Peraturan Perundangan PP NO 29 TH 1990

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 9 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PENDIDIKAN MENENGAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 15 Undang-undang Nomor
2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional, dipandang perlu
menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Pendidikan Menengah;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
MEMUTUSKAN

:


Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANGPENDIDIKAN
MENENGAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi
lulusan pendidikan dasar.
2. Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada j enj ang
pendidikan menengah yang mengut amakan perluasan penget ahuan
dan peningkat an ket erampilan siswa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2


-

3. Pendidikan menengah kej uruan adalah pendidikan pada j enj ang
pendidikan
menengah
yang mengut amakan
pengembangan
kemampuan siswa unt uk melaksanakan j enis pekerj aan t ert ent u.
4. Pendidikan menengah keagamaan adalah pendidikan pada j enj ang
pendidikan
menengah
yang
mengut amakan
penguasaan
penget ahuan
khusus siswa t ent ang aj aran
agama yang
bersangkut an.
5. Pendidikan menengah kedinasan adalah pendidikan pada j enj ang

pendidikan
menengah
yang
mengut amakan
peningkat an
kemampuan dalam pelaksanaan t ugas kedinasan bagi pegawai
negeri at au calon pegawai negeri.
6. Pendidikan menengah luar biasa adalah pendidikan pada j enj ang
pendidikan menengah yang khusus diselenggarakan unt uk siswa
yang menyandang kelainan f isik dan/ at au ment al.
7. Siswa adalah pesert a didik pada sat uan pendidikan menengah di
j alur pendidikan sekolah.
8. Orangt ua adalah ayah dan/ at au ibu at au wali siswa.
9. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab
pendidikan nasional.

BAB II
TUJUAN
Pasal 2
(1)


Pendidikan menengah bert uj uan :

di

bidang

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

a. Meningkat kan penget ahuan siswa unt uk melanj ut kan pendidikan
pada j enj ang yang lebih t inggi dan unt uk mengembangkan diri
sej alan dengan perkembangan ilmu penget ahuan, t eknologi dan
kesenian;

b. Meningkat kan kemampuan siswa sebagai anggot a masyarakat
dalam mengadakan hubungan t imbal-balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekit arnya.
(2)

Unt uk mencapai t uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyelenggaraan pendidikan menengah berpedoman pada t uj uan
pendidikan nasional.
Pasal 3

(1)

Pendidikan menengah umum mengut amakan penyiapan siswa
unt uk melanj ut kan pendidikan pada j enj ang pendidikan t inggi.

(2)

Pendidikan menengah kej uruan mengut amakan penyiapan siswa
unt uk memasuki lapangan kerj a sert a mengembangkan sikap
prof esional.


(3)

Pendidikan menengah keagamaan mengut amakan penyiapan
siswa dalam penguasaan penget ahuan khusus t ent ang aj aran
agama yang bersangkut an.

(4)

Pendidikan menengah kedinasan mengut amakan peningkat an
kemampuan pegawai negeri at au calon pegawai negeri dalam
pelaksanaan t ugas kedinasan.

(5)

Pendidikan menengah luar biasa diselenggarakan khusus unt uk
siswa yang menyandang kelainan f isik dan/ at au ment al.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

4

-

BAB III
BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN
Pasal 4
(1)

Bent uk sat uan pendidikan menengah t erdiri at as :
1. Sekolah menengah umum;
2. Sekolah menengah kej uruan;
3. Sekolah menengah keagamaan;
4. Sekolah menengah kedinasan;
5. Sekolah menengah luar biasa.

(2)


Penamaan masing-masing bent uk sekolah menengah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) angka 1 dan angka 5 dit et apkan oleh
Ment eri.

(3)

Penamaan masing-masing bent uk sekolah menengah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) angka 3 dit et apkan oleh Ment eri Agama
set elah mendengar pert imbangan Ment eri.

(4)

Penamaan masing-masing bent uk sekolah menengah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) angka 2 dan angka 4 dit et apkan oleh
Ment eri, at au Ment eri lain set elah mendengar pert imbangan
Ment eri.
Pasal 5

Lama pendidikan menengah t iga t ahun.


PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

BAB IV
SYARAT DAN TATACARA PENDIRIAN
Pasal 6
(1)

Pendirian sekolah menengah yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah dan masyarakat harus memenuhi persyarat an
t ersedianya :

1. sekurang-kurangnya duapuluh orang unt uk sekolah menengah

umum, kej uruan dan kedinasan, sepuluh orang unt uk sekolah
menengah keagamaan, dan lima orang unt uk sekolah menengah
luar biasa;
2. t enaga kependidikan yang sekurang-kurangnya
seorang guru unt uk set iap mat a pelaj aran;

t erdiri

at as

3. kurikulum;
4. sumber
dana
t et ap
unt uk
penyelenggaraan pendidikan;

menj amin

kelangsungan


5. t empat belaj ar;
6. buku pelaj aran dan peralat an pendidikan.
(2)

Pendirian sat uan pendidikan menengah yang diselenggarakan
oleh masyarakat selain memenuhi ket ent uan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) harus pula memenuhi persyarat an
bahwa penyelenggaraannya adalah yayasan at au badan yang
bersif at sosial.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain set elah mendengar

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

pert imbangan Ment eri.
Pasal 7
Pendirian sekolah menengah kej uruan selain memenuhi ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) harus pula
memenuhi persyarat an t ersedianya pot ensi lapangan kerj a dan
dukungan masyarakat , t ermasuk dunia usaha/ indust ri,
Pasal 8
Pendirian sekolah menengah kedinasan selain memenuhi ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus pula memenuhi
persyarat an :
1. adanya kebut uhan pendidikan t enaga yang diperlukan yang t idak
dapat dipenuhi oleh sat uan pendidikan menengah di lingkungan
Depart emen baik dalam j umlah maupun kualif ikasi;
2. memiliki ket ent uan baku dalam penyelenggaraannya yang meliput i
kurikulum dan penerimaan siswa yang dikait kan dengan
penempat an lulusannya pada Depart emen lain yang bersangkut an;
3. memperoleh perset uj uan t ert ulis dari Ment eri.
Pasal 9
(1)

Tat acara pendirian
sat uan
pendidikan
menengah
yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah at au masyarakat meliput i :
1. pengaj uan permohonan pendirian yang disert ai persyarat an
pendirian;
2. penelaahan t erhadap permohonan t ersebut pada angka 1;
3. penet apan pendirian.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri dan khusus unt uk sekolah menengah
keagamaan dan kedinasan diat ur oleh Ment eri lain set elah
mendengar pert imbangan Ment eri.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
khusus unt uk sekolah menengah keagamaan dan kedinasan diat ur
oleh Ment eri lain set elah mendengar pert imbangan Ment eri.
BAB V
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 10

(1)

Sekolah menengah menyelenggarakan kegiat an belaj ar-mengaj ar
berdasarkan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Pasal 7, dan Pasal 8 dengan memperhat ikan pula wawasan
Wiyat amandala.

(2)

Unt uk
membant u
penyelenggaraan
kegiat an
pendidikan
menengah pada set iap sekolah menengah dibent uk badan
pembant u penyelenggara pendidikan.

(3)

Pembent ukan, susunan, t ugas dan f ungsi sert a pembinaan badan
pembant u penyelenggara pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
BAB VI
PENGELOLAAN
Pasal 11

(1)

Pengelolaan pendidikan menengah sebagai bagian dari sist em

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

pendidikan nasional adalah t anggung j awab Ment eri.
(2)

Tanggung j awab pengelolaan sekolah menengah keagamaan
dilimpahkan oleh Ment eri kepada Ment eri Agama.

(3)

Tanggung j awab pengelolaan sekolah menengah
dilimpahkan oleh Ment eri kepada Ment eri lain.

kedinasan

Pasal 12
(1)

Pimpinan sekolah menengah t erdiri at as Kepala Sekolah dan
seorang at au lebih Wakil Kepala Sekolah berdasarkan kebut uhan.

(2)

Pimpinan sekolah dibant u oleh t enaga kependidikan lainnya dan
t enaga administ rasi.

(3)

Susunan organik t ugas dan wewenang sekolah menengah yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah dit et apkan oleh Ment eri sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Susunan organik t ugas dan wewenang sekolah menengah yang
diselenggarakan oleh masyarakat dit et apkan oleh badan
penyelenggara sekolah menengah yang bersangkut an dengan
memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3).

(5)

Anggot a pengurus badan penyelenggara sekolah menengah t idak
dibenarkan memangku j abat an dalam organik sekolah menengah
yang bersangkut an.
Pasal 13

(1)

Pengadaan,
pendayagunaan
dan
pengembangan
t enaga
kependidikan, kurikulum, buku pelaj aran, peralat an pendidikan,

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

t anah dan gedung sert a pemeliharaannya pada sekolah menengah
yang diselenggarakan oleh Pemerint ah menj adi t anggung j awab
Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.
(2)

Pengadaan,
pendayagunaan
dan
pengembangan
t enaga
kependidikan, kurikulum, buku pelaj aran, peralat an pendidikan,
t anah dan gedung sert a pemeliharaannya pada sekolah menengah
yang diselenggarakan oleh masyarakat menj adi t anggung j awab
badan penyelenggara sekolah menengah yang bersangkut an.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri
lain yang t erkait .
Pasal 14

(1)

Kepala sekolah dari sekolah menengah yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah bert anggung j awab kepada Ment eri at au Ment eri lain
yang t erkait at as penyelenggaraan kegiat an pendidikan,
administ rasi sekolah, pembinaan t enaga kependidikan lainnya,
dan pendayagunaan sarana dan prasarana.

(2)

Kepala sekolah dari sekolah menengah yang diselenggarakan oleh
masyarakat bert anggung j awab kepada badan penyelenggara
sekolah menengah yang bersangkut an at as penyelenggaraan
kegiat an pendidikan, administ rasi sekolah, pembinaan t enaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

BAB VII
KURIKULUM
Pasal 15
(1)

Isi kurikulum pendidikan menengah merupakan susunan bahan
kaj ian dan pelaj aran unt uk mencapai t uj uan pendidikan
menengah dalam rangka upaya pencapaian t uj uan pendidikan
nasional.

(2)

Isi kurikulum pendidikan menengah waj ib memuat bahan kaj ian
dan mat a pelaj aran t ent ang :
a. pendidikan Pancasila;
b. pendidikan agama;
c. pendidikan kewarganegaraan.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diat ur oleh Ment eri.

(4)

Kurikulum pendidikan menengah yang berlaku secara nasional
dit et apkan oleh Ment eri at au Ment eri lain berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ment eri.

(5)

Sekolah menengah dapat menj abarkan dan menambah mat a
pelaj aran sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas sekolah
menengah yang bersangkut an dengan t idak mengurangi
kurikulum yang berlaku secara nasional.

(6)

Sekolah menengah dapat menj abarkan dan menambah bahan
kaj ian dari mat a pelaj aran sesuai dengan kebut uhan set empat .

(7)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
khusus t ent ang pendidikan agama diat ur oleh Ment eri set elah
mendengar pert imbangan Ment eri Agama.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(8)

11

-

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
ayat (4) dan ayat (5) diat ur oleh Ment eri.
BAB VIII
SISWA
Pasal 16

(1)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa sekolah menengah seseorang
harus :
1. t amat pendidikan dasar;
2. memiliki kemampuan yang disyarat kan oleh sekolah menengah
yang bersangkut an.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.
Pasal 17

(1)

Siswa mempunyai hak :
1. mendapat perlakuan
kemampuannya;

sesuai

dengan

bakat ,

minat ,

dan

2. memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianut nya;
3. mengikut i program pendidikan yang bersangkut an at as dasar
pendidikan berkelanj ut an, baik unt uk mengembangkan
kemampuan diri maupun unt uk memperoleh pengakuan t ingkat
pendidikan t ert ent u yang t elah dibakukan;
4. mendapat bant uan f asilit as belaj ar, beasiswa, at au bant uan
lain sesuai dengan persyarat an yang berlaku;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

5. pindah ke sekolah menengah yang sej aj ar at au yang t ingkat nya
lebih t inggi sesuai dengan persyarat an penerimaan siswa pada
sekolah menengah yang hendak dimasuki;
6. memperoleh penilaian hasil belaj arnya;
7. menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari wakt u yang
dit ent ukan;
8. mendapat pelayanan khusus bilamana menyandang cacat .
(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.
Pasal 18

(1)

Set iap siswa berkewaj iban unt uk :
1. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali
bilamana siswa dibebaskan dari kewaj iban t ersebut sesuai
dengan perat uran yang berlaku;
2. memat uhi semua perat uran yang berlaku;
3. menghormat i t enaga kependidikan;
4. ikut memelihara sarana dan prasarana sert a kebersihan,
ket ert iban
dan
keamanan
sekolah
menengah
yang
bersangkut an.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

BAB IX
PENILAIAN
Pasal 19
Penilaian sekolah menengah dilaksanakan secara bert ahap,
bersinambungan, dan bersif at t erbuka unt uk memperoleh ket erangan
t ent ang kegiat an dan kemaj uan belaj ar siswa, pelaksanaan kurikulum,
guru dan t enaga kependidikan lainnya, dan sekolah menengah sebagai
sat u keseluruhan dalam rangka pembinaan, pengembangan, dan
penent uan akredit asi sekolah menengah yang bersangkut an.
Pasal 20
(1)

Penilaian kegiat an dari kemaj uan belaj ar siswa dilakukan unt uk
menget ahui hasil belaj ar dan membant u perkembangan siswa.

(2)

Penilaian hasil belaj ar siswa pada akhir pendidikan menengah
dilakukan unt uk memberi surat t anda t amat belaj ar.

(3)

Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan
secara nasional unt uk menget ahui mut u hasil pendidikan dalam
rangka pembinaan dan pengembangan sekolah menengah.
Pasal 21

(1)

Penilaian pelaksanaan kurikulum dilakukan unt uk menget ahui
kesesuaian
ant ara
kurikulum
sekolah
menengah
yang
bersangkut an dengan dasar, f ungsi, dan baik t uj uan pendidikan
menengah maupun t uj uan pendidikan nasional; dengan
kemampuan siswa; dan dengan t unt ut an perkembangan yang
t erj adi dalam masyarakat .

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang bersangkut an.
Pasal 22
(1)

Penilaian t erhadap guru dan t enaga kependidikan lainnya
dilakukan unt uk menget ahui kemampuan dan kewenangan
prof esional.

(2)

Hasil penilaian sebagaimana
dipergunakan unt uk :

dimaksud

dalam

ayat

(1)

1. pembinaan dan pengembangan guru dan t enaga kependidikan
lainnya;
2. penyempurnaan
kurikulum
dan
pengelolaan
pendidikan guru dan t enaga kependidikan lainnya.

program

Pasal 23
(1)

Penilaian sekolah menengah sebagai sat u keseluruhan dilakukan
unt uk menget ahui kemampuan pengelolaan dan/ at au kegiat an
pendidikan yang bersangkut an.

(2)

Penilaian sekolah menengah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) meliput i segi-segi :
1. kelembagaan;
2. kurikulum;
3. siswa;
4. guru dan t enaga kependidikan lainnya;
5. sarana dan prasarana;
6. administ rasi;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

7. keadaan umum pada sekolah menengah yang bersangkut an.
(3)

Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dipergunakan unt uk melakukan pembinaan sekolah-sekolah
yang bersangkut an dan menent ukan peringkat akredit asi.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain
yang bersangkut an.
Pasal 24

(1)

Akredit asi merupakan penilaian yang dilaksanakan t erhadap
sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Pemerint ah
maupun oleh masyarakat unt uk menent ukan peringkat sekolah
menengah.

(2)

Dalam penent uan peringkat diadakan perbedaan ant ara sekolah
menengah yang t elah dan belum memenuhi syarat pembakuan
at au krit eria t ert ent u.

(3)

Penilaian unt uk penent uan akredit asi diselenggarakan oleh suat u
badan yang diangkat oleh Ment eri dan yang t erdiri at as unsur
Pemerint ah dan masyarakat .

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang
bersangkut an.
Pasal 25

(1)

Penilaian dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah, pengawas dan
t enaga kependidikan lainnya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

(2)

Guru berkewaj iban menilai kegiat an dan kemaj uan belaj ar siswa
sert a pelaksanaan kurikulum yang berada dalam wewenang dan
t anggung j awabnya.

(3)

Kepala sekolah berkewaj iban menilai dan membina pelaksanaan
kurikulum,
guru
dan
t enaga
kependidikan
lainnya,
pendayagunaan sarana dan prasarana dalam lingkungan sekolah
menengah yang berada dalam wewenang dan t anggungj awabnya.

(4)

Pengawas berkewaj iban menilai dan membina penyelenggaraan
pendidikan disekolah menengah yang berada dalam wewenang
dan t anggung j awabnya.

(5)

Tenaga kependidikan lainnya yang t erkait berkewaj iban menilai
pelaksanaan kegiat an di bidang yang menj adi t anggung j awab
masing-masing.

(6)

Penyelenggara sekolah menengah berkewaj iban unt uk menilai
dan membina keseluruhan kegiat an pendidikan di bawah
naungannya.
Pasal 26

(1)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20,
Pasal 22, dan Pasal 25 diat ur oleh Ment eri.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) khusus t ent ang pendidikan agama dan guru pendidikan
agama diat ur oleh Ment eri set elah mendengar pert imbangan
Ment eri Agama.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) khusus pada sekolah menengah keagamaan dan sekolah

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

menengah kedinasan diat ur oleh Ment eri lain yang bersangkut an
dengan memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
BAB X
BIMBINGAN
Pasal 27
(1)

Bimbingan merupakan bant uan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan.

(2)

Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

BAB XI
PEMBIAYAAN
Pasal 28
(1)

Penyelenggara sekolah menengah harus membiayai
menengah yang diselenggarakannya.

sekolah

(2)

Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) meliput i :
1. gaj i guru, t enaga kependidikan lainnya, dan t enaga
administ rasi;
2. biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
3. biaya perluasan dan pengembangan.
Pasal 29

(1)

Penyelenggara sekolah menengah dapat bekerj asama dengan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

masyarakat t erut ama dunia usaha dan para dermawan unt uk
memperoleh
sumber
daya
dalam
rangka
menunj ang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.
(2)

Unt uk mempersiapkan siswa sekolah menengah kej uruan menj adi
t enaga kerj a, pada sekolah menengah kej uruan dapat didirikan
unit produksi yang beroperasi secara prof esional.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain.

BAB XII
PENGAWASAN
Pasal 30
(1)

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap sekolah menengah
dalam rangka pembinaan,
pengembangan,
perlindungan,
peningkat an mut u, dan pelayanan sekolah menengah yang
bersangkut an.

(2)

Pengawasan dilakukan t erhadap penyelenggaraan pendidikan dan
administ rasi sekolah menengah yang bersangkut an.

(3)

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan oleh pengawas sekolah menengah.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain,
Pasal 31

Ment eri

berwenang

mengambil

t indakan

administ rat if

t erhadap

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

penyelenggara sekolah menengah yang melakukan pelanggaran
t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIII
PENGEMBANGAN
Pasal 32
(1)

Pengembangan
meliput i
upaya
perbaikan,
perluasan,
pendalaman, dan penyesuaian pendidikan melalui peningkat an
mut u baik penyelenggaraan kegiat an pendidikan maupun
peralat an penunj angnya.

(2)

Pada sekolah menengah dapat dilakukan uj i-coba gagasan baru
yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan
menengah.

(3)

Kegiat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
dengan
t idak
mengurangi
kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan pada sekolah menengah yang
bersangkut an.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri at au Ment eri lain yang
t erkait .
BAB XIV
KETENTUAN LAIN
Pasal 33

(1)

Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat mengadakan
dan menyelenggarakan sat uan dan/ at au kegiat an pendidikan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

menengah.
(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri
lain yang t erkait .
Pasal 34

(1)

Pihak asing dapat mengadakan dan menyelenggarakan sat uan
dan/ at au
kegiat an
pendidikan
menengah
sej auh
t idak
bert ent angan dengan kepent ingan nasional.

(2)

Sat uan pendidikan menengah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilarang menerima pesert a didik warga negara Indonesia.

(3)

Syarat -syarat dan t at acara pendirian sert a bent uk sat uan, lama
pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri lain yang t erkait .
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35

Semua perat uran perundang-undangan yang merupakan perat uran
pelaksanaan perat uran perundang-undangan di bidang pendidikan
menengah yang ada pada saat diundangkannya Perat uran Pemerint ah
ini masih t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dengan
Perat uran Pemerint ah ini at au belum digant i dengan perat uran yang
baru berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 10 Juli 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 10 Juli 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 1990
TENTANG
PENDIDIKAN MENENGAH
UMUM
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional
mengamanat kan
bahwa
pendidikan
menengah
diselenggarakan unt uk melanj ut kan dan meluaskan pendidikan dasar
sert a mempersiapkan pesert a didik menj adi anggot a masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan t imbal balik dengan
lingkungan sosial,
budaya dan alam
sekit ar
sert a dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanj ut dalam dunia kerj a at au
pendidikan t inggi.
Pendidikan menengah diselenggarakan melalui bent uk-bent uk sat uan
pendidikan menengah umum, kej uruan, keagamaan, kedinasan dan
luar biasa. Meskipun masing-masing bent uk sat uan pendidikan t ersebut
memiliki t uj uan yang berbeda, namun lulusannya dapat melanj ut kan
pada j enj ang pendidikan t inggi.
Berkenaan dengan pemanf aat an perkembangan t eknologi, pendidikan
menengah
dapat
diselenggarakan
dalam
bent uk
kegiat an
belaj ar-mengaj ar di sekolah maupun dalam bent uk program
pendidikan j arak j auh.
Perat uran Pemerint ah ini dibuat unt uk mengat ur syarat dan t at acara
pendirian, bent uk sat uan, lama pendidikan menengah dan
penyelenggaraan pendidikan menengah sebagaimana dit et apkan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

Mengingat bahwa pendidikan menengah dapat diselenggarakan baik
oleh Pemerint ah, dalam hal ini Depart emen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Depart emen lain, maupun oleh masyarakat , dalam
hal ini yayasan at au badan penyelenggara yang bersif at sosial,
Perat uran Pemerint ah ini j uga mengat ur pembagian wewenang dan
t anggung j awab at as penyelenggaraan pendidikan menengah di ant ara
para penyelenggara pendidikan menengah yang bersangkut an.
Di samping it u, Perat uran Pemerint ah ini j uga memberi peluang baik
bagi sat uan pendidikan menengah maupun bagi penelit i dan
pengembang di bidang pendidikan unt uk melakukan penelit ian
dan/ at au uj i-coba unt uk mengembangkan gagasan baru at au dalam
rangka penyempurnaan sist em pendidikan nasional dengan t idak
mengurangi kelangsungan penyelenggaraan pendidikan menengah pada
sekolah yang bersangkut an.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

Lapangan kerj a yang dimaksud dalam ayat ini dapat berbent uk
kesempat an bekerj a sebagai t enaga yang dipekerj akan at au
kesempat an unt uk bekerj a mandiri.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 5
Bagi program-program pendidikan kej uruan yang dianggap
memerlukan masa pendidikan lebih dari t iga t ahun Ment eri dapat
mempert imbangkan perpanj angan masa pendidikan menj adi empat
t ahun.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 7
Sesuai
dengan
bent uknya,
sekolah
menengah
kej uruan
menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan
dengan j enis-j enis lapangan kerj a. Pada awal pendiriannya sekolah
menengah kej uruan perlu mempunyai sej umlah program yang
memungkinkan t amat annya memasuki lapangan kerj a yang t ersedia.
Program-program diharapkan senant iasa disesuaikan dengan
perkembangan lapangan kerj a. Dukungan masyarakat dalam kait an
dengan pendirian sekolah menengah kej uruan ant ara lain berupa
kesanggupan
dunia
usaha/ indust ri
unt uk
membant u
penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat berlangsung secara
bersinambungan.
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

Wawasan wiyat amandala adalah suat u
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

pandangan

yang

1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan;
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan t anggung j awab
penuh at as penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan
sekolahnya;
3. Ant ara guru dan orangt ua siswa harus ada saling pengert ian
dan kerj asama erat unt uk mengemban t ugas pendidikan;
4. Para warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah, harus
senant iasa menj unj ung t inggi mart abat dan cit ra guru;
5. Sekolah harus bert umpu pada masyarakat sekit arnya dan
mendukung kerukunan ant ar warga sekolah.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2, )
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Badan penyelenggara sekolah menengah dalam ayat ini adalah
yayasan at au badan yang bersif at sosial.
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Ayat (7)
Cukup j elas
Ayat (8)
Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas

28

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

Angka 2
Sekolah menengah yang memiliki kekhususan at as dasar agama
t ert ent u t idak berkewaj iban menyelenggarakan pendidikan
agama lain dari pada agama yang merupakan kekhususan
sekolah yang bersangkut an.
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 19

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)

30

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pengawas dalam ayat ini adalah t enaga
kependidikan
yang
melaksanakan
f ungsi
pengawasan
penyelenggaraan pendidikan menengah.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3 )
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

Ayat (6)
Penyelenggara sekolah menengah dalam ayat ini adalah
Pemerint ah at au yayasan/ badan yang menyelenggarakan sekolah
menengah yang bersangkut an.
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 27
Ayat (1)
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa dimaksudkan
unt uk membant u siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang
ada pada dirinya.
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan
unt uk membant u siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial, ekonomi, budaya sert a alam yang ada.
Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan
unt uk membant u siswa memikirkan dan mempersiapkan diri
unt uk langkah yang dipilihnya set elah t amat belaj ar pada sekolah
menengah sert a kariernya di masa depan.
Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan menerbit kan pedoman yang
dapat dij adikan acuan dalam penyelenggaraan kegiat an
bimbingan di sekolah.
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

Cukup j elas
Pasal 28
Ayat (1)
Pemerint ah dapat memberi bant uan dalam bent uk subsidi
at aupun dalam bent uk lain bagi sekolah yang diselenggarakan
oleh masyarakat sesuai dengan asas keadilan dan dengan
memperhat ikan at uran- at uran yang berlaku, t erut ama
berhubungan dengan pert anggungj awaban penggunaan anggaran
negara.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 29
Ayat (1)
Kerj asama sekolah menengah kej uruan dengan dunia usaha
dimaksudkan unt uk mendayagunakan secara bersama sarana dan
prasarana yang ada pada kedua pihak sert a unt uk lebih menj amin
kesesuaian ant ara kurikulum dengan t unt ut an lapangan kerj a
yang t ersedia.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 31
Tindakan
administ rat if
berwuj ud
pemberian
peringat an
sebagaimana t indakan yang paling ringan dan perint ah
penut upan sekolah menengah yang bersangkut an sebagai
t indakan yang paling berat .
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 34
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Cukup j elas

35

-