Peraturan Perundangan PP NO 28 TH 1990

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 8 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PENDIDIKAN DASAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 13 Undang-undang Nomor
2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional dipandang perlu
mengat ur syarat -syarat dan t at a cara pendirian, bent uk sat uan, lama
pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan dasar dengan Perat uran
Pemerint ah;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
MEMUTUSKAN


:

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANGPENDIDIKAN
DASAR.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan
t ahun, diselenggarakan selama enam t ahun di Sekolah Dasar dan
t iga t ahun di Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama at au sat uan
pendidikan yang sederaj at .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


2

-

2. Sekolah Dasar adalah bent uk sat uan
menyelenggarakan program enam t ahun.

pendidikan

dasar

yang

3. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama adalah bent uk sat uan pendidikan
dasar yang menyelenggarakan program t iga t ahun.
4. Siswa adalah pesert a didik pada sat uan
pendidikan dasar di j alur pendidikan sekolah.

pendidikan


5. Orang t ua adalah ayah dan/ at au ibu at au wali
bersangkut an.
6. Ment eri adalah Ment eri
pendidikan nasional.

yang

bert anggung

j awab

j enj ang

siswa yang

di

bidang

Pasal 2

Pendidikan dasar merupakan pendidikan Sembilan t ahun, t erdiri at as
program pendidikan enam t ahun di Sekolah Dasar dan program
pendidikan t iga t ahun di Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama.

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN DASAR
Pasal 3
Pendidikan dasar bert uj uan unt uk memberikan bekal kemampuan
dasar kepada pesert a didik unt uk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggot a masyarakat , warga negara dan anggot a umat
manusia sert a mempersiapkan pesert a didik unt uk mengikut i
pendidikan menengah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3


-

BAB III
BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN
Pasal 4
(1)

Bent uk sat uan pendidikan dasar yang
pendidikan program enam t ahun t erdiri at as:

menyelenggarakan

1. Sekolah Dasar;
2. Sekolah Dasar Luar Biasa.
(2)

Bent uk sat uan pendidikan dasar yang menyelenggarakan
pendidikan program t iga t ahun sesudah program enam t ahun
t erdiri at as:
1. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama;

2. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa.

(3)

Sekolah Dasar dan Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama yang berciri
khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Depart emen.
Agama masing-masing disebut Madrasah Ibt idaiyah, Madrasah
Tsanawiyah.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2), diat ur oleh Ment eri, sedangkan ayat (3) diat ur oleh
Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Agama.
BAB IV
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Pasal 5

(1)


Pendirian

sat uan

pendidikan

dasar

oleh

Pemerint ah

at au

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4


-

masyarakat harus memenuhi persyarat an t ersedianya:
1. sekurang-kurangnya sepuluh siswa;
2. t enaga kependidikan t erdiri at as sekurang-kurangnya seorang
guru unt uk set iap kelas bagi Sekolah Dasar dan seorang guru
unt uk masing-masing mat a pelaj aran bagi Sekolah Lanj ut an
Tingkat Pert ama, sert a perbandingan j umlah guru dengan
j umlah murid sebanyak-banyaknya 1 : 40;
3. kurikulum berdasarkan kurikulum nasional yang berlaku;
4. sumber
dana
t et ap
yang
menj amin
kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan dan t idak akan merugikan siswa;
5. t empat belaj ar;
6. buku pelaj aran dan peralat an pendidikan yang diperlukan.

(2)

Pendirian Sekolah Dasar
yang diselenggarakan
ket ent uan sebagaimana
memenuhi persyarat an
at au badan yang bersif at

dan Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama
oleh masyarakat selain memenuhi
dimaksud dalam ayat (1) harus pula
penyelenggaranya berbent uk yayasan
sosial.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri
lain yang t erkait .
Pasal 6


(1)

Tat a
cara
pendirian
sat uan
pendidikan
dasar
yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah at au masyarakat meliput i:

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-


1. pengaj uan permohonan pendirian yang disert ai persyarat an
pendirian;
2. penelaahan t erhadap permohonan t ersebut pada but ir 1;
3. penet apan pendirian.
(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri dan khusus unt uk sat uan pendidikan dasar di
lingkungan Depart emen Agama diat ur oleh Ment eri Agama
set elah mendengar pert imbangan Ment eri.
BAB V
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 7

(1)

Sekolah Dasar dan Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama
menyelenggarakan kegiat an belaj ar-mengaj ar
berdasarkan
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;

(2)

Unt uk membant u penyelenggaraan kegiat an pendidikan dasar
pada set iap Sekolah Dasar dan Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama
dibent uk badan pembant u penyelenggara pendidikan.

(3)

Pembent ukan, susunan, t ugas, dan f ungsi sert a pembinaan badan
pembant u penyelenggara pendidikan diat ur oleh Ment eri.
BAB VI
PENGELOLAAN
Pasal 8

Pengelolaan pendidikan dasar sebagai bagian dari sist em pendidikan
nasional merupakan t anggung j awab Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

Pasal 9
(1)

Pengadaan,
pendayagunaan
dan
pengembangan
t enaga
kependidikan, kurikulum, buku pelaj aran, dan peralat an
pendidikan dari sat uan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah adalah t anggung j awab Ment eri.

(2)

Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan gedung, sert a
penyediaan t anah unt uk Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah adalah t anggung j awab Pemerint ah Daerah.

(3)

Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan gedung, sert a
penyediaan t anah unt uk Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah adalah t anggungj awab Ment eri.

(4)

Pengadaan dan pendayagunaan t enaga kependidikan, buku
pelaj aran, peralat an pendidikan, t anah dan gedung besert a
pemeliharaannya pada sat uan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat adalah t anggung j awab yayasan at au badan yang
menyelenggarakan sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(5)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (3), dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri.

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diat ur oleh Ment eri Dalam Negeri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri.
Pasal 10

(1)

Tanggung j awab at as pengelol aan madrasah dilimpahkan Ment eri
kepada Ment eri Agama.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

7

-

Pengadaan,
pendayagunaan
dan
pengembangan
t enaga
kependidikan, kurikulum, buku pelaj aran dan peralat an
pendidikan dari sat uan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Depart emen Agama diat ur oleh Ment eri Agama set elah
mendengar pert imbangan Ment eri.
Pasal 11

(1)

Sat uan pendidikan dasar yang didirikan oleh
diselenggarakan oleh Ment eri at au Ment eri lain.

Pemerint ah

(2)

Sat uan pendidikan dasar yang didirikan oleh masyarakat
diselenggarakan oleh yayasan at au badan yang bersif at sosial.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri dan khusus unt uk sat uan
pendidikan dasar di lingkungan Depart emen Agama diat ur oleh
Ment eri Agama set elah mendengar pert imbangan Ment eri.
Pasal 12

(1)

Kepala Sekolah bert anggung j awab at as penyelenggaraan
kegiat an pendidikan, administ rasi sekolah, pembinaan t enaga
kependidikan lainnya dan pendayagunaan sert a pemeliharaan
sarana dan prasarana.

(2)

Kepala Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama dapat dibant u oleh
seorang Wakil Kepala Sekolah dat a rangka melaksanakan
ket ent uan ayat (1).

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 13
(1)

Kepala Sekolah dari sat uan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah bert anggung j awab at as penyelenggaraan kegiat an
pendidikan,
administ rasi
sekolah,
pembinaan
t enaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana
kepada Ment eri.

(2)

Kepala Sekolah dari sat uan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat bert anggung j awab t ent ang penyelenggaraan
kegiat an pendidikan, administ rasi sekolah, pembinaan t enaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana
kepada badan yang menyelenggarakan sat uan pendidikan yang
bersangkut an dan kepada Ment eri.

(3)

Kepala Sekolah dari Madrasah yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah bert anggung j awab t ent ang penyelenggaraan
kegiat an pendidikan, administ rasi sekolah, pembinaan t enaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana
kepada Ment eri Agama.

(4)

Kepala Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Pemerint ah
bert anggung j awab at as pemeliharaan dan perbaikan gedung
sert a pemeliharaan t anah kepada Gubernur/ Kepala Daerah
Tingkat I.

(5)

Kepala Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama yang diselenggarakan
oleh Pemerint ah bert anggung j awab at as pemeliharaan dan
perbaikan gedung sert a pemeliharaan t anah kepada Ment eri.

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri dan khusus
unt uk sat uan pendidikan di lingkungan Depart emen Agama diat ur
oleh Ment eri Agama set elah mendengar pert imbangan Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

BAB VII
KURIKULUM
Pasal 14
(1)

Isi kurikulum pendidikan dasar merupakan susunan bahan kaj ian
dan pelaj aran unt uk mencapai t uj uan pendidikan dasar.

(2)

Isi
kurikulum
pendidikan
dasar
waj ib
sekurang-kurangnya bahan kaj ian dan pelaj aran:
a. pendidikan Pancasila;

memuat

b. pendidikan agama;
c. pendidikan kewarganegaraan;
d. bahasa Indonesia;
e. membaca dan menulis;
f . mat emat ika (t ermasuk berhit ung);
g. pengant ar sains dan t eknologi;
h. ilmu bumi;
i. sej arah nasional dan sej arah umum;
j . keraj inan t angan dan kesenian;
k. pendidikan j asmani dan kesehat an;
l. menggambar;
m. bahasa Inggeris.
(3)

Sat uan pendidikan dasar dapat menambah mat a pelaj aran sesuai
dengan keadaan lingkungan dan ciri khas sat uan pendidikan yang
bersangkut an dengan t idak mengurangi kurikulum yang
berlakusecara nasional dan t idak menyimpang dari t uj uan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

pendidikan nasional.
(4)

Sat uan pendidikan dasar dapat menj abarkan dan menambah
bahan kaj ian dari mat a pelaj aran sesuai dengan kebut uhan
set empat .

BAB VIII
SISWA
Pasal 15
(1)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa Sekolah Dasar seseorang
harus berusia sekurang-kurangnya enam t ahun.

(2)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa Sekolah Lanj ut an Tingkat
Pert ama seseorang harus t elah t amat Sekolah Dasar at au sat uan
pendidikan dasar yang sederaj at dan set ara.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 16

(1)

Siswa mempunyai hak:
1. mendapat perlakuan
kemampuannya;

sesuai

dengan

bakat ,

minat ,

dan

2. memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianut nya;
3. mengikut i program pendidikan yang bersangkut an at as dasar
pendidikan berkelanj ut an, baik unt uk mengembangkan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

kemampuan diri maupun unt uk memperoleh pengakuan t ingkat
pendidikan t ert ent u yang t elah dibakukan;
4. mendapat bant uan f asilit as belaj ar, bea siswa, at au bant uan
lain sesuai dengan persyarat an yang berlaku;
5. pindah ke sekolah yang sej aj ar at au yang t ingkat nya lebih
t inggi sesuai dengan persyarat an penerimaan siswa pada
sekolah yang hendak dimasuki;
6. memperoleh penilaian hasil belaj arnya;
7. menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari wakt u yang
dit ent ukan;
8. mendapat pelayanan khusus bilamana menyandang cacat .
(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.
Pasal 17

(1)

Set iap siswa berkewaj iban unt uk:
1. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali
siswa yang dibebaskan dari kewaj iban t ersebut sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;
2. memat uhi ket ent uan perat uran yang berlaku;
3. menghormat i t enaga kependidikan;
4. ikut memelihara sarana dan prasarana sert a kebersihan,
ket ert iban dan keamanan sekolah yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

12

-

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.

BAB IX
PENILAIAN
Pasal 18
(1)

Penilaian pendidikan dasar diselenggarakan unt uk memperoleh
ket erangan t ent ang proses belaj ar-mengaj ar dan upaya
pencapaian t uj uan pendidikan dasar dalam rangka pembinaan
dan pengembangannya, sert a unt uk penent uan akredit asi sat uan
pendidikan dasar yang bersangkut an.

(2)

Penilaian pendidikan dasar mencakup:
a. kegiat an dan kemaj uan belaj ar siswa;
b. pelaksanaan kurikulum;
c. guru dan t enaga kependidikan lainnya;
d. sat uan pendidikan sebagai sat u keseluruhan.
Pasal 19

(1)

Penilaian kegiat an dan kemaj uan belaj ar siswa dilakukan unt uk
menget ahui perkembangan dan hasil belaj ar siswa.

(2)

Penilaian hasil belaj ar siswa pada akhir pendidikan dasar
dilakukan unt uk memberi Surat Tanda Tamat Belaj ar.

(3)

Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan unt uk
membant u perkembangan siswa dan memperoleh ket erangan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

t ent ang mut u pendidikan dasar secara nasional.
(4)

Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan t uj uan dan isi kurikulum yang berlaku.
Pasal 20

Penilaian pelaksanaan kurikulum dilakukan unt uk menget ahui
kesesuaian kurikulum pendidikan dasar dengan dasar, f ungsi, dan
t uj uan pendidikan nasional, kemampuan siswa, dan kesesuaiannya
dengan t unt ut an perkembangan yang t erj adi dalam masyarakat .
Pasal 21
(1)

Penilaian t erhadap guru dan t enaga kependidikan lainnya
dilakukan unt uk menget ahui kemampuan dan kewenangan
prof esional.

(2)

Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan
unt uk:
1. pembinaan dan pengembangan guru dan t enaga kependidikan
lainnya;
2. penyempurnaan
kurikulum
dan
pengelolaan
pendidikan guru dan t enaga kependidikan lainnya.

program

Pasal 22
(1)

Penilaian sat uan pendidikan sebagai sat u keseluruhan dilakukan
unt uk menget ahui kemampuan pengelolaan sat uan dan/ at au
kegiat an pendidikan yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

14

-

Penilaian sat uan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) meliput i segi-segi:
1. kelembagaan;
2. kurikulum,
3. siswa;
4. guru dan t enaga kependidikan lainnya;
5. sarana dan prasarana;
6. administ rasi;
7. keadaan umum sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(3)

Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
unt uk menent ukan akredit asi dan pembinaan sat uan pendidikan
yang bersangkut an.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 23

(1)

Penilaian dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik,
Pengawas dan t enaga kependidikan lainnya sert a aparat
st rukt ural/ f ungsional yang berkait an.

(2)

Guru berkewaj iban menilai kegiat an dan kemauan belaj ar siswa
sert a pelaksanaan kurikulum yang berada dalam wewenang dan
t anggung j awabnya.

(3)

Kepala Sekolah berkewaj iban menilai kurikulum, guru dan t enaga
kependidikan lainnya, sert a sarana dan prasarana dalam
lingkungan sat uan pendidikan yang berada dalam wewenang dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

t anggung j awabnya.
(4)

Pengawas berkewaj iban menilai segi t eknis pendidikan dan
administ rasi sat uan pendidikan dasar yang berada dalam
wewenang dan t anggung j awabnya.

(5)

Tenaga kependidikan lainnya yang t erkait berkewaj iban menilai
pelaksanaan kegiat an di bidang yang menj adi t anggung j awab
masing-masing.

(6)

Pej abat st rukt ural/ f ungsional berkewaj iban menilai perencanaan
dan pelaksanaan pendidikan yang berkait an dengan pembinaan
dan pengembangan sat uan-sat uan pendidikan dasar yang berada
dalam wewenang dan t anggungj awabnya.
Pasal 24

(1)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 23 diat ur oleh Ment eri.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 20, PasaI 21, Pasal 22, dan Pasal 23, khusus t ent ang
pendidikan agama dan guru pendidikan agama diat ur oleh
Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Agama.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23 khusus pada sat uan
pendidikan dasar di lingkungan Depart emen Agama diat ur oleh
Ment eri Agama set elah mendengar pert imbangan Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

BAB X
BIMBINGAN
Pasal 25
(1)

Bimbingan merupakan bant uan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan
dan merencanakan masa depan.

(2)

Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.

BAB XI
PEMBIAYAAN
Pasal 26
(1)

Pemerint ah at au badan yang menyelenggarakan sat uan
pendidikan dasar harus membiayai penyelenggaraan pendidikan
dari sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(2)

Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i:
1. gaj i guru, t enaga
administ rasi;

kependidikan

lainnya,

sert a

2. pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
3. penyelenggaraan pendidikan.

t enaga

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Pasal 27
Pengelola sat uan pendidikan dapat bekerj a sama dengan masyarakat ,
t erut ama dunia usaha dan para dermawan, unt uk memperoleh sumber
dana dalam rangka perluasan kesempat an belaj ar dan peningkat an
mut u pendidikan.

BAB XII
PENGAWASAN
Pasal 28
(1)

Pengawasan
t erhadap
sat uan
pendidikan
dasar
yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah at au masyarakat dalam rangka
pembinaan, pengembangan, pelayanan dan peningkat an mut u,
sert a perlindungan bagi sat uan pendidikan dilakukan oleh
Ment eri.

(2)

Pengawasan meliput i segi t eknis pendidikan dan administ rasi
sat uan pendidikan dasar yang bersangkut an.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri dan khusus unt uk sat uan
pendidikan di lingkungan Depart emen Agama diat ur oleh Ment eri
Agama set elah mendengar pert imbangan Ment eri.
Pasal 29

Ment eri berwenang mengambil t indakan administ rat if t erhadap
penyelenggara sat uan pendidikan dasar yang melakukan pelanggaran
t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

BAB XIII
PENGEMBANGAN
Pasal 30
(1)

Sat uan pendidikan dasar dapat melakukan uj i-coba unt uk
mengembangkan gagasan baru yang diperlukan dalam rangka
peningkat an pendidikan.

(2)

Sat uan pendidikan dasar dapat memberi peluang kepada para
penelit i dan pengembang unt uk melakukan penelit ian dan/ at au
uj i-coba dalam rangka penyempurnaan sist em pendidikan
nasional.

(3)

Kegiat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
dengan
t idak
mengurangi
kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan pada sat uan pendidikan dasar yang
bersangkut an.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri dan khusus unt uk sat uan
pendidikan di lingkungan Depart emen Agama diat ur oleh Ment eri
Agama set elah mendengar pert imbangan Ment eri.

BAB XIV
KETENTUAN LAIN
Pasal 31
(1)

Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat mengadakan
dan menyelenggarakan sat uan dan/ at au kegiat an pendidikan
dasar.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

19

-

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri
lain yang t erkait .
Pasal 32

(1)

Pihak asing dapat mengadakan dan menyelenggarakan sat uan
dan/ at au kegiat an pendidikan dasar sej auh t idak bert ent angan
dengan kepent ingan nasional.

(2)

Sat uan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang
menerima siswa warga negara Indonesia.

(3)

Syarat -syarat dan t at a cara pendirian sert a bent uk sat uan, lama
pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri lain yang t erkait .

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Semua ket ent uan perat uran perundang-undangan yang mengat ur
pendidikan dasar dan perat uran pelaksanaannya yang ada pada saat
diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini masih t et ap berlaku
sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i berdasarkan
Perat uran Pemerint ah ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 10 Juli 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 10 Juli 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 8 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PENDIDIKAN DASAR

UMUM
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional menet apkan bahwa pendidikan dasar diselenggarakan unt uk
mengembangkan
sikap
dan
kemampuan
sert a
memberikan
penget ahuan dan ket erampilan dasar yang diperlukan unt uk hidup
dalam masyarakat sert a mempersiapkan pesert a didik yang memenuhi
persyarat an unt uk mengikut i. pendidikan menengah.
Berkenaan dengan pembedaan j alur dan sist em pendidikan nasional
dalam j alur pendidikan sekolah dan j alur pendidikan luar sekolah,
pendidikan dasar dapat diselenggarakan baik pada j alur pendidikan
sekolah maupun pada j alur pendidikan luar sekolah.
Berkenaan dengan pemanf aat an perkembangan t eknologi, pendidikan
dasar diselenggarakan dalam bent uk kegiat an belaj ar-mengaj ar di
sekolah
maupun dalam bent uk program pendidikan j arak j auh.
Perat uran Pemerint ah ini dibuat unt uk mengat ur syarat dan t at a cara
pendirian, bent uk sat uan, lama pendidikan dasar dan penyelenggaraan
pendidikan dasar sebagaimana dit et apkan Undang-undang Nomor 2
Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional.
Mengingat bahwa pendidikan dasar dapat diselenggarakan baik oleh
Pemerint ah, dalam hal ini Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan,
Depart emen Dalam Negeri dan Depart emen Agama, maupun oleh

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

masyarakat , dalam hal ini yayasan at au badan yang bersif at sosial,
Perat uran Pemerint ah ini j uga mengat ur pembagian wewenang dan
t anggung j awab at as penyelenggaraan pendidikan dasar, di ant ara
para penyelenggara pendidikan dasar yang bersangkut an.
Pendidikan dasar yang diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini
merupakan pendidikan yang diselenggarakan selama sembilan t ahun
sebagaimana diat ur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
t ent ang Sist em Pendidikan Nasional yang t erdiri at as program enam
t ahun di Sekolah Dasar dan program t iga t ahun di Sekolah lanj ut an
Tingkat Pert ama. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama dimaksud bukan
merupakan j enj ang dalam pendidikan di j alur sekolah t et api
merupakan bagian dalam j enj ang pendidikan dasar. Disamping it u,
Perat uran Pemerint ah ini j uga memberi peluang baik bagi sat uan
pendidikan dasar maupun bagi penelit i dan pengembang di bidang
pendidikan unt uk melakukan penelit ian dan/ at au uj i-coba unt uk
mengembangkan gagasan baru at au dalam rangka penyempurnaan
sist em pendidikan nasional dengan t idak mengurangi kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan pada sat uan pendidikan dasar yang
bersangkut an.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Cukup j elas
Pasal 3
a. Pengembangan
kehidupan
siswa
sebagai
sekurang-kurangnya mencakup upaya unt uk :
1. memperkuat dasar keimanan dan ket aqwaan;

pribadi

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

2. membiasakan unt uk berperilaku yang baik;
3. memberikan penget ahuan dan ket erampilan dasar;
4. memelihara kesehat an j asmani dan rohani.
5. memberikan kemampuan unt uk belaj ar;
6. membent uk kepribadian yang mant ap dan mandiri.
b. Pengembangan kehidupan pesert a didik sebagai anggot a
masyarakat sekurang-kurangnya mencakup upaya unt uk :
1. memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat ;
2. menumbuhkan rasa t anggungj awab dalam lingkungan hidup;
3. memberikan penget ahuan dan ket erampilan
diperlukan
unt uk
berperansert a
dalam
bermasyarakat .

dasar yang
kehidupan

c. Pengembangan kehidupan pesert a didik sebagai warga negara
sekurang-kurangnya mencakup upaya unt uk :
1. mengembangkan perhat ian dan penget ahuan t ent ang hak dan
kewaj iban sebagai warga negara Republik Indonesia;
2. menanamkan rasa ikut bert anggungj awab t erhadap kemaj uan
bangsa dan negara;
3. memberikan penget ahuan dan ket erampilan dasar yang
diperlukan unt uk berperansert a dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
d. Pengembangan kehidupan pesert a didik sebagai anggot a umat
manusia mencakup upaya unt uk :
1. meningkat kan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat ;
2. meningkat kan kesadaran t ent ang hak asasi manusia;
3. memberikan pengert ian t ent ang ket ert iban dunia;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4. meningkat kan
bangsa.

24

-

kesadaran

pent ingnya

persahabat an

ant ar

e. mempersiapkan pesert a didik unt uk mengikut i pendidikan
menengah dalam menguasai isi kurikulum yang disyarat kan.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Bilamana dalam penyelenggaraan kegiat an belaj ar-mengaj ar
digunakan modul at au cara lain, dibenarkan perbandingan
j umlah guru dan j umlah murid melebihi 1 : 40.
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Ayat (2)
Khusus bagi daerah-daerah yang t idak dimungkinkan unt uk
memenuhi persyarat an yang berlaku, sepert i daerah t erpencil,
Ment eri dapat mempert imbangkan kemungkinan pemberian
dispensasi sehingga sekolah dapat didirikan meskipun belum
dapat memenuhi persyarat an yang berlaku.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

26

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)

27

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan kurikulum yang berlaku secara nasional
adalah kurikulum yang harus dij adikan pedoman bagi pembuat an
kurikulum unt uk pengat uran kegiat an belaj ar mengaj ar yang
lebih disesuaikan dengan kenyat aan-kenyat aan di daerah yang
bersangkut an. Tuj uan, isi, dan st rukt ur kurikulum yang berlaku
secara nasional diat ur Ment eri at au Ment eri lain berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ment eri.
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 16

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 17
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas

29

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 20
Penilaian pelaksanaan kurikulum mencakup penilaian sarana dan
prasarana pendidikan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)

31

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas

32

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 28
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 29
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 32

33

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 33
Cukup j elas

Pasal 34
Cukup j elas

34

-