PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS

SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON Oleh

AZKA FALAIH RIZQIYANA

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton yakni 10 siswa (43,48%) dari 23 siswa yang belum tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pendekatan scientific dan media grafis pada pembelajaran matematika.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific dan media grafis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I sebesar 63,80 dengan persentase klasikal 56,52% (cukup aktif), siklus II meningkat menjadi 71,33 dengan persentase klasikal 73,91% (aktif), dan siklus III menjadi 78,10 dengan persentase klasikal 86,96% (sangat aktif). Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 17,39% dan siklus II ke siklus III sebesar 13,05%. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 59,35 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 56,52% (sedang), siklus II meningkat menjadi 69,35 dengan persentase ketuntasan klasikal 69,57% (tinggi), dan siklus III menjadi 76,30 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,96% (sangat tinggi). Peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 13,05% dan siklus II ke siklus III sebesar 17,39%.


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS

SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON Oleh

AZKA FALAIH RIZQIYANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Azka Falaih Rizqiyana dilahirkan di Desa Totokaton, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 13 Maret 1993. Peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Hasan Mahfud dan Ibu Siti Nurkhotimah.

Riwayat pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 1 Totokaton, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Metro, Kota Metro dan tamat pada tahun 2008. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Metro, Kota Metro dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti melanjutkan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(7)

MOTO

“Apabila kamu menghendaki sesuatu (dalam hal kemauan dan cita-cita), hendaklah tunaikanlah dengan penuh bijaksana (teliti yang sedetail mungkin) sehingga Allah memperlihatkan bagimu jalan keluarnya untuk meraih

cita-cita tersebut.”


(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin,

dengan penuh rasa syukur kepada

Allah atas seluruh nikmat-Nya yang telah memberiku selalu

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ku persembahkan karya ini kepada:

Bapakku Hasan Mahfud dan IbukuSiti Nurkhotimah tercinta,

terimakasih atas segala dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang tanpa

batas untuk kebahagian dan kesuksesanku.

Adikku tersayang Fauzi Alaik Rahmatullah,

yang selalu mendukung serta menghiburku ketika aku mulai merasa

bosan.

Soni Galuh Prayogo,

yang telah menghadirkan semangat tersendiri dalam penyelesaian

studi dan pencapaian kesuksesanku.


(9)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Scientific dan Media Grafis Siswa Kelas IV A SD Negeri 1

Totokaton”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah berjasa membawa nama baik Universitas Lampung menjadi terbaik.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk memajukan program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi


(10)

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung, sekaligus sebagai Pembimbing Kedua yang telah bersedia memberi bimbingan, saran, kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hi. Siswantoro, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP UNILA, yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Pertama yang telah membimbing, membantu, serta memberikan saran guna kelancaran skripsi ini.

7. Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan banyak sekali masukan dan saran-saran yang membangun pada saat seminar guna perbaikan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PS PGSD UPP Metro yang telah memberikan banyak ilmu selama melaksanakan perkuliahan kepada peneliti.

9. Ibu Nuryati, S.Pd.SD, Kepala SD Negeri 1 Totokaton, yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Totokaton.

10.Ibu Eka Purwati A.Ma.Pd, Guru Kelas, serta siswa-siswi kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton, yang bersedia bekerja sama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

11.Siswa-siswi kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.


(11)

Septi, Etik, Mas Bowo, Dedi, Fitrah, Kitting, Mbak Nur) yang tidak lelah selalu mendukung dan menyemangatiku.

13.Keluarga besar HIMALASA (Adit, Aji, Iqun, Asep, Ijal, Dwi, Fikri, Arfian, Zaka, Wulan, Tya, Suciyati, Suci A, Puspa, SM, Mbak Heidy, Lita, Kak Asrul) atas dukungan, doa, dan kebersamaan selama ini.

14.Seluruh rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2011 kelas A dan B,

terimakasih atas bantuan, motivasi, nasihat dan do’anya, kebersamaan dan

dukungan yang telah diberikan selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak belum mencapai kesempurnaan, diharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi calon guru khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Metro, Mei 2015 Peneliti,

Azka Falaih Rizqiyana NPM 1113053019


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Pembelajaran Scientific... 8

1. Pengertian Pendekatan Scientific... 8

2. Karakteristik Pendekatan Scientific... 9

3. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Scientific... 10

B. Media Grafis... 14

1. Pengertian Media Pembelajaran... 14

2. Macam-macam Media Pembelajaran... 16

3. Pengertian Media Grafis... 17

4. Macam-macam Media Grafis... 18

5. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis... 19

C. Belajar... 20

1. Pengertian Belajar... 20

2. Aktivitas Belajar... 21

3. Hasil Belajar... 22

D. Kinerja Guru... 23

E. Pembelajaran Matematika... 26

F. Hasil Penelitian yang Relevan... 27

G. Kerangka Pikir... 27


(13)

1. Subjek Penelitian... 31

2. Tempat Penelitian... 31

3. Waktu Penelitian... 31

C. Teknik Pengumpulan Data... 31

1. Teknik Nontes... 31

2. Teknik Tes... 32

D. Alat Pengumpulan Data... 32

1. Lembar Observasi... 32

2. Tes... 35

E. Teknik Analisis Data... 35

1. Analisis Kualitatif... 35

2. Analisis Kuantitatif... 37

F. Prosedur Penelitian... 39

G. Indikator Keberhasilan... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 46

1. Profil SD Negeri 1 Totokaton... 46

2. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian... 47

3. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus I. 47 4. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus II 69 5. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus III 87 B. Pembahasan... 102

1. Kinerja Guru... 102

2. Aktivitas Siswa... 103

3. Hasil Belajar Siswa... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 108

B. Saran... 109


(14)

xii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Persentase hasil ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 1 Totokaton ... 3

3.1 Lembar observasi kinerja guru ... 32

3.2 Pedoman penskoran kinerja guru... 33

3.3 Penilaian aktivitas belajar siswa ... 34

3.4 Pedoman penskoran aktivitas belajar siswa ... 34

3.5 Kriteria penilaian kinerja guru ... 36

3.6 Persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal ... 37

3.7 Lembar hasil belajar siswa ... 37

3.8 Ketuntasan hasil belajar ... 38

3.9 Persentase ketuntasan hasil belajar ... 38

4.1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ... 47

4.2 Nilai kinerja guru pada siklus I ... 55

4.3 Nilai aktivitas siswa pada siklus I ... 59

4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I ... 63

4.5 Nilai kinerja guru pada siklus II ... 74

4.6 Nilai aktivitas siswa pada siklus II ... 78

4.7 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II ... 82

4.8 Nilai kinerja guru pada siklus III ... 92

4.9 Nilai aktivitas siswa pada siklus III ... 95

4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus III ... 99

4.11 Rekapitulasi nilai rata-rata kinerja guru ... 102

4.12 Rekapitulasi persentase klasikal aktivitas siswa ... 104


(15)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Langkah-langkah pendekatan scientific ... 11

2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15

2.3 Kerangka pikir penelitian ... 28

3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas ... 30

4.1 Grafik peningkatan nilai rata-rata kinerja guru ... 102

4.2 Grafik peningkatan aktivitas siswa ... 104


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban yang dimiliki manusia, melainkan pendidikan adalah sebuah kebutuhan. Manusia akan lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar oleh manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan segala potensi-potensi yang dibawa sejak lahir.

Pendidikan merupakan usaha untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya untuk menciptakan generasi yang berkualitas maka harus dapat meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan memperbaiki mutu pembelajaran yang tidak hanya penyampaian materi saja, tetapi juga harus mentransfer nilai-nilai moral yang baik untuk peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang sering disebut dengan sekolah. Dalam proses pendidikan, akan sangat dipengaruhi


(17)

oleh komponen yang terkait, yaitu peran kerja sama antara guru dan siswa. Guru dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan, yang memiliki tanggung jawab besar dalam proses pembelajaran.

Melihat hal tersebut maka seorang guru dituntut semaksimal mungkin dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan juga efektif, terutama dalam pemilihan model, pendekatan, serta penggunaan media pembelajaran yang tepat agar siswa dapat dengan mudah menyerap dan memahami materi. Apabila guru tepat dalam pemilihan model, pendekatan maupun media yang sesuai dengan materi ajar, maka tujuan dalam pembelajaran pun dapat tercapai.

Matematika merupakan mata pelajaran pokok yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dan sebaiknya diajarkan sejak dini. Suwangsih, dkk (2006: 25) berpendapat bahwa pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan kompetensi siswa. Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu mulai dari konsep yang sederhana, menuju konsep-konsep yang lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret dan pada akhirnya yang abstrak. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih berfikir konkret, sehingga sangat diharapkan dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak menggunakan media sebagai alat bantu untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton pada pada tanggal 15 Desember 2014, peneliti menemukan dalam proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Selanjutnya, dalam


(18)

pembelajaran guru kurang dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa menjadi rendah dan pasif, karena kebanyakan siswa menjadi pendengar materi saja. Selain itu siswa juga nampak takut ketika menjawab pertanyaan dari guru dan ketika mengemukakan pendapat. Kegiatan penggunaan media pembelajaran kurang maksimal, sehingga pembelajaran menjadi membosankan bagi siswa dalam setiap pertemuannya. Kegiatan pembelajaran di kelas, guru kurang membebaskan siswa untuk belajar memecahkan masalah bersama teman.

Penelusuran lebih lanjut, melalui studi dokumen nilai belajar matematika siswa yang telah dicapai masih rendah.

Tabel 1.1 Persentase hasil ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 1 Totokaton

Kelas Jumah siswa Siswa tuntas Persentase siswa tuntas

Siswa belum tuntas

Persentase siswa belum

tuntas

IV A 23 10 43,48 % 13 56,52%

IV B 24 12 50 % 12 50%

Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 66. Pada kelas IV A yang berjumlah 23 siswa, hanya 10 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 43,48%. Sedangkan pada kelas IV B yang berjumlah 24 siswa, terdapat 12 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 50%. Berdasarkan data tersebut, peneliti mengambil kelas IV A sebagai kelas yang akan diteliti, karena kelas IV A memiliki nilai ketuntasan lebih rendah dibandingkan kelas IV B.


(19)

Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang telah dijelaskan diatas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan penerapan pendekatan scientific dan media grafis secara benar melalui langkah-langkah pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan judul:”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Scientific dan Media Grafis Siswa Kelas IV A

SD Negeri 1 Totokaton”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

2. Guru belum dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran

3. Siswa takut untuk menjawab pertanyaan dari guru dan mengemukakan pendapat.

4. Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran.

5. Guru kurang membebaskan siswa untuk belajar memecahkan masalah bersama teman.


(20)

6. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton, hanya 10 siswa (43,48%) dari 23 siswa yang mencapai KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui pendekatan scientific dan media grafis siswa kelas IVA SD Negeri 1 Totokaton.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu

1. Bagaimanakah pembelajaran matematika melalui pendekatan scientific dan media grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton?

2. Apakah pembelajaran matematika melalui pendekatan scientific dan media grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika di

kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton melalui pendekatan scientific dan media grafis.


(21)

2. Meningkatan hasil belajar dalam pembelajaran matematika di kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton melalui pendekatan scientific dan media grafis.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

1. Bagi siswa

Melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis, diharapkan siswa dapat memperoleh pembelajaran bermakna yang berkaitan dengan situasi dunia nyata, dan mampu mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan pengalaman belajar yang dialami, dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis dijadikan alternatif guru dalam memilih pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat menjadi guru yang professional.

3. Bagi sekolah

Melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis, dapat sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diharapkan sekolah akan lebih meningkatkan mutu pendidikan, berupaya untuk beradaptasi, dan selektif terhadap perubahan serta pembaharuan dalam dunia pendidikan.


(22)

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memotivasi peneliti untuk terus belajar, dan menggali pengetahuan mengenai perkembangan dalam dunia pendidikan yang dinamis, guna menambah wawasan. Sehingga, diharapkan memiliki kredibilitas tinggi dalam dunia pendidikan dan nantinya akan menjadi guru proffesional.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran Scientific

1. Pengertian Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific lebih dikenal dengan istilah pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang proses pembelajaran yang dipandu oleh kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pembelajarannya harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ini adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak.

Pendekatan scientific melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik ilmiah. Pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Kemendikbud, 2013: 200-201). Peng-gunaan pendekatan scientific ini untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi, tidak bergantung pada


(24)

informasi searah dari guru melainkan bisa berasal dari mana saja, kapan saja.

Menurut Abidin (2014: 125) Pendekatan scientific dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang diteliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Oleh karena itu, guna mampu melaksanakan kegiatan tersebut, siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam membuat kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific merupakan suatu pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penelitian guna menemukan fakta-fakta dari suatu kejadian.

2. Karakteristik Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific dikembangkan untuk membina kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan berargumentasi. Kemampuan tersebut akan terbentuk sejalan dengan proses pembelajaran dengan pendekatan scientific. Menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194) pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.


(25)

Menurut Abidin (2014: 129-130) dalam penerapannya, pendekatan scientific memiliki karakteristik khusus diantaranya sebagai berikut.

a. Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.

b. Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

c. Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran.

d. Bermetode, artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya. e. Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk

membina kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu.

f. Logis, artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal yang masuk akal.

g. Aktual, yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. h. Disinterested, artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar didasarkan arah capaian belajar siswa yang sebenarnya.

i. Unsupported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.

j. Verifikatif, artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan scientific yaitu objektif, faktual, sistematis, bermetode, cermat, logis, aktual, disinterted, unsupported opinion, dan verifikatif.

3. Langkah-langkah Pendekatan Scientific

Pendekatan ilmiah menekankan pada pentingnya kerja sama antara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran.


(26)

Proses penyelesaian masalah menuntut siswa terlibat dan berperan aktif dalam seluruh kegiatan pembelajaran.

Pendekatan scientific dalam semua mata pelajaran meliputi menggali informasi. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi ini, dalam proses pembelajaran tentu harus menerapkan nilai-nilai yang bersifat ilmiah.

Gambar 2.1 Langkah-langkah pendekatan scientific (sumber: Abidin, 2014: 133)

Menurut Kemendikbud (dalam Abidin, 2014:133-141) langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan scientific sebagai berikut.

a. Mengamati

Pada langkah ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Guru menyajikan media, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar. Dengan metode mengamati peserta didik Meng-

amati Menanya Menalar Mencoba

Menyimpul- kan

Mengomu- nikasikan


(27)

menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

b. Menanya

Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat atau diamati. Guru membimbing peserta didik agar dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam. Dengan media gambar, peserta didik diajak bertanya jawab kegiatan apa saja yang harus dilakukan.

c. Menalar

Guru dan siswa merupakan pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Titik tekannya tentu banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Dalam kegiatan ini guru memberikan instruksi singkat dengan contoh-contoh, bisa dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

d. Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata, peserta didik harus mencoba terutama untuk materi yang sesuai. Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam kegiatan mencoba ini guru merumuskan tujuan dan menjelaskan secara singkat dan jelas apa yang akan dilaksanakan oleh siswa. Guru membimbing setiap langkah yang dilakukan oleh siswa agar kegiatan mencoba ini dilakukan dengan baik dan perhitungan waktu yang tepat.


(28)

e. Menganalisis data dan menyimpulkan

Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Data tersebut selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan ini melibatkan penggunaan sumber-sumber penelitian atau pengetahuan yang telah ada. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa diminta untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.

f. Mengomunikasikan

Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menuliskan dan berbicara secara komunikatif dan efektif tentang hasil yang telah disimpulkan.

Selain itu, langkah-langkah pendekatan scientific dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Majid (2014: 211-234) yang dimulai dari (1) mengamati, (2) menanya, (3) menalar, (4) mengolah, (5) mencoba, (6) menyimpulkan, (7) menyajikan, dan (8) mengomunikasikan. Serangkaian kegiatan pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi, dan mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan scientific adalah mengamati, menanya,


(29)

menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Kegiatan tersebut mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

B. Media Grafis

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara lebih utuh media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2013: 4) bahwa dengan media pembelajaran hubungan komunikasi akan berjalan dengan lancar dan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu.

Sedangkan menurut Gerlach (dalam Sanjaya, 2008: 204) menjelas-kan bahwa secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan siswa tersebut memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi media bukan berupa alat atau bahan saja yang dapat dijadikan sebagai alat perantara. Namun ada hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, seperti orang atau manusia sebagai sumber belajar dengan melakukan kegiatan berdiskusi, seminar, simulasi dan kegiatan lainnya, seperti apa yang telah dikemukakan oleh Gerlach. Kegiatan-kegiatan tersebut dikondisikan untuk menambah


(30)

pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.

Memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat bantu, Edgar Dale (dalam Rusman, dkk, 2011: 170-171) mengklasifikasikan menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstak.

Gambar 2.2 Kerucut pengalaman Edgar Dale

Berdasarkan gambar di atas bahwa kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan demikian pemanfaatan media bergantung pada karakteristik media dan kemampuan pengajar maupun siswa, sehingga media dapat digunakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk perantara atau pengantar dari pengirim pesan ke penerima pesan. Media pembelajaran dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(31)

2. Macam-macam Media Pembelajaran

Seiring berkembangnya zaman cukup banyak macam dan bentuk media yang telah beredar. Berikut ini adalah macam-macam media yang diungkapkan para ahli. Pengelompokkan macam-macam media pembelajaran banyak disampaikan oleh para ahli media pembelajaran, diantaranya menurut Sanjaya (2008: 211) mengelompokkan macam-macam media pembelajaran yang dilihat dari segi sifatnya, yaitu:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengarkan saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lainnya.

Pengelompokan macam-macam media pembelajaran menurut Asra (2007: 5.8-5.9) menjadi beberapa jenis, yaitu: (a) media visual seperti foto, gambar dan poster, (b) media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio, (c) media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film suara, video, televisi dan sound slide. (d) multimedia seperti suara, animasi, video, grafis dan film, dan (e) media realia seperti tumbuhan, batuan, air, sawah, dan sebagainya.

Sedangkan pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran diungkapkan oleh Asyhar (2011: 44-45) yaitu:

a. Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indra pengliatan misalnya media cetak seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain sebagainya.


(32)

b. Media audio adalah jenis media yang digunakan hanya mengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, dan radio.

c. Media audio visual adalah film, video, program TV, dan lain sebagainya.

d. Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa macam, yaitu (a) media visual, (b) media audio, (c) media audiovisual, (d) multimedia, dan (e) media realia. Setiap jenis media pembelajaran memiliki bentuk dan cara penyajian yang berbeda-beda dalam pembelajarannya.

3. Pengertian Media Grafis

Dalam proses pembelajaran, media cetak dan grafis merupakan media yang paling banyak sering digunakan. Graphics berasal dari bahasa Yunani: graphikos yang berarti melukis atau menggambarkan dengan garis-garis (Withic & Schuler dalam Sanjaya, 2012: 157).

Media ini termasuk kategori media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa (pemberi ke penerima pesan). Media grafis diartikan sebagai media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol yang mengandung arti (Sanjaya, 2008: 213-214).

Menurut Sadiman, dkk (2009: 28) media grafis masuk dalam media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang digunakan menyangkut indera penglihatan. Pesan


(33)

yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa media grafis merupakan media yang mengandung pesan berupa tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol yang mengandung arti. Media grafis juga disebut sebagai media cetak dan termasuk dalam media visual

4. Macam-macam Media Grafis

Media grafis memiliki banyak macam yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Macam-macam media grafis menurut Sanjaya (2008: 214-215) adalah sebagai berikut.

a. Gambar/Foto, salah satu media grafis paling umum digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Diagram, gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu.

c. Bagan, sering disebut dengan chart. Media grafis ini didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting, agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dipahami. d. Poster, media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi,

saran atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut.


(34)

e. Grafik (Graph), media visual berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi mengenai keadaan atau perkembangan sesuatu berdasarkan data secara kuantitatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media grafis dalam pembelajaran antara lain gambar/poto, diagram, bagan, poster, dan grafik.

5. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis

Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media grafis. Kelebihan dan kelemahan media grafis menurut Sadiman dkk, (2009: 29-30),yaitu :

a. Kelebihan

1) Sifatnya konkret, lebih realistis dalam menunjukkan pokok masalah.

2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu misalnya gambar/photo, tidak semua benda/peristiwa dapat dibawa kedalam kelas.

3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, yang tak mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalah pahaman.

5) Harganya murah, mudah didapat serta digunakan.

6) Untuk sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan.

b. Kelemahan

1) Media grafis hanya menekankan persepsi indera mata atau visual.

2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk digunakan dalam kelompok besar


(35)

Jadi dapat disimpulkan kelebihan yang dimiliki media grafis yaitu mampu mengkonkretkan materi pelajaran yang abstrak sedangkan kelemahannya hanya menekankan visual saja.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar menurut Nana Sudjana (dalam Hamiyah, 2014: 2) adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, dan perubahan dalam aspek lainnya pada seseorang yang belajar.

Susanto (2013: 4) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan disengaja untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang akibatnya terjadi perubahan perilaku seseorang yang wajar dan baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak. Belajar menurut Sutikno (2014: 180) merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan


(36)

oleh seseorang yang dapat diperoleh dengan pengalaman yang tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru melainkan menghasilkan perubahan tingkah laku.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap makhluk hidup. Salah satu kegiatan yang dilakukan manusia yang memerlukan aktivitas adalah belajar. Suatu aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, tidak akan terjadi apabila tidak terdapat aktivitas dalam proses belajar tersebut. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Susanto (2013: 18) menjelaskan bahwa aktivitas secara metodologis yaitu aktivitas belajar lebih dominan pada siswa. Pada dasarnya, segala sesuatu yang diamati, dilakukan sendiri dan terlibat aktif terhadap interaksi yang terjadi pada suatu objek yang akan menghasilkan sebuah pengalaman yang berkesan dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kebermaknaan aktivitas yang akan ditimbulkan.

Menurut Sutikno (2014: 179) aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan peserta didik dalam proses belajar. Aktivitas belajar tersebut menentukan keberhasilan proses belajar siswa. Sedangkan menurut Kunandar (2010: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas belajar bukan hanya sekedar


(37)

aktivitas secara individual, namun aktivitas juga dilakukan secara berkelompok seperti berdiskusi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang melibatkan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan melalui proses pembelajaran baik pengetahuan maupun perubahan tingkah laku yang telah ditentukan. Aspek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan dari guru, memberikan pendapat, antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran, kerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok, tidak mengganggu teman, dan menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa besar tingkat penguasaan suatu materi yang telah dipelajari. Perubahan yang terjadi dari kegiatan belajar tersebut akan nampak dalam tes atau tugas yang diberikan oleh guru dan prestasi siswa.

Menurut Sanjaya (2012: 47) hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Oleh karena itu, guru memiliki tugas utama dalam kegiatan pembelajaran yaitu merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.


(38)

Menurut Sutikno (2014: 180) hasil belajar merupakan kemampuam yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang telah ditempuhnya.

Sedangkan menurut Sudjana (dalam Susanto, 2013: 15) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri terutama terletak pada kemampuannya. Kemampuan yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada siswa dalam proses belajar terhadap penguasaan mata pelajaran yang telah ditempuh melalui penilaian yang komprehensip antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

D. Kinerja Guru

Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas dalam pendidikan. Tugasnya sebagai pendidik akan berimbas pada hasil belajar siswa yang dididiknya. Guru dianggap sebagai suatu profesi yang memiliki pernyataan dasar, keterampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap (Satori, dkk, 2005: 1.18). Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas yang berkaitan dengan kinerjanya.

Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki


(39)

oleh seorang guru. Menurut Riduwan (2010: 90) berpendapat bahwa kinerja guru adalah tingkatan profesional guru dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta dalam pengelolaan kelas sangat berperan penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Susanto (2013: 29) mengemukakan bahwa kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dalam pembelajaran. Pendapat tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rusman (2012: 50) bahwa kinerja guru merupakan wujud perilaku guru dalam proses pembelajaran, yang dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Sebagai suatu profesi terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru, terdapat empat standar kompetensi yang dikembangkan, yaitu:

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya adalah kompetensi pedagogik. Rusman (2014: 54) berpendapat bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan guru juga harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.


(40)

b. Kompetensi kepribadian

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Seperti yang diungkapkan Satori, dkk (2005: 1.18) bahwa guru memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani.

c. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial harus dimiliki guru sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Menurut Sanjaya (2014: 19) kompetensi sosial berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial. Guru mampu menunjukkan kemampuan komunikasi sosial, baik dengan peserta didik, sesama teman guru, kepala sekolah, serta masyarakat luas.

d. Kompetensi profesional.

Kompetensi profesional berhubungan dengan kompetensi atau pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2014: 18) kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan yang berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Kinerja guru juga segala tingkah laku guru dalam kelas dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.


(41)

E. Pembelajaran Matematika

Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Matematika dipelajari mulai dari proses menemukan dan membangun konsep melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh pengetahuan tentang bahan matematika yang dipelajari. Matematika menurut Russefendi (dalam Anitah, dkk, 2008: 4) mendefinisikan matematika sebagai ilmu tentang struktur organisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema. Sedangkan menurut Johnson dan Rising (dalam Suwangsih, 2006: 4) matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat presentasinya dengan simbol yang padat, lebih berupa simbol, mengenai ide dari pada mengenai bunyi.

Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini tidak berarti bahwa matematika tidak mungkin tidak diajarkan di jenjang pendidikan dasar, bahkan pada hakekatnya matematika lebih baik diajarkan sejak usia dini. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Aisyah, dkk (2007: 1-2) yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Menurut Muhsetyo (2008: 1.26) pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian


(42)

kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis dan perlu diberikan disetiap jenjang pendidikan. Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses seseorang mempelajari matematika dengan serangkaian kegiatan yang terencana.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam skripsi ini adalah Habib Amin Nurrokhman (2015) dalam skripsinya yang

berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Grafis dalam

Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SDN Jembangan Tahun

Ajaran 2014/2015”, membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintific dengan media grafis berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar di setiap siklusnya.

G. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini berupa input (kondisi awal), tindakan, dan output (kondisi akhir). Kondisi awal yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dengan media grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(43)

Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3 Kerangka pikir penelitian

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran menerapkan pendekatan scientific menggunakan media grafis dengan memperhatikan langkah-langkah yang tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IVA SD Negeri 1 Totokaton”.

INPUT

TINDAKAN

OUTPUT

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

2. Guru belum dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran

3. Siswa takut untuk menjawab pertanyaan dari guru dan mengemukakan pendapat.

4. Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran.

5. Guru kurang membebaskan siswa untuk belajar memecahkan masalah bersama teman

6. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton, hanya 10 siswa (43,48 %) dari 23 siswa yang mencapai KKM yaitu 66.

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (≥75% dari 23 siswa dengan KKM yaitu 66).


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sering dikenal dengan classroom action research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kelas. Menurut Wardhani, dkk, (2007: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Arikunto, 2013: 16). 1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan

dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(45)

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya.

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. 1. Alur siklus penelitian tindakan kelas (diadopsi Arikunto, 2013: 137).

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

SIKLUS III Observasi

Pelaksanaan Refleksi


(46)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif pasrtisipatif antara peneliti dengan guru kelas IVA SD Negeri 1 Totokaton. Subjek penelitian tindakan kelas adalah guru dan siswa kelas IVA SD Negeri 1 Totokaton dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 1 Totokaton. Jalan Raya Metro Punggur Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 selama 5 bulan dimulai bulan Desember 2014 sampai April 2015.

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu:

1. Teknik nontes

Teknik nontes yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi. Observasi ini dilaksanakan oleh observer selama pembelajaran dengan cara melingkari skor pada lembar kinerga guru dan pemberian skor pada lembar aktivitas siswa.


(47)

2. Teknik tes

Teknik tes yaitu untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar, tes dilaksanakan setiap akhir siklus. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah penggunaan pendekatan scientific dan media grafis.

D. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, berupa:

1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas IVA. Lembar observasi ini digunakan untuk mengobservasi data mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan scientific dan media grafis.

Tabel 3.1 Lembar observasi kinerja guru

Aspek yang diamati Skor

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

1 2 3 4 5 2. Mengajukan pertanyaan menantang 1 2 3 4 5 3. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 4. Mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan tema 1 2 3 4 5 Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 1 2 3 4 5 2. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi

1 2 3 4 5 Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran

1 2 3 4 5 2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

1 2 3 4 5 3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat 1 2 3 4 5


(48)

Aspek yang diamati Skor

4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak)

1 2 3 4 5 Penerapan Pendekatan Scientific

1. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana 1 2 3 4 5 2. Mengarahkan peserta didik untuk bertanya 1 2 3 4 5 3. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba 1 2 3 4 5 4. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati 1 2 3 4 5 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis 1 2 3 4 5 6. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk menalar

(proses berpikir logis dan sistematis)

1 2 3 4 5 7. Menyajikan kegiatan agar peserta didik mampu

berkomunikasi

1 2 3 4 5 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam pembelajaran

1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar 1 2 3 4 5 2. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media

pembelajaran

1 2 3 4 5 3. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar

pembelajaran

1 2 3 4 5 5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran

1 2 3 4 5 Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan diskusi kelompok

1 2 3 4 5 2. Merespon positif partisipasi peserta didik 1 2 3 4 5 3. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon peserta didik 1 2 3 4 5 4. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5 5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam

belajar

1 2 3 4 5 Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4 5 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5 KegiatanPenutup

PenutupPembelajaran

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik

1 2 3 4 5 2. Memberikan tes lisan atau tertulis 1 2 3 4 5 3. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan

kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.

1 2 3 4 5 Jumlah Skor

Skor Maksimal Nilai

Kategori

Tabel 3.2 Pedoman penskoran kinerja guru

No Skor Kategori Indikator

1 5 Sangat baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna dan tanpa kesalahan


(49)

No Skor Kategori Indikator

2 4 Baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukan dengan dua kesalahan

3 3 Cukup baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukan dengan tiga kesalahan

4 2 Kurang Baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan kurang baik, guru melakukan lebih dari lima kesalahan

5 1 Sangat kurang Aspek yang diamati dilaksanakan tidak dilaksanakan oleh guru

Tabel 3.3 Penilaian aktivitas belajar siswa

No Nama Siswa (Inisial)

Aspek Penilaian Jumlah Skor

Nilai

Aktivitas Keterangan A B C D E F G H

1. 2. Dst.

Keterangan:

A = Memperhatikan penjelasan guru. B = Bertanya pada guru.

C = Menjawab pertanyaan dari guru. D = Memberikan pendapat.

E = Antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran. F = Kerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok.

G = Tidak mengganggu teman.

H = Menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru.

Tabel 3.4 Pedoman penskoran aktivitas belajar siswa

No Skor Nilai Mutu Indikator

1 5 Sangat aktif

Dilaksanakan dengan sangat baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan sempurna, dan siswa terlihat sangat aktif.

2 4 Aktif

Dilaksanakan dengan baik oleh siswa, siswa melakukannya tanpa kesalahan, dan siswa terlihat aktif.

3 3 Cukup aktif

Dilaksanakan dengan cukup baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan siswa terlihat cukup aktif.


(50)

No Skor Nilai Mutu Indikator

4 2 Kurang aktif

Dilaksanakan dengan kurang baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan banyak kesalahan, dan siswa terlihat kurang aktif.

5 1 Pasif Tidak dilaksanakan oleh siswa. (Sumber: Kunandar, 2010: 227)

2. Tes hasil belajar, digunakan untuk menjaring data siswa mengenai peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan scientific dan media grafis.

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu: data aktivitas siswa dan kinerja selama pembelajaran berlangsung.

a. Nilai kinerja guru

NA = X 100

Keterangan:

NA : Nilai Akhir

R : Skor yang diperoleh SM : Skor Maksimal 100 : Bilangan Tetap (Sumber: Purwanto, 2012: 102)


(51)

Table 3.5 Kriteria penilaian kinerja guru pembelajaran

No Tingkat keberhasilan Kategori

1 ≥80 Sangat Baik

2 60-79 Baik

3 40-59 Cukup Baik

4 20-39 Kurang Baik

5 <20 Sangat Kurang

(Sumber: Aqib, dkk, 2009:41)

b. Nilai aktivitas siswa

SM R

NA  X 100 Keterangan:

NA : Nilai Akhir

R : Skor yang diperoleh SM : Skor Maksimal 100 : Bilangan Tetap (Sumber: Purwanto, 2012: 102)

Sedangkan untuk menghitung persentase siswa aktif secara klasikal menggunakan rumus:

P =∑ Siswa aktif ∑ Siswa × %


(52)

Tabel 3.6 Persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal dalam pembelajaran

No Tingkat keberhasilan Kategori

1 ≥80% Sangat Aktif

2 60-79% Aktif

3 40-59% Cukup Aktif

4 20-39% Kurang Aktif

5 <20% Pasif

(Sumber: Aqib, dkk, 2009:41)

2. Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan. Data kuantitatif berupa nilai angka-angka.

Tabel 3.7 Lembar hasil belajar siswa

No Nama Siswa KKM Hasil Belajar Siklus I

Kategori

1 2 3 dst

a. Nilai Individual NA = X 100 Keterangan:

NA : Nilai Akhir

R : Skor yang diperoleh


(53)

100 : Bilangan Tetap (Sumber: Purwanto, 2012:102)

b. Nilai rata-rata hasil belajar

X = ∑x

Keterangan: _

X : Nilai rata-rata yang dicari

∑x : Jumlah nilai N : Jumlah siswa (Sumber: Sudjana, 2010: 109)

Untuk menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut.

P =∑ Siswa Tuntas Belajar ∑ Siswa × %

(Sumber: Aqib, dkk, 2009: 41)

Tabel 3.8 Ketuntasan hasil belajar

No Skor Keterangan

1 <66 Belum tuntas

2 ≥66 Tuntas

Tabel 3.9 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa

No Presentase Kriteria


(54)

No Presentase Kriteria

2 60-79% Tinggi

3 40-59% Sedang

4 20-39% Rendah

5 < 20% Sangat Rendah

(Sumber: Aqib, dkk 2009: 137)

F. Prosedur Penelitian Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus pertama peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan kurikulum.

b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi. d. Menyiapkan alat dokumentasi.


(55)

2. Pelaksanaan

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal

1. Salam pembuka 2. Berdoa

3. Mengecek kehadiran

4. Mengondisikan kelas dengan menertibkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

5. Apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.

“Ibu memiliki satu buah roti tawar dan diberikan kepada Andi. Ibu menyuruh Andi membagi roti tawar kepada adik dengan bagian

yang sama. Apa yang Andi lakukan?”

b. Kegiatan Inti

1. Guru menunjukkan media grafis berupa gambar donat dan garis bilangan.

2. Siswa diminta untuk mengamati media grafis tersebut (mengamati). 3. Siswa mengajukan pertanyaan setelah meengamati media grafis

yang diamati (menanya).

4. Guru menjelaskan pertanyaan serta materi tentang pecahan.

5. Siswa dibagikan kertas segiempat, kemudian guru menjelaskan setiap lipatan yang dibuat dalam bentuk pecahan, dilanjutkan dengan menjelaskan tentang letak pecahan pada garis bilangan, membandingkan nilai dua pecahan, dan mengurutkan pecahan.


(56)

6. Siswa bersama teman sebangku tanya jawab sesuai instruksi yang telah dijelaskan oleh guru (menalar).

7. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa.

8. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. (mencoba)

9. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memberikan bimbingan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan.

10.Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi kelompok, setiap kelompok membuat kesimpulan. (menyimpulkan)

11.Guru menunjuk satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya untuk dipersentasikan dan kelompok lain akan menanggapi. (mengomunikasikan)

c. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran yang telah dilakukan.

2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa mengenai mengenal pecahan dan urutannya kepada siswa secara acak untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

3. Guru memberikan tes formatif.

4. Siswa diberikan tindak lanjut berupa tugas rumah, dan menyampaikan pesan moral.


(57)

3. Observasi

Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati aktivitas belajar siswa dengan memberi skor pada lembar observasi serta kinerja guru dengan cara melingkari skor pada lembar observasi.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan kinerja guru. Analisis yang dilakukan pada siklus pertama adalah untuk mengetahui sejauh mana antusias proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis berlangsung. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus ke II.

Siklus II

Siklus ke II ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Siklus II ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan

Tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisi siklus I. Kegiatan pada siklus II ini dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I, yang membedakan hanya materinya.


(58)

2. Pelaksanaan

Siklus II ini dilakukan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran dari hasil refleksi siklus I dengan langkah-langkah yang sama pada siklus I yang telah disesuaikan dengan refleksi siklus I.

3. Observasi

Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati aktivitas belajar siswa dengan memberi skor pada lembar observasi serta kinerja guru dengan cara melingkari skor pada lembar observasi.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan kinerja guru. Analisis yang dilakukan pada siklus kedua adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis berlangsung. Merefleksikan kembali tentang berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian siklus II dan hasil analisi digunakan untuk bahan perencanaan siklus III.

Siklus III

Siklus ke III ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I dan II.


(59)

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran berdasarkan hasil analisis siklus II.

2. Pelaksanaan

Siklus III dilakukan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi dari siklus II dengan langkah-langkah yang mencakup kegiatan awal, inti, dan akhir.

3. Observasi

Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati aktivitas belajar siswa dengan memberi skor pada lembar observasi serta kinerja guru dengan cara melingkari skor pada lembar observasi. Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan kinerja guru. Analisis yang dilakukan pada siklus ketiga adalah untuk mengetahui sejauh mana antusias proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific dan media grafis berlangsung. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Apabila dalam siklus ketiga ini belum menunjukkan peningkatan pada aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan kinerja guru maka dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya.


(60)

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton pada setiap siklusnya.

2. Pada akhir penelitian ini adanya ketuntasan hasil belajar yaitu ≥75% dari 23 siswa yang mencapai KKM yang ditentukan 66.


(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakasanakan pada siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan pendekatan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan disetiap siklus. Siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 63,80 dengan persentase klasikal 56,52% kategori cukup aktif. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 71,33 dengan persentase klasikal 73,91% kategori aktif. Siklus III meningkat kembali menjadi 78,10 dengan persentase klasikal 86,96% kategori sangat aktif. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 17,39% dan siklus II ke siklus III sebesar 13,05%.

2. Penerapan pendekatan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yaitu 59,35 dengan persentase ketuntasan klasikal 56,52% dengan kategori sedang. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 69,35 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 69,57% dengan kategori tinggi. Kemudian pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat kembali menjadi 76,30 dengan persentase ketuntasan klasikal


(62)

sebesar 86,96% dengan kategori sangat tinggi. Peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 13,05% dan siklus II ke siklus III sebesar 17,39%.

Dengan demikian, penerapan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat saran yang akan peneliti sampaikan, diantaranya.

1. Bagi Siswa

Diharapkan siswa selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian dapat mempermudah dalam memahami materi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya lebih bervariasi dalam menggunakan berbagai pendekatan yang dapat menarik minat siswa, sehingga siswa dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan diskusi hendaknya guru senantiasa selalu membimbing dan mengingatkan waktu yang telah ditentukan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya melakukan inovasi berupa penggunaan media dan pendekatan lainnya. Inovasi tersebut dilakukan untuk selalu menambah wawasan guru dalam pembelajaran.


(63)

4. Bagi Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti lain untuk dapat menerapkan pendekatan scientific dan media grafis dalam pembelajaran dan materi yang berbeda. Selain itu, pendekatan scientific dan media grafis bukan merupakan hanya satu-satunya pendekatan dan media dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti lain harus terus mencoba serta memperbaiki kekurangan-kekurangan agar menerapkan pendekatan dan media lainnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Pembelajaran dalam Kontekas Kurikulum 2013. PT Refika Aditama. Bandung.

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Anitah, W. S, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tintakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. PT Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitan Tindakan Kelas : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka cipta. Jakarta

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Dahniarti, Zemi. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar di Kelas V SD Negeri 111 Bengkulu Selatan. [Online]. Dapat diakses di: http//repository.unib.ac.id/id/eprint/9006. (diakses pada 6 Januari 2015, pukul 03.00 WIB).


(65)

scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html. (diakses pada 14 Desember 2014, pukul 17.05 WIB)

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar – Mengajar di Kelas.

Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan dasar. Jakarta

Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. ________. 2013. Penilaian Autentik. Rajawali Press. Jakarta.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2008. Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Nurrokhman, Habib Amin. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Grafis dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Jembangan Tahun Pelajaran 2014/2015. [Online]. Dapat diakses di: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article.html. (Diakses pada 10 Juni 2015, pukul 14.00 WIB).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya. Bandung.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta. Bandung


(1)

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakasanakan pada siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan pendekatan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan disetiap siklus. Siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 63,80 dengan persentase klasikal 56,52% kategori cukup aktif. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 71,33 dengan persentase klasikal 73,91% kategori aktif. Siklus III meningkat kembali menjadi 78,10 dengan persentase klasikal 86,96% kategori sangat aktif. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 17,39% dan siklus II ke siklus III sebesar 13,05%.

2. Penerapan pendekatan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yaitu 59,35 dengan persentase ketuntasan klasikal 56,52% dengan kategori sedang. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 69,35 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 69,57% dengan kategori tinggi. Kemudian pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat kembali menjadi 76,30 dengan persentase ketuntasan klasikal


(2)

109

sebesar 86,96% dengan kategori sangat tinggi. Peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 13,05% dan siklus II ke siklus III sebesar 17,39%.

Dengan demikian, penerapan scientific dan media grafis dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Totokaton.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat saran yang akan peneliti sampaikan, diantaranya.

1. Bagi Siswa

Diharapkan siswa selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian dapat mempermudah dalam memahami materi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya lebih bervariasi dalam menggunakan berbagai pendekatan yang dapat menarik minat siswa, sehingga siswa dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan diskusi hendaknya guru senantiasa selalu membimbing dan mengingatkan waktu yang telah ditentukan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya melakukan inovasi berupa penggunaan media dan pendekatan lainnya. Inovasi tersebut dilakukan untuk selalu menambah wawasan guru dalam pembelajaran.


(3)

110

4. Bagi Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti lain untuk dapat menerapkan pendekatan scientific dan media grafis dalam pembelajaran dan materi yang berbeda. Selain itu, pendekatan scientific dan media grafis bukan merupakan hanya satu-satunya pendekatan dan media dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti lain harus terus mencoba serta memperbaiki kekurangan-kekurangan agar menerapkan pendekatan dan media lainnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Pembelajaran dalam Kontekas Kurikulum 2013. PT Refika Aditama. Bandung.

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Anitah, W. S, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tintakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. PT Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitan Tindakan Kelas : Suatu Pendekatan

Praktik. Rineka cipta. Jakarta

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Dahniarti, Zemi. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar di Kelas V SD

Negeri 111 Bengkulu Selatan. [Online]. Dapat diakses di:

http//repository.unib.ac.id/id/eprint/9006. (diakses pada 6 Januari 2015, pukul 03.00 WIB).


(5)

Faiq, Muhammad. 18 Juli 2013. Pendekatan Scientific dalam Implementasi

Kurikulum 2013. [Online]. Dapat diakses di:

http://.penelitiantindakankelasnlogspot.com/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html. (diakses pada 14 Desember 2014, pukul 17.05 WIB)

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar – Mengajar di Kelas.

Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan dasar. Jakarta

Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. ________. 2013. Penilaian Autentik. Rajawali Press. Jakarta.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2008. Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Nurrokhman, Habib Amin. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Grafis dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Jembangan Tahun Pelajaran 2014/2015. [Online]. Dapat diakses di:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article.html. (Diakses pada 10 Juni 2015, pukul 14.00 WIB).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya. Bandung.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta. Bandung


(6)

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

___________. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional

Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

__________. 2014. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sadiman, Arief. S, dkk. 2009. Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

.2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Prenadamedia Group. Jakarta.

____________. 2014. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Satori, Djam’an, dkk. 2005. Profesi Keguruan. Universitas Terbuka. Jakarta Sulistiyo, Azhar. 2014. Penerapan Pendekatan Scientific dengan Media Realia

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014. [Online]. Dapat diakses di:

http://azhar-sss.blogspot.com/2014/09/artikel-skripsi-pendekatan-scientific.html. (diakses pada 6 Januari 2015, pukul 03.50 WIB).

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Holistica. Lombok.

Suwangsih, Erna & Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar Dan

Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Wardhani, I. G. A. K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Unversitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Scientific Siswa Kelas IV SDN Bedalisodo 03 Wagir

0 4 23

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

5 54 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KAMPUNG KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 34

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 METRO BARAT

0 4 76

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE TEAM QUIS SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Team Quis Siswa Kelas IV SD Negeri Pondowan 01.

0 2 136

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE TEAM QUIS SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Team Quis Siswa Kelas IV SD Negeri Pondowan 01.

0 1 18