KUALITAS DALAM RUANG KERJA pptx
KUALITAS UDARA DALAM RUANG
KERJA
MATA KULIAH : ERGONOMI
DOSEN PENGASUH : Ir. Amri, M.T
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2015/2016
Apa itu Kualitas Dalam Ruang
Kerja ??
Menurut National Health and Medicinal
Research Council (NHMRC, 1985) bahwa yang
dimaksud dengan kuliatas dalam ruang kerja
adalah udara didalam suatu bangunan yang
dihuni ataupun ditempati untuk suatu periode
yang sekurang-kurangnya 1 jam oleh orang
dengan
berbagai
status
kesehatanyang
berlainan.
Ruang kerja yang terlalu padat penghuninya dan
sistem AC yang kurang terawat dengan sirkulasi udara
yang kurang memadai akan dapat meningkatkan
resiko timbulnya gangguan kesehatan, resiko tersebut
kemugkinan dapat lebih diperparah oleh kondisi
sebagai berikut :
asap rokok dalam ruangan
bahan-bahan bangunan, furniture, dan peralatanperalatan modern
produk-produk pembersih ruangan
bahan-bahan pencemar udara dari luar ruangan
Kontaminan Dalam Ruang Kerja
Jenis kontaminan atau bahan pencemar yang sering
dapat menurunkan kualitas udara dalam suatu ruang
kerja, yaitu :
Karbon Dioksida (CO2)
Produk Hasil Pembakaran
Formaldehid
Ozon (O3)
Partikel-partikel dalam ruang kerja
Pencemaran Mikrobiologi
Pengujian Kualitas Udara
Langkah-langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
1.
Survei Awal
2.
Survei Lengkap
3.
Analisis Data
4.
Rekomendasi
Langkah-langkah Alternatif
Pengendalian
1.
Pemindahan atau penggantian sumber pencemaran
2.
Modifikasi tempat atau proses kerja
3.
Desain sistem ventilasi udara
4.
Pengendalian administrasi
Berikut beberapa contoh jurnal yang berhubungan dengan
kualitas dalam ruang kerja beserta kesimpulannya :
KUALITAS UDARA DALAM RUANG
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ”X” DITINJAU
DARI KUALITAS BIOLOGI,FISIK, DAN KIMIAWI
Oleh
: Laila Fitria*), Ririn Arminsih Wulandari, Ema Hermawati, Dewi
Susanna
masalah kualitas udara dalam ruang salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi mikrobiologis (5%). Walaupun hal tersebut bukan merupakan
penyebab yang umum dari masalah di perkantoran, kontaminasi
mikrobiologi dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, yang
dikenal dengan hypersensitivity pneumonitis. Gangguan kesehatan tersebut
menyerang saluran pernafasan, dapat disebabkan oleh bakteri, kapang,
protozoa, dan produk-produk mikroba lainnya yang mungkin berasal dari
sistem ventilasi. Gangguan kesehatan yang mirip, yaitu demam kelembaban,
banyak dilaporkan terjadi di Eropa, yang juga terjadi akibat kontaminasi
mikrobiologi dalam sistem ventilasi udara. Kontaminasi mikrobiologi
seringkali bersumber dari karpet ataupun perabotan yang lembab,
ataugenangan air dalam sistem ventilasi.
KUALITAS UDARA BEBERAPA RUANG PERPUSTAKAAN
DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
BERDASARKAN UJI KUALITAS FISIKA
Oleh Josefine D Sahilatua Vennetia R Danes
(Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado)
Intensitas cahaya pada ruang perpustakaan diukur
dengan alat Lux meter.Lux meter terdiri dari tombol
kisarandan alat sensor cahaya. Sensor cahaya dari
Lux meter di arahkan pada titik permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya. Nilai
pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan
berpengaruh terhadap proses akomodasi mata yang
terlalu tinggi, sehingga akan berakibat terhadap
RANCANG BANGUN PROTOTIPE PENGURANG BAHAYA
GAS POLUTAN DALAM RUANGAN DENGAN METODE
ELEKTROLISIS BERBASIS MIKROKONTROLER
Oleh Nanda Rezki. Meqorry Yusfi, M.Si., Dodon Yendri, M.Kom. JurusanSistem
Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas, Padang. Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Padang
Sensor Gas CO
Sensor gas MQ-7 membutuhkan kondisi kerja atau pemanasan alat pemanas
(heater) dengan waktu rata-rata sekitar 82 detik.
Sensor Gas CO2
Sensor gas MG811 membutuhkan kondisi kerja atau pemanasan alat pemanas
(heater) dengan waktu rata-rata sekitar 116 detik.
Sistem elektrolisis yang digunakan sebagai metode pengurang bahaya gas polutan
dalam prototipe ini sudah dapat aktif (on) ketikan sensor mendeteksi konsentrasi gas
polutan di udara mencapai ambang batas, dan tidak aktif (of) kembali jika sensor
gas sudah mendeteksi konsentrasi gas polutan dalam ruangan kembali rendah.
PENGARUH KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN
BER -ACTERHADAP GANGGUAN KESEHATAN
Oleh Corie Indria Prasasti1), J. Mukono., Sudarmaji. Dosen di
Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNAIR
Sumber pencemar udara ruangan yang dirasakan oleh karyawan
berupa asap dan bau-bauan yang tidak sedap. Sumber
pencemar asap tersebut berasal dari asap rokok, sedangkan
sumber pencemar bau-bauan berasal dari bau sampah dari
kantin, bauminyak wangi dan pengharum ruangan yang terlalu
menyengat.
Gangguan kesehatan yang dirasakan karyawan berurutan dari
yang terbanyak adalah iritasi kulit (75,28 %), iritasi mata (74,36
%), iritasi hidung (73,03 %), gangguan saraf (66,29 %),
gangguan saluran pernafasan (46,07 %), mual (21,35 %).
Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi
Untuk
Memperoleh Kenyamanan Termal Alami
Oleh Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal, Bangkalan
Agar posisi ruang proses produksi diperoleh kenyamanan termal yang baik
sebaiknya bentuk pada sisi memanjang gedung mengarah ke timur/barat,
sedang sisi melebar menghadap arah utara/selatan. Pada sisi memanjang
menghadap ke arah timur/barat dikarenakan arah mata angin hanya berasal
dari timur dan barat.
Kebutuhan ruang proses produksi akan sirkulasi udara telah mencukupi dari
nilai standar kenyamanan yang ada yaitu 32,91 sirkulasi/jam, pada asumsi
penggunaan ruang proses produksi sebagai dapur yang hanya memiliki tingkat
kenyamanan 20 sirkulasi/jam.
Ruang proses produksi disain memiliki tingkat kesejukan yang baik, dimana
pada temperatur maksimal 33,5 derajat celcius mampu memenuhi tingkat
kebutuhan akan kecepatan udara sejuk yaitu sebesar 0,9648 m/s.
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANAFAAT
KERJA
MATA KULIAH : ERGONOMI
DOSEN PENGASUH : Ir. Amri, M.T
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2015/2016
Apa itu Kualitas Dalam Ruang
Kerja ??
Menurut National Health and Medicinal
Research Council (NHMRC, 1985) bahwa yang
dimaksud dengan kuliatas dalam ruang kerja
adalah udara didalam suatu bangunan yang
dihuni ataupun ditempati untuk suatu periode
yang sekurang-kurangnya 1 jam oleh orang
dengan
berbagai
status
kesehatanyang
berlainan.
Ruang kerja yang terlalu padat penghuninya dan
sistem AC yang kurang terawat dengan sirkulasi udara
yang kurang memadai akan dapat meningkatkan
resiko timbulnya gangguan kesehatan, resiko tersebut
kemugkinan dapat lebih diperparah oleh kondisi
sebagai berikut :
asap rokok dalam ruangan
bahan-bahan bangunan, furniture, dan peralatanperalatan modern
produk-produk pembersih ruangan
bahan-bahan pencemar udara dari luar ruangan
Kontaminan Dalam Ruang Kerja
Jenis kontaminan atau bahan pencemar yang sering
dapat menurunkan kualitas udara dalam suatu ruang
kerja, yaitu :
Karbon Dioksida (CO2)
Produk Hasil Pembakaran
Formaldehid
Ozon (O3)
Partikel-partikel dalam ruang kerja
Pencemaran Mikrobiologi
Pengujian Kualitas Udara
Langkah-langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
1.
Survei Awal
2.
Survei Lengkap
3.
Analisis Data
4.
Rekomendasi
Langkah-langkah Alternatif
Pengendalian
1.
Pemindahan atau penggantian sumber pencemaran
2.
Modifikasi tempat atau proses kerja
3.
Desain sistem ventilasi udara
4.
Pengendalian administrasi
Berikut beberapa contoh jurnal yang berhubungan dengan
kualitas dalam ruang kerja beserta kesimpulannya :
KUALITAS UDARA DALAM RUANG
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ”X” DITINJAU
DARI KUALITAS BIOLOGI,FISIK, DAN KIMIAWI
Oleh
: Laila Fitria*), Ririn Arminsih Wulandari, Ema Hermawati, Dewi
Susanna
masalah kualitas udara dalam ruang salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi mikrobiologis (5%). Walaupun hal tersebut bukan merupakan
penyebab yang umum dari masalah di perkantoran, kontaminasi
mikrobiologi dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, yang
dikenal dengan hypersensitivity pneumonitis. Gangguan kesehatan tersebut
menyerang saluran pernafasan, dapat disebabkan oleh bakteri, kapang,
protozoa, dan produk-produk mikroba lainnya yang mungkin berasal dari
sistem ventilasi. Gangguan kesehatan yang mirip, yaitu demam kelembaban,
banyak dilaporkan terjadi di Eropa, yang juga terjadi akibat kontaminasi
mikrobiologi dalam sistem ventilasi udara. Kontaminasi mikrobiologi
seringkali bersumber dari karpet ataupun perabotan yang lembab,
ataugenangan air dalam sistem ventilasi.
KUALITAS UDARA BEBERAPA RUANG PERPUSTAKAAN
DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
BERDASARKAN UJI KUALITAS FISIKA
Oleh Josefine D Sahilatua Vennetia R Danes
(Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado)
Intensitas cahaya pada ruang perpustakaan diukur
dengan alat Lux meter.Lux meter terdiri dari tombol
kisarandan alat sensor cahaya. Sensor cahaya dari
Lux meter di arahkan pada titik permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya. Nilai
pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan
berpengaruh terhadap proses akomodasi mata yang
terlalu tinggi, sehingga akan berakibat terhadap
RANCANG BANGUN PROTOTIPE PENGURANG BAHAYA
GAS POLUTAN DALAM RUANGAN DENGAN METODE
ELEKTROLISIS BERBASIS MIKROKONTROLER
Oleh Nanda Rezki. Meqorry Yusfi, M.Si., Dodon Yendri, M.Kom. JurusanSistem
Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas, Padang. Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Padang
Sensor Gas CO
Sensor gas MQ-7 membutuhkan kondisi kerja atau pemanasan alat pemanas
(heater) dengan waktu rata-rata sekitar 82 detik.
Sensor Gas CO2
Sensor gas MG811 membutuhkan kondisi kerja atau pemanasan alat pemanas
(heater) dengan waktu rata-rata sekitar 116 detik.
Sistem elektrolisis yang digunakan sebagai metode pengurang bahaya gas polutan
dalam prototipe ini sudah dapat aktif (on) ketikan sensor mendeteksi konsentrasi gas
polutan di udara mencapai ambang batas, dan tidak aktif (of) kembali jika sensor
gas sudah mendeteksi konsentrasi gas polutan dalam ruangan kembali rendah.
PENGARUH KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN
BER -ACTERHADAP GANGGUAN KESEHATAN
Oleh Corie Indria Prasasti1), J. Mukono., Sudarmaji. Dosen di
Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNAIR
Sumber pencemar udara ruangan yang dirasakan oleh karyawan
berupa asap dan bau-bauan yang tidak sedap. Sumber
pencemar asap tersebut berasal dari asap rokok, sedangkan
sumber pencemar bau-bauan berasal dari bau sampah dari
kantin, bauminyak wangi dan pengharum ruangan yang terlalu
menyengat.
Gangguan kesehatan yang dirasakan karyawan berurutan dari
yang terbanyak adalah iritasi kulit (75,28 %), iritasi mata (74,36
%), iritasi hidung (73,03 %), gangguan saraf (66,29 %),
gangguan saluran pernafasan (46,07 %), mual (21,35 %).
Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi
Untuk
Memperoleh Kenyamanan Termal Alami
Oleh Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal, Bangkalan
Agar posisi ruang proses produksi diperoleh kenyamanan termal yang baik
sebaiknya bentuk pada sisi memanjang gedung mengarah ke timur/barat,
sedang sisi melebar menghadap arah utara/selatan. Pada sisi memanjang
menghadap ke arah timur/barat dikarenakan arah mata angin hanya berasal
dari timur dan barat.
Kebutuhan ruang proses produksi akan sirkulasi udara telah mencukupi dari
nilai standar kenyamanan yang ada yaitu 32,91 sirkulasi/jam, pada asumsi
penggunaan ruang proses produksi sebagai dapur yang hanya memiliki tingkat
kenyamanan 20 sirkulasi/jam.
Ruang proses produksi disain memiliki tingkat kesejukan yang baik, dimana
pada temperatur maksimal 33,5 derajat celcius mampu memenuhi tingkat
kebutuhan akan kecepatan udara sejuk yaitu sebesar 0,9648 m/s.
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANAFAAT