STRATEGI PENGUSAHA DAN PEMASARAN (1)

STRATEGI PENGUSAHA DAN PEMASARAN

Abstrak
Persaingan merupakan suatu konsep yang sering digunakan dalam ilmu
ekonomi untuk mengetahui bagaimana pembentukan harga pasar dan keputusan
penetapan harga oleh suatu perusahaan atau penjual.
Pasar merupakan satu kelompok penjual dan pembeli yang mempertukarkan
barang yang dapat disubsitusikan, hal ini menimbulkan persaingan yang terjadi,
Para pengusaha memili strategi untuk menghadapi persaingan antar pengusaha
Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
keuntungan yang lebih besar.
Pada zaman sekarang banyak para pemuda yang tertarik dan melirik profesi
bisnis yang cukup menjanjikan masa depan yang cerah, para remaja pada umumnya
menyatakan sangat menyenangi kegiatan wirausaha dalam bidang bisnis. Untuk
mengantisipasi pekerjaan bisnis para entrepreneur harus mempersiapkan bekal
berupa sikap mental dan menguasai beberapa keterampilan misalnya tata boga, tata
busana, pemasaran, komputer, internet, akuntansi, elektronika dan sebagainya.
Semakin banyak keterampilan yang diperoleh dan dikuasai para pemuda semakin

banyak pula peluang untuk menjadi wirausahawan.

DAFTAR ISI

1

Abstrak.....................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................... 3
Fenomena .............................................................................................................3
Masalah.................................................................................................................4
Manfaat Ketas ilmiah untuk masyrakat................................................................6

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................. 8
pengertian .............................................................................................................8
Ide Bisnis ..............................................................................................................9
Faktor-Faktor Peluang Bisnis .............................................................................11
Target Sasaran Bisnis .........................................................................................12
Kegiatan Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam.........................................13


BAB 3 PROSES DAN HASIL ............................................. 16
Fakor-faktor pemicu kewirausahaan ...................................................................16
Model Proses Kewirausahaan .............................................................................16
Proses Menjadi Pengusaha Sukses......................................................................18
Proses Terjadinya Sebelum dan Sesudah Inovasi di Mulai................................19
Hasil Menjadi Pengusaha Sukses........................................................................19

BAB 4 KESIMPULAN ........................................................ 24
Kesimpulan .........................................................................................................24
Bibliografi…….......………..……………………………………………………26

BAB I

2

PENDAHULUAN
1.2. Fenomena
Membangun keikutsertaan pelanggan dapat menjadi hal penting
dalam strategi marketing. Jika pelanggan merasa terlibat dalam merek Anda,

maka mereka cenderung akan percaya dan loyal. Tampak pula para business
entrepreneur

yang

semakin

intens

melakukan

program-program

pemberdayaan masyarakat mereka tidak sekedar melakukan tanggung jawab
social (Corporate Social Responsibility) dalam tataran yang sempit, namun
banyak yang termotivasi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dalam
lingkup yang luas, mereka berkiprah dalam beragam program pemberdayaan
masyarakat baik bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan,
sarana dan prasarana maupun lingkungan hidup.
Di Indonesia permasalahan pembangunan yang muncul dari zaman

orde lama sampai orde baru masih sama-sama saja, tetapi kelemahaan nyata
dalam pembangunan masa lalu dan saat ini adalah belum berkembangnya
para pemimpin daerah nasiaonal yang memahami dan berjiwa entrepreneur
Entrepreneur menjadi sesuatu yang berada sangat dekat dengan
kehidupan sehari hari kita. Berbagai kalangan menjalankan wirausaha, baik
itu kalangan orang tua, mahasiswa, bahkan pelajar yang masih duduk di
bangku sekolah pun sudah mulai mencoba untuk berwirausaha. Tidak sedikit
pula dari kalangan pekerja yang menjalankan wirausaha sebagai pekerjaan
sampingannya demi mendapatkan penghasilan tambahan.
Salah satu contohnya Untuk mahasiswa yang serius ingin berbisnis
disarankan untuk memulai wirausaha dari yang kecil-kecil terlebih dahulu.
Pada poin ini adalah karena sangat penting untuk membentuk mental menjadi
pengusaha dulu daripada mengejar profit. Membentuk mental ini yang sulit,
banyak tekanan pasti yang akan dihadapi seperti rasa malu, cemoohan teman,
bahkan tidak adanya dukungan dari keluarga. Jika mental sudah terbentuk,
mahasiswa akan mudah mencari peluang apapun itu bentuknya .

3

Fenomena wirausaha di kalangan mahasiwa ini adalah sebuah berita

yang menarik, mengingat secara statistik Indonesia masih kekurangan
wirausahawan. Dengan meningkatnya minat berwirausaha dikalangan
mahasiswa diharapkan akan menambah jumlah calon pengusaha-pengusaha
baru sebagai ujung tombak perekonomian bangsa di masa yang akan datang.
Menurut Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto Enterpreneurship atau
Kewirausahan adalah usaha kreatif yang di bangun bedasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain. (2015 :26)
1.2. Masalah
Sosiologi David McClelland menyatakan bahwa suatu negara bisa
menjadi makmur apabila ada entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah
penduduk, Singapura sudah mencapai 7,2% padahal pada tahun 2001 hanya
sekitar 2,1%, sedangkan di Indonesia sendiri hanya memiliki 0,18% dari
penduduk atau sekitar 400.000-an orang, itulah alasan kenapa pembangunan
di Indonesia selalu memiliki masalah yang jika dilihat relatif sama dari tahun
ke tahun dan salah satu permasalahan di Indonesia yang berperan penting
terhadap pembangunan ialah kurangnya peran seorang entrepreneur dalam
membangun bangsa Indonesia
Kemajuan ekonomi yang luar biasa dari berbagai negara yang telah
mapan disebabkan oleh inovasi entrepreneur, semakin banyak entrepreneur

dimiliki sebuah negara semakin makmur negara tersebut, menciptakan
sebanyak mungkin entrepreneur di suatu negara jelas memiliki kaitan dengan
kesejahteraan bangsanya sendiri.
Setidaknya terdapat empat alasan mengapa perlu dikembangkan
innovative entrepreneurship, yaitu:



Solusi bagi dirinya sendiri



Solusi bagi komunitasnya



Solusi bagi sesamanya

Solusi bagi negara


4

Kekhawatiran kita akan masa depan bangsa adalah ketika gagal
menciptakan para entrepreneur pencipta lapangan kerja yang mampu
mengubah pola pikir menjadi karyawan dibandingkan memiliki kemandirian
berusaha yang hanya akan menjadi bangsa pemalas.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan perguruan
tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta
lapangan pekerjaan (job creator), perguruan tinggi seharusnya mampu
mengubah cara pandang yang sebagian besar alumninya selalu ingin
berprofesi sebagai pegawai negeri menjadi wirausaha perubahan ini harus
ditanamkan melalui pendidikan berwawasan kewirausahaan yang kreatif dan
inovatif, jumlah wirausaha saat ini di Indonesia sekitar 450.000 orang atau
sekitar 0,18 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, jumlah ini jauh dari
ideal, yakni 2 persen dari jumlah penduduk persentase ini kalah jauh
dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura yang wirausahanya 7,2
persen dari jumlah penduduk, sedangkan Amerika Serikat 12 persen, dan
Malaysia 3 persen (Kompas, 25 Juli 2011 hal. 12)
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di
tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan

kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti
buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan
peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal
dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan
kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan
kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan
dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.

1.3. Manfaat kertas ilmiah untuk masyarakat
Manfaat bagi masyarakat untuk memotivasi agar masyarakat seneng
dalam hal berbisnis dan mengetahui hal-hal apa saja sebelum memulai
berbinis. Masyarakat dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah dan
jenis-jenis dan syrat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.

5

Masyarakat

dapat


mengetahui,memahami

dan

mampu

mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisan karya
ilmiah dan unsur-unsurnya.
Masyarakat mengetahui,memahami dan menguasai tentang kajian
pengusah yang sukses untuk mengimplementasikan dalam penulisan karya
ilmiah. Jika dicermati karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali,
baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca tau masyarakat pada
umumnya. Sekurang-kurangnya ada delapan manfaat atau keuntungan yang
diperoleh dari kegitan tersebut. Kedelapan keuntungan tersebut antara lain:


Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri
kita. Kita mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan kita tentang
topik tertentu. Untuk mengembangkan topik itu terpaksa kita harus

berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang terkadang



tersimpan di alam bawah sadar.
Melalui kegitan menulis kita mengembangkan barbagai gagasan. Kita
harus berpikir ilmiah, menghubung-hubungkan dan membangkitkan
fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak



menulis.
Kegitan menulis memaksa kita lebih banyak menyerapa, mencari, dan
mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan
demikian kegitan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis



maupun fakta-fakta yang berhubungan.
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan

mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian kita dapat
menjelaskan permasalahan yang semula mungkin masih samar bagi kita




sendiri.
Melalui tulisan kita dapat meninjau dan menilai gagasan kita seendiri
secara lebih objektif.
Dengan menuliskan gagasan di atas kertas kita kan lebih mudah
memecahkan permasalahan, yakni dengan menganalisisnya secara
tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.

6



Tugas menulsi mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif.
Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar



menjadi penyadap informasi dari orang lain.
Kegitan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan
berbahasa secara tertib (Akhadiyah, 1999:1-2).
Nursisto (2000:6) mengungkapkan 6 manfaat pembuatan karya tulis

ilmiah yaitu (1) pengungkapan diri, (2) pemahaman akan sesuatu, (3)
kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri, (4) peningkatan kesadaran
dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling, (5) pelibatan diri dengan
penuh semangat, dan (6) pemahaman dan peningkatan kemampuan
menggunakan bahasa.
Sementara itu, kegiatan membuat karya tulis ilmiah juga memiliki
makna penting, di antaranya sebagai sarana (1) menemukan sesuatu, (2)
melahirkan ide baru, (3) melatih kemampuan mengorganisasi dan
menjernihkan berbagai konsep atau ide, (4) melatih sikap objektif yang ada
pada diri seseorang/sesuatu, (5) membantu menyerap dan memroses
informasi, dan (6) melatih berpikir aktif, kreatif, dan kritis.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengerian
7

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang
(Thinking New Thing).
Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri, ulet dan tekun, rajin, di siplin, siap menghadapi risiko, jeli
melihat dan meraih peluang, piawai mengelola sumber daya, dalam
membangun, mengembangkan,memajukan dan menjadikan usaha atau
perusaan unggul. (Eddy Soeryanto Soegoto ,2009).
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain.
Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan
utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Jiwa kewirausahaan mempunyai makna yang sangat kompleks,
pengertian entrepreneurship tidak selalu dikaitkan dengan menjadi pengusaha
atau entrepreneur, tetapi sedikit banyak seorang pengusaha memiliki sikap
mental, semangat dan karakter entrepreneurship.
Setiap pecundang tidak akan memiliki kemampuan dan perilaku
dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai resiko yang akan dia hadapi dan dalam jiwa entrepreneurship selalu
ada prinsip-prinsip jiwa ksatria yang selalu mau bekerja keras, tidak mudah
menyerah tanpa meninggalkan unsur keluhuran budi serta kejujuran
Setiap orang sejatinya mampu memiliki jiwa entrepreneurship
karena jiwa entrepreneurship sebenarnya hanyalah masalah didikan, dapat
dipelajari dan dapat dilatih. Entrepreneurship adalah didikan bukan bakat,
yang menjadi masalah adalah harus mengubah mindset yaitu dari cara
berpikir kebanyakan orang menjadi cara berpikir layaknya orang yang
berbeda.

8

2.2. Ide Bisnis
Membangun suatu usaha atau bisnis dimulai dari pemikiran atau ide
tentang bagaimana, apa, dimana dan cara memulai bisnis tersebut, suatu
bisnis dimulai dari munculnya ide-ide cemerlang dalam benak seseorang
tentang keinginan membangun usaha dan harapan akan keberhasilan usaha
tersebut.
Berikut ini berbagai ide bisnis yang menjadi penggerak seseorang
membuka usaha atau membangun bisnisnya:
 Hobi

Bill Gates, si raja komputer dari Amerika Serikat, memulai usaha
nya dari sebuah hobi mengutak-atik program komputer. Hobi yang
ditekuni dengan serius ini telah berhasil membawa Bill Gates untuk
menemukan komputer yang lebih praktis dan lebih mudah digunakan
daripada komputer besar yang ada pada saat itu.

 Mengamati

Roy Kroc, tokoh dibalik sukses restoran waralaba cepat saji
McDonald, mendapatkan ide usaha nya dari pengamatannya terhadap
tingkah laku masyarakat pekerjaan disekitarnya.

 Membantu Orang

Ide membantu orang lain untuk memperoleh upah atau keuntungan,
seperti menjualkan barang orang lain, mempertemukan penjual dan
pembeli, dan sebagainya.

 Ide Lama

Jeff Bezos dari Amazon.com mendapatkan ide usahanya dengan
memperbarui ide lama penjualan buku dari toko buku biasa menjadi di
internet sehingga lebih cepat dan praktis.

 Ide Orang Lain

Jennifer Basye Sander membangun kerajaan “Buku Kuning”
(direktori) seluruh usaha yang dikelola oleh wanita di kota tempat ia
tinggal, ternyata buku ini laris, informasi buku ini senantiasa diperbarui
agar selalu up-to-date.

9

 Kolaborasi
Dua kepala lebih baik dari satu (two head are better than one), begitu
kata pepatah. Ternyata ada benarnya juga. Dewitt dan Lila Wallace
berkolaborasi sebelum berhasil membangun kerajaan usaha dari
penerbitan majalah inspirasi bulanan Reader’s Digest.

 Terbitkan

Tom Peters, Alvin Toffler, Agatha Christie adalah beberapa tokoh
yang menuangkan ide usaha mereka dalam buku atau novel yang lalu
mereka terbitkan. Dari buku-buku ini sang pengarang mendapatkan
pemasukan.

 Catat Secara Hukum
Ide kita juga bisa dicatat untuk mendapatkan copyright. Seseorang
artis Indonesia mencatatkan gayanya disertai kalimat khusus untuk
mengungkapkan gaya tersebut untuk mendapatkan hak cipta.

 Adakan Pertunjukan

Cara lain untuk mengubah ide menjadi keuntungan finansial adalah
dengan mendemokan kepada publik melalui seminar, pelatihan, ataupun
sekedar pertunjukan dalam bentuk hiburan. Beberapa akademisi dan
praktisi memilih cara ini untuk memperkenalkan ide mereka kepada
publik.

 Nasihat ke Orang Lain
Pada saat tulisan ini dikerjakan, penulis sedang berada di depan
televisi menonton acara yang disampaikan oleh Suze Orman di sebuah
stasion televisi dunia. Suze Orman menerima berbagai pertanyaan dari
pemirsa di seluruh dunia tentang bagaimana mengelola keuangan
pribadi.

 Konsumsi Masyarakat
Cara umum yang banyak diterapkan orang adalah mengubah ide menjadi
produk atau jasa yang bisa dijual untuk konsumsi masyarakat.
Contohnya: rumah makan, kafe dan lain-lain.
(Source: Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi,
Elexmedia Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (96-97))

10

2.3. Faktor-Faktor Peluang Bisnis
Agar usaha baru yang kita bangun berhasil, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan antara lain:

 Perubahan Teknologi
Perubahan

teknologi

merupakan

peluang

usaha

karena

memungkinkan orang untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara
yang berbeda dan lebih potensional.

 Perubahan Politik dan Kebijakan

Perubahan politik dari Orba ke Reformasi dan perubahan kebijakan
dari Pusat ke Otonomi Daerah merupakan sember peluang usaha baru.

 Perubahan Demografi

Struktur demografi juga membuka peluang usaha, hal ini membawa
dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan.

 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan sebagai pusat penelitian adalah sumber peluang
usaha dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.

 Akses Informasi
Informasi

memungkinkan

seseorang

memperoleh

membuka usaha dibandingkan dengan orang lain

peluang

yang tidak

mengetahuinya.

 Variasi Pengalaman Hidup
Variasi dalam pengalaman hidup meyediakan akses pada informasi
yang baru dan dapat membantu seseorang dalam menemukan peluang
karena sebuah informasi yang baru kadang memiliki elemen yang hilang
dan membutuhkan kecermatan bahwa peluang baru telah hadir.

 Ikatan Sosial

Ikatan sosial meningkatkan kemungkinan seseorang dalam
menemukan peluang usaha melalui interaksi dengan orang lain atau
jejaring sosial media mereka.

 Kepribadian

Kepribadian berpengaruh

terhadap tindakan seseorang dalam

mengambil keputusan terkait pemanfaatan peluang. Ada tiga aspek

11

kepribadian yang mempengaruhi pemanfaatan peluang, anatara lain
Ekstraversi, Agreebleeness (Kesepahaman), Pengambilan Resiko .

(Source: Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi,
Elexmedia Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (98-102))
2.4. Target Sasaran Bisnis
Setiap Perusahaan memiliki target sasaran bisnis yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu, yakni:

 Sasaran jangka pendek (1 tahun pertama)
Sasaran jangka pendek umumnya dilakukan dalam 1 tahun pertama.
Sasaran utama jangka pendek adalah menetapkan: Lokasi, Jenis Produk,
Rekrutmen Tenaga Kerja, Membangun Sistem Organisasi, Pengenalan
Produk atau Jasa ke Konsumen atau Pasar, Mendapatkan Konsumen
atau Pelanggan Baru.

 Sasaran jangka menengah (tahun ke-2 hingga tahun ke-5)
Ditujukan untuk sasaran dalam waktu dua hingga lima tahun mendatang.
Sasaran jangka menengah terutama ditunjukan untuk melakukan:
Evaluasi,

Perbaikan,

Analisis

SWOT,

Pelayanan

Lebih

Baik,

Pemasaran, Penataan Keuangan, Adaptasi Lingkungan, Pengembang .

 Sasaran jangka panjang

Ditujukan untuk sasaran dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun kedepan.
Sasaran jangka panjang

terutama ditunjukan untuk melakukan:

Membangun Keunggulan Bersaing, Stabilitas Usaha, Pengembangan
Lanjut dan Melakukan Ekspedisi Global.

(Source: Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi,
Elexmedia Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (137138)
2.5. Kegiatan Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam
Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait
konsep tentang kewirausahaan (entrepreneurship) ini, namun di antara

12

keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat; memiliki ruh atau jiwa yang
sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda.
Dalam Islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi),
dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun
Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan
kemandirian ini, seperti; “Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang
dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri, ‘amalurrajuli biyadihi
(HR.Abu Dawud)” ; “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”; “ al
yad al ‘ulya khairun min al yad al sufla”( HR.Bukhari dan Muslim) dengan
bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras
supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang
lain), atuzzakah. (Q.S. Nisa : 77)
“Manusia harus membayar zakat (Allah mewajibkan manusia untuk
bekerja keras agar kaya dan dapat menjalankan kewajiban membayar zakat)”.
Dalam sebuah ayat Allah mengatakan, “Bekerjalah kamu, maka
Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu” (Q.S. atTaubah : 105). Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan maka

bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizki) Allah. (Q.S. alJumu’ah : 10)
Bahkan sabda Nabi, “Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang
halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR.Tabrani dan
Baihaqi).
Nash ini jelas memberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan

hidup mandiri.
Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja
keras, menurut Wafiduddin, adalah suatu langkah nyata yang dapat
menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh
dengan tantangan (reziko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati
resiko akan memperoleh peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki makna
bersayap, rezeki sekaligus reziko (baca; resiko).
Dalam sejarahnya Nabi Muhammad, istrinya dan sebagian besar
sahabatnya adalah para pedagang dan entrepre mancanegara yang pawai.

13

Beliau adalah praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat. Oleh karena
itu, sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship
inheren dengan jiwa umat Islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama
kaum pedagang, disebarkan ke seluruh dunia setidaknya sampai abad ke -13
M, oleh para pedagang muslim.
Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan sebagian besar
sahabat telah meubah pandangan dunia bahwa kemuliaan seseorang bukan
terletak pada kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau
uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan.
Oleh karena itu, Nabi juga bersabda “ Innallaha yuhibbul muhtarif”
(sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk
mendapatkan penghasilan). Umar Ibnu Khattab mengatakan sebaliknya
bahwa, “Aku benci salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja
yang menyangkut urusan dunia.
Keberadaan Islam di Indonesia juga disebarkan oleh para pedagang.
Di samping menyebarkan ilmu agama, para pedagang ini juga mewariskan
keahlian berdagang khususnya kepada masyarakat pesisir. Di wilayah
Pantura, misalnya, sebagian besar masyarakatnya memiliki basis keagamaan
yang kuat, kegiatan mengaji dan berbisnis sudah menjadi satu istilah yang
sangat akrab dan menyatu sehingga muncul istilah yang sangat terkenal
jigang (ngaji dan dagang).

Sejarah juga mencatat sejumlah tokoh Islam terkenal yang juga
sebagai pengusaha tangguh, Abdul Ghani Aziz, Agus Dasaad, Djohan Soetan,
Perpatih, Jhohan Soelaiman, Haji Samanhudi, Haji Syamsuddin, Niti Semito,
dan Rahman Tamin.
Apa yang tergambar di atas, setidaknya dapat menjadi bukti nyata
bahwa etos bisnis yang dimiliki oleh umat Islam sangatlah tinggi, atau dengan
kata lain Islam dan berdagang ibarat dua sisi dari satu keping mata uang.
Benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi, “Hendaklah kamu berdagang
karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rizki” (HR. Ahmad).

14

BAB III
PROSES DAN HASIL

3.1. Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan
Perilaku kewirahusaan dipengaruhui oleh factor-faktor inernal dan
eksternal, fakto-faktor itu adalah hak kepemilikan, kemampuan atau
kompetensi, dan insentif sedangkan faktor eksternalnya meliputi
lingkungan.
Kewirausahaan diwali dengan adanya inovasi didukung oleh
kejadian pemicu, diimplementasikan dan akhirnya tumbuh dan berkembang.
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran,
aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang
15

yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan
nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan praktis.

3.2. Model Proses Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1.

Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri /
manufaktur / produksi atau jasa.

2.

Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko
dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3.

Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil
yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

4.

Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan
maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses

kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi
oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi,
seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian,
implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor
yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,
pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan

16

yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh
karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses
yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut
(Alma, 2007 : 10 – 12):
1.

Proses inovasi

2.

Proses pemicu

3.

Proses pelaksanaan

4.

Proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui

bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha
adalah:
 Mencari peluang usaha baru: Lama usaha dilakukan, dan jenis usaha
yang pernah dilakukan

 Pembiayaan: Pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
 SDM: Tenaga kerja yang dipergunakan

 Kepemilikan: Peran-peran dalam pelaksanaan usaha

 Organisasi: Pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

 kepemimpinan: Kejujuran, Agama, Tujuan jangka panjang, Proses
manajerial (POAC)

 Pemasaran: Lokasi dan tempat usaha
3.3. Proses Menjadi Pengusaha Sukses
Untuk membangun suatu bisnis setiap orang harus memahami
tentang Proses menjadi Pengusaha Sukses:
 Harus ada Perancaan

Perancaan adalah proses manajemen untuk menetapkan sasaran dan
tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya. Agar
proses

perancaan nya berhasil dengan baik, perlu dilakukan tujuh

langkah proses perencaan strategis, yakni rencana menetapkan tindakan-

17

tindakan dan alokasi sumber daya yg diperlukan untuk memenuhi
sasaran yang strategis perencaan. Pada kebanyakan perusahaan,
perencaan strategis dalam lingkungan bisnis yang tanpa henti saat ini
merupkan proses yang berlansung dengan melibatkan tujuh langkah ini:
1.

Menembangkan Misi

2.

Menulis Peryataan Misi

3.

Melakasanakan analisa SWOT

4.

Mengembangkan predeksi

5.

Menganalisa predeksi

6.

Menentukan arah dan tujuan

7.

Mengembangkan renacana pelaksaan

 Pengorganisasian
Proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam mengatur
sumber daya dan aktavitas orgnisasi menjadi struktur yang logis dan
saling berkaitan.
Pengaturan sumber daya dan kativitas organisasi dilakukan oleh
pimpinan perusahaan yang posisi jabatannya mengikuti struktur
organisasi yang berbentuk piramida, yang terdiri atas manajer
puncak,manajer menngah, manajer pertama.
(Source: Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi,
Elexmedia Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (139140))
3.4. Proses Terjadinya Sebelum dan Sesudah Inovasi di Mulai
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksoima atau
tantanga,karena ada tantnagn akan timbul gagasan, kemauan dan dorongan
untuk berinisiatif, berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Tahap inovasi
dipengaruhi oleh berbbagai factor yang berasal dari dalam lingkungan.
Selanjutnya kewirausahaan berkembang melalui tiga proses:
1.

Proses mitasi dan duplikasi

2.

Proses diuplikasi dan pengembangan (Tahap dan tahap pertumbihan dan

18

3.

Proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda.

3.5. Hasil Menjadi Pengusaha yang Sukses
Setelah melakukan proses-proses yang begitu sulit yang dari awal
melakukan menjadi bisnis atau pengusaha maka Hasil nya pun tidak akan
mengecewakan asal nya kita sabar, tetap berusaha, dan berdoa yakin akan
menjadi sukses. Sebagai contoh pengusaha yang benar-benar dari awal dan
sampai sekarang hasilnyapun sangat memuaskan yaitu “William Henry "Bill"
Gates III” atau sering disapa dengan Bill Gates. Berikut cerita singkat Bill
Gates.
Bill Gates adalah salah satu nama paling terkenal di jagat teknologi. Ia
mendirikan Microsoft yang menjelma sebagai perusahaan software terbesar
di dunia.
Nama Bill Gates sering dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Padahal,
perjalanan hidupnya bisa dibilang tidak terlalu mulus dimana ia lebih
memilih drop out dari universitas.
Seperti apa kisah hidup Bill Gates dan bagaimana upayanya membangun
Microsoft dari bawah? Berikut riwayat singkat sang pria berkacamata itu
yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber.
Lahir dari Keluarga Berada
Nama lengkap Bill Gates adalah William Henry "Bill" Gates III. Ayahnya
bernama sama dengannya William Henry Gates II yang saat ini berusia 86
tahun. Sedangkan sang ibu, Mary Maxwell Gates meninggal dunia tahun
1994.
Ayah Gates berprofesi sebagai pengacara cukup terkenal. Sedangkan sang ibu
menduduki dewan pimpinan di berbagai perusahaan. Gates punya dua
saudawar wanita bernama Kristianne dan Libby.
Di keluarga yang berada itulah, Bill Gates tumbuh besar. Bill sangat dekat
dengan ibunya, Mary. Mary di masa mudanya dikenal sebagai atlet dan

19

mahasiswa top. Dia menanamkan nilai kedisplinan pada anak-anaknya,
termasuk pada Bill Gates.
Mary menuntut anaknya untuk selalu belajar keras, berolahraga dan
mengikuti les musik. Dia juga berharap anak-anaknya berpakaian dengan
pantas dan ramah kepada para tamu yang berkunjung ke rumah.
"Dia orang tua yang banyak terlibat dengan anaknya. Bukan hanya soal
peringkat di kelas atau semacamnya, namun bagaimana kami harus bersikap
di publik," tukas Libby Armintrout, adik Bill Gates.
Keranjingan Membaca
Sejak usia muda atau sekitar 10 tahun, Bill Gates menurut penuturan ayahnya
sudah sangat suka belajar. Dia sudah tamat membaca World Book
Encylopedia dari seri awal sampai akhir.
"Saya sungguh memiliki banyak impian ketika masih kecil dan saya pikir hal
itu tumbuh dari fakta bahwa saya punya kesempatan untuk banyak
membaca," kata Gates suatu ketika.
Orang tuanya pun sangat mendukung hobi yang bagus tersebut. Mereka selalu
membelikan buku apapun yang diminta oleh anaknya. Pada usia 11 tahun,
Gates sudah aktif bertanya pada ayah soal topik bisnis sampai peristiwa dunia.
"Sungguh menarik dan saya pikir itu adalah hal yang hebat. Namun ibunya
tidak menyukai kebiasannya itu," kenang Gates senior.
Ya, sang ibu mulai khawatir karena Gates mulai cenderung hanya suka
berkutat dengan buku ketimbang berhubungan dengan orang lain. Gates pun
mulai sering bertengkar dengan ibu yang berupaya mengontrolnya
Bocah yang Pintar
Ayah dan ibu Gates mulai khawatir karena anaknya terlihat cepat bosan. Ia
memang anak yang pandai dan mampu menyerap semua pelajaran dengan
baik.

20

Pada umur 13 tahun, Bill menuntut ilmu di sekolah eksklusif, Lakeside
School. Dia dikenal sebagai siswa yang sangat pandai di sana.
Di sisi lain, Bill Gates mulai tidak suka dikontrol orang tuanya. Pada sebuah
makan malam ketika Gates masih remaja, ia berkata cukup kasar pada sang
ibu karena sebuah pertengkaran. Sang ayah pun melempar botol minum ke
wajah anaknya. Ia kecewa anaknya menjadi bandel.
Gates akhirnya dibawa ke seorang terapis. Sang konselor menyatakan bahwa
pada akhirnya, sang anak akan menang dalam 'pertengkaran' sehingga
disarankan untuk tidak terlalu mengekangnya.
Ibu dan ayah Gates akhirnya membiarkan anaknya tumbuh mandiri dan tidak
terlalu mengekangnya lagi. Gates pun gemar berpetualang untuk
menyalurkan hobinya mengutak atik komputer.
Dia pernah menghabiskan beberapa malam di University of Washington
untuk main komputer gratis. Dia pernah pula bekerja paruh waktu sebagai
programmer di sebuah power plant di selatan Washington.
Memilih Drop Out
Akhirnya setelah mendirikan Microsoft bersama Paul Allen, Bill Gates
memutuskan drop out dari Harvard University. Meski berat, orang tuanya
mendukung keputusannya itu.
"Mary dan aku sangat cemas tentang itu. Harapannya dan aku sebenarnya
sama dengan orang-orang yang punya anak di universitas, yaitu agar dia
wisuda," kata Gates senior.
Ibunya tetap meminta Gates melakukan beberapa hal. Misalnya menjaga
rumahnya tetap bersih dan datang berkunjung seminggu sekali untuk makan
bersama.
"Sungguh sebuah keputusan berat dan saya tahu orang tua juga
mengkhawatirkannya. Dan meskipun saya tidak akan pernah mendorong

21

orang lain untuk drop out sekolah, bagi saya pilihan itu memang tepat," ucap
Bill Gates suatu ketika.
Namun Gates pernah menyatakan penyesalan tidak sempat menyelesaikan
kuliahnya. Dia pun meminta agar para mahasiswa tidak mengikuti jejaknya.
"Saya kira drop out kuliah bukan ide yang bagus. Saya senang bisa
menempuh kuliah meski hanya dua setengah tahun. Saya melengkapi
beberapa kuliah dengan kursus online," kata Gates dalam sebuah pidato di
Universitas Chicago.
Kejayaan Microsoft
Pilihan Bill Gates untuk drop out memang tepat baginya. Ia fokus
mengembangkan Microsoft yang kemudian berjaya sebagai produsen
software komputer terbesar di dunia.
Sistem operasi Windows sampai sekarang masih sangat dominan dipakai di
mayoritas komputer. Dan belum ada pesaing yang cukup berarti. Bill pun
kerap dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Harta kekayaannya
diestimasi USD 61 miliar.
"Saya mengambil langkah raksasa dan segera. Jika Anda berada di tempat
dan waktu yang tepat dan memiliki visi ke mana teknologi baru akan menuju
namun Anda tidak beraksi, Anda tidak akan pernah bisa sukses," katanya
mengenai resep suksesnya.
Saat ini, Bill Gates memang sudah pensiun dalam mengurusi Microsoft. Dia
memilih fokus pada urusan kemanusiaan di yayasan Bill & Melinda Gates
Foundation.
Sampai tahun 2007, total sumbangan yang diberikan Bill & Melinda Gates
Foundation telah mencapai USD 28 miliar. Yayasan ini dianggap salah satu
yang paling banyak menyumbangkan uang untuk kegiatan kemanusiaan.
Bill Gates sendiri dilaporkan telah memberikan persentase besar dari hartanya
untuk aktivitas filantropi, sebesar 48%. Dia bergabung dengan dermawan

22

kaya lain yang juga punya jejak sama, seperti Andrew Carnegie dan Warren
Buffet.

BAB IV
KESIMPULAN
Terjadinya kegagalan pada model pembangunan pada masa lalu,
menyadarkan akan perlunya reorientasi baru dalam pembangunan, yaitu
pendekatan pembangunan yang memperhatikan lingkungan dan pembangunan
yang berwajah manusiawi. Pendekatan tersebut menempatkan manusia sebagai
faktor kunci yang memainkan peran penting dalam segala segi. Proses
pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang populis, konsentrasi
pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan mengedepankan fasilitas
pembangunan pada usaha rakyat kecil.
Bertolak dari model pembangunan yang Humanize tersebut maka dibutuhkan
program-program pembangunan yang memberikan prioritas pada upaya
memberdayakan masyarakat. Dalam konteks Good Governance ada tiga pilar yang
harus menopang jalannya proses pembangunan, yaitu masyarakat sipil, pemerintah
dan swasta. Oleh karena itu SDM masyarakat menjadi pilar utama yang harus
diberdayakan sejak awal.
Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat
hendaklah disertai transformasi secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi,

23

social, budaya maupun politik. Sehingga akan terjadi keseimbangan antara
kekuatan ekonomi, budaya, social dan budaya.
Dengan adanya pemberdayaan, masyarakat dapat menjalankan pembangunan
dengan diberikan hak untuk mengelola sumber daya yang ada. Masyarakat miskin
diberikan

kesempatan

untuk

merencanakan

dan

melaksanakan

pogram

pembangunan yang telah mereka tentukan. Dengan demikian masyarakat diberi
kekuasaan untuk mengelola dana sendiri, baik yang berasal dai pemerintah maupun
pihak lain.
Pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan,
masyarakat, maupun pemerintah. Banyak praktisi pendidikan yang kurang
memperhatikan

aspek-aspek

penumbuhan

mental,

sikap,

dan

prilaku

kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah kejuruan maupun professional
sekalipun. Orientasi mereka, pada umumnya, hanya pada upaya-upaya menyiapkan
tenaga kerja yang siap pakai. Sementara itu, dalam masyarakat sendiri telah
berkembang lama kultur feodal (priyayi) yang diwariskan oleh penjajahan Belanda.
Sebagian besar anggota masyarakat memiliki persepsi dan harapan bahwa output
dari lembaga pendidikan dapat menjadi pekerja (karyawan, administrator atau
pegawai) oleh karena dalam pandangan mereka bahwa pekerja (terutama pegawai
negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh
masyarakat.
Akan tetapi, melihat kondisi objektif yang ada, persepsi dan orientasi di atas musti
diubah karena sudah tidak lagi sesuai dengan perubahan maupun tuntutan
kehidupan yang berkembang sedemikian kompetitif. Pola berpikir dan orientasi
hidup kepada pengembangan kewirausahaan merupakan suatu yang mutlak untuk
mulai dibangun, paling tidak dengan melihat realitas

24

Bibliografi :
Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia
Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (30-31)

Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia
Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (115-116)

Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia
Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (117-119)

(Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia
Komputindo, 2015, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto; (139-140)

https://mutosagala.wordpress.com/2012/04/04/entrepreneur-dariberbagai-sudut-pandang/
http://suarapengusaha.com/2012/02/11/memajukan-indonesia-denganmemperbanyak-entrepreneurship/
http://pinisi09.wordpress.com/2011/07/31/innovativeentrepreneurship-solusi-masa-depan/

25