Peraturan Menteri no.09 th2006

(1)

MENTERI NEGARA

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN

MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 09/PER-M/PDT/VII/2006 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005 dan guna lebih meningkatkan kinerja pelayanan terhadap pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dipandang perlu mengubah Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor 004/PER-M/PDT/III/2005 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,


(2)

Memperhatik

an :

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005. 3. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2005.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.

Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor : B-1615/M.PAN/06/2006

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dalam Peraturan ini dapat disebut Kementerian Negara PDT, adalah unsur pelaksana pemerintah di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;

(2) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin oleh Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Pasal 2

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;


(3)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan nasional di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;

c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

d. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

e. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari:

a. Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya, selanjutnya dapat disebut Deputi I;

c. Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur, selanjutnya dapat disebut Deputi II;

d. Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha, selanjutnya dapat disebut Deputi III;

e. Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya, selanjutnya dapat disebut Deputi IV;

f. Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, selanjutnya dapat disebut Deputi V.

g. Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dapat disebut Sahli Menteri Negara PDT.

BAB III

SEKRETARIAT KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 5

(1) Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal adalah unsur pembantu Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;


(4)

(2) Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 6

Sekretariat Kementerian Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Lembaga lain yang terkait; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 8

Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari :

a. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri; b. Biro Umum;

c. Biro Hukum dan Humas.

Pasal 9

Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran, analisis, kerjasama luar negeri, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;


(5)

c. koordinasi penyusunan program dan kegiatan bantuan luar negeri di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

d. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tentang kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 11

Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri terdiri dari : a. Bagian Program;

b. Bagian Analisis;

c. Bagian Kerjasama Luar Negeri; d. Bagian Pemantauan dan Evaluasi.

Pasal 12

Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Program menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi dan penyusunan rencana program Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. koordinasi dan penyusunan rencana anggaran Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

c. koordinasi dan penyusunan rencana dan program tugas perbantuan. Pasal 14

Bagian Program terdiri dari :

a. Sub Bagian Penyusunan Program; b. Sub Bagian Penyusunan Anggaran; c. Sub Bagian Tugas Perbantuan.

pasal 15

(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(2) Sub Bagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana anggaran program Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(3) Sub Bagian Tugas Perbantuan mempunyai tugas melakukan koordinasi dan penyusunan rencana dan program tugas perbantuan.

Pasal 16

Bagian Analisis mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data base serta analisa kegiatan sosial ekonomi dan Infrastuktur.


(6)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 16, Bagian Analisis menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan data base;

b. Pelaksanaan Analisa Sosial Ekonomi; c. Pelaksanaan Analisa Infrastruktur.

Pasal 18 Bagian Analisa terdiri dari:

a. Sub Bagian Data Base;

b. Sub Bagian Analisa Sosial Ekonomi; c. Sub Bagian Analisa Infrastruktur.

Pasal 19

(1) Sub Bagian data base mempunyai tugas melakukan pengelolaan data base Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(2) Sub Bagian Analisa Sosial Ekonomi mempunyai tugas melakukan analisa kegiatan sosial ekonomi Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(3) Sub Bagian Analisa Infrastruktur mempunyai tugas melakukan analisa kegiatan infrastruktur Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 20

Bagian Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan administrasi kerjasama luar negeri di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama multilateral; b. pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama bilateral;

c. pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Pasal 22 Bagian Kerjasama Luar Negeri terdiri dari : a. Sub Bagian Kerjasama Multilateral; b. Sub Bagian Kerjasama Bilateral;

c. Sub Bagian Kerjasama Swasta dan LSM. Pasal 23

(1) Sub Bagian Kerjasama Multilateral mempunyai tugas melakukan administrasi kerjasama luar negeri dalam lingkup multilateral;


(7)

(2) Sub Bagian Kerjasama Bilateral mempunyai tugas melakukan administrasi kerjasama luar negeri dalam lingkup bilateral;

(3) Sub Bagian Kerjasama Swasta dan LSM mempunyai tugas melakukan administrasi kerjasama luar negeri dalam lingkup Swasta dan LSM.

Pasal 24

Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 25

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan Pemantauan kegiatan ; b. Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan; c. Penyusunan Laporan hasil kegiatan.

Pasal 26 Bagian Pemantauan dan Evaluasi terdiri dari : a. Sub Bagian Pemantauan;

b. Sub Bagian Evaluasi; c. Sub Bagian Pelaporan.

Pasal 27

(1) Sub Bagian Pemantauan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(2) Sub Bagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi kegiatan lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(3) Sub Bagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan DaerahTertinggal.

Pasal 28

Biro Umum mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan Administrasi Kepegawaian, Ketatausahaan, Keuangan dan Kerumahtanggaan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 29

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :

a. pengelolaan administrasi kepegawaian, pendidikan dan pelatihan pegawai;


(8)

b. pengelolaan urusan persuratan, kearsipan dan perpustakaan serta urusan ketatausahaan;

c. pelaksanaan anggaran, kas, perbendaharaan dan pembukuan serta verifikasi;

d. pengelolaan urusan perlengkapan, pengadaan, pemeliharaan dan rumah tangga.

Pasal 30 Biro Umum Terdiri dari :

a. Bagian Kepegawaian; b. Bagian Tata Usaha; c. Bagian Keuangan;

d. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga. Pasal 31

Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan administrasi pendidikan dan pelatihan bidang kepegawaian.

Pasal 32

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian; b. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai;

c. pelaksanaan urusan pendidikan dan pelatihan pegawai.

Pasal 33 Bagian Kepegawaian terdiri dari:

a. Sub bagian Administrasi Kepegawaian; b. Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai;

c. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan Pegawai. Pasal 34

(1) Sub Bagian Administrasi Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan Administrasi Kepegawaian;

(2) Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai, mempunyai tugas melakukan urusan Kesejahteraan Pegawai;

(3) Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.


(9)

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi persuratan, kearsipan, perpustakaan dan ketatausahaan pimpinan.

Pasal 36

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan persuratan;

b. pengelolaan urusan kearsipan dan perpustakaan; c. pelaksanaan urusan ketatausahaan pimpinan.

Pasal 37 Bagian Tata usaha Terdiri dari :

a. Sub Bagian Persuratan;

b. Sub Bagian Arsip dan Perpustakaan; c. Sub Bagian Tata usaha Pimpinan.

Pasal 38

(1) Sub Bagian Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan persuratan;

(2) Sub Bagian Arsip dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan kearsipan dan perpustakaan;

(3) Sub Bagian Tata usaha Pimpinan mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada Menteri, Sekretaris Kementerian, para Deputi dan para Staf Ahli.

Pasal 39 (1)Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan meliputi :

a. Sub Bagian Tata Usaha Menteri;

b. Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian; c. Sub Bagian Tata Usaha Deputi I;

d. Sub Bagian Tata Usaha Deputi II; e. Sub Bagian Tata Usaha Deputi III; f. Sub Bagian Tata Usaha Deputi IV; g. Sub Bagian Tata Usaha Deputi V; h. Sub Bagian Tata Usaha Staf Ahli.

(2)Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaan tugasnya secara fungsional bertanggung jawab kepada pimpinan unit yang dilayani dan secara administratif bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

Pasal 40

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan Anggaran, mengelola Kas dan Perbendaharaan serta melaksanakan Verifikasi dan Pembukuan.


(10)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan Anggaran;

b. Pengelolaan Kas dan Perbendaharaan;

c. Pelaksanaan Urusan Verifikasi dan Pembukuan. Pasal 42

Bagian Keuangan Terdiri dari :

a. Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran; b. Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan; c. Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan.

Pasal 43

(1) Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, revisi, realisasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran;

(2) Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan, mempunyai tugas melakukan pengelolaan kas dan perbendaharaan, administrasi keuangan, penyiapan bahan laporan hasil pemerikasan dan pengawasan;

(3) Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan, mempunyai tugas melakukan verifikasi dan pembukuan.

Pasal 44

Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga, mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan, pemeliharaan dan kerumahtanggaan.

Pasal 45

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi :

a. pengadaan alat tulis dan perlengkapan kantor;

b. pemanfaatan dan pemeliharaan gedung, kendaraan dan perlengkapan kantor;

c. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan. Pasal 46

Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga Terdiri dari : a. Sub Bagian Pengadaan;

b. Sub Bagian Pemeliharaan; c. Sub Bagian Rumah Tangga.

Pasal 47

(1) Sub Bagian Pengadaan, mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan dan pendistribusian peralatan dan perlengkapan;

(2) Sub Bagian Pemeliharaan, mempunyai tugas melakukan urusan pemeliharaan gedung, kendaraan dan perlengkapan kantor;


(11)

(3) Sub Bagian Rumah Tangga, mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan kerumahtanggaan.

Pasal 48

Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan pengkajian dan pemberian bantuan hukum, koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, urusan keprotokolan dan hubungan masyarakat.

Pasal 49

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

a. pengkajian dan pemberian bantuan hukum;

b. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; c. pelaksanaan urusan keprotokolan dan perjalanan pimpinan; d. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat.

Pasal 50

Biro hukum dan hubungan masyarakat terdiri dari : a. Bagian Hukum dan Perundang-Undangan; b. Bagian Protokol dan Perjalanan;

c. Bagian Hubungan Masyarakat. Pasal 51

Bagian Hukum dan Perundang-Undangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pemberian bantuan hukum, koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan.

Pasal 52

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Bagian Hukum dan Perundang-Undangan menyelenggarakan fungsi :

a. pengkajian dan pemberian fasilitasi bantuan hukum;

b. koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan; c. pelaksanaan urusan informasi hukum dan kerjasama antar lembaga.

Pasal 53

Bagian hukum dan perundang-undangan terdiri dari:

a. Sub Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan; b. Sub Bagian Pengkajian dan Bantuan Hukum;

c. Sub Bagian Informasi Hukum dan Kerjasama Antar Lembaga. Pasal 54


(12)

(1) Sub Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;

(2) Sub Bagian Pengkajian dan Bantuan Hukum, mempunyai tugas melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan dan fasilitasi bantuan hokum;

(3) Sub Bagian Informasi Hukum dan Kerjasama Antar Lembaga, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan informasi hukum dan kerjasama antar lembaga.

Pasal 55

Bagian Protokol dan Perjalanan mempunyai tugas melakukan penyiapan perjalanan pejabat, mengatur layanan acara dan layanan kegiatan pimpinan serta tamu-tamu pimpinan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 56

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Bagian Protokol dan Perjalanan menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan perjalanan pimpinan; b. pelaksanaan urusan pelayanan acara;

c. pelaksanaan urusan pelayanan tamu pimpinan. Pasal 57

Bagian Protokol dan Perjalanan Terdiri dari : a. Sub Bagian Perjalanan Pimpinan; b. Sub Bagian Layanan Acara;

c. Sub Bagian Layanan Tamu Pimpinan; Pasal 58

(1) Sub Bagian Perjalanan Pimpinan, mempunyai tugas melakukan penyiapan perjalanan pimpinan;

(2) Sub Bagian Layanan Acara, mempunyai tugas mengatur acara di kantor maupun diluar kantor;

(3) Sub Bagian Layanan Tamu Pimpinan, mempunyai tugas mengatur tamu pimpinan di kantor maupun di kediaman.

Pasal 59

Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat melalui pengumpulan dan penyebaran informasi, dokumentasi, visualisasi dan publikasi di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.


(13)

Pasal 60

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bagian Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan pengumpulan dan penyampaian informasi; b. pelaksanaan urusan dokumentasi;

c. pelaksanaan urusan visualisasi dan publikasi. Pasal 61

Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari : a. Sub Bagian Informasi;

b. Sub Bagian Dokumentasi;

c. Sub Bagian Visualisasi dan Publikasi; Pasal 62

(1) Sub Bagian Informasi, mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan penyebaran informasi hasil-hasil seluruh kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

(2) Sub Bagian Dokumentasi, mempunyai tugas melakukan perekaman, penyimpanan dan dokumentasi hasil-hasil seluruh kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal; (3) Sub Bagian Visualisasi dan Publikasi, mempunyai tugas

melakukan penyiapan publikasi seluruh kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dalam bentuk visualisasi.

BAB IV

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 63

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 64

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pengembangan Sumber Daya.

Pasal 65

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :


(14)

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi; b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber

daya yang meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi; c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Sumber Daya

Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya dengan Departemen dan lembaga lainnya sesuai dengan petunjuk Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 66

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya terdiri dari :

a. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/I;

b. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 2/I;

c. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 3/I;

d. Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 4/I;

e. Asisten Deputi Urusan Teknologi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/I.

Pasal 67

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan dan perumusan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang pengembangan sumber daya manusia.

Pasal 68

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan

pemanfaatan di bidang sumber daya manusia;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan di bidang sumber daya manusia; c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program


(15)

d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 69

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia terdiri dari: a. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan; b. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian.

Pasal 70

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan sumber daya manusia.

Pasal 71

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan

pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 72

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan terdiri dari: a. Sub Bidang Analisa Potensi;

b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 73

(1) Sub Bidang Analisa Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;

(2) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan.


(16)

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.

Pasal 75

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi, penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian sumber daya manusia;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I. Pasal 76

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian terdiri dari : a. Sub Bidang Analisis Potensi;

b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 77

(1) Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian;

(2) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian.

Pasal 78

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang sumber daya hayati.

Pasal 79

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan

pemanfaatan di bidang sumber daya hayati;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan bidang sumber daya hayati;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber daya hayati;


(17)

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 80

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati terdiri dari: a. Bidang Pertanian;

b. Bidang Kehutanan dan Perkebunan; c. Bidang Kelautan dan Perikanan.

Pasal 81

Bidang Pertanian mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan analisis potensi dan pengembangan di bidang pertanian.

Pasal 82

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Bidang Pertanian, menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi dan pengembangan di bidang pertanian;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang pertanian;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang pertanian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 83 Bidang Pertanian, terdiri dari:

a. Sub Bidang Analisis Potensi; b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 84

(1) Sub Bidang Analisis Potensi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang pertanian; (2) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang pertanian.

Pasal 85

Bidang Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan.


(18)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Bidang Kehutanan dan Perkebunan, menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang kehutanan dan perkebunan;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan analisis potensi dan pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan; c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan

kebijakan analisis potensi dan pengembangan sumberdaya kehutanan dan perkebunan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 87 Bidang Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Sub Bidang Analisis Potensi;

b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 88

(1) Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang kehutanan dan perkebunan;

(2) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan.

Pasal 89

Bidang Kelautan dan Perikanan, mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan Analisis Potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan

Pasal 90

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, Bidang Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan

kebijakan di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.


(19)

Bidang Kelautan dan Perikanan terdiri dari: a. Sub Bidang Analisis Potensi;

b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 92

(1) Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang kelautan dan perikanan;

(2) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan.

Pasal 93

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang sumber daya mineral dan energi di daerah tertinggal.

Pasal 94

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang sumber daya mineral dan energi;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan bidang sumber daya mineral dan energi;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber daya mineral dan energi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 95

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi terdiri dari: a. Bidang Sumberdaya Mineral;

b. Bidang Sumberdaya Energi.

Pasal 96

Bidang Sumberdaya Mineral mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang sumber daya mineral di daerah tertinggal.


(20)

Pasal 97

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang Sumber Daya Mineral, menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis di bidang pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral;

c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 98 Bidang Sumber Daya Mineral terdiri dari:

a. Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Mineral; b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Mineral.

Pasal 99

(1) Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang sumber daya mineral;

(2) Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang sumber daya mineral.

Pasal 100

Bidang Sumberdaya Energi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pengembangan sumber daya Energi di daerah tertinggal.

Pasal 101

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, Bidang Sumber Daya Energi, menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan dan pengembangan sumber daya energi;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pengembanga sumber daya energi;


(21)

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya energi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 102 Bidang Sumberdaya Energi terdiri dari:

a. Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Energi; b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi.

Pasal 103

(1) Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis dan potensi di bidang sumber daya energi;

(2) Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang sumber daya energi.

Pasal 104

Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang lingkungan hidup.

Pasal 105

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang lingkungan hidup;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan bidang lingkungan hidup;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang lingkungan hidup;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 106

Asisten Deputi Urusan Urusan Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Bidang Lingkungan Alam;


(22)

Pasal 107

Bidang Lingkungan Alam mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang lingkungan alam.

Pasal 108

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang Lingkungan Alam menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan bidang lingkungan alam;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang lingkungan alam;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan alam;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup sesuai dengan bidangnya.

Pasal 109 Bidang Lingkungan Alam terdiri dari:

a. Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam; b. Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam.

Pasal 110

(1) Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pelestarian di bidang lingkungan alam;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pemanfaatan di bidang lingkungan alam.

Pasal 111

Bidang Lingkungan Sosial mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang lingkungan sosial.

Pasal 112

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang Lingkungan Sosial menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan lingkungan sosial;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang lingkungan sosial;


(23)

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan sosial;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup sesuai dengan bidangnya.

Pasal 113 Bidang Lingkungan Sosial terdiri dari:

a. Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial; b. Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Sosial.

Pasal 114

(1) Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pelestarian di bidang lingkungan sosial;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pemanfaatan di bidang lingkungan sosial.

Pasal 115

Asisten Deputi Urusan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang teknologi.

Pasal 116

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Asisten Deputi Urusan Teknologi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang teknologi;

b. Pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan bidang teknologi;

c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang teknologi;

d. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 117 Asisten Deputi Urusan Teknologi terdiri dari : a. Bidang Teknologi Tepat Guna; b. Bidang Teknologi Spesifik.


(24)

Bidang Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pengembangan Teknologi Tepat Guna.

Pasal 119

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Teknologi Tepat Guna, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang teknologi tepat guna;

b. Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang teknologi tepat guna;

c. Pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi tepat guna;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Teknologi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 120 Bidang Teknologi Tepat Guna terdiri dari : a. Sub Bidang Analisis Kebutuhan; b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 121

(1) Sub Bidang Analisis Kebutuhan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis kebutuhan di bidang teknologi tepat guna;

(2) Sub Bidang Pengembangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang teknologi tepat guna.

Pasal 122

Bidang Teknologi Spesifik, mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang teknologi spesifik.

Pasal 123

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Bidang Teknologi Spesifik, menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang teknologi spesifik;

b. Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang teknologi spesifik;

c. Pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi spesifik;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Teknologi sesuai dengan bidangnya.


(25)

Pasal 124 Bidang Teknologi Spesifik terdiri dari : a. Sub Bidang Analisis Kebutuhan; b. Sub Bidang Pengembangan.

Pasal 125

(1) Sub Bidang Analisis Kebutuhan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan analisis kebutuhan di bidang teknologi spesifik;

(2) Sub Bidang Pengembangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang teknologi spesifik.

BAB V

DEPUTI BIDANG PENINGKATAN INFRASTRUKTUR Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 126

Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur adalah unsur pelaksana Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 127

Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan infrastruktur.

Pasal 128

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127, Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah serta kegiatan di bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi trasnportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;


(26)

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, LPND dan lembaga lain yang terkait di bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 129

Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur terdiri dari:

a. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/II;

b. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 2/II;

c. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 3/II;

d. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 4/II;

e. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/II.

Pasal 130

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi.

Pasal 131

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat, laut dan udara;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur, transportasi darat, laut dan udara;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur tranportasi darat, laut dan udara;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 132

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi terdiri dari: a. Bidang Infrastruktur Transportasi Darat;


(27)

Pasal 133

Bidang Infrastruktur Transportasi Darat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat.

Pasal 134

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang Infrastruktur Transportasi Darat menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 135

Bidang Infrastruktur Transportasi Darat terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 136

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur transportasi darat;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur transportasi darat.

Pasal 137

Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.

Pasal 138

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

b. pelaksanakan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan infrastruktur transportasi laut dan udara;


(28)

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 139

Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 140

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.

Pasal 141

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi mempunyai tugas menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur informasi dan telekomunikasi.

Pasal 142

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141, Asisten Deputi Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi dan telekomunikasi;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi, dan telekomunikasi; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan

bidangnya.

Pasal 143

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi terdiri dari:

a. Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi; b. Bidang Infrastruktur Telekomunikasi.

Pasal 144

Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.


(29)

Pasal 145

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan

jaringan informasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 146

Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 147

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.

Pasal 148

Bidang Infrastruktur Telekomunikasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi.

Pasal 149

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 148, Bidang Infrastruktur Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;

c. Pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 150

Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;


(30)

Pasal 151

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur telekomunikasi;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur telekomunikasi.

Pasal 152

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial mempunyai tugas menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur sosial.

Pasal 153

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152, Asisten Urusan Infrastruktur Sosial menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 154

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial terdiri dari: a. Bidang Infrastruktur Pendidikan;

b. Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman; Pasal 155

Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan.

Pasal 156

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, Bidang Infrastruktur Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Pendidikan; b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan

kebijakan di bidang infrastruktur Pendidikan;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Pendidikan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan bidangnya.


(31)

Pasal 157

Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi;

Pasal 158

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur Pendidikan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur Pendidikan.

Pasal 159

Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman.

Pasal 160

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 161

Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 162

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur Pendidikan;

b. Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman.


(32)

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi mempunyai tugas menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi.

Pasal 164

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163, Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi; b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur

ekonomi;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 165

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi terdiri dari: a. Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan; b. Bidang Infrastruktur Pertanian.

Pasal 166

Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan.

Pasal 167

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan

Perdagangan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Infrastruktur ekonomi.

Pasal 168 Bidang Infrastruktur Industri dan terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.


(33)

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan.

Pasal 170

Bidang Infrastruktur Pertanian mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian.

Pasal 171

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170, Bidang Infrastruktur Pertanian menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 172 Bidang Infrastruktur Pertanian terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 173

(1) Sub.bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pertanian;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pertanian.

Pasal 174

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi mempunyai tugas menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur energi.

Pasal 175

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174, Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur


(34)

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan, migas dan energi alternatif;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan, migas dan energi alternatif;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Infrastruktur sesuai dengan bidangnya.

Pasal 176

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi terdiri dari : a. Bidang Infrastruktur Kelistrikan;

b. Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif. Pasal 177

Bidang Infrastruktur Kelistrikan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan.

Pasal 178

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177, Bidang Infrastruktur Kelistrikan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan; b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan

kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 179 Bidang Infrastruktur Kelistrikan terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 180

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur Kelistrikan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur Kelistrikan.


(35)

Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif.

Pasal 182

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181, Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas

dan energi alternatif;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 183

Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif terdiri dari: a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 184

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur migas dan energi alternatiF;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif.

BAB VI

DEPUTI BIDANG PEMBINAAN EKONOMI DAN DUNIA USAHA Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 185

Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha.


(36)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185, Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan kementerian koordinator, kementerian negara lain, departemen, lembaga pemerintah non departemen dan lembaga terkait;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.

Pasal 187

Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha terdiri dari :

a. Asisten Deputi Urusan Investasi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/III;

b. Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 2/III;

c. Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 3/III;

d. Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 4/III;

e. Asisten Deputi Urusan Pendanaan selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/III.

Pasal 188

Asisten Deputi Urusan Investasi mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang investasi.

Pasal 189

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188, Asisten Deputi Urusan Investasi menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang investasi meliputi promosi dan insentif investasi;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Investasi meliputi promosi dan insentif investasi;


(37)

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang investasi meliputi bidang promosi investasi dan insentif investasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.

Pasal 190 Asisten Deputi Urusan Investasi terdiri dari : a. Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi; b. Bidang Insentif Investasi.

Pasal 191

Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan promosi investasi.

Pasal 192

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191, Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan dan promosi investasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang penyiapan dan promosi investasi;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang penyiapan dan promosi investasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Investasi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 193

Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi terdiri dari :

a. Subbidang Analisis Kebijakan Penyiapan dan Promosi Investasi; b. Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan

Penyiapan dan Promosi Investasi. Pasal 194

(1) Subbidang Analisis Kebijakan Penyiapan dan Promosi Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisis kebijakan penyiapan dan promosi investasi;

(2) Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penyiapan dan Promosi Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan penyiapan dan promosi investasi.

Pasal 195

Bidang Insentif Investasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi.


(38)

Pasal 196

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Bidang Insentif Investasi, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Investasi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 197 Bidang Insentif Investasi terdiri dari :

a. Subbidang Analisis Kebijakan Insentif Investasi;

b. Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Insentif Investasi.

Pasal 198

(1) Subbidang Analisis Kebijakan Insentif Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang analisis kebijakan insentif investasi;

(2) Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Insentif Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan insentif investasi;

Pasal 199

Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ekonomi.

Pasal 200

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang kelembagaan

ekonomi;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ekonomi;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ekonomi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.


(39)

Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi terdiri dari : a. Bidang Produksi dan Distribusi;

b. Bidang Perdagangan dan Jasa.

Pasal 202

Bidang Produksi dan Distribusi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi.

Pasal 203

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Produksi dan Distribusi, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi;` c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan

kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 204 Bidang Produksi dan Distribusi terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Produksi dan Distribusi;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Produksi dan Distribusi.

Pasal 205

(1) Subbidang Analisis Kebijakan Produksi dan Distribusi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang analisis kebijakan produksi dan distribusi;

(2) Subbidang Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Produksi dan Distribusi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan produksi dan distribusi.

Pasal 206

Bidang Perdagangan dan Jasa mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang perdagangan dan jasa.

Pasal 207

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206, Bidang Perdagangan dan Jasa, menyelenggarakan fungsi :


(40)

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang perdagangan dan jasa;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang perdagangan dan jasa;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 208 Bidang Perdagangan dan Jasa terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Perdagangan dan Jasa;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Perdagangan dan Jasa.

Pasal 209

(1) Subbidang Analisis Kebijakan Perdagangan dan Jasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang analisis kebijakan Perdagangan dan Jasa;

(2) Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Perdagangan dan Jasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan dan Jasa.

Pasal 210

Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordiansi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Pasal 211

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210, Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang UMKM;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang UMKM;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang UMKM;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.

Pasal 212

Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terdiri dari : a. Bidang Usaha Mikro;


(41)

b. Bidang Usaha Kecil;

c. Bidang Usaha Menengah. Pasal 213

Bidang Usaha Mikro mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang usaha mikro.

Pasal 214

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, Asisten Deputi Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha mikro;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha mikro;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha mikro;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan bidangnya.

Pasal 215 Bidang Usaha Mikro terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Mikro;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Mikro.

Pasal 216

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Mikro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis kebijakan usaha mikro;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Mikro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan hasil identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan usaha mikro.

Pasal 217

Bidang Usaha Kecil mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang usaha kecil.

Pasal 218

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217, Bidang Usaha Kecil, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha kecil;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha kecil;


(42)

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha kecil;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan bidangnya.

Pasal 219 Bidang Usaha Kecil terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Kecil;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Kecil.

Pasal 220

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Kecil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis kebijakan usaha kecil;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Kecil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan hasil identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan usaha kecil.

Pasal 221

Bidang Usaha Menengah mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang usaha menengah.

Pasal 222

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 221, Bidang Usaha Menengah, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha menengah;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha menengah;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha menengah;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan menengah sesuai dengan bidangnya.

Pasal 223 Bidang Usaha Menengah terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Menengah;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Menengah.


(43)

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Menengah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis kebijakan usaha menengah;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Menengah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan hasil identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan usaha menengah;

Pasal 225

Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kemitraan Usaha.

Pasal 226

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang Kemitraan Usaha; b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kemitraan

Usaha;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang Kemitraan Usaha;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.

Pasal 227

Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha terdiri dari : a. Bidang Kerjasama Permodalan;

b. Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran; Pasal 228

Bidang Kerjasama Permodalan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang kerjasama permodalan.

Pasal 229

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228, Bidang Kerjasama Permodalan, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang kerjasama permodalan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang kerjasama permodalan;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang kerjasama permodalan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha sesuai dengan bidangnya.


(44)

Pasal 230 Bidang Kerjasama Permodalan terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama Permodalan.

Pasal 231

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama Permodalan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan kerjasama permodalan.

Pasal 232

Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang kerjasama produksi dan pemasaran.

Pasal 233

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran, menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi dan

pemasaran;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang produksi dan pemasaran;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang produksi dan pemasaran;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha sesuai dengan bidangnya.

Pasal 234

Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Produksi dan Pemasaran; b. Sub Bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan

Kerjasama Produksi dan pemasaran. Pasal 235

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Produksi dan Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang analisis kebijakan kerjasama produksi dan pemasaran;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama Produksi dan pemasaran mempunyai tugas


(45)

melakukan penyiapan bahan di bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama Produksi dan pemasaran.

Pasal 236

Asisten Deputi Urusan Pendanaan mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan.

Pasal 237

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 236 Asisten Deputi Urusan Pendanaan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.

Pasal 238 Asisten Deputi Urusan Pendanaan terdiri dari :

a. Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;

b. Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif.

Pasal 239

Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan.

Pasal 240

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 239, Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan


(46)

Pasal 241

Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan.

Pasal 242

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;

(2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;

Pasal 243

Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif.

Pasal 244

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 243, Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif, menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pendanaan sesuai dengan bidangnya.

Pasal 245

Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif.


(47)

(1) Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang analisis kebijakan pengerahan sumber pendanaan alternatif; (2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengerahan sumber pendanaan alternatif.

BAB VII

DEPUTI BIDANG PEMBINAAN LEMBAGA SOSIAL DAN BUDAYA Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 247

Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya.

Pasal 248

Dalam melaskanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247, Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan dan perumusan

kebijakan di bidang pembinaan lembaga sosial dan Budaya;

b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang sosial budaya;

c. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga sisial dan budaya dengan Kementerian Koordinasi, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Lembaga yang terkait;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.

Pasal 249

Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya terdiri dari :

a. Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olah Raga, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/IV;

b. Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 2/IV;

c. Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 3/IV;

d. Asisten Deputi Urusan Lembaga Pemberdayaan Perempuan, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 4/IV;


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)