ANALISIS BENTUK DEKORASI PERNIKAHAN PADA PESTA ADAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN.

(1)

ANALISIS BENTUK DEKORASI PERNIKAHAN PADA

PESTA ADAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh

ADI SYAHPUTRA DAMANIK

208151037

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

B. Dekorasi……… 7

C. Budaya ... 16

D. Pernikahan pada Adat Batak Toba ... 17

E. Prinsip Dekorasi Bangunan Rumah Adat Batak Toba ... 18

1. Bentuk Rumah Adat Batak Toba ... 18

2. Hiasan Rumah ... 19

3. Unsur- unsur dasar Ornamen ……… ... 20

4. Ornamen Tradisional Batak Toba ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subjek dan Objek Penelitian... 43

D. Instrumen Data ... 44


(3)

v

F. Teknik Analisis Data ... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil penelitian……….. ... 50 B. Temuan Hasil Penelitian………... ... 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN……….. ... 91

B. SARAN……… 93


(4)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Nilai rata-rata dekorasi Wisma Menteng Indah……... 52 Tabel 4.2 Jenis Ornamen dan Makna Simbolik Yang Terdapat Pada

Dekorasi di Wisma Menteng Indah... 56 Tabel 4.3 : Nilai rata-rata dekorasi Wisma Taman Sari ………. 59 Tabel 4.4 . Jenis Ornamen dan Makna Simbolik Yang Terdapat Pada

Dekorasi di Wisma Taman sari………. 64 Tabel 4.5 : Nilai rata-rata dekorasi Wisma Gorga Mangampu Tua…… 67 Tabel 4.6 Jenis Ornamen dan Makna Simbolik Yang Terdapat Pada

Dekorasi di Wisma Gorga Mangampu Tua……….………… 72 Tabel 4.7 : Nilai rata-rata dekorasi Wisma Mahinna Center…………... 75 Tabel 4.8 Jenis Ornamen dan Makna Simbolik Yang Terdapat Pada

Dekorasi di Wisma Mahinna Center………..……. 78 Tabel 4.9 : Nilai rata-rata dekorasi Wisma Tara Bunga ………. 80 Tabel 4.10 Jenis Ornamen dan Makna Simbolik Yang Terdapat Pada

Dekorasi di Wisma Tara Bunga………..…. 83 Tabel 11. Nilai Rata-rata Lima Dekorasi di kota Medan……… 86


(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Dekorasi (pelaminan) Bergaya Batak Toba di Yogyakarta

karya Robert B. Simanjuntak, S.Sn……… 10

Gambar 2.2 Dekorasi Bernuansa Batak Toba di Kota Sorong Irian Jaya milik Sth. T. S. M. Manalu………. 11

Gambar 3.2 Dekorasi Bernuansa Kalimantan……….. 12

Gambar 4.2 Upacara adat di halaman kampung……….. 18

Gambar 5.2 Pahatan Gorga tarus/Adop-adop………. 25

Gambar 6.2 Bentuk Gorga Hoda-Hoda……… 26

Gambar 7.2 Bentuk Gorga Boraspati……… 27

Gambar 8.2 Bentuk Gorga Sijonggi……… 28

Gambar 9.2 Bentuk Gorga Jenggar……… 29

Gambar 10.2 Bentuk Gorga Gaja Dompak……… 30

Gambar 11.2 Bentuk Gorga Singa-Singa………. 31

Gambar 12.2 Motif Gorga Ulu Paung………... 32

Gambar 13.2 Bentuk Gorga Sitompi………. 33

Gambar 14.2 Bentuk Gorga Dalihan Na Tolu……… 33

Gambar 15.2 Bentuk Gorga Simeol-eol……….34

Gambar 16.2 Bentuk Gorga Simeol-eol Marsialoan……… 34

Gambar 17.2 Bentuk Gorga Silintong………... 35

Gambar 18.2 Bentuk Gorga Simarogung-Ogung………. 36

Gambar 19.2 Bentuk Gorga Sitagan………... 37

Gambar 20.2 Bentuk Gorga Hariara Sundung Dilangit………... 38


(6)

viii

Gambar 22.2 Bentuk Gorga Ipon-Ipon Ombum Marhehe……… 39

Gambar 23.2 Bentuk Gorga Iran-Iran……….. 40

Gambar 24.2 Bentuk Gorga Si Mataniari………...….. 40

Gambar 25.2 Bentuk Gorga Desa Na Ualu………. 41

Gambar 26.4 Dekorasi Pernikahan di Wisma Menteng Indah………. 51

Gambar 27.4 Properti 1 berbentuk segitiga……….. 54

Gambar 28.4 Properti 2 berbentuk pot bunga……… 54

Gambar 29.4 Properti berbentuk pot terbuat dari kayu tempat bunga hias. 52 Gambar 30.4 Properti 4 berbentuk seperti bingkai……….. 52

Gambar 31.4 Dekorasi di Wisma Taman Sari, kreasi dari D’Monica Florist & Decoration……… 58

Gambar 32.4 Properti 1 berbentuk segitiga yang mengadaptasi bentuk rumah adat……… 63

Gambar 33.4 Properti 2 Berbentuk Persegi……… 62

Gambar 34.4 Elemen 2 berbentuk persegi tempat bunga hias………….. 62

Gambar 35.4 Elemen 3 berbentuk segi empat dan terdapat segitiga di atasnya mengadaptasi bentuk rumah adat……… 59

Gambar 36.4 Dekorasi Pernikahan di Wisma Gorga Mangampu Tua….. 67

Gambar 37.4 Properti 1 berbentuk segitiga sebagai latar belakang tempat duduk pengantin……….………. 70

Gambar 38.4 Properti 2………. 70

Gambar 39.4 Elemen 2 print in MMT paper pada tiang bagian dalam ruangan………..………. 71


(7)

ix

Gambar 40.4 Motif gorga Batak yang terdapat pada tembok

bagian dalam gedung………..………. 71 Gambar 41.4 Bentuk dekorasi pernikahan di Wisma Mahinna Center…… 75 Gambar 42.4 Properti 1 berbentuk segi tiga………….………. 77 Gambar 43.4 Properti 2 berbentuk segi tiga……..……… 77 Gambar 44.4 Dekorasi Gedung Pernikahan di Wisma Tara Bunga……….. 79 Gambar 45.4 Properti 1 pelaminan berbentuk segitiga………. 82 Gambar 46.4 Properti 2 berbentuk segitiga yang mengadaptasi


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia yang beragam merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dituliskan sejarah maupun digali keberadaannya. Keberagaman itu dapat dilihat dari segi bahasa, kepercayaan, ras, suku, budaya, dan kesenian. Hal itu terbukti dari setiap suku di Indonesia memiliki corak kesenian yang beragam dilihat dari upacara adat, ragam hias, arsitektur bangunan rumah adat, dan lain sebagainya. Keberagaman itu harus tetap dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar kearifan lokal tersebut tidak hilang karena pengaruh kebudayaan asing

Suku bangsa di Indonesia tetap berusaha untuk menjaga kesenian dan kebudayaan daerahnya, salah satu contohnya adalah Suku Batak Toba. Suku Batak Toba yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia termasuk kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, mengenai urusan kekerabatan masih tetap mewujudkan pada pedoman - pedoman yang bersumber pada adat Batak. Salah satu contohnya dalam melaksanakan pernikahan dalam adat istiadat Batak Toba (mangadati), masyarakat Batak selalu menerapkan landasan demokrasi yang menitik beratkan pada sistem gotong- royong. Hal ini terlihat dari pendapat yang mengatakan bahwa:

Dalam kehidupan sosial dalihan na tolu (tungku nan tiga) merupakan landasan demokrasi dalam setiap rencana, baik dalam pembangunan kampung, dan ketetapan- ketetapan hukum adat yang selalu menitik beratkan pada sistem gotong- royong (Tambunan, 1982: 113).


(9)

2

Upacara pernikahan Batak Toba sekarang ini sudah dipengaruhi oleh budaya kekinian dan modernisasi jika dilihat dari dekorasi atau pelaminannya. Pada pernikahan suku Batak tempo dulu yang dilakukan di halaman perkampungan tepatnya di depan rumah adat. Upacara pernikahan dalam adat istiadat Batak Toba terdahulunya sederhana dan sama sekali tidak menggunakan dekorasi ataupun pelaminan, dikarenakan pengantin atau kedua mempelai duduk di atas tikar pandan atau menggunakan kursi yang sederhana.

Dekorasi gedung pernikahan pada upacara pernikahan masyarakat Batak Toba pada saat ini sudah mulai diperhatikan. Sangat jarang ditemukan di kota besar pernikahan yang tidak memiliki dekorasi, walaupun hanya dekorasi sederhana. Acara pernikahan atau pesta adat Batak Toba di Medan sudah menggunakan pelaminan dan dekorasi yang dihias dengan sedemikian rupa dengan ragam hias berupa ornamen Batak Toba atau yang biasa disebut dengan gorga. Pelaminan yang terdapat di dalam gedung biasanya mengadaptasi rumah adat, karena mengangkat suasana pernikahan pada masa dahulu di halaman kampung, dan ingin menunjukan nuansa Batak. Bentuk dekorasi pernikahan biasanya mengadaptasi bentuk rumah adat Batak Toba, hal ini dilakukan karena pada saat sekarang ini rumah adat yang sudah sangat jarang khususnya dikota besar, maka timbullah pemikiran untuk membuat dekorasi pada gedung pernikahan seperti suasana tempo dulu dimana upacara pernikahan diadakan di halaman rumah suatu perkampungan.

Dekorasi gedung pernikahan suku Batak Toba di kota besar seperti Medan sudah dipengaruhi perkembangan jaman seperti penggunaan pelaminan serta


(10)

3

dekorasi lain seperti ulos dan penerapan ornamen pada dekorasi pernikahan masyarakat Batak Toba. Sementara jika ditelusuri asal usul terdahulunya konsepsi ornamen dimunculkan manusia pada awalnya adalah sebagai salah satu wujud pernyataan rohaniah terhadap sesuatu yang dipercayai. Menurut pendapat di bawah ini yang mengatakan bahwa:

Salah satu cara yang ditempuh untuk mempertahankan kekuatan hidup rumah, orang Batak Toba memberikan hiasan pada rumah dan perabot rumah. Dengan demikian hiasan bukan hanya ornamentasi belaka, melainkan juga sarana pendukung daya hidup rumah (ungkapan keyakinan). Hiasan yang kita lihat berfungsi untuk membuat asa mangolu (agar tampak hidup). Tampak hidup bukan karena dekorasi yang indah dan cantik, tetapi juga karena memiliki kekuatan. (Simamora, 1997: 74)

Berkembangnya jaman serta semakin tingginya apresiasi masyarakat untuk menghias suatu gedung pernikahan bergaya Batak Toba, maka dekorasi pada pernikahan Batak Toba mulai menjadi perhatian. Tetapi masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan didalam dekorasinya, begitu juga dengan penggunaan motif gorga pada hiasan dekorasi perlu diteliti teknik pewarnaan serta jenis motif yang dipakai. Untuk meneliti hal tersebut di atas maka peneliti mencoba mengangkat skripsi dengan judul “Analisis Bentuk Dekorasi Pernikahan Pada Pesta Adat Batak Toba di Kota Medan”.

B.Identifikasi Masalah

1. Ketidakharmonisan bentuk dekorasi bergaya Batak Toba yang terdapat di dalam gedung tempat melaksanakan pernikahan.

2. Bagaimana penerapan motif ornamen dan pewarnaannya pada benda yang dijadikan hiasan gedung pernikahan?


(11)

4

3. Terdapat beberapa gedung di kota Medan yang biasa dijadikan tempat untuk melangsungkan pernikahan dengan menggunakan adat Batak Toba, tetapi tidak semua gedung yang menggunakan dekorasi bergaya Batak Toba, hanya menggunakan hiasan bunga dan kain.

4. Motif ornamen yang digunakan tidak sesuai, terkesan hanya memasukan motif- motif tanpa memperhitungkan kesesuaian motif yang digunakan. 5. Ketidaksesuaian desain dekorasi sebagai hiasan dekorasi pernikahan yang

bergaya Batak Toba.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk dekorasi yang terdapat di dalam gedung ditinjau dari prinsip-prinsip desain?

2. Ketidaksesuaian penerapan motif ornamen dan tehnik pewarnaannya pada benda- benda yang dijadikan sebagai elemen-elemen dekorasi.

3. Bagaimana makna simbolik ornamen yang dipakai pada elemen-elemen dekorasi pernikahan?

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan rumusan masalah yang telah ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana bentuk dekorasi yang terdapat di dalam gedung pernikahan di kota Medan ditinjau dari prinsip-prinsip desain?


(12)

5

2. Bagaimana kesesuaian motif ornamen dan teknik pewarnaanya pada benda- benda yang dijadikan sebagai hiasan pada dekorasi gedung?

3. Bagaimanakah makna simbolik yang terkandung dalam ornamen yang digunakan pada dekorasi ruang pertemuan?

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk dekorasi yang terdapat di dalam gedung pernikahan ditinjau dari prinsip-prinsip desain.

2. Untuk mengetahui kesesuaian motif ornamen dan teknik pewarnaanya pada benda yang dijadikan sebagai hiasan dekorasi bergaya Batak Toba.

3. Untuk mengetahui makna simbolik ornamen yang digunakan pada elemen-elemen dekorasi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi

a. Menambah wawasan serta pengetahuan tentang dekorasi pernikahan yang baik dan sesuai dengan bentuk gedung tempat pernikahan.

b. Mengetahui motif ornamen yang sesuai untuk diterapkan pada hiasan dekorasi pernikahan

c. Mengetahui makna simbolik yang coba dibangun dari penerapan ornamen pada elemen-elemen dekorasi.


(13)

6

d. Menambah rujukan dan referensi bagi penelitian-penelitian yang relevan.

2. Untuk masyarakat

Sebagai bahan pengenalan pada masyarakat umum tentang dekorasi pernikahan bergaya Batak Toba yang baik, serta memperkaya dan melesratikan kearifan lokal setempat.

3.Pemilik gedung/ instansi sebagai pihak yang mendekorasi ruangan pernikahan.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pekarya lebih mengerti bagaimana menerjemahkan suatu ide, atau gagasan kedalam suatu benda serta dapat mengimplementasikannya kedalam bentuk dekorasi yang baik


(14)

91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian, maka analisis data dan observasi lapangan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dekorasi pernikahan yang diambil dari lima sampel penelitian di kota Medan ditinjau dari prinsip-prinsip desain dikategorikan penyusunannya baik. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kelima dekorasi adalah 3,84. Bentuk dekorasi yang terdapat di Wisma Gorga Mangampu Tua termasuk kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,53. Sementara bentuk dekorasi yang terdapat pada Wisma Tara Bunga mendapatkan nilai rata-rata terendah dengan nilai 2,73. Kesatuan, keseimbangan, dan ritme pada dekorasi mendapatkan nilai rata-rata 3,93 dengan kategori baik. Proporsi dekorasi dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 3,86. Dan keselarasan dekorasi yang dikatakan baik juga dengan nilai rata-rata 3,73.

2. Motif ornamen pada benda- benda yang dijadikan sebagai hiasan pada dekorasi gedung pernikahan di kota Medan tidak sesuai lagi dengan motif ornamen tradisional. Motif yang digunakan pada umumnya hanya untuk menghias elemen maupun properti dekorasi. Teknik pewarnaan pada motif ornamen pada dekorasi mengikuti teknik pewarnaan pada ornamen tradisional yakni menggunakan warna putih, merah, dan hitam. Jika diperhatikan dari teknik pembuatannya motif ornamen pada dekorasi ada yang diukir (lottik) dan aada yang dilukis (dais).


(15)

92

3. Setiap motif ornamen tradisional yang dipakai pada elemen atau properti dekorasi pada dasarnya memiliki makna simbolik. Namun demikian ornamen yang diterapkan pada dekorasi sudah tidak lagi mengandung makna simbolik lagi, karena peletakan dan penggunaanya yang tidak sesuai lagi dengan ornamen tradisional. Tetapi beberapa motif ornamen selain menjadi hiasan juga memiliki makna baru yang sesuai untuk pengantin. Beberapa motif ornamen Batak Toba yang biasa dipergunakan dan memiliki makna simbolik yang baru pada dekorasi pernikahan adalah sebagai berikut:

3.1Motif gorga ulupaung

Menampilkan motif ini pada dekorasi selain sebagai hiasan juga memiliki makna simbolik untuk menunjukan keperkasaan atau kharisma keluarga atau pengantin yang sedang melaksanakan pernikahan.

3.2Motif gorga simeol-eol

Selain sebagai hiasan pada dekorasi gorga ini juga memiliki makna bahwa pengantin melaksanakan pernikahan dengan gembira, dengan harapan kegembiraan selalu menyertai kedua pengantin sampai pesta adat selesai begitu juga sampai seterusnya.

3.3Motif gorga ipon-ipon

Penerapan motif ini pada dekorasi pernikahan selain sebagai hiasan juga memiliki arti sebagai pengikat dan mempererat hubungan pengantin di dalam menjalani kehidupan berumah tangga.


(16)

93

3.4Motif gaja dompak

Gorga ini pada dekorasi pernikahan berfungsi sebagai penegak kebenaran dan keadilan terhadap sesame, agar terciptanya keselarasan hidup pengantin kedepannya nanti.

3.5Motif gorga singa-singa

Penerapan motif ornamen ini pada dekorasi adalah melambangkan kewibawaan dan kerendahan hati keluarga pengantin yang mengadakan pernikahan.

3.6Motif gorga dalihan natolu

Motif ini pada dekorasi untuk melambangkan hubungan kekerabatan atau kehidupan bersosial yang dijunjung tinggi oleh pengantin yang sedang melaksanakan pernikahan.

3.7Motif gorga jenggar-jenggar

Motif ini dipakai pada elemen dekorasi dengan maksud untuk melawan kekuatan jahat yang ingin mengganggu kehidupan pengantin.

B. SARAN

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada para pembuat dekorasi agar lebih meningkatkan kreatifitasnya, serta lebih memperhatikan bentuk motif ornamen tradisional agar dalam pembuatan karya tetap menjaga bentuk yang sebenarnya dari ornamen tersebut. Serta lebih bijak didalam


(17)

94

memilih motif ornamen yang digunakan, karena setiap moltif memiliki makna simbolik yang berbeda-beda.

2. Kepada akademisi agar dapat belajar menentukan motif ornamen yang sesuai untuk digunakan, serta bentuknya yang tetap dijaga atau dikembangkan sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan untuk membuat suatu karya. Dan diharapkan lebih kreatif lagi didalam mengimplementasikan motif ornamen ke dalam bentuk karya yang diharapkan.

3. Penelitian ini diharapkan agar tidak sampai disini saja, diharapkan penelitian lanjutan kembali agar seni dan budaya lebih dimengerti dan diminati, karena seni dan kebudayaan merupakan tanggung jawab dari setiap generasi bangsa untuk memelihara keberadaanya agar tidak tergerus oleh kebudayaan lain yang masuk ke Indonesia.


(1)

2. Bagaimana kesesuaian motif ornamen dan teknik pewarnaanya pada benda- benda yang dijadikan sebagai hiasan pada dekorasi gedung?

3. Bagaimanakah makna simbolik yang terkandung dalam ornamen yang digunakan pada dekorasi ruang pertemuan?

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk dekorasi yang terdapat di dalam gedung pernikahan ditinjau dari prinsip-prinsip desain.

2. Untuk mengetahui kesesuaian motif ornamen dan teknik pewarnaanya pada benda yang dijadikan sebagai hiasan dekorasi bergaya Batak Toba.

3. Untuk mengetahui makna simbolik ornamen yang digunakan pada elemen-elemen dekorasi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi

a. Menambah wawasan serta pengetahuan tentang dekorasi pernikahan yang baik dan sesuai dengan bentuk gedung tempat pernikahan.

b. Mengetahui motif ornamen yang sesuai untuk diterapkan pada hiasan dekorasi pernikahan

c. Mengetahui makna simbolik yang coba dibangun dari penerapan ornamen pada elemen-elemen dekorasi.


(2)

d. Menambah rujukan dan referensi bagi penelitian-penelitian yang relevan.

2. Untuk masyarakat

Sebagai bahan pengenalan pada masyarakat umum tentang dekorasi pernikahan bergaya Batak Toba yang baik, serta memperkaya dan melesratikan kearifan lokal setempat.

3.Pemilik gedung/ instansi sebagai pihak yang mendekorasi ruangan pernikahan.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pekarya lebih mengerti bagaimana menerjemahkan suatu ide, atau gagasan kedalam suatu benda serta dapat mengimplementasikannya kedalam bentuk dekorasi yang baik


(3)

91

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian, maka analisis data dan observasi lapangan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dekorasi pernikahan yang diambil dari lima sampel penelitian di kota Medan ditinjau dari prinsip-prinsip desain dikategorikan penyusunannya baik. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kelima dekorasi adalah 3,84. Bentuk dekorasi yang terdapat di Wisma Gorga Mangampu Tua termasuk kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,53. Sementara bentuk dekorasi yang terdapat pada Wisma Tara Bunga mendapatkan nilai rata-rata terendah dengan nilai 2,73. Kesatuan, keseimbangan, dan ritme pada dekorasi mendapatkan nilai rata-rata 3,93 dengan kategori baik. Proporsi dekorasi dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 3,86. Dan keselarasan dekorasi yang dikatakan baik juga dengan nilai rata-rata 3,73.

2. Motif ornamen pada benda- benda yang dijadikan sebagai hiasan pada dekorasi gedung pernikahan di kota Medan tidak sesuai lagi dengan motif ornamen tradisional. Motif yang digunakan pada umumnya hanya untuk menghias elemen maupun properti dekorasi. Teknik pewarnaan pada motif ornamen pada dekorasi mengikuti teknik pewarnaan pada ornamen tradisional yakni menggunakan warna putih, merah, dan hitam. Jika diperhatikan dari teknik pembuatannya motif ornamen pada dekorasi ada yang diukir (lottik) dan aada yang dilukis (dais).


(4)

3. Setiap motif ornamen tradisional yang dipakai pada elemen atau properti dekorasi pada dasarnya memiliki makna simbolik. Namun demikian ornamen yang diterapkan pada dekorasi sudah tidak lagi mengandung makna simbolik lagi, karena peletakan dan penggunaanya yang tidak sesuai lagi dengan ornamen tradisional. Tetapi beberapa motif ornamen selain menjadi hiasan juga memiliki makna baru yang sesuai untuk pengantin. Beberapa motif ornamen Batak Toba yang biasa dipergunakan dan memiliki makna simbolik yang baru pada dekorasi pernikahan adalah sebagai berikut:

3.1Motif gorga ulupaung

Menampilkan motif ini pada dekorasi selain sebagai hiasan juga memiliki makna simbolik untuk menunjukan keperkasaan atau kharisma keluarga atau pengantin yang sedang melaksanakan pernikahan.

3.2Motif gorga simeol-eol

Selain sebagai hiasan pada dekorasi gorga ini juga memiliki makna bahwa pengantin melaksanakan pernikahan dengan gembira, dengan harapan kegembiraan selalu menyertai kedua pengantin sampai pesta adat selesai begitu juga sampai seterusnya.

3.3Motif gorga ipon-ipon

Penerapan motif ini pada dekorasi pernikahan selain sebagai hiasan juga memiliki arti sebagai pengikat dan mempererat hubungan pengantin di dalam menjalani kehidupan berumah tangga.


(5)

Gorga ini pada dekorasi pernikahan berfungsi sebagai penegak kebenaran dan keadilan terhadap sesame, agar terciptanya keselarasan hidup pengantin kedepannya nanti.

3.5Motif gorga singa-singa

Penerapan motif ornamen ini pada dekorasi adalah melambangkan kewibawaan dan kerendahan hati keluarga pengantin yang mengadakan pernikahan.

3.6Motif gorga dalihan natolu

Motif ini pada dekorasi untuk melambangkan hubungan kekerabatan atau kehidupan bersosial yang dijunjung tinggi oleh pengantin yang sedang melaksanakan pernikahan.

3.7Motif gorga jenggar-jenggar

Motif ini dipakai pada elemen dekorasi dengan maksud untuk melawan kekuatan jahat yang ingin mengganggu kehidupan pengantin.

B. SARAN

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada para pembuat dekorasi agar lebih meningkatkan kreatifitasnya, serta lebih memperhatikan bentuk motif ornamen tradisional agar dalam pembuatan karya tetap menjaga bentuk yang sebenarnya dari ornamen tersebut. Serta lebih bijak didalam


(6)

memilih motif ornamen yang digunakan, karena setiap moltif memiliki makna simbolik yang berbeda-beda.

2. Kepada akademisi agar dapat belajar menentukan motif ornamen yang sesuai untuk digunakan, serta bentuknya yang tetap dijaga atau dikembangkan sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan untuk membuat suatu karya. Dan diharapkan lebih kreatif lagi didalam mengimplementasikan motif ornamen ke dalam bentuk karya yang diharapkan.

3. Penelitian ini diharapkan agar tidak sampai disini saja, diharapkan penelitian lanjutan kembali agar seni dan budaya lebih dimengerti dan diminati, karena seni dan kebudayaan merupakan tanggung jawab dari setiap generasi bangsa untuk memelihara keberadaanya agar tidak tergerus oleh kebudayaan lain yang masuk ke Indonesia.