Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Strategi Bersaing Grand Keude Kupie Ulee Kareng dan Gayo Jalan Sei Serayu No 85 Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Strategi
Pada awalnya konsep strategi (strategy) didefinisikan sebagai cara untuk
mencapai tujan (ways to achieve ends). Menurut Porter (dalam Sholihah : 2015),
berpendapat bahwa tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar
perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan dalam jangka panjang.
Menurut Kotler dan Keller (2009), strategi adalah proses manajerial untuk
mengembangkan dan menjaga keserasian antara tujuan perusahaan, sumber daya
perusahaan, dan peluang pasar yang terus berubah, dengan tujuan untuk
membentuk dan menyesuaikan usaha perusahaan dan produk yang dihasilkan
sehingga

bias

mencapai

keuntungan


dan

tingkat

pertumbuhan

yang

menguntungkan.
Menurut Thompson dan Strickland (dalam Suhartati dan Rossieta, 2012),
strategi merupakan alat bersaing yang perlu dimiliki oleh perusahaan dimana
dalam penerapannya memerlukan perencanaan, pengkoordinasian, pengawasan
serta pengevaluasian yang kuat dan akurat sehingga dapat menciptakan
keunggulan bersaing bagi perusahaan. Penerapan strategi khususnya pada level
bisnis merupakan pekerjaan yang memerlukan tantangan besar karena seringkali
penerapan strategi bisnis ini tidak mampu mengimbangi pencapaian sasaran yang
diharapkan. Penerapan strategi bisnis merupakan tugas penting bagi manajerial
dalam mencapai kesuksesan organisasi. Tugas manajerial dalam menerapkan dan
17
Universitas Sumatera Utara


melaksanakan

pilihan

strategi

ini

memerlukan

penilaian

yang

akan

mengembangkan kebutuhan kemampuan organisasi dan pencapaian sasaran yang
ditargetkan.
Pilihan strategi yang tepat akan menciptakan kinerja yang superior bagi

organisasi. Pilihan strategi ini menjadi bagian yang perlu diperhatikan dalam
penciptaan nilai bagi konsumen dan menghasilkan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan (Porter dalam Suhartati dan Rossieta, 2012). Tipe strategi yang dipilih
oleh perusahaan sebaiknya menyesuaikan dengan segala aktivitas dari setiap
fungsi dalam organisasi. Penyesuaian pilihan strategi dengan setiap aktivitas
fungsi dalam organisasi akan menciptakan keunggulan bersaing (competitive
advantage) yang terlihat dari kinerja yang superior bagi perusahaan dan setiap
tipe strategi yang dipilih oleh perusahaan sebaiknya memiliki keunikan dalam
melayani pangsa pasar yang ditargetkan. Strategi yang dipilih juga memerlukan
penyesuaian dengan setiap sumber daya internal khususnya yang berpengaruh
pada manajemen sumber daya manusia yang unik karena sumber daya manusia
merupakan bagian terpenting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sehingga
dengan adanya kepuasan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
tercipta keunggulan bersaing bagi perusahaan
Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing. Menurut Kotler dan Amstrong (2009), pada prinsipnya strategi dapat
dikelompokkan tiga strategi yaitu sebagai berikut:

18
Universitas Sumatera Utara


1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dalam orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya strategi
pengembangan pasar, strategi keuangan dan sebagainya.
2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi kepada investasi.
Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif
atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi strategi di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan memperhatikan faktor - faktor perubahan lingkungan baik eksternal
maupun internal karena sangat menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan,
sehingga dapat disusun strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif

perusahaan.
2.1.2. Strategi Bersaing
Lingkungan berubah secara terus menerus, sementara peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan sering tidak terduga dan sangat
kompleks. Oleh sebab itu, diperlukan suatu implementasi strategi dalam
menghadapi permasalahan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan, agar
perusahaan dapat berkembang dan mempertahankan keberlangsungan jalannya
perusahaan.

Strategi

bersaing

adalah

proses

untuk

mengembangkan,


mempertahankan kecocokan strategi diantara sasaran-sasaran dan kemampuan
perusahaan dan peluang-peluang yang terus berubah.

19
Universitas Sumatera Utara

Menurut Porter (dalam Suhartati dan Rossieta, 2012) menyatakan dua
strategi bersaing generic adalah cost advantage dan differentiation. Cost
advantage dicapai melalui reducing costs, dan differentiation meningkatkan
profitabilitas dengan menyediakan peningkatan level service. Peningkatan level
service disediakan melalui meng-capture order secara efisien, keberadaan produk,
pengiriman yang tepat waktu, transparansi informasi dan meningkatkan respon.
Keunggulan bersaing merupakan dasar bagaimana perusahaan mampu
menciptakan nilai untuk pembeli yang melebihi cost yang dikeluarkan perusahaan
untuk penciptaan nilai tersebut (Porter dalam Suhartati dan Rosietta, 2012). Nilai
merupakan apa yang diinginkan oleh pembeli yang mempunyai keinginan untuk
membayar, aliran penciptaan nilai yang superior yaitu bagaimana perusahaan
menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaingnya untuk mendapatkan
manfaat yang sama atau memberikan manfaat yang unik dengan harga yang lebih

tinggi. Dua dasar keunggulan bersaing ini adalah adanya cost leadership dan
differentiation.
Menurut Porter (dalam Suhartati dan Rossieta : 2012) menyatakan bahwa
perusahaan harus memiliki strategi kompetitif yang jelas dengan tujuan untuk
bersaing secara efektif dan memperoleh keunggulan kompetitif yang sustainable.
Porter mengusulkan bahwa perusahaan dapat memilih menjadi penyedia produk
dengan harga murah (cost efficiency strategy) atau penyedia produk yang unik dan
inovatif (innovation strategy). Strategi bersaing merupakan pencarian posisi
persaingan yang paling diharapkan oleh perusahaan terjadi di dalam industry.
Strategi bersaing bertujuan untuk membangun keuntungan dan posisi bertahan

20
Universitas Sumatera Utara

yang berlawanan dengan kekuatan yang menentukan persaingan industri.
Perbedaan setiap strategi bersaing yang digunakan perusahaan dalam arena
persaingan dalam industri dapat menciptakan keunggulan bersaing.
Menurut Kotler dan Amstrong (2009), perusahaan harus dapat
mengidentifikasikan pesaing dengan mengetahui persaingan dari sudut pandang
industri dan pasar. Industri adalah suatu kelompok perusahaan yang menawarkan

produk atau kelas produk yang merupakan pengganti erat satu sama lain.
Dengan kata lain dapat diambil suatu kesimpulan bahwa strategi bersaing
adalah mengenai tindakan yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk
membuat perusahaan menjadi lebih maju dan berkembang dan berada pada posisi
yang menguntungkan dalam tingkat persaingan dengan perusahaan lainnya.
Menurut Porter (dalam Sholihah, 2015), ada dua alasan mendasar dalam
menentukan strategi bersaing perusahaan. Pertama, adalah daya tarik industri
yang ditunjukan oleh profitabilitas industri dalam jangka panjang. Kedua, analisis
terhadap berbagai faktor yang akan menentukan posisi persaingan perusahaan di
dalam industri. Porter menyebutkan adanya lima kekuatan persaingan yang akan
berpengaruh terhadap profitabilitas suatu industri, yaitu:
a) Pesaing potensial (potential entrants), adalah perusahaan yang saat ini
tidak bersaing dalam satu industri tetapi memiliki kemampuan sumber
daya untuk memasuki suatu industri apabila perusahaan tersebut
berkehendak.
b) Pemasok (supplier), merupakan organisasi yang menyediakan input bagi
perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan tenaga kerja. Pemasok yang
memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan laba
bagi dirinya sendiri dan mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri
yang bergantung pada pasokan input dari pemasok tersebut.

c) Persaingan antarperusahaan dalam satu industri (Industry competitors),
menunjukkan perjuangan perusahaan dalam satu industri untuk
memperebutkan pangsa pasar (maket share) maupun pangsa pelanggan
21
Universitas Sumatera Utara

(customer share) melalui: penetapan harga produk, pengeluaran iklan dan
promosi, penggunaan tenaga penjualan, penerapan penjualan langsung,
maupun dukungan layanan purnajual.
d) Ancaman dari produk substitusi (substitute products), persaingan terhadap
produk tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk
yang sama, melainkan juga berasal dari perusahaan yang memproduksi
produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan
perusahaan.
e) Daya tawar pembeli (buyer), pembeli memiliki posisi penting terhadap
kelangsungan hidup perusahaan karena pendapatan penjualan (sales
revenue) yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan produk
perusahaan kepada pembeli. Posisi daya tawar pembeli terhadap
perusahaan yang menjual barang dan jasa ditentukan oleh dua hal utama
yaitu bargaining leverage (pengaruh tawar-menawar) dan price sensitivity

(sensitivitas harga).
Dalam menjaga tingkat kompetitif dari suatu perusahaan diperlukan
pengelolaan strategi yang baik.
2.1.3 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis yang berorientasi dengan pasar yaitu proses
manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar sasaran, keahlian dan
sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan
perencanaan strategis yaitu untuk membentuk dan menyempurnakan bisnis serta
produk perusahaan supaya memenuhi sasaran keuntungan dan pertumbuhan.
(Kotler, 2001:71).
Perencanaan

strategis

memberika

kerangka

kerja


bagi

kegiatan

perusahaan yang dapat meningkatkan ketanggapan dan berfungsinya perusahaan.
Perencanaan strategis membantu manajer mengembangkan konsep yang jelas
mengenai

perusahaan.

Selain

itu

perencanaan

strategis

memungkinkan

perusahaan mempersiapkan diti menghadapi lingkungan kegiatan yang cepat
berubah. Proses perencanaan strategis adalah sebagai berikut:

22
Universitas Sumatera Utara

1. Penetapan misi bisnis
2. Analisis lingkungan eksternal
3. Analisis lingkungan internal
4. Perumusan tujuan
5. Perumusan strategi
6. Perumusan program
7. Implementasi strategi
8. Pengawasan terhadap lingkungan eksternal dan internal.
2.1.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses

pengambilan

keputusan

strategis

selalu

barkaitan

dengan

pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,peluang,dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang
paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Telah diketahui pula
secara luas bahwa SWOT merupakan akronim untuk kata-kata “Strength”
(kekuatan), “Weaknesses” (kelemahan),
“threates”

(ancaman).

“opportunities”

(peluang)

dan

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh

suatu organisasi, termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman
merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau

23
Universitas Sumatera Utara

perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan. Jika dikatakan bahwa analisis
“SWOT” merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis strategi,
keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan
untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang. Hal ini
sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat
dalam tubuh organisasi dan biasanya upaya untuk memilih dan menentukan
strategi yang efektif untuk membuahkan hasil yang diharapkan.
Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting untuk menunjang
keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Untuk membuat/menentukan tujuan,
sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa
mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada.
Lingkungan tersebut dapat di bagi dua yaitu:
1. Lingkungan Eksternal (Lingkungan luar perusahaan)
2. Lingkungan Internal (Lingkungan dalam perusahaan)
Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar
perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini
akan

mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut

(Wahyudi 1996:47).
Unit bisnis harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan
faktor lingkungan mikro yang signifikan yang mempengaruhi kemampuannya
dalam menghasilkan laba.unit bisnis harus menetapkan sistem intelijen pemasaran
untuk menelusuri trend dan perkembangan penting serta semua peluang dan

24
Universitas Sumatera Utara

ancaman yang berhubungan dengannya. Pemasaran yang baik adalah seni
menemukan, mengembangkan,dan menghasilkan laba dari peluang-peluang ini.
Peluang pemasaran adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, di mama
perusahaan mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut
dengan menguntungkan (Kotler 2008:51).
Lingkungan internal yaitu kemampuan menemukan peluang yang menarik
dan kemampuan memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda.
Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya (Kotler
2008:55). Yang merupakan landasan pertama dalam

analisis SWOT dengan

mengidentifikasi Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) sedangkan,
landasan kedua dengan menindentifikasi Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses
(Kelemahan).
1. Opportunities (peluang)
Merupakan

situasi

utama

yang

mendukung

didalam

lingkungan

perusahaan, dan Opportunities berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan
gambaran mengenai Opportunities adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya,
perubahan atau keadaaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan
hubungan dengan pembeli atau penjual.
2. Threats (Ancaman)
Merupakan

kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa ancaman adalah faktor- faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi
ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun

25
Universitas Sumatera Utara

di masa depan. Memahami pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang
realistis dari antar strategi yang tersedia.
3. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan – termasuk satuan-satuan
bisnis di dalamnya adalah - antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komperatif oleh unit
usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber
keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari
para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan
akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
4. Weaknesses (Kelemahan)
Orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu
satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminatioleh para pengguna atau
calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

26
Universitas Sumatera Utara

2.15 Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak
masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah
sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang
penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti
keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah
dimodifikasi.
Usaha kecil adalah suatu usaha yang

memiliki sepuluh gerobak

untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua
atau tiga bahkan

lebih

cabang. Usaha kecil menurut surat edaran

Bank

Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK)
adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil
ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang
aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.
Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud
dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang
dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.
Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar,
belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap,
industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki

27
Universitas Sumatera Utara

lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang
menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun
temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Anoraga, 2002:45).
Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada
klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro
Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5
(lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara
5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.
Istilah entrepreneur dengan pemilik usaha kecil sering digunakan secara
bersamaan. Walaupun memiliki banyak kesamaan, tetapi terdapat perbedaan
signifikan antara keduanya dalam hal :
1. Jumlah kekayaan yang tercipta usaha entrepreneurship menciptakan
kekayaan secara substansial, bukan sekedar arus pendapatan yang
menggantikan upah tradisional
2. Kecepatan mendatangkan kekayaan – sementara bisnis kecil yang
sukses dapat menciptakan keuntungan dalam jangka waktu yang
panjang, entrepreneur menciptakan kekayaan dalam waktu yang lebih
singkat, misalnya 5 tahun.
Resiko pada entrepreneur tinggi, dengan insentif keuntungan pasti, banyak
entrepreneur akan mengejar ide dan kesempatan yang akan mudah lepas.

28
Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Mendirikan Usaha Kecil
Usaha kecil rentan akan kegagalan yang umumnya terjadi dalam
menerapkan sistem manajemen. Apakah sistem manajemen yang telah diterapkan
sesuai dengan skala usaha atau disebabkan oleh human error merupakan dua
kemungkinan penyebab kegagalan penerapan sistem manajemen dalam usaha
kecil. Dalam memulai usaha Nickels (2005:189) menyatakan terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membantu kesuksesan dalam
berusaha, yaitu:
1. Perencanaan Bisnis (Planning your business)
Merupakan langkah awal dalam memulai usaha. Business Plan berisikan
tentang semua aspek dari bsinis yang akan dijalankan, antara lain adalah target
pemasaran, keuntungan bisnis, sumber daya yang dimiliki, dan kualifikasi yang
diinginkan pemilik usaha.
2. Keuangan dalam bisnis (Financing your business)
Memulai suatu usaha harus memiliki beberapa sumber daya modal yang
potensial, yaitu: tabungan pribadi, keluarga, former employers (induk semang),
lembaga keuangan dan peemrintah.
3. Memahami Pelanggan (Knowing your customers)
Elemen yang paling penting dalam kesuksesan usaha kecil adalah
mengetahui pasar. Di dalam bisnis, sebuah pasar terdiri dari orang – orang yang
tidak puas dengan keinginan dan kebutuhan mereka yang kedua hal tersebut
mempunyai untuk membeli.

29
Universitas Sumatera Utara

4. Mengatur para pekerja (Managing your employees)
Usaha–usaha

yang

telah

tumbuh

menjadi

tidak

mungkin

bagi

entrepreneur apabila mereka tidak mengupah, melatih, dan memotivasi
karyawannya akan menjadi titik kritis.
5. Pencatatan Keuangan ( Keeping record accounting )
Pemilik usaha sering mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam
memulai dan menjalankan usaha kecil adalah aspek keuangan. Peranan komputer
sangat diperlukan pada pencatatan keuangan perusahaan dengan mencatat
aktivitas keuanagn antara lain adalah penjualan, pengeluaran, dan keuntungan.
Sistem komputerisasi yang sederhana cukup membantu usaha dalam pencatatan
keuangan diantaranya adalah pengendalian persediaan, jumlah pelanggan dan
daftar gaji.
2.2. Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai
relevansi dengan penelitian yang dilakukan, seperti disajikan pada tabel di bawah
ini :

No
1

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel Penelitian

Nama
Peneliti
Soni Dan Analisis
strategi
Mimin
pengembangan usaha kopi
(2014)
luwak (studi kasus UMKM
Careuh Coffe Rancabali,
Ciwidey, Bandung

Hasil Penelitian

Faktor internal dan ekternal
yang berpengaruh terhadap
UMKM
Careuh
Coffe
Rancabali adalah kondisi
finansial perusahaan, sumber
daya
manusia,
sikap
konsumen,
teknologi
informasi dan lokasi

30
Universitas Sumatera Utara

2

Munizu
(2010)

Pengaruh Faktor- Faktor
Eksternal
dan
Internal
Terhadap Kinerja Usaha
Mikro dan Kecil (UMK) di
Sulawesi Selatan.

3

Herman,
dkk, 2008

Analisis fator internal dan
eksternal
yang
terkait
masalah pelayanan prima di
apotek

4

Ginting
(2006)

Analisis SWOT terhadap
strategi pemasaran jasa pada
Hotel
Danau
Toba
Internasional Medan

Faktor internal dan eksternal
berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja usaha mikro
kecil di Sulawesi Selatan,
faktor itu meliputi modal,
pemasaran, dan sumberdaya
manusia.
Peluang cukup besar namun
kelemahan dari usaha ini
adalah informasi, komunikasi
dan edukasi,sehingga perlu
diadakan
pelatihan
dan
pembelajaran
Pengidentifikasian,
penganalisaan, penerapan dan
pengendalian SWOT dalam
lingkungan eksternal dan
internal secara efektif dan
efisien yang pada akhirnya
dapat meningkatkan volume
penjualan
sebagaimana
diharapkan perusahaan dalam
pemilihan strategi yang tepat
dalam pengambilan keputusan
strategi yang sesuai untuk
mencapai misi dan tujuan
perusahaan yang optimal

2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian itu ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar
variabel masalah yang telah d2dentifikasi melalui proses wawancara, observasi,
dan survey (Kuncoro, 2009:52).
Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu
situasi juga dapat mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan
kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan
internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-

31
Universitas Sumatera Utara

kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan
faktor-faktor strategis.
Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis
lingkungan

internal

(Strengths-Weaknesses)

dan

lingkungan

eksternal

(Opportunities-Threats) perusahaan adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2004:18).
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis lingkungan internal
(Strengths-Weaknesses) dan lingkungan eksternal (Opportunities-Threats) pada
usaha kecil Kuede Kupie Ulee Kareng & Gayo Jl Sei Serayu No 85 Medan 5
yang menjual produk kopi khas aceh. Berikut ini adalah kerangka konseptual:
Lingkungan Internal
(X1)
Strategi Bersaing
(Y)
Lingkungan Ekstenal
(X2)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

32
Universitas Sumatera Utara