Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO)
pada tahun 1993 menetapkan standar keperawatan untuk pendidikan pasien.
Standar didasarkan pada pendeskripsian bahwa hasil yang positif dari perawatan
pasien bergantung pada aktivitas pengajaran asuhan keperawatan yang
berorientasi pada pasien dan keluarga (Bastable, 2002). Standar pendidikan pasien
dan keluarga pada pelayanan rumah sakit digunakan sebagai jaminan dan
kepuasan terhadap kualitas pelayanan yang diterima pasien dan keluarga
(Farzianpour, 2014).
World Health Organization (2012) menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga memiliki peranan penting sebagai satu
komponen yang mempunyai cakupan luas dalam promosi kesehatan dan
kontribusi yang besar terhadap perbaikan kesehatan pasien. Pendidikan kesehatan
bagi pasien juga penting untuk mengetahui tentang diagnosis, prognosis,
pengobatan dan risiko yang dihadapinya (Potter & Perry, 2005). Pemberian
pendidikan kesehatan tentang cara merawat diri pada pasien dan keluarga dapat
meningkatkan kemandirian perawatan diri, mengurangi insiden komplikasi
penyakit, serta mengurangi biaya dan lama perawatan pasien di rumah sakit
(Farzianpour, 2014).

Perawat memiliki peran kunci untuk melaksanakan pendidikan kesehatan.
Hal ini dikarenakan perawat sebagai pemberi perawatan kepada pasien yang lebih

1
Universitas Sumatera Utara

2

sering kontak langsung kepada pasien dan keluarga. Perawat juga berperan
sebagai sumber informasi yang mudah diakses pasien dan keluarga, oleh sebab itu
pendidikan kesehatan menjadi bagian yang penting dalam praktik keperawatan
(Bastable, 2002). Sebagai educator,perawat memiliki peran antara lain
membantumemecahkan
prosedurseperti

masalah

prosedur

kesehatan

perawatan

pasien,
diri,

mendemonstrasikan
menentukan

dan

mengidentifikasipemahaman pasien, memberikan dukungan pembelajaran pasien
danperubahan perilaku dan mengevaluasi proses pembelajaran pasien (Lasmito &
Rachma, 2009).
Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat harus diberikan secara
efektif yang diawali dengan pengkajian kebutuhan informasi pasien dan
keluarganya. Pendidikan ini harus berfokus pada pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan pasien dan keluarga untuk mengambil keputusan, berpartisipasi
dalam asuhan keperawatan yang diberikan dan asuhan berkelanjutan (KARS,
2011). Lasmito dan Rachma (2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan
kesehatan tidak hanya dapat dibuktikan dengan perawat pernah atau sering

melakukan pendidikan kesehatan saja, namun pendidikan kesehatan yang
diberikan juga harus berfokus pada kualitas materi pendidikan yang mereka
berikan. Kekuatan materi ini penting agar pendidikan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pasien dan menghindari ketidakjelasan pendidikan
kesehatan yang diberikan.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tidak
selamanya dapat berjalan dengan lancar, ada saja hambatan yang harus dihadapi

Universitas Sumatera Utara

3

baik dari pasien maupun dari perawat itu sendiri. Lasmito dan Rachma (2009),
serta Farzianpour (2014) menjelaskan bahwa hambatan pemberian pendidikan
kesehatan yang berasal dari pasien antar lain: tingkat pendidikan yang rendah,
status ekonomi, usia, mitos, budaya, kecemasan pasien, kepribadian dan sifat
pasien. Hambatan yang berasal dari perawat itu sendiri, antara lain meliputi:
terbatasnya waktu dan tenaga perawat, terlalu banyak pekerjaan dan pasien, dan
pengetahuan perawat yang kurang.
Pendidikan kesehatan sendiri telah menunjukkan beberapa manfaat salah

satu diantaranya adalah meningkatkan kepuasan pasien (Bastable, 2002).
Kepuasan pasien merupakan tingkat perasaan pasien yang timbul akibat
pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah membandingkan dengan apa yang
diharapkannya. Kepuasan pasien dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui
mutu pelayanan kesehatan yag diberikan oleh rumah sakit. Pengukuran tingkat
kepuasan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memenuhi harapan pasien (Pohan,
2006).

The

Picker/Commonwealth

Program

for

Patient

Centered


Caremenjelaskanbahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
adalah pemberian informasi yang jelas, komunikasi yang efektif, dan pendidikan
yang dibutuhkan oleh pasien (Potter & Perry, 2005). Asiri, Bawazir, dan Jradi
(2013) menjelaskan bahwa pada pusat pelayanan kesehatan primer di Riyadh
sebanyak 68% pasien merasa puas dengan pemberian pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga. Penelitian Mulyanasari (2014) yang dilakukan di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta juga menjelaskan bahwa 53,3% pasienmerasa puas

Universitas Sumatera Utara

4

dengan pendidikan kesehatan pada pelayanan home care yang diberikan perawat
dengan tingkat pengetahuan perawat sedang, namun kepuasan pasien tersebut
belum memenuhi target standar Joint Commission International yang membuat
patokan bahwa 80% pasien harus merasa puas. Kepuasan pasien itu sendiri
berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan atau keinginan pasien yang bersifat
subjektif (Handayani, 2010).
Pelaksanaan


promosi

kesehatan

sebagaimana

diamanatkan

dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2012 di RSUP H. Adam Malik untuk
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, sudah mencapai
tujuan yang diharapkan namun belum sempurna. Hasil evaluasi Pokja PPK
(Kelompok Kerja Pendidikan Pasien dan Keluarga) sejak ditetapkan dalam surat
keputusan pada Juni sampai Desember 2012 ditemukan bahwa pelaksanaan PKRS
(Promosi Kesehatan Rumah Sakit) di RSUP H. Adam Malik belum baik pada
setiap indikator PPK (Pendidikan Pasien dan Keluarga), dan hal-hal yang masih
lemah dalam pelaksanaannya ditemukan pada aspek: pengkajian tentang
kebutuhan edukasi pasien, pelaksanaan manajemen nyeri, pendokumentasian hasil

edukasi,

serta

evaluasi

setelah

pemberian

edukasi

yang

seharusnya

terdokumentasi pada Rekam Medik (RM), hal ini terjadi pada semua unit
pelayanan rumah sakit (Bangun, 2013). Pelayanan keperawatan di RSUP H.Adam
Malik Medan sudah memuaskan yaitu sebanyak 55,8% pasien puas dengan
kemapuan perawat, sebanyak 55,1% pasien puas dengan sikap perawat, sebanyak

48,2% pasien puas dengan penampilan perawat, sebanyak 57,8% pasien puas
dengan perhatian perawat, sebanyak 57,8% pasien puas dengan tindakan perawat,

Universitas Sumatera Utara

5

dan sebanyak 61,2% pasien merasa puas dengan tanggung jawab perawat dalam
pelayanan keperawatan prima. Namun, tidak ada data tentang kepuasan pasien
pada pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) di RSUP H. Adam
Malik Medan.Sehingga, berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan pelaksanaan Pendidikan Pasien dan
Keluarga (PPK) dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP H.
Adam Malik Medan.

1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana hubungan pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik
Medan?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) dengan
tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) di
Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2.2 Mengetahui tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP
H. Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

6

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi
perawat

untuk


meningkatkan

atau

mempertahankan

kualitas

pemberian

pendidikan pasien dan keluarga agar dapat meningkatkan kepuasan pasien.
1.4.2

Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada tenaga
pendidik dan mahasiswa keperawatan bahwa pemberian pendidikan pasien dan
keluarga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.
1.4.3


Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar atau
informasi awal untuk penelitian keperawatan berikutnya, terutama yang
berhubungan dengan pendidikan pasien dan keluarga dan tingkat kepuasan pasien.

Universitas Sumatera Utara