal yang berkaitan dengan selera, rasa, simbol-simbol maupun keuntungan konsumen. e. Penonjolan harga dan mutu, yaitu apakah harga produk itu terjangkau dan

bagaimana kualitas produk, apakah sudah sesuai dengan informasi yang diberikan oleh iklan kartu selular GSM XL.

f. Penonjolan penggunaan, yaitu apa kegunaan atau manfaat dari produk tersebut untuk dikonsumsi.

2. Tindakan Membeli kartu GSM XL versi “Kawin sama Monyet”

a. Attention (Perhatian), yaitu perhatian khalayak dan/atau individu yang

ditimbulkan dari metode penayangan iklan televisi kartu seluler GSM XL versi Kawin sama Monyet yang dibuat semenarik mungkin.


(27)

b. Interest (Minat), yaitu alasan penggerak dalam diri individu untuk

menggunakan produk kartu seluler GSM XL tersebut.

c. Desire (Hasrat/keinginan), yaitu timbulnya keinginan untuk mencoba kartu

seluler GSM XL sebagai pemenuhan kebutuhan.

d. Decision (Keputusan), yaitu keadaan dimana individu mengambil keputusan

tertentu untuk melakukan pertimbangan terlebih dahulu apakah ia akan menggunakan produk kartu seluler GSM XL ataukah tidak.

e. Action (Tindakan), yaitu tindakan untuk membeli dari individu yang

menyebabkan ia berubah menjadi konsumen dari produk kartu seluler GSM XL, setelah sebelumnya menyaksikan iklan (versi Kawin sama Monyet) dan mengadakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001: 161).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat hubungan antara menonton tayangan iklan XL versi “Kawin Sama

Monyet” terhadap tindakan membeli kartu GSM XL di kalangan siswa/i SMA Negeri 10 Medan.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara menonton tayangan iklan XL versi “Kawin

Sama Monyet” terhadap tindakan membeli kartu GSM XL di kalangan siswa/i SMA Negeri 10 Medan.


(28)

K. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel suatu faktor yang berkaitan dengan variasi terhadap faktor lainnya. Selain itu metode korelasional ini digunakan untuk mengukur hubungan di antara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, meratakan jalan untuk dapat membuat sebuah rancangan eksperimental.

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan atau melakukan observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Medan.

L. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Medan, Jalan Tilak No. 108 Medan.

M. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001: 141).

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa/I SMA Negeri 10 Medan, yang berjumlah + 700 orang.


(29)

Sampel merupakan pengambilan sejumlah bagian dari populasi yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Nawawi, 2001: 141). Oleh karena jumlah populasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil 10-25% dari populasi tersebut sebagai sampel.

Menurut Arikunto (2002: 112) jika populasi kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, namun jika populasi diatas 100 orang maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25%. Berdasarkan data populasi yang ada sebanyak 693 orang, maka diambil sampel sebesar 10,11%, yaitu 70 orang.

Untuk menentukan 70 orang yang menjadi responden (sampel) dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penarikan sample Purposive Sampling yaitu penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel

yang digunakan disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya adalah siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan (kelas 1, 2, 3) yang pernah menyaksikan iklan XL versi kawin sama monyet (minimal 1 kali).

Langkah selanjutnya adalah mengarahkan teknik penarikan sampel diarahkan kepada Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu deengan peneliti yang dapat dipergunakan sebagai sampel, sepanjang orang/responden tersebut sesuai sebagai sumber data penelitian.

N. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Kepustakaan (Library Study), yaitu dengan cara mempelajari dan


(30)

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian, yang dilakukan melalui kuisioner, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan secara tertulis untuk dijawab oleh para responden.

O. Teknik Analisa Data 1. Analisa Tabel Tunggal

Dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam kategori yang ditentukan atas dasar jumlah frekuensi dan persentase.

2. Analisa Tabel Silang

Digunakan untuk menganalisa dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lain. Dengan analisa seperti ini maka dapat diketahui apakah hubungan tersebut bersifat positif atau negatif. Selanjutnya berguna untuk memperoleh nilai yang jelas dari variabel yang dimaksud, maka terlebih dahulu ditabulasikan ke dalam bentuk tabel-tabel atau penentuan skor.

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis merupakan suatu cara untuk mengathui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak atau diterima. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan Korelasi Rank Spearman, karena dengan menggunakan korelasi ini, tingkat pengukurannya adalah ordinal, yaitu menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub nominal.


(31)

r

s

∑ ∑

∑ ∑

+ −

= 2 2

2 2 2 . y x di y x Keterangan :

r

s = Koefisien Korelasi Spearman

di = Perbedaan antara pasangan jenjang/ranking x = Jumlah variabel x yang beranking sama y = Jumlah variabel y yang beranking sama

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, maka digunakan skala Gildford.

< 0,20 = Hubungan rendah sekali. 0,20 – 0,40 = Hubungan rendah tetapi pasti. 0,41 – 0,70 = Hubungan yang cukup berarti. 0,71 – 0,90 = Hubungan yang tinggi/kuat. > 0,91 = Hubungan sangat tinggi.

Untuk mengukur tingkat signifikasi korelasi, digunakan rumus t.

t = r

s 2

1 2 rs n −− Keterangan :

t = Koefisien korelasi variabel x dan y n = Sampel


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa modern (surat kabar, televise, radio, dan film) yang sifatnya satu arah (one way

traffic). Berdasarkan keadaan hidup sekarang, dapat dikatakan bahwa hidup ini

dikendalikan oleh media massa. Artiya, setiap saat kita sering merasakan proses komunikasi massa tersebut.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Ciri yang paling khas adalah antara sumber pesan dan penerima pesan dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.

Proses penyampaian pesan dalam komunikasi massa juga lebih formal, terencana, dan lebih rumit. Karena sumber pesannya merupakan lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi, dan sebagainya. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relatif banyak untuk mengelolanya. Pesan dalam komunikasi massa bersifat tahan lama bila di dokumentasikan.

Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).

Menurut Pool (Wiryanto, 2000: 3), mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan


(33)

penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran media massa ( surat kabar, radio, televisi dan film).

Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa adalah komunikasi yangditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan visual (Effendy, 2000:21).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media modern yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan, misalnya pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televise dan film. Mempelajari komunikasi massa tidak ada gunanya tanpa mengkaitkan peran medianya, bahkan bisa dikatakan media massa menjadi alat utama dalam proses komunikasi massa.

Beberapa karakteristik dari komunikasi massa menurut definisi-definisi di atas, yaitu (Nurudin, 2004: 16-28):

1. Komunikasi massa bersifat satu arah

Artinya, setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak diketahui apakah pesan itu dapat di terima dan di mengerti dengan baik oleh komunikan atau tidak. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak tahu sama sekali apakah komunikasinya berhasil atau gagal. Umpan balik terhadap pesan yang disampaikan itu tidak langsung saat ia berkomunikasi, akan tetapi jauh sesudah pesan itu disampaikan


(34)

(sifatnya tertunda/delayed feedback). Artinya, komunikan tidak dapat secara langsung memberikan umpan balik atas pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsure dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah system. Di dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu lembaga media massa itu sendiri. Dalam sebuah system ada interdependensi, artinya adanya interaksi, saling keterkaitan, dan saling ketergantungan antara komponen – komponen di dalamnya. Jadi, apabila ada satu komponen yang tidak bekerja akan mempengaruhi kinerja komponen yang lainnya.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Dengan kata lain, pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini artinya pesan-pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Misalnya televisi, Karena televise ditujukan dan untuk dinikmati oleh orang banyak, maka pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan kata-kata-kata-kata ilmiah, sebab kata-kata ilmiah itu hanya dapat dimengerti oleh kelompok tertentu.


(35)

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang banyak itu secara serempak dan pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media massa dan tidak tatap muka. Dalam komunikasi massa, komunikannya juga heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan dan kelompok masyarakat. Baik dari segi usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, tingkat ekonomi, dan lain-lain. Juga bersi individu – individu yang tidak mengenal satu sama lain. Komunikan tersebut juga tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

6. Stimulan alat indera terbatas/komunikasi massa mengandalkan peralatan teknisnya Karakteristik komunikasi massa ini juga menjadi kelemahan dari komunikasi massa tiu sendiri, karena terbatasnya stimulasi alat indera.

Pada komunikasi antar pribadi (tatap muka), seluruh alat indera komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar, bahkan mungkin merasa secara langsung. Tidak tergantung pada media massa yang digunakan (surat kabar, televisi, radio dan film) seperti di dalam komunikasi massa.


(36)

7. Umpan balik pada komunikasi massa tertunda. (delayed)

Ciri ini berhubungan komunikasi massa yang bersifat satu arah. Karena pada komunikasi massa umpan balik tidak dapat diberikan secara langsung oleh komunikan kepada komunikator, Umpan baliknya bersifat tertunda (delayed).

Berbicara tentang komunikasi massa berarti berbicara tentang media massa. Harold D. Lasswell menyebutkan fungsi dari media massa, yaitu (Wiryanto, 2000: 10-11):

a. Fungsi pengamatan lingkungan atau dengan kata lain pemberi informasi dan penyampaian berita.

b. Menekankan pada seleksi, evaluasi, dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur, dan pengelola media massa (sebagai gatekeeper dari arus berita dan informasi).

c. Sebagai sarana unutk memindahkan nilai dan warisan budaya dari generasi ke generasi.

d. Sebagai media hiburan.

e. Sedangkan Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media massa yaitu sebagai media advertensi/iklan. (Wahyudi, 1986: 43-44).

B. Periklanan a. Sejarah Iklan

Kegiatan periklanan sudah dimulai sejak zaman peradaban Yunani Kuno dan Romawi Kuno, jauh sebelum sistem percetakan ditemukan oleh Guttenburg pada tahun 1450, yaitu dalam bentuk pesan berantai yang disebut juga the word of mouth. Pesan berantai ini dilakukan untuk membantu kelancaran kegiatan jual beli di dalam


(37)

masyarakat, yang pada waktu itu belum mengenal huruf dan hanya mengenal sistem barter dalam kegiatan jual belinya. Iklan pertama kali dikenal lewat pengumuman-pengumuman yang disampaikan secara lisan, artinya dilakukan dengan komunikasi verbal. Karena disampaikan secara lisan maka daya jangkaunya sempit, namun pada masa itu iklan yang demikian sudah dianggap efektif.

William F.Arens membagi lima masa perkembangan iklan, yaitu : a. Masa Pra Masyarakat Industrial.

Diawali dengan ditemukannya kertas di China tahun 1275 hingga mesin cetak ciptaan Johann Guttenburg di Jerman pada tahun 1450. Penemuan terakhir ini membawa perubahab besar terhadap kehidupan masyarakat secara massal termasuk dunia periklanan saat itu. Masa itu dikenal sebagai publicity era yang memunculkan format baru periklanan yaitu poster dan leaflet.

b. Masa Revolusi Industri.

Dimulai pertengahan tahun 1700 sampai akhir perang dunia I. Pada masa ini pemakaian mesin produksi yang memproduksi barang secara massal di eksploitasi secara besar-besaran. Pada masa ini telah ditemukan teknologi fotografi, telepon dan film yang semakin membawa iklan masuk periode periklanan modern.

c. Masa Masyarakat Industrial.

Ditandai dengan perubahan orientasi produksi ke penjualan. Langkah-langkah yang dilakukan pada waktu itu antara lain diversifikasi produk-produk baru, membuat harga barang lebih murah, mendesain kemasan lebih menarik, dan mengiklankan produk secara nasional. Munculnyya televisi pada tahun 1941 membuat perkembangan iklan semakin mencapai masa keemasannya.


(38)

d. Masa Interaktif Global.

Pada masa ini perkembangan teknologi TV kabel dan jaringan Internet yang memungkinkan pengiklan-pengiklan kecil ikut menggunakannya bersama pengiklan besar.

Sementara itu perkembangan iklan di Indonesia dimulai pada abad 17, saat Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoen menerbitkan iklan yang diberi nama “Memories Des Novvelis” yang membuat keputusan sang Gubernur untuk diketahui masyarakat secara cepat dan luas. Tahun 1799-1980 merupakan titik awal pertumbuhan industri periklanan di Indonesia. Salah satu contoh iklan adalah dimuat dalam surat kabar Tjahja Sijang yang diterbitkan sebulan sekali dengan ketebalan delapan halaman setiap terbit dan empat halaman sebagai tambahan. (http//www.iklan.blogdrive.com/).

1. Definisi Periklanan

Well et.al. (Umar, 2002: 10) mendefinisikan periklanan sebagai komunikasi non individual dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu untuk mempengaruhi audience.

Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris, Periklanan merupakan pesan- pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang palin potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1996: 5). Iklan juga merupakan sebagai cara menjual melalui penyebaran informasi, iklan adalah pesan yang sifatnya informatif, persuasif yang disampaikan melalui media massa ( Jefkins, 1996: 15).


(39)

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1992: 9). Menurut Masyarakat Periklanan Indonesia, iklan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (Kasali, 1992: 11).

Iklan menurut AMA (American Marketing Association) adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas tanggapan sponsor tertentu (Liliweri, 1997: 20). Menurut Wright, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuaatan yaang sagat penting sebagai alat pemasaran yang menjual barang, memberikan layanan serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 1997: 20)

Dalam literatur pemasaran, iklan atau advertising didefenisikan sebagai kegiatan berpromosi barang atau jasa lewat media massa (Wibowo, 2003: 5).

2. Tujuan, manfaat dan fungsi iklan

Iklan ditujukan demi memupuk citra masyarakat calon konsumennya, karena iklan bertalian dengan nilai kebaikan dan kebenaran. Tujuan penyajian iklan (Wahyu Wibowo, 2003: 5):

a. Untuk menarik perhatian masyarakat konsumen.

b. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri di benak masyarakat.


(40)

Menurut Crawford (Wibowo, 2003: 213), tujuan iklan adalah :

a. Menyadarkan komunikan dan memberi informasi tentang suatu barang, jasa dan ide.

b. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan dengan memberikan referensi kepada mereka.

c. Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa tentang apa yang dianjurkan dalam iklan itu dan karenanya menggerakkan untuk berusaha memiliki dan menggunakan barang/jasa yang dianjurkan.

Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi, yaitu :

a. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk sehingga menimbulkan adanya pilihan. b. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Iklan-iklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafit dan produknya bermutu.

c. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya.

Periklanan sebagai salah satu bentuk komunikasi mempunyai beberapa fungsi (Shimp, 2003: 357-361), yaitu :


(41)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan produk/merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat produk/merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Dengan kata lain, periklanan dapat menampilkan atau memberikan informasi-informasi bernilai lainnya kepada para calon konsumen.

b. Persuading (Membujuk).

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) para calon konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang bujukan ini memang benar-benar membujuk para calon konsumen agar menginginkan produk yang diiklankan tersebut, namun kadangkala juga bujukan ini hanya untuk menjual merk (nama perusahaan).

c. Reminding (mengingatkan).

Iklan juga dapat menjaga agar produk atau merk perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumennya, dengan kata lain menjaga loyalitas konsumennya.

d. Adding Value (memberikan nilai tambah).

Ada tiga nilai dasar agar perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran – penawaran mereka, yaitu : inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. “Inovasi tanpa kualitas adalah semata-mata hal yang baru.” Persepsi konsumen tanpa kualitas dan atau inovasi adalah semata-mata reklame yang berlebihan. Dan keduanya, inovasi dan kualitas, jika tidak diterjemahkan ke


(42)

dalam persepsi-persepsi konsumen seperti pohon terkenal yang tumbang di hutan yang kosong (hal yang sia-sia).

3. Jenis-jenis iklan

Secara garis besar, iklan dapat digolongkan ke dalam tujuh kategori pokok (Jefkins, 1996: 39-55), yaitu :

a. Iklan Konsumen

Iklan jenis ini adalah iklan yang menawarkan barang-barang konsumen (consumer

goods) seperti bahan makanan, shampo, sabun dan sebagainya, serta menawarkan

barang tahan lama (durable goods) misalnya rumah, mobil, dan perhiasan, juga iklan yang menawarkan jasa konsumen (consumer services), seperti iklan asuransi, bank, layanan hotel, restoran,biro perjalanan dan liburan, dan lainnya. b. Iklan Antar Bisnis

Iklan antar bisnis adalah ikaln yang mempromosikan barang-barang dan jasa nonkonsumen. Artinya, bahwa pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah ataau menjadi unsur produksi. Antara lain barang-barang mentah, komponen, suku cadang, fasilitas pabrik, dan lain-lain. Media bagi iklan antar bisnis adalah majalah-majalah dan surat kabar bisnis yang teratur menerbitkan topik-topik spesifik, misalnya tentang komputer, peralatan pengolah data dan lain-lain.

c. Iklan Perdagangan

Iklan perdagangan adalah iklan-iklan yang secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor, para agen, dan eksportir/importir. Barang-barang yang


(43)

diiklankan adalah barang-barang untuk dijual kembali. Kegunaan dari iklan perdagangan adalah memberikan informasi kepada para pedagang tentang barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali, apakah dengan mengingatkan mereka pada merek-merek yang terkenal. Iklan ini semacam menawarkan unutk memesan atau menanyakan informasi lebih lanjut, serta membantu salesman lapangan untuk menghubungi pemilik stok barang.

d. Iklan Eceran

Iklan jenis ini banyak digunakan oleh pasar swalayan ataupun toko serba ada berukuran besar. Iklan ini dibuat dan disebarluaskan oleh pihak pemasok atau perusahaan /pabrik pembuat produk, dan iklan ini biasanya ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk tadi ke para konsumen.

Tujuan iklan ini adalah untuk mempopulerkan perusahaan, memikat para konsumen/orang-orang yang lalu lalang di depan toko tersebut untuk masuk ke dalam toko; untuk menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu; untuk menjual stok suatu toko, bisa juga mempromosikan barang-barang yang sifatnya musiman atau untuk mengumumkan penawaran khusus.

e. Iklan Bersama

Iklan yang dibuat oleh dua perusahaan yang mengadakan hubungan kerjasama dalam mempromosikann produknya masing-masing. Biasanya produk-produk yang ditawarkan oleh iklan ini adalah produk-produk yang sifatnya saling melengkapi, misalnya iklan tentang produk roti dan mentega.


(44)

Iklan keuangan meliputi iklan-iklan untuk bank, jasa tabungan, asuransi dan investasi. Tujuan iklan keuangan adalah untuk menghimpun dana pinjaman atau menawaran modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasi atau dengan pengumuman laporan keuangan kepada publik dengan tujuan untuk menunjukan betapa solidnya keuangan perusahaan yang bersangkutan.

g. Iklan Rekruitmen (Iklan Lowongan Kerja)

Iklan seperti ini bertujuan untuk merekrut calon pegawai pada perusahaan dan badan- badan umum. Iklan ini berbentuk iklan kolom yang menjanjikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa. Media utamanya adalah surat kabar, radio dan televisi.

Iklan ini terdiri dari dua jenis, yaitu iklan yang diisi oleh para pencari kerja dengan menyertakan identitas atau kotak pos dan iklan yang berasal dari lembaga, perusahaan atau biro-biro rekruitmen yang diberi wewenang oleh suatu perusahaan untuk mencari dan memilih calon untuk mengisi suatu lowongan yang tersedia.

4. Kelebihan dan kelemahan iklan

Kelebihan dan kelemahan iklan ( Philip Kotler, 1998: 87) antara lain :

a. Kelebihan Iklan, yaitu:

- Periklanan dapat mencapai sejumlah besar pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya rendah per penayangan.


(45)

- Periklanan memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali sedangkan pembeli dapat membandingkan pesan yang diterima dari beberapa pesaing.

- Karena sifat publik dari periklanan, konsumen cenderung memandang produk sebagai baku dan sah. Pembeli mengetahui bahwa membeli produk yang diiklankan akan dipahami dan diterima oleh khalayak.

- Perusahaan yang bersangkutan dapat mendramatisasi produknya melalui seni menggunakan gambar, cetakan, suara dan warna. Pada satu periklanan dapat di pakai unutk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk, pada sisi lain periklanan dapat mendongkrak penjualan dengan cepat.

b. Kelemahan iklan, yaitu :

- Walaupun dapat menjangkau banyak orang dengan cepat, periklanan tidak menyertakan manusia sehingga tidak dapat membujuk seperti wiraniaga.

- Pada umumnya periklanan hanya dapat menyampaikan komunikasi satu arah dengan khalayaknya sehingga khalayak tidak merasa harus memperhatikan atau memberi reaksi.

- Periklanan memerlukan biaya mahal. Walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan di surat kabar dan radio dilakukan dengan anggaran kecil, bentuk-bentuk lain seperti iklan di televisi membutuhkan anggaran yang besar.

C. Teori AIDDA

Menurut Wilbur Schramm (Effendy, 2003: 304), menyatakan bahwa teori AIDDA disebut A-A Procedur atau from Attention to Action Procedure. Teori AIDDA merupakan akronim dari :


(46)

A : Attention (Perhatian)

I : Interest (Minat/Ketertarikan) D : Desire (Hasrat/Keinginan) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan)

Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi.

Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya.

Dalam membangkitkan perhatian yang berperan adalha komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan daya tarik pada dirinya (source attractive) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga dalam membangkitkan perhatian khalayak harus di hindari munculnya suatu himbauan yang negatif.

Dimulainya proses komunikasi dengan membangkitkan perhatian (Attention) komunikan merupakan awal suksesnya komunikasi tersebut. Apabila perhatian komnikan telah terbangkitkan hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest) yang merupakan derajat lebih tinggi dari perhaatian. Minat merupakan titik


(47)

tolak dari timbulnya hasrat / keinginan (Desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komnikator. Tetapi itu tidaklah cukup harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (Decision) yakni keputusan untuk melakukan tindakan (Action) seperti yang diharapkan komunikator.

Dalam hal ini komunikatornya adalah iklan XL Kawin Sama Monyet dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat yang menjadi pemirsa televisi. Sebuah iklan harus mampu membangkitkan perhatian komunikannya, dalam hal ini iklan XL Kawin Sama Monyet harus mampu membangkitkan perhatian pemirsa televisi sehingga muncul minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh tentang iklan tersebut. Selanjutnya minat akan menumbuhkan rasa ingin /hasrat untuk melakukan seperti yang disampaikan iklan tersebut.

Dalam penelitian ini tahapannya adalah :

1. Attention : pada tahap awal iklan XL tersebut harus mampu membangkitkan

perhatian dari komunikan yang menjadi khalayaknya. Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Selanjutnya dikatakan bahwa perhatian adalah penyeleksian terhadap stimulus, dan tujuan akhir dari perhatian adalah menciptakan kesadaran terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Interest : Setelah perhatian komunikan terbangkitkan maka tahap selanjutnya

adalah menimbulkan ketertarikan dalam diri komunikan yang akhirny amelahirkan minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang produk yang ditawarkan, yaitu kartu telepon selular XL serta dapat menggunakannya karena komunikan merasa iklan XL tersebut menjawab kebutuhan hidupnya.


(48)

3. Desire : Pada tahap ini iklan XL tersebut harus mampu mengembangkan

keinginan komunikannya agar mau menerima pesan yang disampaikannya, sehingga memunculkan hasrat di dalam diri komunikan, dimana hasrat itu timbul dari dorongan dan terarah pada satu tujuan yang konkrit.Disini khalayak harus dibuat agar merasa membutuhkan produk yang diiklankan,yaitu menggunakan Kartu XL.

4. Decision : Dalam tahap ini iklan XL harus dapat membuat atau mempengaruhi

khalayaknya untuk mengambil keputusan di dalam diri komunikan tersebut bahwa iklan XL ini adalah yang diinginkan oleh komunikan selama ini.

5. Action : Dalam tahap ini komunikan telah sampai pada satu tindakan yaitu

membeli kartu XL, komunikan telah yakin XL merupakan kartu yang digunakannya sebagai kartu telepon selularnya. Komunikan telah menggunakan kartu XL, maka dapat dikatakan bahwa iklan XL telah berhasil mempengaruhi komunikannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk sampai pada tahap pembelian, di dalam jiwa si komunikan terlebih dahulu harus ada rasa perhatian terhadap produk yang diiklankan, kemudian muncul rasa ketertarikan serta keinginan sehingga pada akhirnya komunikan membuat keputusan bahwa produk tersebut pantas untuk dibeli dan digunakan. Oleh karena itu produsen harus jeli dalam membaca kondisi dan situasi pasar, mengetahui benar jenis produk yang menjadi keinginan


(49)

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta konsumen dapat mengambil manfaat dari produk tersebut.

D. Positioning

Konsep ini mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1980, sedangkan para praktisi iklan Indonesia sendiri telah mengenal konsep ini sejak tahun 1976. Rhenald Kasali dalam bukunya “Manajemen Periklanan” memberikan definisi positioning yaitu suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Upaya ini dianggap perlu karena situsdi mayarakat yang sudah over

communicated. Sedangkan Al Rise dan Jack Trout dalam bukunya “Mengatur Posisi”

mengemukakan rumusan tentang positioning yaitu penempatan dimulai dari suatu produk, sekotak barang, suatu jasa, sebuah perusahaan, instansi bahkan perorangan. Namun penempatan bukanlah apa yang dilakukan terhadap pikiran prospek, penempatan adalah kerangka dasar berpikir yang digunakan untuk memecahkan persioalan sulit yaitu bagaiman bias di dengar oleh masyarakat yang sudah over

communicated.

Menurut David A. Aacker (Alo, 1997: 17-19) ada beberapa cara untuk mencoba melaksanakan strategi positioning, strategi ini dapat diterapkan melalui:

1. Penonjolan karakteristik produk

Cara yang paling sering dilakukan adalah menghubungkan saut objek dengan karakter produk. Seorang pengiklan harus memilih satu dari sekian unsure produk yang dapat ditonjolkan. Misalnya mobil produk Jepang yang menawarkan irit


(50)

bahan bakar, sedangkan mobil keluaran Eropa menawarkan kenyaman berkendara.

2. Penonjolan harga dan mutu

Merupakan dua unsur yang terpisah namun dipersepsikan sama oleh konsumen. Harga yang tinggi dianggap sebagai produk yang memiliki kualitas dibandingkan dengan harga yang murah. Dalam pikiran konsumen harga yang tinggi pasti membutuhkan bahan baku yang mahal, kebutuhan mesin yang lebih canggih. Melalui jalan pikiran demikian konsumen mudah diarahakan pada logika mahal berarti memiliki kualitas yang tinggi, sedangkan murah berarti murahan.

3. Penonjolan penggunaan

Cara lain untuk mengkomunikasikan citra adalah mengkaitkannya dengan penggunaannya. Ditengah persaingan bisnis komunikasi yang semakin tinggi seperti kartu telepon selular, XL menawarkan produk kartunya yang baru yang lebih bersaing dan kompetitif dalam harga.

4. Positioning menurut pemakaiannya

Pendekatan lain mengkaitkan produk dengan pemakaiannya. Banyak produk yang memberikan sentuhan pribadi yaitu dengan mencantumkan tanda tangan arits atau selebriti. Cara seperti ini dilakukan untuk menciptakan citra bahwa artis tersebut juga mengggunakan produk tersebut.


(51)

Produk-produk tertentu di tengah persaingan sering terjepit oleh produk lain, perlu mengambil keputusan positioning yang kritis dengan mengkaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan.

6. Positioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya

Banyak pengiklan ynag menggunakan symbol budaya untuk mengikalankan produknya agar tercipta citra yang berbeda dimata calon pembeli terhadap produk para pesaingnya. Strategi ini terutama mengupayakan identifikasi atas sejumlah simbol yang memiliki arti penting bagi calon pembeli yang tidak digunakan dan ditonjolkan oleh para pesaingnya. Seperti beberapa iklan kosmetik dalam negeri yang menonjolkan pada ketradisionalan yang alami.

7. Positioning langsung terhadap pesaing

Citra konsumen terhadap pesaing dapat digunakan sebagai jembatan untuk membantu proses komunikasi sebagai referensi.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Gambaran umum SMA Negeri 10 Medan

Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Medan merupakan salah satu sekolah yang terletak di daerah perkotaan Medan, yaitu terletak di JL. Tilak No. 108 Medan,Kelurahan Sei Rengas I, Kecamatan Medan Kota, Kodya Medan. Sekolah ini tidak jauh dari JL. Thamrin dan dari JL. Sutomo.

Sekolah ini berdiri pada tahun 1966, dengan nama SMA Negeri 9 Medan yang diambil alih oleh pemerintah dimana pada saat itu merupakan bekas dari sekolah buat orang China yang bernama SD Chinkang. Lalu pada tahun 1998 berubah menjadi SMA Negeri 10 Medan sampai dengan sekarang.

Visi dan misi SMA Negeri 10 Medan, yaitu :

Visi : Menyiapkan siswa agar beriman dan bertaqwa, terdidik, mandiri, dan disiplin sebagai insan yang berkualitas pengisi pembangunan di masa depan.

Misi :

1. Melaksanakan kurikulum sekolah

2. Meningkatkan pembinaan keagamaan secara rutin sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.

3. Menumbuhkan sikap yang terdidik dan mandiri.

4. Membentuk kesehatan jasmani melalui olahraga berenang.

5. Menumbuhkan sikap semangat siap bertanding melalui Pra Olimpiade, Penelitian ilmiah remaja, Panel diskusi dan sebagainya.


(53)

7. Menerapkan manajemen partisipasi antar sekolah dengan komite sekolah serta koordinasi dengan instansi terkait.

8. Menjalin kegiatan dengan alumni, pihak swasta utuk membantu pengadaan dana dan sarana/prasarana sekolah.

9. Menumbuhkembangkan disiplin dan tanggung jawab.

10.Membina dan membentuk penguasaan teknologi informasi siswa, guru dan pegawai melalui computer dan intenet.

Tujuan Sekolah :

Bertitik tolak dari visi dan misi yang dirumuskan maka SMA Nengeri 10 Medan mempunyai tujuan yang akan dicapai, yaitu :

1. Tamatan SMA Negeri 10 Medan 70% diterima di perguruan tinggi negeri. 2. Berdisiplin, beriman, berkepribadian, dan peduli lingkungan.

2. Struktur Organisasi SMA Negeri 10 Medan.

KEPALA SEKOLAH Drs. MUHAMMAD DAUD


(54)

KEPALA TATA USAHA HONNY K. MATONDANG

NIP. 130 528 918

PERSURATAN KESISWAAN KEUANGAN

SUABATUL ASLAMIYAH SRI NANI T. ISKANDAR

NIP. 131 589 272 NIP. 131 117 671 NIP. 130 907 702

KEPEGAWAIAN SARANA/

TUTI SRIYANI PRASARANA

NIP. 130 907 682 MESINA SIMBOLON

NIP. 130 938 514

PEMBANTU PELAKSANA PENJAGA MALAM

RIANTO SOFYAN

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 10 Medan.

3. Kondisi /keadaan SMA Negeri 10 Medan Saat ini. a. Staf Pengajar (Guru) dan Pegawai

Saat ini SMA Negeri 10 Medan mempunyai 63 orang staf pengajar (23 orang laki-laki dan 40 orang perempuan) yang mengajar di berbagai bidang ilmu eksakta dan sosial. Staf pengajarnya juga memiliki berbagai latar belakang pendidikan, mulai dari D3 (6 orang), Sarjana Muda (3 orang), hingga Sarjana (S1) (54 orang).

Saat ini SMA Negeri 10 Medan memiliki 65 Guru Tetap, 4 orang Guru Tidak Tetap, 6 orang Pegawai Tetap, dan Pegawai Tidak Tetap/Honor ada 2 orang.


(55)

b. Siswa-siswi

Siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan terdiri dari 3 tingkatan kelas yaitu kelas 1 (X), kelas 2 (XI), kelas 3 (XII). Jumlah siswa/i pada kelas 1 (X) yang terdiri dari 7 kelas adalah sebanyak 273 orang (115 laki-laki dan 158 perempuan); jumlah siswa/i pada kelas 2 (XI) yang terdiri dari 6 kelas adalah sebanyak 219 orang (101 laki-laki dan 118 perempuan); dan jumlah siswa/i pada kelas 3 (XII) yang terdiri dari 5 kelas adalah sebanyak 201 orang (85 laki-laki dan 116 perempuan).

Siswa/i SMA Negeri 10 Medan juga menganut dua agama, yaitu yang beragama Islam sebanyak 551 orang dan yang beragama Kristen sebanyak 142 orang.

c. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar, SMA Negeri 10 Medan mempunyai sarana dan prasarana, yaitu 18 ruang belajar/kelas (kelas X 7 ruangan, kelas XI 6 ruangan, dan kelas XII 5 ruangan), 2 ruangan laboratorium (1 laboratorium Biologi dan 1 laboratorium Fisika), 1 ruangan perpustakaan, 1 ruang serbaguna/aula, 1 ruang BP, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 ruang Guru/Pengajar, 1 ruang administrasi/tata usaha, 1 ruang OSIS, 6 kamar mandi/WC (3 kamar mandi untuk guru dan 3 kamar mandi untuk staff), 2 kamar mandi/WC untuk murid (1 kamar mandi/WC untuk murid laki-laki dan 1 kamar mandi/WC untuk murid perempuan), dan 1 ruang ibadah.


(56)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi-variasi pada variable lain (Rakhmat, 2002: 27).

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut, kemudian meneliti sejauh mana faktor pada suatu variabel berkaitan dengan faktor pada variabel lain. Metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, untuk meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan untuk meratakan jalan unutk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2002: 31).

Berdasarkan hal-hal di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah iklan Kartu Telepon Selular XL versi Kawin Sama Monyet berpengaruh terhadap tindakan membeli siswa SMA Negeri 10 Medan, yang kemudian menggunakannya. Adapun cara yang digunakan adalah mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1991: 141).

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan yang pernah menyaksikan iklan Kartu Telepon Selular XL versi Kawin Sama Monyet. Adapun alasan peneliti memilih SMA Negeri 10 Medan sebagai populasinya karena berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan, bahwasanya


(57)

siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan sangat heterogen sehingga sangat mendukung keobjektifitasan hasil penelitian ini. Dan yang menjadi alasan utama bagi peneliti adalah karena peneliti juga mengetahui bahwa di SMA Negeri 10 Medan banyak yang menggunakan Kartu XL dan juga banyak yang menggunakan kata “Kawin Sama Monyet”, sehingga meningkatkan rasa ketertarikan peneliti untuk melihat dan mengetahui sejauhmanakah iklan tersebut mempengaruhi siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan untuk menggunakan kartu XL.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, peneliti memperoleh jumlah seluruh kelas di SMU Negeri 10 Medan ada 18 kelas dan jumlah seluruh siswa-siswi SMU Negeri 10 Medan adalah kurang lebih 700 orang.

2. Sampel

Secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, atau bisa juga dikatakan sebagai bagian dari populasi unutuk mewakili seluruh populasi. Menurut (Nawawi, 1991: 144), sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Menurut Arikunto (2002: 112) jika populasi kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, namun jika populasi diatas 100 orang maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25%. Berdasarkan data populasi yang ada sebanyak 693 orang, maka diambil sampel sebesar 10,11%, yaitu 70 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian (SMA Negeri 10 Medan), diketahui bahwa jumlah siswa/i pada kelas 1 (X) yang terdiri dari 7 kelas adalah sebanyak 273 orang (115 laki-laki dan 158 perempuan); jumlah siswa/i pada kelas 2 (XI) yang terdiri dari 6 kelas adalah sebanyak 219 orang (101 laki-laki dan


(58)

118 perempuan); dan jumlah siswa/i pada kelas 3 (XII) yang terdiri dari 5 kelas adalah sebanyak 201 orang (85 laki-laki dan 116 perempuan).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di setiap jenjang kelas (kelas 1 (X), 2 (XI), 3 (XII)). Untuk menentukan jumlah sampel per jenjang kelas maka peneliti menggunakan teknik Stratifikasi Propotional Random Sampling dengan rumus:

n

N n

n ×

= 1 (Nazir, 1998: 365) Keterangan : n1 = jumlah siswa per jenjang kelas n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung besar sampel per jenjang kelas dalam penelitian ini, yaitu

Kelas 1 (X) : n 27,6 28 693 70 273 ≈ = ×

= orang

Kelas 2 (XI) : n 22,1 22 693 70 219 ≈ = ×

= orang

Kelas 3 (XII) : n 20,3 20 693 70 201 ≈ = ×

= orang

Total keseluruhan sampel = 70 orang

3. Teknik Penarikan Sampel

Untuk menentukan 70 orang yang menjadi responden (sampel) dalam


(59)

yaitu penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya adalah siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan (kelas 1, 2, 3) yang pernah menyaksikan iklan XL versi kawin sama monyet (minimal 1 kali).

Langkah selanjutnya adalah mengarahkan teknik penarikan sampel diarahkan kepada Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu deengan peneliti yang dapat dipergunakan sebagai sampel, sepanjang orang/responden tersebut sesuai sebagai sumber data penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data yang diperlukan peneliti melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, majalah, internet, dan sebagainya.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan datra dari responden melalui :

- Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nawawi, 1991: 117). Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada siswa-siswi SMA Negeri 10 Medan yag telah terpilih menjadi sample.


(60)

- Wawancara, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh peneliti yang dijawab secara lisan pula oleh responden (Nawawi, 1991: 111). Dalam hal ini Peneliti akan berdialog atau mewawancarai pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang hendak diteliti.

- Observasi, yaitu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitan.

5. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan ( Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu:

a. Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atras dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori ( Singarimbun, 1995: 263).


(61)

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negarif ( Singarimbun, 1995:273).

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang di korelasikan dalam penelitian digunakan Koefisien Korelasi Tat Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient ) oleh Spearman. Spearman Rho

Koefisien menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui

sebaran datanya. Koefisien korelasi non parametrik ini digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam ranking. Rumus untuk koefisien korelasinya adalah :

r

s ) 1 ( 6 1 2 2 1 − − =

N N d

(Arikunto, 2002: 247)

Keterangan: rs = Koefisien korelasi tata jenjang N = Jumlah sampel

d1

observasi.

= Perbedaan ranking yang diperoleh pada tiap pasangan

1-6 = Bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.


(1)

TABEL RANKING IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTION) PENGGUNA TELEPON SELULAR (STUDI KASUS TENTANG PENGARUH IKLAN XL VERSI "KAWIN SAMA MONYET" TERHADAP TINDAKAN MEMBELI

KARTU XL OLEH SISWA/I SMA NEGERI 10 MEDAN) No. X Y Rx Ry d1 = Rx - Ry (d1)2

1 63 31 1.5 1.5 0 0

2 63 31 1.5 1.5 0 0

3 49 23 3 3.5 0 0

4 47 23 4.5 3.5 0 0

5 47 20 4.5 6 -0.5 0.25

6 45 20 6 6 1 1

7 44 20 7.5 6 -1.5 2.25

8 44 18 7.5 10 0 0

9 42 18 9.5 10 1.5 2.25

10 42 18 9.5 10 -2.5 6.25

11 41 18 11 10 -0.5 0.25

12 40 18 15 10 -0.5 0.25

13 40 17 15 17 1 1

14 40 17 15 17 5 25

15 40 17 15 17 -2 4

16 40 17 15 17 -2 4

17 40 17 15 17 -2 4

18 40 17 15 17 -2 4

19 39 17 20 17 -2 4

20 39 17 20 17 -2 4

21 39 17 20 17 3 9

22 38 16 23.5 29.5 3 9

23 38 16 23.5 29.5 3 9

24 38 16 23.5 29.5 -6 36

25 38 16 23.5 29.5 -6 36

26 37 16 26.5 29.5 -6 36

27 37 16 26.5 29.5 -6 36

28 36 16 29 29.5 -3 9

29 36 16 29 29.5 -3 9

30 36 16 29 29.5 -0.5 0.25

31 35 16 35.5 29.5 -0.5 0.25

32 35 16 35.5 29.5 -0.5 0.25

33 35 16 35.5 29.5 6 36


(2)

38 35 15 35.5 43.5 6 36

39 35 15 35.5 43.5 6 36

40 35 15 35.5 43.5 -8 64

41 34 15 44 43.5 -8 64

42 34 15 44 43.5 -8 64

43 34 15 44 43.5 0.5 0.25

44 34 15 44 43.5 0.5 0.25

45 34 15 44 43.5 0.5 0.25

46 34 15 44 43.5 0.5 0.25

47 34 15 44 43.5 0.5 0.25

48 32 15 48 43.5 0.5 0.25

49 31 15 49.5 43.5 0.5 0.25

50 31 13 49.5 50 4.5 20.25

51 30 11 51 51.5 6 36

52 28 11 53.5 51.5 -0.5 0.25

53 28 10 53.5 61.5 -0.5 0.25

54 28 10 53.5 61.5 2 4

55 28 10 53.5 61.5 -8 64

56 27 10 56 61.5 -8 64

57 26 10 57 61.5 -8 64

58 25 10 60 61.5 -5.5 30.25

59 25 10 60 61.5 -4.5 20.25

60 25 10 60 61.5 -1.5 2.25

61 25 10 60 61.5 -1.5 2.25

62 25 10 60 61.5 -1.5 2.25

63 24 10 63.5 61.5 -1.5 2.25

64 24 10 63.5 61.5 -1.5 2.25

65 23 10 66 61.5 2 4

66 23 10 66 61.5 2 4

67 23 10 66 61.5 4.5 20.25

68 22 10 68 61.5 4.5 20.25

69 20 10 69 61.5 4.5 20.25

70 19 10 70 61.5 6.5 42.25


(3)

IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTION) PENGGUNA TELEPON SELULAR (STUDI KASUS TENTANG PENGARUH IKLAN XL VERSI "KAWIN SAMA MONYET" TERHADAP TINDAKAN

MEMBELI KARTU XL OLEH SISWA/I SMA NEGERI 10 MEDAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 0 1 1 1 1 5 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 2 1 1 1 5 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 3 1 1 1 5 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 5 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 5 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 0 6 1 1 1 4 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 7 1 1 1 5 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 0 8 1 1 1 5 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 5 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 5 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3 3 2 2 1 3 1 1 1 5 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 4 1 2 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 5 1 1 1 5 1 1 1 3 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 2 1 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 7 1 2 1 5 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 8 1 2 1 5 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(4)

2 0 1 2 1 5 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 3 1 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 5 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 5 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 5 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 4 1 1 1 5 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 1 2 1 5 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 2 6 1 1 1 5 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 7 1 2 1 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 1 1 1 6 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 9 1 2 1 6 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 0 1 1 1 6 1 3 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 6 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 1 1 1 6 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 6 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 3 1 3 2 2 2 2 3 5 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 6 1 2 1 6 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 7 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 8 1 2 1 6 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 9 1 2 1 6 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 0 1 2 1 6 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 1 1 2 1 6 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1 6 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1


(5)

4 4 1 2 1 6 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 4 6 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 7 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 8 1 1 1 6 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 9 1 1 1 6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 1 2 1 7 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 7 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 5 3 1 2 1 7 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 5 4 1 2 1 7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 5 5 1 2 1 7 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 5 6 1 2 1 7 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 5 7 1 1 1 7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 8 1 1 1 7 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 5 9 1 1 1 7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 6 0 1 1 1 7 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 6 1 1 2 1 7 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 6 2 1 2 1 7 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 6 3 1 2 1 7 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 6 4 1 2 1 7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 5 1 2 1 7 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2


(6)

6 8 1 2 1 7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 6 9 1 2 1 7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 7 0 1 2 1 7 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33


Dokumen yang terkait

Pengaruh Produk Positioning Kartu Seluler Simpati Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4 66 116

Gambaran Persaingan Dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL Dan AS (Studi Analisis Semiotika tentang Persaingan dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”)

1 35 132

Lights Dan Tindakan Membeli:(Studi Korelasional Pengaruh Iklan LA Lights versi Ringgo Kapan Kawin Terhadap Tindakan Membeli Rokok Mahasiswa FISIP USU)

4 98 102

Analisis Perpindahan Konsumen Kartu Pra Bayar Telepon Seluler pada Operator Seluler Lain ke Telkomsel (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara)

1 46 111

PENGARUH TERPAAN PESAN PROMOSI KARTU XL BEBAS TARIF Rp 1/detik DI TELEVISI TERHADAP PENINGKATAN PENGGUNAAN KARTU XL BEBAS OLEH MAHASISWA

0 33 2

“PENGARUH TERPAAN PESAN IKLAN TELEVISI KARTU SELULAR XL TERHADAP TINGKAT PENGGUNAAN KARTU SELULAR XL” (Studi Pada kartu selular XL versi “Ampuh Murahnya 24 Jam (Mencari Ayah)” dan Remaja Umur 17-21 tahun di Dusun Bunut Tunjungtirto Singosari)

0 24 57

Analisis Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Dan Harga Tarif Pada Kartu Prabayar XL Terhadap Tindakan Brand Switching Pada Pengguna SIM Card : Studi Kasus Pengguna SIM Card Pada Mahasiswa UIN Jakarta

0 3 163

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI KARTU SELULER XL DI BANDAR LAMPUNG

5 78 137

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER (Studi Efektifitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level 10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Menggunakan Metode EPIC Model Di Kalangan Mahasiswa Faku

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK KARTU XL (STUDI KASUS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN).

0 5 27