Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

(1)

MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY

DI KELAS III MI MIFTAHUL HUDA DRIYOREJO GRESIK SKRIPSI

Oleh:

Luluk Mas’adah

NIM. D77213074

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Luluk Mas’adah. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Pemahaman Materi Jenis-jenis Pekerjaan Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Course Review Horray di Kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd dan Pembimbing 2 Irfan Tamwifi, M.Ag

Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan di MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik. Dibuktikan dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus dari 40 siswa kelas III 19 siswa yang tuntas dalam tes. Penyebabnya adalah siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena bosan dengan metode yang digunakan pengajar. Solusi yang peneliti gunakan untuk mengatasi masalah ini adalah menerapkan metode Course Review Horray.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan metode Course Review Horray dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Subjek penelitian 40 siswa kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tulis menggunakan butir soal uraian tes pemahaman siswa, observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara menggunakan format panduan wawancara guru, serta dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan metode

Course Review Horray pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan terhadap aktivitas pembelajaran di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik tergolong baik. Skor aktivitas guru adalah 75 (cukup) pada siklus I naik menjadi 85,41 (baik) pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan skor dari 65 (cukup) pada siklus I menjadi 87,5 (baik) pada siklus II. 2) Pemahaman siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketika pra siklus mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 70,9 (cukup) dan 77 (cukup) pada siklus I menjadi 85,5 (baik) pada siklus II. Persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 47,5% (sangat tidak baik) pada pra siklus, pada siklus I 72,5% (baik), sedangkan pada siklus II 87,5% (baik) dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.


(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR RUMUS ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan Yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II PEMBAHASAN A. Pemahaman Materi Jenis-jenis Pekerjaan Mata Pelajaran IPS 1. Pemahaman a. Arti Pemhaman ... 9


(8)

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman ... 14

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS ... 15

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 17

3. Materi Jenis-jenis Pekerjaan a. Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang ... 19

b. Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa ... 24

B. Cooperative Learning Tipe Course Review Horay 1. Cooperative Learning a. Pengertian Cooperative Learning ... 27

b. Tujuan Cooperative Learning ... 28

c. Unsur-unsur Cooperative Learning ... 29

2. Cooperative Learning Tipe Course Review Horray a. Pengertian Course Review Horray ... 31

b. Langkah-langkah Course Review Horray ... 32

c. Kelebihan dan kelemahan metode Course Review Horray 1) Kelebihan metode Course Review Horray ... 34

2) Kelemahan metode Course Review Horray ... 34

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 37

1. Setting Penelitian ... 37

a. Tempat Penelitian ... 37

b. Waktu Penelitian ... 38

2. Subyek Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 38


(9)

G. Indikator Kerja ... 48 H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus ... 51 2. Siklus I ... 55 3. Siklus II ... 77 B. Pembahasan

1. Penerapan metode Course Review Horray untuk meningkatkan pemahaman siswa materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik. .... 95 2. Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata

pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik ... 96

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 99 B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang SD/MI sampai pada jenjang perguruan tinggi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab serta menjadi warga negara yang cinta damai. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman serta kemampuan untuk menganalisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan yang dinamis.1

Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benar-benar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan berfikir secara kritis. Dengan demikian seorang guru harus bisa memilih dan mengkombinasikan metode-metode pembelajaran yang beragam dan menarik pada siswa sehingga suasana belajar mengajar dapat menjadi lebih baik.

1


(11)

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat2. Dengan kata lain memahami berarti mengetahui tentang sesuatu yang telah dilihat atau didengar oleh seseorang. Seorang siswa dapat dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Memperhatikan esensi yang terkandung dalam mata pelajaran IPS diatas, maka pembelajaran disekolah seharusnya merupakan suatu kegiatan yang disenangi dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan siswa terlihat aktif. Dengan siswa aktif, maka siswa akan mempunyai pemahaman yang kuat terhadap materi. Oleh karena itu guru seharusnya dapat mengola proses pembelajaran dengan memiliki kemampuan dalam memilih metode ataupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi yang dimiliki oleh siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial memang tidak dapat lepas dari proses menghafal. Namun, proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang bisa diingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu kedalam benak siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan

2


(12)

lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikan, dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.3

Berdasarkan hasil penelitian awal di MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik pada siswa kelas III memiliki pemahaman masih di bawah nilai KKM yang sudah ditentukan pada pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yaitu 70. Dari hasil pra siklus yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran IPS dari 40 siswa terdapat 19 siswa yang tuntas atau dengan persentase 47,5% yang mencapai KKM, sedangkan 21 siswa belum tuntas atau dengan persentase 52,5% belum mencapai KKM.4

Berdasarkan masalah diatas perlu adanya cara pemecahan masalah agar pembelajaran IPS dapat disenangi dan tidak membosankan siswa dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode Course Review Horay. Peneliti mencoba menggunakan metode

Course Revioew Horay dengan pertimbangan metode Course Review Horay

dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dan dapat memahami isi dari materi yang telah di ajarkan oleh guru. Metode ini juga merupakan pembelajaran yang mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal.

3

Melvin L. Silberman, Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa Cendekia,2014), l 27.

4


(13)

Penggunaan metode Course Review Horay dapat menguji pemahaman siswa menggunakan soal, dimana jawaban dari soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Bagi siswa atau kelompok yang mendapat jawaban benar terlebih dahulu harus berteriak “Horee!”. Metode ini bersifat menyenangkan serta membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi yang dipelajari secara mudah.

Penelitian menggunakan metode Course Review Horay ini sudah pernah dilaksanakan. Peneliti menemukan hasil penelitian yang sudah menggunakan metode Course Review Horay yang dilakukan oleh Nur Jannah

penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah

Akhlaq Materi Kalimat Thayyibah Melalui Metode Course Review Horay

Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Pantenan Panceng Gresik”.

Dalam penelitian ini siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran di kelas, serta rendahnya rendahnya pemahaman siswa dalam pelajaran Aqidah akhlaq. Kemudian dilaksanakan perbaikan setiap siklusnya mengalami perbaikan dan peningkatan dengan menggunakan metode Course Review Horay. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 70,5 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 55,1% dan meningkat menjadi 81 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 89% pada siklus II.

Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah menggunakan metode Course Review Horay dalam


(14)

meningkatkan pemahaman siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada materi pembelajaran, mata pelajaran, serta lokasi penelitian. Materi pelajaran dan mata pelajaran pada penelitian ini adalah materi kalimat thayyibah pada mata pelajaran aqidah akhlaq, sedangkan materi dan mata pelajaran yang akan diteliti oleh penulis adalah materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS. Perbedaan yang lain yaitu lokasi penelitian ini adalah MI Al Islam Pantenan Panceng Gresik, sedangkan lokasi yang akan diteliti oleh penulis adalah MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Materi jenis-jenis pekerjaan Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode

Course Review Horay di Kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik”. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode Course Review Horay dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Course Review Horay


(15)

C. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yaitu dengan menggunakan metode Course Review Horay. Dengan menggunakan metode ini diharapkan proses belajar mengajar siswa dapat menjadi lebih aktif dan menyenangkan serta siswa lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru khususnya pada materi jenis-jenis pekerjaan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan metode Course Review Horay dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Course Review Horay di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, maka perlu diberikan batas penelitian dengan tujuan supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan sessuai dengan harapan peneliti. Agar penelitian bisa tuntas dan fokus pada permasalahan ini perlu dibatasi pada hal-hal dibawah ini:


(16)

1. Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah-masalah yang terkait dengan permasalahan di atas, yaitu mengenai penggunaan metode Course Review Horay dalam peningkatan pemahaman siswa.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

Tabel 1.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi 2. Memahami jenis-jenis

pekerjaan dan penggunaan uang.

Kompetensi dasar 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

Indikator Kompetensi 2.1.1 Menjelaskan pengertian dan tujuan bekerja.

2.1.2 Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang

menghasilkan barang dan jasa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber refrensi bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam


(17)

penelitian ini dapat menjadi gambaran untuk memberikan alternatif dalam kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga pemahaman terhadap materi yang di ajarkan dapat meningkat.

2. Manfaat Praktis. a. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki diri.

b. Bagi Siswa

Melatih siswa untuk belajar bekerja sama dan berkomunikasi dalam kelompok, menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan pemahaman siswa.

c. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih mudah memahami materi dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.


(18)

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Materi Jenis-jenis Pekerjaan Mata Pelajaran IPS 1. Pemahaman

a. Arti Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pemahaman berasal dari kata paham yang artinya pendapat, aliran, pengetahuan banyak dan mengerti benar. Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya.5 Sementara itu Benjamin S.Bloom mengatakan bahwa pemahaman (comperehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.6

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dapat dikatakan memahami atau paham apabila siswa itu dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal yang telah ia pelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri

5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 24

6


(19)

serta dapat memberikan contoh atas apa yang telah di pelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya.

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kaliamatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan dari kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.7

b. Tingkatan Pemahaman

Dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal memahami atas apa yang telah dia pelajari. Ada siswa yang mampu memahami materi secara keseluruhan dan ada pula siswa yang sama sekali tidak dapat memahami dari apa yang dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam pemahaman., diantaranya8:

1) Pemahaman Menerjemahkan

7

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 24

8


(20)

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, menerjemahkan

Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, dan lain sebagainya.

2) Pemahaman Menafsirkan

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possesive pronoun sehingga tahu

menyusun kalimat “ My Friend is studying”, bukan “ My Friend studying” merupakan contoh dari pemahaman penafsiran.

3) Pemahaman Mengekstrapolasi

Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, dengen ektrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat sesuatu dibalik yang tertullis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.


(21)

c. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu secara mendalam, hanya bisa mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga memahami konsep dari pelajaran tersebut.

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif.9 No Kategori Proses Kognitif

(Memahami)

Contoh

2.1 Mengartikan Contoh, menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato 2.2 Memberikan Contoh Contoh, memberikan contoh

macam-macam gaya lukisan artistic

2.3 Mengklarifikasi Contoh, mengamati atau menggambarkan kasus

9


(22)

kekacauan mental

2.4 Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga Contoh, mengambil

kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing 2.6 Membandingkan Contoh, membandingkan

peristiwa-peristiwa sejarah dengan sistuasi sekarang 2.7 Menjelaskan Contoh, menjelaskan penyebab

peristiwa penting di Prancis abad ke 18

Untuk memahami suatu konsep yang baik dan menyenangkan akan membuat ingatan siswa akan menjadi lebih kuat. Untuk memperoleh suatu pemahaman diperlukan cara yang tepat dalam proses pengajaran. Setiap proses pengajaran yang berbeda akan berdampak berbeda dari sisi ingatan siswa. Siswa dapat mengingat suatu konsep 10% apabila siswa membaca, 20% apabila siswa mendengar, 30% saat siswa melihat secara langsung


(23)

dan siswa akan mengingat 50% apabila siswa melih dan mendengar langsung. Dan yang paling baik adalah apabila siswa berdiskusi, menulis atau mempraktikkan suatu konsep tersebut maka siswa akan mengingat sebanyak 70%. Hal ini dapat dijelaskan seperti ilustrasi seperti gambar 2.1.

Gambar 2.1 Piramida Belajar

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa yang sekaligus mempengaruhi tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran diantaranya yaitu:10

1) Latar belakang siswa yang mencakup: tingkat kecerdasan siswa, bakat siswa, minat siswa dalam belajar, sikap siswa, motivasi siswa dalam belajar, keyakinan siswa dalam belajar, kesadaran

10


(24)

siswa untuk belajar, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam proses belajar.

2) Pengajar yang profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap personal yang baik.

3) Kegiatan pembelajaran yang baik dengan menciptakan suasana belajar yang aktif inovatif, kreatif, efektiktif dan menyenangkan. 4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. 5) Kurikulum sebagai arahan perubahan perilaku siswa yang

berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotor.

6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan tekonologi, serta lingkungan alam sekitar yang mendukung proses pembelajaran.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial di atas.11

11

Nurhadi, Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan, 2010), 4


(25)

Berikut ini adalah pengertian IPS yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.12

1) Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS adalah pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA . penyederhanaan mengandung arti menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar lanjutan serta memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

2) S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan psikologi sosial.

3) Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan maslah-masalah

human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan


(26)

diperoleh pecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih. Kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan keterampilan mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat secara umum. 13

Dalam kurikulum tahun 2006 atau yang biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :14

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

13

Nurhadi, Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan, hal 3

14

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014) 32.


(27)

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

Secara garis besar pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar mereka peka dan peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat. Selain itu, pembelajaran IPS di SD bertujuan untuk membekali siswa agar mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada dirinya maupun masalah-masalah yang terjadi masyarakat.15

3. Materi Jenis-Jenis Pekerjaan

Bekerja adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan. Setiap orang perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan bekerja mereka mendapat upah (uang) atau barang yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya untuk makan, kesehatan, pendidikan, dan pakaian. Oleh sebab itu uang tersebut harus berasal dari hasil kerja yang halal.

15


(28)

Adapun tujuan orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan pendapatan, dan memperoleh kehidupan yang lebih baik atau lebih layak. Namun tujuan utama orang bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup manusia.16

Banyak alasan orang yang bekerja yaitu untuk menyalurkan kemampuan yang dimiliki atau sebagai hobi dan juga banyak pihak atau kalangan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada beberapa lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta meliputi bidang pertanian, pertambangan, agraris, industri, perdagangan dan jasa.

Jenis pekerjaan dibagi menjadi dua. Pertama, pekerjaan yang menghasilkan barang. Kedua,pekerjaan yang menghasilkan jasa. Pekerjaan yang menghasilkan barang yaitu pekerjaan yang kegiataannya membuat barang. Sedangakan pekerjaan yang menghasilkan jasa yaitu pekerjaan yang hasil kerjanya dapat dirasakan oleh konsumennya.

a. Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang, antara lain: 1) Petani

Petani adalah orang yang bekerja di bidang pertanian dengan cara melakukan pengolaan tanah dengan tujuan untuk

16

Rifan Fajrin, Materi Pelajaran IPS kelas 3 SD Materi Jenis-jenis Pekerjaan, ( Diakses : 20 Februari 2017) http://www.rifanfajrin.com/2016/02/materi-pelajaran-ips-kelas-3-sd-jenis.html,


(29)

menumbuhkan dan memelihara tanaman. Petani termasuk pekerjaan yang menghasilkan barang seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan. Pertanian terdiri atas dua jenis, yaitu pertanian rakyat dan pertanian perkebunan17.

a) Pertanian rakyat yaitu usaha pertanian yang jenis tanamannya biasanya menghasilkan bahan makanan pokok. Misalnya padi, jagung, ketela pohon dan lainnya. Lahan pertanian rakyat berupa ladang, tegalan dan sawah.

Gambar 2.2 Petani Padi

b) Pertanian perkebunan yaitu usaha pertanian yang biasanya menghasilkan jenis tanaman berupa tanaman perdagangan. Misalnya, teh, kopi, cengkeh, kelapa sawit, tembakau. Lada, kapas, tebu dan lainnya. Tanaman tebu dapat diolah menjadi gula kemudian dapat dijual di pasar dan menghasilkan uang.

17

Ratih Hurriyati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas III, (Jakarta: Habsya Jaya, 2009), 53-55


(30)

Gambar 2.3 Petani Teh 2) Peternak

Peternak adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari kegiatan tersebut. Misalnya, peternakan ayam, itik, kambing, sapi, domba dan lainnya. Seseorang beternak ayam dan itik dapat menghasilkan telur dan daging dari ayam dan itik tersebut, beternak sapi dan kambing menghasilkan daging, kulit dan susu dan juga sapi dapat digunakan untuk membajak sawah, beternak domba menghasilkan daging, susu dan bulu domba.18

18

Umadlir Abidah, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan dengan Metode Concept Mapping Siswa Kelas III Di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. (Skripsi 2015)


(31)

Gambar 2.4 Peternak Ayam 3) Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariaannya menangkap ikan di laut. Para nelayan menangkap ikan di laut dengan menggunakan alat jala. Hasil tangkapan ikannya biasanya di jual di pasar untuk mendapatkan uang.

Gambar 2.5 Nelayan 4) Percetakan

Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal, tulisan dan gambar terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan mesin cetak. Percetakan juga merupakan bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi.


(32)

Gambar 2.6 Percetakan 5) Pengerajin

Pengerajin adalah orang yang pekerjaannya membuat dan menghasilkan barang kerajinan. Hasil kerajinannya antara lain berupa hiasan dinding, kain tenun, batik dan lainnya. Hasil kerajinan dapat digunakan sebagai cinderamata atau souvenir. Ada juga pengerajin kayu yang dibuat menjadi almari, rotan dibuat menjadi kursi, rak buku, hiasan dan lain-lain.

Gambar 2.7 Pengrajin rotan


(33)

6) Penjahit

Penjahit atau tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian. Misalnya, menjahit kemeja, membuat baju, membuat celana, rok, jas dan lain sebagainya.

7) Koki

Koki adalah orang yang pekerjaannya membuat makanan kemudian disajikan kepada pelanggan. Koki bekerja untuk melayani pembeli dan menyiapkan makanan. Misalnya, membuat aneka macam masakan dan membuat roti.

Gambar 2.8 Koki Roti 8) Industri

Industri merupakan jenis pekerjaan yang menghasilkan barang. Biasanya industri menghasilkan barang untuk memnuhi keperluan dalam negeri dan ekspor ke luar negeri. Ekspor ke luar negeri berarti mengirim barang ke luar negeri. Industri banyak jenisnya, diantaranya industri makanan dan industri pakaian (konfeksi).

b. Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa, antara lain : 1) Sopir


(34)

Sopir adalah orang yang bekerja mengantarkan penumpang ke tempat tujuan penumpang tersebut. Sopir dapat memberikan pelayanan antar dan keamanan bagi penumpang. Dengan bekerja sebagai sopir bisa mendapatkan uang dengan jasa mengantarkan penumpang ke tempat tujuan 2) Dokter

Dokter adalah orang yang bekerja di bidang kesehatan. Dokter berjasa dengan merawat pasien, misalnya di rumah sakit dan puskesmas atau klinik kesehatan dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien dengan penuh tanggung jawab.

3) Guru

Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, mendidik, dan membimbing siswanya dalam belajar disekolah. Dengan jasa guru, siswa mendapatkan pengetahuan, wawasan, ilmu pengetahuan serta dapat mencerdaskan anak bangsa.

4) Pemangkas rambut

Pemangkas rambut yaitu pekerjaan memotong rambut. Jasa yang diberikan pemangkas rambut yaitu memotong dan merapikan rambut. Hasilnya rambut kita akan rapi. Dari jasa memotong rambut ini bisa mendapatkan upah atau uang.


(35)

5) Montir

Montir bekerja memperbaiki kendaraan. Jasa montir dapat kita rasakan dari kendaraan yang nyaman digunakan setelah diperbaiki.

6) Wartawan

Wartawan adalah orang yang mencari dan menusun berita. Dengan jasa wartawan masyarakat dapat mengetahui kejadian penting yang diliput dalam majalah, surat kabar, radio, dan televisi.

7) Polisi

Polisi adalah orang yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum. Dengan jasa polisi ketertiban lalu lintas dapat terjaga aman dan tertib.

8) Pilot

Pilot adalah orang yang bertugas untuk menerbangkan pesawat terbang. Dengan jasa pilot pengguna atau penumpang pesawat dapat memenuhi keinginannya ke tempat tujuan.

9) Apoteker

Apoteker adalah orang yang memimpin dan bertanggung jawab untuk mengelola sebuah apotek. Setiap apoteker harus memiliki pengetahuan tentang obat-obatan. Apotek tidak


(36)

dapat dipimpin oleh orang yang tidak memahami tentang obat. Hal ini tentu saja karena obat memerlukan ketepatan dalam jenis dan takarannya.

10) Arsitek

Arsitek adalah orang yang merancang bangunan, denah kebun, atau kompleks perumahan. Orang yang akan membangun rumah memerlukan jasa arsitek. Tukang bangunan akan dipermudah dengan adanya rancangan arsitek.19

B. Cooperative Learning Tipe Course Review Horay

1. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative Learning berasal dari kata “Cooperative” yang

berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok. Sehubungan dengan pengertian tersebut, Nur berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis kelamin bahkan latar belakangnya untuk

19

Rina kartika, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI, (Yogyakarta: CV Keluarga Mandiri, 2000), 5


(37)

membantu belajar satu sama lain.20 Adapun menurut Johnson pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah kegiatan belajar bersama-sama, saling membantu antara yang satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan kerja sama dalam menyelesaikan tugas , masalah yang di berikan, atau mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama.

b. Tujuan Cooperative Learning

Dalam sebuah pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, siswa belajar bekerja sama dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kondisi yang seperti ini akan membuat siswa bisa mengembangkan keterampilan sosial sebagaimana yang terjadi dalam dunia nyata. Menurut Ibrahim, sedikitnya terdapat tiga tujuan penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)21, di antaranya:

20

ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, 203

21


(38)

1) Hasil belajar siswa akan lebih meningkat, karena dengan pembelajaran kooperatif siswa akan lebih percaya diri dan berusaha semaksimal mungkin dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi bersama dalam sebuah kelompok. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu. Pembelajaran

kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang untuk bekerja sama menyelesaikan tugas yang dihadapi dalam kelompok.

3) Pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa, karena saat ini banyak siswa yang masih kurang dalam keterampilan sosial.

c. Unsur-unsur Cooperative Learning

Adapun unsur-unsur dalam pembelajaran Cooperative Learning

adalah sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan yang positif

Saling bergantung yang positif adalah setiap anggota harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan dari yang lainnya, dan kegagalan seseorang adalah kegagalan yang lainnya. Dengan demikian, diantara sesama anggota saling membantu dalam menyelesaikan tugasnya. Bagi


(39)

siswa yang kurang mampu akan dibantu oleh temannya dalam satu tim dan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya, sedangkan untuk siswa yang pandai akan membantu temannya dalam satu tim. Suasana belajar seperti itu akan menciptakan suasana kerjasama yang harmonis dan menyenangkan.

2) Tanggung jawab perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan merasa dirinya mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya karenanya siswa akan lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

3) Interaksi tatap muka

Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, hal ini akan menjadikan siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Dengan demikian maka diantara anggota kelompok dapat saling menghargai perbedaan. 4) Komunikasi antar anggota

Sebelum menugaskan siswa dalam bentuk kelompok siswa perlu dibekali dengan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. hal ini disebabkan karena tidak semua siswa memiliki kemampuan mendengar dan berbicara yang baik. Dengan


(40)

komunikasi yang baik antar kelompok maka akan mempermudah setiap anggota kelompok mengutarakan pendapatnya sehingga terjalin kerjasama yang baik.

5) Evaluasi proses kelompok

Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok, guru hendaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selajutnya bisa bekerja sama dengan efektif. Agar siswa mengetahui apa yang harus diperbaiki, maka guru hendaknya memberikan evaluasi dan memberikan arahan terhadap hasil pekerjaan siswa dan kegiatan mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses evaluasi, siswa bersama guru dapat menilai kelompok mana yang tugasnya paling baik dan benar, selain itu pemberian reward berupa pujian ataupun hadiah akan menambah semangat setiap kelompok dalam mengerjakan tugasnya.

2. Cooperative Learning tipe Course Review Horay

a. Pengertian Course Review Horay

Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara


(41)

pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.22 Penggunaan metode ini dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Metode ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang di ajarkan oleh guru dengan menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga di dorong untuk berani mengemukakan pendapat dan berkomunikasi dengan baik.

Dalam metode Course Review Horay ini, pengujian pemahaman menggunakan kotak yang didisi dengan nomor untuk menuliskannya dan yang paling dahulu menyelesaikan jawaban dengan benar

langsung berteriak “Horee!” dalam masing-masing kelompok.23 b. Langkah-langkah Course Review Horray

Adapun langkah-langkah dari Course Review Horay adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi kompetensi yang akan di capai. b. Guru memberikan materi kepada siswa.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab. d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

22

Alfiyatun Nur Afifah, Evektifitas Penggunaan Metode Course Review Horray dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Miftahul Akhlaqiyah Bringin Semarang, (Skripsi 2015)

23

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 230


(42)

e. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta untuk membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru.

f. Guru membaca soal-soal secara acak satu persatu dan siswa mendiskusikan bersama kelompok serta menulis jawabannya di dalam kertas atau kartu yang nomornya telah disebutkan oleh guru.

g. Bagi pertanyaan yang telah dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check listdan langsung berteriak “Horee!” dalam

kelompok.

h. Guru memberikan reward kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau kelompok yang paling banyak memperoleh

“Horee!”.

i. Guru memberikan kesimpulan. j. Guru menutup pembelajaran.24

c. Kelebihan dan kelamahan metode Course Review Horay

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Sama halnya dengan metode Course Review Horay ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya saat proses pembelajaran. Hal ini di uraikan sebagai berikut:

24


(43)

1) Kelebihan metode Course Review Horay adalah: 25

 Pembelajarannya menarik sehingga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

 Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

 Semangat belajar meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.

 Melatih kerja sama setiap siswa.

2) Kelemahan metode Course Review Horay adalah:

 Siswa pasif dan aktif nilainya disamakan.

 Penyamarataan nilai antar siswa yang pasif dan siswa yang aktif.

 Beresiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

 Adanya peluang untuk curang.

Dalam hal ini siswa yang pasif dituntut untuk ikut berperan aktif dalam memecahkan masalah yang berupa soal, sehingga akan mendorong siswa yang pasif untuk berpikir cepat. Sedangkan siswa yang aktif membantu siswa yang pasif untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan.

25

Nur Jannah, Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kalimat Thayyibah Melalui Metode Course Review Horray pada Siswa Kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik, (Skripsi 2016)


(44)

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.26

Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan dan kondisi yang real tanpa direkayasa.27

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

26

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), 2.

27


(45)

pihak lain. Dimana dalam penelitian ini, yang menjadi pihak lain adalah guru mata pelajaran. Pada saat proses penelitian, peneliti bertindak sebagai guru pada proses pembelajaran. Sedangkan, guru mata pelajaran bertindak sebagai pengamat. Penanggung jawab pada penelitian tindakan kelas adalah peneliti. Tujuan utama dari penilitian ini adalah untuk mengetahui apakah dapat peningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik .

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dan metode kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga didapat hasil penelitian yang akurat dan mendalam, yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memahami secara simultan.28

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin. Tujuan menggunakan model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan , maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan atau planning, tindakan atau action, pengamatan atau observing,

28


(46)

dan refleksi atau reflecting. Berikut adalah gambaran dari siklus model Kurt Lewin.29

Identifikasi Masalah

Perencanaan (planning)

Refleksi Tindakan

(reflection) (Acting) Siklus I Observasi

(observing)

Identifikasi Siklus 2 Masalah

Gambar 3.1

Alur PTK model Kurt Lewin

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian

Tempat penelitian atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Huda, Driyorejo Gresik. Madrasah Ibtidaiyah ini terletak di desa Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik pada tahun

29


(47)

ajaran 2016/2017. Penelitian tindakan kelas ini di ambil pada kelas III dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis pekerjaan.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada saat semester genap tahun ajaran 2016/2017.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah dalam PTK ini siswa kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik, yang diselenggarakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah keseluruhan 40 siswa yang terdiri dari 22 siswi perempuan dan 18 siswa laki-laki.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan melalui metode Course Review Horray pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik. Disamping variabel tersebut, terdapat beberapa variabel lain yang diteliti diantaranya sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik 2. Variabel Proses : Metode Course Review Horray


(48)

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan penelitian, peneliti memilih dan menggunakan model Kurt Lewin yakni, 1) pelaksanaan, 2) perencanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Jika pada penerapan metode Course Review Horray pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Course Review Horray, mempersiapkan instrumen untuk penilaian tes tulis, menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa, serta mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.

b. Pelaksanaan

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan pelaksanaan atau tindakan dengan penerapan metode

Course Review Horray pada pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tindakan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dalam pembelajaran.


(49)

c. Pengamatan

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah di buat.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian. Pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus II sama halnya dengan tahapan pada siklus I yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap ini, dilakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan dari pelaksanaan tersebut.


(50)

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, yaitu gambaran tentang kegiatan pembelajaran siswa kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik dengan penerapan metode

Course Review Horray, yang berkaitan dengan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, dan antusias dalam pembelajaran.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif dalam penelitian ini, meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas III.

2) Data presentase ketuntasan minimal. 3) Data nilai siswa.


(51)

2. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.30

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang mengenai proses pembelajaran yang dialami guru sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode Course Review Horray

serta data tentang karakteristik siswa kelas III.

30

Fitri Yuliawati, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), 61.


(52)

Tabel 3.1

Wawancara Guru Sebelum Penggunaan Metode

Course Review Horray

Nama Narasumber : Tanggal :

1. Berapa jumlah siswa-siswi kelas III? 2. Bagaimana karakteristik siswa kelas III?

3. Apa saja hambatan atau kendala yang terjadi dalam pembelajaran IPS di kelas?

4. Berapa KKM yang di tetapkan pada mata pelajaran IPS kelas III?

5. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS?

b. Observasi

Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap kondisi atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode Course Review Horray yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidak berhasilan atau


(53)

kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut Instrumen yang digunakan dalam kegiatan observasi ini bisa menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Aspek yang diamati untuk diberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dalm kelompok meliputi :

1) Pemahaman siswa.

Pemahaman siswa dalam menguasai materi. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan mudah menerima informasi yang diberikan oleh guru, dan jika siswa yang pasif akan sulit untuk menerima informasi yang diberikan oleh guru.

2) Kekompakan dengan anggota kelompok.

Kerjasama yang baik dalam kelompok akan menjadikan suasana menjadi lebih kondusif.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang telah didokumentasikan. Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data hasil pelaksanaan penilaian siswa dalam penguasaan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengenai materi jenis-jenis pekerjaan Kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik pada masing-masing siklus, sehingga dapat


(54)

mencapai hasil yang lebih baik. Dokumentasi nilai siswa sebagai gambaran dan perbandingan sebelum penelitian berlangsung, pada saat pelaksanaan perbaikan tiap siklus dan evaluasi pada akhir penelitian

d. Tes

Disini peneliti menggunakan tes tulis sebagai teknik dalam pengumpulan data pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada penelitian ini yang diukur adalah peningkatan pemahaman siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument tes. Tes tulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.31

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

31


(55)

1. Analisis Test

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus:32

M = ∑

... Rumus 3.1 Keterangan dari simbol-simbol yang ada dalam rumus tersebut adalah sebagai berikut:

M = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah keseluruhan nilai siswa N = Jumlah siswa

Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai nilai rata-rata kelas minimal 75,00. Sedangkan, suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar apabila di dalam kelas tersebut terdapat 80% siswa yang telah mencapai nilai lebih dari sama dengan 75.

Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa dalam kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Presentase =

x 100 ... Rumus 3.2

32

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) 89.


(56)

Tabel 3.2

Skala Persentase Keberhasilan Belajar Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

90% - 100% A Sangat Baik

81% - 89% B Baik

65% - 79% C Cukup

55% - 64% D Kurang

< 50% E Gagal

Nilai akhir aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan cara membagi skor yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan seratus. Adapun rumus nilai akhir aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

P =

x 100 ...

Rumus 3.3

Keterangan : P = Skor akhir

F = Skor yang diperoleh N = Skor maksimum


(57)

Tabel 3.3

Skala Skor Perolehan Hasil Observasi Guru dan Siswa

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian mengenai peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray

ini dianggap selesai apabila sudah memenuhi kriteria dibawah ini: a. Ketuntasan belajar ≥ 80%.

b. Nilai rata-rata siswa ≥ 75. c. Skor akhir aktivitas guru ≥ 80. d. Skor akhir aktivitas siswa ≥ 80.

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

90 - 100 A Sangat Baik

81 - 89 B Baik

65 - 79 C Cukup

55 - 64 D Kurang


(58)

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru dalam hal ini adalah menerapkan penggunaan metode Course Review Horray pada materi jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran IPS kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:

Guru kolaborator

Nama : Ali Busro, S.Pd Jabatan : Guru IPS Kelas III

Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Course Review Horray yang telah disiapkan oleh peneliti, terlibat dalam perencanaan, observasi dan merefleksi pada tiap-tiap siklus.


(59)

Peneliti

Nama : Luluk Mas’adah NIM : D77213074

Status : Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas : Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, membuat lembar observasi, menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi, menilai instrumen aktifitas guru dan siswa, membantu pelaksana kegiatan pembelajaran, melakukan diskusi dengan guru kolaborator, dan menyusun laporan hasil penelitian.


(60)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik ini dilakukan melalui tahapan pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing) dan refleksi (reflection). Adapun hasil tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal sebelum melakukan penelitian. Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengumpulan data awal tentang hasil belajar siswa dengan melakukan pra test dan cara mengajar guru di kelas dengan cara wawancara kepada kepala sekolah dan guru IPS kelas III yaitu Bapak Ali Busro, S.Pd selaku wali kelas serta guru mata pelajaran IPS kelas III. Mula-mula peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah seputar perizinan akan melaksanakan penelitian, kemudian oleh kepala sekolah peneliti diantarkan menemui guru mata


(61)

pelajaran IPS sekaligus wali kelas III. Peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS, dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa metode atau cara guru dalam mengajar kurang menyenangkan, guru menggunakan metode ceramah dan penugasan mengerjakan LKS sehingga siswa bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Selain metode yang digunakan guru kurang menyenangkan, terdapat kendala lain yang terjadi ketika proses belajar mengajar di kelas sedang berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas III, beliau mengatakan bahwa kendala-kendala yang terjadi saat proses belajar mengajar di kelas ada berbagai macam, di antaranya yaitu masih banyak siswa-siswi yang masih ramai di kelas pada saat guru menjelaskan materi, terdapat dua siswa yang belum lancar membaca, serta kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

Selain melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas III, peneliti juga meminta izin kepada guru IPS untuk melakukan pra test

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa-siswi materi jenis-jenis pekerjaan yang sekaligus digunakan untuk data awal yang nantinya akan dijadikan patokan untuk mengetahui kenaikan tingkat pemahaman siswa. Adapun proses pembelajaran IPS di kelas pada saat pra test yaitu siswa diminta membaca buku pelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai


(62)

materi jenis-jenis pekerjaan, setelah itu peneliti memberikan lembar soal

pra test dan siswa diminta untuk mengerjakan. Untuk lembar soal pra test dapat dilihat di lampiran. Berikut adalah nilai awal yang diperoleh peneliti pada saat melakukan tes pra siklus di kelas III.

Tabel 4.1

Daftar Nilai Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai KKM Keteranngan

1 Siswa 1 80 70 Tuntas

2. Siswa 2 40 70 Tidak Tuntas

3. Siswa 3 45 70 Tidak Tuntas

4. Siswa 4 60 70 Tidak Tuntas

5. Siswa 5 70 70 Tuntas

6. Siswa 6 65 70 Tidak Tuntas

7. Siswa 7 80 70 Tuntas

8. Siswa 8 60 70 Tidak Tuntas

9. Siswa 9 60 70 Tidak Tuntas

10. Siswa 10 90 70 Tuntas

11. Siswa 11 65 70 Tidak Tuntas

12. Siswa 12 90 70 Tuntas

13. Siswa 13 65 70 Tidak Tuntas

14. Siswa 14 95 70 Tuntas

15. Siswa 15 85 70 Tuntas

16. Siswa 16 60 70 Tidak Tuntas

17. Siswa 17 90 70 Tuntas

18. Siswa 18 50 70 Tidak Tuntas

19. Siswa 19 80 70 Tuntas

20. Siswa 20 65 70 Tidak Tuntas

21. Siswa 21 60 70 Tidak Tuntas

22. Siswa 22 90 70 Tuntas

23. Siswa 23 60 70 Tidak Tuntas

24. Siswa 24 50 70 Tidak Tuntas

25. Siswa 25 45 70 Tidak Tuntas

26. Siswa 26 95 70 Tuntas

27. Siswa 27 60 70 Tidak Tuntas

28. Siswa 28 65 70 Tidak Tuntas


(63)

30. Siswa 30 90 70 Tuntas

31. Siswa 31 40 70 Tidak Tuntas

32. Siswa 32 90 70 Tuntas

33. Siswa 33 80 70 Tuntas

34. Siswa 34 90 70 Tuntas

35. Siswa 35 60 70 Tidak Tuntas

36. Siswa 36 80 70 Tuntas

37. Siswa 37 60 70 Tidak Tuntas

38. Siswa 38 90 70 Tuntas

39. Siswa 39 95 70 Tuntas

40 Siswa 40 60 70 Tidak Tuntas

NILAI TERTINGGI 95

SISWA YANG TUNTAS 19

SISWA YANG TIDAK

TUNTAS 21

NILAI KESELURUHAN 2835

NILAI RATA-RATA 70,9

KETUNTASAN BELAJAR 47,5 %

M=

=

= 70,9

Keterangan : M = Nilai rata-rata

∑ Jumlah semua nilai tes peserta didik Jumlah peserta didik

P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100%

∑ siswa

=

x 100% = 47,5 %

Berdasarkan tabel diatas yang merupakan perolehan nilai hasil pra siklus siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih belum mencapai hasil


(64)

yang maksimal. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh oleh peneliti siswa yang berhasil mencapai nilai KKM 70 pada tahap pra siklus hanya 19 siswa dari 40 siswa, sisanya 21 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM. Hal tersebut dapat dikalkulasikan dalam presentase ketuntasan belajar yang secara keseluruhan berjumlah 47,5%. Hasil demikian dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan siklus I.

2. Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2017. Pada siklus I ini, dilakukan dengan empat tahapan yakni tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing) dan refleksi (reflection). Adapun kegiatan dalam penelitian siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan (Planning) pada tindakan kelas ini pertama peneliti berkolaborasi dengan guru kolaborator menentukan waktu dan tanggal yang disepakati untuk melaksanakan siklus I, peneliti menerapkan metode Course Review Horray sebagai sarana agar siswa lebih mudah untuk memahami materi jenis-jenis pekerjaan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Melakukan analisis standar kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.


(65)

Standar kompetensi (SK) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah “Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang” dengan Kompetensi Dasar (KD) “Mengenal jenis-jenis

pekerjaan”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP disusun untuk 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit atau selama dua jam pelajaran. Materi yang di ambil pada siklus I ini adalah materi jenis-jenis pekerjaan yang dalam penyampaiannya akan dikembangkan menggunakan metode

Course Review Horray. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen pembimbing yang sekaligus berperan sebagai validator. Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran atau guru kolaborator untuk dipelajari. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.

3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktifitas guru dan siswa yang sudah divalidasikan.


(66)

4) Membuat instrumen penelitian tes. Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian. Instrumen penelitian tes yang telah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator.

Berdasarkan rencana yang akan dilaksanakan, peneliti ingin mengetahui apakah penelitian yang dilaksnakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Apabila sudah sesuai maka siklus akan dihentikan, jika belum sesuai maka siklus selanjutnya akan direncanakan. Hal ini mengacu pada indikator keberhasilan dalam penelitian yang telah tertulis pada bab sebelumnya.

b. Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini proses pembelajaran atau tindakan , dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2017 dengan alokasi waktu 70 menit (2 Jpl) yaitu mulai dari pukul 08.15 sampai dengan pukul 09.25 WIB. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

Pada awal kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengucapkan salam kepada para siswa dengan suara yang keras dan bersemangat, beberapa siswa terlihat kompak dalam menjawab salam dari guru. Selanjutnya peneliti membimbing membimbing

siswa untuk berdo’a bersama. Peneliti dan siswa melakukan do’a


(67)

menanyakan kabar kepada siswa “anak-anak bagaimana kabar kalian

hari ini?” semua siswa pun menjawab dengan kompak “Alhamdulillah luar biasa Allahuakbar”. Selanjutnya peneliti

mengabsen kehadiran siswa secara manual dengan memanggil nama siswa satu persatu dan siswa yang dipanggil namanya langsung

mengangkat tangan dan menjawab “masuk”.

Guru melanjutkan kegiatannya yaitu melakukan apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan orang tua mereka namun ketika melakukan apersepsi guru kurang bisa mengkondisikan kelas. Ketika guru melakukan apersepsi banyak siswa yang tidak merespon apersepsi dari guru karena bergurau dengan teman sebangkunya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan suara yang cukup jelas dan siswa pun memperhatikan ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran pada siklus I yakni : 1) siswa dapat menjelaskan pengertian dan tujuan bekerja dengan baik dan benar setelah diterapkan metode

Course Review Horray. 2) siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dengan baik dan benar setelah diterapkan metode Course Review Horay. Adapun materi yang diambil pada siklus I yakni jenis-jenis pekerjaan yang berisi


(68)

pengertian bekerja, tujuan bekerja, pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, menghabiskan waktu sekitar 55 menit. Guru menjelaskan bahwasannya kegiatan pembelajaran hari ini akan menggunakan metode Course Review Horray, dimana dalam metode ini siswa akan belajar secara berkelompok. Sebelumnya guru terlebih dahulu menjelaskan tentang metode

Course Review Horray yang akan digunakan dalam pembelajaran serta menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan metode Course Review Horray dengan penjelasan yang cukup jelas. Siswa pun memperatikan penjelasan dari guru tetapi masih ada beberapa siswa yang masih belum paham dengan penjelasan guru mengenai metode

Course Review Horray.

Kegiatan inti di awali dengan guru meminta siswa untuk membaca materi pelajaran di LKS masing-masing, siswa pun membaca buku LKS mereka tentang materi jenis-jenis pekerjaan, kegiatan ini berlangsung sekitar 10 menit. Pada waktu guru meminta siswa untuk membaca buku LKS, awalnya siswa mulai membaca dengan serius tetapi setelah 5 menit berjalan siswa mulai merasa bosan sehingga suasana kelas mulai ramai karena banyak siswa yang mulai ngobrol sendiri dengan teman sebangkunya. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi jenis-jenis pekerjaan dan


(69)

terkadang guru masih melihat buku dalam menerangkan materi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ketika guru memberikan penjelasan materi tetapi banyak siswa yang belum siap menerima pelajaran dan memili bergurau dengan temannya.

Selanjutnya siswa mengikuti pembelajaran berdasarkan langkah-langkah metode Course Review Horray. Di awali dengan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan cara berhitung mulai dari satu sampai 8, siswa mulai berhitung sesuai yang diperintah oleh guru dan mulai berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kemudian guru memberikan lembar kerja berupa kertas yang sudah dikasih garis kotak-kotak yang terdiri dari 9 kolom kepada semua kelompok untuk menuliskan jawaban dari soal yang akan dibacakan oleh peneliti. Setelah semua kelompok sudah mendapatkan lembar kerja masing-masing, guru mulai membacakan soal secara acak dengan menyebutkan nomor soalnya dan siswa mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menjawab soal yang diberikan kemudian menuliskan jawaban tersebut pada lembar kerja yang telah diberikan oleh guru. Siswa pun mulai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru tetapi banyak siswa yang kurang bersemangat dalam mengerjakannya.

Setelah semua kolom sudah terisi dengan jawaban dari soal yang diberika guru, guru meminta perwakilan masing-masing kelompok


(70)

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian guru memberikan koreksi terhadap hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Pada waktu guru memberikan koreksi jawaban kepada kelompok, bagi kelompok yang benar langsung berteriak

“Horee!” dan mendapat tanda chek list (√) dari guru.

Guru memberikan apresiasi berupa pujian (kalian hebat) kepada kelompok yang paling sering berteriak “Horee!” dan paling banyak mendapat tanda chek list (√). Setelah selesai berdiskusi secara berkelompok selesai, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Selanjutnya guru memberikan penguatan tentang materi yang telah di pelajari bersama serta melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka dan siswa pun menjawab pertanyaan yang diberikan guru namun terkadang jawabannya masih kurang tepat. Terakhir guru memberikan tes evaluasi individu dengan memberikan lembar kerja individu yang berisi 10 butir soal uraian singkat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan yang telah dipelajari dengan menggunakan metode Course Review Horray. Siswa mulai mengerjakan tes evaluasi yang diberikan oleh guru dengan suasana tenang tetapi ada beberapa siswa yang kurang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas dari guru.


(71)

Kegiatan di akhir pembelajaran menghabiskan waktu sekitar 5 menit. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, namun beberapa siswa masih pasif dalam menanggapi ajakan guru untuk membuat kesimpulan. Setelah itu guru mengajak

siswa berdo’a dengan mengucap hamdalah untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran, selesai mengucap hamdalah guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

c. Observasi (Observing)

Berikut ini akan dipaparkan data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah aktivitas guru, aktivitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut ini hasil pengamatan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode Course Review Horray.

Pada aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Apersepsi, 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) Pemahaman tentang bahan ajar, 4) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, 5) Guru memberikan panduan kepada siswa tentang langkah

Course Review Horray, 6) Guru menerapkan metode


(72)

langkah-langkah, 7) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, 8) Performance guru (suara saat menyampaikan materi serta interaksi dengan siswa), 9) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa, 10) Guru memberikan tes review kepada siswa, 11) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Berdasarkan aspek-aspek di atas, berikut ini adalah hasil dari observasi aktivitas guru yang dilakukan pada siklus I.

Pertama, dalam hal apersepsi guru mendapatkan skor 3 yakni guru memberikan apersepsi tetapi guru masih kurang memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, pada saat guru memberikan apersepsi masih ada beberapa siswa yang bergurau dengan teman sebangkunya. Kedua, dalam hal menyampaikan tujuan pembelajaran guru mendapat skor 3 yakni guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang cukup jelas namun beberapa kalimat masih sulit dipahami.

Ketiga, pada aspek pemahaman tentang bahan ajar guru mendapat skor 2 yakni guru menjelaskan materi secara lisan kepada siswa namun terkadang masih melihat buku atau RPP, dalam tahap ini guru meminta siswa untuk membaca LKS terlebih dahulu setelah itu guru menjelaskan secara lisan materi yang telah dibaca siswa tanpa menuliskannya di papan tulis.


(1)

Diagram 4.3

Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar

Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II, keberhasilan pembelajaran IPS dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik melalui metode Course Review Horray dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

1. Skor hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa berkategori baik.

2. Nilai rata-rata siswa ≥ 85,5.

3. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal adalah 87,5%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pras siklus

Siklus 1 Siklus 2

Prosentase Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus : 47,5% Siklus I : 72,50% Siklus II : 87,50%


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penerapan metode pembelajaran Course Review Horray dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik dikategorikan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan data observasi aktivitas guru dan siswa pada dua siklus. Pada siklus I penerapan metode Course Review Horay dalam pembelajaran IPS belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80 untuk penilaian aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 75 menjadi 85,41 pada siklus II, dan hasil observasi aktivitas siswa mendapat 65 pada siklus I dan meningkat menjadi 87,5 pada siklus II. Pada siklus I siswa masih banyak yang kurang fokus pada kegiatan pembelajaran, masih banyak siswa yang ramai dan ngobrol dengan teman sebangkunya, guru pun juga belum sepenuhnya bisa mengkondisikan kelas. Selain itu siswa masih belum terbiasa dengan metode Course Review Horay sehingga masih banyak siswa yang masih merasa bingung dengan metode tersebut. Pada siklus II, peneliti mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus I dan memperbaikinya dengan


(3)

memberikan Ice Breaking, peta konsep dan tanya jawab serta guru lebih memperhatikan pengkondisian kelas.

2. Pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Course Review Horay di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik dapat dikatakan berhasil dan mampu meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa meningkat setiap siklus. Pada pra siklus mendapat nilai sebesar 70,9 (cukup) dan persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 47,5% (sangat tidak baik), dan menigkat menjadi 77 (cukup) dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 72,5% dengan mendapat kategori cukup, kemudian pada siklus II perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi kategori baik dengan memperoleh nilai 85,5 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 87,5% yang juga mendapat kategori baik dan hampir seluruh siswa tuntas melebihi KKM atau sebanyak 35 siswa yang tuntas dan terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Hasil ini sudah memnuhi prosentase ketuntasan belajar 80%, dengan hasil akhir ini maka pembelajaran IPS pada kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik dapat dikategorikan baik.


(4)

101

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan penerapan metode Course Review Horray dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Metode Course Review Horray dapat dijadikan sebagai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran IPS, karena dengan penerapan metode ini dapat melatih kekompakan serta keaktifan siswa dalam berkelompok dan juga dapat melatih siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

2. Kepada guru-guru diharapkan dapat menerapkan metode Course Review Horray sebagai salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa.

3. Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif seyogyanya harus lebih ditingkatkan lagi, agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidah, Umadlir. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan dengan Metode Concept Mapping Siswa Kelas III Di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. (Skripsi 2015)

Afifah Nur, Alfiyatun. Evektifitas Penggunaan Metode CRH dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Miftahul Akhlaqiyah Bringin Semarang. (Skripsi 2015)

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksara)

Hanafiah, Nanang. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika Aditama)

Hendarwan. 2013. Metode Riset Campursari. (Jakarta: PT Index)

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

Hurriyati, Ratih. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas III, (Jakarta: Habsya Jaya)

Jannah, Nur. Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Materi Kalimat Thayyibah Melalui Metode CRH Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Pantenan Panceng Gresik. (Skripsi 2016)

Kartika, Rina. 2000. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. (Yogyakarta: CV Keluarga Mandiri)

Nurhadi. 2010. Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. (Jakarta: Multi Kreasi SatuDelapan)

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:Kencana)

Siberman, Melvin L. 2014. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung: Nuansa Cendekia)


(6)

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

Sunaryo, Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. (Jakarta: Prenada Media Group)

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (Jakarta: Prenadamedia Group)

TIM LAPIS-PGMI.2010. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. (Surabaya: Amanah Pustaka)

Yuliawati, Fitri. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Tenaga Pendidik Profesional. (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani)


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA ADOBE FLASH PADA MATERI MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD

6 18 24

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran IPS melalui strategi Concept Sentence siswa kelas III MI Bahrul Ulum.

0 0 133

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS melalui model Active Learning tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik.

10 78 131

Peningkatan pemahaman jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran ips melalui media scrapbook di kelas III MI Manbaul ulum Mojokerto tahun pelajaran 2016/2017.

1 8 105

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN LEMBAR BALIK (FLIP CHART)PADA SISWA KELAS III MI ATH-THOLIBIN NGAMBON-BOJONEGORO.

3 9 136

PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI CIRCUIT LEARNING MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III MI AL-HIKMAH SIDOARJO.

0 1 85

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI KALIMAT THAYYIBAH (TA’AWUD) MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM PANTENAN PANCENG GRESIK.

3 13 114

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PERMAINAN JEOPARDY MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III A MI DARUSSALAM PAGESANGAN-SURABAYA.

0 1 61

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LEARNING CELL MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA DAHANREJO KEBOMAS GRESIK.

0 1 118

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI ARAH MATA ANGIN MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

0 0 189