Riset Akhir Program Sebuah Studi Self as

Riset Akhir Program

  Sebuah Studi Self-assessment bagi Gugus Kerja Seperlima Dalam Implementasi Kegiatan

  Penguatan Akses Pendidikan Kesehatan

  Reproduksi dan Seksual bagi Remaja

  Disusun oleh: Sari Damar Ratri, Djamilah, Anggoro Yudo Mahendro, Ni Nyoman Sri Natih S Penyunting: Dr. Irwan M. Hidayana Reviewer: Dr. Sari Monik Agustin

  Didukung oleh

Riset Akhir Program

  SEBUAH STUDI SELF-ASSESSMENT BAGI GUGUS KERJA SEPERLIMA DALAM IMPLEMENTASI KEGIATAN PENGUATAN

AKSES PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL BAGI REMAJA

  PUSAT KAJIAN GENDER DAN SEKSUALITAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

  UNIVERSITAS INDONESIA 2015

RISET AKHIR PROGRAM

  Sebuah Studi Self-assessment bagi Gugus Kerja Seperlima Dalam Implementasi Kegiatan

  Penguatan Akses Pendidikan Kesehatan

  Reproduksi dan Seksual bagi Remaja

  Disusun oleh: Sari Damar Ratri Djamilah Anggoro Yudo Mahendro Ni Nyoman Sri Natih S

  Penyunting: Dr. Irwan M. Hidayana Reviewer: Dr. Sari Monik Agustin

  Didukung oleh

  Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Sebuah Studi Self-assessment bagi Gugus Kerja Seperlima Dalam Implementasi Kegiatan Penguatan Akses Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja

  l Penyusun: Sari Damar Ratri, Djamilah, Anggoro Yudo Mahendro, Ni Nyoman Sri Natih S l Penyunting: Dr. Irwan M. Hidayana l Reviewer: Dr. Sari Monik Agustin l Fotographer: TIM l Desain: Ahmad Zulfikar Fauzi (zulfikar.fauzi88gmail.com)

DAFTAR ISI

  CHAPTER I

  I.1 Latar belakang, 5

  PENDAHULUAN I.2 Permasalahan dan Tujuan

  Penelitian, 6 I.3 Operasionalisasi Konsep, 10 I.4 Metode Penelitian, 12 I.5 Batasan Studi, 15

  CHAPTER II

  TEMUAN LAPANGAN

16 THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  LESSON REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  LEARNED

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas

PENGANTAR

  L Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI yang menjadi bagian dari gugus

  aporan ini merupakan hasil Riset Akhir Program: Sebuah Studi Self-assessment bagi Gugus Kerja Seperlima dalam Implementasi Kegiatan Penguatan PKRS bagi Remaja yang dilakukan oleh Pusat

  tugas yang dinamakan Seputar Permasalahan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Remaja (Seperlima). Riset ini dilakukan pada periode Desember 2014 hingga Maret 2015 oleh tim peneliti dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI yang dilakukan di empat wilayah, yakni DKI Jakarta, Bandung, Kulon Progo dan Jombang.

  Bentuk penelitian ini merupakan self-assessment dengan menggunakan metode kualitatif. Oleh sebab itu, dalam riset ini, refleksi kritis merupakan sumber data yang signifikan. Konsep self-assessment sendiri sangat relevan dalam melihat peran dari gugus kerja Seperlima, dengan pemetaan peran, tantangan, capaian, dan evaluasi khususnya tidak lagi dilihat dari masing-masing lembaga melainkan Seperlima secara utuh. Pada studi ini, desk review atas laporan-laporan kegiatan antara lembaga, merupakan faktor yang penting dan bukan hanya bersifat sebagai

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR pelengkap. Pada akhirnya, dengan memanfaatkan diskusi yang sifatnya STRENGTHENING STRENGTHENING

  REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH eksploratif, wawancara mendalam dan focus group discussion berguna AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION untuk memvalidasi data lebih jauh. THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Atas nama Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI kami mengucapkan banyak terima kasih kepada lembaga lain yang tergabung dalam Seperlima yang sudah membantu jalannya kegiatan riset akhir program ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada youth forum, forum guru, Pemda dan stakeholders, CSO di wilayah riset akhir program ini, yang telah berpartisipasi dalam wawancara dan diskusi-diskusi kelompok serta menerima kehadiran kami selama riset berlangsung. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat untuk kegiatan multi- partnership yang berkelanjutan ke depannya.

  Salam hangat, Tim Peneliti

  Pusat Kajian Gender dan Seksualitas

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Universitas Indonesia

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian

PENDAHULUAN

  S 2014, yang bersifat multi-partnership antara Pusat Kajian Gender dan

  elf-assessment ini adalah riset akhir yang dilakukan sebagai studi evaluasi atas kinerja Gugus Tugas SEPERLIMA (Seputar Permasalahan Kesehatan Reproduksi dan Seksual) selama 2012-

  Seksualitas FISIP UI, Pamflet (mulai tahun 2013 menggantikan Yayasan Jurnal Perempuan), PKBI, Rahima, dan HIVOS, dalam menjalankan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja.

  Gugus tugas Seperlima memfokuskan kegiatan pada upaya advokasi untuk mendorong akses remaja terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (selanjutnya disebut PKRS) yang komprehensif di Indonesia. Saat ini Seperlima tengah mengajukan judicial review

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR atas Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 sebagai sebuah STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS langkah tegas untuk hadirnya satu bentuk PKRS yang komprehensif (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  di seluruh Indonesia. Sewajarnya bentuk upaya perubahan di tingkat MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian

I.1 Latar belakang

  Selama tiga tahun berjalannya program, gugus kerja Seperlima melakukan intervensi dan implementasi ke arah perubahan akan akses PKRS di tingkat SMA dan pesantren. Berdasarkan sifatnya yang multi partnership,

  maka gugus tugas SEPERLIMA merupakan gugus tugas yang terdiri THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND atas institusi dengan visi dan misi berbeda. Oleh karenanya, program

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  ini mendapatkan tantangan sebagai sebuah kesatuan gugus tugas. MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  Gender dan Seksualitas UNIVERSITAS INDONESIA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Pusat Kajian

  Riset self-assessment inimengupayakan penelusuran atas kerja sama multi-partnership gugus kerja Seperlima dalam implementasi kegiatan “Penguatan Akses Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi dan Seksual.” Harapannya akan tergambar capaian-capaian kegiatan yang dapat digunakan sebagai rujukan program serupa bersifat multi-partnership di masa yang akan datang.

I.2 Permasalahan dan Tujuan Penelitian

  Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam program “Penguatan Akses Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi dan Seksual” menunjukkan adanya beragam isu yang dapat dikembangkan menjadi sebuah pembelajaran dalam program kegiatan serupa. Dari segi konten kegiatan, hasil studi baseline hingga endline menunjukkan bahwa proses pengayaan pengetahuan KRS nampak masih belum menunjukkan perubahan yang sifatnya seragam di tiap wilayah. Dengan demikian, perlu ditelaah lebih dalam mengenai keunggulan dan kelemahan di masing-masing wilayah terkait konteks implementasi penguatan akses remaja terhadap PKRS ini. Belum adanya payung hukum tegas terkait penyelenggaraan PKRS disinyalir menjadi penyebab keragu-raguan dalam menyampaikan materi PKRS. Dari sisi tersebut, assessment jejaring lokal dan nasional terhadap isu PKRS menjadi penting untuk dikembangkan terkait penguatan dan pengerahan masa peduli PKRS di Indonesia.

  Dari segi perpanjangan jaringan dan inisiatif lokal, self-assessment ini diharapkan mampu merekam kekurangan-kekurangan dalam kegiatan Seperlima yang belum sempat tersentuh. Singkatnya kegiatan self-assessment Seperlima ini tidak hanya berupaya menangkap isu- isu yang berkaitan dengan isi kegiatan, melainkan juga mengupayakan

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR untuk menangkap proses kerja sama antar lembaga di bawah naungan STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH Seperlima. Di samping itu, self-assessment ini nantinya diharapkan REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  menjadi acuan dalam program kegiatan serupa yang melibatkan antar

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  6 1

  1

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  lembaga yang memiliki beragam visi dan misi yang berbeda-beda.

  Sejak tahun 1990, laporan studi yang dilakukan oleh World Bank menyatakan bahwa “…the aid community began a candid self-assessment” (World Bank 2003: xvii). Hal ini menunjukkan bahwa self-assessment yang dilakukan oleh para praktisi pembangunan bukanlah hal yang baru. Salah satu dampak signifikan dari kesadaran untuk melakukan self-assessment adalah keinginan untuk memahami secara menyeluruh respon terhadap program-program pembangunan. Salah satunya, World Bank di tahun 1998 akhirnya memutuskan untuk menerapkan sebuah konsep baru yang disebut kemitraan (partnership) (Ibid). Dengan lahirnya konsep ini, program-program kegiatan World Bank mengubah konsepsi “bantuan” menjadi “mitra kerja.” Dengan anggapan antara donor penerima dan negara pengimplementasi memiliki status yang setara.

  Dalam kegiatan Penguatan Akses Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi dan Seksual di Indonesia, Hivos pada praktiknya telah mengupayakan satu alur administrasi dan ruang eksplorasi yang setara bagi keempat institusi lainnya di Seperlima. Bahwa upaya advokasi kegiatan diupayakan tidak hanya menjadi bagian akhir tujuan yang dimiliki Hivos, melainkan dimiliki bersama oleh keempat lembaga lainnya secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Upaya pengaturan kegiatan yang bersifat multi-partnership programs seperti kegiatan Seperlima ini tidaklah mudah (Lawrence dan Sete 2010: 4). Terdapat perbedaan visi dan latar belakang lembaga yang beragam dalam sebuah multi-partnerships programs yang menentukan hasil akhir kegiatan. Pusat Kajian Gender dan Seksualitas berinisiatif melakukan sebuah riset penuntasan program (exit-program research) yang merupakan program terakhir dari keterlibatan Puska Gender dan Seksualitas FISIP UI di dalam program kegiatan Seperlima. Sebagai kegiatan akhir, Pusat Kajian

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR Gender dan Seksualitas FISIP UI melakukan penelitian yang sifatnya self- STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH assessment atau biasa dikenal dengan “evaluasi dan estimasi diri.” Konsep REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  self-assessment sendiri sangat relevan dalam melihat peran dari gugus YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  1. Memetakan capaian gugus kerja Seperlima sebagai bentuk

  program multi-partnerships.

  2. Menggambarkan capaian kegiatan Seperlima (outcome)

  melalui refleksi kritis dalam mengusung isu PKRS.

  3. Mengidentifikasi faktor-faktor internal di dalam tubuh gugus kerja Seperlima (antar lima lembaga) dan eksternal di luar tubuh Seperlima (di luar lima lembaga) baik yang mendukung maupun yang menghambat gugus kerja.

  4. Menggali proses pembelajaran multi-partnerships program di THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  Indonesia.

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) 5. Mengidentifikasi rekomendasi yang bersumber dari Seperlima

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  bagi kegiatan PKRS yang berkelanjutan. MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian

I.3 Operasionalisasi Konsep

  Model multi-partnership program yang baik harus mampu mencakup empat kemampuan yang diantaranya: partnership (kemitraan), capacity (kapasitas atau kemampuan), komunikasi, dan manajemen (Lawrence dan Sette 2010: 6). Sebuah studi yang dilakukan oleh National Cancer Institute (NCI) dalam rangka membangun the Cancer Information Services, menemukan bahwa model partnership program memberi keuntungan tersendiri dalam implementasi kegiatan yang bersifat intervensi. Salah satu yang mereka temukan yakni, partnership program membuka kesempatan untuk mengaplikasikan data ilmiah yang didapatkan melalui riset ke dalam praktik-praktik kegiatan guna menghilangkan kesenjangan kesehatan (La Porta dkk. 2007: 35). Berdasarkan hal tersebut, kegiatan Seperlima yang selama ini dilakukan, telah menunjukkan adanya implementasi kegiatan melalui model partnership program yang serupa. Hasil-hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI merupakan salah satu contoh upaya menyediakan dasar pemikiran ilmiah pada program Seperlima, guna mempersempit kesenjangan di dalam implementasi program.

  Kapasitas dari setiap partner untuk mengimplementasikan dan mengatur aktifitas di sebuah multi-partnership program merupakan kunci keberhasilan dari program tersebut. Perlu diingat ketika mengidentifikasi kapasitas dari sebuah program, tidak hanya berbicara mengenai kapasitas dari partner yang mengintroduksi kegiatan, tetapi juga kapasitas dari stakeholders dan lembaga-lembaga di tingkat lokal (Lawrence dan Sette 2010: 7-8). Pada studi baseline sudah dilihat peran Pemda dan stakeholders dalam PKRS di sekolah. Akan tetapi yang perlu dilihat bagaimana kapasitas dari masing-masing lembaga (partner) dalam menguatkan peran Pemda dan stakeholders lokal tersebut. Kapasitas

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR dari isu yang diangkat pun menjadi penting untuk diperhatikan, hal ini STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  berguna untuk mengukur capaian hasil program. THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  Strategi komunikasi yang baik merupakan kunci dari keberhasilan YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Sesungguhnya model assessment yang memfokuskan pada isu manajemen telah lebih dahulu dilakukan oleh Hivos sebagai lembaga donor melalui mid-term review, dengan melibatkan reviewer luar. Oleh karenanya studi ini lebih memfokuskan pada isu refleksi-evaluatif atas program kegiatan berjalan walaupun dalam self-assessment ini, manajemen tetap akan menjadi salah satu indikator terhadap Seperlima. Artinya setiap komponen manajemen akan dielaborasi dari sudut pandang konten kegiatan (isu) dan juga model multi-partnership program.

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas

I.4 Metode Penelitian

  Bentuk penelitian ini merupakan self-assessment dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang bertujuan memberikan evaluasi berupa refleksi kritis atas kinerja gugus tugas SEPERLIMA. Teknik pengumpulan datanya menggunakan desk review atas hasil laporan penelitian sebelumnya di level nasional dan lokal, wawancara mendalam dengan para informan terkait, serta Focus Group Discussion (FGD). Penelitian ini dilakukan di empat wilayah yakni, DKI Jakarta, Bandung, Kulon Progo dan Jombang.

  DKI Jakarta mewakili wilayah intervensi Pamflet dan PKBI. Di Jakarta, self-assessment ini akan lebih memfokuskan pada indikator capaian nasional PKBI dan capaian program Pamflet di tingkat lokal dan nasional. Bandung dan Kulon Progo mewakili wilayah dampingan PKBI dan terakhir Jombang mewakili wilayah dampingan Rahima.

  Dengan menggunakan konsep self-assessment (ada pula yang menyebutnya sebagai peer-assist) penelitian ini menggali peranan, rentang penjangkauan dan konteks PKRS di dalam dampingan Seperlima, kelebihan dan kekurangan baik dari segi isu kegiatan, administrasi dan kelembagaan di level lokal. Oleh karena program Penguatan Akses Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi dan Seksual merupakan multi- partnership program, self-assessment yang dilakukan pada studi ini tidak hanya melihat kondisi di lapangan melalui garis bilateral satu lembaga di wilayah dampingan saja. Akan tetapi, melihat peranan Seperlima (sebagai multi-partnership) di dalam wilayah tersebut. Pada masing-masing kota wilayah dampingan dilakukan:

I. Desk review atas laporan antar lembaga mengenai kegiatan PKRS Seperlima

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: Desk review di level nasional dan lokal. Peneliti mengumpulkan bahan-

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING bahan studi literatur terhadap notulensi hasil rapat dan hasil laporan

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  kegiatan. Termasuk di dalamnya melakukan diskusi terkait hasil-hasil laporan THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  Lies Marcoes, Reviewers: yang akan dikaji lebih jauh sebagai bahan rujukan refleksi kritis Seperlima. Reviewers: Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

II. Wawancara mendalam

  Wawancara mendalam dilakukan terhadap satu program director (pendamping) PKBI wilayah atau satu mitra Rahima, program director Pamflet, anggota legislatif, wawancara mendalam kepada dua kepala sekolah dampingan, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi masyarakat yang memiliki program PKRS, lembaga anggota aliansi atau koalisi PKRS, kantor KB dan Pemberdayaan Perempuan, tokoh agama dan tokoh adat. Total informan untuk wawancara mendalam adalah 15 informan.

  FGD dilakukan di setiap kota terhadap kelompok siswa (laki-laki dan perempuan), guru-guru, dan LSM lokal. Di tiap kota dilaksanakan (setidaknya) tiga kelompok FGD. Masing-masing FGD akan melibatkan

  6 – 12 orang partisipan.

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  Gender dan Seksualitas UNIVERSITAS INDONESIA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Pusat Kajian

I.5 Batasan Studi

  Studi ini memiliki keterbatasan penelitian yang membuatnya jauh dari hasil sempurna. Dari segi metode penelitian, disebutkan dalam proposal penelitian, bahwa studi literatur merupakan poin penting dalam penelitian ini. Akan tetapi dengan keterbatasan waktu, lembaga-lembaga yang tergabung di dalam Seperlima belum memberikan hasil laporan kegiatan yang pernah dilakukan terkait kegiatan penguatan akses remaja terhadap PKRS. Hal ini membuat peneliti kesulitan menganalisis dan menggali temuan yang sifatnya kritis dan ekploratif. Meski demikian, keterbatasan ini memberi catatan tersendiri dari proses evaluasi kegiatan. Tim peneliti sadar, penelitian kritis-evaluatif dalam kegiatan multi- partnerships, di mana Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI ikut di dalamnya, memiliki isu yang cukup sensitif sehingga partisipasi aktif tiap lembaga menjadi sangat penting dan perlu didorong untuk kegiatan penelitian serupa di masa yang akan datang. Melalui penelitian ini, Seperlima telah berupaya meletakkan satu fondasi yang kuat sebagai contoh langkah evaluasi diri

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: dan upaya preventif sehingga hambatan dan

ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR tantangan yang muncul pada kegiatan multi- STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) partnerships di masa yang akan datang dapat

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  diatasi dengan baik. MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND Reviewers: MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

TEMUAN LAPANGAN

  G fenomena mengenai akses PKRS di sekolah umum dan pesantren.

  ugus kerja Seperlima dapat dilihat tidak hanya sebagai satuan pelbagai lembaga yang mengusung kerja advokasi semata, namun lebih luas Seperlima hadir sebagai sebuah diskursus

  Penting untuk dipetakan sejauh mana capaian Seperlima, baik sebagai lembaga multi-partnership maupun sebagai wacana advokasi itu sendiri. Temuan penelitian ini dianalisis melalui 2 kategori, yaitu:

  1. Analisis Lembaga

  2. Analisis Strategi Advokasi

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: II.1.i Analisis Lembaga : Capaian SEPERLIMA sebagai Gugus

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO Tugas SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  Program kegiatan Penguatan Akses Remaja terhadap Kesehatan THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  Rerproduksi dan Seksual, merupakan program tiga tahun yang dimulai MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

TEMUAN LAPANGAN

  sejak November 2011 hingga Desember 2014, dengan tujuan untuk menerapkan dan memantapkan PKRS di sekolah-sekolah (Marcoes dan Fuadah 2014). Selama tiga tahun berjalannya kegiatan, Seperlima sebagai sebuah lembaga telah menunjukkan adanya capaian-capaian kegiatan pengusung penguatan akses PKRS bagi remaja.

  Untuk memperkuat implementasi dan advokasi PKRS, Hivos sebagai pemrakarsa kegiatan juga melibatkan organisasi-organisasi lain yang memiliki kesamaan pandangan untuk bergabung dalam tim itu. “Dalam pemilihan lembaga kita punya need assessment dan rasanya tidak salah. Walau YJP keluar ngga masalah karena yang kita tuju kan youth- nya yang akhirnya bubar membentuk Pamflet. Lalu Rahima karena kita

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  butuh pesantren, melihat Indonesia mayoritas Islam” kata program officer ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) Hivos untuk Seperlima. “Spesifik objective-nya kan penguatan PKRS...”

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  tambahnya lagi. Berdasarkan kutipan wawancara beberapa waktu yang MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Gender dan Seksualitas Pusat Kajian UNIVERSITAS INDONESIA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Gender dan Seksualitas Pusat Kajian

  Meski demikian, kecenderungan yang terjadi pada program kegiatan yang menerapkan model multi-partnerships tidaklah mudah (Lawrence dan Sete 2010: 4). Terdapat perbedaan visi dan latar belakang lembaga yang beragam dalam sebuah multi-partnerships program yang menentukan hasil akhir kegiatan. “Kalau tidak salah yang buat proposal itu Pak Mukhotib dari PKBI, goalnya advokasi di tingkat nasional bukan daerah. Rahima fokus ke Kemenag, PKBI fokus ke Kemendiknas. Sayangnya kita enggak tau step-step kebijakannya seperti apa,” tegas Founder and General Coordinator Pamflet. Dengan demikian, motor pergerakan kegiatan di dalam Seperlima sejatinya ialah PKBI dan Rahima dalam implementasi program. Sementara Pamflet dan Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI mendukung advokasi dengan publikasi dan penelitian. Peran Hivos kemudian diharapkan mampu melakukan koordinasi, memonitoring kegiatan, mengorganisir pertemuan rutin, dan melakukan support administrasi serta finansial bagi keempat lembaga lainnya (Marcoes dan Fuadah 2014). Peranan Hivos sangat signifikan dalam mendorong pencapaian yang terjadi di dalam Seperlima. Meski fungsi identifikasi kebutuhan penguatan kapasitas dan melakukan training terhadap kelemahan lembaga masih menjadi catatan penting yang belum dilakukan oleh Hivos.

  Selain itu penyamaan dan pembagian fungsi serta peranan di dalam tubuh Seperlima sudah berhasil dipetakan melalui tahap perencanaan kegiatan, akan tetapi dalam implementasinya masih belum dilakukan

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR secara optimal. Dalam upaya menjalankan tugasnya sebagai penyedia data STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH akademis bagi kegiatan advokasi, Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  UI masih bekerja secara terpisah. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Tanggung jawab Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI sebagai penyedia data ilmiah masih dianggap kurang praktis dengan adanya laporan kegiatan yang tebal. Meski demikian kelemahan ini telah berhasil disinambungkan melalui pertemuan rutin sebelum dan setelah penelitian, sebagai salah satu cara koordinasi dan komunikasi. Dalam praktiknya, Rahima memilih melakukan baseline research yang dianggap lebih aplikatif dan sesuai dengan karakteristik kerja di lokasi mereka. Belum dimanfaatkannya hasil kajian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI menunjukkan masih lemahnya kepaduan di antara Seperlima,

  I.H. mengatakan, “…masing-masing lembaga punya karakter sendiri, dan saat midterm itu sudah disebutkan oleh Lies Marcoes bahwa dalam waktu satu setengah tahun Seperlima belum menjadi jaringan yang solid, karena masing-masing masih menjalankan programnya sendiri-sendiri.” Berdasarkan uraian di atas, Secara umum, capaian Seperlima dalam analisis lembaga menunjukkan antara lain;

  1. Pentingnya dilakukan pemetaan kekuatan dan kelemahan lembaga untuk meningkatkan kapasitas dan pemberian training untuk mengisi kelemahan lembaga

  2. Pentingnya optimalisasi implementasi sesuai dengan yang disepakati

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  dalam pembagian fungsi dan tugas pada tahap perencanaan kegiatan ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  3. Pentingnya mengkaji laporan penelitian sebelumnya agar terjadi REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  studi yang berkesinambungan

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  II.1.ii Analisis Strategi Advokasi : Capaian SEPERLIMA dalam

  Strategi Advokasi

  PKBI sebagai motor utama pelaksanaan PKRS di dalam Seperlima membuat indikator keberhasilan advokasi PKRS ialah tercantumnya PKRS dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tim peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI terlebih dahulu menyiapkan gambaran di pelbagai lokasi riset, bahwa implementasi PKRS di sekolah yang dipetakan terbukti melalui metode penyampaian yang sangat beragam. Keragaman pilihan metode kemudian menjadi sebuah diskusi yang cukup panjang yang dilakukan oleh Seperlima, yang dalam proses ini akhirnya memengaruhi pula tujuan di dalam judicial review.

  Pilihan metode penyampaian (antara terintegrasi atau melalui insersi pada mata pelajaran tertentu) PKRS juga menuai komentar dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk). Menurut Ibu Noor Inriastuti, “PKRS itu harus terintegrasi, karena pelajaran itu relevan dengan beberapa pelajaran yang sudah ada. Jangan hanya Penjaskes

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO

  REPRODUCTIVE HEALTH YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas

  Implementasi PKRS yang sejak awal ingin diseragamkan memang masih mendapat kendala. Di internal Seperlima, Rahima, pengimplementasian PKRS di lingkungan pesantren pun memiliki kendala yang berbeda dengan sekolah umum. “Dalam ilmu pesantren PKRS bisa masuk dalam kajian fiqh, fiqh toharoh (bersuci), fiqh munakahat (perkawinan). Saat ini Rahima sudah memiliki modul yang disesuaikan dengan komunitas kepesantrenan yang akan digunakan oleh guru dan peer educator. Modul tersebut dibuat oleh para guru di Jombang dan Kediri,” kata A.E, Direktur Rahima.

  Beragamnya pendapat dan juga fakta yang ditemukan dalam penelitian terkait dengan implementasi PKRS di lapangan memang menjadi kendala tersendiri ketika mencoba memutuskan arah advokasi yang akan diambil oleh Seperlima. Hal ini seperti yang diakui oleh I.H., Ketua Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI, “Puska mengamini JR karena Puska tidak punya pengalaman tentang JR. Dan awalnya PKBI menganggap bahwa mengganti ayat itu selesai dan mudah dilakukan. Ternyata kan faktanya tidak seperti itu.” Meski demikian, dalam proses diskusi dan koordinasi lebih lanjut yang dilakukan oleh internal Seperlima, akhirnya pilihan melakukan Judicial Review melalui revisi pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Seperlima berhasil mencapai kesepakatan utuh. Hal ini merupakan sebuah capaian tersendiri dari Seperlima

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  melalui koordinasi dan manajemen. ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  Kebulatan suara dalam advokasi Seperlima memang patut diakui REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR) THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  sebagai sebuah keberhasilan, akan tetapi saran terhadap pilihan Judicial MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Review muncul sebagai tantangan yang perlu dievaluasi bersama. Meski ada perbedaan substansial mengenai perlu atau tidaknya Judicial Review dalam mendorong PKRS masuk dalam kurikulum muncul di dalam program multi-partnerships Seperlima, dijadwalkan akhir Desember tahun 2014 pendaftaran Judicial Review tetap akan dilakukan. Dalam proses ini, Seperlima dibantu oleh tim kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang seharusnya sudah dibentuk sejak awal, sebagai tim hukum advokasi pada Judicial Review.

  Saat ini, Seperlima sudah muncul sebagai jaringan pengusung Judicial Review bagi PKRS remaja di level nasional. Meski demikian kritik diri terhadap keputusan melakukan Judicial Review pun tetap dilakukan guna mengevaluasi dan mengambil manfaat bagi kegiatan serupa di masa mendatang. “Proses JR memang berjalan tetapi konsentrasi terpecah. Advokasi di MK belum optimal, kita masih fokus digerakannya. Tetapi pas mau ke atas belum siap,” kata V.H. Penanggung jawab program Seperlima dari Hivos. Hivos sebagai inisiator dan penyandang dana gugus kerja Seperlima, menekankan bahwa memang advokasi yang dituju secara nasional ialah masuknya PKRS dalam UU Sisdiknas. Di sisi lain, I.W. Direktur PKBI mengatakan, “Isu advokasi itu baru masuk di tahun ketiga, sebenarnya rumusannya adalah memasukkan PKRS dalam kurikulum. Nah jalur untuk menuju itu bukan hanya melalui Judicial Review, namun bisa juga memanfaatkan peraturan yang lainnya.” I.W. mengatakan salah satu peraturan yang sebetulnya bisa dimanfaatkan oleh Seperlima melalui diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN-AKSA). Perbedaan pendapat terkait strategi advokasi, hingga akhirnya memilih jalan Judicial Review.

  Momentum Judicial Review UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR Pendidikan Nasional pada awal tahun 2015 memang menjadi catatan STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH tersendiri. Kemunduran jadwal pendaftaran Judicial Review dilakukan REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  karena terjadi perubahan situasi politik nasional. Hal ini berdampak YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Berdasarkan saran yang diberikan oleh Puskurbuk, yang perlu diperhatikan dalam melakukan strategi implemetasi PKRS adalah “identifikasi kurikulum semua mata pelajaran yang terkait dengan PKRS, kemudian kita juga harus lihat panduan dari ITGSE, yang memang menjadi rujukan internasional. Comprehensive Sex Education (CSE) itu sudah ada di sana panduannya. Kita pilah-pilah apa saja

  tema-temanya, lalu dikaitkan dengan kurikulum kita. Dengan adanya THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

  ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND cantolan dengan kurikulum, biasanya baru guru mau menggunakan

  REPRODUCTIVE HEALTH REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  dan mengembangkannya,” kata Ibu Noor dari Puskurbuk. Walaupun MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S Reviewers: YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND Lies Marcoes,

  MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers:

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014

  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS INDONESIA Gender dan Seksualitas Pusat Kajian

  Perlu diingat bahwa tugas advokasi dan implementasi merupakan dua tugas berat yang nyatanya dilakukan oleh Seperlima. Dalam praktiknya, ketika implementasi dan advokasi dijalankan oleh sebuah lembaga, ternyata memang tidak mudah dan menemukan pelbagai tantangan serta hambatan dari masing-masing tugas tersebut. Akan tetapi yang perlu diperhitungkan yakni, kemampuan Seperlima dalam mengusung isu sensitif sebagai mainstreaming advokasi. “Seperlima sudah bisa menggaungkan isu seksualitas,” kata V.H. Di kalangan NGO yang membahas isu sejenis, Seperlima juga sudah cukup dikenal, “Eksistensi Seperlima di WPF sudah sering disebut-sebut, dan mau diajak kerja sama untuk isu KRS,” kata A dari Pamflet. Hal ini merupakan keberhasilan Seperlima yang berpotensi dalam membuka peluang berjejaring dengan lembaga lain di luar Seperlima. Dengan demikian, pelbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi Seperlima didasari oleh tanggung

  THE MIDDLE WAY AT MID-TERM: THE MIDDLE WAY AT MID-TERM:

ADVOCACY FOR ADVOCACY FOR jawab peranan yang cukup berat dalam advokasi dan implementasi. STRENGTHENING STRENGTHENING

  YOUTH ACCESS TO YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND SEXUAL AND

  REPRODUCTIVE HEALTH Kemampuan melakukan dua hal inilah yang perlu diingat sebagai capaian REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHTS AND RIGHTS (SRHR) (SRHR)

  THROUGH EDUCATION THROUGH EDUCATION

  yang berhasil diwujudkan oleh Seperlima. YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING MID-TERM REVIEW OF STRENGTHENING

  R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S R E P R O D U C T I V E H E A LT H A N D R I G H T S YOUTH ACCESS TO SEXUAL AND

  Reviewers: Reviewers: Lies Marcoes, Lies Marcoes, Anis F. Fuadah Anis F. Fuadah

  Photographer: Photographer: Ahmad Mauladi Ahmad Mauladi November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036 November 2011 – December 2014 Hivos – The Royal Norwegian Embassy INS – 110036

  UNIVERSITAS INDONESIA Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  II.1.iii Studi Kasus di Tingkat Lokal