PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ARTIKEL OPINI SURAT KABAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ARTIKEL OPINI SURAT KABAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Rafina Widowati NIM 0907223
(2)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ARTIKEL OPINI SURAT KABAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh Rafina Widowati
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Rafina Widowati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ARTIKEL OPINI SURAT KABAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013) oleh
Rafina Widowati 0907223 ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan siswa dalam berargumen cenderung lebih mengandalkan keterampilan berbicara mereka. Siswa umumnya enggan dalam mengungkapkan gagasan atau pandangan mereka terhadap suatu masalah dalam bentuk tulisan. Peneliti dalam hal ini membantu menstimulasi ketertarikan siswa untuk mencurahkan setiap gagasan yang dimiliki siswa dalam bentuk karangan argumentasi. Stimulus yang diberikan tentunya dibantu dengan media pembelajaran yang dapat memperkokoh setiap argumen siswa. Oleh karena itu, peneliti memanfaatkan media artikel opini sebagai media pembelajaran dalam menulis karangan argumentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? (3) Bagaimana hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode ini melalui beberapa tahapan yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/pengamatan, dan (4) refleksi. Tujuan penelitian dengan metode ini tidak hanya sebagai tindakan kolaboratif dan partisipatif memperbaiki kinerja guru tetapi juga meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan keberhasilan dari tiap siklus. Pada siklus I, karangan siswa ada yang masuk kategori kurang dan kurang sekali. Pada siklus II kategori kurang sekali sudah tidak ditemukan. Kemudian pada siklus III karangan siswa tergolong kategori
(6)
ABSTRACT
This research is motivated by the students' skills in argument tends to rely more on their speaking skills. Students are generally reluctant to express their ideas or views on an issue in writing. Researchers in this helped stimulate interest in students to devote any idea of the students in the form of an argument essay. Given stimulus is certainly aided by instructional media can strengthen each student arguments. Therefore, the researchers made use of media opinion article as instructional tools in argumentation essay writing.
This study aims to answer these questions: (1) How to write a lesson plan using the argument essay media newspaper opinion article in class X SMA Negeri 3 Bandung Academic Year 2012/2013 (2) How does the implementation of learning to write argument essays using the media article newspaper opinion in class X SMA Negeri 3 Bandung Academic Year 2012/2013? (3) How to write essays arguing learning outcomes by using media newspaper opinion article in class X SMA Negeri 3 Bandung Academic Year 2012/2013?
The method used in this research is a classroom action research method (classroom action research). This method through several stages namely (1) planning, (2) implementation, (3) observation / surveillance, and (4) reflection. Research objectives with this method is not only as an act of collaborative and participatory improve teacher performance but also improve student learning outcomes.
Based on the results of the implementation of the study, researchers found the success of each cycle. In the first cycle, there was a bouquet of students categorized as less and less so. In the second cycle approximately once a category is not found. Then in the third cycle students classified as category bouquet excellent, good, and pretty. Both categories once reached 25.93%. Either category reached 40.74%. Category enough to reach 33.33%. Thus, it can be concluded that the use of media opinion newspaper article can improve students' writing skills essay argument.
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Batasan Masalah ... 5
1.4Rumusan Masalah ... 5
1.5Tujuan Penelitian ... 6
1.6Manfaat Penelitian ... 6
1.6.1 Manfaat Teoretis ... 7
1.6.2 Manfaat Praktis ... 7
1.7Definisi Operasional ... 8
BAB II MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PEMANFAATAN ARTIKEL OPINI SURAT KABAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN 2.1 Ihwal Menulis ... 9
2.1.1 Pengertian Menulis ... 9
(8)
2.2.3 Karangan Eksposisi ... 14
2.2.4 Karangan Persuasi ... 14
2.2.5 Karangan Argumentasi ... 15
2.3 Ihwal Karangan Argumentasi ... 15
2.3.1 Pengertian Karangan Argumentasi ... 15
2.3.2 Ciri-Ciri Karangan Argumentasi ... 16
2.3.3 Fungsi Karangan Argumentasi ... 16
2.3.4 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi ... 18
2.4 Media Pembelajaran ... 19
2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 19
2.4.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 19
2.4.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 20
2.4.4 Jenis Media Pembelajaran ... 21
2.4.5 Artikel Opini sebagai Media Pembelajaran ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian ... 25
3.2 Prosedur Penelitian ... 27
3.2.1 Studi Pendahuluan ... 28
3.2.2 Perencanaan Pelaksanaan Tindakan ... 29
3.2.3 Pelaksanaan Tindakan ... 30
3.2.4 Refleksi ... 30
3.3 Sumber Data ... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.5 Instrumen Penelitian ... 32
3.5.1 Wawancara ... 32
3.5.2 Lembar Observasi ... 32
3.5.2.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 33
3.5.2.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 36
3.5.3 Jurnal Siswa ... 37
3.5.4 Catatan Lapangan ... 38
3.5.5 Lembar Tes Kemampuan ... 39
3.6 Teknik Pengolahan Data ... 40
3.6.1 Analisis Data ... 40
3.6.2 Kategori Data dan Interpretasi Data ... 41
3.6.3 Analisis Frekuentatif ... 46
3.6.4 Kriteria Penilaian Hasil Menulis Karangan Argumentasi ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 51
4.2 Pelaksanaan Tindakan ... 52
4.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 52
4.2.1.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 52
4.2.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 53
(9)
4.2.1.4 Refleksi Tindakan Siklus I ... 78
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 78
4.2.2.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 78
4.2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II …... 79
4.2.2.3 Pengamatan Pembelajaran Siklus II ... 80
4.2.2.4 Refleksi Tindakan Siklus II ... 102
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 103
4.2.3.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 103
4.2.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103
4.2.3.3 Pengamatan Pembelajaran Siklus III …………... 105
4.2.3.4 Refleksi Tindakan Siklus III ... 125
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126
4.3.1 Perencanaan Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Artikel Opini Surat Kabar ... 126
4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Artikel Opini Surat Kabar ... 127
4.3.3 Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Artikel Opini Surat Kabar ... 130
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 137
5.2 Rekomendasi ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 141
LAMPIRAN
(10)
Rafina Widowati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis tergolong dalam kegiatan kebahasaan yang bersifat produktif. Chaedar Alwasilah (2007: 43) mengungkapkan bahwa menulis pada dasarnya bukan sekadar mengubah wujud bahasa ujaran (tuturan) ke dalam bahasa tulisan tetapi merupakan pengorganisasian dari sekumpulan ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antarparagraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Kegiatan menulis menjadi wadah bagi seseorang untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan piawai dan cakap apabila tulisannya dapat diterima baik oleh pembaca dalam hubungan intelektual ataupun sosialnya.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis memiliki keterkaitan dengan kemampuan membaca. Semakin sering seseorang melakukan kegiatan membaca, maka semakin kaya pula gagasan yang akan ditorehkan dalam tulisannya. Dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca.
Dalam penelitian ini siswa diarahkan pada aktivitas untuk memiliki kemampuan berargumen. Umumnya kemampuan ini sering diekspresikan dalam bentuk keterampilan berbicara. Isu-isu hangat lebih tertarik dikemas dalam forum debat dibandingkan dengan karya penulisan.
Chaedar Alwasilah (2007: 47-48) mengungkapkan beberapa asumsi mengapa menulis kurang diminati yakni sebagai berikut.
1) Siswa lebih banyak diajari tata bahasa atau teori menulis dan sedikit sekali berlatih menulis.
2) Guru sendiri tidak bisa menulis sehingga ia tidak memiliki pengalaman ekstensial dalam menulis.
(11)
3) Siswa tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut berbuat salah dan ditertawakan orang.
4) Siswa melakukan dosa-dosa kecil sewaktu mengarang padahal mereka sudah mempelajarinya bertahun-tahun.
5) Guru cenderung menilai hasil akhir karangan yang lebih terfokus pada kualitas dan ketepatan gramatika.
6) Bagi kebanyakan orang, menulis dianggap sebagai kegiatan menyendiri dan hanya dibaca oleh guru sehingga calon penulis enggan tulisannya dikomentari pembaca.
7) Siswa tidak mengetahui benar salahnya tulisan mereka karena tidak ada yang memberi tahu.
Karangan berdasarkan pola pengembangannya dibagi ke dalam karangan narasi, karangan deskripsi, karangan persuasi, karangan eksposisi, dan karangan argumentasi. Menurut Alwasilah (2007: 116), karangan argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (statement). Tulisan argumen mungkin jenis tulisan yang paling sulit dilakukan karena ia melibatkan semua jenis tulisan lainnya. Hal ini timbul karena argumen mengandalkan berbagai jenis appeal (seruan), yakni banding atau pertimbangan di dalam tulisannya.
Argumen adalah alasan untuk meyakinkan seseorang. Alasan tersebut bisa berupa uraian, angka-angka, tabel, grafik, dan contoh-contoh. Dapat dikatakan tujuan penulisan argumentasi adalah penulisan dengan tujuan meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis benar sehingga penulis berharap pembaca mau mengikuti pendapat penulis. Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, karangan argumentasi harus berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
(12)
kekinian untuk mendapatkan berita-berita aktual yang disajikan di dalamnya. Fakta-fakta menarik yang dikemas dalam sebuah berita memunculkan gagasan dari pembaca untuk berargumen dan dituangkan dalam tulisan. Tulisan dalam kolom surat kabar ini dikenal sebagai artikel opini.
Opini dalam surat kabar merupakan tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial. Adapun tujuannya untuk memberitahu (informatif), memengaruhi, meyakinkan, dan menghibur khalayak pembaca. Opini dalam surat kabar memegang norma dan etika luhur jurnalistik yang tidak menghendaki berita sebagai fakta objektif, diwarnai atau dibaurkan dengan opini sebagai pandangan yang sifatnya subjektif.
Wawancara dilakukan dengan seorang guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bandung yang bernama Ibu Yattini perihal karangan argumentasi. Beliau menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan menuliskan karangan argumentasi karena tidak dapat menyertakan fakta dan bukti secara lengkap. Kendala ini diatasi dengan mengombinasikannya dengan KD (Kompetensi Dasar) lain seperti karya tulis ilmiah. Selain itu masih minimnya pemanfaatan media khususnya dalam meningkatkan kemampuan menulis.
Penelitian tentang argumentasi sebelumnya sudah dilakukan oleh Imas Kusmiati (2008) dalam skripsi yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Teks Isu-Isu Kontemporer dari Media Massa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-8 SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008)”. Penelitian ini didasarkan pada ketertarikan siswa dengan berita-berita yang sifatnya baru. Ketertarikan siswa ini dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan siswa agar tidak hanya tertarik pada pembelajaran berbicara, tetapi tertarik pula dengan pembelajaran menulis. Caranya dengan menjadikan hal yang mereka senangi sebagai komponen kegiatan pembelajaran menulis, dalam hal ini sebagai bahan ajar. Dengan demikian, lahirlah karangan argumentasi yang tidak membosankan yang dirasakan oleh siswa. Tema-tema yang diangkat adalah tema-tema terkini (kontemporer) yang diketahui siswa dan secara otomatis proses menulis akan dirasakan lebih mudah.
(13)
Selain itu, topik ini pernah juga diteliti oleh Depi Setia (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009)”. Penelitian ini memberikan alternatif pilihan sekaligus inovasi pembelajaran bahwa penggunaan editorial surat kabar bisa memberikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya menulis karangan argumentasi dengan mudah, menyenangkan, segar, dan sesuai dengan kekinian.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi melalui Pemanfaatan Media Artikel Opini Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Penelitian ini akan memberikan alternatif pilihan sekaligus inovasi pembelajaran. Media artikel opini surat kabar menjadi sebagian media pembelajaran yang dalam hal ini karangan argumentasi untuk menumbuhkan rasa senang, segar, antusias, dan tidak membosankan bagi siswa. Siswa tidak hanya diajak berargumen dalam keterampilan berbicara tetapi bisa mengemukakan gagasan kritisnya dalam bentuk tulisan. Penelitian yang akan dilakukan ini penting, karena hasilnya akan memberi manfaat dan menjadi alternatif pilihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya penulisan karangan argumentasi. Selain itu, peserta didik dapat memosisikan dirinya sebagai penulis artikel opini dengan gagasan dan pandangan yang ia miliki. Dengan penelitian ini diharapkan siswa mampu menumbuhkan penilaian kritis terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat dalam bentuk karangan argumentasi. Media artikel opini dari sudut substansi isi lebih mudah dicerna dibandingkan dengan media editorial. Kosakata yang digunakan dalam artikel opini lebih populer. Hal ini karena kolom artikel opini ditulis di luar kacamata redaksi.
(14)
1.2 Identifikasi Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang kompleks sehingga minat dan motivasi siswa yang rendah berdampak pada kemampuan menulis yang dimiliki.
2) Guru SMAN 3 Bandung masih kurang dalam pemanfaatan media khususnya dalam meningkatkan kemampuan menulis.
3) Siswa sering mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide yang sudah dimilikinya ke dalam bentuk tulisan, dalam hal ini karangan argumentasi yang perlu diperkuat oleh fakta, data, atau alasan.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian agar tepat sasaran, peneliti memfokuskan penelitian ini pada masalah menulis karangan argumentasi dengan memanfaatkan artikel opini surat kabar sebagai media pembelajarannya dengan batasan-batasan sebagai berikut.
1) Artikel opini surat kabar ini adalah tulisan berisi gagasan yang menuliskan pendapat si penulis tentang berita-berita yang bersifat aktual dan pembicaraan di masyarakat. Berdasarkan waktunya, opini-opini yang dijadikan media pembelajaran penelitian ini adalah opini-opini yang diterbitkan maksimal dalam sebulan sampai dilaksanakannya penelitian.
2) Surat kabar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media persuratkabaran yang telah disesuaikan antara isi artikel opini dengan kemampuan tatabahasa kelas X SMA Negeri 3 Bandung.
3) Karangan argumentasi dalam penelitian ini adalah karangan argumentasi hubungan kausal baik hubungan sebab-akibat maupun akibat-sebab.
(15)
1.4 Rumusan Masalah
Dalam melakukan sebuah penelitian, masalah penelitian perlu dirumuskan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan penggunaan media artikel opini surat kabar pada kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
3) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah penelitian dengan tujuan mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1) perencanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;
2) pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;
3) hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
(16)
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan akan menimbulkan beberapa manfaat. Beberapa manfaat itu adalah manfaat teoretis dan manfaat praktis baik bagi penulis, siswa, dan guru.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Selain memberikan kontribusi konkret dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini juga dapat dijadikan bahan pijakan untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan pada penelitian lanjutan. Adapun manfaat penelitian ini dikhususkan agar siswa mampu meningkatkan keterampilan menulis, khususnya dalam penelitian ini karangan argumentasi.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, guru, dan siswa.
1) Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pembelajaran bagi peneliti dalam mengembangkan serta menerapkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2) Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya menulis karangan argumentasi dengan merasakan perubahan dan peningkatan kemampuan menulisnya. Siswa dapat mengenal lebih jauh perihal artikel opini surat kabar sebagai salah satu media pembelajaran. Selain itu, siswa dapat memosisikan dirinya sama seperti penulis artikel opini surat kabar yang mencurahkan gagasannya terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat.
3) Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan pilihan lain atau alternatif lain dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung. Selain itu, media pembelajaran dapat dijadikan masukan,
(17)
perbandingan, juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan pembelajaran menulis karangan argumentasi yang lebih variatif.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian ini, penulis perlu menjelaskan definisi operasional. Adapun uraian definisi operasional variabel adalah sebagai berikut.
1) Menulis karangan argumentasi adalah kegiatan mencurahkan gagasan dengan pola atau bentuk pengembangan sebab akibat/sebaliknya. Tujuan dari penulisan karangan argumentasi adalah membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan atau pendapat.
2) Artikel opini adalah tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi, dan meyakinkan pembaca. Dalam penelitian ini artikel opini menjadi media pembelajaran. Adapun artikel opini yang digunakan adalah artikel opini dalam surat kabar.
3) Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Ada empat tahapan yang harus dilalui dalam PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan ini menjadi sebuah alur dan lebih sering disebut siklus. Jenis penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, khususnya dalam penelitian ini adalah karangan argumentasi melalui pemanfaatan media artikel opini.
(18)
Rafina Widowati, 2013
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2010: 2), penelitian tindakan kelas mengandung tiga kata yang menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, ada tiga pengertian yang diterangkan.
1. Penelitian –menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memeroleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan –menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya dilakukan oleh guru. Secara umum metode ini bertujuan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang muncul melalui tindakan cermat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pelaksanaannya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi. Umumnya, siswa kesulitan dalam mencari fakta untuk memperkokoh gagasan atas
(19)
suatu permasalahan. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan media artikel opini surat kabar sebagai suatu solusi kejenuhan dan kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Tujuan penelitian dengan metode ini tidak hanya sebagai tindakan kolaboratif dan partisipatif memperbaiki kinerja guru, tetapi berupaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda. Namun, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui.
1) Tahap 1: menyusun rancangan tindakan (planning)
Tahapan perencaan ini disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada siklus ke-1 perencanaan disusun berdasarkan refleksi observasi awal, perencanaan siklus ke-2 disusun berdasarkan siklus ke-1, dan begitu seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan.
2) Tahap 2: pelaksanaan tindakan (acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan untuk melakukan pelaksanaan tindakan di kelas.
3) Tahap 3: pengamatan (observing)
Pengamatan ini dilakukan oleh guru dan observer saat proses pembelajaran. Pengamatan ini akan menjadi acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya. 4) Tahap 4: refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Keempat tahapan tersebut merupakan sebuah siklus atau daur sehingga tahap akan berulang kembali. Hasil dari refleksi menjadi masukan pada perencanaan untuk siklus berikutnya. Berikut ini model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan McTaggart.
(20)
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sumber: Arikunto 2006: 137
3.2 Prosedur Penelitian
Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan penelitian dengan metode ini adalah meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa, dalam hal ini kelas X IPA 7. Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa pelaksanaan, di antaranya studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Prosedur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
(21)
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian untuk Penerapan Media Artikel Opini dalam Karangan Argumentasi
3.2.1 Studi Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu. Adapun studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang perlu dipecahkan berkaitan dengan kemampuan menulis
Permasalahan
Rencana Tindakan I
1. Pelaksanaan Tindakan I 2. Observasi I
3. Refleksi I
Rencana Tindakan II
1. Pelaksanaan Tindakan II 2. Observasi II
3. Refleksi II
Rencana Tindakan III
1. Pelaksanaan Tindakan III 2. Observasi III
(22)
Wawancara dilakukan kepada guru Bahasa Indonesia yaitu Ibu Yattini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan terungkap kekurangan dalam pembelajaran menulis karangan, khususnya karangan argumentasi. Siswa masih dirasakan kesulitan dalam pengembangan gagasan, siswa juga mengalami kendala dalam pemilihan kata (diksi), EYD, dan kaidah bahasa. Selain itu kelemahan ditemukan pada kurangnya kohesi dan koherensi antarkalimat dan antarparagraf. Adapula kejemuan siswa terhadap karangan dikarenakan minimnya media pembelajaran yang digunakan.
3.2.2 Perencanaan Pelaksanaan Tindakan
Tahapan perencanaan pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut. 1. Menentukan waktu dan kelas penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti dan guru Bahasa Indonesia menentukan waktu penelitian untuk siklus I, siklus II, dan siklus III. Adapun pelaksanaan penelitian akan diadakan di kelas X IPA 7.
2. Menyusun skenario pembelajaran
Setelah menentukan waktu dan kelas penelitian, peneliti menyusun skenario pembelajaran. Media yang akan digunakan adalah media artikel opini surat kabar.
3. Menerapkan media artikel opini surat kabar dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi
Alokasi waktu 2 x 45 menit setiap siklusnya. Untuk memudahkan dan memberi pengalaman baru pada siswa dalam menulis karangan argumentasi, maka disajikan artikel opini yang memberikan referensi dan fakta-fakta sebagai faktor utama dalam karangan argumentasi. Dengan artikel opini diharapkan kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi dapat teratasi.
(23)
3.2.3 Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam skenario pembelajaran. Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Pada awal kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri karangan argumentasi, komposisi isi karangan argumentasi, dan langkah-langkah menulis karangan argumentasi.
Tahap selanjutnya siswa yang telah bergabung menjadi beberapa kelompok menyusun paragraf-paragraf artikel opini dengan struktur yang benar. Siklus I siswa akan disajikan artikel pendidikan dengan topik pendidikan. Selanjutnya untuk siklus II dan III siswa masih diberikan artikel opini dengan topik yang sama, yaitu pendidikan tetapi dengan judul dan penulis yang berbeda.
3.2.4 Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap siklus berdasarkan hasil tes siswa dan jurnal siswa. Tujuannya untuk menentukan arah tindakan selanjutnya dalam kondisi tertentu. Refleksi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut bahan ajar, metode, media, aktivitas guru dan siswa, evaluasi, kondisi kelas, dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi
2) Penyusunan komponen pembelajaran meliputi pengembangan bahan ajar, metode, dan evaluasi pembelajaran.
3) Mengidentifikasi temuan-temuan untuk tiap siklus dan tes kemampuan, a) mendeskripsikan pembelajaran untuk setiap pertemuannya
b) menilai dan melihat kemajuan hasil karangan siswa untuk tiap siklusnya. 4) Merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung untuk perbaikan
(24)
3.3 Sumber Data
Adapun sumber data penelitian ini diperoleh dari tulisan siswa yaitu karangan argumentasi siswa-siswi kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung Nomor 8 Bandung. Pertimbangan subjek penelitian didasarkan pada wawancara dengan guru Bahasa Indonesia yang bersangkutan dan evaluasi nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Studi pendahuluan hingga identifikasi awal permasalahan
Peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X IPA 7 dan beberapa siswa kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung.
2) Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus I
Peneliti mengadakan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar dan diakhiri dengan tes menulis karangan argumentasi
3) Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus II
Peneliti memberikan pembelajaran berdasarkan hasil temuan pada siklus I setelah diberikan tes menulis karangan argumentasi untuk dianalisis. Pada siklus II ini peneliti masih menggunakan media artikel opini surat kabar dengan topik yang sama hanya judul dan penulisnya yang berbeda.
4) Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus III
Peneliti memberikan pembelajaran berdasarkan hasil temuan pada siklus II setelah diberikan tes menulis karangan argumentasi untuk dianalisis. Pada siklus III ini peneliti masih menggunakan media artikel opini surat kabar dengan topik yang sama hanya judul dan penulisnya yang berbeda.
(25)
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan tersistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 136). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.5.1 Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki adanya komunikasi langsung antara peneliti dengan responden, biasanya dalam wawancara dan berpijak pada tujuan penelitian (Riyanto, 1996: 67). Wawancara digunakan untuk mengetahui latar belakang siswa, perhatian, sikap terhadap sesuatu, dan lain-lain.
Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia SMAN 3 Bandung yaitu ibu Yattini. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menulis khususnya karangan argumentasi ditemukan beberapa kelemahan antara lain, (1) rendahnya motivasi siswa dalam mencari fakta-fakta yang bersesuaian dengan topik karangan argumentasi, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antarparagraf dan antarkalimat, (3) rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda baca, dan (4) kegiatan pembelajaran minim dalam hal pemanfaatan media. Pedoman wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.5.2 Lembar Observasi
Observasi merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan (Sudjana dan Ibrahim, 2001: 109). Melalui observasi diharapkan akan diperoleh informasi
(26)
Selain data yang diperoleh melalui proses pengajaran, peneliti pun mengumpulkan data tambahan, yaitu data penilaian guru mata pelajaran terhadap kemampuan guru Bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Kriteria penilaian dalam lebar observasi menyangkut beberapa kriteria penilaian yang secara spesifik ditujukan untuk mengukur kemampuan menulis secara komprehensif.
3.5.2.1Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru merupakan alat untuk mengamati kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan sebagai refleksi untuk pembelajaran berikutnya. Fungsinya adalah mengetahui kemampuan guru dalam memanfaatkan media artikel opini surat kabar dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Format lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Hal yang Diamati
Skala Penilaian 1
(TT) 2 (R)
3 (S)
4 (T)
5 (ST)
1. Mengelola ruang pembelajaran
a) Menarik perhatian siswa b) Mengondisikan siswa c) Mengadakan apersepsi
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran a) Memulai kegiatan pembelajaran
menulis karangan argumentasi
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan indikator/tujuan,
(27)
siswa, situasi, dan lingkungan
c) Menggunakan alat bantu (media artikel opini) pembelajaran yang sesuai dengan indikator/tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
d) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis
e) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok, atau klasikal
f) Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
g) Mengakhiri/menutup kegiatan pembelajaran
3. Mengelola interaksi kelas
a) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan penulisan karangan argumentasi
b) Menangani pertanyaan dan respons siswa
c) Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan
d) Memicu dan memelihara keterlibatan siswa
e) Memantapkan penguasaan materi karangan argumentasi
(28)
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
a) Menunjukkan kegairahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
b) Mengembangkan hubungan
antarpribadi yang sehat dan serasi c) Membantu siswa menyadari proses
menulis terhadap makna dan hakikat pembaca, rencana, kolaborasi, dan sebagainya
d) Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri
5. Mendemonstrasikan penguasaan materi karangan argumentasi dalam
kegiatan pembelajaran
a) Memberikan materi mengenai karangan argumentasi
b) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar c) Memberikan latihan keterampilan
berbahasa menulis karangan argumentasi
d) Peka terhadap kesalahan penggunaan ejaan
e) Menanamkan pentingnya perencanaan menulis sebagai kegiatan yang berorientasi tujuan dan kontekstual
* Model FKIP-UT (Universitas Terbuka) yang diadaptasi dari APKG model Proyek Pengembangan Pendidilkan Guru (P3G) dan Alwasilah (2007: 146-147)
(29)
Keterangan: observer mengisi lembar observasi dengan memberikan tanda
centang (√)
Skala penilaian adalah sebagai berikut: 1= Tidak Tampak (TT)
2= Rendah (R) 3= Sedang (S) 4= Tampak (T)
5= Sangat Tampak (ST)
3.5.2.2Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa diperlukan dalam penelitian ini dengan tujuan memantau aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, lembar observasi digunakan sebagai bahan refleksi terhadap guru mengenai respons siswa saat pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar.
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase (%)
1. Kesungguhan mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi. a) Keseriusan dalam menulis karangan
argumentasi
b) Ketekunan dalam menulis karangan argumentasi
(30)
2. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan artikel opini surat kabar.
a) Menyimak penjelasan guru dengan saksama. b) Tidak membuat kegaduhan saat guru
menjelaskan.
c) Mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. d) Memahami instruksi guru mengenai media
yang digunakan
3. Inisiatif dalam mengajukan pendapat a) Keaktifan untuk bertanya
b) Keaktifan menjawab
c) Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat
d) Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan
Keterangan: observer mengisi lembar observasi dengan memberikan angka
dalam kolom pengisian jumlah siswa dan persentase.
3.5.3 Jurnal Siswa
Jurnal siswa dalam penelitian ini adalah catatan pendapat siswa di setiap tindakan/akhir pertemuan terhadap proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan pemanfaatan artikel opini surat kabar sebagai media pembelajarannya. Catatan siswa tersebut kemudian digunakan oleh peneliti sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan.
(31)
Tabel 3.3 Jurnal Harian Siswa
3.5.4 Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang berisi penjabaran mengenai pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan aktivitas belajar siswa dan guru yang tidak dapat diungkapkan
Nama :
Kelas : Hari/Tanggal :
1. Bagaimana pendapatmu mengenai penulisan karangan argumentasi yang telah disampaikan oleh guru?
a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas Alasan:
... ... ... ... 2. Hal menarik apa yang kamu dapatkan dalam pembelajaran ini?
... ... ...
(32)
Tabel 3.4 Catatan Lapangan
Hari dan Tanggal : Kelas dan Semester : Kompetensi Dasar :
No. Masalah yang Terjadi Rencana Perbaikan
3.5.5 Lembar Tes Kemampuan
Lembar tes kemampuan ini diisi oleh siswa dengan hasil karyanya berupa karangan argumentasi. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini. Lembar tes ini akan ada di setiap siklus pembelajaran. Lembar tes kemampuan ini dibagikan oleh peneliti. Lembar tes ini berukuran A4 bergaris yang dimodifikasi oleh peneliti dan akan dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya, karya siswa diperiksa. Hasil dari evaluasi tersebut dapat dijadikan tolok ukur siswa dalam kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini.
(33)
Tabel 3.5 Tes Tertulis
3.6 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengelompokan data berdasarkan nilainya dalam bentuk persen. Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dianalisis dan dikelompokkan. Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar.
3.6.1 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara, lembar aktivitas siswa, lembar penilaian, observasi, jurnal siswa, dan hasil menulis karangan arguementasi siswa. Analisis data, baik data kualitatif maupun kuantitatif terlebih dahulu dianalisis kemudian dideskripsikan dengan
Tes Hasil Belajar Siswa
1. Tentukan topik, fakta, dan argumen dari artikel yang telah diberikan! 2. Kemudian, buatlah sebuah karangan argumentasi kerangka yang dibuat
sebelumnya. Perhatikan aspek-aspek berikut.
a)Kelengkapan aspek formal (judul dan nama pengarang) b)Diksi dan EYD
(34)
3.6.2 Kategorisasi Data dan Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian, kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Pemaparan hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan 2) Mendeskripsikan pelaksanaan setiap siklus
3) Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada setiap tindakan a) Observasi aktivitas guru
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar observasi aktivitas guru. Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Lembar observasi terdiri atas 25 butir pernyataan. Berikut ini adalah tabel penskoran lembar observasi.
Tabel 3.6
Penskoran Lembar Observasi Aktivitas Guru
Aspek yang Diamati Jumlah Item
Skor
Jumlah (TT) (R) (S) (T) (ST)
1. Mengelola ruang
pembelajaran 3
1 2 3 4 5
15 2. Melaksanakan
kegiatan pembelajaran
7 35
3. Mengelola interaksi
kelas 6 30
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan
(35)
sikap positif siswa terhadap belajar 5. Mendemonstrasikan
penguasaan materi karangan
argumentasi dalam kegiatan
pembelajaran
5 25
Skor Maksimal 125
Keterangan:
Skala penilaian adalah sebagai berikut. TT = Tidak Tampak
R = Rendah S = Sedang T = Tampak
ST = Sangat Tampak
Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi yang dikualifikasikan. Hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik kinerja guru dalam menerapkan media artikel opini surat kabar dan mengelola kegiatan belajar mengajar. Untuk itu setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase kinerja guru pada setiap siklus.
Perolehan skor masing-masing observer dijumlahkan. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata observasi dari observer pertama, kedua, dan ketiga dengan rumus sebagai berikut.
(36)
Setelah diperoleh nilai rata dari masing-masing observer lalu menghitung perolehan rata-rata dari ketiga observer. Rumus perolehan nilai rata-rata dari ketiga observer adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Skala penilaian adalah sebagai berikut. O1 = Observer 1
O2 = Observer 2 O3 = Observer 3
Hasil data observasi aktivitas guru dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kriteria Kinerja Guru
Persentase Skor Kriteria
75% – 100 % 75 – 100 Sangat Baik 50% – 74,99% 50 – 74, 99 Baik 25% – 49,99% 25 – 49,99 Cukup
0% – 24,99% 0 – 24,99 Kurang
b) Observasi aktivitas siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Lembar observasi terdiri atas 12 butir pernyataan. Berikut ini adalah tabel penskoran lembar observasi.
(37)
Tabel 3.8
Penskoran Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah Item
Skor
Jumlah (TT) (R) (S) (T) (ST)
1. Kesungguhan
mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi.
4
1 2 3 4 5
20
2. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan artikel opini surat kabar.
4 20
3. Inisiatif dalam mengajukan
pendapat
4 20
Skor Maksimal 60
Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi yang dikualifikasikan. Hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase keaktifan siswa pada setiap siklus.
(38)
Perolehan skor masing-masing observer dijumlahkan. Selanjutnya dihitung nilai rata-rata observasi dari observer pertama, kedua, dan ketiga dengan rumus sebagai berikut.
Setelah diperoleh nilai rata dari masing-masing observer lalu menghitung perolehan rata-rata dari ketiga observer. Rumus perolehan nilai rata-rata dari ketiga observer adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Skala penilaian adalah sebagai berikut: O1 = Observer 1
O2 = Observer 2 O3 = Observer 3
Hasil data observasi keaktifan siswa dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Keaktifan Siswa
Persentase Skor Kriteria
75% – 100 % 75 – 100 Sangat Baik 50% – 74,99% 50 – 74,99 Baik 25% – 49,99% 25 – 49,99 Cukup
0% – 24,99% 0 – 24,99 Kurang
4) Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap tindakan. Untuk mengukur daya serap siswa, digunakan penilaian sistem PAP skala lima (Nurgiyantoro, 2001: 399).
(39)
Tabel 3.10
Penilaian PAP Skala Lima
Interval Tingkat Penguasaan Kategori Nilai Keterangan
85-100 A Baik Sekali
75-84 B Baik
60-74 C Cukup
40-59 D Kurang
0-39 E Kurang Sekali
5) menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan kesan atau pendapat siswa ke dalam kelompok sangat jelas, cukup jelas, dan kurang jelas. Kemudian penghitungan jumlah frekuensi dan langkah selanjutnya dipersentasekan sebagai berikut.
3.6.3 Analisis Frekuentatif
Setelah melakukan analisis data yang dikumpulkan kemudian peneliti melakukan analisis statistik untuk melihat perbedaan setiap siklus. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil penilaian karangan argumentasi dalam tiap-tiap siklus.
Tabel 3.11
Hasil Penilaian Karangan Tiap Siklus
Nilai
Siklus
I 2 3
Jumlah orang
Persentase (%)
Jumlah orang
Persentase (%)
Jumlah orang
Persentase (%)
(40)
40 – 59 0 – 39
3.6.4 Kriteria Penilaian Hasil Menulis Karangan Argumentasi
Dalam menganalisis hasil lembar siswa, peneliti menggunakan prosedur penilaian supaya hasil penelitian memenuhi derajat validitas dan realibilitas yang baik. Metode penilaian yang digunakan peneliti adalah metode penilaian analitik (penilaian terhadap satu aspek tertentu) dengan mempertimbangkan hasil tulisan siswa yang dinilai dari aspek tertentu. Aspek yang dinilai dan dianalisis adalah sebagai berikut.
Tabel 3.12
Format Penilaian Karangan Agumentasi
Nama Siswa: Judul:
PENILAIAN SKOR KRITERIA PEROLEHAN
SKOR
ISI 27 – 30
22 – 26
17 – 21
SANGAT BAIK – SEMPURNA:
padat informasi * substantif * pengembangan tesis tuntas * relevan dengan permasalahan dan tuntas
CUKUP – BAIK: informasi
cukup * substansi cukup * pengembangan tesis terbatas * relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap
SEDANG – CUKUP: informasi
terbatas * substansi kurang * pengembangan tesis tidak cukup *
(41)
13 – 16
permasalahan tidak cukup
SANGAT – KURANG: tidak
berisi * tidak ada substansi * tidak ada pengembangan tesis * tidak ada permasalahan
ORGANISASI 18 – 20
14 – 17
10 – 13
7 – 9
SANGAT BAIK – SEMPURNA:
ekspresi lancar * gagasan
diungkapkan dengan jelas * padat * tertata dengan baik * urutan logis * kohesif
CUKUP – BAIK: kurang lancar *
kurang teroganisir tetapi ide utama terlihat * bahan pendukung
terbatas * urutan logis tetapi tidak lengkap
SEDANG – CUKUP: tidak lancar
* gagasan kacau, terpotong-potong * urutan dan pengembangan tidak logis
SANGAT – KURANG: tidak
komunikatif * tidak teroganisir * tidak layak nilai
KOSA KATA 18 – 20
14 – 17
SANGAT BAIK – SEMPURNA:
pemanfaatan potensi kata canggih * pilihan kata dan ungkapan tepat * menguasai pembentukan kata
CUKUP – BAIK: pemanfaatan
(42)
10 – 13
7 – 9
kurang tepat tetapi tidak mengganggu
SEDANG – CUKUP:
pemanfaatan potensi kata terbatas * sering terjadi kesalahan
penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna
SANGAT – KURANG:
pemanfaatan potensi kata asal-asalan * pengetahuan tentang kosakata rendah * tidak layak nilai
PENGETA-HUAN BAHASA
22 – 25
18 – 21
11 – 17
5 – 10
SANGAT BAIK – SEMPURNA:
konstruksi kompleks tetapi efektif * hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan
CUKUP – BAIK: konstruksi
sederhana tetapi efektif * kesalahan kecil pada konstruksi kompleks * terjadi sejumlah kesalahan tetapi tidak kabur
SEDANG – CUKUP: terjadi
kesalahan serius dalam konstruksi kalimat * makna membingungkan atau kabur
SANGAT – KURANG: tidak
menguasai aturan sintaksis * terdapat banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai
MEKANIK 5 SANGAT BAIK – SEMPURNA:
(43)
4
3
2
hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
CUKUP – BAIK: kadang-kadang
terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
SEDANG – CUKUP: sering
terjadi kesalahan ejaan * makna membingungkan atau kabur
SANGAT – KURANG: tidak
menguasai aturan penulisan * terdapat banyak kesalahan ejaan * tulisan tidak terbaca * tidak layak nilai
Sumber: Nurgiyantoro (2001: 307-308)
Dalam menganalisis hasil tes, peneliti menggunakan beberapa prosedur penilaian. Penilaian terhadap hasil tes pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan media artikel opini ini dilakukan oleh tiga orang dengan kriteria sebagai berikut.
1) Mengetahui dan paham atas kriteria penilaian
2) Berpengalaman dalam menganalisis dan menilai hasil karangan
Dengan kualifikasi yang telah ditentukan, peneliti mengambil tiga orang penilai untuk menilai hasil tes menulis karangan argumentasi siswa. Ketiga penilai tersebut adalah sebagai berikut.
1) Peneliti, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS UPI.
2) Wiwin Sriwidaningsih, guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bandung. 3) Serli Nopiarti, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
(44)
Rafina Widowati, 2013
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Simpulan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-teori yang menjadi acuan. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 3 Bandung, diketahui adanya permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi. Hal tersebut disebabkan tidak adanya metode ataupun media yang mampu menstimulus siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan ke dalam sebuah karangan argumentasi. Oleh karena itu, peneliti memberikan tindakan khususnya kepada kelas X IPA 7 untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan memanfaatkan media artikel opini surat kabar. Media ini dapat menjadi perantara untuk menstimulus gagasan siswa menjadi sebuah karangan argumentasi.
Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar, peneliti dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dilakukan dalam 3 siklus. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II berdasarkan refleksi yang dilakukan dalam siklus I, sedangkan pelaksanaan siklus III berdasarkan refleksi yang dilakukan dalam siklus II.
(45)
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media artikel opini surat kabar. Media ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Pada siklus I, peneliti membuat perencanaan berkaitan dengan materi karangan argumentasi yaitu, pengertian karangan argumentasi, ciri-ciri karangan argumentasi, langkah-langkah menulis karangan argumentasi, pola pengembangan karangan argumentasi, pengertian artikel opini, pengembangan isi bahasan artikel opini, dan anatomi artikel opini. Refleksi dalam siklus I menunjukkan bahwa siswa masih sulit dalam mengembangkan substansi isi dengan tuntas. Dari aspek pengorganisasian, gagasan yang dikemukakan kurang lancar dan kurang kohesif. Begitu pula halnya dengan pemanfaatan kosakata yang masih terbatas. Karangan siswa umumnya masih menggunakan sistem peminjaman kata yang ada dalam artikel. Untuk mengatasi hal tersebut, pada siklus II peneliti memfokuskan pada model pengembangan isi atau bahasan.
Pada siklus II, peneliti membuat perencanaan materi yang difokuskan pada model pengembangan isi atau bahasan. Selain itu peneliti merencanakan pengembangan teknik pembelajaran yang berkorelasi dengan pemanfaatan media artikel opini. Refleksi dalam siklus II menunjukkan bahwa ada sebagian siswa yang masih terbatas dalam hal substansi isi. Gagasan yang dikemukakan masih terbatas pula. Dari aspek pengetahuan bahasa secara umum masih lemah. Karangan siswa masih melanggar kaidah kebahasaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ditekankan pada pembahasan kesalahan kaidah bahasa yang umum digunakan dalam menulis karangan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada siklus III peneliti masih memfokuskan pada materi pengembangan substansi isi dan kesalahan umum yang sering dilakukan dalam tata bahasa.
(46)
tolok ukur keberhasilan pembelajaran dari tiap siklusnya. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar pada siklus I dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut.
Guru memberikan materi mengenai pengertian karangan argumentasi, ciri-ciri karangan argumentasi, langkah-langkah menulis karangan argumentasi, pola pengembangan karangan argumentasi, pengertian artikel opini, pengembangan isi bahasan artikel opini, dan anatomi artikel opini. Kemudian guru membagikan artikel opini surat kabar kepada masing-masing siswa. Setelah dibagikan artikel, siswa menulis karangan argumentasi berdasarkan topik dalam artikel opini yang telah dibagikan.
Pada siklus II, guru menanyakan kembali materi karangan argumentasi. Selanjutnya, guru memperdalam materi pengembangan substansi isi. Setelah materi dikupas, guru membagi siswa dalam dua kelompok dan menerangkan format petunjuk kerja. Guru membagikan gulungan kertas kepada masing-masing siswa berisikan satu paragraf yang dikutip dari artikel opini (kecuali ketua kelompok yang berperan sebagai pengawas di kelompok lawan). Kemudian guru membagikan artikel opini yang utuh. Selanjutnya, siswa menuliskan karangan argumentasi berdasarkan topik artikel opini
Pada siklus III, guru menanyakan kembali materi karangan argumentasi. Setelah melakukan apersepsi, guru memperdalam materi pengembangan substansi isi dan membahas kesalahan kaidah bahasa yang umum digunakan dalam menulis karangan. Guru menugaskan siswa untuk berkelompok secara berpasangan dan menerangkan format petunjuk kerja. Selanjutnya, guru membagikan artikel opini yang utuh. Setelah artikel dibagikan, siswa menentukan jumlah fakta dan opini yang ada dalam artikel opini. Kemudian siswa menuliskan karangan argumentasi berdasarkan topik artikel opini
3) Hasil Tindakan
Hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini mengalami peningkatan dari setiap siklus yang dilaksanakan.
(47)
Hal ini dibuktikan pada siklus II tidak adanya karangan siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali. Demikian pula dalam siklus III, karangan siswa mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari tidak adanya karangan siswa yang masuk dalam kategori kurang dan kurang sekali. Peningkatan keberhasilan belajar siswa tidak hanya berupa skor. Pada pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa mengalami kecenderungan positif terhadap pembelajaran karangan argumentasi. Siswa mampu mengembangkan gagasan dan argumennya. Siswa juga sudah meminimalkan kesalahan umum dalam aspek tatabahasa. Peningkatan keberhasilan pembelajaran tidak hanya dimiliki siswa tetapi guru juga mengalami peningkatan. Guru yang semula hanya berpatokan pada materi dapat mengarahkan pembelajaran kepada kegiatan yang berorientasi tujuan dan kontekstual.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar. Penulis memberikan beberapa rekomendasi supaya ada perbaikan untuk pembaca ke depannya, rekomendasi tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya guru SMA diharapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar sebagai salahsatu alternatif dalam pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dimaksudkan karena pada penelitian ini, media artikel opini dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa.
2) Peneliti menyarankan untuk dilakukannya penelitian sejenis, yaitu penggunaan media artikel opini yang dikombinasikan dengan media lain
(48)
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Andrews, Richard. (1995). Teaching and Learning Argument. London: Redwood Books.
Alwasilah, Chaedar. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama. Arifin, Zainal. (2008). Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Bahri, Syaiful. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Harris, Theodore dan Richards Hodges. (1995). The Literacy Dictionary: The
Vocabulary of Reading and Writing. London: Pearson Educational Limited.
Hillocks, George. (2011). Teaching Argument Writing, Grades 6–12. USA:
Library of Congress.
Jauhari, Heri. (2013). Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendikia.
Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini,
Kolom, dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, Khaerudin. (2010). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Kusmiati, Imas. (2008). Pembelajaran Berbasis Teks Isu-Isu Kontemporer dari
(50)
Kusumanigrat, Hikmat dan Kusumaningrat Purnama. (2007). Jurnalistik: Teori
dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.
McCrimmon, James. (1973). Writing With a Purpose: Short Edition. USA: Florida State University.
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu
Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, W. dan Sumartana, P.P.N. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Parera, J.D. (1993). Menulis Tertib dan Sistemik. Jakarta: Erlangga.
Riyanto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Surabaya Intelectual Club.
Rosidi, Imron. (2009). Menulis Siapa Takut: Panduan bagi Penulis Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Rusyana, Yus. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro.
Setia, Depi. (2009). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
Menggunakan Media Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009).
Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Sudarman, Paryati. (2008). Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sumadiria, Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(51)
Sumadiria, Haris. (2011). Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Wiyanto, Asul. (2006). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
(1)
139
tolok ukur keberhasilan pembelajaran dari tiap siklusnya. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar pada siklus I dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut.
Guru memberikan materi mengenai pengertian karangan argumentasi, ciri-ciri karangan argumentasi, langkah-langkah menulis karangan argumentasi, pola pengembangan karangan argumentasi, pengertian artikel opini, pengembangan isi bahasan artikel opini, dan anatomi artikel opini. Kemudian guru membagikan artikel opini surat kabar kepada masing-masing siswa. Setelah dibagikan artikel, siswa menulis karangan argumentasi berdasarkan topik dalam artikel opini yang telah dibagikan.
Pada siklus II, guru menanyakan kembali materi karangan argumentasi. Selanjutnya, guru memperdalam materi pengembangan substansi isi. Setelah materi dikupas, guru membagi siswa dalam dua kelompok dan menerangkan format petunjuk kerja. Guru membagikan gulungan kertas kepada masing-masing siswa berisikan satu paragraf yang dikutip dari artikel opini (kecuali ketua kelompok yang berperan sebagai pengawas di kelompok lawan). Kemudian guru membagikan artikel opini yang utuh. Selanjutnya, siswa menuliskan karangan argumentasi berdasarkan topik artikel opini
Pada siklus III, guru menanyakan kembali materi karangan argumentasi. Setelah melakukan apersepsi, guru memperdalam materi pengembangan substansi isi dan membahas kesalahan kaidah bahasa yang umum digunakan dalam menulis karangan. Guru menugaskan siswa untuk berkelompok secara berpasangan dan menerangkan format petunjuk kerja. Selanjutnya, guru membagikan artikel opini yang utuh. Setelah artikel dibagikan, siswa menentukan jumlah fakta dan opini yang ada dalam artikel opini. Kemudian siswa menuliskan karangan argumentasi berdasarkan topik artikel opini
3) Hasil Tindakan
Hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini mengalami peningkatan dari setiap siklus yang dilaksanakan.
(2)
Hal ini dibuktikan pada siklus II tidak adanya karangan siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali. Demikian pula dalam siklus III, karangan siswa mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari tidak adanya karangan siswa yang masuk dalam kategori kurang dan kurang sekali. Peningkatan keberhasilan belajar siswa tidak hanya berupa skor. Pada pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa mengalami kecenderungan positif terhadap pembelajaran karangan argumentasi. Siswa mampu mengembangkan gagasan dan argumennya. Siswa juga sudah meminimalkan kesalahan umum dalam aspek tatabahasa. Peningkatan keberhasilan pembelajaran tidak hanya dimiliki siswa tetapi guru juga mengalami peningkatan. Guru yang semula hanya berpatokan pada materi dapat mengarahkan pembelajaran kepada kegiatan yang berorientasi tujuan dan kontekstual.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media artikel opini surat kabar. Penulis memberikan beberapa rekomendasi supaya ada perbaikan untuk pembaca ke depannya, rekomendasi tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya guru SMA diharapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media artikel opini surat kabar sebagai salahsatu alternatif dalam pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dimaksudkan karena pada penelitian ini, media artikel opini dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa.
2) Peneliti menyarankan untuk dilakukannya penelitian sejenis, yaitu penggunaan media artikel opini yang dikombinasikan dengan media lain misalnya, media karikatur yang bertujuan menstimulus siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi.
(3)
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Andrews, Richard. (1995). Teaching and Learning Argument. London: Redwood Books.
Alwasilah, Chaedar. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama. Arifin, Zainal. (2008). Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Bahri, Syaiful. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Harris, Theodore dan Richards Hodges. (1995). The Literacy Dictionary: The Vocabulary of Reading and Writing. London: Pearson Educational Limited. Hillocks, George. (2011). Teaching Argument Writing, Grades 6–12. USA:
Library of Congress.
Jauhari, Heri. (2013). Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendikia.
Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini,
Kolom, dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, Khaerudin. (2010). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Kusmiati, Imas. (2008). Pembelajaran Berbasis Teks Isu-Isu Kontemporer dari Media Massa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-8 SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi Jurusan Pendidikan
(5)
142
Kusumanigrat, Hikmat dan Kusumaningrat Purnama. (2007). Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.
McCrimmon, James. (1973). Writing With a Purpose: Short Edition. USA: Florida State University.
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, W. dan Sumartana, P.P.N. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Parera, J.D. (1993). Menulis Tertib dan Sistemik. Jakarta: Erlangga.
Riyanto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Surabaya Intelectual Club.
Rosidi, Imron. (2009). Menulis Siapa Takut: Panduan bagi Penulis Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Rusyana, Yus. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro.
Setia, Depi. (2009). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Sudarman, Paryati. (2008). Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sumadiria, Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(6)
Sumadiria, Haris. (2011). Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Wiyanto, Asul. (2006). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.