HUBUNGAN PERSEPSI PADA LINGKUNGAN SEKOLA

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

ISSN-P: 2549-1725

HUBUNGAN PERSEPSI PADA LINGKUNGAN SEKOLAH
TERHADAP KESUKSESAN AKADEMIK SISWA
Rinandita Wikansari
Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia Politeknik APP Jakarta
Jl Timbul 34, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Email: rinandita-w@kemenperin.go.id

Abstrak - Salah satu tujuan pendidikan menengah umum adalah untuk mengembangkan nilai-nilai
dan keterampilan sosial. Nilai-nilai sosial sangat penting bagi anak didik, karena berfungsi sebagai
acuan bertingkah laku terhadap sesamanya, sehingga dapat diterima di masyarakat. Namun,
kompetensi sosial dan prestasi akademik banyak dilaporkan mengalami masalah selama masa remaja
awal. Eksplorasi mengenai keterikatan sosial dan lingkungan sosial sekolah masih jarang dijumpai,
padahal praktisi pendidikan dapat menggunakan hasil riset tersebut sebagai landasan rekayasa
menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif demi tercapainya kesuksesan akademik siswa. Subjek
berjumlah 344 siswa SMA negeri di kota Yogyakarta. Hipotesis pertama dalam penelitian ini, persepsi
siswa pada lingkungan sekolah memiliki hubungan langsung dengan kesuksesan akademik siswa.

Hipotesis kedua, persepsi siswa pada lingkungan sekolah memiliki hubungan tidak langsung dengan
kesuksesan akademik siswa, dimana keterikatan siswa pada sekolah berfungsi sebagai mediator.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan subjek siswa sekolah menengah atas. Pengukuran
melibatkan dokumen nilai rapor dan self report berupa skala kompetensi sosial, skala persepsi pada
lingkungan sekolah, dan skala keterikatan pada sekolah. Analisis dilakukan menggunakan analisis
mediasi melalui analisis regresi berganda. Hasil menunjukkan bahwa keterikatan siswa pada sekolah
dapat menjadi mediator hubungan antara persepsi siswa pada lingkungan sekolah dengan kompetensi
sosial siswa dengan model partial mediation .
Kata kunci: kesuksesan akademik, persepsi siswa pada lingkungan sekolah

Abstract - One of the general objectives of secondary education is to develop values and social skills.
Social values are very important for students, because it serves as a reference behave towards each
other, so as to be accepted in society. However, social engagement and academic achievement widely
reported decline during early adolescence. Exploration of social cohesion and social environment of
schools still rare, whereas education practitioners can use the results of such research as the
foundation engineering schools create a climate more conducive to achieve academic success of
students. The hypothesis of this research was the perception of students at the school have an indirect
relationship with the academic success of students, where the attachment of students at the school
acting as a mediator. This research was a survey on the subject of high school students. Measurement
involves document grades and self-report form of social competence scale, the scale of perception on

the school environment, and school attachment scale. Analysis was performed using mediation
analysis with multiple regression analysis. The results showed that the attachment of students at the
school could be a mediator of the relationship to the perceptions of students in the school environment
to the social competence of students with a model of partial mediation.
Keywords: academic success, perceptions of students in the school environment

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

19

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

ISSN-P: 2549-1725

jangka panjang untuk perkembangan akademik

PENGANTAR
Pada periode tahun 2008-2011, Laporan


dan sosial siswa (Rimm-Kaufman, 2011).

mahasiswa

Menurut Bronfenbrenner (1994), sebuah

Fakultas Psikologi Program Magister Profesi

mikrosistem adalah suatu pola dari aktivitas,

Psikologi

peran sosial, dan relasi interpersonal yang

Praktek

Kerja

Profesi


UGM

(LPKP)

menunjukkan

banyaknya

permasalahan di tingkat SMP dan SMA. Pada

dialami oleh orang yang berkembang.

jenjang SMP dan SMA, rendahnya motivasi

Kesuksesan

(32,8%) dan permasalahan sosial (26,1%) adalah

Akademik dan Kompetensi Sosial


permasalahan

yang

paling

mengemuka

di

banding permasalahan lain (LPKP, 2008-2010).
Hasil wawancara dengan guru BK di salah

Akademik:

Performansi

Definisi siswa sukses menurut institusi
tempat siswa berada seharusnya menjadi fokus
dari pelaksanaan misi dan visi, serta setiap usaha


anak

rendah

pendidikan, sukses diukur dengan performansi

cenderung menunjukkan prestasi tidak seoptimal

akademik, atau seberapa baik siswa dapat

teman-temannya

memenuhi

keterampilan

yang

pandai


sosial

bersosialisasi.

2007).

institusi

intervensi

dengan

(HETS,

Pada

satu sekolah unggul di kota Yogyakarta, anak-

standar


yang

ditetapkan

oleh

Siswa-siswa yang menunjukkan salah satu atau

pemerintah lokal dan institusi itu sendiri (Bell,

beberapa ciri berikut: memiliki sedikit teman,

2012).

sering bertengkar dan berdebat dengan teman

Remaja yang sukses secara akademik lebih

sekelas, menyalahkan orang lain atas masalah


lambat terlibat dalam aktivitas seksual aktif

yang muncul, tidak menunjukkan kemampuan

(Schvaneveldt, Miller, & Berry, 2001), memiliki

untuk menyelesaikan masalah dengan teman

self-esteem yang lebih tinggi (Filozof, Albertein,

sekelas, gagal mengontrol diri sendiri, tidak

& Jones, 1998), memiliki tingkat depresi dan

disenangi oleh orang lain; cenderung tidak

kecemasan yang lebih rendah (Cicchetti & Toth,

terlibat banyak dalam kegiatan ekstrakurikuler


1998; Liem, Dillon, & Gore, 2001), kecil

dan

kemungkinan menjadi pecandu alkohol dan

kegiatan

kelompok

lainnya

yang

berhubungan dengan pelajaran.

memiliki perilaku yang mengganggu lingkungan

Siswa yang merasa terhubung dengan


sosial (Kasen, Cohen, & Brook, 1998), serta

sekolah cenderung memiliki prestasi akademik

kecil kemungkinan terlibat tindakan kekerasan

yang lebih baik, termasuk dalam peringkat dan

(Hallfors dkk, 2002; Schulenberg dkk, 1994)

nilai ujian yang lebih tinggi, memiliki presensi

Faktor internal individu seperti emosi,

yang lebih baik, bertahan di sekolah lebih lama

motivasi, dan keterikatan siswa pada sekolah

(Klem & Connell, 2004; Rosenfeld, Richman, &

ditengarai

Bowen,1998; Battin-Pearson, Newcomb, Abbot,

permasalahan dalam dunia pendidikan. Hasil

Hill, Catalano, & Hawkins, 2000; Barber &

penelitian Dharmayana (2010) menunjukkan

Olsen, 1997). Meningkatkan hubungan siswa

kompetensi emosi dan keterikatan pada sekolah

dengan guru penting, positif, dan berimplikasi

memiliki

peran

positif

terhadap

akademik

siswa

unggul.

Peran

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

sebagai

penyebab

beberapa

prestasi
inteligensi
20

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

ISSN-P: 2549-1725

terhadap prestasi akademik lebih berhubungan

Zakaria

(2004)

dalam

penelitiannya

dengan potensi prestasi akademik yang telah

menyebutkan bahwa ada hubungan yang positif

dimiliki sebelumnya.

antara

Kompetensi Sosial

akademik

Kompetensi sosial merupakan sesuatu yang

kompetensi

sosial

siswa.

menemukan

dengan

Setyasari

bahwa

(2009)

kualitas

prestasi
juga

persahabatan

kompleks, suatu konsep multidimensi yang

berperan positif terhadap kebahagiaan hidup

terdiri dari dimensi emosional, dimensi kognitif,

remaja. Lane, Givner, & Pierson (2004) dalam

dan dimensi perilaku, sebagaimana motivasi dan

penelitiannya mengidentifikasi

harapan terbentuk yang diperlukan untuk adaptasi

sosial spesifik yang dinilai guru sebagai hal yang

sosial yang baik.

penting untuk kesuksesan dalam kelas.

Steedly, Schwartz, Levin, & Luke (2008)

keterampilan

Keterikatan Siswa pada Sekolah

menyampaikan hal yang hampir serupa, bahwa

Definisi keterikatan siswa berupa partisipasi

keterampilan sosial tidak sama dengan perilaku,

dalam aktivitas sekolah, identifikasi siswa pada

namun lebih pada suatu komponen perilaku

sekolah, dan penerimaan nilai-nilai di sekolah.

untuk

dan

Partisipasi melibatkan perilaku dasar seperti

beradaptasi dengan berbagai kondisi sosial.

mematuhi aturan di sekolah dan di dalam kelas,

Walker

datang tepat waktu, memperhatikan guru, dan

membantu

dalam

individu

Steedly,

memahami

dkk

(2008)

mendefinisikan keterampilan sosial sebagai suatu

berpartisipasi

kompetensi yang a) membuat individu untuk

mengacu pada rasa memiliki, kedekatan sosial,

menginisiasi dan mempertahankan hubungan

hubungan dengan guru, rasa aman di sekolah dan

sosial yang positif, b) berkontribusi pada

penilaian siswa atas nilai kesuksesan di sekolah

penerimanaan

(Morse, Christenson, & Lehr, 2004).

teman

sebaya

dan

kepuasan

di

dalam

kelas.

Identifikasi

penyesuaian sekolah, dan c) membuat individu

Keterikatan siswa biasa digunakan untuk

untuk bertahan secara efektif dengan lingkungan

menunjuk keinginan siswa untuk berpartisipasi

sosial yang lebih besar. Keterampilan sosial juga

dalam aktivitas rutin di sekolah, seperti masuk

dapat didefinisikan dalam konsep pembelajaran

kelas,mengunpulkan pekerjaan, dan mengikuti

sosial emosional dengan menyadari dan mengatur

arahan guru di kelas (Chapman, 2003). Selain itu,

emosi, mengembangkan perhatian dan fokus

istilah

pada orang lain, membentuk hubungan positif,

mendeskripsikan keikutansertaan yang bermakna

membuat keputusan bertanggung jawab, dan

pada siswa terhadap lingkungan belajar, termasuk

mengatasi situasi menantang secara kunstruktif

partisipasi siswa dalam menyusun kurikulum,

dan beretika (Zins, Weissbert, Wang, & Walberg

manajemen kelas, dan iklim bangunan sekolah

dalam Steedly, dkk, 2008). National Association

(Fletcher, 2005). Selain itu, keterikatan siswa

of School Psychologists (2002) menyebutkan

juga mengacu pada keikutsertaan dalam aktivitas

bahwa keterampilan sosial yang baik penting

ekstrakurikular yang memberikan manfaat pada

untuk keberhasilan fungsi dalam kehidupan.

siswa untuk fokus pada pelajaran (Markwell,
2007).

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

tersebut

Beberapa

juga

digunakan

penelitian

untuk

menunjukkan
21

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

ISSN-P: 2549-1725

keterikatan siswa saling tumpang tindih, namun

bermasalah seperti dikeluarkan dari sekolah (Finn

tidak sama, dengan motivasi siswa (Sharan,

&

Shachar, & Levine, 1999).

mengungkapkan bahwa ketidkterikatan pada

Para

peneliti

telah

Rock,

1997).

Beberapa

pendidik

mendeskripsikan

sekolah sebagai masalah yang kerap muncul pada

keterikatan pada sekolah dalam tiga area:

siswa, bahkan masalah ketidakterikatan ini

perilaku, emosi, dan kognitif (Lippman & Rivers,

cenderung

2008; Fredricks, Blumenfeld, & Paris, 2004).

menengah pertama dan sekolah menengah atas

Konsep keterikatan pada sekolah oleh
Fredricks, Blumfeld, & Paris (2004) sebagai
berikut: 1) Keterikatan perilaku, 2) Keterikatan

akut

sepanjang

masa

sekolah

(Wigfield, Eccles, Schiefele, Roeser, & DavisKean, 2006).
Fredricks,

dkk.

(2004)

menyimpulkan

kognitif, 3) Keterikatan emosional. Engagement

bahwa ada bukti yang menunjukkan hubungan

(keterikatan)

antara keterikatan perilaku dan prestasi, namun

mencakup

perilaku

seperti

atensi/perhatian, usaha, persistensi, dan resistensi

kemungkinan

terhadap

mempengaruhi hubungan ini.

distraksi

maupun

emosi

seperti

antusiasme, rasa bangga, minat, dan kegembiraan
(Woolfolk, 2009b).

ada

faktor

mediator

yang

Persepsi pada Lingkungan Sekolah
Dalam kamus psikologi Chaplin (Kartono

merupakan

Kartini, 2005) lingkungan adalah totalitas atau

kepercayaan siswa bahwa orang dewasa dan

seluruh aspek gejala-gejala fisik dan sosial yang

teman

dengan

melingkupi atau mempengaruhi satu organisme

pembelajaran sebagaimana peduli dengan mereka

individual, atau bagian dari satu organisme.

sebagai individu. Remaja yang merasa terhubung

Untuk memahami hubungan antara pengalaman

dengan sekolah tidak rentan melakukan berbagai

di sekolah pada siswa sekolah menengah dengan

perilaku

keberfungsian perilaku dan psikologis di sekolah,

School

conectedness

sebaya

di

sekolah

beresiko

peduli

seperti

merokok,

penyalahgunaan alkohol dan narkotika, kekerasan

difokuskan

dan keikutsertaan dalam geng, serta inisiasi

psikologis sekolah atau yang juga disebut etos

seksual dini (Resnick, Bearman, Blum, Bauman,

sekolah (Good & Weinstein, 1986; Rutter, 1983),

Harris, & Jones, 1997).

budaya sekolah (Maehr, 1991), atau iklim

Siswa

lingkungan

berkonsentrasi pada pembelajaran, mematuhi

lingkungan psikologis untuk menekankan makna

aturan sekolah, dan menghindari perilaku buruk

lingkungan individu berada, yaitu persepsi siswa

secara umum memiliki peringkat dan performansi

pada lingkungan sekolah dan reaksi terhadap

yang

persepsi tersebut (Maehr, 1991).

baik
Caprar,

pada

ujian

(Bandura,
1996;

Moss dalam Fisher & Fraser (1990)

Caraway, Tucker, Reinke, & Hall, 2003; Finn &

menemukan tiga kategori umum yang dapat

Rock, 1997). Sebaliknya, siswa yang tidak terikat

digunakan dalam mengkonseptualisasi dimensi

dengan sekolah dan pembelajaran menunjukkan

individu

performansi

psikologis di sekolah. Tiga tipe dasar tersebut

buruk

&

sekolah

disebut

sekolah (Andersen, 1982). Penggunaan istilah

Barbaranelli,

masuk

yang

teratur,

lebih

yang

pada

dan

Pastorelli,

terlibat

perilaku

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

dalam

karakteristik

lingkungan

22

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

adalah:

1)

Aspek

ISSN-P: 2549-1725

hubungan,

2)

Aspek

perkembangan personal (otonomi, kompetisi), 3)
Aspek pemeliharaan sistem dan perubahan

memilih minat, dan struktur pembelajaran yang
tepat (Fredricks, Blumenfeld, & Paris, 2004).
Meningkatkan keterlibatan siswa di sekolah
muncul

sistem.
Ada hubungan negatif yang signifikan antara

sebagai

istilah

dengan

membutuhkan

perilaku

membolos

dalam

upaya

penyempurnaan sekolah. Tanpa memperhatikan

persepsi pelajar terhadap lingkungan sekolah
kecenderungan

sasaran

yang

digunakan,
koneksi

keterlibatan

siswa

psikologis

dalam

pelajar, begitu juga ada hubungan negatif yang

lingkungan akademik dan perilaku siswa aktif

signifikan

(Christenson & Havsy, 2004).

motivasi

antara

persepsi

berprestasi

pelajar

dengan

terhadap

kecenderungan

perilaku membolos pelajar (Mariana, 2010).

Berdasar permasalahan dan teori yang
disebutkan, maka dapat dibuat kesimpulan

Steedly, dkk (2008) menerangkan bahwa

formulasi penelitian seperti pada gambar 1..

kelas adalah salah satu lingkungan dimana siswa
diarahkan untuk belajar. Penelitian DeSantisKing,

Huebner,

Suldo,

&

Valois

(2006)

menyebutkan dukungan dari guru, orang tua, dan
teman sekelas mengkontribusi varian yang unik
dalam menilai

kepuasan sekolah, terutama

dengan guru.
Siswa yang merasa terhubung dengan
sekolah cenderung memiliki prestasi akademik
yang lebih baik, termasuk dalam peringkat dan
nilai ujian yang lebih tinggi, memiliki presensi
yang lebih baik, bertahan di sekolah lebih lama
(Klem & Connell, 2004; Rosenfeld, Richman, &
Bowen,1998; Battin-Pearson, Newcomb, Abbot,
Hill, Catalano, & Hawkins, 2000; Barber &
Olsen, 1997). Meningkatkan hubungan siswa
dengan guru penting, positif, dan berimplikasi
jangka panjang untuk perkembangan akademik
dan sosial siswa (Rimm-Kaufman, 2011).
Keterikatan

diasosiasikan

dengan

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Ada hubungan langsung antara persepsi
siswa pada lingkungan sekolah dengan
kesuksesan akademik.
H2 : Ada hubungan tidak langsung antara
persepsi siswa pada lingkungan sekolah,
dimana keterikatan siswa pada sekolah
sebagai mediator hubungan persepsi siswa
pada lingkungan sekolah dengan kesuksesan
akademik siswa.

hasil

akademik yang positif, termasuk prestasi dan

METODE PENELITIAN

ketekunan di sekolah; dan hasil akademik yang

Sampling dilakukan dengan metode quota

lebih tinggi di kelas dengan guru dan teman

sampling, yaitu dengan memenuhi jumlah subjek

sebaya yang mendukung, tugas-tugas yang

yang telah ditentukan. Penentuan sampel dalam

menantang

penelitian ini berdasarkan tabel Krecjie untuk

dan

otentik,

kesempatan

untuk

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

23

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

menentukan

sampel

ISSN-P: 2549-1725

taraf

diperoleh nilai reliabilitas skala (alpha-Cronbach)

signifikansi 5 %, yaitu sebesar 332 partisipan

α=0,976 sehingga dapat disimpulkan bahwa

untuk

aitem memiliki reliabilitas yang baik.

jumlah

(Martadiputra,

minimum

populasi
2012).

pada

sekitar

Berdasarkan

7.000
variabel

penelitian, pengukuran diperoleh melalui data
dokumen dan skala yang disusun oleh peneliti.
Performansi akademik adalah nilai mata

Tabel 4. Distribusi aitem dalam skala
kompetensi sosial
No.
1

pelajaran yang diperoleh dari tes akademik yang
dilakukan di sekolah. Data diperoleh dari
dokumen perolehan nilai siswa. Nilai siswa yang
digunakan adalah nilai rapor siswa saat kelas X
semester 1 dan semester 2. Masing-masing
semester terdiri dari 17 mata pelajaran, yaitu:
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Fisika,

Kimia,

Ekonomi,
Pendidikan

Biologi,

Sosiologi,

Sejarah,

Geografi,

Pendidikan

Agama,

Kewarganegaraan,

Pendidikan

Olahraga, Teknologi Informasi, Bahasa Asing,
Bahasa Jawa, Kesenian. Rumus yang digunakan
= 0,25 nh + 0,75 nts atau ns, dimana nh = ratarata nilai harian, nts = nilai tengah semester, ns =
nilai semester. Nilai harian diperoleh dari
ulangan harian, nilai tugas, nilai portofolio, dan
pekerjaan rumah. Nilai tengah semester diperoleh
ujian tengah semester yang bahan ujian gabungan
dari dua atau lebih kompetensi dasar. Nilai

Faktor
Emosi
- Regulasi afek

Nomor Aitem
F
UF

12
1, 13, 25,
31, 33, 35

Kognitif
12
- Sumber
2, 14
8, 20
informasi
3, 15
9, 21
- Keterampilan
memproses
- Pengambilan
4, 16
10, 22
perspektif
3
Perilaku
12
- Keterampilan
5, 17, 26
11, 23, 29
bercakap
6, 18, 27
12, 24, 30
- Perilaku
prososial
Total
36
* F adalah favorable items, UF adalah unfavorable items

Keterikatan pada sekolah. Hasil pengujian

analisis aitem pada skala keterikatan pada
sekolah diperoleh nilai corrected item-total
correlation yang berkisar antara r =0,704 hingga
r =0,966. Nilai koefisien korelasi minimum yang

digunakan dalam penelitian ini adalah r= 0,30.
Selain itu diperoleh nilai reliabilitas skala (alpha
Cronbach) α=0,990, sehingga dapat disimpulkan
bahwa aitem memiliki reliabilitas yang baik.

Tabel 5. Distribusi aitem dalam skala
keterikatan pada sekolah
No.

Komponen

bahan ujian dari gabungan kompetensi dasar

1

Keterikatan kognitif
- Motivasi
- Usaha
- Penggunaan
strategi
Keterikatan emosional
- Ketertarikan
- Nilai
- Emosi

dalam waktu satu semester (Kemendiknas, 2003).
2

aitem pada skala kompetensi sosial diperoleh
nilai

corrected

item-total

correlation

yang
3

berkisar antara r =0,436 hingga r =0,858. Nilai
koefisien korelasi minimum yang digunakan
dalam penelitian ini adalah r = 0,30. Selain itu

7, 19, 28,
32, 34, 36

2

semester diperoleh dari ujian semester yang

Kompetensi sosial. Hasil pengujian analisis

Jumlah

Keterikatan perilaku
- Melakukan tugas
sekolah
- Mengikuti aturan
Total

Nomor Aitem
F
UF

Jumlah
12

1,17
2,18
3,19

9, 25
10, 26
11, 27

4, 20

12, 28

5, 21
6, 22

13, 29
14, 30

7, 23, 33

15, 31,
35
16, 32,
36

12

12

8, 24, 34

36

* F adalah favorable items, UF adalah unfavorable items

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 19-32

24

Hubungan Persepsi pada Lingkungan Sekolah
terhadap Kesuksesan Akademik Siswa

ISSN-P: 2549-1725

Persepsi pada lingkungan sekolah. Hasil.

Tabel 10. Asumsi normalitas variabel
penelitian

pengujian analisis aitem pada skala persepsi pada
lingkungan sekolah diperoleh nilai corrected
item-total

correlation

yang berkisar antara

r =0,303 hingga r =0,798. Nilai koefisien korelasi

minimum yang digunakan dalam penelitian ini

Variabel

Signifikansi
(p)
0,262
0,0001

Kompetensi sosial siswa
Performansi akademik siswa
Keterikatan siswa pada sekolah
Persepsi siswa pada lingkungan
sekolah

0,810
0,369

Sebaran
Normal
Tidak
normal
Normal
Normal

adalah r = 0,30. Selain itu diperoleh nilai
reliabilitas skala (alpha Cronbach) α=0,899
sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

aitem

Tabel 6. Distribusi aitem dalam skala
persepsi pada lingkungan sekolah
Komponen

Nomor Aitem
F
UF

1.

Hubungan
- Dukungan
teman sebaya
1, 15, 29
8, 22, 33
- Keterlibatan
2, 16, 30
9, 23
2
Perkembangan
personal
- Otonomi
3, 17, 31
10, 24, 34
- Kompetisi
4, 18, 32
11, 25, 35
3
Pemeliharaan
sistem dan
perubahan sistem
- Inovasi
5, 19
12, 26
6, 20
13, 27
- Kejelasan
aturan
7, 21
14, 28
- Tekanan kerja
Total
* F adalah favorable items, UF adalah unfavorable items

Pengujian

hipotesis

a) Hasil uji linieritas keterikatan siswa pada
sekolah dan kompetensi sosial memiliki nilai F-

memiliki reliabilitas yang baik.

No.

Berdasarkan tabel 11, dapat diambil kesimpulan

menggunakan

deviation

from

linearity

signifikan

p

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25