PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS PADA MATERI PEDOSFER KELAS X-1 SMA SWASTA CERDAS MURNI KABUPATEN DELI SERDANG T.P 2013/2014.

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI

METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN PENGGUNAAN

MEDIA GRAFIS PADA MATERI PEDOSFER KELAS X-1

SMA SWASTA CERDAS MURNI KABUPATEN

DELI SERDANG T.P 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RIA MARITO PULUNGAN NIM. 3103131059

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

v ABSTRAK

Ria Marito Pulungan, NIM 3103131059. Peningkatan Aktivitas dan

Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok Dengan Penggunaan Media Grafis Pada Materi Pedosfer Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan : (1) Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014, dan (2) Hasil belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 yang terdiri dari 38 siswa dengan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) teknik komunikasi tidak langsung dan (2) observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar 73,6% menjadi 86,6% pada siklus ke II. Peningkatan tersebut dari siklus I ke siklus II sebesar 13%. (2) hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar 71% menjadi 89% pada siklus II. Peningkatan tersebut dari siklus I ke siklus II sebesar 18%. Dalam penelitian ini penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pedosfer di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun Pelajaran 2013/2014.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok

Dengan Penggunaan Media Grafis Pada Materi Pedosfer Di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni T.P 2013/2014”. Adapun tujuan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak kekurangan dan rintangan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Bapak Dr. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs.W Lumbantoruan, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Geografi 4. Ibu Dra.Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.

5. Bapak Drs.Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan sekaligus sebagai Dosen Penguji Utama yang telah banyak membimbing penulis selama perkuliahan.

7. Ibu Dra.Marlinang Sitompul, M.Pd dan Bapak Drs.Ali Nurman, M.Si selaku dosen penguji.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.

9. Bapak H Siagian, selaku staf administrasi yang telah banyak membantu kelancaran administrasi dan pemberi semangat kepada penulis.


(6)

iv

10. Teristimewa kepada kedua orang tua yang penulis sayangi, Ayahanda A Pulungan dan Ibunda R Siregar. Dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

11. Bapak Asmaruddin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Cerdas Murni yang memberikan izin penelitian di sekolah tersebut.

12. Bapak Abdul Agus Nasution, S.Pd selaku guru geografi di SMA Swasta Cerdas Murni yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan penelitian ini.

13. Kepada teman-teman mahasiswa seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi maupun diluar Jurusan Pendidikan Geografi, khususnya kelas C Reguler 2010 yang sangat penulis sayangi.

14. Kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis yang namanya tidak bisa ditulis satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Maret 2014 Penulis

Ria Marito Pulungan (3103131059)


(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………...…... ii

KATA PENGANTAR.....………... iii

ABSTRAK……….……….………...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…...….………... vi

DAFTAR ISI…...……….………...vii

DAFTAR TABEL……….……….………...………....ix

DAFTAR GAMBAR……….……...……...x

DAFTAR LAMPIRAN………..…...xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang.………...…………...………. 1

B.Identifikasi Masalah.………...………….. 4

C.Batasan Masalah..……...……… ……...… 4

D.Rumusan Masalah.…...………….………... 4

E. Tujuan Penelitian...………....… ……….... 5

F. Manfaat Penelitian……….…………... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 6

A.Kerangka Teori...………...…………...6

B.Penelitian Yang Relevan...……….………... 24

C.Kerangka Berfikir....………....….…....26

D.Hipotesis Tindakan...………...…... 28

BAB III. METODE PENELITIAN... 29

A.Lokasi Penelitian...………...………….... 29

B.Subjek dan Objek Penelitian...……...……...…………...…… 29

C.Variabel Penelitian...……….………..….. 29

D.Definisi Operasional………...………... 30

E. Jenis Penelitian.. ……….………...………... 31

F. Prosedur Penelitian………...…….………... 32

G.Teknik Pengumpulan Data.……..……...………...35


(8)

viii

BAB IV. DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 40

A.Kondisi Fisik... 40

B.Kondisi Non Fisik...……...…………...46

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50

A.Hasil Penelitian…...………….…………... 50

B.Pembahasan. …………..……….………... 67

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 71

A.Kesimpulan...………...……. 71

B.Saran...………..……... 71

DAFTAR PUSTAKA...……….………... 72


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Grafis... 19

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I... 33

3. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II... 34

4. Indikator Aktivitas Siswa... 35

5. Ranah Kognitif Nilai... 36

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Swasta Cerdas Murni... 44

7. Fasilitas Belajar Geografi SMA Swasta Cerdas Murni... 46

8. Guru Mata Pelajaran di SMA Swasta Cerdas Murni... 47

9. Jumlah Siswa di SMA Swasta Cerdas Murni... 48

10.Frekuensi Nilai Postest Siklus I... 54

11.Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus I... 54

12.Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus I... 55

13.Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I... 55

14.Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 57

15.Frekuensi Nilai Postest Siklus II... 63

16.Frekuensi Nilai LKS Siklus II...63

17.Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus II... 63

18.Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 64


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Profil Tanah... 21

2. Tanah Andosol... 21

3. Tanah Organosol... 22

4. Tanah Gambut... 23

5. Tanah Podsol... 23

6. Tanah Terarosa...24

7. Skema Kerangka Berfikir Penelitian... 27

8. Siklus Tindakan Kelas... 32

9. SMA Swasta Cerdas Murni... 40

10.Denah SMA Swasta Cerdas Murni... 41

11.Peta Administrasi Kecamatan Percut Sei Tuan... 42

12.Peta Administrasi Kabupaten Deli Serdang... 43

13.Laboraturium Komputer SMA Swasta Cerdas Murni... 45

14.Perpustakaan SMA Swasta Cerdas Murni... 45

15.Struktur Organisasi SMA Swasta Cerdas Murni... 49

16.Guru Sedang Menyampaikan Materi Kepada Siswa... 52

17.Siswa Sedang Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi... 53

18.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I... 56

19.Grafik Aktivitas Siswa Siklus I...57

20.Guru Sedang Menjelaskan Materi Pelajaran...60

21.Siswa Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi... 61

22.Siswa Sedang Mengajukan Pertanyaan dan Pendapat... 61

23.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II... 64

24.Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus II... 65

25.Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa...66


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Dalam proses pembelajaran didunia pendidikan kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar penguasaan metode tidak harus sama untuk semua materi. Dengan demikian metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan kompetensi yang dipelajari oleh peserta didik. Namun pada kenyataannya masih banyak tenaga pendidik yang tidak menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi dikelas terlihat pasif, aktivitas dan kreatifitas siswa tidak dikembangkan secara baik, siswa menjadi kurang tertarik dalam pembalajaran. Oleh karena itu dibutuhkan metode-metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Pelajaran geografi merupakan pelajaran yang tidak sulit, jika siswa menemukan ketertarikan pada mata pelajaran ini. Tetapi pada kenyataannya, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran geografi, karena pembelajaran yang terkesan membosankan. Perlu dilakukan suatu metode atau sistem belajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, selain itu perlu juga digunakan penggunaan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan dikelas.


(12)

2

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Swasta Cerdas Murni dan hasil wawancara dengan guru bidang studi geografi yaitu bapak Abdul Agus Nasution,S.Pd mengatakan bahwa terdapat beberapa masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran geografi dikelas yaitu, siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah dan masih kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang sesuai.

Permasalahan pembelajaran tersebut tentunya akan berimbas terhadap nilai-nilai yang diperoleh siswa. Nilai KKM untuk mata pelajaran geografi pada materi pedosfer yang ditetapkan disekolah ini cukup tinggi, yaitu ≥75, dan pada kelas X semester II Tahun Ajaran 2012/2013 sekitar 60% siswa yang memenuhi KKM dari total siswa 38 siswa, sementara ketuntasan klasikal yang ditetapkan sekolah adalah 85%.

Berdasarkan karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah dan lingkungan sekolah maka dari itu perlu ada usaha yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk tujuan tersebut dalam penelitian ini diterapkan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis. Dengan penerapan metode ini diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan mata pelajaran geografi yang membutuhkan pemikiran kritis dalam menganalisa permasalahan yang sedang terjadi saat ini serta membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dan memberikan ketertarikan pada siswa untuk lebih aktif belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.


(13)

3

Metode diskusi kelompok merupakan suatu cara dalam pembelajaran yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompoknya akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing serta berbagai informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dan kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka didepan kelas. Metode pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dan suatu pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, berfikir kritis, dan mandiri.

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.

Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dan media grafis dalam materi pedosfer diharapkan dapat memberikan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran, situasi belajar yang lebih efektif bagi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih mandiri dan percaya diri dan menimbulkan keberanian pada siswa dalam memberikan pendapat untuk memecahkan masalah dan mempresentasikan didepan kelas hasil dari diskusinya dengan menggunakan media. Dengan demikian, situasi seperti itu akan dapat menciptakan proses belajar yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(14)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat identifikasikan pokok-pokok masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengembangan metode pembelajaran pada materi pedosfer dan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media grafis belum pernah di terapkan pada materi pedosfer pada pelajaran geografi.

2. Siswa kurang menguasai dan mengingat setiap materi yang di sampaikan oleh guru dan aktivitas siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa yang rendah karena kegiatan pembelajaran yang pasif.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pedosfer melalui penerapan metode diskusi kelompok dengan media grafis dikelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.


(15)

5

2. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.

2. Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni pada pelajaran geografi materi pedosfer.

2. Bagi Pendidik dan Sekolah

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan untuk mengetahui penggunaan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan sehari-hari.

4. Bagi Universitas

Sebagai masukan untuk lembaga pendidik agar senantiasa menggunakan metode dan media pembelajaran yang efektif dan efisien.


(16)

50

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SMA Swasta Cerdas Murni ini menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penerapan metode pembelajaran tersebut dilaksanakan selama 2 minggu dengan alokasi waktu selama 2x45 menit dalam 1 pertemuan. Dalam penelitian ini terdapat dua siklus, yaitu siklus I pada minggu pertama dan siklus II pada minggu kedua. Adapun tahapan-tahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pratindakan

Pelaksanan pratindakan yang dilakukan adalah kegiatan observasi ke sekolah, pengurusan izin pelaksanaan penelitian, uji validitas soal yang dilaksanakan serta melakukan wawancara dengan guru bidang studi geografi (Bapak Abdul Agus Nasution, S.Pd) untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran. Dari permasalahan yang diperoleh peneliti bersama guru berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis. Pemilihan metode pembelajaran dan media grafis ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam materi pedosfer.


(17)

51

2. Perencanaan Siklus I a. Perencanaan

Sejalan dengan hasil yang ditemukan pada tahap pratindakan maka peneliti dan guru mempersiapkan beberapa hal yakni : (1) menyusun kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode diskusi kelompok dengan penggunaan dengan media grafis, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kepada siswa berjalan secara optimal. (2) menyiapkan media dan perangkat pembelajaran. (3) menyiapkan soal postest dan lembar kerja siswa (4) menyiapkan lembar observasi aktivitas dan hasil belajar siswa dan membentuk kelompok-kelompok diskusi.

b. Tindakan

Tindakan merupakan penerapan dari tindakan perencanaan yang telah dibuat. Adapun kegiatan pembelajaran dalam 1 kali pertemuan adalah 2 x 45 menit. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru dan peneliti melakukan beberapa hal :

1. Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan pada siklus I. Pada saat pembukaan dalam kegiatan pembelajaran guru memberikan salam pembuka dan apersepsi kepada siswa yakni dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Guru menjelaskan secara singkat mengenai rangkaian kegiatan pembelajaran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas secara ringkas yang ditampilkan dengan media grafis.


(18)

52

Gambar 16. Guru menyampaikan materi di SMA Cerdas Murni Tahun 2014 2. Pada kegiatan inti guru menampilkan topik materi yang dibahas yang terkait

dengan submateri yang sedang dipelajari. Adapun sub-sub topik pembelajaran dibagi sesuai dengan kelompok-kelompok diskusi siswa. Kemudian masing kelompok membahas sub-topik materi masing-masing.

3. Setelah topik telah terbagi kepada siswa, maka siswa mendiskusikan materi mereka masing-masing yakni siswa mendiskusikan materi yang telah didapat dengan kelompoknya masing masing.

4. Setelah kelompok menyepakati rencana diskusi, maka kelompok menerapkan rencana yang telah disepakati ditunjukkan dengan aktivitas-aktivitas siswa dalam kelompok termasuk pemilihan ketua kelompok, penulis, mencari sumber belajar dan sebagainya.

5. Siswa kemudian menganalisis hasil-hasil yang mereka temukan dengan mendiskusikan, menyatukan pendapat, dan pemahaman dalam kelompok terkait topik pembelajaran yang mereka bahas.


(19)

53

Gambar 17. Siswa Sedang Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

6. Dengan tetap dibimbing oleh guru, setelah siswa selesai berdiskusi, masing-masing kelompok secara bergantian melakukan presentasi hasil yang mereka temukan dari proses diskusi sebelumnya. Dalam kegiatan presentasi juga dibuka saling diskusi antar kelompok. Sehingga antara satu kelompok dengan kelompok lainnya saling dapat bertukar pendapat, bertukar pertanyaan, kritik, dan masukan.

7. Selama pelaksanaan proses pembelajaran peneliti mengamati aktivitas pembelajaran dengan melihat aktivitas siswa secara individual.

8. Setelah presentasi siswa, guru melakukan evaluasi terhadap tiap-tiap kelompok siswa, memberi masukan kepada siswa yang masih kurang dalam presentasinya, meluruskan kembali hasil diskusi. Kemudian guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Diakhir pertemuan, guru memberikan test. 9. Selama proses pembelajaran guru berusaha membangun suasana belajar yang menyenangkan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapatnya tentang materi pedosfer sesuai dengan metode diskusi kelompok dimana siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajarannya.


(20)

54

Hasil postest yang dilakukan memperlihatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Ketuntasan individual siswa pada siklus I dapat dilihat dari nilai LKS, postest, dan tugas kelompok siswa pada siklus I. Berikut ini disajikan data nilai postest, LKS dan tugas kelompok siswa siklus I.

Tabel 10. Frekuensi Nilai Postest Pada Siklus I

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 60 67 73 80 87 93 100 2 3 8 16 5 2 1 5% 8% 21% 42% 13% 8% 3%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai terendah postest I yaitu 60 yang berarti jumlah soal postest yang benar hanya 8 soal. Jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut sebanyak 2 orang siswa. Nilai tertinggi postest I yaitu 100 yang berarti mampu menjawab semua soal sebanyak 1 orang siswa.

Tabel 11. Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus I

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 60 65 70 75 85 95 1 7 7 16 5 2 3% 18% 18% 42% 13% 6%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Data tabel 11 menunjukkan bahwa nilai terendah siswa pada LKS siklus I adalah 60 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Nilai tertinggi LKS siklus I adalah 95 yang dicapai oleh 2 orang siswa.


(21)

55

Tabel 12. Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus I

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 75 80 85 90 12 6 13 7 32% 16% 34% 18%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Data tabel 12 menunjukkan bahwa nilai terendah laporan kelompok siklus I adalah 75 yang diperoleh oleh 12 orang siswa. Dan nilai tertingi 90 yang diperoleh oleh 7 orang siswa.

Selanjutnya, nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus I diperoleh dari nilai postest I, nilai LKS I, dan tugas kelompok I dibagi 3. Siswa yang mencapai tingkat ketuntasan hasil belajar secara individu hanya 27 orang siswa yang mana

telah mencapai nilai KKM ≥75 untuk lebih jelasnya lihat lampiran 17.

Berdasarkan lampiran 17 menunjukkan secara klasikal ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 71%, ini dapat dikatakan belum mencapai tingkat ketuntasan hasil belajar karena ketuntasan klasikal yang dituntut adalah 85%. Berikut ini disajikan tabel dan grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus I.

Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Ketuntasan Belajar

Siswa

Kategori Jumlah Siswa Presentase (%) < 75

≥ 75 Tidak Tuntas Tuntas

11 27

29% 71%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Untuk dapat mempermudah dalam melihat hasil ketuntasan hasil belajar siswa siklus I secara visual dapat dilihat pada grafik berikut :


(22)

56

Gambar 18. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 18, ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai pada siklus I karena kelas dapat dikatakan tuntas dalam belajar jika presentase ketuntasan klasikal telah mencapai minimal 85% dari seluruh siswa yang

mencapai nilai KKM ≥75. Dengan demikian, hasil belajar siswa perlu

ditingkatkan lagi dengan melanjutkan penelitian ke siklus II.

c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dibantu oleh dua rekan mahasiswa yaitu Eka Sri Dewianti dan Fitri Amelia Ritonga dengan menggunakan lembar observasi. Sebelum proses pengamatan dilakukan peneliti bersama pengamat telah menyatukan persepsi dalam pemberikan skor penelitian terhadap setiap aspek yang akan diamati. Adapun jenis aktivitas yang diamati adalah (1) memperhatikan, (2) bertanya, (3) mengajukan pendapat dan (4) merumuskan (5) kerjasama masing-masing aspek yang diberikan nilai 1-3.

Tuntas 71% Tidak Tuntas

29%


(23)

57

Tabel 14. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

N o

Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Jumlah Rata

-rata %

1 2 3

F SN F SN F SN F SN

1 2 3 4 5 Memperhatikan Bertanya MengajukanPendapat Menganalisis Kerjasama 1 15 19 1 5 1 15 19 1 5 11 10 8 15 23 22 20 16 30 46 26 13 11 22 10 78 39 33 66 30 38 38 38 38 38 101 7 68 97 81 2,65 1,94 1,78 2,55 2,13 88,3 64,7 59,3 85 71

Jumlah 49 49 62 124 79 237 190 410 11,05 368,3

Rata-rata 2,21 73,66

Sumber : Data Primer Olahan, 2014 Keterangan : F= frekuensi, SN=skor nilai.

Untuk dapat mempermudah dalam melihat hasil ketuntasan aktivitas siswa siklus I secara visual dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 19. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I Kelas X-I SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan tabel 14 dan gambar 19 menunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I terdapat 3 aktivitas belajar yang tergolong baik, dan 2 aktivitas belajar yang tergolong cukup. Aktivitas belajar yang tergolong baik adalah memperhatikan media ajar dengan rata-rata 2,65 (88,3%), menganalisis 2,55 (85%), dan kerjasama 2,13 (71%). Dan aktivitas belajar yang tergolong cukup adalah bertanya dan mengajukan pendapat, dengan masing-masing memiliki rata-rata 1,94 (64,7%) dan 1,78(59,3%). Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 2,21 (baik) dengan ketuntasan 73,66% (lampiran 18). Berdasarkan pengamatan, peneliti melihat bahwa kekurangan aktivitas belajar siswa yang disebabkan : (1) masih ada siswa yang memperikan

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama


(24)

58

respon negatif seperti adanya perasaan takut dan malu dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. (2) masih adanya siswa yang malas.

d. Refleksi

Hasil refleksi peneliti, tim observer dan guru dalam siklus I adalah masih ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran seperti : (1) siswa kurang aktif didalam pembelajaran (2) masih ada siswa yang merasa malu atau takut dalam mengeluarkan pertanyaan maupun pendapatnya didalam kelas (3) guru terlalu lama menjelaskan materi tidak sesuai dengan rancangan waktu pada RPP sehingga alokasi waktu bagi siswa untuk berdiskusi menjadi lebih sempit (4) hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan klasikal 85% dan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM >75. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lanjutan ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.

3. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

Sejalan dengan hasil yang ditemukan pada hasil refleksi siklus I peneliti dan guru mempersiapkan beberapa hal yang akan dilakukan pada siklus ke II yaitu (1) menyusun kembali rencana pembelajaran (RPP) sesuai perbaikan. (2) penggunaan waktu oleh guru dalam penyampaian materi harus sesuai dengan RPP (3) guru kembali mengingatkan siswa dengan memotivasi akan memberikan nilai lebih kepada siswa yang aktif memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan (4) guru lebih memotivasi siswa dalam mengintruksikan materi yang akan didiskusikan agar siswa lebih bertangung jawab dalam kelompok dalam menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh guru (5) guru dan observer lebih


(25)

59

mengawasi siswa agar lebih aktif dan disiplin. Presentase hasil ketuntasan hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus I belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah karena itu perlu dilakukan perbaikan.

b. Tindakan

Berdasarkan permasalahan yang ada pada siklus I, maka pada siklus ke II ini dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada siklus ke II diambil langkah-langkah berikut :

1. Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II.

2. Pada saat pembukaan dalam kegiatan pembelajara guru lebih memberikan penguatan, keyakinan, dan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran dan memberikan nilai lebih kepada siswa yang aktif agar siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Pada kegiatan ini guru menjelaskan tujuan dan materi pembelajarana secara

ringkas. Kemudian guru menampilkan topik materi pembelajaran yang akan dibahas dengan media grafis dan kemudian membagi sub-sub materi kepada siswa untuk didiskusikan.

4. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan tugas masing-masing, setiap kelompok melaksanakan rencana diskusi mereka masing-masing yakni mendiskusikan materi yang diberikan guru. Siswa kemudian melakukan implementasi terhadap rencana yang telah didiskusikan dengan menggunakan sumber maupun media yang telah dipersiapkan siswa. Mereka membagi tugas


(26)

60

tiap orang dalam kelompok seperti menulis, membaca, mencari sumber pembelajaran, dan sebagainya.

5. Siswa kemudian menganalisis hasil-hasil yang mereka temukan dan menyatukan pendapat dengan kelompoknya. Kemudian dengan bimbingan guru masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok kedepan kelas. Dalam tahap ini tingkat keaktifan siswa semakin meningkat. 6. Setelah presentasi guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi dan

presentasi siswa. Guru melakukan konfirmasi meluruskan hasil diskusi dan membuat kesimpulan.

7. Pada tahap penutup, guru memberikan test kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Pada tahap ini, rencana tentang materi pedosfer pada bagian sub materi jenis tanah dan persebaran tanah di Indonesia yang telah disusun berdasarkan tahap perencanaan, dilaksanakan selama 2x45 menit. Pada siklus ke II ini siswa dapat lebih memahami materi dengan lebih baik.

Gambar 20. Guru Sedang Menjelaskan Materi Pelajaran di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.


(27)

61

Pada siklus ke II ini siswa lebih memperhatikan pembelajaran dengan serius. Hampir semua perhatian siswa tertuju pada penjelasan yang disampaikan oleh guru, ini disebabkan siswa sudah diberikan tugas untuk mencari bahan sumber belajar yang berkaitan dengan materi pedosfer khususnya yang berkenaan dengan jenis tanah dan persebaran tanah di Indonesia.

Gambar 22. Siwa Sedang Mengajukan Pertanyaan dan Pendapat Tentang Materi di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Walaupun ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan, tetapi ini sudah menunjukan peningkatan aktivitas siswa dalam hal memperhatikan dan siswa yang kurang memperhatikan tersebut juga tidak menggangu siswa yang lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 21. Siswa Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.


(28)

62

Pada siklus II ini banyak siswa yang lebih aktif dengan bertanya, mengajukan pendapat serta permasalahan yang timbul sehari-harinya yang berkaitan dengan materi pedosfer khususnya jenis tanah dan persebaran tanah di Indonesia.

Dalam siklus ke II dilakukan kegiatan pembelajaran yang lebih intensif, sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran guru memberikan LKS dan tugas kelompok untuk didiskusikan siswa dengan kelompoknya, setelah pembelajaran berakhir selanjutnya dilakukan tes hasil belajar yaitu dengan postes untuk mengetahui penguasaan siswa mengenai materi pedosfer. Dapat dikatakan pada siklus ke II ini terdapat perubahan yang terjadi pada beberapa aspek aktivitas yaitu meliputi memperhatikan, bertanya, mengajukan pendapat, menganalisis dan kerjasama.

Hasil belajar siswa diperoleh dengan menggabungkan nilai LKS, nilai tugas kelompok siswa, dan nilai postest dan kemudian dibagi tiga atau rata-rata dari nilai LKS, tugas kelompok siswa dan postest. Hasil dari rata-rata inilah yang dijadikan sebagai nilai individu siswa. Nilai dari LKS, tugas kelompok siswa dan postes ini merupakan alat ukur dalam penentuan seberapa besar pemahaman dan pengetahuan siswa dalam mengenai materi yang berkaitan dengan materi pedosfer.

Dari nilai ini lah dapat diketahui seberapa besar dan seberapa jauh pemahaman, sehingga dapat lebih ditingkatkan lagi jika terdapat kekurangan-kekurangan dari pemahaman siswa tersebut. Nilai hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat dari tabel berikut:


(29)

63

Tabel 15. Frekuensi Nilai Postest Pada Siklus II

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 73 80 87 93 100 10 7 3 12 6 26% 18% 8% 32% 16%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Pada tabel 15 menunjukkan bahwa nilai terendah postest II yaitu 73 yang berarti jumlah soal postest yang benar 11 soal meningkat dari sebelumnya yang menunjukan nilai terendah 60. Jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut sebanyak 10 orang siswa. Nilai tertinggi postest I yaitu 100 yang berarti mampu menjawab semua soal sebanyak 6 orang siswa.

Tabel 16. Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus II

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 75 80 85 90 9 11 11 7 24% 29% 29% 18%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Data tabel 16 menunjukkan bahwa nilai terendah siswa pada LKS siklus II adalah 75 yang dicapai sebanyak 9 orang siswa. Nilai tertinggi LKS siklus II adalah 90 yang dicapai oleh 7 orang siswa.

Tabel 17. Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus II

No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 75 80 85 90 13 12 6 7 34% 32% 16% 18%

Jumlah 38 100%


(30)

64

Data tabel 17 menunjukkan bahwa nilai terendah laporan kelompok siklus II adalah 75 yang diperoleh oleh 13 orang siswa. Dan nilai tertingi 90 yang diperoleh oleh 7 orang siswa.

Tabel 18. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan Belajar

Siswa

Kategori Jumlah Siswa Presentase (%) < 75

≥ 75 Tidak Tuntas Tuntas

4 34

11% 89%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Selanjutnya, nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus II diperoleh dari nilai LKS II, nilai post test II, dan tugas kelompok II dibagi 3 (lihat lampiran 19). Berikut ini disajikan grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus II.

Gambar 23. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 89% yang berarti secara klasikal dinyatakan tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 18% dengan ketuntasan siklus I sebesar 71% dan siklus II sebesar 89%.

c. Observasi

Observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini dilakukan oleh 3 orang observer termasuk peneliti untuk mengamati aktivitas siswa yang dilakukan pada

Tuntas 89% Tidak Tuntas

11%


(31)

65

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 19 dan gambar 24 berikut ini :

Tabel 19. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Jumlah Rat

a -rata

%

1 2 3

F SN F SN F SN F SN

1. 2. 3. 4. 5. Memperhatikan Bertanya Mengajukan Pendapat Menganalisis Kerjasama 1 8 5 1 2 1 8 5 1 2 3 13 9 9 8 6 26 18 18 16 34 17 24 28 28 102 51 72 84 84 38 38 38 38 38 109 85 95 103 102 2,9 2,2 2,5 2,7 2,7 96,6 73,3 83,3 90,0 90,0 Jumlah 17 17 42 84 131 393 190 494 13 433,2

Rata-rata 2,6 86,6

Sumber : Data Primer Olahan, 2014 Keterangan : F= frekuensi, SN=skor nilai.

Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II semua menunjukkan kategori aktivitas baik. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah 2,6 (baik) dengan jumlah 86,6% (lampiran 20).

Gambar 24. Grafik Aktivitas Siswa Pada Siklus II di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 24 menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas siswa pada siklus II ini telah dikategorikan baik meningkat dari siklus sebelumnya.

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama


(32)

66

d. Refeksi

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan siklus I yang memberikan peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Selama berlangsungnya pelaksanaan siklus II, jumlah siswa pada aktivitas memperhatikan, bertanya, mengajukan pendapat, menganalisis, dan kerja sama mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena guru melaksanakan beberapa tindakan sebagai cara untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I. Beberapa tindakan tersebut merupakan saran dan perbaikan dari peneliti dan observer seperti yang telah dijelaskan pada perencanaan siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 89% secara klasikal. Dengan demikian pelaksanaan penelitian berakhir pada

siklus II karena ≥85% siswa tuntas belajar dengan nilai KKM ≥75.

Gambar 25. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan Gambar 25 menunjukkan grafik peningkatan aktivitas belajar siswa bahwa terjadi peningkatan nilai setiap aktivitas siswa sehingga pada siklus ke II semua aktivitas dapat dikategorikan baik. Seperti aktivitas memperhatikan yang mengalami peningkatan dari 88% di siklus pertama meningkat menjadi 97% di siklus kedua, aktivitas bertanya meningkat dari 65% di siklus pertama

Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama

88%

65% 59%

85%

71% 97%

73% 83%

90% 90%

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus II


(33)

67

meningkat menjadi 73% di siklus kedua, aktivitas presentasi mengalami peningkatan dari 59% di siklus pertama meningkat menjadi 83% di siklus kedua. Aktivitas menganalisis meningkat dari 85% di siklus pertama meningkat menjadi 90% di siklus kedua dan aktivitas kerja sama meningkat dari 71% di siklus pertama meningkat menjadi 90% di siklus kedua.

Gambar 26. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 26 menunjukkan grafik peningkatan hasil belajar siswa di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18% dari siklus pertama ke siklus kedua. Dan pada siklus kedua hasil belajar siswa telah tuntas secara klasikal.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I membawa perubahan yang baik, baik dari kesiapan belajarnya, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan siswa

Siklus I Siklus II

71% 89%


(34)

68

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan siswa melalui tes yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I mengenai materi pedosfer dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan media grafis menunjukkan rata-rata aktivitas belajar siswa belum tercapai dengan baik. Namun pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik aktivitas maupun ketuntasan hasil belajar.

1. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13% dari 73,6% di siklus I menjadi 86,6% di siklus II. Peningkatan tersebut terjadi pada kelima aktivitas yang diamati dalam penelitian ini. Aktivitas memperhatikan media ajar mengalami peningkatan sebesar 8,3%. Aktivitas bertanya mengalami peningkatan sebesar 8,6% dikategorikan cukup di siklus I dan menjadi dikategorikan baik di siklus II. Aktivitas mengajukan pendapat mengalami peningkatan sebesar 24% dikategorikan cukup pada siklus I dan meningkat menjadi dikategorikan baik pada siklus II. Aktivitas menganalisis mengalami peningkatan sebesar 5%. Aktivitas kerjasama mengalami peningkatan sebesar 19%. Dengan demikian diperoleh rata-rata seluruh aktivitas sebesar 2,6 atau dikategorikan baik, meningkat dari aktivitas sebelumnya di siklus I sebesar 2,2.

Peningkatan kelima aktivitas belajar dalam penelitian ini dapat terjadi karena guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum memulai pelaksanaan tindakan pada siklus II. Motivasi tersebut berupa pemberian nilai kepada siswa yang aktif selama pembelajaran sehingga siswa terdorong untuk lebih aktif dalam


(35)

69

pembelajaran dikelas. Selain itu, guru menyesuaikan waktunya untuk menjelaskan materi sehingga untuk mendapatkan materi yang lebih jelas dan lengkap, siswa akan lebih termotivasi untuk menyiapkan materi pembelajaran sendiri. Guru dan ketiga observer termasuk peneliti memberikan bimbingan berupa pengawasan pada saat siswa saling berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing sehingga pada saat diskusi, siswa lebih fokus terhadap pembelajaran. Sebagaimana yang dituliskan oleh Ahmadi (2004) sebagai pengelolaan kelas, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih lanjut, Slameto (2010) yang

mengatakan, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru. Belajar akan lebih efektif, apabila si pembelajar (siswa) melakukannya dalam suasana yang menyenangkan dan menghayati objek pembelajaran secara langsung.

2. Hasil Belajar Siswa Di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I mencapai ketuntasan 71% atau 27 siswa dari total 38 siswa, dan yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau 29%. Pada siklus II, ketuntasan mencapai 89% atau 34 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 11%.


(36)

70

Adanya peningkatan hasil belajar tersebut dapat terjadi karena proses belajar yang lebih baik pada siklus II. Aktivitas guru yang lebih baik dari siklus I dikarenakan adanya diskusi dan saran atau perbaikan yang diberikan oleh observer kepada guru berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus I, sehingga aktivitas praktek metode pembelajaran diskusi kelompok berjalan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (2009) mengemukakan hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran. Upaya optimalisasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan dengan merancang dan mengajukan berbagai alternatif pemecahan sesuai hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya tersebut dapat berupa perbaikan (remedi) untuk menghilangkan kegagalan dan berupa pemantapan atas keberhasilan yang telah dicapai.


(37)

72

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Badriyah. 2011. Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Berbantu Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Asy-Syarifah Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. IKIP PGRI Semarang.

E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Gatot Harmanto. Geografi Bilingual Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Yrama Widya. http://ahli-definisi.blogspot.com/2011/definisi-hasil-belajar.html (Diakses 22-11-2013) http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok (Diakses Februari 2014) http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/metode-pembelajaran-diskusi-kelompok http://wikipedia.com/media-grafis.html (Diakses pada 22 november 2013)

Khumaidah. 2011. Efektifitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Nova A.BN. 2012. Upaya Menigkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dengan Metode Diskusi Kelompok Dan Media Audio Visual Pada Materi Perairan Laut Kelas X Di SMA Swasta Yapim Biru-Biru T.A 2011/2012. Medan: Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung. Rosda.

Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Bumi Aksara

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

d. Refeksi

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan siklus I yang memberikan peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Selama berlangsungnya pelaksanaan siklus II, jumlah siswa pada aktivitas memperhatikan, bertanya, mengajukan pendapat, menganalisis, dan kerja sama mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena guru melaksanakan beberapa tindakan sebagai cara untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I. Beberapa tindakan tersebut merupakan saran dan perbaikan dari peneliti dan observer seperti yang telah dijelaskan pada perencanaan siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 89% secara klasikal. Dengan demikian pelaksanaan penelitian berakhir pada

siklus II karena ≥85% siswa tuntas belajar dengan nilai KKM ≥75.

Gambar 25. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan Gambar 25 menunjukkan grafik peningkatan aktivitas belajar siswa bahwa terjadi peningkatan nilai setiap aktivitas siswa sehingga pada siklus ke II semua aktivitas dapat dikategorikan baik. Seperti aktivitas memperhatikan yang mengalami peningkatan dari 88% di siklus pertama meningkat menjadi 97% di siklus kedua, aktivitas bertanya meningkat dari 65% di siklus pertama

Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama 88%

65% 59%

85%

71% 97%

73% 83%

90% 90%

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus II


(2)

meningkat menjadi 73% di siklus kedua, aktivitas presentasi mengalami peningkatan dari 59% di siklus pertama meningkat menjadi 83% di siklus kedua. Aktivitas menganalisis meningkat dari 85% di siklus pertama meningkat menjadi 90% di siklus kedua dan aktivitas kerja sama meningkat dari 71% di siklus pertama meningkat menjadi 90% di siklus kedua.

Gambar 26. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 26 menunjukkan grafik peningkatan hasil belajar siswa di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18% dari siklus pertama ke siklus kedua. Dan pada siklus kedua hasil belajar siswa telah tuntas secara klasikal.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I membawa perubahan yang baik, baik dari kesiapan belajarnya, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan siswa

Siklus I Siklus II

71% 89%


(3)

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan siswa melalui tes yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I mengenai materi pedosfer dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan media grafis menunjukkan rata-rata aktivitas belajar siswa belum tercapai dengan baik. Namun pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik aktivitas maupun ketuntasan hasil belajar.

1. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13% dari 73,6% di siklus I menjadi 86,6% di siklus II. Peningkatan tersebut terjadi pada kelima aktivitas yang diamati dalam penelitian ini. Aktivitas memperhatikan media ajar mengalami peningkatan sebesar 8,3%. Aktivitas bertanya mengalami peningkatan sebesar 8,6% dikategorikan cukup di siklus I dan menjadi dikategorikan baik di siklus II. Aktivitas mengajukan pendapat mengalami peningkatan sebesar 24% dikategorikan cukup pada siklus I dan meningkat menjadi dikategorikan baik pada siklus II. Aktivitas menganalisis mengalami peningkatan sebesar 5%. Aktivitas kerjasama mengalami peningkatan sebesar 19%. Dengan demikian diperoleh rata-rata seluruh aktivitas sebesar 2,6 atau dikategorikan baik, meningkat dari aktivitas sebelumnya di siklus I sebesar 2,2.

Peningkatan kelima aktivitas belajar dalam penelitian ini dapat terjadi karena guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum memulai pelaksanaan tindakan pada siklus II. Motivasi tersebut berupa pemberian nilai kepada siswa yang aktif selama pembelajaran sehingga siswa terdorong untuk lebih aktif dalam


(4)

pembelajaran dikelas. Selain itu, guru menyesuaikan waktunya untuk menjelaskan materi sehingga untuk mendapatkan materi yang lebih jelas dan lengkap, siswa akan lebih termotivasi untuk menyiapkan materi pembelajaran sendiri. Guru dan ketiga observer termasuk peneliti memberikan bimbingan berupa pengawasan pada saat siswa saling berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing sehingga pada saat diskusi, siswa lebih fokus terhadap pembelajaran. Sebagaimana yang dituliskan oleh Ahmadi (2004) sebagai pengelolaan kelas, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih lanjut, Slameto (2010) yang

mengatakan, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru. Belajar akan lebih efektif, apabila si pembelajar (siswa) melakukannya dalam suasana yang menyenangkan dan menghayati objek pembelajaran secara langsung.

2. Hasil Belajar Siswa Di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I mencapai ketuntasan 71% atau 27 siswa dari total 38 siswa, dan yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau 29%. Pada siklus II, ketuntasan mencapai 89% atau 34 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 11%.


(5)

Adanya peningkatan hasil belajar tersebut dapat terjadi karena proses belajar yang lebih baik pada siklus II. Aktivitas guru yang lebih baik dari siklus I dikarenakan adanya diskusi dan saran atau perbaikan yang diberikan oleh observer kepada guru berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus I, sehingga aktivitas praktek metode pembelajaran diskusi kelompok berjalan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (2009) mengemukakan hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran. Upaya optimalisasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan dengan merancang dan mengajukan berbagai alternatif pemecahan sesuai hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya tersebut dapat berupa perbaikan (remedi) untuk menghilangkan kegagalan dan berupa pemantapan atas keberhasilan yang telah dicapai.


(6)

72

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Badriyah. 2011. Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Berbantu Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Asy-Syarifah Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. IKIP PGRI Semarang.

E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Gatot Harmanto. Geografi Bilingual Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Yrama Widya. http://ahli-definisi.blogspot.com/2011/definisi-hasil-belajar.html (Diakses 22-11-2013) http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok (Diakses Februari 2014) http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/metode-pembelajaran-diskusi-kelompok http://wikipedia.com/media-grafis.html (Diakses pada 22 november 2013)

Khumaidah. 2011. Efektifitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Nova A.BN. 2012. Upaya Menigkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dengan Metode Diskusi Kelompok Dan Media Audio Visual Pada Materi Perairan Laut Kelas X Di SMA Swasta Yapim Biru-Biru T.A 2011/2012. Medan: Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung. Rosda.

Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Bumi Aksara

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 4 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG

0 7 168

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

0 16 42

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 3 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 5 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL MATERI POKOK BENDA DAN SIFATNYA KELAS IV SD NEGERI 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG

0 7 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DENGAN METODE DISKUSI PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 WAY KEPAYANG KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

1 12 73

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON

0 6 66

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN DAN TANPA DISKUSI KELOMPOK

0 0 9