EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOL (1)

http://sumut.kemenag.go.id/

EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Oleh Muhammad Siddik
Widyaiswara Madya
BDK Medan
e-mail: msiddik468@gmail.com
ABSTRAK
Evaluasi suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik)
terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian, evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan
berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi, dengan evaluasi diperoleh informasi dan
kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat

komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual
religious. Melihat betapa urgennya evaluasi dalam proses belajar mengajar, maka
seorang guru wajib mengetahui yang berkaitan dengan evaluasi tersebut. Penulis
mencoba mengurai tulisan ini ini dengan judul “Evaluasi Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”, yang pembahasannya meliputi:
Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam, Tujuan, Fungsi, Kegunaan, Prinsip-Prinsip,
Sistem dan Jenis-jenis Evaluasi. Tujuan pembahasan materi tersebut untuk
membantu para guru Agama Islam mengetahui tentang Evaluasi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”. Dengan harapan, proses
evaluasi Pendidikan Agama Islam di SMP dapat lebih baik.
Kata Kunci : Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
A. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui
ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan evaluasi,
suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil
atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat
setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya. Abdul Mujib
dkk


mengungkapkan,

bahwa

untuk

1

mengetahui

pencapaian

tujuan

http://sumut.kemenag.go.id/

pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh
melalui evaluasi. Dengan kata lain, penilaian atau evaluasi digunakan sebagai
alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk
melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya. (Abudin

Nata, 2010).
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam
proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. (Abudin Nata, 2010).
Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi
pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, system, jenis-jenis
dan langkah-langkah evaluasi. Dan, tujuan penulisan makalah ini untuk
membantu para guru Pendidikan Agama Islam mengetahui tentang evaluasi
dan yang berkaitan dengannya.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang
berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah
imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil
akhir dari proses kegiatan.
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya
sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan
evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan,

dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sementara Abudin
Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi
yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan
menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat
keputusan. (Abudin Nata, 2010).
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam

2

http://sumut.kemenag.go.id/

mengambil keputusan. Dan Edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah suatu
tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.(M. Chabib Thaha, 1990).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi

yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik)
terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian, evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan
berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi, dengan evaluasi diperoleh informasi dan
kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya. (M. Chabib
Thaha, 1990).
Selanjutnya, evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan
yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mentalpsikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi
yang tidak

hanya bersikap religius,

melainkan juga berilmu dan

berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan

masyarakatnya.
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini
diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik
dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan
yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan
sebagainya. Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam
adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan

3

http://sumut.kemenag.go.id/

Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan
nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Jadi, evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah
laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual
religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak
ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan
hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.( Abdul

Mujib dkk. 2008).
2. Tujuan Evaluasi
Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
a. Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran,
melatih keberanian, dan mengajakpeserta didik untuk mengingat kembali
materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan
perilakunya.
b. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah,
sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya.
c. Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang
telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi
pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran.
Pendapat senada mengungkapkan bahwa tujuan evaluai yaitu untuk
mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi/subkompetensi
tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup

pengembangan evaluasi selanjutnya. (Abudin Nata, 2010).
Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan
manusia, yaitu:
1) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dialaminya.

4

http://sumut.kemenag.go.id/

2) Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah
diterapkan Rasulullah SAW. terhadap umatnya.
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau
keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi
Allah SWT yaitu paling bertaqwa kepada-Nya, manusia yang sedang
dalam iman atau ketaqwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.
3. Fungsi dan Kegunaan Evaluasi
Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di kelasnya.

b. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki
peserta didik atau belum.
c. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
d. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengalami pendidikan dan pengajaran.
e. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
berbagai penyesuaian dalam kelas.
f. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport,
ijazah, piagam dan sebagainya.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan Hamalik, bahwa fungsi evaluasi
adalah untuk membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan
padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya,
selain itu juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan
adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan
mempertimbangkan administrasinya. (Suharsimi Arikunto, 1990). Sementara
pendapat lain mengemukakan, evaluasi berfungsi sebagai:
a. Mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari sasaran-sasaran pokok dari
kurikulum secara komprehensif;
b. Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh siswa;


5

http://sumut.kemenag.go.id/

c. Menyeleksi atau membentuk instrumen-instrumen yang valid, terpercaya
dan praktis untuk menilai sasaran-sasaran utama proses kependidikan atau
ciri-ciri khusus dari perkembangan dan pertumbuhan manusia didik.
Kemudian, secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan
Islam, diantaranya :
a. Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui
sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah
yang lebih baik.
c. Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir
pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan
membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan
Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
d. Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu

mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan
kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
4. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,
pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan
prinsip-prisip sebagai berikut:
a. Valid. Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada
kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
b. Berorientasi kepada kompetensi. Dengan berpijak pada kompetensi,
maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui
secara jelas dan terarah. (Suharsimi Arikunto, 1990).
c. Berkelanjutan/Berkesinambungan

(kontinuitas).

Evaluasi

harus

dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan
untuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran
Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang

6

http://sumut.kemenag.go.id/

prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan
stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.
d. Menyeluruh

(Komprehensif).

Evaluasi

harus

dilakukan

secara

menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman,
ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya,
atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek
kognitif,

afektif

dan

psikomotor.

Cratwallmengembangkannya

menjadi

Kemudian
6

aspek

Anderson
yaitu

dan

mengingat,

mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.
e. Bermakna. Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi
semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Adil dan objektif. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi
peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak
boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional.
Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
g. Terbuka. Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai
kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau
sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
h. Ikhlas. Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka
efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta
didik.
i. Praktis. Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan
dengan beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b)
mudah diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d)
mudah ditafsirkan.
j. Dicatat dan akurat. Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus
secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga
sewaktu-waktu dapat dipergunakan. (Suharsimi Arikunto, 1990).

7

http://sumut.kemenag.go.id/

5. Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam oleh Allah Swt dan Rasul-Nya
berimplikasikan paedagogis sebagai berikut:
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam QS.
Al-Baqarah: 155:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
b. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah
diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya.
c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan
seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang
menyembelihIsmail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam QS.
As-Shaffat: 103-107:
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah
dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.
Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
d. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
diberikan pdnya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang
asma-asma yang diajarkan Allah SWT kepadanya di hadapan para
malaikat, seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 31:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar.
e. Memberikan semacam tabsyîr (berita gembira)bagi yang beraktivitas baik,
dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas
buruk, seperti tercantum dalam QS. Al-Zalzalah: 7-8:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan

8

http://sumut.kemenag.go.id/

kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.
6. Jenis-jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:
a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program
pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir
tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.
1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester
atau akhir tahun.
2) Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan,
semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu
satuan pendidikan tertentu.
3) Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang
mata pelajaran yang diberikan.
4) Waktu pelaksanaan,

yaitu setelah selesai mengikuti program

pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun
pembelajaran pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu tingkat satuan
pendidikan.
c. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik
untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk
keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat
ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya.
2) Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta

9

http://sumut.kemenag.go.id/

keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami
hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program
bahan yang disajikan guru.
3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang
dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.
4) Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik
menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid
baru atau setelah naik kelas.
d. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan
kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam
situasi belajar mengajar. (Abudin Nata, 2010).
1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau
mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
dalam satu mata pelajaran tertentu (PAI). Sehingga kesulitan peserta
didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.
2) Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan
yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran
pada satu mata pelajaran tertentu (PAI) atau keseluruhan program
pembelajaran.
3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang
kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.
4) Waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari
suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan para peserta didiknya.
7.

Langkah-langkah Evaluasi
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:
a. Penentuan tujuan evaluasi

10

http://sumut.kemenag.go.id/

b. Penyususnan kisi-kisi soal
c. Telaah atau review dan revisi soal
d. Uji coba (try out)
e. Penyusunan soal
f. Penyajian tes
g. Scorsing
h. Pengolahan hasil tes
i.

Pelaporan hasil tes

j.

Pemanfaatan hasil tes

C. PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan Islam dapat ditarik
kesimpulan:
1. Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan

informasi

tentang

kemajuan,

pertumbuhan

dan

perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat
keputusan.
2. Evaluasi pendidikan Islamadalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang
terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis
dan spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf
kemajuan dalampendidikan Islam.
3. Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b)
mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c)
mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik
dalam kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan
lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.
4. Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umumsangat berguna bagi
pendidik, peserta didik, ahli fikir pendidikan Islam,politik pengambil

11

http://sumut.kemenag.go.id/

kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi
sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
5. Prinsip Evaluasi, yaitu : valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/Berkesinambungan

(kontinuitas),

menyeluruh

(Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis,
dicatat dan akurat.
6. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya kemampuan
manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang
dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang
telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya, untuk menentukan
klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih
Ismail putera yang dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan
manusia

dari

pelajaran

yang

telah

diberikan

padanya,

seperti

pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan
Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, serta memberikan
semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk.
7. Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c)
Evaluasi penempatan (placement), dan d) Evaluasi Diagnostik,
Referensi
Abudin Nata, 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.
Abudin Nata, 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Abdul Mujib dkk. 2008, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana.
M. Chabib Thaha, 1990. Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo,
Ramayulis,tt. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Suharsimi Arikunto, 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.

12