Pengaruh Manajemen Konflik dan Job Insecurity terhadap Intensi Turnover di PT. Midi Utama Indonesia, Tbk Branch Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yang meliputi :
a. Variabel Kriteria

:Intensi Turnover (Y)

b. Variabel Prediktor

:Manajemen Konflik (X1) dan Job Insecurity (X2)

B. Definisi Operational Variabel
Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati
(Azwar, 2010). Adapun definisi operational yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Intensi Turnover
Intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk keluar
dari organisasi secara sukarela dengan mencari alternatif pekerjaan lain menurut

pilihannya sendiri yang didasari dengan situasi, dan waktu yang tepat.
Intensi turnoverdiukur dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Fishben dan Ajzen (1975) yang meliputi (a) perilaku, (b) sasaran, (c) situasi, dan
(d) waktu.
Skor intensiturnover diperoleh dari total skor yang diperoleh dari skala
intensi turnover. Dimana skor tinggi pada skala intensiturnover menunjukkan
semakin tingginya intensi atau keinginan karyawan untuk meninggalkan

34

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, dan sebaliknya skor rendah pada skala intensi turnover menunjukkan
semakin rendah intensi atau keinginankaryawan untuk meninggalkan perusahaan.
2. Manajemen Konflik
Manajemen konflik adalah suatu usaha atau langkah-langkah yang diambil
dalam rangka menyelesaikan konflik, dengan mengurangi tuntutan terhadap pihak
yang berkonflik dan menetapkan keputusan yang dapat diterima oleh kedua belah
pihak.
Dalam penelitian ini pengukuran manajemen konflik dilakukan dengan

menggunakan manajemen konflik konstruktif atau positive problem solving yang
dikemukakan oleh Gottman dan Korkoff (1989) yang meliputi : (a)compromise,
dan (b) negotiation.
Skor manajemen konflik diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala
manajemen konflik. Dimana skor tinggi pada skalamanajemen konflik
menunjukkan manajemen konflik yang sudah baik, dan sebaliknya skor rendah
pada skala manajemen konflik menunjukkan manajemen konflik yang belum baik.
3. Job Insecurity
Job insecurity adalah ketidakamanan dalam bekerja yang diikuti
kegelisahan yang dirasakan karyawan akan pekerjaannya, ketakutan akan
kehilangan pekerjaan, serta ketidakberdayaan yang meliputi kondisi pekerjaan
yang berubah ubah, status kepegawaian, serta kondisi yang tidak menyenangkan
dalam bekerja.
Pengukuran job insecurity dalam penelitian ini menggunakan indikator job
insecurity yang dikemukakan oleh Adkins, James dan Jing (2001), yang

Universitas Sumatera Utara

dinyatakan sebagai :(a) Ancaman terhadap aspek-aspek dalam pekerjaan;
(b)Ancaman kehilangan pekerjaan secara keseluruhan; dan (c) Ketidakberdayaan.

Skor job insecurity diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala job
insecurity. Dimana skor tinggi pada skala job insecurity menunjukkan bahwa
karyawan merasa insecure (tidak aman)terhadap pekerjaannya, dan sebaliknya
skor rendah pada skala job insecurity menunjukkan bahwa karyawan merasa
secure (aman)terhadap pekerjaannya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan penduduk atau individu yang dimaksudkan
untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawanPT. Midi Utama Indonesia, Tbkyang bekerja di
gerai toko Alfamidi di Branch Medan.Populasi yang ada berjumlah 2.461
karyawan.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini akan menggunakan sebagian dari
keseluruhan populasi atau dengan menggunakan sampel penelitian.Adapun
metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah nonprobabilitas
samplingdimana setiap orang dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih atau terambil(Kerlinger, 2006). Pengambilan sampel secara
nonprobabilitas sampling dilakukan dikarenakan sampel penelitian yang diambil
hanya karyawan yang berstatus sebagai karyawan kontrak saja. Sedangkan teknik


Universitas Sumatera Utara

pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling, yaitu dengan
melakukan mengumpulkan data langsung dari sampel yang dijumpai.

D. Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat
ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2004).
Menurut Azwar (2004) karakteristik dari skala psikologi yaitu : (a)
Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap
atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut
yang bersangkutan; (b) Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak
langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku
diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu banyak
berisi aitem-aitem; (c) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban
benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur
dan sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban berbeda diinterpretasikan secara

berbeda-beda pula.
Hadi (2000) mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri
pada laporan-laporan pribadi (self report). Selain itu skala psikologis memiliki
kelebihan dengan asumsi sebagai berikut :
a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

Universitas Sumatera Utara

b. Apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya
c. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan sama
dengan apa yang dimaksud oleh peneliti
Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini
merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi
respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2004).

E. Blueprint Skala
Penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu skala intensiturnover, skala
manajemen konflik, dan skala job insecurity.
1. Skala IntensiTurnover

Skala

intensiturnover

dalam

penelitian

ini

disusun

berdasarkan

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen (1975) yang
meliputi (a) perilaku, (b) sasaran, (c) situasi, dan (d) waktu, adapun blueprint
skala yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Aspek
Perilaku

Sasaran
Situasi
Waktu

Tabel 1. Blueprint Skala Intensi Turnover
Item
Indikator
Favorable
Perilaku spesifik yang akan
7,4,9
dilakukan
Tujuan pelaksanaan
perilaku
Situasi pendukung
melaksanakan intensi
Kapan akan dilaksanakan
Total

Total
3


1,3,11

3

6,2,10

3

5,8,12

3

12

12

Universitas Sumatera Utara

Setiap aspek akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorable,

dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aitem
favorableini, pilihan SS akan mendapatkan skor lima, pilihan S akan mendapatkan
skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan
skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu.

2. Skala Manajemen Konflik
Skala manajemen konflik dalam penelitian ini disusun berdasarkan
dimensi manajemen konflik yang dikemukakan oleh Gottman dan Korkoff (dalam
Fisher, 2000), adapun blueprint skala yang akan digunakan adalah sebagai berikut
:
Tabel 2. Blueprint Skala Manajemen Konflik
Aspek

Kompromi

Negosiasi

Indikator
1. Mengurangi tuntutan

terhadap konflik
2. Melakukan
penyelesaian tanpa
perselisihan
Menetapkan keputusan
yang dapat disepakati
semua orang yang
terlibat konflik
Total

Item
Favorable
Unfavorable

Total

1,5,9,10,18

4,6,11,12,19


10

3,7,13,14,17

2,8,15,16,20

10

10

10

20

Setiap aspek akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorable dan
unfavorable, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Universitas Sumatera Utara

Untuk aitem favorable, pilihan SS akan mendapatkan skor lima, pilihan S akan
mendapatkan skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan
mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan
untuk aitem yang unfavorable pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S
akan mendapatkan skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS
akan mendapatkan skor empat, dan pilihan STS akan mendapaatkan skor lima.

3. Skala Job Insecurity
Skala manajemen konflikdalam penelitian ini disusun berdasarkan
indikator job insecurity yang dikemukakan oleh Adkins, James, dan Jing(2001),
adapun blueprint skala yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Blueprint Skala Job Insecurity
Item
Aspek

Total
Favorable

Unfavorable

Ancaman terhadap aspek-aspek
pekerjaan

4,10,12,13,23

1,9,14,24,25

10

Ancaman kehilangan pekerjaan
secara keseluruhan

53,5,11,19,26

2,8,15,20,27

10

Ketidakberdayaan

7,18,21,22,30

6,16,17,28,29

10

15

15

30

Total

Setiap aspek akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorable dan
unfavorable, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Untuk aitem favorable, pilihan SS akan mendapatkan skor lima, pilihan S akan

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan
mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan
untuk aitem yang unfavorable pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S
akan mendapatkan skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS
akan mendapatkan skor empat, dan pilihan STS akan mendapaatkan skor lima.

F. Reliabilitas Alat Ukur, Uji Daya Beda Aitem, dan Validitas
1. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan
hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam aplikasinya,
reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang dari 0 - 1.00, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin
tinggi reliabilitas dan jika koefisien mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2012).
Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal
yang prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan sebuah tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration). Pendekatan ini
dipandang memiliki nilai praktis dan memiliki efisiensi tinggi (Azwar, 2012).
Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha dari Cronbach.

Universitas Sumatera Utara

2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu yang memiliki atribut dan yang tidak memiliki
atribut yang diukur (Azwar, 2012).Sebagai kriteria pemilihan aitem, biasanya
menggunakan batasan rit ≥ 0.30 ataupun rit ≥ 0.25. Semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0.25, daya pembedanya dianggap memuaskan.
Pengujian daya beda aitem ini akan dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan
yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien
korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien
korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2012).
3. Validitas Alat Ukur
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data
yang tepat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan suatu pengujian
validitas. Suatu skala atau instrumen pengukuran dapat dikatakan valid bila skala
tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Gravetter & Forzano (2009)
menyatakan bahwa validitas prosedur pengukuran adalah sejauhmana proses
pengukuran yang dilakukan dapat mengukur variabel yang seharusnya diukur dan
Azwar (2012) menyatakan bahwa suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung
pada mampu atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang

Universitas Sumatera Utara

dikehendaki dengan tepat. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran
yang cermat mengenai data tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalahvaliditas isi (content
validity) dan validitas konstrak (construct validity). Validitas isi menunjukkan
sejauhmana aitem-aitem dari suatu alat ukur mencakup aspek-aspek yang hendak
diukur yang diperoleh dengan pertimbangan professional judgement. Sedangkan
validitas konstruk (construct validity) yang menunjukkan sejauhmana kesesuaian
aitem-aitem instrumen penelitian mengungkap aspek-aspek yang hendak diukur,
dilakukan menggunakan analisis faktor explanatorydengan menggunakanSPSS 16
for windows.

G. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Penyebaran alat ukur berupa skala dilakukan mulai dari tanggal 30 Maret
2017 sampai dengan 7 April 2017. Skala yang disebarkan sebanyak 300 skala ke
sejumlah 50 gerai alfamidi di beberapa wilayah di Medan, dari 300 skala yang
disebar terdapat 219 skala yang memenuhi kriteria untuk dianalisa.
Dari skala tersebut dilakukan pengujian reliabilitas, daya beda aitem dan
validitas terlebih dahulu, adapun hasil pengujian yang dilakukan mendapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Skala Intensi Turnover
Pada skala intensi turnover, uji reliabilitas dilakukan dengan penggunakan
Cronbach Alpha dengan memperoleh hasil koefisien reliabilitas rxx = 0.870 yang

Universitas Sumatera Utara

bearti skala intensi turnover memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi (mendekati
1), dengan distribusi aitem rit aitem yang bergerak dari 0.406 sampai dengan
0.656. Keseluruhan aitem yang berjumlah 12 memiliki daya diskriminasi yang
tinggi (rix > 0.3), sehingga kesemua aitem tersebut lulus ujicoba.
Selanjutnya, setelah dilakukan pengujian reliabilitas dan uji daya beda
aitem, dilakukan pengujian validitas dengan uji analisis faktor. Uji analisis faktor
dilakukan pada setiap aspek variabel dengan mengacu pada nilai KMO, nilai
MSA, dan nilai loading factor.
Pada aspek perilaku, dari 3 aitem yang memiliki daya beda yang baik,
tidak terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai KMO sebesar 0.681 (
KMO > 0.5), nilai MSA bergerak dari 0.639 sampai dengan 0.718 ( MSA > 0.5),
dan nilai loading factor bergerak dari 0.808 sampai dengan 0.875 ( > 0.5). Aitemaitem tersebut adalah aitem 4, 7, dan 9.
Pada aspek sasaran, dari 3 aitem yang memiliki daya beda yang baik, tidak
terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai KMO sebesar 0.628 ( KMO >
0.5), nilai MSA bergerak dari 0.603 sampai dengan 0.702 ( MSA > 0.5), dan nilai
loading factor bergerak dari 0.686 sampai dengan 0.800 ( > 0.5). Aitem-aitem
tersebut adalah aitem 1, 3, dan 11.
Pada aspek situasi, dari 3 aitem yang memiliki daya beda yang baik, tidak
terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai KMO sebesar 0.634 ( KMO >
0.5), nilai MSA bergerak dari 0.611 sampai dengan 0.656 ( MSA > 0.5), dan nilai
loading factor bergerak dari 0.722 sampai dengan 0.783 ( > 0.5). Aitem-aitem
tersebut adalah aitem 2, 6, dan 10.

Universitas Sumatera Utara

Pada aspek waktu, dari 3 aitem yang memiliki daya beda yang baik, tidak
terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai KMO sebesar 0.660 ( KMO >
0.5), nilai MSA bergerak dari 0.631 sampai dengan 0.719 ( MSA > 0.5), dan nilai
loading factor bergerak dari 0.746 sampai dengan 0.828 ( > 0.5). Aitem-aitem
tersebut adalah aitem 5, 8, dan 12.
Dari pengujian reliabilitas, uji daya beda aitem, dan uji validitas, maka
distribusi aitem skala intensi turnoveryang telah lulus uji coba adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.Distribusi Skala Intensi Turnover Yang Lulus Uji Coba
Aspek

Indikator

Item
Favorable

Total

Perilaku

Perilaku spesifik yang akan
dilakukan

7,4,9

3

Sasaran

Tujuan pelaksanaan
perilaku

1,3,11

3

6,2,10

3

5,8,12

3

12

12

Situasi
Waktu

Situasi pendukung
melaksanakan intensi
Kapan akan dilaksanakan
Total

2. Skala Manajemen Konflik
Pada skala manajemen konflik, uji reliabilitas dilakukan dengan
penggunakan Cronbach Alpha dengan memperoleh hasil koefisien reliabilitas rxx
= 0.779 yang bearti skala manajemen konflik memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi (mendekati 1), dengan distribusi aitem rit aitem yang bergerak dari 0.401
sampai dengan 0.568. Dari 20 aitem yang diujicobakan, terdapat sejumlah 8 aitem
yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi (rix > 0.25).

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya, setelah dilakukan pengujian reliabilitas dan uji daya beda
aitem, dilakukan pengujian validitas dengan uji analisis faktor. Uji analisis faktor
dilakukan pada setiap aspek variabel dengan mengacu pada nilai KMO, nilai
MSA, dan nilai loading factor.
Pada aspek kompromi, dari 4 aitem yang memiliki daya beda yang baik,
tidak terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai KMO sebesar 0.731 (
KMO > 0.5), nilai MSA bergerak dari 0.697 sampai dengan 0.774 ( MSA > 0.5),
dan nilai loading factor bergerak dari 0.671 sampai dengan 0.774 ( > 0.5). Aitemaitem tersebut adalah aitem 4, 6, 12, dan 19.
Pada aspek negosiasi, dari 4 aitem yang memiliki daya beda yang baik,
terdapat satu aitem yang gugur, karena nilai loading factor-nya di bawah 0.5,
yaitu aitem nomor 20. Sehingga didapatkan 3 aitem yang memiliki nilai KMO
sebesar 0.616 ( KMO > 0.5), nilai MSA bergerak dari 0.583 sampai dengan 0.661
( MSA > 0.5), dan nilai loading factor bergerak dari 0.694 sampai dengan 0.826 (
> 0.5). Aitem-aitem tersebut adalah aitem 8, 15, dan 16.
Dari pengujian reliabilitas, uji daya beda aitem, dan uji validitas, maka
distribusi aitem skala manajemen konflik yang telah lulus uji coba adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Distribusi Skala Manajemen Konflik Yang Lulus Uji Coba
Aspek

Kompromi

Negosiasi

Indikator
1. Mengurangi tuntutan
terhadap konflik
2. Melakukan
penyelesaian tanpa
perselisihan
Menetapkan keputusan
yang dapat disepakati
semua orang yang
terlibat konflik
Total

Item
Favorable
Unfavorable

Total

-

4,6,12,19

4

-

8,15,16

3

-

7

7

3. Skala Job Insecurity
Pada skala job insecurity, uji reliabilitas dilakukan dengan penggunakan
Cronbach Alpha dengan memperoleh hasil koefisien reliabilitas rxx = 0.844 yang
bearti skala job insecurity memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi (mendekati 1),
dengan distribusi aitem rit aitem yang bergerak dari 0.274 sampai dengan 0.654.
Dari 30 aitem yang diujicobakan, terdapat sejumlah 16 aitem yang memiliki daya
diskriminasi yang tinggi (rix > 0.25).
Selanjutnya, setelah dilakukan pengujian reliabilitas dan uji daya beda
aitem, dilakukan pengujian validitas dengan uji analisis faktor. Uji analisis faktor
dilakukan pada setiap aspek variabel dengan mengacu pada nilai KMO, nilai
MSA, dan nilai loading factor.
Pada aspek ancaman terhadap aspek-aspek pekerjaan, dari 7 aitem yang
memiliki daya beda yang baik, terdapat 3 aitem yang gugur, karena nilai loading
factor-nya di bawah 0.5, yaitu aitem nomor 10,14, dan 23. Sehingga didapatkan 4
aitem yang memiliki nilai KMO sebesar 0.706 ( KMO > 0.5), nilai MSA bergerak

Universitas Sumatera Utara

dari 0.654 sampai dengan 0.768 ( MSA > 0.5), dan nilai loading factor bergerak
dari 0.694 sampai dengan 0.794 ( > 0.5). Aitem-aitem tersebut adalah aitem 1, 9,
24, dan 25.
Pada aspek ancaman kehilangan pekerjaan, dari 4 aitem yang memiliki
daya beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur, karena didapatkan nilai
KMO sebesar 0.717 ( KMO > 0.5), nilai MSA bergerak dari 0.681 sampai dengan
0.768 ( MSA > 0.5), dan nilai loading factor bergerak dari 0.579 sampai dengan
0.824 ( > 0.5). Aitem-aitem tersebut adalah aitem 2, 8, 15, dan 27.
Pada aspek ketidakberdayaan, dari 5 aitem yang memiliki daya beda yang
baik, terdapat 2 aitem yang gugur, karena nilai loading factor-nya di bawah 0.5,
yaitu aitem nomor 6 dan 16. Sehingga didapatkan 3 aitem yang memiliki nilai
KMO sebesar 0.637 ( KMO > 0.5), nilai MSA bergerak dari 0.600 sampai dengan
0.667 ( MSA > 0.5), dan nilai loading factor bergerak dari 0.599 sampai dengan
0.796 ( > 0.5). Aitem-aitem tersebut adalah aitem 18, 21 dan 22.
Dari pengujian reliabilitas, uji daya beda aitem, dan uji validitas, maka
distribusi aitem skala job insecurity yang telah lulus uji coba adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Distribusi Skala Job Insecurity Yang Lulus Uji Coba
Item
Aspek
Total
Favorable
Unfavorable
Ancaman terhadap aspek-aspek
pekerjaan

-

1,9,24,25

4

Ancaman kehilangan pekerjaan
secara keseluruhan

-

2,8,15,27

4

18,21,22

-

3

3

8

11

Ketidakberdayaan
Total

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yang meliputi
:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahapan ini diawali dengan pengajuan kesediaan perusahaan untuk
dilakukan penelitian dengan menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan sekaligus
menyerahkan surat permohonan penelitian yang dikeluarkan Magister Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti melakukan wawancara
awal dengan beberapa pihak terkait berhubungan dengan permasalahan yang akan
diangkat peneliti. Kemudian informasi informasi tersebut dikaitkan dengan teori
yang telah ada dan kemudian menyusunnya dalam bentuk bab I dan II.
Setelah informasi baik informasi dari lapangan dan teori yang dibutuhkan
terkumpul, peneliti membuat alat ukur yang relevan untuk pengumpulan data.
Alat ukur tersebut berupa skala intensi turnover, skala manajemen konflik, dan
skala job insecurity. Pembuatan skala dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang

Universitas Sumatera Utara

telah dikemukakan pada bab II. Skala yang telah dibuat dibentuk dalam bentuk
buku (booklet) dengan jumlah aitem bervariasi untuk setiap variabelnya.
Sebelum dilakukan penyebaran skala, peneliti menguji validitas isi dan
validitas tampang terlebih dahulu dengan meminta bantuan professional
judgement yaitu dosen pembimbing I dan II, kemudian dilakukan penyebaran
kepada 10 subjek yang relevan (dalam hal ini karyawan kontrak di gerai toko
alfamidi) untuk mengetahui apakah aitem-aitem yang diungkapkan dalam skala
telah dapat dipahami isinya.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa gerai toko alfamidi (PT. Midi Utama
Indonesia, Tbk Branch Medan). Pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 24 Maret
2017 sampai dengan 7 April 2017 dengan mengunjungi gerai toko yang telah
ditentukan oleh perusahaan terlebih dahulu. Terdapat 50 gerai toko yang
dilakukan penyebaran skala dengan jumlah skala yang disebar sebanyak 300 skala
dan hanya 219 skala yang dapat dianalisa lebih lanjut.
3. Pengolahan Data Penelitian
Pada tahap ini, semua data yang telah diperoleh melalui penyebaran skala
dilakukan pengolahan dengan bantuan komputer dan program SPSS 16.00 for
windows.

I. Metode Analisa Data
Analisa hasil utama penelitiaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis statistik. Alasan yang mendasari dipakainya analisa statistik adalah

Universitas Sumatera Utara

karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan (generalisasi) penelitian.
Pertimbangan lain yang mendasari adalah karena analistik bekerja dnegan angkaangka yang bersifat objektif karena

kerja statistik menutup kemungkinan

masuknya unsur-unsur subjektif yang dapat merubah keinginan menjadi
kenyataan atau kebenaran, serta bersifat universal dalam arti dapat digunakan
hampir dalam semua bidang penyelidikan (Hadi, 2000).
Penelitian ini akan menggunakan metode analisis regresi sederhana dan
analisis regresi berganda. Regresi biasanya digunakan untuk mengukur variabel
prediktor, dimana secara teoritis diharapkan variabel prediktor tersebut dapat
memprediksi hasil pengukuran (Field, 2009). Keseluruhan analisa akan dilakukan
dengan menggunakan bantuan komputer dan program SPSS 16.00 for windows.
Dalam melakukan analisis regresi sederhana, ada dua asumsi yang harus dipenuhi,
yaitu uji normalitas dan uji linieritas, sedangkan dalam analisa regresi berganda,
terdapat uji asumsi yang terdiri atas uji normalitas, uji linieritas,autokorelasi,
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Adapun uji asumsi dari analisa regresi
sederhana dan berganda yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah penelitian kedua
variabel terdistribusi secara normal di dalam kurva sebaran normalitas, dengan
menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih
besar dari 5 % atau 0.05. Jika sig > 0,05 berarti data sampel yang diambil

Universitas Sumatera Utara

terdistribusi normal. Jika sig < 0,05 berarti data sampel yang

diambil tidak

terdistribusi normal (Priyatno, 2009).
b. Uji Linieritas
Hadi (2000) mengatakan uji linieritas akan dilakukan untuk mengetahui
hubungan antar variabel. Asumsi menyatakan bahwa hubungan antara variabel
yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Jadi, peningkatan atau penurunan
kuantitas satu variabel akan diikuti secara linier oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas divariabel lainnya.
c. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi dalam analisis regresi berganda adalah tidak terjadinya
korelasi serial antar kesalahan pengganggu sehingga dapat dikatakan autokorelasi
yang merupakan korelasi yang terjadi antara variabel bebas itu sendiri. Adanya
korelasi serial atau autokorelasi antar kesalahan pengganggu akan menyebabkan
varians kesalahan tidak minimum sebagai syarat dalam analisis gerresi linier baik
sampel kecil maupun sampel besar (Gozali, 2011).
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui multikolinieritas atas
data dari variabel idependennya, dikarenakan tidak ada korelasi yang sempurna,
tetapi terdapat kolerasi yang relatif tinggi pada variabel bebasnya (Umar,
2003).Ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
variable inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1,
angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2002).

Universitas Sumatera Utara

e. Uji Heteroskedasitas
Dalam analisis regresi berganda, persyaratan yang harus dipenuhi adalah
tidak adanya heteroskedastisitas, dan diharapkan terdapat homoskedasitas yang
menguji apakah dalam sebuah regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari
residual atas suatu pengamatan-pengamatan lainnya. Jika yang terjadi bahwa
variannya tetap, maka ia disebut pada kondisi homoskedastisitas (Umar, 2003).
Menurut Umar, untuk mendeteksi ada tidakmya heteroskedastitas adalah
dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada Scatterplot yang dihasilkan oleh
program SPSS dengan ciri-ciri :
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja
3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola

J. Uji Hipotesa
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian terdiri dari tiga hipotesa. Untuk
melakukan pengujian hipotesa tersebut dilakukan analisa dengan menggunakan
analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis regresi sederhana
dilakukan untuk menguji hipotesis satu dan dua. Hasil dari hipotesa ini akan
membentuk persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y` = B0 + B1X1/2
Dimana :
Y` = intensi turnover

Universitas Sumatera Utara

B0 = konstanta
B1 = koefisien regresi
X1 = manajemen konflik
X2 = job insecurity

Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji hipotesis tiga. Hasil dari
hipotesa ini akan membentuk persamaan regresi berganda menurut Sugiono
(2002) adalah sebagai berikut :
Y` = B0 + B1X1+B2 X2
Dimana :
Y` = intensi turnover
B0 = konstanta
B1,B2= koefisien regresi
X1 = manajemen konflik
X2 = job insecurity

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan
kontrak yang bekerja di gerai toko alfamidi yang berjumlah 219 subjek. Dari
subjek tersebut didapatkan gambaran sebagai berikut :
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No.

Jenis Kelamin

Jumlah (N)

Persentase (%)

1.

Laki-laki

95

43.4

2.

Perempuan

124

56.6

Total

219

100

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah subjek penelitian
berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 95 orang (43.4 %), dan jumlah subjek
penelitian berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 124 orang (56.6 %).
Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah subjek berjenis kelamin
perempuan lebih banyak 13.3 % dibandingkan dengan jumlah subjek berjenis
kelamin laki-laki.
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Subjek penelitian dalam penelitian ini telah mengikuti rentang usia kerja
yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan dalam aturan Undang-undang Republik

55
Universitas Sumatera Utara

Indonesia, dimana minimal usia kerja yang berlaku adalah 15 tahun, dan dalam
penelitian ini rentang usia kerja subjek penelitian adalah berkisar antara 18 - 24
tahun.

Berdasarkan teori perkembangan karir dari Donald Super (Suherman,

2008) rentang usia kerja 15 – 24 tahun termasuk ke dalam tahapan
exploration.Sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan subjek dalam penelitian
ini berada pada tahap exploration. Namun, jika megacu pada tahapan
perkembangan Hurlock (1980), maka pembagian subjek penelitian berdasarkan
usia adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
No.

Usia

Klasifikasi

Jumlah (N)

Persentase (%)

1.

16- 21

Remaja

160

73.1

2.

22-40

Dewasa Awal

59

26.9

219

100

Total

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa usia subjek penelitian terbanyak
berada pada usia remaja yaitu sebanyak 160 orang (73.1 %), sedangkan sisanya
sebanyak 59 orang (26.9 %) berada pada usia dewasa awal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian berada pada usia 16 – 21 tahun
dengan klasifikasi usia remaja.
3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan lamanya bekerja, subjek dalam penelitian ini memiliki
rentang waktu lama bekerja yang berkisar antara 3 sampai dengan 24 bulan, yang
jika mengacu pada World Health Organization (WHO) maka termasuk ke dalam
kategori baru karena masa kerja masih kurang dari 5 tahun (Handoko, 2004).

Universitas Sumatera Utara

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, gambaran subjek dalam penelitian ini
meliputi :
Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.

Tingkat
Pendidikan

Jumlah (N)

Persentase (%)

1.

SMA

208

94.9

2.

Sarjana

11

5.1

219

100

Total

Beradasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa subjek
penelitian yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 208 orang (94.9 %)
dan yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 11 orang (5.1 %).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian memiliki tingkat
pendidikan SMA.

B. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi
berganda. Dalam analisis kedua analisis tersebut, ada beberapa uji asumsi yang
harus dipenuhi, yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji autokorelasi, uji
multikolinieritas, dan uji heterokedasitas.
a. Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data
penelitian. Uji normalitas yang dilakukan adalah dengan uji Kolmogrov Smirnov
satu sampel. Data penelitian dikatakan memiliki sebaran normal jika nilai

Universitas Sumatera Utara

signifikansi(p > 0.05), sedangkan jika sasil signifikansi p < 0.05 maka sebaran
data tidak normal. Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas
Variabel

Nilai z

Nilai p

Keterangan

Intensi Turnover

0.864

0.444

Sebaran normal

Manajemen Konflik

0.920

0.366

Sebaran normal

Job Insecurity

1.020

0.249

Sebaran normal

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai z intensi turnover
adalah 0.864, dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.444, variabel manajemen
konflik memiliki nilai z sebesar 0.920 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.366,
dan variabeljob insecurity memiliki nilai z sebesar 1.020 dengan nilai signifikansi
(p)sebesar 0.249. Dari ketiga variabel tersebut, nilai signifikansi yang didapatkan
> 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
b. Uji Asumsi Linieritas
Uji linieritas dilakukan uuntuk mengetahui apakah data penelitian linier
atau tidak dengan melihat nilai signifikansi pada test for linierity. Data penelitian
dikatakan linier ketika nilai signifikansi > 0.05. Hasil dari uji linieritas yang telah
dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas
Variabel
Intensi turnover*
manajemen konflik
Intensi turnover*
job insecurity

Linierity

Keterangan

0.001

Hubungan linier

0.000

Hubungan linier

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa variabel intensi turnover dengan
manajemen konflik memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0.001, dan variabel
intensi turnover dengan job insecurity memiliki nilai signifikansi (p) sebesar
0.000. Kedua hasil tersebut memiliki nilai signifikansi (p) > 0.05 sehingga dapat
dikatakan memiliki hubungan linier atau uji asumsi linieritas terpenuhi.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengujian
dikatakan memenuhi uji autokorelasi jika nilai Durbin Watson adalah 1 < DW >
3. Adapun hasil pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 12. Uji Autokorelasi
Variabel

Durbin
Watson

Keterangan

Prediktor : Manajemen Konflik, Job
Insecurity
Kriteria : Intensi turnover

1.837

Tidak terjadi
autokorelasi

Dari tabel di atas, didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 1.837 (DW >
1), maka dapat disimpulkan bahwa uji autokorelasi terpenuhi.
d. Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam penelitian dapat dilihat dengan nilai variable
inflation factor (VIF), dimana model regresi tang bebas multikolinieritas memiliki

Universitas Sumatera Utara

nilai VIF di sekitar angka 1, atau

1 > VIF < 5. Adapun nilai VIF dalam

penelitian ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 13. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel

VIF

Manajemen konflik

1.009

Job insecurity

1.009

Keterangan
Tidak terjadi
multikolinieritas
Tidak terjadi
multikolinieritas

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai VIF sebesar 1.009 (VIF >1),
sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian memenuhi uji multikolinieritas.
e. Uji Asumsi Heterokedasitas
Pengujian heterokedasitas dilakukan dengan melihat scatterplot hasil
pengolahan

yang

akan

membentuk

pola

tertentu.

Adapun

pengujian

heterokedasitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Grafik 1. Uji Heterokedasitas

Universitas Sumatera Utara

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa sebaran titik-titik pada grafik
menyebar secara acak (no systematic pattern) di sekitar 0, maka disimpulkan tidak
terjadi

gejala

heteroskedastistas.

Sehingga

dapat

dikatakan

bahwa

uji

heterokedasitas terpenuhi.

2. Hasil Uji Analisa Data
a. Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Intensi Turnover
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh antara manajemen konflik terhadap intensi turnover. Adapun analisis
data yang dilakukan menggunakan analisa regresi sederhana, dengan hasil sebagai
berikut :
Tabel 14. Hasil Ringkasan Analisis Regresi Sederhana Variabel
Manajemen Konflik
Variabel
R
R2
F
P
Keterangan
Hipotesis
Manajemen Konflik dan
9.847
0.002
penelitian
0.208 0.043
Intensi Turnover
diterima

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0.208 dengan signifikansi (p) 0.002 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh antara
manajemen konflik terhadap intensi turnover, dengan nilai koefisien determinan
(R2) sebesar 0.043, atau dapat dikatakan bahwa pengaruh manajemen konflik
terhadap intensi turnover adalah sebesar 4.3 %. Dengan persamaan garis regresi
yang dihasilkan :

Universitas Sumatera Utara

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)
ManajemenKonflik

Std. Error

35.704

2.538

-.339

.108

Standardized
Coefficients
Beta

-.208

t

Sig.

14.066

.000

-3.138

.002

a. Dependent Variable: IntensiTurnover
Y` = B0 + B1X1. Intensi turnover dilambangkan dengan Y` dan manajemen
konflik dilambangkan dengan X1. Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis
regresinya adalah Y` = 35.704 - 0.339 X1.Dari persamaan tersebut juga dapat
diketahui arah pengaruh yang diberikan manajamen konflik terhadap intensi
turnover, dimana arah yang diberikan adalah arah negatif, yang berarti pengaruh
manajemen konflik terhadap intensi turnover adalah pengaruh negatif. Artinya
semakin tinggi manajemen konflik maka semakin rendah intensi turnover, dan
sebaliknya semakin rendah manajemen konflik, maka akan semakin tinggi intensi
turnovernya. Hal ini juga dibuktikan dalam grafik berikut :

Grafik 2. Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Intensi Turnover

Universitas Sumatera Utara

Dari grafik terlihat bahwa terdapat garis linier yang menurun antara
manajemen konflik dan intensi turnover yang menegaskan bahwa pengaruh
manajemen konflik terhadap intensi turnover adalah pengaruh negatif, sehingga
hipotesis penelitian terpenuhi.

b. Pengaruh Job Insecurity Terhadap Intensi Turnover
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh antara job insecurity terhadap intensi turnover. Adapun analisis data
yang dilakukan menggunakan analisa regresi sederhana, dengan hasil sebagai
berikut :
Tabel 15. Hasil Ringkasan Analisis Regresi Sederhana Variabel Job
Insecurity
Variabel
Job Insecurity dan
Intensi Turnover

R

R2

F

P

Keterangan
Hipotesis

0.406

0.165

42.847

0.000

penelitian
diterima

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0.406 dengan signifikansi (p) 0.000 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh antara job
insecurity terhadap intensi turnover, dengan nilai koefisien determinan (R2)
sebesar 0.165, atau dapat dikatakan bahwa pengaruh job insecurity terhadap
intensi turnover 16.5 %. Dengan persamaan garis regresi yang dihasilkan :

Universitas Sumatera Utara

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)
JobInsecurity

Standardized
Coefficients

Std. Error

14.911

2.024

.530

.081

Beta

t

.406

Sig.

7.368

.000

6.548

.000

a. Dependent Variable: IntensiTurnover

Y` = B0

+

B1X2. Intensi turnover dilambangkan dengan Y` dan job

insecurity dilambangkan dengan X2. Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis
regresinya adalah Y` = 14.911 + 0.530 X2.Dari persamaan tersebut juga dapat
diketahui arah pengaruh yang diberikan job insecurity terhadap intensi turnover,
dimana arah yang diberikan adalah arah positif, yang berarti pengaruh yang
diberikan job insecurity terhadap intensi turnover adalah pengaruh positif. Artinya
semakin tinggi job insecurity maka akan akan semakin tinggi pula intensi
turnover, dan sebaliknya semakin rendah job insecurity, akan semakin rendah
pula intensi turnovernya. Hal ini juga dibuktikan dalam grafik berikut :

Grafik 3. Pengaruh Job Insecurity Terhadap Intensi Turnover

Universitas Sumatera Utara

Dari grafik terlihat bahwa terdapat garis linier yang meningkat antara job
insecurity dan intensi turnover yang menegaskan bahwa pengaruh job insecurity
terhadap intensi turnover adalah pengaruh positif, sehingga hipotesis penelitian
terpenuhi.

c. Pengaruh Manajemen Konflik dan Job Insecurity Terhadap Intensi
Turnover
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh secara bersama-sama antara manajemen konflik job insecurity terhadap
intensi turnover. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan analisa
regresi berganda, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 16. Hasil Ringkasan Analisis Regresi Berganda
Variabel

R

R2

F

P

0.440

0.194

25.974

0.000

Keterangan

Prediktor : Manajemen
Konflik, Job
Insecurity

Hipotesis
penelitian diterima

Kriteria : Intensi turnover

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0.440 dengan signifikansi (p) 0.000 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh antara
manajemen konflik dan job insecurity secara bersama-sama terhadap intensi
turnover, dengan nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0.194, atau dapat
dikatakan bahwa pengaruh manajemen konflik dan job insecurity secara bersama-

Universitas Sumatera Utara

sama terhadap intensi turnover adalah sebesar 19.4 %. Dengan persamaan garis
regresi yang dihasilkan :
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)
ManajemenKonflik
JobInsecurity

Standardized
Coefficients

Std. Error

21.860

3.195

-.278

.100

.508

.080

Beta

t

Sig.

6.841

.000

-.171

-2.782

.006

.390

6.349

.000

a. Dependent Variable: IntensiTurnover
Y` = B0 + B1 x1 + B2 x2. Intensi turnover dilambangkan dengan Y`,
manajemen konflik dilambangkan dengan X1 dan job insecurity dilambangkan
dengan X2. Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis regresinya adalah Y` =
21.860 – 278 X1+ 508X2.

3. Nilai Empirik, Hipotetik, dan Kategorisasi Penelitian
a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik
1) Nilai empirik dan nilai hipotetik Intensi Turnover
Untuk memperoleh gambaran mengenai intensi turnoverdari subjek
penelitian, dilakukan perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik penelitian.
Penilaian dilakukan berdasarkan skala yang lulus uji coba yang terdiri dari 12
aitem dengan rentang 1 – 5. Adapun perbandingan nilai yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 17. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Intensi
Turnover
Variabel
Intensi
turnover

Empirik

Hipotetik

Min

Max

Mean

SD

Min

Max

Mean

SD

12

56

27.86

6.86

12

60

36

8

Berdasarkan tabel 17, maka diperoleh nilai mean empirik intensi turnover
adalah sebesar 27.86 dengan standar deviasi sebesar 6.86 dan nilai mean hipotetik
sebesar 36 dengan standar deviasi sebesar 8. Jika dibandingkan, nilai mean
hipotetik lebih besar 8.14 dibandingkan dengan mean empirik. Hal ini
menunjukkan bahwa intensi turnover pada karyawan kontrak di PT. Midi Utama
Indonesia, Tbk Branch Medan lebih rendah daripada intensi turnover pada
populasi umumnya.
2) Nilai empirik dan nilai hipotetik Manajemen Konflik
Untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen konflikdari subjek
penelitian, dilakukan perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik penelitian.
Penilaian dilakukan berdasarkan skala yang lulus uji coba yang terdiri dari 7 aitem
dengan rentang 1 – 5. Adapun perbandingan nilai yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :
Tabel 18. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Manajemen Konflik
Variabel
Manajemen
Konflik

Empirik

Hipotetik

Min

Max

Mean

SD

Min

Max

Mean

SD

12

35

23.11

4.2

7

35

21

4.7

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 18, maka diperoleh nilai mean empirik manajemen
konflikadalah sebesar 23.11 dengan standar deviasi sebesar 4.2 dan nilai mean
hipotetik sebesar 21 dengan standar deviasi sebesar 4.7. Jika dibandingkan, nilai
mean hipotetik lebih rendah(-2.11) dibandingkan dengan mean empirik. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen konflik padakaryawan kontrak di PT. Midi
Utama Indonesia, Tbk Branch Medan lebih tinggi daripada manajemen
konflikpada populasi umumnya.
3) Nilai empirik dan nilai hipotetik Job Insecurity
Untuk memperoleh gambaran mengenai job insecurity dari subjek
penelitian, dilakukan perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik penelitian.
Penilaian dilakukan berdasarkan skala yang lulus uji coba yang terdiri dari 11
aitem dengan rentang 1 – 5. Adapun perbandingan nilai yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
Tabel 19. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Job
Insecurity
Variabel
Job
Insecurity

Empirik

Hipotetik

Min

Max

Mean

SD

Min

Max

Mean

SD

11

40

24.4

5.2

11

55

33

7.3

Berdasarkan tabel 19, maka diperoleh nilai mean empirik job
insecurityadalah sebesar 24.4 dengan standar deviasi sebesar 5.2 dan nilai mean
hipotetik sebesar 33 dengan standar deviasi sebesar 7.3. Jika dibandingkan, nilai
mean hipotetik lebih besar 8.6 dibandingkan dengan mean empirik. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa job insecuritypada karyawan kontrak di PT. Midi Utama
Indonesia, Tbk Branch Medan lebih rendah daripada job insecuritypada populasi
umumnya.

b) Kategorisasi Penelitian
1) Kategorisasi Intensi turnover
Norma kategorisasi intensi turnover yang ditunjukkan adalah sebagai
berikut :
Tabel 20. Norma Kategorisasi Intensi Turnover
Rentang Nilai

Kategori

X < ( µ - 1.0 SD )

Rendah

( µ - 1.0 SD ) ≤ X < ( µ + 1.0 SD )

Sedang

( µ + 1.0 SD ) ≤ X

Tinggi

Besar nilai mean hipotetik intensi turnover adalah 36 dengan standar
deviasi 8 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 21. Kategorisasi Data Intensi Turnover
Rentang Nilai

Kategori

Jumlah (N)

Persentasi (%)

X < 28

Rendah

108

49.4

28 ≤ X < 44

Sedang

105

47.9

44 ≤ X

Tinggi

6

2.7

219

100

Total

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa karyawan kontrak di PT.
Midi Utama Indonesia, Tbk Branch Medan yang memiliki intensi turnover yang

Universitas Sumatera Utara

rendah sebesar 49.4 % atau 108 orang, sedang sebesar 47.9 % atau 105 orang, dan
tinggi sebesar 2.7 % atau 6 orang.
2) Kategorisasi Manajemen Konflik
Norma kategorisasi manajemen konflikyang ditunjukkan adalah sebagai
berikut :
Tabel 22. Norma Kategorisasi Manajemen Konflik
Rentang Nilai

Kategori

X < ( µ - 1.0 SD )

Kurang Baik

( µ - 1.0 SD ) ≤ X < ( µ + 1.0 SD )

Cukup Baik

( µ + 1.0 SD ) ≤ X

Baik

Besar nilai mean hipotetik intensi turnover adalah 21 dengan standar
deviasi 4.7 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 23. Kategorisasi Data Manajemen Konflik
Rentang Nilai

Kategori

Jumlah (N)

Persentasi (%)

X < 16

Kurang Baik

9

4.1

16 ≤ X < 26

Cukup Baik

143

65.3

26 ≤ X

Baik

67

30.6

219

100

Total

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritaskaryawan
kontrak di PT. Midi Utama Indonesia, Tbk Branch Medan memiliki manajemen
konflik yang cukup baik dengan persentase sebesar 65.3 % atau sebanyak 143
orang, diikuti dengan manajemen konflik yang kurang baik sebesar 30.6 % atau
sebanyak 67 orang, dan manajemen konflik yang baik sebesar 4.1 % atau
sebanyak 9 orang.

Universitas Sumatera Utara

2) Kategorisasi Job Insecurity
Norma kategorisasi job insecurity yang ditunjukkan adalah sebagai berikut
:
Tabel 24. Norma Kategorisasi Job Insecurity
Rentang Nilai

Kategori

X < ( µ - 1.0 SD )

Insecure

( µ - 1.0 SD ) ≤ X < ( µ + 1.0 SD )

Netral

( µ + 1.0 SD ) ≤ X

Secure

Besar nilai mean hipotetik job insecurityadalah 33 dengan standar deviasi
7.3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 25. Kategorisasi Data Job Insecurity
Rentang Nilai

Kategori

Jumlah (N)

Persentasi (%)

X < 26

Insecure

128

58.4

26 ≤ X < 40

Netral

90

41.1

40 ≤ X

Secure

1

0.5

219

100

Total

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan
kontrak di PT. Midi Utama Indonesia, Tbk Branch Medan merasa insecuredengan
persentase sebesar 58.4 % atau sebanyak 128 orang, diikuti dengan netral sebesar
41.1 % atau sebanyak 90 orang, dan secure sebesar 0.5 % atau sebanyak 1 orang.

C. Pembahasan

Universitas Sumatera Utara

1. Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Intensi Turnover
Penelitian ini mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa manajemen
konflik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensi turnover, dengan
koefisien determinan (R2) sebesar 0.043, atau memberikan sumbangan efektif
sebesar 4.3 % terhadap intensi turnover. Pengaruh negatif dan signifikan tersebut
memberikan pengertian bahwa semakin baik manajemen konflik di suatu
perusahaan, maka intensi turnover akan semakin rendah, dan ketika manajemen
konflik di perusahaan tersebut kurang baik, maka intensi turnover akan menjadi
tinggi.
Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan,

didapatkan hasil yang

menunjukkan bahwa manajemen konflik subjek penelitian yang berada pada
kategori cukup baik, yang berarti bahwa karyawan di perusahaan sudah cukup
mampu melakukan penyelesaian konflik melalui manajemen konflik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan observasi yang dilakukan peneliti, dimana ketika terjadi
konflik seperti konflik antara karyawan dikarenakan jadwal kerja atau shift yang
telah dibuat, dan ada karyawan yang merasa jadwal tersebut tidak sesuai, jadwal
tersebut dapat diubah dan dikompromikan sesuai dengan kesepakatan bersama,
atau ketika ada karyawan yang tidak bisa hadir sesuai jadwal, maka akan
digantikan oleh karyawan lainnya, ataupun ketika terjadi konflik dengan pihak
luar, seperti konflik dengan konsumen, karyawan yang ada pada saat itu akan
berusaha menyelesaikannya sendiri tanpa meminta bantuan atasan, namun ketika
konflik tersebut tidak mampu diselesaikan sendiri, barulah karyawan tersebut
meminta bantuan atasannnya, atau ketika terjadi permasalahan antar karyawan

Universitas Sumatera Utara

seperti yang diungkapkan dalam wawancara keluar kerja (exit interview), dan
masalah tersebut tidak mampu terselesaikan dan terjadi terus menerus, membuat
karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Konflik yang
terjadi tersebut meliputi konflik individu dimana terdapat perasaan tidak dihargai
dikarenakan