HASIL PEMBAHASAN DALAM RAPAT SEBELUMNYA
HASIL PEMBAHASAN DALAM RAPAT SEBELUMNYA
(Tanggal 19 Agustus 2014, 16 September 2014, dan 23 Oktober 2014)
NO
1
TENAGA ASING
Semua Tenaga Asing (Pejabat, Staf, Tenaga
Ahlli, Pengajar, Volunteer, Peneliti,
Mahasiswa, dll) pemegang paspor dinas
JENIS VISA &
IZIN TINGGAL
ALASAN
Dinas
Telah memiliki paspor dinas dari negaranya
berarti keberadaannya di Indonesia atas
penugasan dari negaranya
Dinas
Paspor Laissez Passer adalah dokumen
perjalanan dinas yang diterbitkan oleh UN
untuk official dan mission yang bekerja untuk
PBB di seluruh dunia
Dinas
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun
2013 tentang Peraturan Pelaksana Undangundang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
2
Semua Tenaga Asing (Pejabat, Staf, Tenaga
Ahli) pemegang paspor Laissez Passer dari
PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
3
Pejabat, staf, tenaga ahli pemegang paspor
biasa yang bekerja pada badan PBB,
Organisasi Internasional Multilateral,
Organisasi Internasional Regional, dan Kerja
Sama Teknik Bilateral
Pasal 82 ayat (1)
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
“Visa Dinas diberikan kepada Orang Asing
pemegang paspor dinas dan paspor lain
yang akan melakukan perjalanan ke
Wilayah Indonesia dalam rangka
melaksanakan tugas resmi yang tidak
bersifat diplomatik dari pemerintah asing
yang bersangkutan dan organisasi
internasional”.
Pasal 82 ayat (2)
“Pemberian Visa Dinas kepada Orang Asing
pemegang paspor lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan berdasarkan perjanjian
internasional, asas timbal balik, dan
penghormatan”.
Dengan dasar tersebut, tenaga asing
pemegang paspor biasa yang bekerja dalam
rangka kerja sama teknik bilateral (antara
Pemerintah RI dengan Pemerintah Negara
Lain) dan multilateral (antara Pemerintah RI
dengan Organisasi Internasional) dapat
diberikan visa dan izin tinggal dinas karena:
Pelaksanaan suatu kerja sama teknik
didasari dengan perjanjian internasional
berupa agreement, MoU, dll
pemberian visa dinas juga merupakan
penghormatan dari Pemerintah RI kepada
Pemerintah Negara lain dan Organisasi
Internasional tersebut.
Indonesia telah meratifikasi UN
Convention on Privileges and Immunities
tahun 1946 (CPIUN) dan UN Convention
on Privileges and Immunities of the
Specialized Agencies 1947 (CPISA)
melalui Keppres No. 51 tahun 1969
1
4
Tenaga ahli yang bekerja pada proyek yang
dilaksanakan langsung oleh badan PBB,
Organisasi Internasional Multilateral/Regional
dan Kerja Sama Teknik Bilateral (USAID,
JICA, KOICA, dll)
Dinas
s.d.a
Dinas
UN Volunteer termasuk badan PBB yang
beroperasi di Indonesia dan memiliki fungsi
mengoordinasi hal-hal yang terkait dengan
sukarelawan di kantor atau berbagai
program/proyek PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
5
Volunteer yang bekerja pada badan PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
6
Mahasiswa asing dalam rangka program
beasiswa dari Pemerintah Indonesia
(Darmasiswa, Beasiswa Unggulan, Triangular,
dll) pemegang paspor biasa
VITAS & ITAS
Sesuai PP 45 Tahun 2014 mahasiswa asing
tersebut diberikan pengenaan tariff Rp 0,untuk visa dan izin keimigrasian
7
Tenaga ahli asing jangka pendek (short term
expert) pemegang paspor biasa yang bekerja
pada JICA, GIZ, DFAT, dll
VITAS & ITAS
Dari negaranya masing-masing sudah tidak
difasilitasi dengan paspor dinas
VITAS & ITAS
Lembaga penelitian tidak termasuk Organisasi
Internasinal dan juga bukan merupakan badan
Pemerintah Negara asing
Catatan:
short term bagi JICA dan GIZ = kurang dari 3
bulan penugasan
short term bagi DFAT = kurang dari 6 bulan
penugasan
8
Pejabat/stafasing/tenaga ahli/peneliti asing
pemegang paspor biasa yang bekerja pada
lembaga-lembaga penelitian seperti
CIRAD
2
KETENTUAN TERKAIT VISA DINAS DAN IZIN TINGGAL DINAS
BAGI TENAGA ASING DALAM RANGKA KERJA SAMA TEKNIK
KETENTUAN
Visa Dinas
Izin Tinggal Dinas
Alih Status Izin Tinggal
Kunjungan dan Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin
Tinggal Dinas
PP 31 TAHUN 2013
Pasal 30
Pasal 74 – 75
Pasal 82 – 88
Penjelasan Pasal 82 ayat (1)
Pasal 112
Pasal 125 – 132
Pasal 170
RANCANGAN
PERMENLU
Pasal 55 – 60
Pasal 66 – 75
Pasal 87 – 113
Pasal 114
Pasal 115 – 119
Pasal 121
Pasal 123
KETENTUAN TERKAIT VISA KUNJUNGAN, VISA TINGGAL TERBATAS DAN IZIN
TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA ASING DALAM RANGKA KERJA SAMA TEKNIK
KETENTUAN
Visa Kunjungan
Pasal 89 - 94
PP 31 TAHUN 2013
Izin Tinggal Terbatas
Pasal 141 - 151
Alih Status
Pasal 165 - 171
Ketentuan terkait pengenaan tariff Rp 0,- untuk pengurusan izin kemigrasian bagi tenaga
ahli asing dalam rangka kerja sama teknik : PP 45 tahun 2014
3
MASALAH YANG MASIH PENDING ISSUE
NO
1
TENAGA ASING
Tenaga ahli pemegang paspor
biasa yang bekerja pada
managing contractor yang
dikontrak sebagai pelaksana
program/proyek badan PBB,
OI Multilateral/Regional, atau
kerja sama teknik bilateral
USULAN
JENIS VISA &
IZIN TINGGAL
DARI BAGIAN
Dinas
PERDEBATAN
PRO
1.
2.
Berdasarkan CPIUN Article VII
Section 26 dan dan CPISA Article
VIII Section 29, seluruh pihak
dalam kapasitasnya menjalankan
mandat yang diberikan PBB harus
diutamakan dalam proses
penerbitan visa.
Usulan dari Bagian Bilateral agar
tenaga ahli yang menjabat
sebagai director program
(pimpinan program / proyek) dapat
diberikan visa dinas karena
fungsinya sama saja dengan
tenaga asing yang bekerja pada
proyek yang dilaksanakan
langsung oleh badan kerja sama
teknik bilateral, sehingga layak
diberikan fasilitas yang setara
yaitu visa dan izin tinggal dinas.
KEPUTUSAN
KONTRA
1.
Apakah tenaga ahli pada perusahaan
managing contractor ini termasuk dalam pihak
yang diberikan mandat oleh PBB tersebut?
2.
Perlu pembahasan lebih lanjut apakah dapat
disetarakan fasilitas keimigrasiannya?
mengingat:
3.
Mereka adalah pegawai pada perusahaan
swasta pemenang tender proyek
Pemberian visa dinas kepada tenaga
asing disertai juga dengan keluarga
Pengawasan kegiatan mereka di
lapangan karena Kemlu tidak memiliki
perangkat pengawasan orang asing di
Indonesia seperti Ditjen Imigrasi.
Merujuk Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
2014 Tentang Jenis dan Tariff Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM,
untuk tenaga ahli asing dalam rangka kerja
sama bantuan program atau proyek dari luar
negeri kepada Pemerintah RI diberikan
fasilitas pengenaan tariff Rp 0,- untuk
pelayanan keimigrasian berupa visa dan izin
keimigrasian.
Pemberian fasilitas tersebut hanya diberikan
kepada tenaga ahli saja, tidak termasuk
keluarganya.
Fasilitas ini sudah memadai untuk tenaga ahli
yang bekerja pada Perusahaan Managing
4
Contractor.
2
Staf dan tenaga pegajar
asing pemegang paspor
biasa yang bekerja pada
lembaga kebudayaan
(Japan Foundation,
Goethe, British Council,
dll)
Dinas
Tenaga pengajar pada
perguruan tinggi dan
lembaga pendidikan yang
kedatangannya
berdasarkan MoU antara
Pemerintah RI dengan
Negara-negara lain
seperti: Italia, Mesir,
Sudan, China, Arab Saudi
(LIPIA), dll
Mereka bekerja pada perwakilan
lembaga kebudayaan dari
pemerintahnya masing-masing.
Lembaga kebudayaan mengadakan kursus
bahasa yang dalam pelaksanaannya menarik
iuran dari peserta kursus.
Kegiatan lembaga kebudayaan
adalah mempromosikan budaya
dan menjembatani lintas budaya
dengan Indonesia
Tenaga pengajar bahasa dan tenaga asing
yang terkait dengan penyelenggaraaan kursus
yang mengenakan iuran tidak perlumendapat
surat persetujuan penugasan (SP TA)
Ada permintaan khusus dari
Pemerintah Arab Saudi agar
tenaga pengajar bahasa Arab di
LIPIA diberikan visa dan izin
tinggal dinas dengan
pertimbangan politis terkait
dengan kuota Jemaah Haji
Indonesia.
Tenaga pengajar bahasa yang diperbantukan
pada perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan lainnya yang kedatangannya di
Indonesia dalam rangka pelaksanaan MoU
dengan Pemerintah RI dapat diterbitkan SP
TA dan diberikan rekomendasi untuk visa
kunjungan, ITAS & MERP
Sebagai penghormatan kepada
Pasal 82 ayat (1) PP No. 31 Tahun 2013
Catatan:
Selama ini staf lembaga
kebudayaan selalu memegang
paspor dinas dari negaranya,
namun tenaga pengajar ada
yang memiliki paspor dinas
ada yang memiliki paspor
biasa.
fasilitas untuk pemegang
pemegang paspor biasa
adalah visa kunjungan dan
ITAS
Ada wacana dari Japan
Foundation bahwa ke depan,
Pemerintah Jepang tidak akan
menerbitkan paspor dinas
untuk tenaga pengajar bahasa
Jepang di Japan Foundation
3
Tenaga asing pada INGO
Dinas
5
INGO yang telah melaksanakan
kerja sama teknik dengan
Pemerintah RI
menyatakan:
“Visa Dinas diberikan kepada Orang Asing
pemegang paspor dinas dan paspor lain yang
akan melakukan perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka melaksanakan tugas
resmi yang tidak bersifat diplomatik dari
pemerintah asing yang bersangkutan dan
organisasi internasional”.
Pemberian fasilitas berfungsi juga
sebagai alat monitoring
keberasaan tenaga asing pada
NGO tersebut, sehingga
Pemerintah Indonesia (K/L Mitra
dan Kemensetneg) dapat
memonitor keberadaan mereka.
Diberikan hanya untuk 3 (tiga)
pejabat/staf pada INGO sebagai
penghormatan
Sesuai UU Hublu, INGO tidak termasuk dalam
Organisasi Internasional, sehingga ketentuan
Pasal 82 ayat (1) tersebut tidak mencakup
tenaga asing yangbekerja di INGO.
Untuk alat monitoring keberadaan tenaga
asing INGO tersebut tetap diperlukan SP TA
dan fasilitas keimigrasian
Merujuk Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
2014 Tentang Jenis dan Tariff Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM,
untuk tenaga ahli asing dalam rangka kerja
sama bantuan program atau proyek dari luar
negeri kepada Pemerintah RI diberikan
fasilitas pengenaan tariff Rp 0,- untuk
pelayanan keimigrasian berupa visa dan izin
keimigrasian.
Pemberian fasilitas tersebut hanya diberikan
kepada tenaga ahli saja, tidak termasuk
keluarganya.
Fasilitas ini sudah memadai untuk tenaga ahli
yang bekerja pada INGO. Diperlukan
koordinasi lebih lanjut dengan Ditjen Imigrasi
mengenai prosedur pelaksanaan PP 45 tahun
2014 ini.
4
Volunteer pada badan kerja
sama teknik bilateral (contoh:
Peace Corp)
Khusus
Klasifikasi visa
sendiri
Permohonan baru untuk visa
melalui Ditjen Imigrasi dirasa sulit
dilakukan mengingat jumlah
volunteer yang banyak dan
tersebar di pelosok daerah
Klasifikasi visa tersendiri untuk
Perlu ditinjau ulang apakah volunteer setara
dengan tenaga pejabat/tenaga ahli?
Program Peace Corp tidak tersebar di setiap
daerah, saat ini hanya di Jawa Timur, jadi
tidak terlalu sulit pengurusan perizinan
keimigrasiannya.
6
volunteer
5
Peneliti asing pemegang
Dinas
paspor biasa yang bekerja
UU No. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian
hanya mengklasifikasi 3 jenis visa, yaitu visa
dinas, visa kunjungan, dan visa tinggal
terbatas. Perlu pengusulan perubahan UU
Keimigrasian untuk memberikan visa khusus
untuk volunteer. Perubahan UU harus
diajukan oleh KemenkumHAM ke DPR untuk
persetujuan. Apakah KemenkumHAM mau
mengusulkan mengingat pemberian visa
untuk tenaga asing hanya sebagian kecil dari
urusan keimigrasian yang dilaksanakan oleh
KemenkumHAM?
Perspektif institusi keamanan dalam forum
Clearing House cenderung negatif terhadap
keberadaan volunteer Peace Corps Amerika
Serikat ini.
Dalam HCA antara Pemerintah RI dengan
CIFOR tidak disebutkan secara spesifik
bahwa Pemerintah RI berkewajiban
memberikan visa dan izin tinggal dinas,
Pemerintah hanya diminta untuk dapat
memberikan visa dan izin tinggal yang bebas
pengenaan tariff dan prosesnya cepat
Ada wacana HCA CIFOR akan direview ulang
Hasil penelitian tidak selalu bermanfaat bagi
Indonesia
Sebagai penghormatan kepada tenaga
asing Organisasi Internasional
Dalam HCA antara Pemerintah RI dengan
lembaga-lembaga tersebut tidak disebutkan
secara spesifik bahwa Pemerintah RI
berkewajiban memberikan visa dan izin
tinggal dinas
Tetap perlu diberikan rekomendasi ke
Ditjen Imigrasi untuk pengurusan visa
dan izin tinggalnya karena
penugasannya dengan Surat
Persetujuan Penugasan
Tenaga pengajar bahasa dan tenaga asing
yang terkait dengan penyelenggaraaan kursus
yang mengenakan iuran tidak perlu mendapat
surat persetujuan penugasan (SP TA) dan
diberikan fasilitas pengenaan tariff Rp 0,-
Sebagai penghormatan kepada tenaga
asing Organisasi Internasional
pada CIFOR
6
Pejabat/stafasing/tenaga
ahli/peneliti asing pemegang
paspor biasa yang bekerja
pada lembaga-lembaga
penelitian regional seperti
ERIA, SEAMEO,
SEAMOLEC, dll
Dinas
7
Tenaga pengajar asing
pemegang paspor biasa yang
bekerja [pada IALF
VITAS & ITAS
7
8
Internship (Magang)
9
Pejabat asing pemegang
paspor biasa yang bekerja
pada Kantor Berita (kerja
sama dengan Kantor Berita
Antara)
Catatan:
Selama ini yang meminta
fasilitas adalah pejabat
pada Kantor Berita
Bernama Malaysia
10
Redaksional SP TA yang
mencantumkan visa yang
diberikan
11
Ketentuan mengenai
kelengkapan dokumen akte
nikah
VITAS & ITAS
Tetap perlu diberikan rekomendasi ke
Ditjen Imigrasi untuk pengurusan visa
dan izin tinggalnya karena
penugasannya dengan Surat
Persetujuan Penugasan
Tidak perlu direkomendasikan ke Ditjen Imigrasi
karena dalam PP 45 tahun 2014, hanya tenaga
ahli asing dalam rangka kerja sama bantuan
program atau proyek dari luar negeri kepada
Pemerintah RI yang mendapat fasilitas
pengenaan tariff Rp 0,-, sedangkan tenaga
magang tidak ada kaitannya dengan kerja sama
teknik
Dinas
Asas resiprositas karena Malaysia
memberikan visa dinas bagi Kepala
Kantor Berita Antara di Malaysia.
Perlu konfirmasi dengan Dit. Infomed Kemlu
atau Kemkominfo agar sama perlakuannya
dengan Pejabat Kantor Berita dari Negara lain.
Penerapan pasal 82 ayat (3) PP 31
tahun 2013
Kemlu dan KBRI tidak mensyaratkan
dokumen tersebut
Agar tidak terjadi penyalahgunaan
fasilitas
Akte menikah yang diakui di Negara-negara
tertentu berbeda dengan peraturan di
Indonesia.
Wajib
dilengkapi
Tugas utk KTSS
8
9
(Tanggal 19 Agustus 2014, 16 September 2014, dan 23 Oktober 2014)
NO
1
TENAGA ASING
Semua Tenaga Asing (Pejabat, Staf, Tenaga
Ahlli, Pengajar, Volunteer, Peneliti,
Mahasiswa, dll) pemegang paspor dinas
JENIS VISA &
IZIN TINGGAL
ALASAN
Dinas
Telah memiliki paspor dinas dari negaranya
berarti keberadaannya di Indonesia atas
penugasan dari negaranya
Dinas
Paspor Laissez Passer adalah dokumen
perjalanan dinas yang diterbitkan oleh UN
untuk official dan mission yang bekerja untuk
PBB di seluruh dunia
Dinas
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun
2013 tentang Peraturan Pelaksana Undangundang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
2
Semua Tenaga Asing (Pejabat, Staf, Tenaga
Ahli) pemegang paspor Laissez Passer dari
PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
3
Pejabat, staf, tenaga ahli pemegang paspor
biasa yang bekerja pada badan PBB,
Organisasi Internasional Multilateral,
Organisasi Internasional Regional, dan Kerja
Sama Teknik Bilateral
Pasal 82 ayat (1)
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
“Visa Dinas diberikan kepada Orang Asing
pemegang paspor dinas dan paspor lain
yang akan melakukan perjalanan ke
Wilayah Indonesia dalam rangka
melaksanakan tugas resmi yang tidak
bersifat diplomatik dari pemerintah asing
yang bersangkutan dan organisasi
internasional”.
Pasal 82 ayat (2)
“Pemberian Visa Dinas kepada Orang Asing
pemegang paspor lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan berdasarkan perjanjian
internasional, asas timbal balik, dan
penghormatan”.
Dengan dasar tersebut, tenaga asing
pemegang paspor biasa yang bekerja dalam
rangka kerja sama teknik bilateral (antara
Pemerintah RI dengan Pemerintah Negara
Lain) dan multilateral (antara Pemerintah RI
dengan Organisasi Internasional) dapat
diberikan visa dan izin tinggal dinas karena:
Pelaksanaan suatu kerja sama teknik
didasari dengan perjanjian internasional
berupa agreement, MoU, dll
pemberian visa dinas juga merupakan
penghormatan dari Pemerintah RI kepada
Pemerintah Negara lain dan Organisasi
Internasional tersebut.
Indonesia telah meratifikasi UN
Convention on Privileges and Immunities
tahun 1946 (CPIUN) dan UN Convention
on Privileges and Immunities of the
Specialized Agencies 1947 (CPISA)
melalui Keppres No. 51 tahun 1969
1
4
Tenaga ahli yang bekerja pada proyek yang
dilaksanakan langsung oleh badan PBB,
Organisasi Internasional Multilateral/Regional
dan Kerja Sama Teknik Bilateral (USAID,
JICA, KOICA, dll)
Dinas
s.d.a
Dinas
UN Volunteer termasuk badan PBB yang
beroperasi di Indonesia dan memiliki fungsi
mengoordinasi hal-hal yang terkait dengan
sukarelawan di kantor atau berbagai
program/proyek PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
5
Volunteer yang bekerja pada badan PBB
+ keluarga (istri/suami dan anak-anak yang
sah)
6
Mahasiswa asing dalam rangka program
beasiswa dari Pemerintah Indonesia
(Darmasiswa, Beasiswa Unggulan, Triangular,
dll) pemegang paspor biasa
VITAS & ITAS
Sesuai PP 45 Tahun 2014 mahasiswa asing
tersebut diberikan pengenaan tariff Rp 0,untuk visa dan izin keimigrasian
7
Tenaga ahli asing jangka pendek (short term
expert) pemegang paspor biasa yang bekerja
pada JICA, GIZ, DFAT, dll
VITAS & ITAS
Dari negaranya masing-masing sudah tidak
difasilitasi dengan paspor dinas
VITAS & ITAS
Lembaga penelitian tidak termasuk Organisasi
Internasinal dan juga bukan merupakan badan
Pemerintah Negara asing
Catatan:
short term bagi JICA dan GIZ = kurang dari 3
bulan penugasan
short term bagi DFAT = kurang dari 6 bulan
penugasan
8
Pejabat/stafasing/tenaga ahli/peneliti asing
pemegang paspor biasa yang bekerja pada
lembaga-lembaga penelitian seperti
CIRAD
2
KETENTUAN TERKAIT VISA DINAS DAN IZIN TINGGAL DINAS
BAGI TENAGA ASING DALAM RANGKA KERJA SAMA TEKNIK
KETENTUAN
Visa Dinas
Izin Tinggal Dinas
Alih Status Izin Tinggal
Kunjungan dan Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin
Tinggal Dinas
PP 31 TAHUN 2013
Pasal 30
Pasal 74 – 75
Pasal 82 – 88
Penjelasan Pasal 82 ayat (1)
Pasal 112
Pasal 125 – 132
Pasal 170
RANCANGAN
PERMENLU
Pasal 55 – 60
Pasal 66 – 75
Pasal 87 – 113
Pasal 114
Pasal 115 – 119
Pasal 121
Pasal 123
KETENTUAN TERKAIT VISA KUNJUNGAN, VISA TINGGAL TERBATAS DAN IZIN
TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA ASING DALAM RANGKA KERJA SAMA TEKNIK
KETENTUAN
Visa Kunjungan
Pasal 89 - 94
PP 31 TAHUN 2013
Izin Tinggal Terbatas
Pasal 141 - 151
Alih Status
Pasal 165 - 171
Ketentuan terkait pengenaan tariff Rp 0,- untuk pengurusan izin kemigrasian bagi tenaga
ahli asing dalam rangka kerja sama teknik : PP 45 tahun 2014
3
MASALAH YANG MASIH PENDING ISSUE
NO
1
TENAGA ASING
Tenaga ahli pemegang paspor
biasa yang bekerja pada
managing contractor yang
dikontrak sebagai pelaksana
program/proyek badan PBB,
OI Multilateral/Regional, atau
kerja sama teknik bilateral
USULAN
JENIS VISA &
IZIN TINGGAL
DARI BAGIAN
Dinas
PERDEBATAN
PRO
1.
2.
Berdasarkan CPIUN Article VII
Section 26 dan dan CPISA Article
VIII Section 29, seluruh pihak
dalam kapasitasnya menjalankan
mandat yang diberikan PBB harus
diutamakan dalam proses
penerbitan visa.
Usulan dari Bagian Bilateral agar
tenaga ahli yang menjabat
sebagai director program
(pimpinan program / proyek) dapat
diberikan visa dinas karena
fungsinya sama saja dengan
tenaga asing yang bekerja pada
proyek yang dilaksanakan
langsung oleh badan kerja sama
teknik bilateral, sehingga layak
diberikan fasilitas yang setara
yaitu visa dan izin tinggal dinas.
KEPUTUSAN
KONTRA
1.
Apakah tenaga ahli pada perusahaan
managing contractor ini termasuk dalam pihak
yang diberikan mandat oleh PBB tersebut?
2.
Perlu pembahasan lebih lanjut apakah dapat
disetarakan fasilitas keimigrasiannya?
mengingat:
3.
Mereka adalah pegawai pada perusahaan
swasta pemenang tender proyek
Pemberian visa dinas kepada tenaga
asing disertai juga dengan keluarga
Pengawasan kegiatan mereka di
lapangan karena Kemlu tidak memiliki
perangkat pengawasan orang asing di
Indonesia seperti Ditjen Imigrasi.
Merujuk Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
2014 Tentang Jenis dan Tariff Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM,
untuk tenaga ahli asing dalam rangka kerja
sama bantuan program atau proyek dari luar
negeri kepada Pemerintah RI diberikan
fasilitas pengenaan tariff Rp 0,- untuk
pelayanan keimigrasian berupa visa dan izin
keimigrasian.
Pemberian fasilitas tersebut hanya diberikan
kepada tenaga ahli saja, tidak termasuk
keluarganya.
Fasilitas ini sudah memadai untuk tenaga ahli
yang bekerja pada Perusahaan Managing
4
Contractor.
2
Staf dan tenaga pegajar
asing pemegang paspor
biasa yang bekerja pada
lembaga kebudayaan
(Japan Foundation,
Goethe, British Council,
dll)
Dinas
Tenaga pengajar pada
perguruan tinggi dan
lembaga pendidikan yang
kedatangannya
berdasarkan MoU antara
Pemerintah RI dengan
Negara-negara lain
seperti: Italia, Mesir,
Sudan, China, Arab Saudi
(LIPIA), dll
Mereka bekerja pada perwakilan
lembaga kebudayaan dari
pemerintahnya masing-masing.
Lembaga kebudayaan mengadakan kursus
bahasa yang dalam pelaksanaannya menarik
iuran dari peserta kursus.
Kegiatan lembaga kebudayaan
adalah mempromosikan budaya
dan menjembatani lintas budaya
dengan Indonesia
Tenaga pengajar bahasa dan tenaga asing
yang terkait dengan penyelenggaraaan kursus
yang mengenakan iuran tidak perlumendapat
surat persetujuan penugasan (SP TA)
Ada permintaan khusus dari
Pemerintah Arab Saudi agar
tenaga pengajar bahasa Arab di
LIPIA diberikan visa dan izin
tinggal dinas dengan
pertimbangan politis terkait
dengan kuota Jemaah Haji
Indonesia.
Tenaga pengajar bahasa yang diperbantukan
pada perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan lainnya yang kedatangannya di
Indonesia dalam rangka pelaksanaan MoU
dengan Pemerintah RI dapat diterbitkan SP
TA dan diberikan rekomendasi untuk visa
kunjungan, ITAS & MERP
Sebagai penghormatan kepada
Pasal 82 ayat (1) PP No. 31 Tahun 2013
Catatan:
Selama ini staf lembaga
kebudayaan selalu memegang
paspor dinas dari negaranya,
namun tenaga pengajar ada
yang memiliki paspor dinas
ada yang memiliki paspor
biasa.
fasilitas untuk pemegang
pemegang paspor biasa
adalah visa kunjungan dan
ITAS
Ada wacana dari Japan
Foundation bahwa ke depan,
Pemerintah Jepang tidak akan
menerbitkan paspor dinas
untuk tenaga pengajar bahasa
Jepang di Japan Foundation
3
Tenaga asing pada INGO
Dinas
5
INGO yang telah melaksanakan
kerja sama teknik dengan
Pemerintah RI
menyatakan:
“Visa Dinas diberikan kepada Orang Asing
pemegang paspor dinas dan paspor lain yang
akan melakukan perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka melaksanakan tugas
resmi yang tidak bersifat diplomatik dari
pemerintah asing yang bersangkutan dan
organisasi internasional”.
Pemberian fasilitas berfungsi juga
sebagai alat monitoring
keberasaan tenaga asing pada
NGO tersebut, sehingga
Pemerintah Indonesia (K/L Mitra
dan Kemensetneg) dapat
memonitor keberadaan mereka.
Diberikan hanya untuk 3 (tiga)
pejabat/staf pada INGO sebagai
penghormatan
Sesuai UU Hublu, INGO tidak termasuk dalam
Organisasi Internasional, sehingga ketentuan
Pasal 82 ayat (1) tersebut tidak mencakup
tenaga asing yangbekerja di INGO.
Untuk alat monitoring keberadaan tenaga
asing INGO tersebut tetap diperlukan SP TA
dan fasilitas keimigrasian
Merujuk Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
2014 Tentang Jenis dan Tariff Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM,
untuk tenaga ahli asing dalam rangka kerja
sama bantuan program atau proyek dari luar
negeri kepada Pemerintah RI diberikan
fasilitas pengenaan tariff Rp 0,- untuk
pelayanan keimigrasian berupa visa dan izin
keimigrasian.
Pemberian fasilitas tersebut hanya diberikan
kepada tenaga ahli saja, tidak termasuk
keluarganya.
Fasilitas ini sudah memadai untuk tenaga ahli
yang bekerja pada INGO. Diperlukan
koordinasi lebih lanjut dengan Ditjen Imigrasi
mengenai prosedur pelaksanaan PP 45 tahun
2014 ini.
4
Volunteer pada badan kerja
sama teknik bilateral (contoh:
Peace Corp)
Khusus
Klasifikasi visa
sendiri
Permohonan baru untuk visa
melalui Ditjen Imigrasi dirasa sulit
dilakukan mengingat jumlah
volunteer yang banyak dan
tersebar di pelosok daerah
Klasifikasi visa tersendiri untuk
Perlu ditinjau ulang apakah volunteer setara
dengan tenaga pejabat/tenaga ahli?
Program Peace Corp tidak tersebar di setiap
daerah, saat ini hanya di Jawa Timur, jadi
tidak terlalu sulit pengurusan perizinan
keimigrasiannya.
6
volunteer
5
Peneliti asing pemegang
Dinas
paspor biasa yang bekerja
UU No. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian
hanya mengklasifikasi 3 jenis visa, yaitu visa
dinas, visa kunjungan, dan visa tinggal
terbatas. Perlu pengusulan perubahan UU
Keimigrasian untuk memberikan visa khusus
untuk volunteer. Perubahan UU harus
diajukan oleh KemenkumHAM ke DPR untuk
persetujuan. Apakah KemenkumHAM mau
mengusulkan mengingat pemberian visa
untuk tenaga asing hanya sebagian kecil dari
urusan keimigrasian yang dilaksanakan oleh
KemenkumHAM?
Perspektif institusi keamanan dalam forum
Clearing House cenderung negatif terhadap
keberadaan volunteer Peace Corps Amerika
Serikat ini.
Dalam HCA antara Pemerintah RI dengan
CIFOR tidak disebutkan secara spesifik
bahwa Pemerintah RI berkewajiban
memberikan visa dan izin tinggal dinas,
Pemerintah hanya diminta untuk dapat
memberikan visa dan izin tinggal yang bebas
pengenaan tariff dan prosesnya cepat
Ada wacana HCA CIFOR akan direview ulang
Hasil penelitian tidak selalu bermanfaat bagi
Indonesia
Sebagai penghormatan kepada tenaga
asing Organisasi Internasional
Dalam HCA antara Pemerintah RI dengan
lembaga-lembaga tersebut tidak disebutkan
secara spesifik bahwa Pemerintah RI
berkewajiban memberikan visa dan izin
tinggal dinas
Tetap perlu diberikan rekomendasi ke
Ditjen Imigrasi untuk pengurusan visa
dan izin tinggalnya karena
penugasannya dengan Surat
Persetujuan Penugasan
Tenaga pengajar bahasa dan tenaga asing
yang terkait dengan penyelenggaraaan kursus
yang mengenakan iuran tidak perlu mendapat
surat persetujuan penugasan (SP TA) dan
diberikan fasilitas pengenaan tariff Rp 0,-
Sebagai penghormatan kepada tenaga
asing Organisasi Internasional
pada CIFOR
6
Pejabat/stafasing/tenaga
ahli/peneliti asing pemegang
paspor biasa yang bekerja
pada lembaga-lembaga
penelitian regional seperti
ERIA, SEAMEO,
SEAMOLEC, dll
Dinas
7
Tenaga pengajar asing
pemegang paspor biasa yang
bekerja [pada IALF
VITAS & ITAS
7
8
Internship (Magang)
9
Pejabat asing pemegang
paspor biasa yang bekerja
pada Kantor Berita (kerja
sama dengan Kantor Berita
Antara)
Catatan:
Selama ini yang meminta
fasilitas adalah pejabat
pada Kantor Berita
Bernama Malaysia
10
Redaksional SP TA yang
mencantumkan visa yang
diberikan
11
Ketentuan mengenai
kelengkapan dokumen akte
nikah
VITAS & ITAS
Tetap perlu diberikan rekomendasi ke
Ditjen Imigrasi untuk pengurusan visa
dan izin tinggalnya karena
penugasannya dengan Surat
Persetujuan Penugasan
Tidak perlu direkomendasikan ke Ditjen Imigrasi
karena dalam PP 45 tahun 2014, hanya tenaga
ahli asing dalam rangka kerja sama bantuan
program atau proyek dari luar negeri kepada
Pemerintah RI yang mendapat fasilitas
pengenaan tariff Rp 0,-, sedangkan tenaga
magang tidak ada kaitannya dengan kerja sama
teknik
Dinas
Asas resiprositas karena Malaysia
memberikan visa dinas bagi Kepala
Kantor Berita Antara di Malaysia.
Perlu konfirmasi dengan Dit. Infomed Kemlu
atau Kemkominfo agar sama perlakuannya
dengan Pejabat Kantor Berita dari Negara lain.
Penerapan pasal 82 ayat (3) PP 31
tahun 2013
Kemlu dan KBRI tidak mensyaratkan
dokumen tersebut
Agar tidak terjadi penyalahgunaan
fasilitas
Akte menikah yang diakui di Negara-negara
tertentu berbeda dengan peraturan di
Indonesia.
Wajib
dilengkapi
Tugas utk KTSS
8
9