PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII.

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS)

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII

Oleh:

Triana Putri Batubara NIM 409631022

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS)

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII

TRIANA PUTRI BATUBARA ( NIM 409631022) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk ( 1 ). Untuk mengetahuibpeningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode NHT dengan media TTS. ( 2 ) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar siswa yang diajar dengan metode NHT tanpa media TTS. ( 3 ) Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan model NHT dan TTS lebih tinggi dibandingkan dengan model NHT tanpa TTS.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012 yang berjumblah 6 kelas.

Sampel penelitian diambil dari dua kelas yaitu kelas VIII1 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII5 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian ini berupa

Pre-tes dan Post-tes yang berbentuk pilihan berganda yang berjumblah 20 soal. Dari hasil penelitian diperoleh rata – rata nilai pretes kelas eksperimen 53,235 dan nilai rata – rata nilai pretes kelas kontrol 45,833. Kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu dengan pembelajaran model NHT dengan media TTS dan model NHT tanpa TTS, diperoleh nilai rata – rata postes kelas eksperimen 80,588 dan nilai rata –rata postes kelaas kontrol 63,333. Ini berarti ada pengaruh yang ditimbulkan model pembelajaran model NHT dengan media

TTS pada materi zat adtif makanan. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 5,170,

sedangkan ttabel = 2,018. Karena thitung > ttabel maka diperoleh kesimpulan ada

perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT dengan media TTS dengan yang diajarkan dengan tanpa menggunakan media TTS.

Dengan melihat keberhasilan pengajaran menggunakan model pembelajaran NHT dengan media TTS pada materi zat aditif makanan, maka perlu dipikirkan untuk aplikasi penerapan model pembelajaran NHT dengan media TTS pada materi zat aditif makanan atau untuk pengajaran materi pelajaran bidang studi lain di luar mata pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... ii

Daftar Lampiran ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Defenisi Operasional ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 5

2.1.1 Pengertian Belajar ... 5

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 6

2.1.3 Hasil Belajar ... 7

2.2 Model Pembelajaran ... 8

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 8

2.2.2 Tujuan Cooperatif Learning ... 9

2.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ... 9

2.2.3.1 Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together ... 10

2.2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Number Head Together ... 12


(5)

2.3 Media Pendidikan... 12

2.3.1 Arti dan Kegunaan Media Pendidikan ... 12

2.3.2 Kriteria Pemilihan Media Pendidikan ... 13

2.3.3 Media Teka-Teki Silang ... 14

2.4 Zat Aditif pada Makanan ... 15

2.4.1 Bahan Pewarna ... 15

2.4.2 Bahan Pemanis ... 16

2.4.3 Bahan Pengawet ... 17

2.4.4 Bahan Penyedap (flavourings) ... 20

2.4.5 Antioksidan ... 20

2.4.6 Penambah Nutrisi ... 21

2.5. Kerangka Konseptual ... 22

2.6 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 25

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 28

3.6 Prosedur Penelitian ... 32

3.7 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 36


(6)

4.1.2. Uji Persyaratn Analisa Data ... 36

4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 38

4.1.4. Persentase Peningkatan Hasil Siswa ... 38

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

4.3. Pembahasan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan ... 43

5.2. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(7)

(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk menghadapi era globabalisasi, pembelajaran sebagai aspek utama dalam bidang pendidikan perlu ditingkatkan. Karena itu perlu ada upaya berbagai pihak, terutama institusi pendidikan dan pemerintah mencari solusi mengembangkan kagiatan pembelajaran yang berkualitas.

Ilmu kimia juga berperan dan tidak bisa terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu kimia yang merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala – gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan zat aditif makanan. Ilmu kimia dibangun melalui perkembangan keterampilan proses sains yang dimulai dari mengobservasi, menyusun hipotesis, sampai dengan mengkomunikasikannya sehingga sebagin aspek kimia bersifat abstrak yang kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika matimatika sehingga rasionalitasnya dapat dirumuskan diformulasikan.

Dalam proses pembelajaran kimia perlu diperhatikan karakteristik siswa yang dihadapi dan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Salah satu materi pelajaran IPA terpadu di SMP yang berkaitan dengan pelajaran kimia adalah Zat Aditif Makanan. Zat Aditif Makanan merupakan materi pelajaran yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena merupakan pokok bahasan kimia di SMP yang membahas bahan-bahan kimia dalam makanan dan minuman, serta dampaknya bagi tubuh. Zat Aditif Makanan adalah materi pelajaran yang bersifat teoritis dan hafalan, dan pada umumnya disampaikan guru dengan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan kebosanan pada siswa terhadap materi pelajaran sehingga mengurangi minat siswa di dalam belajar. Untuk mengatasi hal tersebut guru hendaknya menerapkan metode dan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan, minat dan partisipasi aktif siswa dalam menerima suatu materi pelajaran.


(10)

Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran, SMP merupakan sekolah yang siswanya heterogen, baik dari segi sosial, ekonomi maupun hasil belajarnya. Di sekolah ini, hasil belajar pada bidang studi kimia masih tergolong rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada untuk siswa kelas VIII T.P 2010/2011 dengan nilai antara 58 – 80 dan nilai rata-rata kelas 68,72, sedangkan KKM kimia di sekolah ini adalah nilai 62. Rendahnya nilai kimia siswa, disebabkan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan kepadanya. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran, serta media pembelajaran yang menarik atau menyenangkan. Salah satu model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa senang.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar kimia adalah model pembelajarn kooperatif tipe NHT ( Number Head Together). Teknik NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka ( Lie, 2007).Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ini pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain: Riris Mawarni Silaen, (2010) hasil penelitiannya mengenai kooperatif tipe NHT menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 62,6 % sedangkan persen keberhasilan belajar siswa kelas kontol sebesar 37,0 %. Peneliti yang lain


(11)

yaitu Seriana, (2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 28,87 %.

Zat Aditif makanan merupakan bagian dari materi IPA Terpadu di SMP, yang diajarkan di kelas VIII pada semester genap. Materi ini sebagian besar bersifat abstarak dan berkarakter hapalan sehingga siswa kesulitan dalam menguasai materi zat aditif makanan.Untuk membantu siswa memudahkan menguasai materi tersebut, maka pembelajarannya sangat tepat jika dilakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam melakukan pemecahan masalah terhadap soal sesuai dengan pemahamannya. Kemudian guru dapat mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab masalah yang diberikan. Oleh karena itu melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa mendapat kemudahan mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok bahasan Zat Aditif Makanan ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang sudah umum dikenal dan disenangi masyarakat, termasuk siswa. Dengan media TTS siswa dimotifasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia. Media TTS juga dapat merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir siswa.

Mengingat pentingnya penggunaan metode dan media dalam

pembelajaran, peneliti tertarik dan tedorong untuk meneliti pengaruh penggunaaan TTS terhadap hasil belajar kimia siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan latar belakang di atas, maka peenelitian yang

akan dilakukan diberi judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Number Head Together (NHT) dengan Media Teka – Teki Silang (TTS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Zat Aditif Makanan Pada Siswa Kelas VIII”


(12)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan diatas, masalah-masalah yang mungkin akan dapat dikuasai oleh penelitian ini adalah:

1. Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar

kimia cenderung monoton menggunakan metode ceramah.

2. Penggunaan media yang dapat memotivasi siswa agar belajar dengan lebih

baik.seperti media TTS masih jarang di lakukan di SMP.

3. Minat dan hasil belajar IPA siswa masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan Number Head Together (NHT) dan Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model NHT menggunakan media TTS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran NHT tanpa media TTS.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode

NHT dengan media TTS.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode

NHT tanpa media TTS.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan model NHT dan


(13)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami pokok bahasan

Zat Aditif Makanan.

2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model

pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti

khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian yang berhubungan dengan model dan media pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Teka-Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi dalam kategori “Mendatar dan Menurun” tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

Pembelajaran kooperatif Number Head Together dan media Teka-teki Silang ini lebih menekankan kepada siswa agar merangsang daya ingat dan daya pikir siswa serta tanggung jawab untuk memberikan skor atau nilai terbaik kepada kelompoknya.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan model pembelajaran tipe NHT dengan menggunakan media TTS adalah 80,5 lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi zat aditif

makanan Di Kelas VIIISemester II SMP Negeri 2 Meranti T.P. 2011/2012

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil temuan dalam penelitian, maka saran yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan

alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dengan media TTS dan tanpa menggunakanTTS dan menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama

disarankan melakukan penelitian pada lokasi dan materi pokok yang berbeda serta melibatkan guru atau teman dalam penelitian agar lebih mudah untuk memantau kegiatan siswa dan siswa benar-benar aktif dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang jauh lebih baik.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anderso, R.H., (1987), Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk

Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.

Arikunto, (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Arsyad, A., (2005), Media Pembelajaran, Pt Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ibrahin,Muslimin., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press,

Surabaya.

Janua, T.A., (2008), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Numbered Heads Together(NHT),

(http://pelawiselatan.blogspot.com/2010/03/number-head-together-html)

Kagan, (2000), Cooperative Learning Structure. Numbered Heads Together,

(Online), (http://Alt.Red/clnerwork/numbered.htm, diakses 27 maret 2010)

Karim, S., (2008), Belajar IPA Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sadiman, A. S., (2007), Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2007), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Simson, T., (2009), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka

Cipta, Edisi Revisi, Jakarta.

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Nusa

Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja

Rosdakarya, Cetakan keempat, Bandung.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,


(16)

Tambunan, M., dan Simanjuntak, A., (2009), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana


(1)

yaitu Seriana, (2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 28,87 %.

Zat Aditif makanan merupakan bagian dari materi IPA Terpadu di SMP, yang diajarkan di kelas VIII pada semester genap. Materi ini sebagian besar bersifat abstarak dan berkarakter hapalan sehingga siswa kesulitan dalam menguasai materi zat aditif makanan.Untuk membantu siswa memudahkan menguasai materi tersebut, maka pembelajarannya sangat tepat jika dilakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam melakukan pemecahan masalah terhadap soal sesuai dengan pemahamannya. Kemudian guru dapat mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab masalah yang diberikan. Oleh karena itu melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa mendapat kemudahan mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok bahasan Zat Aditif Makanan ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang sudah umum dikenal dan disenangi masyarakat, termasuk siswa. Dengan media TTS siswa dimotifasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia. Media TTS juga dapat merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir siswa.

Mengingat pentingnya penggunaan metode dan media dalam pembelajaran, peneliti tertarik dan tedorong untuk meneliti pengaruh penggunaaan TTS terhadap hasil belajar kimia siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan latar belakang di atas, maka peenelitian yang akan dilakukan diberi judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan Media Teka – Teki Silang (TTS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Zat Aditif Makanan Pada Siswa Kelas VIII”


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan diatas, masalah-masalah yang mungkin akan dapat dikuasai oleh penelitian ini adalah:

1. Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar kimia cenderung monoton menggunakan metode ceramah.

2. Penggunaan media yang dapat memotivasi siswa agar belajar dengan lebih baik.seperti media TTS masih jarang di lakukan di SMP.

3. Minat dan hasil belajar IPA siswa masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan Number Head Together (NHT) dan Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model NHT menggunakan media TTS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran NHT tanpa media TTS.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode NHT dengan media TTS.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode NHT tanpa media TTS.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan model NHT dan TTS lebih tinggi dibandingkan dengan model NHT tanpa TTS.


(3)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami pokok bahasan Zat Aditif Makanan.

2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan model dan media pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Teka-Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi dalam kategori “Mendatar dan Menurun” tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

Pembelajaran kooperatif Number Head Together dan media Teka-teki Silang ini lebih menekankan kepada siswa agar merangsang daya ingat dan daya pikir siswa serta tanggung jawab untuk memberikan skor atau nilai terbaik kepada kelompoknya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran tipe NHT dengan menggunakan media TTS adalah 80,5 lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi zat aditif makanan Di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Meranti T.P. 2011/2012

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil temuan dalam penelitian, maka saran yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dengan media TTS dan tanpa menggunakanTTS dan menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama disarankan melakukan penelitian pada lokasi dan materi pokok yang berbeda serta melibatkan guru atau teman dalam penelitian agar lebih mudah untuk memantau kegiatan siswa dan siswa benar-benar aktif dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang jauh lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderso, R.H., (1987), Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.

Arikunto, (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2005), Media Pembelajaran, Pt Rajagrafindo Persada, Jakarta. Ibrahin,Muslimin., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press, Surabaya.

Janua, T.A., (2008), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together(NHT),

(http://pelawiselatan.blogspot.com/2010/03/number-head-together-html) Kagan, (2000), Cooperative Learning Structure. Numbered Heads Together,

(Online), (http://Alt.Red/clnerwork/numbered.htm, diakses 27 maret 2010)

Karim, S., (2008), Belajar IPA Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sadiman, A. S., (2007), Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2007), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Simson, T., (2009), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Jakarta.

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan keempat, Bandung.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka, Jawa Timur


(6)

Tambunan, M., dan Simanjuntak, A., (2009), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-4, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

The effect of crossword puzzle as an asessment on students' ability to scan text

0 3 13

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN KELAS VIII SMP.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TUGETHER (NHT) DAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IS 2 SMA YAYASAN PERGURUAN INDONESIA MEMBANGUN MEDAN T.A 2012/2013.

0 0 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DENGAN INSTRUMEN PENILAIAN TEKA- TEKI SILANG TTS (CROSSWORD PUZZLE) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI IA 2 SMA NEGERI 5 P

0 1 24