MAKALAH PENGGUNAAN DISKUPER DISKUSI DAN

MAKALAH
PENGGUNAAN DISKUPER (DISKUSI DAN PERMAINAN)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA PEMAHAMAN
TEKS HORTATORY EXPOSITION
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA 2
SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

WARSANA, S.Pd.
NIP. 19691021 199512 1 001

SMA NEGERI 8 SURAKARTA
Makalah disampaikan pada Review Peningkatan Kompetensi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru SMA/SMK
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 pada tanggal 11 September 2015

PENGGUNAAN DISKUPER (DISKUSI DAN PERMAINAN)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA
PEMAHAMAN TEKS HORTATORY EXPOSITION

PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA 2
SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

WARSANA, S.Pd.
NIP. 19691021 199512 1 001
[email protected]

SMA NEGERI 8 SURAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul :
Penggunaan Diskuper (Diskusi dan Permainan) Untuk Meningkatkan
Kompetensi Membaca Pemahaman Teks Hortatory Exposition Pada Peserta
Didik Kelas XI MIA 2 SMA Negeri 8 Surakarta Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Identitas Peneliti:

Nama Lengkap

: Warsana, S.Pd.

NIP

: 19691021 199512 1 001

Pangkat / Golongan

: Pembina / IVa

Unit Kerja

: SMA Negeri 8 Surakarta

Lokasi Penelitian

: SMA Negeri 8 Surakarta


3. Waktu Penelitian : 4 bulan (Bulan Maret s.d. Bulan Juni 2015)
4. Biaya Penelitian : Mandiri
Surakarta,

September 2015

Pembimbing

Peneliti

Prof. Dr. Subyantoro, M. Hum.
NIP. 196802131992031002

Warsana, S.Pd.
NIP 19691021 199512 1 001

Kepala SMA Negeri 8 Surakarta

Dra. Hj. EP. Agustina, M.Pd.
NIP. 19600812 198710 2 001


HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul :
Penggunaan Diskuper (Diskusi dan Permainan) Untuk Meningkatkan
Kompetensi Membaca Pemahaman Teks Hortatory Exposition Pada Peserta
Didik Kelas XI MIA 2 SMA Negeri 8 Surakarta Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Identitas Peneliti:
Nama Lengkap

: Warsana, S.Pd.

NIP

: 19691021 199512 1 001

Pangkat / Golongan

: Pembina / IVa


Unit Kerja

: SMA Negeri 8 Surakarta

Lokasi Penelitian

: SMA Negeri 8 Surakarta

3. Waktu Penelitian : 4 bulan (Bulan Maret s.d. Bulan Juni 2015)
4. Biaya Penelitian : Mandiri
Surakarta,

September 2015

Pembimbing

Peneliti

Dr. Mulyadi HP, M. Pd..

NIP.

Warsana, S.Pd.
NIP 19691021 199512 1 001

Kepala SMA Negeri 8 Surakarta

Dra. Hj. EP. Agustina, M.Pd.
NIP. 19600812 198710 2 001

ABSTRAK
WARSANA.. Penggunaan Diskuper (Diskusi dan Permainan) Untuk
Meningkatkan Kompetensi Membaca Pemahaman Teks Hortatory Exposition
Pada Peserta Didik Kelas XI MIA 2 SMA Negeri 8 Surakarta Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan membaca pemahaman peserta didik
kelas XI MIA-2 SMA Negeri 8 Surakarta. Tindakan yang dilakukan peneliti
adalah dengan menggunakan metode Diskuper (Diskusi dan Permainan) dalam
proses pembelajarannya.

Sebelum tindakan diberikan peneliti terlebih dahulu melihat penguasaan
Bahasa Inggris para peserta didik khususnya reading comprehension. Dari
ulangan harian diketahui bahwa nilai rata-rata adalah 55 nilai tertinggi adalah 80
dan nilai terendah adalah 45.
Setelah diberikan tindakan dengan pembelajaran menggunakan metode
Diskuper (Diskusi dan Permainan) dengan jumlah anggota enam atau tujuh
orang per kelompok, hasil tes belajar peserta didik siklus I adalah nilai rata-rata
63,4 nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65.
Dari hasil tes belajar pada pra siklus dan siklus I tersebut diperoleh bahwa
nilai rata-rata meningkat meningkat 8,3 poin atau 15 % , nilai tertinggi naik 10
poin atau 12,5% , nilai terendah naik 20 poin atau 44,4% . Karena tindakan yang
dilakukan pada siklus I belum bisa mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu bahwa sekurang-kurangmya 85 % dari seluruh peserta didik
memperoleh nilai ≥ 70 , maka peneliti melakukan tindakan berikutnya yaitu
tindakan siklus II. Pada siklus II peneliti menggunakan metode Diskuper (Diskusi
dan Permainan) dengan jumlah anggota tiga atau empat orang per kelompok.
Dari hasil tes siklus II diperoleh data bahwa nilai rata-rata adalah 76,8 nilai
tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 60.
Berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata
meningkat 13,4 poin atau 21 % , nilai tertinggi naik 5 poin atau 5 %, nilai

terendah naik 15 poin atau 33,3 % . Sedangkan dari kondisi awal ke siklus II
diperoleh data bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 55 menjadi 76,8 ada
peningkatan sebesar 21,8 poin atau 39,6 %, nilai tertinggi naik dari 80 menjadi 95
ada peningkatan 15 poin atau 18,75 %, nilai terendah naik dari 45 menjadi 60 ada
peningkatan 15 poin atau 33,33 %
Jumlah peserta didik yang sudah mencapai KKM pada siklus II adalah
sebanyak 22 peserta didik dari 25 peserta didik. Itu berarti peserta didik yang
sudah tuntas sebanyak 88 %. Dengan demikian indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu bahwa sekurang-kurangmya 85 % dari seluruh peserta didik
memperoleh nilai ≥ 70 sudah tercapai.
Dari data hasil tes kondisi awal dan siklus II , peneliti menyimpulkan
bahwa ada peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui pembelajaran
dengan menggunakan metode Diskuper (Diskusi dan Permainan)
Kata kunci : ketrampilan membaca, Diskuper (Diskusi dan Permainan),
meningkat.

PRAKATA
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan, kemampuan
dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan makalah penelitian ini.
Atas selesainya penulisan makalah ini, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada Yth:
1. Bapak Prof. Dr. Subyantoro, M. Hum. selaku pembimbing.
2. Ibu Dra. EP Agustina, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta,
yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
tindakan kelas di sekolah.
3. Siswa kelas XI MIA-2 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015.
4. Keluarga tercinta dan teman sejawat yang selalu memberi dorongan
kepada peneliti untuk menyelesaikan makalah penelitian ini.
5. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam bentuk apapun
sehingga makalah penelitian ini dapat selesai dengan baik.
Meskipun dalam pembuatan makalah penelitian ini peneliti telah
berusaha sebaik mungkin tetapi peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Surakarta, September 2015
Peneliti


PENDAHULUAN
Keterampilan membaca merupakan salah satu kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh peserta didik SMA/MA. Kebutuhan untuk menguasai bahasa
Inggris, khususnya ‘readng’ merupakan kebutuhan yang mendesak sebagai
media komunikasi tulis. Namun, keterampilan membaca pemahaman peserta
didik kelas XI MIA-2 SMA N 8 Surakarta masih rendah. Hal ini dilatarbelakangi
oleh beberapa kebiasaan yang kurang baik pada saat membaca pemahaman,
penggunaan metode pembelajaran yang terkesan menjenuhkan, dan kurangnya
motivasi peserta didik dalam membaca pemahaman karena pelaksanaan
pembelajaran yang tidak menarik. Ketidaktertarikan peserta didik pada
pelaksanaan pembelajaran mengakibatkan aktifitas dan keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran sangat kurang. Peserta didik menjadi sangat pasif. Jika
aktifitas peserta didik sangat kurang akan berpengaruh pada rendahnya
penguasaan kompetensi, sebagaimana yang dikatakan Sardiman (1994:99)
aktifitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam proses
pembelajaran.
Dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman di SMA
disajikan berbagai jenis teks yang salah satunya adalah hortatory exposition.
Hortatory exposition merupakan salah satu teks yang sulit untuk dikuasai oleh
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari persentase penguasaan materi soal

Bahasa Inggris Ujian Nasional SMA/MA Tahun Pelajaran 2012/2013 di mana
persentase penguasaan teks hortatory exposition untuk peserta didik SMA
Negeri 8 Surakarta adalah 23.08% untuk indikator menentukan makna kata
tertentu, 28.85% untuk indikator menentukan informasi rinci tersurat dan 20.56%
untuk indikator menentukan gambaran umum teks esei berbentuk exposition.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca peserta didik kelas XI
MIA-2 SMA N 8 Surakarta diperlukan metode pembelajaran yang efektif, yaitu
metode yang bisa menumbuhkan minat belajar serta meningkatkan keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran. Diskuper merupakan gabungan antara
metode diskusi kelompok dan metode permainan sehingga akan efektif.bila
digunakan dalam pembelajaran Dalam pembelajaran dengan metode diskusi
peserta didik bisa mengoptimalkan semua sumber belajar karena “dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik tidak hanya belajar dari guru tetapi juga
dari sesama peserta didik” (Sugiyanto 2009:6). Sedangkan dalam pembelajaran

dengan metode permainan, peserta didik akan terhindar dari kebosanan karena
menurut Nurkamto dkk (2012:13) dalam game ada unsur rasa senang.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kompetensi
membaca teks hortatory exposition, hal tersebut dikarenakan metode yang
digunakan dalam pembelajaran tidak menarik sehingga peserta didik bosan
dalam pembelajaran. Masalah tersebut bisa diatasi dengan penggunaan metode
diskuper.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman menggunakan metode diskuper pada peserta didik kelas
XI MIA-2 SMAN 8 Surakarta,

2) seberapa besar hasil peningkatan yang

diperoleh peserta didik dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman
menggunakan metode diskuper, 3) bagaimanakah perubahan sikap dan tingkah
laku setelah mendapatkan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan
metode diskuper pada peserta didik kelas XI MIA-2 SMAN 8 Surakarta.
Dari rumusan masalah diatas, pemecahan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1) penggunaan metode diskuper dalam pembelajaran
membaca pemahaman teks hortatoty exposition pada peserta didik kelas XI MIA2 SMA Negeri 8 Surakarta dengan persiapan yang baik dari perencanaan hingga
pelaksanaannya, 2) peningkatan keterampilan membaca pemahaman teks
hortatory exposition peserta didik kelas XI MIA-2 SMA Negeri 8 Surakarta akan
nampak lebih baik karena dengan diskusi kelompok dan permainan akan
meningkatkan minat baca dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, 3)
perubahan perilaku peserta didik kelas XI MIA-2 SMA Negeri 8 Surakarta
setelah melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman teks hortatory
exposition dengan metode diskuper diharapkan akan tumbuh sifat aktif, antusias,
berani, percaya diri, dan kreatif dalam berbahasa Inggris.
Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan
proses pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan
metode diskuper pada peserta didik kelas XI MIA-2 SMAN 8 Surakarta, 2)
mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan
menggunakan metode diskuper pada peserta didik kelas XI MIA-2 SMAN 8
Surakarta , 3) mendeskripsikan perubahan tingkah laku pada peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan
metode diskuper pada peserta didik kelas XI MIA-2 SMAN 8 Surakarta.
Penulis berharap penelitian ini secara teoretis dapat menghasilkan model
baru dalam pembelajaran reading comprehension khususnya teks hortatory
exposition melalui metode diskuper sebagai acuan penelitian selanjutnya pada
pembelajaran yang sejenis. Secara praktis penelitian ini akan memberikan
kemudahan dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan
metode yang inovatif dan menyenangkan. Dengan menguasai bahasa Inggris
khususnya reading comprehension peserta didik akan mudah mengakses ilmu
yang tertulis dalam bahasa Inggris. Disamping itu, guru akan mendapatkan ilmu
baru dalam peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris khususnya
pembelajaran

reading

comprehension

yang

menarik,

menyenangkan,

berkualitas, kreatif, dan inovatif. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk memperkaya referensi yang bisa didokumentasikan di perpustakaan
sekolah.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Penelitian ini merujuk pada penelitian dari peneliti sebelumnya. Beberapa
penelitian yang berhubungan tentang keterampilan membaca pemahaman
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Hasyim (2011) yang berjudul

” Peningkatan Hasil Belajar Reading melalui Penerapan Strategi Kognitif pada
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Siswa Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Gowa”. Penelitian tersebut mengkaji keefektifan
strategi kognitif pada Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk
pembelajaran reading pada peserta didik Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu
Kabupaten Gowa. Hasil penelitian yang dicapai adalah: 1) hasil belajar reading
pada siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Gowa setelah
menerapkan strategi kognitif pada kooperatif tipe TAI mengalami peningkatan,
dilihat dari rata-rata yang diperoleh pada tes akhir Siklus I yaitu sebesar 59,62
sedangkan pada Siklus II sebesar 72,10, 2) melalui penerapan strategi kognitif
pada kooperatif tipe TAI keaktifan siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu
Kabupaten Gowa dalam belajar reading mengalami peningkatan, dan 3)
penerapan strategi kognitif pada kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran reading
dapat menarik minat siswa untuk belajar, sebab mereka dapat mengembangkan

cara berfikir mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing. Persamaan
penelitian ini sama-sama menfokuskan pada keterampilan membaca (reading)
sedangkan perbedaannya bahwa penelitian ini dilakukan dengan setting lokasi,
tempat, waktu, dan metode pembelajaran yang berbeda. Ardiningsih (2011)
melakukan

penelitian

yang

berjudul

“Upaya

Meningkatkan

Kemampuan

Membaca Teks Deskriptive melalui Think-Share and Shopping (Thishasho) pada
Peserta didik Kelas 7B SMPN 1 Duduk Sampeyan Gresik Semester II Tahun
Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitiannya adalah ada peningkatan kompetensi
membaca teks deskriptive melalui metode Thishasho. Hal tersebut ditunjukkan
dengan meningkatnya rata-rata tes pada siklus I sebesar 65 menjadi 75,62 pada
siklus II. Dari hasil penelitian tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa
penerapan metode kooperatif dapat meningkatkan kompetensi membaca peserta
didik.
Kedua penelitian tersebut mempunyai persamaan dengan penelitian yang
penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti kompetensi ‘reading’ dengan metode
yang bersifat kooperatif. Perbedaannya adalah terletak pada setting dan jenis
metode yang digunakan. Dari kedua penelitian tindakan kelas yang penulis
jadikan acuan di atas, penulis berkeyakinan bahwa tema penelitian yang sedang
penulis lakukan ini adalah permasalahan serius yang juga sering dihadapi oleh
sebagian besar para pendidik terhadap peserta didik mereka, khususnya
bagaimana meningkatkan keterampilan membaca pemahaman teks dalam
bahasa Inggris.
Hakekat Keterampilan Membaca
Nunan (1999:22) mengatakan bahwa :“Reading is usually conceived of as
solitary in which the reader interacts with the text in isolation.” Membaca selalu
dipahami bagaimana pembaca berinteraksi dengan apa yang terdapat dalam
teks. To read dalam bahasa Inggris juga berarti “memahami”. Memang, yang
terpenting dalam membaca adalah memahami isinya.
Sementara itu Wallace (2001:21) berpendapat bahwa membaca adalah
kegiatan yang berpusat pada pembaca. Seorang pembaca, ketika membaca,
secara terus menerus menggunakan strategi untuk memahami apa yang dia
baca. Dengan kata lain reading tidak hanya sekedar proses yang mana pembaca
mencoba untuk mengerti teks yang ia baca.

Sedangkan Pang et al (2003: 14) berpendapat: Comprehension is the
process of deriving meaning from connected text. It involves word
knowledge (vocabulary) as well as thinking and reasoning. Therefore,
comprehension is not a passive process, but an active one. The reader
actively engages with the text to construct meaning. This active
engagement includes making use of prior knowledge. It involves drawing
inferences from the words and expressions that a writer uses to
communicate information, ideas and viewpoints.
Dalam pendapat tersebut Pang menggarisbawahi bahwa membaca pemahaman
adalah suatu proses untuk mendapatkan makna dari teks yang dibaca. Dalam
proses tersebut melibatkan pengetahuan kosa kata maupun berpikir dan
memberi alasan. Membaca pemahaman bukanlah proses yang pasif tetapi
merupakan proses yang aktif. Pembaca dengan aktif terlibat dalam teks untuk
membangun makna.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman adalah suatu proses aktif mencari makna atau informasi dari teks
yang dibaca dengan menggunakan strategi untuk memahami teks yang dibaca
dan melibatkan pengetahuan kosa kata maupun berpikir dan memberi alasan.
Teks Hortatory Exposition
Yusak (2004:9) mengatakan bahwa “the social function of hortatory exposition is
to persuade the reader that something should or should not be the case”, tujuan
dari teks hortatory exposition” adalah untuk meyakinkan atau memberi
argumentasi pada pembaca atas suatu masalah. Dari definisi diatas berarti
dalam suatu teks hortatory exposition ada argumentasi dari penulis terhadap
suatu masalah tertentu. Hal senada juga diungkapkan Djauhari (2010: 341)
bahwa

dalam

teks

hortatory

exposition,

penulis

menyodorkan

pandangan/ide.opini.pendapat untuk mempengaruhi/membujuk pembaca untuk
memiliki sikap pro-kontra terhadap sesuatu dan untuk mengajak pembaca untuk
melakukan sesuatu. Teks hortatory exposition memiliki struktur: 1) thesis, yaitu
pernyataan pendapat penulis akan suatu kasus/fenomena, atau issue, hal yang
dipersoalkan, 2) argument, alasan mengapa ada keprihatinan dan mengarah
pada saran atau rekomendai, 3)

recommendation, pernyataan tentang

bagaimana seharusnya atau tidak seharusnya sesuatu ada atau dilakukan.
Dalam teks hortatory exposition sering menggunakan unsur kebahasaan tertentu
antara lain: 1) abstract noun, misalnya policy, government dan sebagainya, 2)

modals, misalnya must, should, dan lain-lain, 3) bahasa evaluatif, misalnya
important, necessary, significant, valuable, 4) kalimat pasif, 5) thinking verb,
misalnya I believe, I think.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa teks
hortatory exposition merupakan teks yang bertujuan untuk mempengaruhi,
membujuk ataupun mengajak pembaca untuk mengambil tindakan atas suatu
masalah.
Pengertian Metode Pembelajaran
Sugiyanto (2009:3) mendefinisikan bahwa metode pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yanng sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran benarbenar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Senada hal tersebut, Richard dan Rodgers (2001:247) mengatakan
“methods typically prescribe for teachers what and how to teach. Teachers have
to accept on faith the claims or theory underlying the method and apply them in
their own practice”, metode meresepkan kepada guru apa dan bagaimana
mengajar. Guru harus menerima dengan sepenuh hati teori-teori yang melandasi
metode tersebut dan menerapkannya dalam praktek mengajar mereka.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah rancangan konseptual berlandaskan teori-teori tertentu
sebagai pedoman

untuk merencanakan pembelajaran. Metode pembelajaran

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah GDG.
Metode Pembelajaran Diskuper
Metode pembelajaran diskuper merupakan metode gabungan antara
metode diskusi kelompok dan permainan (game). Metode ini bersifat kolaboratif
dan kooperatif serta kompetitif.
Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan
peserta didik atau kelompok peserta didik secara intensif untuk melakukan
pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat atas suatu persoalan,
kemudian membuat simpulan atau menyusun alternatif pemecahan masalah

tersebut. Metode diskusi yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan serta untuk membuat pertanyaan
dari bacaan.. Hal ini sangat berguna untuk saling memahamkan teman dalam
satu kelompok. Dalam diskusi kelompok “kesempatan untuk berbicara tidak
hanya didominasi oleh mereka yang suka berbicara, tetapi siswa yang malu
untuk berbicara di depan kelas atau di hadapan guru juga merasa lebih mudah
untuk mengungkapkan pendapat mereka di hadapan kelompok diskusi teman
sebaya mereka”. (Ur, 1990: 7)
Permainan adalah kegiatan yang mempunyai peraturan, tujuan dan unsur
kesenangan. Dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
terdapat dua

jenis permainan,

yaitu permainan komunikatif yang dibedakan

dengan permainan jenis kebahasaan (lingusitic). Permainan juga dapat dibagi
menjadi permainan yang bersifat kompetitif dan permainan yang bersifat
kooperatif. Selain sifatnya yang menyenangkan, permainan yang bersifat
komunikatif mempunyai potensi untuk menciptakan kegiatan komunikasi.
Permainan dalam penelitian ini bertujuan untuk melatih kosa kata peserta didik.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran membaca dengan diskuper yang peneliti lakukan adalah
diskusi kelompok yang ada unsur kompetisi dan permainan. Hal tersebut
dilakukan untuk lebih meningkatkan motivasi dan partisipasi peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
Diskuper ini akan menarik minat baca peserta didik sehingga peserta didik
akan termotivasi dalam pembelajaran membaca pemahaman. Ketika peserta
didik mengalami kesulitan, peserta didik bisa bertanya teman dalam satu
kelompok diskusi ataupun guru sehingga peserta didik merasa pembelajaran
membaca pemahaman menyenangkan dan tidak hanya membaca teks bacaan
yang kurang menarik minat peserta didik . Apalagi dengan adanya permainan
kosa kata, maka kosa kata akan lebih mudah dipahami. Dengan adanya
pembelajaran

membaca

pemahaman

dengan

metode

menciptakan suasana di kelas yang menyenangkan dan kreatif.
Hipotesis Tindakan

diskuper

akan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui diskuper dapat
meningkatkan kompetensi membaca pemahaman teks hortatory exposition pada
peserta didik

kelas XI MIA-2 Semester II SMA Negeri 8 Surakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015 serta akan terjadi perubahan perilaku peserta didik ke arah
yang positif.
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

penulis

lakukan

pada

saat

pembelajaran

reading

comprehension dalam teks berbentuk hortatory exposition,di kelas XI.MIA-2
SMA Negeri 8 Surakarta yang berjumlah 25 peserta didik terdiri dari 11 peserta
didik putra dan 14 peserta didik putri pada semester II tahun pelajaran
2014/2015, alasan penulis melakukan penelitian di kelas ini adalah karena
tingkat penguasaan reading comprehension pada teks hortatory exposition kelas
tersebut sangat rendah, khususnya ketika mereka harus menentukan gambaran
umum dan ide pokok suatu paragraf.. Oleh karena itu, sebagai subjek penelitian
ini adalah keterampilan membaca pemahaman peserta didik kelas XI.MIA-2 SMA
Negeri 8 Surakarta.
Desain penelitian pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masingmasing siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
tes, wawancara, observasi atau pengamatan, catatan harian guru, catatan harian
peserta didik, dan dokumentasi.
Analisis validasi data pada penelitian ini melibatkan kolaborator dalam
kegiatan wawancara dan jurnal guru, disamping oleh peneliti sendiri. Pada
validasi pengamatan penulis melibatkan orang yang ahli, untuk mengetahui
apakah lembar pengamatan telah mewakili data yang akan diambil.
Fokus penelitian ini adalah peserta didik kelas XI.MIA-2 SMA Negeri 8
Surakarta pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, dengan indikator
yang diteliti, peningkatan keterampilan reading comprehension, dengan jenis
data kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan perilaku yang menyertai
peningkatan keterampilan

reading comprehension, penulis menggunakan

instrumen pedoman wawancara, lembar pengamatan, kuesioner, dan lembar
kerja peserta didik.

Indikator kinerja dalam penelitian ini terdiri atas indikator data kuantitatif
dan indikator data kualitatif. Dalam indikator kuantitatif, penilaian dilakukan
berdasarkan tes tertulis. Indikator data kuantitatif penelitian ini adalah
ketercapaian target kriteria ketuntasan minimal peserta didik sebesar 70 dengan
jumlah peserta didik minimal 85% dari jumlah peserta didik keseluruhan.
Penilaian dalam indikator data kualitatif dilakukan berdasarkan teknik nontes.
Data tersebut diambil dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, catatan
harian atau jurnal guru dan peserta didik. Dari data-data tersebut, peserta didik
dapat dinyatakan berhasil jika proses pembelajaran membaca pemahaman teks
hortatory exposition melalui metode diskuper berlangsung efektif dan perilaku
peserta didik berubah ke arah positif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN NYA
Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I,
dan siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan membaca pemahaman
sebelum menggunakan metode Diskuper dalam pembelajaran. Hasil tes tindakan
pada siklus I dan siklus II berupa keterampilan membaca pemahaman teks
hortatory exposition setelah menggunakan metode Diskuper. Adapun hasil
nontes berupa uraian pendidikan karakter peserta didik selama melaksanakan
pembelajaran, meliputi keaktifan, keantusiasan, keberanian dan kepercayaan
diri, serta kreatifotas dan keinovatifan. Data mengenai pendidikan karakter
tersebut didapatkan melalui instrumen nontes, yaitu lembar observasi, catatan
harian peserta didik, catatan harian guru, wawancara, dan dokumentasi foto.
Prasiklus
Berdasarkan observasi SMAN 8 Surakarta, ternyata kemampuan membaca
pemahaman peserta didik kelas XI MIA-2 masih rendah. Pada prasiklus hanya
28% atau 7 siswa yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 58,2
masih dalam kategori cukup. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca
pemahaman. Selain itu, dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode
yang tidak mengaktifkan peserta didik.
Siklus I

Proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman menggunakan
metode diskuper yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat
membaca pemahaman, (2)

kondusifnya proses diskusi peserta didik dalam

menjawab pertanyaan berdasarkan bacaaan, (3) intensifnya peserta didik dalam
berlatih kosa kata melalui game, dan (4) terbangunnya suasana yang reflektif
ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran siklus I
yaitu 84% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat
membaca pemahaman, 76% untuk aspek proses diskusi peserta didik dalam
menjawab pertanyaan berdasarkan bacaaan, 76% untuk aspek proses peserta
didik berlatih kosa kata melalui game, 72% untuk aspek terbangunnya suasana
yang reflektif ketika kegiatan refleksi.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I, jumlah nilai 1585, dengan rata-rata
63,4 termasuk dalam kategori cukup. Dari 25 peserta didik , tidak ada peserta
didik yang memperoleh skor ≤ 40 atau dalam kategori tidak baik, ada 2 peserta
didik atau 8% yang memperoleh rentang skor antara 85-100 atau dalam kategori
sangat baik , 5 peserta didik atau 20% memperoleh nilai dalam kategori baik
dengan rentang skor 70-84, 15 peserta didik atau 60% memperoleh nilai dalam
kategori cukup dengan rentang skor 60-69, dan 3 peserta didik atau 12%
memperoleh nilai dalam kategori kurang dengan rentang skor 50-59. Hasil
tersebut merupakan jumlah skor delapan indikator keterampilan membaca
pemahaman teks hortatory exposition yang telah diujikan yaitu indikator
menentukan gambaran umum, menentukan informasi rinci menentukan informasi
tersirat, menentukan informasi tertentu, menentukan makna kata/frase/kalimat,
menentukan pikiran utama paragraf, menentukan rujukan kata dan aspek
menentukan tujuan komunikatif dari teks tertulis berbentuk hortatory exposition.
Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah
mengikuti

kegiatan

pembelajaran

membaca

pemahaman

teks

hortatory

exposition menggunakan metode Diskuper Data yang diperoleh yaitu 72% aktif
untuk aspek keaktifan peserta didik, 80% aktif untuk aspek keantusiasan peserta
didik, 56% aktif untuk aspek keberanian dan percaya diri peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan 64% aktif untuk aspek
kekreatifan dan keinovasian peserta didik dalam mengembangkan dan
menggunakan kosa kata yang dipelajari dari bacaan.

Siklus II
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan
tersebut dilaksanakan karena pada siklus I hasil membaca pemahaman dengan
menggunakan metode diskuper pada peserta didik kelas XI MIA-2 SMA N 8
Surakarta masih dalam kategori cukup dengan rata-rata 63,4. Hasil tersebut
belum memenuhi target minimal ketuntasan yang ditentukan yaitu 70. Selain itu
masih ditemukan perilaku negatif peserta didik dalam pembelajaran membaca
pemahaman. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki
hasil dari pembelajaran membaca pemahaman siklus I
Proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman menggunakan
metode Diskuper siklus II yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan
minat membaca pemahaman, (2)

kondusifnya proses diskusi peserta didik

dalam menjawab pertanyaan berdasarkan bacaaan, (3) intensifnya peserta didik
dalam berlatih kosa kata melalui game, dan (4) terbangunnya suasana yang
reflektif ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran
siklus II yaitu 92% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan
minat membaca pemahaman, 84% untuk aspek proses proses diskusi peserta
didik dalam menjawab pertanyaan berdasarkan bacaaan, 88% untuk aspek
proses peserta didik berlatih kosa kata melalui game, 84% untuk aspek
terbangunnya suasana yang reflektif ketika kegiatan refleksi.
Berdasarkan hasil tes pada siklus II, jumlah nilai 1920, dengan rata-rata
76,8 termasuk dalam kategori baik. Dari 25 peserta didik, tidak ada peserta didik
yang memperoleh skor ≤ 40 maupun skor 40-54 atau dalam kategori tidak baik
maupun kurang , ada 8 peserta didik atau 32% yang memperoleh rentang skor
antara 85-100 atau dalam kategori sangat baik. Ini berarti ada peningkatan
sejumlah 6 peserta didik atau 24% dibandingkan pada siklus I. Terdapat 14
peserta didik atau 56% memperoleh nilai dalam kategori baik dengan rentang
skor 70-84. Ini meningkat 9 peserta didik atau 36%. Ada 3 peserta didik atau
12% memperoleh nilai dalam kategori cukup dengan rentang skor 60-69, yang
berarti terjadi penurunan 12 peserta didik atau 48% dari siklus I. Hasil tersebut
merupakan jumlah skor delapan indikator keterampilan membaca pemahaman
teks hortatory exposition yang telah diujikan yaitu indikator menentukan
gambaran umum, menentukan informasi rinci menentukan informasi tersirat,
menentukan

informasi

tertentu,

menentukan

makna

kata/frase/kalimat,

menentukan pikiran utama paragraf, menentukan rujukan kata dan aspek
menentukan tujuan komunikatif dari teks tertulis berbentuk hortatory exposition.
Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah
mengikuti

kegiatan

pembelajaran

membaca

pemahaman

teks

hortatory

exposition menggunakan metode diskuper. Data yang diperoleh yaitu 92% aktif
untuk aspek keaktifan peserta didik, 84% aktif untuk aspek keantusiasan peserta
didik, 88% aktif untuk aspek keberanian dan percaya diri peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan 84% aktif untuk aspek
kekreatifan dan keinovasian peserta didik dalam mengembangkan dan
menggunakan kosa kata yang dipelajari dari bacaan.
Pembahasan
Tabel 1. Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Siklus I dan Siklus II
Rata-rata skor
Siklus I
Siklus II
F
%
F
%

Aspek yang diamati

1. Intensifnya proses internalisasi
penumbuhan
didik

minat

21

peserta

untuk

84,00

23

%

92,00

Peningkata
n
%
8%

%

membaca

pemahaman.
2.

Kondusifnya

proses

diskusi

peserta didik dalam menjawab
pertanyaan
3.

19

berdasarkan

bacaan.
Intensifnya peserta didik dalam

21

%
19

berlatih kosa kata melalui
4.

76,00

76,00

84,00

8%

%
22

%

88,00
%

12%

84,00

12%

game.
Terbangunnya suasana reflektif
saat

kegiatan

refleksi

akhir

pembelajaran

siswa

bisa

pada

sehingga
menyadari

18

72,00
%

21

%

kekurangan

saat

proses

pembelajaran dan mengetahui
apa

yang

akan

dilakukan

setelah proses pembelajaran.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui proses pembelajaran dalam pembelajaran
membaca pemahaman teks hortatory exposition melalui diskuper meningkat dari
siklus I ke siklus II. Dalam pembelajaran membaca pemahaman teks hortatory
exposition melalui Diskuper pada siklus I tercatat 21 peserta didik atau 84%
peserta didik berminat untuk membaca pemahaman, dan pada siklus II
mengalami peningkatan 8% menjadi 23 peserta didik atau 92%, pada siklus I 19
peserta didik atau 76% mampu melakukan proses diskusi dengan baik sehingga
suasana diskusi berlangsung kondusif, dan pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 8% menjadi 21 siswa atau 84%, pada siklus I tercatat 19
peserta didik atau 76% peserta didik mampu intensif dalam berlatih kosa kata
melalui game, pada siklus II meningkat 12% menjadi 22 siswa atau 88%, dan
saat kegiatan refleksi pada siklus I tercatat 18 siswa atau 72% mampu
membangun suasana reflektif ketika kegiatan refleksi berlangsung, dan terjadi
peningkatan juga pada siklus II sebesar 12% menjadi 21 siswa atau 84%.
Tabel 2. Hasil Tes Membaca Pemahaman Teks Hortatory Exposition Siklus I
dan Siklus II
No

Kategori

Rentang

Frekuensi

Bobot

SI
2
5

SII
8
14

Skor
SI
175
375

15
3
0
25

3
0
0

Skor
1
2

Sangat baik
Baik

85-100
70-84

3
4
5

Cukup
Kurang
Tidak Baik

55-69
40-54
≤40

900
135
0
158
5

SII
690
105
0
180

192
0

Persentase

Rata-rata

(%)
SI
8
20

Skor
SI

60
12
0
100

SII
32
56
12

100

SII

63,4
76,8

Berdasarkan Tabel

tersebut secara klasikal dapat diketahui hasil tes

keterampilan membaca pemahaman teks hortatory exposition melalui diskuper
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,4 atau 21% yaitu dari
nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 63,4 menjadi sebesar 76,8 pada siklus
II.
Hasil tes keterampilan membaca pemahaman teks hortatory exposition
melalui Diskuper siklus I dan siklus II dapat dijelaskan bahwa keterampilan
membaca pemahaman teks hortatory exposition pada kategori baik dan sangat
baik mengalami peningkatan. Pada kategori baik mengalami peningkatan jumlah
sebanyak 9 peserta didik atau meningkat 180%, dari 5 peserta didik pada siklus I
menjadi 14 peserta didik pada siklus II Pada kategori sangat baik mengalami
peningkatan jumlah sebanyak 6 peserta didik atau meningkat 300%, dari 2
peserta didik pada siklus I menjadi 8 peserta didik pada siklus II. Pada kategori
kurang dan cukup mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada kategori
cukup mengalami penurunan jumlah sebanyak 12 peserta didik atau turun 80%,
dari 15 peserta didik pada siklus I menjadi 3 peserta didik pada siklus II,
sedangkan pada kategori kurang mengalami penurunan jumlah sebanyak 3
peserta didik atau turun 100%, dari 3 peserta didik pada siklus I menjadi 0
peserta didik pada siklus II
Peningkatan keterampilan membaca pemahaman teks hortatory exposition
melalui diskuper kelas XI MIA-2 SMA Negeri 8 Surakarta merupakan suatu
prestasi yang patut dibanggakan. Keberhasilan yang dicapai peserta didik sangat
memuaskan. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran membaca pemahaman
teks hortatory exposition melalui diskuper, sebagian besar nilai peserta didik
belum mencapai KKM yang ditentukan. Peserta didik beranggapan bahwa
keterampilan membaca pemahaman sangat susah dan membosankan. Selama
ini pembelajaran yang diberikan guru mata pelajaran bahasa Inggris belum
menggunakan metode yang inovatif.
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran membaca pemahaman teks
hortatory exposition melalui Diskuper pada siklus I, hasil keterampilan membaca
pemahaman teks hortatory exposition mencapai nilai rata-rata sebesar 63,4 dan
berada dalam kategori cukup. Pencapaian nilai tersebut belum maksimal
meskipun sudah menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dikarenakan peserta
didik belum terbiasa dengan penggunaan strategi belajar Diskuper dan peserta

didik belum memahami sepenuhnya penerapan membaca pemahaman teks
hortatory

exposition

melalui

diskuper

dalam

pembelajaran

membaca

pemahaman. Namun, setelah guru merefleksi kekurangan-kekurangan pada
siklus I dan melakukan perbaikan pada siklus II, nilai rata-siswa meningkat
menjadi sebesar 76,8 dengan angka peningkatan sebesar 13,4 dan persentase
peningkatan sebesar 21%. Pada siklus II, nilai rata-rata sudah mencapai kategori
baik. Sebanyak 22 peserta didik atau 88% peserta didik sudah mancapai batas
KKM.
Berdasarkan hasil perbandingan tes tersebut, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran Diskuper dapat meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam membaca pemahaman teks hortatory exposition Hasil tes siklus II
menunjukkan 88% peserta didik sudah mencapai batas KKM.
Tabel 3. Perilaku Peserta didik setelah Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan
Siklus II
Aspek yang diamati

Rata-rata skor
Siklus I
Siklus II
F %
F
%

Keaktifan peserta didik
Keantusiasan peserta didik
Keberanian dan percaya diri peserta didik

Peningkatan
%

18
20
14

72
80
56

21
22
20

84
88
80

12
8
24

16

64

19

76

12

untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Kekreatifan dan keinovasian peserta didik
dalam

mengembangkan

dan

menggunakan kosa kata yang dipelajari
dari bacaan.
Berdasarkan Tabel

diketahui sebagian peserta didik menunjukkan

peningkatan sikap positif dalam pembelajaran membaca pemahaman teks
hortatory exposition melalui Diskuper dari siklus I ke siklus II. Dalam
pembelajaran membaca pemahaman teks hortatory exposition melalui Diskuper
siklus I tercatat 18 peserta didik atau 72% menunjukkan sikap aktif dan
mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 12% yaitu menjadi 21 peserta
didik atau 84%, pada siklus I tercatat 20 peserta didik atau 80% antusias dalam

pembelajaran dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 8% menjadi 22
peserta didik atau 88%, pada siklus I tercatat 14 siswa atau 56% peserta didik
berani dan percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mengalami
peningkatan pada siklus II sebesar 24% menjadi 20 dan mengalami peningkatan
atau 80%, dan pada siklus I tercatat 16 peserta didik atau 64% peserta didik
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan menggunakan kosa kata yang
dipelajari dari bacaan dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 12%
menjadi 19 peserta didik atau 76% peserta didik kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan dan menggunakan kosa kata yang dipelajari dari bacaan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, menyarankan kepada guru terutama guru
yang mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris SMA N 8 Surakarta untuk
menggunakan metode Diskuper sebagai alternatif pembelajaran membaca
pemahaman. Guru juga hendaknya melakukan inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran

dan

bersikap

lebih

terbuka

terhadap

kemajuan

serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi peneliti, disarankan agar
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan membaca pemahaman
dengan metode pembelajaran yang berbeda dan lebih menarik dan bagi peserta
didik hendaknya lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, serius
dalam belajar, dan selalu bertanya ketika menemukan kesulitan dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiningsih, Dwi Indah. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks
Deskriptive melalui Think-Share and Shopping (Thishasho) pada Peserta
didik Kelas 7B SMPN 1 Duduk Sampeyan Gresik Semester II Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Laporan penelitian.
Hasyim. 2011. “Peningkatan Hasil Belajar Reading dengan Penerapan Strategi
Kognitif pada Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Kelas XI
IPA 1 SMAN Tompo Bulu Kabupaten Gowa”. Laporan Penelitian.
Djauharie, Otong Setiawan. 2010. Bank Soal Bimbingan Pemantapan Bahasa
Inggris. Bandung: CV. Yrama Widya.
Nunan, David. 1999. Language teaching methodology. UK: Prentice Hall
International

Nurkamto, Joko. Susilohadi, Gunarso. Rochsantiningsih, Dewi. Ngadiso. 2012.
Model, Media, dan Evalusai Pembelajaran. Surakarta: PLPG Rayon 13
FKIP UNS.
Pang, Elizabeth. Muaka, Angaluki. Bernhard, Elizabeth. 2003. The International
Academy of Education—IAE. Curtin University of Technology in Perth,
Australia.
Richards, Jack C. & Rodgers, Theodore S. 2001. Approaches and Methods in
Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Singer. 1985. “Active Comprehension: From Answering to Asking Questions”.
Reading Teacher 31:1-8.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Ur, Penny. 1990. Discussions that Work. New York: Cambridge University Press.

Wallace L. 2001. Communicative Language Teaching. Cambridge: Cambridge
University Press.