PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI CIRCUIT LEARNING MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III MI AL-HIKMAH SIDOARJO.

PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI
CIRCUIT LEARNING MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS
PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III
MI AL-HIKMAH SIDOARJO
SKRIPSI

Oleh:
Ni’matul Mufarrichah
NIM. D07212023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
AGUSTUS 2016

ABSTRAK
Ni’matul Mufarrichah, D0722023, Peningkatan Pemahaman Materi JenisJenis Pekerjaan Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III MI Al-Hikmah
Sidoarjo Dengan Strategi Circuit Learning, Program Studi Pendidikan
Guru madrasah Ibtida’iyah (PGMI). Fakultas Tarbiyyah dan
Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel
Surabaya, Skripsi Juni 2016

Kata Kunci : Pemahaman Materi Jenis-Jenis Pekerjaan, IPS, Startegi Circuit
Learning.
Kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo merupakan kelas dengan jumlah siswa yang
banyak, pembelajaran dikelas kurang kondusif, dan peserta didik mengalami kesulitan
dalam memahami materi IPS khususnya materi jenis-jenis pekerjaan. Dari hasil pretes
pada 43 siswa terdapat 18 siswa yang hasil belajarnya mencapai nilai KKM, sehingga
persentase ketuntasan yaitu 41,9%. Maka dari itu, untuk meningkatkan pemahaman siswa
materi jenis-jenis pekerjaan, peneliti mengambil tindakan pembelajaran menggunakan
strategi circuit learning. Circuit learning merupakan strategi pembelajaran yang
memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan dan
pengulang.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)
Bagaimana penerapan Strategi Circuit Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi jenis-jenis pekerjaan kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo? (2) Bagaimana
peningkatan pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis pekerjaan melalui Strategi Circuit
Learning?
Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan adalah model Kurt Lewin
yang dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kolaboratif

antara kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan meningkatkan pemahaman materi jenisjenis pekerjaan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo. Adapun
teknis pengumpulan data dalam penelitan meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi,
catatan lapangan dan tes..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan strategi circuit learning
berjalan dengan baik melalui perbaikan pada setiap siklus. Terdapat peningkatan aktivitas
guru dari siklus I nilai 78 dengan kategori cukup menjadi kategori baik pada siklus II
dengan nilai 90, dan peningkatan aktivitas siswa siklus I memperoleh nilai 67 dengan
kategori kurang menjadi kategori baik dengan perolehan nilai 81 pada siklus II. (2)
pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas
sebesar 71,2 dengan persentase ketuntasan 62,8%% pada siklus I, mengalami peningkatan
pada siklus II pada nilai rata-rata kelas sebesar 80,4 dengan persentase ketuntasan 81,4%
dengan kategori baik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
HALAMAN MOTTO .........................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .....................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI ......................................v
PERSEMBAHAN ...............................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR. .........................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv

BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................3
C. Tindakan yang dipilih ...............................................................4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................4
E. Lingkup Penelitian ....................................................................5
F. Signifikasi Penelitian ................................................................6


BAB II

: KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Pemahaman ......................................................7
2. Indikator Pemahan .............................................................8
3. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ..........................9
4. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial ...............................12
B. Strategi Pembelajaran Circuit Learning

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pengertian Strategi Circuit Learning .................................20
2. Langkah-Langkah Strategi Circuit Learning .....................21
3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Circuit Learning ......23
C. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning .....24

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .....................................................................27

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ..................................31
C. Variable Yang Diselidiki...........................................................32
D. Rencana Tindakan .....................................................................32
E. Data dan Teknik Pengumpulannya ..........................................35
F. Teknik Analisis Data .................................................................39
G. Indikator Kinerja .......................................................................43
H. Tim Peneliti dan Tugasnya........................................................44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................46
1. Siklus I ...............................................................................47
2. Siklus II ...............................................................................56
B. Pembahasan ...............................................................................65

BAB V

: PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................74
B. Saran..........................................................................................75


DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran. Bertujuan agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1
Selain itu, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmania dan rohani peserta didik

menuju kepribadian yang utama.2 Ketergantungan anak didik terhadap
pendidik hanya bersifat sementara, sebab pada suatu saat anak didik
diharapkan mampu berdiri sendiri dan dalam hal ini sedikit demi sedikit peran
pendidik dalam memberikan bantuan semakin berkurang sejalan dengan
perkembangan anak menuju kedewasaan.3
Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, mengembangkan, mengelola
dan memberi pelayanan teknis dalam pendidikan. Guru merencanakan dan
menciptakan situasi belajar, semakin baik semakin hidup situasi belajar,
semakin lancar dan semakin efektif proses belajar itu berjalan. Dengan
demikian seorang pendidik dituntut mampu mempergunakan pengetahuan
1

UURI no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1.
Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), 25.
3
Ibid,.24.

2


1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

terutama mengenai psikologi pengajaran dan psikologi pendidikan. Kecakapan
pendidik untuk memggunakan metode, alat pengajaran, dan dapat membawa
perubahan dalam tingkah laku peserta didiknya. 4
Pemahaman (comprerhention) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan demikian, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai aspek.5 Pemahaman dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, karena peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Buchari Alma mengemukakan pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan
yang pada pokonya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik,
maupun dalam lingkungan sosialnya. Bahan IPS diambil dari berbagai ilmu
sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan

psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa mendapatkan
bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami dirinya sendiri dan orang
lain dalam lingkungan masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik
secara individu maupun secara kelompok, untuk menemukan kepentingan yang
akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis.6
Pembelajaran IPS diarahkan pada pemberian pengalaman langsung
yang diharapkan siswa aktif dan pembelajaran akan lebih bermakna. Namun
4

Lisnawanty Simanjuntak. dkk, Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1993),34.
5
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 168.
6
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta : Kencana Prenadamedia
Grup, 2014), 141-142.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3


kenyataan yang di jumpai di lapangan, siswa masih pasif sehingga hasil belajar
mata pelajaran IPS khususnya pada materi jenis-jenis pekerjaan belum
mencapai nilai KKM(Kompetensi Ketuntasan Minimal).
Hasil penelitian di MI Al-Hikmah Sidoarjo pada siswa kelas III
memiliki pemahaman di bawah nilai KKM pada pembelajaran IPS materi
jenis-jenis pekerjaan. Dari hasil pra siklus yang dilakukan peneliti dengan guru
mata pelajaran IPS dari 43 siswa terdapat 18 siswa tuntas atau dengan
persentase 41,9% yang mencapai KKM, sedangkan 25 siswa belum tuntas atau
dengan persentase 58,1% belum mencapai nilai KKM. 7
Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, diperlukan stategi yang
inovatif dan kreatif sehingga membuat peserta didik merasa tertarik dalam
menerima dan memahami materi pelajaran jenis pekerjaan. Stategi Circuit
learning dapat dijadikan sebabagi salah satu alternatif khususya dalam
pembelajaran IPS, karena strategi ini lebih menekankan pada kemampuan
siswa dalam memahami materi dengan bahasa mereka sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti memilih judul “Peningkatan
Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning Mata Pelajaran IPS Materi
Jenis-Jenis Pekerjaan pada Siswa Kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan
masalah seperti berikut:

7

Hasil tes pra siklus pada 15 april

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

1. Bagaimana penerapan Strategi Circuit Learning pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan kelas III MI Al-Hikmah
Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah
Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis
pekerjaan melalui Strategi Circuit Learning?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk menangani permasalahan yang dihadapi
peneliti pada siswa kelas III, yaitu dengan meningkatkan pemahaman pada
materi jenis-jenis pekerjaan dengan menerapkan strategi Circuit Learning pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI Al-Hikmah Kalidawir
Tanggulangin Sidoarjo.
Penerapan strategi ini memfokuskan pada apa yang ditemukan oleh
peserta didik dalam memahami materi jenis-jenis pekerjaan. Pemahaman
tersebut akan tergambar pada peta konsep yang dibuat siswa secara kelompok
dan lembar rangkuman yang dibuat siswa.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui penerapan Strategi Circuit Learning pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis pekerjaan kelas III
MI Al-Hikmah Sidoarjo.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

2.

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas III MI Al-Hikmah
Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis
pekerjaan melalui Strategi Circuit Learning.

E. Lingkup Penelitian
Pada lingkup penelitian ini peneliti membatasi pada mata pelajaran IPS
pada kelas III di MI Al-Hikmah Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo dengan :
1.

Peningkatan pemahaman adalah suatu cara guru untuk meningkatkan
pengajaran dalam hal pemberian materi yang bukan hanya sekedar sebagai
hafalan, akan tetapi lebih mengerti dan menguasai suatu konsep materi
pelajaran itu sendiri. Dalam kegiatan belajar pemahaman ditunjukkan
melalui : (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata
sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data,
mendeskribsikan dengan kata-kata sendiri (3) menjelaskan gagasan pokok,
(4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri8. Indikator yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah indikator pemahaman jenis-jenis
pekerjan yaitu; menjelaskan, menyebutkan dan membedakan.

2.

Strategi Circuit Learning ini lebih menekankan pada peningkatan
pemahaman siswa dengan menggunakan peta konsep, dimana peta konsep
tersebut dibuat oleh siswa menurut pemahamannya.

3.

Materi yang dipakai pada penerapan Strategi Circuit Learning adalah
Jenis-jenis pekerjaan yang merupakan satuan materi dari mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.

8

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 169.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

F. Signifikasi Penelitian
Manfaat secara umum yaitu:
1.

Proses belajar mengajar ilmu pengetahuan alam (IPS) terutama materi
Jenis-jenis pekerjaan di MI Al-Hikmah Sidoarjo akan menjadi lebih
menarik, tidak membosankan dan menyenangkan.

2.

Ditemukannya strategi pembelajaran baru, tepat, kreatif, inovatif dan
variatif.

Manfaat secara khusus yaitu:
1.

Peserta didik
a. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami
penjelasan yang diberikan oleh guru.
b. Meningkatkan keaktifan peserta didik untuk ikut serta dalam
berlangsungnya proses pembelajaran.

2.

Guru
Guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses
pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan mudah
memahami materi dalam mengikuti pembelajaran.

3.

Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bentuk karya ilmiah
yang berupa tulisan serta landasan dalam proses mengajar ilmu
pengetahuan alam (IPS) pada materi Jenis-jenis pekerjaan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Pemahaman
Dalam ranah kompetensi pengetahuan atau kognitif itu terdapat
enam jenjang proses berfikir, yakni (1) kemampuan menghafal, (2)
memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mensintesis, dan (6)
mengevaluasi.
Pemahaman (comprerhention)

adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan demikian, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai aspek.9
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami
juga dapat diartikan kemampuan mengerti tentang hubungan antar faktor,
antar konsep, antar prinsip, antar data, hubungan sebab akibat, dan
penarikan kesimpulan.10
Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan
demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan
belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara

9

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 168.
Ibid,.168

10

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

memahami.11 Menurut Saifuddin Azwar, dengan memahami berarti
sanggup

menjelaskan,

mengklasifikasikan,

mengikhtisarkan,

meramalkan, dan membedakan.12
2.

Indikator Pemahaman
Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman mencakup . Pertama
terjemahan suatu pengertian yang berati bahwa seseorang dapat
mengkomunikasikan kedalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi
bentuk lain. Biasanya melibatkan pemberian makna terhadap komunikasi
dari suatu isolasi, meskipun makna tersebut dapat sebagian ditentukan
oleh ide-ide yang muncul sesuai konteksnya.
Kedua,

merupakan

prilaku

interpretasi

yang

melibatkan

komunikasi sebagai konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan
memerlukan penataan kembali ide-ide kedalam konfigurasi baru dalam
pikiran individu. Hal ini, termasuk berfikir terhadap kepentingan relatif
dari ide-ide hubungan timbal balik dan relevansi untuk mengeneralisasi
atau menjelaskan dalam komunikasi sesungguhnya. Bukti prilaku
interpretasi dalam kesimpulan, generalisasi, atau ringkasan yang
dihasilkan oleh seseorang. Interpretasi seperti ini berbeda dengan
analisis, keduanya memiliki penekanannya pada bentuk, organisasi,
efektifitas dan logika komunikasi. Hal ini berbeda dengan aplikasi yang
lebih peduli pada kepastian arti komunikasi sebagai generalisasi lain,
situasi dan fenomena atau makna yang dimiliki oleh siswa untuk
11
12

W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), 636.
Saifuddin Azwar, Tes Prestasi, (Yogyakarta : Liberty, 1987), 62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

berkomunikasi. Demikian pula dengan evaluasi yang ditandai oleh
rumusan putusan secara eksplisit berdasarkan kreteria
Ketiga prilaku ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi
yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang
dijelaskan dalam komunikasi, situasi ini memukinkan melibatkan
pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi, konsekuensi,
akibat, dan efek sesuai dengan klondisi yang dijelaskan dalam
komunikasi hali itu berbeda dengan aplikasi, akan tetapi dalam pemikiarn
didasarkan pada apa yang diberikan bukan pada abstraksi yang dibawa
dari pengalaman lain untuk situasi seperti prinsip umum atau prosedur
aturan. Extra polasi termasuk penialain terhadap ciri dari contoh
menggambarkan alam semesta dalam komunikasi. Tujuan klasifikasi,
interpolasi dapat dianggap sebagai junis extra polasi penilaian berkenaan
dengan interval atau urutan data yang disajikan dalam komunikasi. 13
Dalam kegiatan belajar prilaku pemahaman ditunjukkan melalui :
(1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2)
membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskribsikan
dengan kata-kata sendiri (3) menjelaskan gagasan pokok, (4) dan
menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.14
3.

Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Fakor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah
sebagai berikut:

13

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 4445.
14
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 169.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

a.

Faktor Internal (dari diri sendiri)
1) Faktor Jasmaniah (fisiologi), yaitu kondisi fisik, yang mana
pada umumnya kondisi fisik mempengaruhi kehidupan
seseorang dan panca indra.
2) Faktor Psikologis, meliputi: keintelektualan (kecerdasan),
minat, bakat dan potensi prestasi yang di miliki.
3) Faktor pematangan fisik atau psikis. Kematangan adalah suatu
tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tumbuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.15
4) Faktor Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pemahaman, atau pengalaman
itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pemahaman. Oleh
sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya untuk memperoleh pemahaman. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
lalu
5) Faktor Intelegensia
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar
dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental
dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi

15

Joko Susilo, Gaya Balajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: PINUS, 2006), 84.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan
mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia
mampu menguasai lingkungan.
b.

Faktor Eksternal (dari luar diri)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belahar dapatlah
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah, faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor
tersebut.
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.16
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.17
3) Faktor masyarakat
Masyarakat

merupakan

faktor

ekstern

yang

juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
16
17

Ibid,. 69-72
Ibid,. 72-77

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

dalam masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk masyarakat, yang semuanya
mempengaruhi belajar.18
4. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS,
adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial
dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah.
Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang
beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi,
budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu
sosial ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek sosial
yang meliputi

proses,

faktor,

perkembangan,

permasalahan,

semuanya dipelajari dan dikaji dalam sosiologi . aspek ekonomi
yang meliputi perkembangan, faktor, dan permasalahannya dipelajari
dalam ilmu ekonomi.
Aspek

budaya

dengan

segala

perkembangan

dan

permasalahannyadipelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam

18

Ibid,. 82-87

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter
ruang terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari dalam ilmu
geografi.19
Secara historis, pendidikan IPS sebagai bidang study dalam
kurikulum sekolah mulai diajarkan diindonesia sekitar tahun 1975
sebagai bidang studi IPS dalam kurikulum SD, SMP, SMA. Sejak
diberlakukannya kurikulum 1975 ini, baik pada tingkat SD, SMP,
maupun SMA pembelajaran diberikan menggunakan pendekatan
terpadu (Integrated), meskipun terdapat perbedaan dalam tingkat
keterpaduan diantara tiga jenjang pendidikan ini penggunaan
pendekatan terpadu ini sejak kurikulum tahun 1975, kurikulum 1986,
1994, 2004 (KBK), dan sampai kurikulum yang saat ini
diberlakukan, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
masih dipakai.
Istilah IPS masih dipakai menamai mata pelajaran sosial pada
tingkat SD, SMP walaupun dalam kenyataannya di SMP mata
pelajaran IPS diajarkan secara terpisah. Adapun untuk tingkat SMA,
mata pelajaran IPS tidak dipakai lagi untuk menamai kelompok
mata pelajaran sosial ini, karena di SMA telah diorganisasikan
secara terpisah(spated).
Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi
yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan
19

Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta : Kencana Prenadamedia
Grup, 2014) , 137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang
keidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan
demikian, peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat
mengambil bagian secara aktiv dalam kehidupannya. Kelak sebagai
anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Tujuan ini
memberikan tanggung jawab yang berat terhadap guru untuk
menggunakan banyak pemikiran dan energi agar dapat mengajarkan
IPS dengan baik20
b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan pembelajaran IPS disekolah dasar berdasarkan
kurikulum sekolah dasar 1994, juga berorientasi pada kepentingan
siswa, ilmu, dan sosial (Masyarakat). Tujuan pembelajaran IPS yang
tercantum

dalam

kurikulum,

adalah

agar

siswa

mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna
pada dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar
membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan
(kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu
mengembangkan keterampilan berfikir, agar siswa mampu mengkaji
berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya. Tujuan yang
harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan

20

Ibid,.142

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

taraf pengemabangannya, yang dimulai dari pengengenalan dan
pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat yang
lebih luas. Dimulai dari lingkungan terdekat menuju lingkungan
yang lebih luas.21
Pada sumber lain ditemukan bahwa mata pelajaran IPS
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan
4) Memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.22
c. Materi Jenis-Jenis Pekerjaan
Di dalam masyarakat industri, jenis pekerjaan cenderung
statis dan tetap. Orang bercita-cita melaksanakan pekerjaan sampai
batas umur pensiun. Namun demikian di dalam masyarakat paska
industri yaitu dalam masyarakat informasi, pekerjaan yang tetap
semakin menghilang. Banyak jenis pekerjaan baru akan muncul dan
21

Ibid,. 142-143.
PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

banyak jenis pekerjaan yang lama akan menghilang. Masyarakat
transformasi akan melahirkan berbagai jenis pekerjaan yang baru.
Dengan demikian pekerjaan seumur hidup akan hilang dan diganti
dengan jenis-jenis pekerjaan baru. Hal ini akan memberikan
implikasi

terhadap

jenis

pendidikan

dan

pelatihan

yang

memungkinkan seseorang untuk beralih kerja dan menguasai jenisjenis keterampilan baru yang sebelumnya belum dikenal. 23
Bagi beberapa orang, pekerjaan menjadi jalan untuk mencari
nafkah. Alasan ini sendiri dapat merupakan alasan rohani, alasan
yang menekankan tanggung jawab, kemandirian, pelayanan dan
keutamaan lainnya. Sebagian orang juga memandang pekerjaan
sebagai karier atau profesi, sesuatu yang menuntut berbagai
keterampilan serta pelatihan khusus dan memberikan pelayanan
kepada individu-individu dan masyarakat.24
Jenis-jenis pekerjaan sendiri merupakan salah satu materi
penting dalam mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS). Materi
ini tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran ilmu pendidikan sosial (IPS) kelas III SD/MI. Adapun
standar kompetensi dasar tersebut berbunyi : Memahami jenis
pekerjaan dan penggunaan uang. Sementara dalam cakupan
kompetensi dasar materi ini diperinci menjadi lima poin yakni: (1)
23

A.R Tilaar, Beberapa Agenda eformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia,1998),
133.
24
Gregory F,I Spirituality at Work: 10 Cara Menyeimbangkan Hidup Anda di Tempat Kerja,
(Yogyakarta: Kanisius,2001), 44.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

mengenal jenisjenis pekerjaan. (2) memahami pentingnya semangat
kerja (3) memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah, (4) mengenal sejarah uang, dan (5) mengenal penggunaan
uang sesuai dengan kebutuhan.25
Ada beragam jenis pekerjaan. Dari sifatnya formal hingga
informal. Coba amati dengan cermat dan teliti orang-orang
disekitarmu. Tentu mereka memiliki pekerjaan yang beraneka
ragam. Pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:26
a. Pekerjaan yang menghasilkan barang
Pekerjaan jenis ini menghasilkan barang. Pekerjaan di
bidang ini, mengelola bahan mentah menjadi barang. Barang yang
dihasilkan bisa barang berupa barang setengah jadi atau barang
jadi. Barang jadi adalah barang yang siap digunakan. Barang
setengah jadi adalah barang yang belum jadi atau perlu
penyelesaian lebih lanjut. Berikut ini beberapa contoh yang
menghasilkan barang:
1) Petani
Petani yaitu orang yang bekerja dalam bidang pertanian.
Pertanian disini artinya pekerjaan mengolah lahan seperti
ladang atau sawah. Petani termasuk pekerjaan yang
menghasilkan barang seperti padi, sayur, dan buah-buahan.
25

26

Supriya, Pendidikan IPS, (Bandung,: Remaja Rosa Karya, 2012), 196.
Arini.uly, diakses tanggal 3 Desember 2015,

http://ariniuly.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-pekerjaan.html

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

2) Peternak
Peternak bekerja

membudidayakan hewan

ternak.

Tujuannya untuk mendapatkan manfaat dari hewan ternak.

3) Pengerajin
Pengrajin bekerja membuat benda kerajinan. Pengrajin
mengolah barang mentah, menjadi barang setengah jadi.
Pengrajin memerlukan keahlian khusus. Adapula yang
langsung mengolah menjadi barang jadi.
4) Penjahit
Penjahit adalah orang yang bekerja menjahit kain.
Penjahit bekerja mengolah bahan setengah jadi, menjadi
barang jadi. Misalnya menjahitkan kain menjadi pakaian jadi.
Pekerjaan sebagai seorang penjahit memerlukan keahlian
khusus. Terutama keahlian dibidang model pakaian dan cara
menjahit.
5) Petani Ikan
Petani ikan yaitu orang yang bekerja membudidayakan
ikan. Budidaya perikanan ada dua jenis, yaitu perikanan darat
dan perikanan laut.
b. Pekerjaan yang Menghasilkan Layanan atau jasa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Pekerjaan yang menghasilkan jasa didasarkan pada
pendidikan dan keterampilan tertentu yang dimiliki oleh
seseorang. Di zaman yang serba modern, orang cenderung ingin
mendapatkan pelayanan yang cepat dan mudah. Contoh pekerjaan
yang menghasilkan jasa:
1) Guru
Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu. Guru
termasuk pekerjaan dibidang jasa. Yaitu jasa layanan
dibidang pendidikan. Guru memberikan bimbingan dan
pengajaran. Guru ada yang bergerak dalam pengajaran formal
dan bergerak dibidang informal.
2) Dokter dan Tenaga Medis
Dokter dalah orang yang bekerja menyembuhkan pasien.
Dokter memberikan pelayanan dibidang kesehatan. Dokter
melayani kesehatan masyarakat.
3) Arsitek
Arsitek adalah orangyang merancang bangunan, denah
kebun, atau kompleks perumahan. Orang yang akan
membangun rumah memerlukan jasa arsitek. Tukang
bangunan akan dipermudah dengan adanya rancangan arsitek.
4) Sopir
Pekerjaan sopir yang mengemudikan kendaraan roda
empat. Sopir ada yang mengemudikan mobil pribadi maupun

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

umum. Sopir mengantar penumpangnya ke tempat tujuan
penumpang tesebut. Sopir dapat memberikan pelayanan antar
dan keamanan bagi penumpang.
5) Buruh Angkut
Buruh bekerja dengan menjual jasanya pada orang lain.
Sebagai imbalan atas jasanya, ia mendapatkan upah atau gaji.
Misalnya buruh angkut bekerja melayani jasa pengangkutan.
Buruh menjual jasa pemindahan dan pengangkutan barang.
B. Strategi Pembelajaran Circuit Learning
1.

Pengertian Strategi Circuit Learning
Menurut bahasa, strategi Circuit Learning diambil dari kata dalam
bahasa Inggris yaitu Circuit dan Learning, Circuit artinya perjalanan
keliling atau perputaran.27 Sedangkan Learning berarti pembelajaran.28
Jika digabungkan kedua kata tersebut Circuit Learning akan menjadi arti
pembelajaran yang memutar. Strategi Circuit Learning disebut sebagai
pembelajaran yang memutar karena siswa menempuh informasi dalam
pola yang sama setiap hari.
Menurut Istilah, Circuit learning merupakan strategi pembelajaran
yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola
penambahan (adding) dan pengulang (repetition).29

27

Peter Salim, The contemporary english indonesia dictionary (Jakaeta: Modern English
Press,1985), 331
28
Ibid,.523
29
Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR,2014), 311.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Circuit leraning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller
(dalam De Porter, 1999: 180) seorang konsultan pendidikan, Disebut
model belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi
dalam pola yang sama setiap hari. Model pembelajaran ini memuat tiga
langkah berurutan.
a.

Keadaan tenang pada saat belajar
Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran.

b.

Peta pikiran dan catatan tulis susun
Siswa mencatat apa yang di tulis guru di papan tulis dengan
kreativitasnya masing-masing tetapi tetap memperhatikan simbolsimbol dalam matematika serta menuliskan hal-hal yang belum
dimengerti oleh siswa.

c.

Menambah dan mengulang
Setelah siswa memperoleh materi yang telah diberikan oleh
guru, melalui metode tanya jawab, guru mengingatkan kembali halhal yang penting dari materi yang telah di bahas.
Strategi ini biasanya dimulai dari tanya jawab tentang topik yang

dipelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep,
pembagian ke dalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa
disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang tata cara pengisian,
pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian.30
2.

30

Langkah-Langkah Strategi Circuit Learning

Ibid,.311.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Langkah-langkahnya

adalah

kondisikan

situasi

belajar

kondusif dan fokus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan
pola pikirnya peta konsep bahasa khusus, tanya jawab, refleksi
seperti jabaran lebih rinci di bawah ini.31
a.

Pendahuluan
1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
dan absensi.
2) Melakukan apersepsi
3) Memberitahukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa dalam pembelajaran hari ini.
4) Menyampaikan

cakupan

materi

dan

penjelasan

uraian

kegiatan.
b.

Kegiatan inti
1) Melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.
2) Bersama dengan siswa menempelkan gambar
3) Memberikan

pertanyaan

kepada

siswa

tentang

gambar

yang ditempel di papan tulis.
4) Menempelkan peta konsep yang telah dibuat
5) Menjelaskan tentang peta konsep yang telah ditempel.
6) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
7) Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok

31

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta : AR-RUZZ
MEDIA, 2014), 34-35.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

8) Menjelaskan

kepada

setiap

kelompok

untuk

mengisi

lembar kerja siswa dan mengisi bagian dari peta konsep
sesuai dengan bahasa mereka sendiri.
9) Menjelaskan

bahwa

bagian

peta

konsep

peta

konsep

yang

mereka

kerjakan akan dipresentasikan.
10) Memperesentasikan

bagian

yang

telah

dikerjakan
11) Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas
hasil presentasi yang bagus serta memberikan semangat
kepada yang belum mendapat pujian atau hadiah untuk
berusaha lebih giat.
12) Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar
wawasan siswa menjadi lebih luas.
c.

Penutup
1) Memancing siswa membuat rangkuman
2) Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa
3) Memberikan pekerjaan rumah bagi siswa
4) Memberitahukan materi selanjutnya yang akan dipelajari
minggu depan
5) Doa, motivasi atau nasehat, dan salam.

3.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Circuit Learning
Kelebihan

strategi

ini

antara

lain:

1)

meningkatkan

kreativitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

2) melatih konsentrasi siswa untuk fokus pada peta konsep yang
disajikan guru.
Sementara itu, kekurangan strategi ini adalah bahwa 1)
penerapan strategi tersebut memerlukan waktu lama dan 2) tidak
semua pokok bahasan bisa disajikan melalui strategi ini.32
C. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning
Siswa dikatakan memahami suatu pelajaran apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang
hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru
dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Menurut E. Mulyasa,
Upaya-upaya

yang

dapat

dilakukan

yaitu

dengan

cara

sebagai

berikut:33
1.

Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif
Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dapat dilakukan
oleh seorang guru dengan kegiatan, diantaranya yaitu :
a.

Melibatkan

peserta

didik

dalam

mengorganisasikan

dan

merencanakan pembelajaran,
b.

Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik,

c.

Mendengarkan dan menghargai hak peserta didik untuk berbicara

32

Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR,2014), 313.
33
E Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 21.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

2.

Mengembangkan Strategi dan Manajemen Pembelajaran
Dalam hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan menghadapi dan
menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan memberikan
transisi substansial bahan ajar dalam pembelajaran.

3.

Memberikan Umpan Balik dan Penguatan
Dapat dilakukan dengan cara memberikan respon yang bersifat
membantu siswa yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut
terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.

4.

Kemampuan untuk Meningkatkan Diri
Dapat dilakukan dengan cara menerapkan kurikulum dan metode
mengajar secara inovatif, memperluas dan menambah pengetahuan.
Strategi

Circuit

mengedepankan

Learning

pemberdayaan

merupakan

pikiran

strategi

dalam

bentuk

yang

lebih

pemetaan.

Adapun Pola penambahan dan Pengulangan pada Circuit Learning
terdapat pada peta konsep dan rangkuman.
Pada

peta

konsep

penambahannya

yaitu

guru

menjelaskan

tentang peta konsep, sedangkan pola pengulangannya yaitu siswa
berkelompok membuat peta konsepnya sendiri. Pada rangkuman, pola
penambahan yaitu guru menjelaskan materi, sedang pola pengulangan
yaitu siswa membuat rangkuman.
Dengan adanya strategi Circuit Learning guru dapat meningkatkan
pemahaman siswa, hal tersebut dikarenakan strategi Circuit Learning lebih
mengedepankan pemberdayaan pikiran peserta didik sehingga peserta didik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

belajar memahami materi pelajaran dengan cara apa yang dipahami peserta
didik yang dapat dituangkan kedalam peta konsep. Selain itu, guru juga lebih
memberi fasilitas pada siswa agar mampu belajar mandiri atau meningkatkan
kemampuan belajar sendiri.
Jika peserta didik dapat membuat peta konsep maka peserta didik
dapat menuliskan pemahaman yang dimilikinya. Pemahaman yang tertuang
pada peta konsep tersebut selanjutnya akan dijelaskan, sehingga guru
mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa tersebut. Selanjutnya
pemahaman siswa dibenarkan oleh guru agar tidak terjadi kesalah fahaman,
untuk tindakan akhir pada strategi Circuit learning ini adalah siswa akan
membuat sebuah rangkuman sederhana sesuai yang pemahaman mereka dari
materi yang telah dipelajari.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa guru dapan
meningkatkan pemahaman siswa melalui strategi Circuit Lerning. Karena
dalam strategi Circuit Learnging menunjukkan bahwa siswa akan melakukan
proses pencarian informasi guna mengembangkan pemahamannya melalui
peta konsep.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Adapun penelitian tindakan kelas
ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitan yang disajikan dalam bentuk angka.
Instrumen utama dalam penelitian ini dalam butiran soal test untuk mengukur
peningkatan hasil belajar yang mana penelitian kuantitatif ini tidak dapat
menjelaskan sendiri tanpa adanya penelitian yang berupa pendeskripsian atau
disebut dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi
objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif.
Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan observasi
terhadap orang dalam kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan
berupaya memahami bahasa, dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Bagdan dan Taylor mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.34

34

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 140.

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Menurut Seharsini, suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK
dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas:35
1. Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek,
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang diminati.
2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta
didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula.
Penelitian

Tindakan

Kelas

adalah

penelitian

yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.36
Model penelitian ini adalah menggunakan model Kurt Lewin, konsep
pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen,
yaitu: Perencanaan (planning), Tindakan (acting), Pengamatan (observing),

35

Rido Kurniyanto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009), paket3, 9.
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), 11.
36

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Refleksi (reflecting).37 Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai
satu siklus yang digambarkan pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 3.1:
Prosedur PTK Model Kurt Lewin38
Langkah-langkah dalam penggunaan PTK model Kurt Lewin
adalah sebagai berikut:
1.

Planning
Menyususn Perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang harus
dilakukan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas,

37

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), 19.
Learning Assistance Program for Islamic Schools, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS
PGMI, 2009), Paket 5, 12.

38

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

mempersiapkan instrument dan merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
2. Acting
Melaksanakan tindakan, pada tahap ini peneliti melaksanakan
tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual,
yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
3. Observing
Melaksanakan pengamatan, pada tahap ini yang harus dilakukan
peneliti adalah:
a.

Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.

b.

Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antar siswa-siswi dalam
kelompok.

c.

Mengamati pemahaman setiap peserta didikterhadap pengguasaan
materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan
PTK.

4. Reflecting
Melakukan refleksi, pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti
adalah:
a. Mencatat hasil observasi.
b. Mengevaluasi hasil observasi.
c. Menganalisis hasil pembelajaran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan
rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.39
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
Setting penelitian terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian, dan
siklus PTK sebagai berikut:
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hikmah desa
Kalidawir, kecamatan Tanggulangin, kabupaten Sisoarjo pada mata
pelajaran IPS. Sekolah ini dipimpin oleh H.Abdul Kholis, M.Pd.I. MI AlHikmah memiliki 6 ruang kelas. Kelas yang digunakan dalam penelitian
Tindakan kelas adalah siswa kelas III.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2015.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender pendidikan
madrasah. Karena PTK membutuhkan proses belajar mengajar yang
efektif di kelas.
3. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III tahun
ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa, terdiri dari29
siswa laki-laki dan 14 siswa

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA ADOBE FLASH PADA MATERI MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD

6 18 24

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran IPS melalui strategi Concept Sentence siswa kelas III MI Bahrul Ulum.

0 0 133

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

0 0 112

Peningkatan pemahaman materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS melalui strategi College Ball di kelas V MI al Azhar Surabaya.

0 0 104

Peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA melalui strategi identitas korporat siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo.

0 0 119

Peningkatan pemahaman jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran ips melalui media scrapbook di kelas III MI Manbaul ulum Mojokerto tahun pelajaran 2016/2017.

1 8 105

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGI JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO.

0 0 107

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN LEMBAR BALIK (FLIP CHART)PADA SISWA KELAS III MI ATH-THOLIBIN NGAMBON-BOJONEGORO.

3 9 136

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PERMAINAN JEOPARDY MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III A MI DARUSSALAM PAGESANGAN-SURABAYA.

0 1 61

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPS PADA SISWA KELAS V MI AL HIKMAH SENDANG KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 137