KREATIFITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KREATIFITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 MANADO SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Oleh : Rafika Indayati Jan

NIM 10.2.3.116

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kreativitas Guru pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Menggunakan Media Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Manado”, adalah benar hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan Pladiasi, duplikasi, tiruan, atau dibuatkan orang lain, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Manado, 4 Mei 2015

Penyusun

Rafika Indayati Jan NIM 10.2.3.116

PENGESAHAN SKRIPSI

Sekripsi yang berjudul “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado” yang disusun oleh Rafika Indayati Jan, NIM. 10.2.3.116 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam Negeri ( IAIN ) Manado, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 4 Mei 2015 Masehi, bertepatan dengan 15 Radjab 1436 Hijriah, dan dinyatakan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Agama Islam, dengan Perbaikan.

Manado, 4 Mei 2015 M

15 Radjab 1436 H

DEWAN MUNAQASYAH:

Ketua

(________________) Sekretaris

: Dr. Muhammad Idris, M.Ag

(________________) Munaqisy I

: Ismail K.Usman, M.Pd.I

(________________) Munaqisy II

: Sahari, M.Pd.I

(________________) Pembimbing I

: Andi Mukarramah, M.Pd

(________________) Pembimbing II

: Dr. Muhammad Idris, M.Ag

: Ismail K. Usman, M.Pd.I

Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Manado

KATA PENGANTAR

Puji penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi Allah SWT. Yang telah memberikan Taufiq dan hidayah-Nya kepada kta sekalian. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, demikian pula salawat dan dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan penerus Risalahnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak hal yang didapat, baik dalam suka maupun duka dan banyak kelemahan dan keterbatasan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak Dalam hal ini penulis sangat berterima kasih yang setinggi-tingginya masing-masing kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado.

2. Bapak Kudrat Dukalang, M. Pd selaku kepala Biro AUAK IAIN Manado

3. Bapak Dr. H Yasin jetta, M.Si selaku wakil Rektor I bidang Akademik dan Pengembangan lembaga.

4. Bapak Dr. H. Yusno Abdullah Otta, M.Ag selaku wakil Rektor II bidang Akademik dan pengembangan lembaga.

5. Ibu Dr. Efra Wiilia, M.Ag selaku wakil Rektor bidang kerja sama dan kemahasiswaan.

6. Bapak Dr. Muhammad Idris, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama islam Negeri (IAIN) Manado.

7. Bapak Drs. Muh S. Rahman, M. Pd.I selaku wakil Dekan bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga

8. Bapak Sahari, M.Pd.I selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

9. Bapak Rizal Arsyad , M.A selaku Wakil Dekan bidang Kerja sama dan Kemahasiswaan.

10. Kedua orang tua penulis ayahanda Asaad Jan dan ibunda Sarifa Sirih yang telah mengasuh dan dan membiayai penulis dalam mengikuti pendidikan serta selalu mendoakan penulis agar sukses dalam studi dan sukses dalam segala hal, baik di dunia maupun di akhirat..

11. Segenap Dosen IAIN Manado, yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama masih kuliah di Institusi ini.

12. Perpustakaan, Seluruh Civitas Akademika IAIN Manado, yang memberikan pelayanan kepada penulis selama masa perkuliahan.

13. Kepala sekolah SMA Negeri 4 Manado. Ibu Billy Grace,beserta guru-guru yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu selama proses penelitian dilaksanakan.

14. Kepada suamiku Machfudi yang selalu memberikan motivasi, semangat, dorongan dan doa dalam pembuatan skripsi saya

15. Kepada ketiga kakakku tersayang ( Musli, Imran dan Ahmad) yang telah memberikan motivasi kepada penulis

16. Teman-teman Syahra, Risnawati, wijayanti yang sudah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan memberikan dorongan semangat kepada penulis.

Manado, 17 Maret 2015

Penulis

Rafika indayati jan NIM: 10.2.3.116

ABSTRAK

Nama Penyusun : Rafika Indayati Jan Nim : 10.2.3.116 Judul Skripsi

:“kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Menggunakan Media Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Manado”

Skripsi ini ini membahas tentang “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menggunakan Media Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Manado” yang menjadi pokok permasalahannya adalah bagaimana cara guru agama menggunakan media pembelajaran di sekolah tersebut dan apa kendala- kendala atau hambatan yang di hadapi guru pendidikan agama islam dalam menggunakan media pembelajaran.

Adapun tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui upaya kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Manado, untuk mengetahui upaya guru pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media pembelajaran serta untuk mengetahui kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado.

Masalah ini dibahas dengan metode penelitian kualitatif dan dalam penyajian datanya dilakukan dengan cara pendekatan Deskriftif yakni dengan demikian data yang tersaji secara terperinci dan sesuai dengan fakta-fakta sesungguhnya yang terjadi berupa kata-kata dan bukan berupa angka.

Dari hasil penelitian yang penulis temukan, dapat dipahami bahwa kreativitas guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado, masih menggunakan buku paket, buku panduan dan baca tulis Al- Quran Karena disetiap ruangan atau kelas belum disediakan multimedia projector (LCD). Disamping itu guru juga memiliki kreativitas dalam menggunakan media pembelajaran yang ada dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, yaitu disesuaikan dengan materi, tujuan, metode, karakteristik siswa dikelas, hal ini dimaksudkan agar penggunaan media pembelajaran lebih fokus pada materi, tujuan, metode, karakteristik siswa sehingga pemahaman siswa dengan penggunaan media pempelajaran dapat lebih mudah dicapai.

BAB I PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai educative, nilai educative mewarnai interaktif 1 yang terjadi antara guru dengan anak didik interaksi yang

bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu pendidikan sebagaimana yang telah dirumuskankan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara

sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. 2

Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral antar siswa

sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar, 3 guru harus mempunyai dua modal Dasar yaitu kemampuan mendesaint program dan ketrampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Untuk mengajar di suatu kelas guru dituntut mampu mengelolah kelas yakni menyediakan kondisi yang kondusif

1 Sardiman AM, Interaksi & Motvasi Belajar Mengajar Cet 20,(Jakarta,:PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 7

2 Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Cet IV, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010), h. 1

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet 18, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013), h. 236.

dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. untuk program S1 salah satunya dikenal adanya sepuluh kompotensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh kompotensi guru meliputi:menguasai bahan,mengelola program belajar mengajar, mengola kelas,menggunakan media / sumber,menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Dengan hadirnya kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang di tandai pecahnya konsentrasi anak didik. Setelah peristiwa itu, tugas guru adalah bagaimana supaya anak didik kembali belajar dengan mempertahankan tugas belajar

yang di berikan oleh guru. 4

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan peran (message), yakni sebagai komponen-komponen komunikasi. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu) pertukaran di mana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya ikut mengambil bagian 5 .

4 Muhibbin Syah, Ibid., h. 2 5 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Suatu Pendekatan Baru Cet I, (Jakarta: Press Grup

,2013), h. 2-3

Guru adalah satu satunya sumber belajar tetapi dengan posisi sebagai peran penggiat iapun harus mampu merencanakan dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Karena pertama proses pembelajaran menghasilkan perubahan prilaku anak didik yang relative permanen. yang kedua anak didik memiliki, potensi, gandrung, kemampuan yang merupakan benih kodrati untuk ditumbuh kembangkan tanpa henti. Ketiga perubahan atau pencapaian kwalitas ideal atau tidak tumbuh sejalan dengan proses kehidupan yang

berarti belajar mengajar merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. 6 Sumber- sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung

pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik biasanya dikenal sebagai media pembelajaran. Guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar/mendidik di kelas yang memiliki kepribadian baik dan menjadi panutan bagi anak asuhnya 7 , dengan profsionlisme pada pekerjaan yang dijalaninya.

Secara teknis media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, pada hakekatnya manusia dapat belajar melalui enam tingkatan menurut Vernon A.

Magnesan 8 diantaranya :

1. 10 % dari apa yang baca.

6 Yudhi Munadi , Media Pembelajaran Suatu Pendekatan Baru Cet I, (Jakarta: Press Grup ,2013)., h. 4-5

. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan Baru, Cet

18, (Jakarta: PT Remaja RosdaKarya, 2013). h . 221

. 8 Zainal Aqib, Model – Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual ( Inovatif)

(Bandung: CV Yrama Widya, 2013), h. 48

2. 20 % dari apa yang didengar.

3. 30 % dari apa yang dilihat.

4. 50 % dari apa yang dilihat dan didengar.

5. 70 % dari apa yang dikatakan.

6. 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Menurut zainal aqib 9 pengertian dari media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar ( siswa ) seperti alat-alat peraga, alat bantu

menagajar dan media audio Visual. Dalam perkembangan sekarang media pembelajaran mengikuti teknologi. 10 Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran adalah

percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio- visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir ini adalah teknologi mikro prosessor yang melahirkan pemakaian computer dan kegiatan interaktif. Berdasar

9 Zainal Aqib, Model – Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual ( Inovatif) (Bandung: CV Yrama Widya, 2013), h .50

10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15, ( Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h . 29 10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15, ( Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h . 29

1. media hasil cetak.

2. media hasil teknologi.

3. media hasil teknologi yang berdasarkan terknologi computer.

4. media hasil gabungan teknologi cetak dan computer.

Dalam proses belajar mengajar tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting karena tujuan ini merupakan pernyataan yang menunjukkan prilaku

yang harus dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses instruksional 12 . Oleh karena itu perlu adanya perencanaan tentang kebutuhan media pembelajaran yang

dengan penggunaan media tersebut dapat mempermudah siswa untuk menerima pelajaran yang diberikan guru. Urut-urutan dalam mengembangkan media pembelajaran di rinci sebagai berikut :

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

2. Merumuskan tujuan instruksional ( instructional Objectif ) dengan oprasional yang khas.

11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15, ( Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h. 29 12 Arif S Sadiman at All, Media Pendidikan, Pengertian , Pengembangan dan

Pemanfaatannya Cet 17, (Jakarta:Rajawali Pers,2014) , h. 100-101

3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.

4. Mengembangkan alat keberhasilan.

5. Menulis naskah media.

6. Mengadakan test dan revisi.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara terakhir dari seluruh aktivitas yang dilakukan guru dan siswa. 13 Artinya apapun bentuk kegiatan-kegiatan

guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan media

teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. 14 Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan perubahan yang terjadi di pada siswa di kelas dan guru harus mendiagnose kemudian

mencari alternatifnya. 15

13 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran Cet 8, (Bandung:Penerbit Alfa Beta,2013), h. 276 .

14 Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Cet 4, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010), h. 106.

15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan Baru Cet 18, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013), h . 173.

Agar aktivitas-aktivitas pembelajaran yang di lakukan guru dapat lebih terarah, dan guru dapat memahami persoalan-persoalan belajar yang seringkali atau pada umumnya terjadi pada kebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajaran, maka akan lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman

tentang 16 masalah-masalah belajar. Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya

masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran Dengan pemahaman itu pula guru dapat menemukan solusi tindakan yang di anggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Memahami pentingnya hal ini, maka pada bagian ini Anda akan di ajak untuk mengkaji secara kritis dan lebih dalam masalah-masalah belajar agar memperoleh pemahaman yang baik , maka disamping mengikuti pemahaman melalui tatap muka di kelas, di harapkan dapat lebih mendalaminya melalui aktivitas diskusi pada sesama teman, atau mengkaji sendiri. Setelah mempelajari berdiskusi dengan rekan- rekan anda serta mengerjakan tugas-tugas latihan yang di sediakan di harapkan anda

memiliki kompotensi 17 :

16 Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Cet 20,( Jakarta:PT Rajagraindo Persada.,2011), h .95.

17 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran Cet 8, (Bandung:Penerbit Alfa Beta,2013), h. 177.

1.Menjelaskan konsep masalah-masalah internal belajar

2.Mengindentifikasikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses belajar.

3.Menjelaskan masalah-masalah eksternal belajar

4.Menguraikan jenis-jenis kesulitan belajar.

5.Mengatsi kesulitan belajar siswa.

Dalam ruang lingkup tugasnya guru di tuntut memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. 18 Bila disimpulkan dari pendapat

maka dapat menemukan faktor-faktor yang menyebabkan semakin tingginya tuntutan terhadap keterampilan-keterampilan yang harus di kuasai dan dimiliki oleh guru. Faktor pertama adalah karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini terutama perkembangan ilmu pengentahuan dan informasi. Implikasi bagi guru adalah di mana guru harus memiliki keterampilan-keterampilan yang cukup untuk mampu memilih topik, aktivitas dan cara kerja dari berbagai kemungkinan

yang ada. 19 Guru-guru juga harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar

secara bebas dalam batas-batas yang di tentukan sebagai anggota kelompok. Faktor kedua adalah terjadinya perubahaan pandangan di dalam masyarakat yang memiliki

18 Aunurrahman, Ibid, h . 189 19 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen 18 Aunurrahman, Ibid, h . 189 19 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesala pahaman bagi keduanya yaitu murid dan guru. Azhar Arsyad 20 mengemukakan bahwa pemakaian media

pengajar dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang baru bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Prinsip penggunaan media pembelajaran bahwa dalam penggunaan media siswa harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif serta harus ikut bertanggung jawab selama kegiatan pembelajaran, merupakan upaya dalam menimbulkan motivasi dalam bentuk menimbulkan atau menggugah minat siswa agar mau belajar, mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat kepada kegiatan belajar mengajar. 21 Dalam memilih strategi penggunaan media pembelajaran.

pendidikan agama di SMA Negeri 4 Manado adalah pertama, menentukan jenis

20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15, ( Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011) , h. 37.

21 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,Cet 1, (Jakarta:PT Perstasi Pustaka Publisher ,2007) ,h14.

media dengan tepat, artinya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan. Kedua, menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan anak didik. Ketiga, menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada. Keempat, menempatkan atau

memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat 22 , artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar digunakan.

Tentu tidak setiap saat atau selama proses mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media. Berdasarkan fenomena- fenomena yang peneliti dapati bahwa di SMA Negeri 4 Manado ini ada sebagian guru yang belum kreatif dalam penggunaan media pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik, guru terbiasa dengan pola pembelajaran melalui ceramah, kurangnya pengetahuan, keterampilan dan latihan- latihan yang dapat memacu kreativitas siswa, dan lain sebagainya. Dengan melihat argumen-argumen tersebut, media pengajaran dapat membantu guru mempermudah proses memahamkan siswa terhadap materi pelajaran, serta sarana pembelajaran yang disiapkan guru untuk memfasilitasi para siswanya belajar,

22 dokumentasi, wawancara dengan Wakasek bidang kurikulum SMU Negeri 4, Manado, tgl 27 Oktober 2014 .

menjadi suatu yang sangat signifikan penyediaannya oleh para guru agar proses pembelajaran semakin efektif, dan kualitas hasil belajar akan semakin meningkat.

Terkait dengan itu, guru harus kreatif 23 dalam mempersiapkan media dan sarana pembelajaran, sehingga mampu mengantarkan para siswanya menjadi manusia-

manusia cerdas, kreatif, serta memiliki integritas keberagamaan yang kuat. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis berupaya untuk mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul ” ” Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI ) Dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SMA NEGERI 4 Manado dengan harapan kajian ini dapat dipakai bahan pemikiran untuk kegiatan penggunaan media pembelajaran dalam keberhasilan penyampaian pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar belakang di atas maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara guru agama menggunakan media pembelajaran di SMA Negeri

4 Manado ?

2. Apa kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru Pendidikan dalam menggunakan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado ?

23 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar Cet 20, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.8.

C. Definisi Opersional dan Ruang lingkup Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman terhadap pembahasan penulisan skripsi ini, agar tidak meluas dan dapat jelas, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yang terfokus pada :

1. Definisi Operasional dan Variabel Sebagai ikhtisar untuk fokus terhadap substansi yaitu Kreatifitas guru PAI dalam menggunakan media pembelajaran di sekolah SMA Negeri 4 Manado. Maka penulis menjelaskan beberapa istilah penting yang ada di dalamnya antara lain sebagai berikut :

1. Upaya kreativitas guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado, untuk meningkatkan belajar siswa dalam pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pengembangan media pembelajaran diSMA Negeri 4 Manado, meliputi: kemampuan mengembangkan media pembelajaran yang sudah ada, kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran baik media jadi maupun media rancangan, dan menggunakan metode-metode yang lainnya.

3. Kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kreativitas penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado

4. Upaya atau solusi yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kreativitas penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado

D. Ruang lingkup Penelitian

Melihat betapa luasnya cakupan tema yang terlingkup dalam judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian dari skripsi ini agar mengena pada sasaran yang dimaksudkan. Adapun ruang lingkup penelitian

yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut 24 : Sekitar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam ( PAI ) dalam

menggunakan Media Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Manado.

1. Kreatifitas adalah merupakan usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).

2. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.

3. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

24 Lexy Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta:Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004),h.14.

4. Guru PAI adalah seseorang yang memiliki usaha sadar mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam guna membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.

5. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka akan penulis kemukakan tujuan penelitian kwalitatif yang bersifat eksploratif yaitu memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan focus tertentu 25 :

1. Untuk mengetahui upaya kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Manado .

2. Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) 26 dalam pengembangan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado

25 Basrowi, Ibid., h .92 26 wawancara dengan guru PAI , Dokumentasi SMU 4 Manado.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado

4. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pengembangan kreativitas penggunaan dalam media pembelajaran di SMA Negeri 4 Manado .

a. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa melalui berfikir secara kreatif dan kritis dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan masalah pengajaran yang menggunakan media pembelajaran dan agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efisien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasan tentang penggunaan media pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar.melalui buku,film,kaset,dan film bingkai adalah contoh-contohnya 1 .

2 Ditinjau dari prosesnya,Pendidikan adalah komunikasi karena dalam proses pendidikan terdapat komunikator,komunikan, dan pesan, yakni sebagai

komponen-komponen komunikasi.Komunukasi atau dalam bahasaLatin yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian dan pertukaran, di mana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya.

Pengertian Media berasal dari kata Media ( bahasa Latin ) Medius 3 yang artinya tengah, perantara atau pengantar menciptakan dalam bahasa arab dari kata

dari kata senada dengan pengertian kreativitas tersebut , yaitu firman Allah SWT dalam Q.S./ 95: 4

1 Arief S.Sardiman,Media Pendidikan Pengertian,Pengembangan,Dan Pemanfaatannya Cet 17(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada),h. 6.

2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru Cet I(Jakarta:GP Press Group), h . 2.

3 Azhar Arsyad,Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h . 3

Terjamahannya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ( Q.S. At-Tin 4 ) 4

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Pada dasarnya kreativitas tidaklah terbatas pada budaya maupun golongan tertentu, karena lahir sudah dibekali oleh suatu potensi, dalam hal ini potensi tersebut harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S/ 16 : 78 5 :

Terjamahannya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu dapat bersyukur . (Q.S. An-Nahl : 78)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun tidak mengetahui sesuatu pun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengembangkannya secara

4 Q.S Surat At Tin, Departemen Agama RI, h. 674 5 Al Qur an , Op Cit, h. 768

8 kreatif, karena dengan kreatiflah baik yang mempunyai bakat atau yang tidak, antara individu yang lainnya akan dapat berkembang secara wajar

walaupun diantara mereka terdapat perbedaan baik bentuk, jenis maupun derajat karena itu sudah menjadi fitrah manusia 6 .

Sabda Rasulullah SAW. : Manusia Dilahirkan fitrah ( tabiat ) potensi yang suci dan baik ) hanya ibu bapak ( Alam sekitarnya ) yang menyebabkan ia menjadi Yahudi atau nasrani atau majusi . Lebih lanjut

Hasan Langgulung 7 berpendapat bahwa secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan (fleksibel), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kreativitas dapat diterapkan dalam berbagai aktivitas dan kegiatan manusia, sesuai dengan pengaktualisasian dirinya. Dengan kebebasan kreativitas manusia dapat melepaskan diri sebagai makhluk yang dalam beraktivitas sesuai dengan dorongan insting.

Perubahan yang terjadi dewasa ini diantaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan Informasi, faktor Demografi, faktor Ekologi, Globalisasi ekonomi diserta gejolak yang sulit dikendalikan. Perubahan

6 Muis sad Imam, Pendidikan Partisipatif, menimbang Konsep Fitrah Dalam Progresivisme john Dewey, Cet I, (Jakarta:Safiria Insania Perss), h. 27 7 Hasan Langgulung. Pendidikan dan Peradaban Islam. (Jakarta: Pustaka Al

9 yang sangat mendalam mengharuskan manusia belajar hidup dengan perubahan yang terus menerus dengan ketidakpastian dan dengan

Unpredictability ( Ketidakmampuan untuk memperhitungkan apa yang terjadi ) 8 bahwa persoalan yang dihadapi oleh Ummat manusia tak lepas

dari peran pendidikan, dimana pendidikan itu sendiri adalah menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berfikir mandiri dan kritis ( Indepen dent critical thinking ). Pola pendidikan yang melibatkan semua komponen peserta didik yang bertmpu pada pluralisme, demokrasi dan kemerdekaan manias peserta didik dan guru sebagai fasilitator yang memberikan ruang seluas luasnya untuk berekspresi, berdialog dan berdiskusi.

Ciri Khas dalam belajar Menurut Muhibbin Syah 9 dalam belajar meliputi :

1. Perubahan yang bersifat Intensioanal ( Yang disengaja )

2. Perubahan yang bersifat Positif dan aktif ( yang mendorong inovasi )

3. Perubahan yang bersifat efektif dan fungsional

8 Muis Sad Imam, Pendidikan Partisipatif Menimbng Konsep Fitrah dan

Progresivisme John Dewey Cet 1,(Yogyakarta: PT Safiriah Insania Pers, 2004), h 2 9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Cet 12,( Jakarta: PT Rajawali Perss 2012), h.

B. Pemilihan Media

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, media yang akan digunakan dalam proses dan mempertimbangkan antara

lain 10 :

1. ia ( siswa ) merasa sudah akrab dengan media itu.

2. ia ( siswa ) merasa bahwa media yang dipilihnya itu dapat menggambarkan dengan baik dan layak.

3. media yang dipilihnya itu dapat menarik minat dan perhatian siswa.

Media pembelajaran disebut juga dengan alat pembelajaran atau media pendidikan. Yang dimaksud media yaitu alat atau tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media atau alat juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini 11 :

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, waktu yang tersedia.

10 Azhar Arsyad,Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h . 67

11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h.

2. Persyaratan isi, tugas dan jenis pebelajaran.

3. Hambatan dari siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketrampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan computer.

4. Tingkat kesenangan ( preferensi lembaga, guru, dan siswa )

5. tingkat kemampuan guru dan siswa diantaranya :

a. Kemampuan mengakomodasi penyajian stimulus ( Visual atau Audio )

b. Kemampuan mengakomodasi umpan balik siswa

c. Kemampuan mengakomodasi respons siswa ( kegiatan fisik )

d. Kemampuan penyajian informasi atau stimulus.

Jadi media pengajaran merupakan alat yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan bahan pengajaran

adalah inti dalam kegiatan interaksi edukatif. 12

C. Penggunaan Media pembelajaran

Prinsip dasar penggunaan dan pengembangan media pembelajaran 13 dibagi menjadi : 1. Media berbasis Manusia, 2. Media

12 Yuhdi Munadi , Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru,(Jakarta: GP press Group, 2013) h. 8

13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 81 13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 81

sepuluh kelompok diantaranya adalah : 1. Media Audio, Cetakan, cetak suara, proyeksi diam, proyeksi dengan suara, visual gerak, audia visual gerak, objeck, manusia / lingkungan dan media computer. Bermaksud untuk mendemonstrasikan materi pelajaran, b. Memberi gambaran tentang masalah yang lebih jelas, dan dapat menarik minat siswa belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang direncanakan.

a. Media berbasis Manusia Media berbasis Manusia bermanfaat khususnya bila tujuan adalah

mengubah sikap atau secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Media ini mengajukan dua teknik yang efektif yaitu rancangan berpusat masalah dan bertanya ala Socrates 15 . Rancangan

pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar.Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebaga berikut:

Arif S Sadiman At, All, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfatanya. Jakarta Raja Grafindo 2014 , h 84

15 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 15,(Jakarta:Rajawali Pers, 2011),, h. 53

1. Merumuskan masalah yang relevan;

2. Mengenditifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;

3. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;

4. Tuntun eksplorasi siswa sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah .

Meskipun pada hakikatnya pelajaran yang berpusat pada masalah sejalan dengan teknik pertanyaan ala Socrates (karena pelajaran berpusat pada masalah di mulai dengan mengajukan pertanyaan), teknik pertanyaan lain dapat di gunakan untuk menggugah pikiran siswa dan mendorongnya untuk berpikir.pertanyaan dapat diajukan bukan hanya guru tetapi juga dari siswa yang terpenting adalah memberi kesempatan kepada siswa agar

pikirannya dapat berkembang melalui penyelidikan kognitif 16 .

Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah melaui indera pendengaran ( Audio ) dan indrera penglihatan 17 ( Visual ) rancangan pelajaran yang interaktif. Dengan

16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 84

17 Yudhi Munadi, , Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 17 Yudhi Munadi, , Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet

penarik perhatian adalah(a) memulai pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang relevan dengan siswa bagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan informasi baru ini,(b) meginformasikan apa yang diharapkan mereka dapat kerjakan ( C ) memulai dengan mengajukan masalah yang memusatkan perhatian terhadap informasi yang mesti di pelajari.

b. Media berbasis Cetakan Media berbasis cetak adalah untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku danmateri visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis ataufotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teksteks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi.

18 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011), h .91

Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks. Buku penuntun, jurnal, majalah dan LKS 19 . Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan saat merancang yaitu : konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, penggunaan spasi kosong. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks 20 adalah warna. Huruf, dan kotak

warna digunakan sebagai alat penuntun dan informasi yang penting. Huruf yang dicetak tebal atau miring memeberikan penekanan kepada kata-kata kunci atau judul. Informasi penting dapat pula menggunakan kotak.

c. Media berbasis Visual Media berbasis Visual ( Image atau perumpamaan ) memegang

peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman misalnya melaui elaborasi struktur dan organisasi dan memperkuat ingatan. Visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual 21

untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa :

9 Zudhi Munadi, , Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 15,(Jakarta: Rajawali Pers,2011) h. 100

20 Azhar Arsyad, Ibid,.h. 87

21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 1,(Jakarta: Rajawali Pers,2011) h. 113 21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 1,(Jakarta: Rajawali Pers,2011) h. 113

d. Media berbasis audio visual Media visual yang menggambungkan penggunaan suara

memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.salah satu pekerjaan penting yang di perlukan dalam media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang

banyak, rancangan, dan penelitian 22 .

Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian di sintesis kedalam apa yang ingin di tunjukkan dan di katakan.narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran .pada awal media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau

22 Arif S Sadiman At, All, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfatanya. Jakarta Raja Grafindo 2014 ,h. 89 22 Arif S Sadiman At, All, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfatanya. Jakarta Raja Grafindo 2014 ,h. 89

e. Media berbasis komputer Dewasa ini komputer fungsi yang berbeda-beda dalam bidang

pendidikan dan latihan. komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau keduanya.

Komputer dapat menyajikkan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer yang membutuhkan

interaksi 24 dengan kategori computer mandiri ( Stand Alone ) dan computer Jaringan perbedaan yang utama antara keduanya terletak pada

aspek interaktivitas peserta ajar terbatas pada interaksi dengan materi ajar dalam program pembelajaran.

Komputer merupakan cara menghasilkan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis mikro-prosesor, 25 komputer adalah

alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia . karena komputer mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh. Komputer bukanlah

23 Arif S Sadiman At, All,Ibid, h. 211 24 Zainal Aqib, Model-model Media pembelajaran, Strategi pembelajaran

Konstektual, (Bandung: Yrama Widya, 2014), h. 57

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Cet 15, (Jakarta: Rajawali Pers,2011),

8 mesin biasa ,tapi ia layak dijuluki sebagai mesin berpikir, komputer sangat membantu sekali bila dijadikan media pembelajaran, komputer bisa

dikatakan sebagai sumber belajar yang menyediakan berbagai macam bentuk mediayang memungkinkan peserta didik membuat dan merekayasa

suatu konsep dan ilmu pengentahuan. 26

D. Pengembangan Media

Bahan pengajaran merupakan substansi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa itu proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh sebab itu guru yang akan mengajar harus terlebih dahulu mempelajari dan mempersiapkan bahan yang akan disampaikan kepada

siswa (media aktif) 27 .

1. Media dan bahan yang dapat didengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan taktil. Dalam proses belajar mengajar, suara adalah alat utama dalam komunikasi. Yang termasuk media dengar adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman wawancara, dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan pelajaran.

26 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Cet 1,(Jakarta: Rajawali Pers,2011) h. 148-149.

27 Syaiful B.D. dan Aswan Z. Strategi Belajar Mengajar edisi revisi Cet 4, ( Jakarta: PT Rineke Cipta2010), h .160.

2. Media dan bahan yang dapat dilihat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, globe, peta, gambar grafik dan sebagainya.

3. Media dan bahan yang dapat disentuh atau diraba atau dimanipulasi adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan pelajaran.

Pendidikan 28 menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan pada pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha yang sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan dirinya para pendidik yang tugas utamnaya mengajar baik sebagai guru maupun sebagai dosen karena setiap pendidik dibekali dengan pengetahuan khusus yaitu kompetensi profesionalisme keguruan meliputi kompetensi kognitif,

afektif, dan psikomotorik 29 yang menumbuhkembangkan seluruh kemampuan yang di dalam kelas. Kualitas hubungan guru dan murid

adalah penting bila guru ingin menjadi aktif dalam mengajarkan apapun, semua dapat dibuat menarik dan mengasikkan anak-anak apabila diberikan oleh guru yang telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang saling menghargai antara guru dan murid.

28 Pendidikan menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan pendekatan baru Cet

18,(Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013). h. -170

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller yang juga dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial, yang fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya. 1

Maka metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. karena penelitian ini berdasarkan latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian dengan menganalisa data secara kualitatif bersifat deskriptif

ini lebih mementingkan proses dari pada hasil. 2 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka karakteristik penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif kurang lebih memiliki dua unsur beriikut: 1) pengumpulan data dilakukan dalam latar yang wajar atau alamiah 2) peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan dan penginterpretasi data.

Alasan penulis menggunakan metode kualitatif karena beberapa pertimbangan ,Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan . Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri

1 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Cet. II; Yogyakarta: Uin-Maliki Press, 2010), h. 177. 2 Vredenbregh, Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1983), h. 33.

terhadap pola nilai yang dihadapai saat penelitian. Peneliti berusaha untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai sanksi adat bagi pelaku tindak pidana zina perspektif hukum Islam, pertanyaan tersebut memerlukan jawaban yang bersifat deskriptif yang menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, kemudian diikuti dengan interpretasi secara maksimal atas bagian temuan di lapangan.

Lokasi penelitian ini pada Negeri Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. pada pelaksanaan penelitian, penulis berusaha secara maksimal untuk memperoleh data secara utuh dan mendalam, walaupun demikian dalam proses analisis data ternyata ada kekurangan, maka penulis terjun kelapangan lagi untuk mencari kekurangan-kekurangan yang di maksud, begitu seterusnya sampai di peroleh data yang lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan. Waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan di Negeri Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku tengah berlansung sejak bulan Juli- Agustus 2013

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Teologis Normatif (syar’i) adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk formal atau simbol-simbol tersebut mengklaim dirinya yang paling

benar sedangkan yang lainnya salah. 3 Pendekatan ini pula memahami firman-firman Allah swt, hadits nabi Muhammad saw, dan pendapat-pendapat para ulama yang berkaitan dengan objek yang sedang di teliti.

3 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 29.

2. Pendekatan Sosiologis adalah pendekatan yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan, penulis secara langsung berhubungan dengan objek penelitian serta menyelami kondisi sosiologis yang berada di lapangan. 4

3. Pendekatan Historis adalah pendekatan yang dilakukan dengan jalan meneliti berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut yang sedang berlansung.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN HAMKA TENTANG KONSEP ETIKA GURU DAN MURID

9 85 38

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI MAN BEUREUNUEN

0 24 1

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59