PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TE

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO
PUBLIC PERIODE 2010 – 2012
Ni Nym. Karisma Dewi Paramitha, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: riezma.saranghae@gmail.com, yc9eda@yahoo.co.id,
fyudiaatmaja@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara: (1) simultan risiko kredit
dan likuiditas terhadap profitabilitas, (2) parsial risiko kredit terhadap profitabilitas dan
(3) parsial likuiditas terhadap profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Go Public
Periode Tahun 2010 – 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kuantitatif. Subjek penelitian adalah perusahaan perbankan yang go public dari tahun
2010 – 2012 dan objeknya adalah risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas. Data
dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi serta dianalisis dengan

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) risiko kredit
dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. (2) risiko
kredit berpengaruh negatif secara parsial terhadap profitabilitas, (3) likuiditas tidak
berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang go
public.
Kata kunci: risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas
Abstract
This research aims to know the effect of: (1) simultaneous credit risk and liquidity to
profitability, (2) credit risk to profitability and (3) liquidity to the profitability of the
Public Banking Companies for the Period of 2010-2012. This research used
quantitative research design. The subject of the research are all banking companies
that went public from year 2010 – 2012 and the objects are credit risk, liquidity and
profitability. The type of data collected by using documentation and analyzed using
multiple linear regression analysis. The results showed that (1) credit risk and liquidity
variables simultaneously have significant effect on profitability, (2) partially credit risk
has negative effect on profitability, (3) partially liquidity has not significant effect on
profitability of the Public Banking Companies.
Keywords : credit risk, liquidity and profitability.

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi ini, banyak
perusahaan bersaing untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dengan cara
mengelola perusahaan sebaik-baiknya.
Manajemen perusahaan harus berhati-hati
dalam hal kebijakan pemberian kredit
karena akan menimbulkan risiko kredit bagi
perusahaan. Selain itu perusahaan juga

harus memperhatikan kewajiban-kewajiban
yang ia miliki seperti likuiditas perusahaan
agar perusahaan dapat tetap likuid agar
kepercayaan dari para kreditur tetap
terjaga.
Naik turunnya profitabilitas pada
masing – masing perusahaan perbankan
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)

risiko kredit dan likuiditas yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan tersebut.
Siamat (2005:358) menyatakan “risiko
kredit didefinisikan sebagai risiko yang
dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan
klien membayar kewajibannya atau risiko
dimana debitur tidak dapat melunasi
hutangnya.”
“Peranan
Bank
dalam
memberikan kredit yang berisiko kecil pada
umumnya akan menghasilkan profitabilitas
(keuntungan) yang besar. Sebaliknya
peranan bank dalam memberikan kredit
yang berisiko besar, maka peluang bank
untuk
mendapatkan
profitabilitas
(keuntungan) semakin kecil” (Sunarya,

2002:25). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mediani (2011),
Priliana (2012), dan Elviani (2102) yang
menyimpulkan
bahwa
risiko
kredit
berpangaruh secara signifikan dan negatif
terhadap profitabilitas. Disisi lain Saptono
(2008) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa risiko kredit mempunyai hubungan
yang rendah dan negatif terhadap
profitabilitas. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri (2010), dan
Pratama (2011) yang menyimpulkan bahwa
risiko kredit tidak mempunyai pengaruh
terhadap profitabilitas.
Likuiditas merupakan kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya

apabila perusahaan ditagih, perusahaan
akan mampu untuk memenuhi utang
tersebut terutama utang yang sudah jatuh
tempo. Apabila tingkat likuiditas sebuah
bank tinggi, maka tingkat profitabilitas akan
menurun. Sebaliknya jika bank tersebut
mengalami tingkat likuiditas yang rendah,
maka akan menyebabkan meningkatnya
tingkat profitabilitas (Muhamad, 2002: 228).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Pratama (2011) dan Elviani
(2012) yang menyimpulkan bahwa likuiditas
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Berbeda dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Syaharman (2012) yang
menyimpulkan penelitian yaitu likuiditas
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang telah dilakukan ditemukan beberapa
bank yang go public mengalami penurunan
profitabilitas dari 2010 – 2012 yang diduga
disebabkan oleh risiko kredit dan likuiditas.

Seperti pada pada tahun 2012 PT Bank
Ekonomi
Raharja,
Tbk.,
mengalami
penurunan NPL yang berarti menurunnya
tingkat risiko kredit dari perbankan tersebut
sebesar 0,46% dan mengalami kenaikan
LDR yang berarti likuiditas perusahaan
semakin menurun sebesar 10,25% namun
profitabilitas
(ROA)
yang
diperoleh
perusahaan juga menurun sebesar 0,24%.

Selain itu pada tahun 2011 PT Bank
Tabungan Negara, Tbk., mengalami
penurunan NPL sebesar 0,47% dan pada
tahun 2012 mengalami kenaikan LDR yang
berarti likuiditas perusahaan semakin
menurun
sebesar
10,81%,
namun
profitabilitas (ROA) yang diperoleh oleh
perusahaan juga menurun. Begitu pula
dengan performa bank – bank lain yang
mengalami penurunan profitabilitas setiap
tahunnya. Kondisi ini berbeda dengan teori
yang menyebutkan bahwa semakin besar
risiko kredit maka profitabilitas yang
diperoleh akan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya semakin kecil risiko kredit yang
dimiliki maka semakin besar profitabilitas
yang diperoleh dan apabila semakin kecil

likuiditas yang dimiliki perusahaan maka
profitabilitas perusahaan akan semakin
besar, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
permasalahan pokok dalam penelitian ini
adalah: (1) apakah ada pengaruh simultan
dari risiko kredit dan likuiditas terhadap
profitabilitas pada perusahaan perbankan
yang go public periode tahun 2010 – 2012?;
(2) apakah ada pengaruh parsial dari risiko
kredit
terhadap
profitabilitas
pada
perusahaan perbankan yang go public
periode tahun 2010 – 2012?; dan (3)
apakah ada pengaruh parsial dari likuiditas
terhadap profitabilitas pada perusahaan
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012?

Manfaat secara teoritis penelitian ini
diharapkan
mampu
memberikan
sumbangan dalam pengembangan ilmu
ekonomi,
khususnya
pada
bidang
manajemen keuangan. Manfaat secara
praktis penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan pada pimpinan atau
manajer pada perusahaan perbankan yang
go
public
terutama
dalam
mempertimbangkan risiko kredit, dan
likuiditas
dari

seluruh
perusahaan

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012 untuk menjaga profitabilitas
perusahaan sehingga kontinuitas dari
perusahaan tetap bisa terjaga.
Menurut Undang – Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan (dalam
Kasmir, 2012:24) “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk
yang lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.”
Supramono (2009:153) menyatakan
“kredit merupakan perjanjian pinjammeminjam uang antara bank sebagai

kreditur dengan nasabah sebagai debitur
dalam
jangka
waktu
tertentu
dan
pengembalian uang disertai dengan
imbalan berupa bunga.” Sedangkan
menurut Muljono dan Pudjo (2001:10)
menyatakan “kredit adalah kemampuan
untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji
pembayaran
akan
dilakukan,
ditangguhkan pada suatu jangka waktu
yang disepakati.”
Pemberian kredit juga memiliki tujuan
dan fungsi. Tujuan dari pemberian kredit
menurut Hasibuan (2009:88) adalah: (1)
memperoleh pendapatan bank dari bunga
kredit;
(2)
memanfaatkan
dan
memproduktifkan dana-dana yang ada; (3)
melaksanakan kegiatan operasional bank;
(4) memenuhi permintaan kredit dari
masyarakat; (5) memperlancar lalu lintas
pembayaran; (6) menambah modal kerja
perusahaan; (7) meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat. Fungsi dari
kredit menurut Kasmir (2012:89) adalah: (1)
meningkatkan daya guna uang; (2)
meningkatkan peredaran dan lalu lintas
uang; (3) meningkatkan daya guna barang;
(4) meningkatkan peredaran barang; (5)
sebagai alat stabilitas ekonomi; (6)
meningkatkan kegairahan berusaha; (7)
meningkatkan pemerataan pendapatan; (8)
meningkatkan hubungan internasional.
Dalam kegiatan mobilisasi dan
penanaman dana sangat ditentukan dapat
tidaknya bank mengelola berbagai risiko
yang berkaitan dengan usaha bank.
Menurut Fahmi (2012:358) risiko dapat
diartikan
“sebagai
bentuk
keadaan

ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan
berbagai pertimbangan pada saat ini. Jadi
manajemen
risiko
merupakan
suatu
pendekatan yang terstruktur dalam upaya
mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia
termasuk:
penilaian
risiko,
pengembangan
strategi
untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan
pemberdayaan
atau
pengelolaan sumberdaya.
Salah satu risiko yang dapat terjadi,
yaitu risiko kredit. Risiko kredit (credit risk)
didefinisikan sebagai risiko kerugian yang
terkait dengan kemungkinan kegagalan
counterparty memenuhi kewajibannya; atau
risiko bahwa debitur tidak membayar
kembali utangnya. Hasibuan (2009:175)
mendefinisikan “risiko kredit merupakan
risiko yang timbul akibat dari ketidakpastian
dalam
pengembaliannya.”
Siamat
(2005:358) menyatakan bahwa “risiko kredit
didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan
dengan kemungkinan kegagalan klien
membayar kewajibannya atau risiko dimana
debitur tidak dapat melunasi hutangnya”.
Risiko kredit
dihitung dengan non
peforming loan (NPL) dikarenakan NPL
dapat digunakan untuk mengukur sejauh
mana kredit yang bermasalah yang ada
dapat dipenuhi dengan aktiva produktif
yang dimiliki oleh suatu bank. Dendawijaya
(2001:85) menyatakan,
Kredit bermasalah (Non Performing
Loan)
adalah
kredit
yang
pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran
bunganya
telah
mengalami penundaan lebih dari 1
(satu) tahun sejak jatuh tempo
menurut
jadwal
yang
telah
diperjanjikan. Kredit bermasalah (Non
Performing Loan) dapat diartikan juga
sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor kesengajaan dan atau karena
faktor eksternal diluar kemampuan
debitur yang dapat diukur dari
kolektibilitas.
Untuk menentukan suatu kredit itu
berkualitas atau tidak perlu diberi ukuranukuran
tertentu.
Kolektibilitas
kredit
merupakan
merupakan
penggolongan

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
kredit berdasarkan kategori tertentu guna
memantau kelancaran pembayaran kembali
(angsuran) oleh debitur. Berdasarkan surat
keputusan Direksi Bank Indonesia No.31 /
147 / Kep / DIR Tanggal 12 Nofember 1998
tentang kualitas aktiva produktif pasal 6
ayat 1, membagi tingkat kolektibilitas kredit
sebagai berikut.
(1) Kredit Lancar (pas)
Kredit lancar yaitu kredit yang
perjalanannya lancar atau memuaskan,
artinya segala kewajiban (bunga atau
angsuran utang pokok diselesaikan oleh
nasabah secara baik).
(2) Kredit Dalam Perhatian Khusus (special
mention)
Kredit dalam perhatian khusus yaitu
kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya
mulai tidak lancar, debitur mulai
menunggak.
(3) Kurang Lancar (substandard)
Kredit tidak lancar yaitu kredit yang
selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak
lancar, pembayaran bunga atau utang
pokoknya tidak baik. Usaha-usaha
approach telah dilakukan tapi hasilnya
tetap kurang baik.
(4) Diragukan (doubtful)
Kredit diragukan yaitu kredit yang telah
tidak lancar dan telah pada jatuh
temponya
belum
dapat
juga
diselesaikan
oleh
debitur
yang
bersangkutan.
(5) Macet (loss)
Kredit macet sebagai kelanjutan dari
usaha penyelesaian atau pengaktifan
kembali kredit yang tidak lancar dan
usaha itu tidak berhasil, barulah kredit
tersebut dikategorikan kedalam kredit
macet.
Fahmi
(2010:177)
menyatakan
“Likuiditas merupakan kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu.” Munawir
(2007:31) menyatakan bahwa “Likuiditas
perusahaan
merupakan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
Perusahaan
yang
mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat
pada waktunya berarti perusahaan tersebut

dalam keadaan likuid, dan perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya apabila
perusahaan tersebut mempunyai alat
pembayaran ataupun aktiva lancar yang
lebih besar daripada hutang lancarnya atau
hutang jangka pendek. Sebaliknya kalau
perusahaan tidak dapat segera memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih,
berarti
perusahaan tersebut dalam
keadaan illikuid.” Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kasmir (2008:129) menyatakan “Rasio
likuiditas
merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan
suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek”. Rasio ini penting
karena kegagalan dalam membayar
kewajiban
dapat
menyebabkan
kebangkrutan perusahaan. Rasio ini
mengukur kemampuan pada likuiditas
jangka pendek perusahaan dengan melihat
aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
utang lancarnya (utang yang dimaksud
adalah kewajiban perusahaan). Harahap
(2011:301) “rasio likuiditas menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan
kewajiban
jangka
pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal
kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang
lancar”.
Riyanto
(2001:331)
mengemukakan bahwa “rasio likuiditas
adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan”. Salah
satu rasio likuiditas adalah loan to deposit
ratio (LDR). LDR merupakan rasio untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan. Menurut Fahmi (2010:196) pada
saat suatu perusahaan mengalami risiko
likuiditas ada beberapa sebab yang
melatarbelakanginya sebagai berikut.
(1) Utang perusahaan yang berada pada
posisi extreme leverage. Extreme
leverage artinya utang perusahaan
sudah berada dalam kategori yang
membahayakan perusahaan itu sendiri.

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
waktu tanpa mengalami fluktuatif yang
membahayakan.
Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total
aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,
1998:130).
Riyanto
(2001:35)
mendefinisikan
“profitabilitas
sebagai
kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan
laba
selama
periode
tertentu.” Dari pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan profitabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba selama periode tertentu
yang juga dapat digunakan untuk melihat
tingkat efektifitas kinerja perusahaan.
Salah satu rasio profitabilitas adalah
return on assets (ROA). ROA adalah rasio
yang
dapat
memberikan
ukuran
produktivitas aktiva dalam memberikan
pengembalian kedua penanam modal.
Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal
ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba.

(2) Jumlah utang dan berbagai tagihan
yang datang di saat jatuh tempo sudah
begitu besar, baik utang di perbankan,
leasing, mitra bisnis, utang dagang,
utang dalam bentuk bunga obligasi
yang sudah jauh tempo harus
secepatnya dibayar dan berbagai
bentuk tagihan lainnya.
(3) Perusahaan telah melakukan kebijakan
strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat
jangka pendek dan jangka panjang.
(4) Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi
mencukupi
untuk
menstabilkan
perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak
asset yang dijual sehingga asset yang
tersisa tersebut masih ingin dijual maka
itu juga tidak mencukupi untuk
menstabilkan perusahaan.
(5) Penjualan dan hasil keuntungan yang
diperoleh adalah terjadi penurunan
yang sistematis serta fluktuatif. Jika
penjualan dan keuntungan diperoleh
bersifat
fluktuatif,
maka
artinya
perusahaan
harus
melakukan
perubahan konsep sebelum terlambat.
Karena jika terjadi keterlambatan akan
menyebabkan perusahaan memperoleh
profit secara fluktuatif, sementara
kondisi profit yang baik adalah yang
bersifat “konstan bertumbuh”. Konstan
bertumbuh artinya penjualan dan
keuntungan perusahaan mengalami
pertumbuhan yang stabil dari waktu ke

METODE
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif kausal. Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif
yang berupa data risiko kredit, likuiditas dan
profitabilitas dan dikumpulkan dengan
metode
dokumentasi
dan
dianalisis
menggunakan teknik analisis regresi linear
berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 01. Ringkasan Hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan bantuan SPSS
Parameter

Koefisien

p-value

α = 0,05

Keputusan

RyX1X2

0,624

0,001

0.05

Menolak Ho

R2 yX1X2

0,390

0,001

0,05

Menolak Ho

Py X1

-0,624

0,000

0,05

Menolak Ho

Py X2

-0,050

0, 797

0,05

Menolak H1

Py ε
α
β1

0,376
1,967
-0,158

0,010
0,000

0,05
0,05

Signifikan
Signifikan

β2

-0,002

0,797

0,05

Tidak Signifikan

Hasil analisis regresi pada Tabel 02
menunjukkan bahwa variabel risiko kredit
dan likuiditas secara simultan berpengaruh

Simpulan
Ada hubungan pengaruh simultan
antara X1X2 terhadap y
Ada pengaruh secara simultan antara
X1X2 terhadap y
Ada hubungan pengaruh parsial antara
X1 terhadap y
Tidak ada hubungan pengaruh parsial
antara X2 terhadap y
Dapat digunakan untuk memprediksi
Dapat digunakan untuk memprediksi
Tidak dapat digunakan untuk
memprediksi

terhadap
profitabilitas
perusahaan
perbankan yang go public periode 2010 –
2012 karena p-value 0,010 < α (0,05).

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Temuan ini memberikan implikasi bahwa
risiko kredit dan likuiditas secara serempak
berperan
dalam upaya
memperoleh
profitabilitas pada perusahaan perbankan
yang go public. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa keeratan hubungan
pengaruh dari risiko kredit dan likuiditas
terhadap profitabilitas adalah
62,4%
dengan besar sumbangan pengaruh 39%
dan 61,0% dipengaruhi oleh variabel diluar
risiko kredit, dan likuiditas yang harus diteliti
lebih lanjut lagi. Variabel lain yang
mempengaruhi profitabilitas yaitu volume
penjualan dan modal kerja (Munawir, 2007)
dan juga struktur modal (Bringham dan
Houston 2001)
Berdasarkan Tabel 02. dapat dilihat
bahwa risiko kredit yang diukur dengan Non
Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas karena p-value 0,000 < α
(0,05).
Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat
bahwa likuiditas yang diukur dengan Loan
to Deposit Ratio (LDR) tidak memiliki
pengaruh
terhadap
profitabilitas
perusahaan perbankan yang telah go public
karena p-value 0, 797 > α (0,05).
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda yang telah diuraikan di
atas, diketahui bahwa variabel risiko kredit
dan likuiditas berpengaruh secara simultan
terhadap
profitabilitas
yang
mengindikasikan variabel risiko kredit dan
likuiditas secara serempak berperan dalam
upaya
perolehan
profitabilitas
pada
perusahaan perbankan yang go public.
Temuan penelitian ini sejalan terhadap
temuan penelitian dari Pratama (2011) dan
Elviani (2012) yang menyimpulkan bahwa
secara simultan risiko kredit dan likuiditas
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda yang telah diuraikan di
atas, diketahui bahwa secara parsial
variabel risiko kredit memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin besar risko kredit yang
dimilik oleh perusahaan perbankan yang go
public maka semakin kecil profitabilitas

yang akan diperoleh oleh perusahaan
perbankan. Sehingga hal ini akan
merugikan pihak perusahaan. Temuan
penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sunarya (2002:25)
menyatakan bahwa ”Peranan Bank dalam
memberikan kredit yang berisiko kecil pada
umumnya akan menghasilkan profitabilitas
(keuntungan) yang besar. Sebaliknya
peranan bank dalam memberikan kredit
yang berisiko besar, maka peluang bank
untuk
mendapatkan
profitabilitas
(keuntungan) semakin kecil”. Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mediani (2011), Priliana
(2012),
dan
Elviani
(2012)
yang
menyimpulkan
bahwa
risiko
kredit
berpangaruh secara signifikan dan negatif
terhadap profitabilitas, tetapi tidak sejalan
dengan penilitian yang dilakukan oleh Putri
(2010), dan Pratama (2011) yang
menyimpulkan bahwa risiko kredit tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda yang telah diuraikan di
atas, menunjukkan bahwa secara parsial
variabel likuiditas tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas
perusahaan
perbankan yang go public. Hasil penelitian
ini menolak teori yang dikemukakan oleh
Muhamad (2002: 228) menjelaskan bahwa
“apabila tingkat likuiditas sebuah bank
tinggi, maka tingkat profitabilitas akan
menurun. Sebaliknya jika bank tersebut
mengalami tingkat likuiditas yang rendah,
maka akan menyebabkan meningkatnya
tingkat
profitabilitas”,
namun
pada
kenyataannya teori ini tidak berlaku pada
perusahaan perbankan yang go public.
Alasan menolak teori ini dikarenakan pada
kenyataanya ketika tingkat likuiditas
perusahaan perbankan yang go public
menurun ataupun meningkat maka tidak
akan mempengaruhi tingkat profitabilitas
perusahaan perbankan tersebut. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan
Syaharman
(2012)
yang
menyimpulkan penelitian yaitu likuiditas
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas,
tetapi penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pratama
(2011)
dan
Elviani
(2012)
yang

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
menyimpukan bahwa likuiditas berpengaruh
terhadap profitabilitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas
sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut. (1) Secara simultan ada
pengaruh signifikan dari risiko kredit dan
likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan
yang go public periode tahun 2010 – 2012.
(2) Secara parsial ada pengaruh negatif
dan signifikan dari risiko kredit terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan yang
go public periode tahun 2010 – 2012; (3)
Secara parsial tidak ada pengaruh dari
likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012.
Saran yang dapat disampaikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
adalah: (1) bagi Perusahaan perbankan
yang telah melakukan go public terutama
perusahaan di Indonesia hendaknya lebih
mengoptimalkan risiko kredit yang terjadi
karena risiko kredit memiliki hubungan yang
negatif dan signifikan di mana ketika
sebuah perusahaan memiliki risiko kredit
yang tinggi maka profitabilitas yang akan
diperoleh akan menurun.
Selain itu
perusahaan perbankan harus mampu
menjaga likuiditas dari bank masing-masing
agar tidak terjadi penurunan profitabilitas
walaupun
kemungkinan
likuiditas
mempengaruhi profitabilitas perusahaan
sangatlah kecil, tidak ada salahnya
perusahaan tetap menjaga profitabilitas
yang dimilikinya agar sesuai dengan
standar yang telah diatur oleh Bank
Indonesia; dan (2) sedangkan untuk peneliti
berikutnya
disarankan
untuk
mengembangkan
penelitian
dengan
menggunakan variabel – variabel lain yang
mempengaruhi
profitabilitas
agar
mendapatkan hasil yang lebih relevan dan
lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Bringham, Eugene F. Dan Houston F. Joel,
2001.
Manajemen
Keuangan.
Terjemahan Dodo Suharto dan
Herman
Wibowo.
Financial
Management. Edisi Kedelapan, Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.

Elviani, Sri. 2012 Pengaruh Risiko Kredit
Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek
Indonesia.
Jurnal
Ilmiah
Indonesia (hlm 971 – 1000)
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja
Teori
dan
Aplikasi.
Bandung:
ALFABETA Bandung.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Keuangan
Teori dan Soal Tanya Jawab.
Bandung: ALFABETA Bandung.
Hasibuan, H. Melayu S.P. 2009. Dasardasar
Perbankan.
Cetakan
Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Analisis Kritis
atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mediani, Winda. 2011. Analisis Pemberian
Kredit dan Risiko Kredit Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada
PT. Bank Negara Indonesia 46
(persero), Tbk Bandung. Skripsi.
Program Studi Akuntansi, Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
Muhamad.
2002.
Manajemen
Bank
Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Muljono
dan
Teguh
Pudjo.
2001.
Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersial. Yogyakarta : BPFEYogyakarta.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Pratama, R. Anggakara. 2011. Pengaruh
Likuiditas Dan Risiko Kredit Terhadap
Profitabilitas Bank. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis,
Universitas
Padjajaran.
Priliana, Sisca. 2012. Analisis Risiko Kredit
Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada
PT. BPR Artha Niaga Finatama (Studi
Kasus Laporan Keuangan Triwulan
PT. BPR Artha Niaga Finatama
Periode Desember 2008 – Desember
2012). Skripsi. Jurusan Pendidikan
Manajemen
Bisnis,
Universitas
Pendidikan Indonesia.

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Putri, Nur Kurnia. 2010. Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Risiko
Kredit Terhadap Profitabilitas Pada
BMT Binamas Purwerejo. Skripsi.
Jurusan
Manajemen,
Universitas
Negeri Semarang.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Saptono, Heru. 2008. Pengaruh Risiko
Kredit Terhadap Profitabilitas (Return
On Assets) Pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Bandung. Skripsi.
Program Studi Akuntansi, Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
Sartono,
Agus.
1998.
Manajemen
Keuangan
Teori
dan
Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE.
Siamat,
Dahlan,
2005.
Manajemen
Lembaga
Keuangan
Kebijakan
Moneter dan Perbankan. Jakarta:
FakultasEkonomiUniversitas
Indonesia.
Siamat,
Dahlan,
2005.
Manajemen
Lembaga
Keuangan
Kebijakan
Moneter dan Perbankan. Jakarta:
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Sunarya. 2002. Pengantar Perbankan, Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan
Masalah Kredit Suatu Tinjauan di
Bidang Yuridis. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.31 / 147 / Kep / DIR Tanggal 12
Nofember 1998 tentang kualitas aktiva
produktif.
Syaharman. 2012. Pengaruh Jumlah Kredit
Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek
Indonesia.
Jurnal
Ilmiah
Indonesia (hlm 895 – 904).