SERAGAM BATIK SMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI SENI BATIK SUKAPURA DI KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SERAGAM BATIK SMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI SENI BATIK SUKAPURA DI KABUPATEN TASIKMALAYA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni

Oleh :

MOHAMMAD SUHARDIWAN 1102266

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

========================================================================

SERAGAM BATIK SMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI SENI BATIK SUKAPURA DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh

Mohammad Suhardiwan

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Pendidikan Seni

© Mohammad Suhardiwan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Ayat Suryatna, M. Si NIP : 19640301 198901 1 001

Pembimbing II,

Dr. Zakarias S Soetedja, M. Sn NIP : 19670724 199702 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Seni,

Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum NIP : 196209171989031002


(4)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “SERAGAM BATIK SMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI SENI BATIK SUKAPURA DI KABUPATEN TASIKMALAYA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”

Bandung, 29 Juni 2013 Yang membuat Pernyataan,

Mohammad Suhardiwan NIM : 1102266


(5)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura di Kabupaten Tasikmalaya merupakan judul penelitian yang penulis ambil. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan mengenai “bagaimana pengaruh pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura pada siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya melalui penggunaan seragam batik sekolah sebagai media

pembelajaran”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi dan interview terhadap sejumlah informan. Batik Sukapura merupakan karya batik khas Tasikmalaya yang eksistensinya sejalan dengan berdirinya Tasikmalaya. Batik ini dihasilkan melalui pengerjaan secara berkelompok. Penggunaan batik corak Sukapura sebagai seragam batik sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menjaga eksistensi batik Sukapura. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA dilaksanakan sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. Melalui metode tanya jawab, diskusi, observasi, penulisan laporan, dan presentasi pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura dapat menumbuhkembangkan sikap apresiatif siswa. Selain memberi pengaruh pada perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa, pembelajaran apresiasi juga telah merangsang sikap kritis siswa dalam menanggapi konsep penggunaan seragam batik khas sekolah.

Kata kunci : Pembelajaran, Media Pembelajaran, Apresiasi Seni, Batik Sukapura dan Seragam Batik.


(6)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

A Batik High School Uniform as Batik Sukapura Art Appreciation Learning Media at Tasikmalaya Regency is a title that the authors take. This research focused on the problem of "how to influence learning batik Sukapura art appreciation in high school students at Tasikmalaya regency through the use of batik school uniform as a learning media ". This research uses qualitative methods of data collection techniques through observation, library research, documentation and interviews with informants. Batik Sukapura is typical Tasikmalaya batik work whose existence is in line with the establishment of Tasikmalaya. Batik is produced by working in groups. The use of batik Sukapura style as school uniform is one of the Tasikmalaya government's efforts to maintain the existence of batik Sukapura. Planning, implementation and evaluation of teaching batik Sukapura art appreciation with high school batik uniforms as learning media implemented as a complete implementation of the cultural arts learning. Through the method of question and answer, discussion, observation, report writing, and presentation batik Sukapura art appreciation learning can foster an attitude of appreciative students. In addition to an impact on changes in knowledge, attitudes and behaviors of students, learning appreciation has also stimulate students' critical stance in response to the concept of the use of school uniforms typical batik.

Keyword : Study, Learning Media, Art Appreciation, Batik Sukapura and Batik Uniform.


(7)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ……… Pernyataan keaslian tulisan ...……….. Kata Pengantar ……… Ucapan Terima kasih ………..

Abstrak ……… Daftar Isi ………. Daftar Tabel ……… Daftar Gambar ………

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……… B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ……… C. Tujuan Penelitian ………. D. Manfaat Penelitian ………... E. Sistematika Penulisan ………..

i ii iii iv

v vii xii xiii

1 6 7 7 8


(8)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II

LANDASAN TEORI MEDIA DAN PEMBELAJARAN APRESIASI SENI BATIK

A. Konsep Media Pembelajaran ………. 1. Pengertian Media Pembelajaran ……….. 2. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ……….. 3. Penggunaan Media Pembelajaran ……….. B. Konsep Pembelajaran ………

1. Pendidikan Seni ……..……….. C. Konsep Apresiasi dan Pembelajaran Apresiasi Seni Batik ……….

1. Definisi Apresiasi ………

2. Tingkatan Apresiasi ……….

3. Pembelajaran Apresiasi Seni Batik ……….. 4. Apresiasi Terhadap Seragam Batik ……….. D. Konsep Seni Batik ………..

1. Pengertian Batik ……….. 2. Sejarah Perkembangan Batik Nusantara ………. E. Model Berpikir ……… F. Hasil Penelitian yang Relevan ………..

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ………. B. Lokasi dan Subjek Penelitian ...

9 9 10 12 13 16 24 24 25 27 29 29 29 30 34 35

37 38


(9)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Pengumpulan Data ……….. D. Teknik Analisis Data ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Tasikmalaya ……….. 2. Gambaran Umum Tiga SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya

a. SMA Negeri 1 Cikatomas ……… b. SMA Negeri 1 Singaparna ……… c. SMA Negeri 1 Cineam ……….

B. Eksistensi Batik Sukapura dan Seragam Batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya

1. Eksistensi Batik Sukapura

a. Sejarah batik Sukapura ………... b. Fungsi batik Sukapura ……… c. Kelompok masyarakat yang memproduksi

batik Sukapura ……… d. Kategorisasi jenis batik Sukapura ……….. 2. Visualisasi karya batik Sukapura

a. Desain batik Sukapura ………. b. Motif-motif yang terdapat pada batik Sukapura ………..

38 40

44

57 60 63

67 68

73 74

80 82


(10)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Penamaan Motif ………..

3. Eksistensi Seragam Batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya a. Batik sebagai pakaian seragam siswa SMA

di Kabupaten Tasikmalaya ………. b. Batik sebagai seragam guru SMA

di Kabupaten Tasikmalaya ………. c. Visualisasi Seragam Batik Siswa SMA

di Kabupaten Tasikmalaya………

C.Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Batik Sukapura

1. Landasan Tujuan

a. Tujuan Pembelajaran Seni Budaya ……… b. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Batik Sukapura ……… 2. Landasan Standar Kompetensi Seni budaya ………... 3. Landasan Kompetensi Dasar dan Indikator

Pembelajaran Apresiasi Daerah Setempat

a. Kompetensi Dasar Pembelajaran Apresiasi ……….. b. Indikator Pembelajaran Apresiasi Batik ……… 4. Sumber Pembelajaran Apresiasi Batik Sukapura ……….. 5. Bahan dan Materi Pembelajaran Apresiasi Batik Sukapura …………

86

87

89

91

96 97 100

107 108 109 112


(11)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Tasikmalaya

1. Pendekatan pembelajaran ……… 2. Metode pembelajaran Apresiasi ………..

3. Teknik pembelajaran ………

4. Media Pembelajaran ………

E. Hasil dan Dampak Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Tasikmalaya

1. Perubahan sikap siswa SMA dalam memandang

batik Sukapura ………. 2. Perubahan pengetahuan siswa SMA

mengenai batik Sukapura ……… 3. Perubahan perilaku / keterampilan siswa SMA

mengenai batik Sukapura ……….

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ………. Rekomendasi………

DAFTAR PUSTAKA ………...

LAMPIRAN ………

Riwayat Hidup

114 118 121 122

126

130

132

135 137

139 142


(12)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.2.1 : Nama-Nama Motif Batik Sukapura ……..……… Tabel 4.2.2 : Seragam batik Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten

Tasikmalaya………. Tabel 4.2.3 : Jenis-Jenis Motif Seragam Batik Sekolah ……… Tabel 4.3.1 : Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar ………. Tabel 4.3.2 : Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Apresiasi batik Sukapura ………..

Tabel 4.3.3 : Format Kajian Seragam Batik ………. Tabel 4.5.1 : Kecenderungan Perubahan Sikap Pada Siswa Kelas X

di Tiga SMAN di Kabupaten Tasikmalaya ………. Tabel 4.5.2 : Kecenderungan Perubahan Pengetahuan Pada Siswa Kelas X

di Tiga SMAN di Kabupaten Tasikmalaya ……….. Tabel 4.5.3 : Kecenderungan Perubahan Perilaku Pada Siswa Kelas X

di Tiga SMAN di Kabupaten Tasikmalaya……….. Tabel 4.5.4 : Kecenderungan Perubahan Sikap, Pengetahuan dan Perilaku

Pada Siswa Kelas X di Tiga SMAN di Kabupaten

Tasikmalaya………

83

90 94 100

108 113

130

132

133

134


(13)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1 : Cecek Sawut……….

Gambar 2.4.2 : Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu

sebagai penggambaran Kertarajasa ………..

Gambar 2.5.1 : Model Berpikir ……….

Gambar 4.1.1 : Peta Kabupaten Tasikmalaya ………. Gambar 4.1.2 : Salah seorang pemilik industri kriya batik Tasik

(batik Deden) ……….. Gambar 4.1.3 : Kriya Rajapolah ………. Gambar 4.1.4 : Kriya Ukir Batu Tasikmalaya ………. Gambar 4.1.5 : Kriya Golok Galonggong ………. Gambar 4.1.6 : Kriya Payung Geulis Tasikmalaya ………. Gambar 4.1.7 : Kriya Kelom Geulis ……….. Gambar 4.1.8 : Kriya Bordir Tasik ………. Gambar 4.1.9 : Kriya Anyaman Mendong ……… Gambar 4.1.10: SMA Negeri 1 Cikatomas ……….. Gambar 4.1.11: SMA Negeri 1 Singaparna ……… Gambar 4.1.12 : SMA Negeri 1 Cineam ……….. Gambar 4.2.1 : Motif batik rereng dokter ………. Gambar 4.2.2 : Pembelajaran melalui kegiatan membatik ……… Gambar 4.2.3 : Pembelajaran melalui kegiatan membatik ………. Gambar 4.2.4 : Proses pembuatan batik tulis ………..

31

33 35 47

50 50 51 52 53 54 55 56 58 61 64 69 72 73 76


(14)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.2.5 : Proses pembuatan batik cap ……….. Gambar 4.2.6 : Batik Sukapura motif geometris (kembang malati ) ………. Gambar 4.2.7 : Batik Sukapura motif tumbuhan (kembang peuteuy) …….. Gambar 4.2.8 : Batik Sukapura motif binatang (merak ngibing) ……….. Gambar 4.2.9 : Batik motif hias benda atau objek lain (batu ngampar) …….. Gambar 4.2.10 : Batik Sukapura Papangkah Latar Kumeli dan

Rereng Suliga……….. Gambar 4.2.11 : Batik Sukapura motif Pisang Bali ……….. Gambar 4.2.12 : Batik Sukapura motif balimbing ombak banyu ………. Gambar 4.2.13 : Perbandingan salah satu motif seragam batik siswa ……….

xiv

77 78 79 79 80

82 83 86 93


(15)

1

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara multikultur yang didalamnya terdapat suku bangsa yang beragam dengan keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah dicipta dan dikembangkan berbagai suku bangsa sejak zaman dahulu adalah budaya membatik. Keberadaan batik tidak hanya menjadi ciri budaya bangsa melainkan telah diakui secara internasional sebagai salah satu karya seni tradisi yang Adiluhung (bermutu tinggi). Organisasi PBB melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan secara resmi pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, bahwa batik sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Pengakuan dunia tentang batik sebagai warisan dunia diberikan berdasarkan penilaian terhadap nilai historis, filosofis dan keragaman ekspresi pada motif batik.

Batik sebagai salah satu produk seni budaya bangsa Indonesia sekarang ini berkembang dengan baik dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia terutama untuk mengenakannya dalam berbagai keperluan. Kenyataan ini cukup membanggakan, namun di sisi lain proses pelestarian dan pengembangan batik sendiri mengalami kesulitan besar. Salah satu kesulitan itu adalah proses regenerasi yang tidak dapat berjalan dengan baik. Peran aktif dalam kegiatan membatik saat ini masih didominasi oleh kelompok generasi tua. Kelompok generasi muda pada umumnya cenderung masih kurang tertarik dan hanya berperan sebagai pemakai saja. Oleh karena itu sangat diperlukan penekanan khusus dalam rangka mengenalkan kembali keragaman budaya bangsa terhadap generasi muda. Salah satu strategi yang dianggap efektif yakni dengan menerapkannya melalui penggunaan seragam batik sekolah atau menjadikannya materi dalam kegiatan belajar di sekolah.


(16)

2

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan sebagai upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia, khususnya generasi muda adalah menjadi jalur yang tepat untuk mengadaptasi siswa dalam menghargai dan berkemampuan memproduksi batik di lingkungannya. Pendidikan dapat menjadi suatu cara untuk terus meningkatkan potensi dan kemampuan generasi muda untuk menjadikan masa depan bangsa terus berkembang. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa senantiasa diharapkan, mengingat semakin sengitnya persaingan dunia di masa depan.

Kualitas pendidikan menjadi urusan bersama, baik pemerintah, swasta, sekolah dan masyarakat. Upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Salah satu upaya tersebut yakni dengan melakukan perubahan terhadap kurikulum pembelajaran.

Kurikulum merupakan sebuah konsep yang dibuat untuk dijadikan pedoman dalam proses pendidikan. Pemerintah Indonesia telah beberapa kali melakukan perubahan kurikulum. Beberapa diantaranya yakni perubahan kurikulum tahun 1984 yang menggunakan konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), tahun 2004 dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), tahun 2006 menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) serta kurikulum tahun 2013 yang sampai saat ini berada dalam tahap sosialisasi. Keberhasilan kurikulum tidak bisa lepas dari kualitas guru sebagai salah satu pelaku KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Guru memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara optimal di kelas.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sampai saat ini masih digunakan oleh sekolah-sekolah, melalui pendekatan pembelajaran yang konstektual memberi kesempatan kepada setiap sekolah atau daerah untuk ikut bertanggungjawab, mengembangkan dan melestarikan seni budaya tradisi daerah setempatnya. KTSP telah menerapkan konsep pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill) dengan tujuan agar lulusannya memiliki bekal untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga ataupun masyarakat. KTSP memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengintegrasikan kembali pendidkan seni budaya dengan memperkenalkan kekayaan seni budaya tradisi bangsa kepada peserta didik. Dalam hal ini sekolah


(17)

3

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran sangat penting dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya bangsa.

Pendidikan seni akan berkembang secara konsisten dan mampu bersaing di masa mendatang apabila mampu menempatkan aspek kualitas dengan baik. Salah satu arti penting pendidikan seni dalam masyarakat yang beragam adalah sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan budaya kepada generasi muda agar tidak hilang begitu saja. Oleh karena itu pendidikan seni harus diberdayakan di sekolah agar dapat memberikan kemampuan kepada anak didik untuk mandiri di masyarakat sesuai konteks budayanya.

Keanekaragaman budaya tradisi dan kerajinan yang cenderung mulai ditinggalkan oleh generasi masyarakat pendukungnya. Hal ini dikarenakan penerapan kurikulum dan pembelajaran di sekolah belum terlaksana secara maksimal. Misalnya dalam Standar Isi tercantum apresiasi seni daerah setempat, nusantara dan macanegara, namun tidak sedikit para guru yang belum mampu memahami dan mengambil keputusan untuk mengimplementasikannya dalam pembelajaran seni budaya seutuhnya. Pembelajaran seni di sekolah masih bersifat rutinitas, belum ada inovasi yang signifikan, sehingga menyebabkan generasi muda bangsa mulai tidak mengenal budayanya sendiri bahkan merasa asing dari budayanya sendiri.

Tasikmalaya sebagai satu daerah di Jawa Barat yang mempunyai nilai-nilai kultural yang beragam, tidak diragukan lagi eksistensinya terutama dalam bidang kerajinan tangan. Beraneka ragam karya kerajinan tangan telah dihasilkan bahkan telah sampai di mancanegara. Anyaman pandan, kerajinan bordir, kelom geulis dan payung geulis adalah beberapa karya kerajinan dari Tasikmalaya yang dapat dikatakan telah dikenal di dunia. Akhir-akhir ini pihak Pemerintah Daerah sedang berupaya untuk mengangkat kembali jenis karya kerajinan khas Tasikmalaya yang beberapa waktu lalu sempat tenggelam, yaitu karya seni batik Sukapura.

Pada awalnya batik Sukapura merupakan batik tulis yang memiliki karakter cukup kuat walaupun pada perkembangannya mendapat pengaruh dari batik keraton (Jawa Tengah) dan Cirebon. Terdapat dua hal utama yang membedakan antara batik Sukapura dengan batik-batik dari daerah lain, yaitu mengenai warna


(18)

4

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan motif. Warna-warna batik Sukapura pada umumnya menggunakan jenis-jenis warna merah marun, putih, hitam, coklat dan gading.

Batik ini sangat terkenal dengan ragam hias flora dan faunanya. Hal ini sangat mencerminkan kondisi lingkungan yang ada di tanah sunda, khususnya. Motif-motif yang digunakan pada batik ini sudah diturunkan dari masa ke masa. Namun, dalam perkembangannya saat ini, motif batik terkadang disesuaikan dengan dunia modern atau sering disebut juga motif kontemporer.

Keberadaan batik Sukapura sebagai salah satu karya seni kerajinan yang adiluhung di Tasikmalaya beberapa tahun sebelumnya cukup memprihatinkan. Berdasarkan informasi awal yang diperoleh, keberadaan perajin batik tulis Sukapura di daerah Sukaraja yang masih bertahan sampai saat ini tidak lebih dari dua belas orang dan itupun tergolong usia lanjut. Sementara itu masalah lain yang timbul yaitu kurangnya minat generasi muda untuk belajar menekuni batik tulis Sukapura. Hal ini disebabkan karena generasi muda keturunan para perajin batik lebih cenderung memilih untuk menjadi pegawai negeri sipil atau bekerja di luar kota.

Selain itu fakta lain yang terjadi yakni tidak sedikit generasi muda khususnya siswa-siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya kurang begitu paham mengenai batik Sukapura. Ketika diberi pertanyaan lebih mendalam tentang batik Sukapura, umumnya mereka kurang mengetahui, dan hanya tersenyum sebagai tanda kebingungan. Salah satu fakta yang terjadi di lapangan tersebut dapat diasumsikan bahwa hal ini dipengaruhi oleh peran pendidikan seni di sekolah terutama pembelajaran apresiasi seni batik yang belum maksimal. Oleh karena itu kesadaran dan komitmen untuk memanfaatkan seni dalam pendidikan di sekolah formal harus ditingkatkan karena pendidikan seni memiliki karakteristik yang unik, bermakna dan bermanfaat terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik.

Pembelajaran apresiasi batik Sukapura sebagai salah satu materi pendidikan seni di tingkat SMA di Kabupaten Tasikmalaya diberikan karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. Prosesnya terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk


(19)

5

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Pengalaman estetik yang diberikan pada pendidikan seni pada prinsipnya berfungsi melatih dan mengembangkan kepekaan rasa. Dengan kepekaan rasa yang tinggi mental seseorang cenderung mudah diisi dengan nilai-nilai hidup dan kehidupan, seperti nilai religius, nilai moral, nilai budi pekerti dan nilai kehidupan lainnya.

Salah satu faktor penunjang keberhasilan pengajaran di sekolah adalah bagaimana guru membuat strategi pembelajaran. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Pelaksanaan pembelajaran apresiasi seni batik dengan menggunakan seragam batik motif Sukapura sebagai media pembelajaran ini dilakukan dengan menempatkan peserta didik untuk belajar aktif. Penerapan seragam batik yang dikenakan dua kali dalam seminggu digunakan sebagai media pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu strategi efektif dalam pembelajaran apresiasi seni siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya.

Secara garis besar hal-hal yang menjadi alasan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut :

1. Keberadaan batik Sukapura sebagai salah satu karya kriya khas Tasikmalaya masih dianggap asing oleh generasi muda khususnya siswa SMA. Terutama berkaitan dengan nilai historis dan karakteristik yang dimilikinya.

2. Masih banyak siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya kurang begitu paham mengenai batik Sukapura. Ketika diberi pertanyaan tentang batik Sukaraja mayoritas kurang mengetahui, mereka hanya tersenyum dan tampak bingung. Salah satu fakta yang terjadi di lapangan tersebut dapat diasumsikan, bahwa hal ini dipengaruhi oleh peran pendidikan seni di sekolah terutama pembelajaran apresiasi batik.


(20)

6

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penggunaan batik sebagai seragam sekolah bagi para siswa hanya dianggap sebagai rutinitas dan bentuk kepatuhan pada aturan sekolah dalam hal penggunaan pakaian.

Berkaitan dengan latar belakang dan fenomena di atas mengenai pembelajaran apresiasi batik Sukapura maka penulis sangat tertarik untuk menjadikan permasalahan tersebut menjadi fokus dalam penelitian karya ilmiah atau tesis penulis. Fokus dan masalah tersebut juga berhubungan dengan studi yang selama ini penulis ikuti, yakni dalam disiplin Pendidikan seni, khususnya seni rupa. Selain itu juga bidang tersebut menjadi profesi penulis yang selama ini geluti, yakni sebagai guru seni budaya SMA. Dengan demikian judul penelitian yang penulis pilih adalah Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura di Kabupaten Tasikmalaya.

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas, maka dalam penelitian terdapat beberapa permasalahan pada pembelajaran pendidikan seni budaya terutama mengenai apresiasi seni batik Sukapura. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan dana, penulis memfokuskan pembahasan pada bagaimana dampak pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik sekolah bagi siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya yang dirumuskan menjadi empat pertanyaan penelitian, yakni:

1. Bagaimana eksistensi batik Sukapura dan seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya?

2. Bagaimana rencana pembelajaran apresiasi batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya? 3. Bagaimana strategi pembelajaran aspresiasi batik Sukapura dengan

media pembelajaran seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya? 4. Bagaimana hasil pembelajaran apresiasi batik Sukapura pada siswa


(21)

7

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penerapan seragam batik motif Sukapura sebagai media pembelajaran apresiasi seni di SMA Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan secara khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan eksistensi batik Sukapura dan seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya.

2. Mendeskripsikan rencana pembelajaran apresiasi batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya.

3. Menganalisis strategi pembelajaran aspresiasi batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya. 4. Menemukan dampak atau hasil pembelajaran apresiasi batik

Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik pada siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Selain memperkaya khasanah pengetahuan tentang pembelajaran apresiasi seni rupa tradisi khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Bagi Guru

a) Menambah pemahaman materi pembelajaran apresiasi seni budaya melalui penerapan seragam batik sebagai media pembelajaran apresiasi seni.

b) Menjadi referensi dalam pembelajaran seni rupa di sekolah. c) Memberikan motivasi untuk mengembangkan metode dan strategi

dalam pembelajaran seni rupa. 2. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman menarik dan bermakna dalam mengikuti pembelajaran seni rupa, terutama pengalaman baru yang


(22)

8

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat membantu siswa dalam meningkatkan sikap apresiatif terhadap kesenian tradisi terutama batik Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. 3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmlaya

Menjadi masukan atau input untuk kebijakan yang operasional mengenai penerapan batik Sukapura untuk menjadi pakaian seragam yang khas bagi siswa di Kabupaten Tasikmalaya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tesis disusun memjadi lima bagian yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari : A. Pendahuluan; B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian; C. Tujuan Penelitian; D. Manfaat Penelitian; dan E. Sistematika Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA terdiri dari : A. Konsep Media Pembelajaran; B. Konsep Pembelajaran; C. Konsep Apresiasi dan Pembelajaran Apresiasi Seni Batik; D. Konsep Seni Batik; E. Model Berpikir; dan F. Hasil Penelitian yang Relevan.

BAB III METODE PENELITIAN terdiri dari : A. Metode dan Pendekatan Penelitian; B. Lokasi dan Subjek Penelitian; C. Teknik Pengumpulan Data; dan D. Teknik Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN terdiri dari : A. Gambaran Lokasi Penelitian; B. Eksistensi Batik Sukapura dan Seragam Batik SMA di Kabupaten Tasikmalaya; C. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Batik Sukapura; D. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Tasikmalaya; dan E. Hasil dan Dampak Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Tasikmalaya

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI terdiri dari : A. Kesimpulan; dan B. Rekomendasi


(23)

37

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian pada hakikatnya adalah suatu upaya menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Moleong, 2006 : 49). Setiap penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan penelitian dipengaruhi oleh penerapan metode yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar terdapat empat hal yang akan dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian, yakni (1) membangun keakraban dengan responden, (2) penentuan sampel, (3) pengumpulan data dan (4) analisis data (Alwasilah 2011:100).

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni penelitian melalui pengumpulan informasi berdasarkan pandangan informan sebagai landasan prinsipil yang harus ditaati dalam penelitian kualitatif. Berdasarkan pandangan itu, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian itu yakni: (a) Teknik pengamatan atau observasi, yakni teknik yang menekankan pada kecermatan panca indra dalam mengamati gejala fisik yang berhubungan dengan eksistensi batik Sukapura, pembelajaran apresiasi seni tingkat SMA dan apresiasi siswa terhadap batik. (b) Teknik pengamatan terlibat, yakni teknik pengamatan mengenai hubungan tindakan manusia dalam kaitanya dengan yang lain. Teknik ini membutuhkan interaksi sosial yang dilakukan dengan kerja sama dengan suatu kelompok sosial sebagaimana yang disarankan oleh Black & Champion (l992:289). (c) Teknik wawancara berstruktur. Teknik wawancara penting dilakukan untuk melengkapi teknik observasi. Teknik wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan kepada sejumlah informan yang setara dengan cara struktur yang bertingkat-tingkat, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirancang sebelum wawancara dilakukan mengenai suatu topik permasalahan; (d) Teknik wawancara mendalam atau deep interview yang digunakan untuk melengkapi teknik pengamatan terlibat, yakni dengan cara konfirmasi kembali kepada sumber lainnya yang


(24)

38

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipandang tepat. Dalam wawancara mendalam memerlukan informan kunci (key informant) guna memperoleh validitas data yang telah diperoleh dari teknik pengamatan terlibat; dan (e) Teknik studi dokumen, yakni menggali informasi melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dikaji.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga SMA di Kabupaten Tasikmalaya dan Sukaraja sebagai pusat produksi kerajinan batik Sukapura dengan sasaran para siswa, guru seni budaya SMA dan pengrajin batik Sukapura. Penggunaan istilah subjek lebih tepat digunakan dalam penelitian kualitatif dibandingkan dengan sampel. Istilah sampel bertolak dari asumsi bahwa setiap unsur dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel berarti subjek orang, peristiwa dan informasi yang dipilih untuk memberikan informasi yang terpercaya. Untuk itu, penetapan subjek dilakukan melalui sampel internal. Bogdan dan Biklen (1982:62) menyebut sampel internal, yaitu keputusan yang diambil setelah memiliki gagasan umum mengenai apa yang akan dikaji, dengan siapa. akan berbicara, kapan melakukan pengamatan dan berapa banyak jenis dokumen yang akan ditinjau. Sampling teoritis dengan kriteria penentuan kapan berhenti membuat sampling kelompok-kelompok yang berbeda-beda untuk sebuah kategori adalah kejenuhan teoritis kategori itu. Orang memperoleh kejenuhan teoritis dengan cara mengumpulkan data sambil menganalisisnva. Bila suatu kategori telah jenuh, tidak ada cara lain kecuali terus mencari kelompok baru dengan data dari kategori lain dan berusaha menjenuhkan kategori-kategori baru ini juga.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber informasi atau data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan, yakni melalui observasi atau pengamatan, baik berupa pengamatan biasa ataupun pengamatan terlibat. Sumber informasi pengamatan adalah


(25)

39

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keadaan dan kejadian yang berlangsung dalam lingkungan masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya dan memiliki kaitan dengan pembelajaran apresiasi dan batik Sukapura. Terdapat dua tempat utama pencarian data penelitian yakni di daerah pengrajin batik Sukapura dan di sekolah yang diantaranya ialah tiga SMA di Kabupaten Tasikmalaya. Lokasi pengrajin batik Sukapura tepatnya di Kampung Pasarkolot Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja. Saat ini di Sukapura terdapat dua belas kelompok pengrajin batik yang masih bertahan hingga sekarang. Seni membatik yang dimiliki warga Sukapura didapat secara turun-temurun. Sedangkan tiga SMA yang menjadi objek penelitian yakni :

a. SMA Negeri 1 Singaparna mewakili wilayah di bagian Barat Kabupaten Tasikmalaya dan dikategorikan sebagai sekolah berprestasi di Kabupaten Tasikmalaya.

b. SMA Negeri 1 Cikatomas mewakili wilayah di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya dan sebagai tempat peneliti juga mengajar. c. SMA Negeri 1 Cineam mewakili wilayah di bagian Timur Kabupaten

Tasikmalaya. SMA baru dan mempunyai konsep pembuatan batik motif salak.

Interview atau wawancara penting dalam penggalian informasi dari para informan. Wawancara dibagi dalam dua bagian, wawancara terstruktur, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara secara berulang kepada informan mengenai suatu topik; dan wawancara mendalam yang digunakan untuk menggali suatu informasi penting di lapangan sehingga dapat mencapai pemahaman yang menyeluruh mengenai masalah yang diteliti. Informan yang ditetapkan dalam penelitian ini berada di lingkungan masyarakat daerah pengrajin batik Sukapura dan di tiga SMA di Kabupaten Tasikmalaya diantaranya:(a) para tokoh masyarakat kampung Pasarkolot Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja.; (b) sesepuh kampung Pasarkolot Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja.; (c) staf pemerintahan Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja (d) para guru seni budaya ketiga SMA (e) para siswa ketiga SMA di Kabupaten Tasikmalaya.


(26)

40

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, transkrip dokumen dan catatan hasil pengamatan. Bahan-bahan tersebut memungkinkan peneliti melaporkan apa yang ditemukannya kepada pihak lain (Bogdan dan Biklen, I982 : 145). Selanjutnya dikatakan bahwa pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data menatanya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan dipelajari serta memutuskan apa yang akan peneliti laporkan.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang dan berkesinambungan antara pengumpulan dan analisis data, baik selarma pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data terkumpul (Bogdan dan Biklen, 1982 : 145). Pada tahap pertama terdiri atas yaitu: (l) checking (2) organizing dan (3) coding.

Checking, dimaksudkan untuk menentukan data yang diragukan, data yang perlu dicek lebih lanjut, data yang kurang lengkap, sumber informasi yang diragukan dan tidak diragukan kejujurannya, sumber informasi yang masih diperlukan, waktu dan tempat yang tepat untuk mengumpulkan data. Checking dimaksudkan untuk mengetahui apakah teknik pengumpulan data yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan data yang diharapkan dan tidak mengganggu subjek dan data apa saja yang perlu diambil dengan triangulasi.

Organizing, dimaksudkan untuk mengelompokkan data ke dalanm bentuk yang memudahkan pengecekan sumber datanya, tempat dan tanggal data diambil, teknik pengumpulan dan jenis data, memberi tanda pada data yang sudah dicek kelengkapan akurasinya. Pengelompokan data dibuat dalam file/map yang berbeda antara hasil pengamatan, studi dokumen, dan hasil wawancara.

Coding, dimaksudkan untuk mengurangi jumlah data menjadi bagian kecil unit-unit analisis untuk memudahkan peneliti memfokuskan pengumpulan data berikutnya. Pengkodean data dilakukan dengan menciptakan skema umum yang tidak hanya terbatas pada konten, tetapi mengacu kepada domain-domain umum yang menampung kode yang dikembangkan secara inklusif. Setelah data disederhanakan melalui analisis tersebut, maka selanjutnya dianalisis dengan


(27)

41

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan model analisis domain, taksonomi, komponen dan tema (Spradley, 1980: 87).

Analisis domain, dilakukan baik dengan menggunakan folk terms, analytic terms, maupun mixed terms. Ada enam langkah yang ditempuh dalam penerapan analisis ini, yaitu (1) memilih hubungan semantik tunggal, (2) mempersiapkan lembar kerja analisis, (3) memilih sampel dari data lapangan, (4) mencari terminologi peliput dan terminologi diliput yang cocok dengan hubungan semantik, (5) mencari domain yang hubungan semantiknya berbeda dan (6) membuat daftar pengelompokan domain. Dalam analisis domain ini, selain melihat kode catatan lapangan, juga peneliti kembali membaca catatan lapangan untuk mencari hubungan semantik yang ada di dalamnya, daftar domain ini dibuat berdasarkan urutan pengelompokan Spradley (1980: 93).

Analisis taksonomis, sebagai kelanjutan dari analisis domain, maka kegiatan dalam tahapan ini adalah mengkategorikan domain berdasarkan hubungan semantik tunggal. Dalam hal ini dicari bagian-bagian dari kegiatan belajar, hubungan di antara bagian-bagian dan hubungan keseluruhannya. Dari gambaran kegiatan belajar secara keseluruhan, selanjutnya diperikan bagian-bagian dasar dari domain dan unit lebih kecil yang membentuk suatu domain.

Analisis komponensial, dimaksudkan untuk mencari komponen pengertian secara sistematis yang berhubungan dengan kategori kegiatan belajar subjek. Ada delapan langkah yang ditempuh dalam analisis ini, yaitu: (1) memilih satu domain untuk dianalisis, (2) mencari seluruh kontras, (3) mempersiapkan lembar kerja paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang mempunyai pasangan nilai, (5) menggabungkan dimensi-dimensi kontras yang berhubungan dekat menjadi satu dimensi yang mempunyai nilai multi, (6) menyiapkan pertainyaan kontras untuk atribut yang hilang, (7) melaksanakan pengamatan selektif untuk menemukan informasi yang kurang dan (8) menyiapkan paradigma yang komplit.


(28)

42

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APRESIASI SENI BATIK SUKAPURA

TUJUAN PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

Bagan 3.1 : Metode Penelitian

Langkah Penelitian :

1) Membangun keakraban

dengan responden

2) Penentuan sampel

3) Pengumpulan data

4) Analisis data

(Alwasilah, 2011 : 11)

Teknik Pengumpulan Data :

a) Teknik pengamatan / observasi

b) Teknik pengamatan terlibat

c) Teknik wawancara berstruktur

d) Teknik wawancara mendalam


(29)

43

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

D e s

Jan Peb Maret Apr Mei Jun

Pengajuan Judul

Penelitian 

Bimbingan

Proposal 

Pengumpulan

Data   

Seminar Proposal

Bimbingan Karya

Tulis          

 Penyusunan

Karya Tulis         

Ujian Sidang

Revisi dan


(30)

135

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kabupaten Tasikmalaya sebagai sebuah daerah yang mandiri mempunyai karakteristik budaya masyarakat yang beraneka ragam. Banyaknya produk unggulan yang dihasilkan bernuansa budaya Priangan menjadikan Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu kawasan wisata kria dan budaya Priangan di Jawa Barat. Jenis karya kriya yang dihasilkannya yakni kriya batik, anyaman Rajapolah, kerajinan ukir batu onix, bedog galonggong, paying geulis, kelom geulis, bordiran dan anyaman mendong.

Batik Sukapura merupakan salah satu karya kriya yang berasal dari daerah Sukaraja dan memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian. Selain itu dipilih juga tiga sekolah sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan :

a. SMA Negeri 1 Singaparna mewakili wilayah di bagian Barat Kabupaten Tasikmalaya. Sekolah berprestasi di Kabupaten Tasikmalaya.

b. SMA Negeri 1 Cikatomas mewakili wilayah di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Tempat peneliti juga mengajar.

c. SMA Negeri 1 Cineam mewakili wilayah di bagian Timur Kabupaten Tasikmalaya. SMA baru dan mempunyai konsep pembuatan batik motif salak.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian (BAB I) dan hasil penelitian (BAB IV) diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Batik Sukapura merupakan karya batik khas Tasikmalaya yang eksistensinya sejalan dengan berdirinya Tasikmalaya. Batik ini dihasilkan melalui pengerjaan secara berkelompok. Namun hingga saat ini hanya tersisa 12 kelompok industri perajin batik. Penggunaan batik corak Sukapura sebagai seragam batik sekolah merupakan salah satu upaya


(31)

136

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menjaga eksistensi batik Sukapura. Namun ketidakjelasan konsep penggunaan seragam batik Sukapura yang dikatakan sebagai seragam khas sekolah telah menimbulkan pertanyaan tersendiri terutama bagi siswa SMA.

2. Pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura merupakan salah satu bentuk konsep pendidikan seni tingkat SMA di Kabupaten Tasikmalaya yang harus diberikan karena di dalamnya terdapat keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, terutama pengalaman estetiknya berkaitan dengan eksistensi batik Sukapura sebagai salah satu karya seni tradisi khas daerah Kabupaten Tasikmalaya. Tujuannya yakni untuk menumbuhkembangkan sikap siswa dalam menghargai salah satu karya seni rupa khas Tasikmalaya berdasarkan konteks sosial, budaya, ekonomi dan historis mengenai karya batik Sukapura. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA dilaksanakan sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. 3. Penyusunan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang

keberhasilan proses pembelajaran yang optimal. Strategi pembelajaran tersebut diantaranya meliputi pendekatan-pendekatan yang akan dilakukan oleh guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran apresiasi seni senantiasa mengacu pada teori konsep apresiasi seni dan konsep pembelajaran apresiasi seni yang berfungsi sebagai sumber landasan dan prinsip dalam pembelajaran apresiasi seni. Hal tersebut telah sejalan dengan strategi pembelajaran yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Tasikmalaya yang juga mengacu kepada tujuan pendidikan seni, karakteristik siswa, karakteristik materi serta lingkungan belajar. Pendekatan kovensional dan modern dengan seragam batik SMA sebagai media pada pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura merupakan bentuk strategi yang digunakan oleh guru-guru seni budaya SMA di Kabupaten Tasikmalaya. Melalui metode tanya jawab, diskusi, observasi, penulisan laporan dan presentasi pembelajaran apresiasi


(32)

137

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seni batik Sukapura diharapkan akan memberi rangsangan sikap apresiatif siswa

4. Dampak pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura terhadap siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya setelah mengalami pembelajaran apresiasi seni dapat dilihat pada tiga kelompok siswa sebagai berikut :

a) Kelompok pertama terdiri dari beberapa siswa yang tidak mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan minat dan motivasi belajar pada siswa-siswa tersebut, sehingga mereka kurang berpartisipasi dalam kegiatan mengidentifikasi keunikan gagasan, teknik, alat dan bahan berkarya seni rupa terutama mengenai batik Sukapura.

b) Kelompok kedua terdiri dari sebagian kecil siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuannya mengenai batik Sukapura namun sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura tidak berubah.

c) Kelompok ketiga terdiri dari sebagian besar siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Bahkan kemampuan kritisnya menjadi meningkat, sehingga lebih berani mengemukakan pendapat atau kritikannya.

B. REKOMENDASI

Peningkatan kemampuan apresiasi siswa dalam memandang batik Sukapura merupakan salah satu tujuan pembelajaran apresiasi seni pada siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran apresiasi seni melalui penggunaan seragam batik SMA sebagai media pembelajaran terbukti mampu menumbuhkembangkan sikap apresiatif siswa terutama dalam memandang batik Sukapura secara optimal pada tiga sekolah di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu sikap kritis siswa menjadi lebih bekembang sehingga lebih berani untuk


(33)

138

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakan pendapat dan kritkannya. Selanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Kepada Guru seni budaya, penggunaan seragam batik sekolah sebagai salah satu media pembelajaran baik untuk digunakan pada pembelajaran apresiasi seni. Terutama dalam mencapai kemampuan mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat. Sehngga hal tersebut cukup efektif guna meningkatkan kemampuan apresiasi siswa.

2. Kepada Kepala Sekolah, sebagai pemegang kewenangan dan penentu kebijakan di sekolah hendaknya lebih memperhatikan dan selektif lagi dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung belajar.

3. Kepada para perajin batik Sukapura khususnya, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya, hendaknya lebih menjalin kerjasama dalam upaya menjaga eksistensi karya seni budaya yang berasal dari Tasikmalaya.

4. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya mengkaji dan menelaah lebih luas lagi alternatif strategi pada pembelajaran seni dalam rangka menumbuhkembangkan sikap apresiatif dan kreativitas siswa.


(34)

139

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Affendi, Yusuf. (2000). “Seni Kriya Batik dalam Tradisi Baru Menghadapi Era

Globalisasi”. Jurnal Seni Rupa dan Desain. 1, (1), 26. Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI).

Alwasilah, A. Chaedar. (2011). Pokoknya Kualitatif. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Angkowo. R, A. Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grasindo.

Arini dan Musman, (2011). Batik : Wrisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : G-Media.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran.Jakarta : Raja Grafindo Persada Arsyad, Azhar. (2006). Media Pembelajaran.Jakarta:Rajawali Pers

Black, James A. dan Champion, Dean J. (2001). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama.

Bogdan, Robert, C dan Biklen, San, R. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Bacon, Inc.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dofa, Anesia Aryunda. (1996). Batik Indonesia. Jakarta: Golden Terayon Press. Gurnitasari, F. (2010). Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Dan

Kreasi Seni Rupa Terapan Daerah Setempat Studi Kasus Pengembangan Materi Pembelajaran Kriya Anyam Pandan Pada Tingkat SMP di Kota Tasikmalaya. Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Haryanto. (2009). Kajian Konseptual Media Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta

Hasanudin. (2001) : Batik Pesisiran : Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.


(35)

140

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Husaeni, U. (2010). Makna Simbolik Motif Batik Sukapura. Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Jazuli. (2008). Paradigma kontekstual pendidikan seni. Surabaya : Unesa University Press.

Karamil, Cut Wardani. (2006). Pendidikan Berbasis Budaya Meningkatkan Multi kecerdasan. Jurnal Pendidikan Seni Kugunan. Asosiasi Pendidikan Seni Indonesia.

Karamil, Cut Wardani. (2011). Pendidikan Seni Budaya di Sekolah, Tantangan di Abad 21. Dipresentasikan pada Rapat Sosialisasi Program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Malang 21 Februari 2011.

Mahfud. (1986). Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Merryl, Goldberg. (1997). Art and learning, An Integred Approach to Teaching and Learning in multicultural Settings. New York, Longman.

Moleong, Lexy. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. (1997). Batik Nan Cantik. Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

Peraturan Gubernur Jawa Barat, No. 64 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Pradito, Didit. dkk. (2010). The Dancing Peacock. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007.) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.


(36)

141

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Resmi, Luvty Citra. (2009). Implementasi Metode Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa di SMA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X di SMA Pasundan 1 Bandung). Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha. Makalah WorkShop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMAN Banjarangkan Klungkung Soehardjo, A.J. (2005). Pendidikan Seni dari Konsep sampai Program.

Universitas Negeri Malang. Balai Kajian Seni dan Desain.

Spradley, James P. 1997. Metoda Etnografi, Alih bahasa Misbach Zulfa Elizabeth, Yogyakarta: Tiarawacana.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation, New York: Rinerhart and Winston.

Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks. Bandung. Sunan Ambu Press.

Sugiamin. (2002). Seni kerajinan batik tradisional Imogiri Yogyakarta, tesis, UGM.

Sukardjo dan Komarudin Ukim. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.

Susanto, S. (1984). Seni dan Teknologi Kerajinan Batik. Jakarta. Depdikbud. Tabrani, Primadi. (1998). Proses Kreasi Apresiasi Belajar. Bandung; ITB.

Tarjo, Enday (2004). Strategi Belajar Mengajar Seni Rupa. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, FPBS UPI Bandung.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung; UPI Press.

Yudoseputro, W. (2008). Jejak-jejak tradisi bahasa rupa Indonesia lama. Jakarta. Yayasan seni visual indonesia.


(37)

142

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBER INTERNET :

http://dedenbatik.com

http://serbasejarah.blogspot.com/2011/08/arca-raja-majapahit.html

http://travel.kompas.com/read/2011/07/18/09350688/Warnawarni.Batik.Tasik http://www.artikelindonesia.co.id/ batik\karakteristik-batik-tulis.


(1)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seni batik Sukapura diharapkan akan memberi rangsangan sikap apresiatif siswa

4. Dampak pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura terhadap siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya setelah mengalami pembelajaran apresiasi seni dapat dilihat pada tiga kelompok siswa sebagai berikut :

a) Kelompok pertama terdiri dari beberapa siswa yang tidak mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan minat dan motivasi belajar pada siswa-siswa tersebut, sehingga mereka kurang berpartisipasi dalam kegiatan mengidentifikasi keunikan gagasan, teknik, alat dan bahan berkarya seni rupa terutama mengenai batik Sukapura.

b) Kelompok kedua terdiri dari sebagian kecil siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuannya mengenai batik Sukapura namun sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura tidak berubah.

c) Kelompok ketiga terdiri dari sebagian besar siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Bahkan kemampuan kritisnya menjadi meningkat, sehingga lebih berani mengemukakan pendapat atau kritikannya.

B. REKOMENDASI

Peningkatan kemampuan apresiasi siswa dalam memandang batik Sukapura merupakan salah satu tujuan pembelajaran apresiasi seni pada siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran apresiasi seni melalui penggunaan seragam batik SMA sebagai media pembelajaran terbukti mampu menumbuhkembangkan sikap apresiatif siswa terutama dalam memandang batik Sukapura secara optimal pada tiga sekolah di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu sikap kritis siswa menjadi lebih bekembang sehingga lebih berani untuk


(2)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakan pendapat dan kritkannya. Selanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Kepada Guru seni budaya, penggunaan seragam batik sekolah sebagai salah satu media pembelajaran baik untuk digunakan pada pembelajaran apresiasi seni. Terutama dalam mencapai kemampuan mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat. Sehngga hal tersebut cukup efektif guna meningkatkan kemampuan apresiasi siswa.

2. Kepada Kepala Sekolah, sebagai pemegang kewenangan dan penentu kebijakan di sekolah hendaknya lebih memperhatikan dan selektif lagi dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung belajar.

3. Kepada para perajin batik Sukapura khususnya, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya, hendaknya lebih menjalin kerjasama dalam upaya menjaga eksistensi karya seni budaya yang berasal dari Tasikmalaya.

4. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya mengkaji dan menelaah lebih luas lagi alternatif strategi pada pembelajaran seni dalam rangka menumbuhkembangkan sikap apresiatif dan kreativitas siswa.


(3)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Affendi, Yusuf. (2000). “Seni Kriya Batik dalam Tradisi Baru Menghadapi Era Globalisasi”. Jurnal Seni Rupa dan Desain. 1, (1), 26. Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI).

Alwasilah, A. Chaedar. (2011). Pokoknya Kualitatif. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Angkowo. R, A. Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grasindo.

Arini dan Musman, (2011). Batik : Wrisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : G-Media.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran.Jakarta : Raja Grafindo Persada Arsyad, Azhar. (2006). Media Pembelajaran.Jakarta:Rajawali Pers

Black, James A. dan Champion, Dean J. (2001). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama.

Bogdan, Robert, C dan Biklen, San, R. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Bacon, Inc.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dofa, Anesia Aryunda. (1996). Batik Indonesia. Jakarta: Golden Terayon Press. Gurnitasari, F. (2010). Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Dan

Kreasi Seni Rupa Terapan Daerah Setempat Studi Kasus Pengembangan Materi Pembelajaran Kriya Anyam Pandan Pada Tingkat SMP di Kota Tasikmalaya. Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Haryanto. (2009). Kajian Konseptual Media Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta

Hasanudin. (2001) : Batik Pesisiran : Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.


(4)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Husaeni, U. (2010). Makna Simbolik Motif Batik Sukapura. Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Jazuli. (2008). Paradigma kontekstual pendidikan seni. Surabaya : Unesa University Press.

Karamil, Cut Wardani. (2006). Pendidikan Berbasis Budaya Meningkatkan Multi kecerdasan. Jurnal Pendidikan Seni Kugunan. Asosiasi Pendidikan Seni Indonesia.

Karamil, Cut Wardani. (2011). Pendidikan Seni Budaya di Sekolah, Tantangan di Abad 21. Dipresentasikan pada Rapat Sosialisasi Program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Malang 21 Februari 2011.

Mahfud. (1986). Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Merryl, Goldberg. (1997). Art and learning, An Integred Approach to Teaching and Learning in multicultural Settings. New York, Longman.

Moleong, Lexy. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. (1997). Batik Nan Cantik. Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

Peraturan Gubernur Jawa Barat, No. 64 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Pradito, Didit. dkk. (2010). The Dancing Peacock. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007.) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.


(5)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Resmi, Luvty Citra. (2009). Implementasi Metode Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa di SMA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X di SMA Pasundan 1 Bandung). Tesis. Program Studi Pascasarjana UPI.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran.

Universitas Pendidikan Ganesha. Makalah WorkShop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMAN Banjarangkan Klungkung Soehardjo, A.J. (2005). Pendidikan Seni dari Konsep sampai Program.

Universitas Negeri Malang. Balai Kajian Seni dan Desain.

Spradley, James P. 1997. Metoda Etnografi, Alih bahasa Misbach Zulfa Elizabeth, Yogyakarta: Tiarawacana.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation, New York: Rinerhart and Winston.

Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks. Bandung. Sunan Ambu Press.

Sugiamin. (2002). Seni kerajinan batik tradisional Imogiri Yogyakarta, tesis, UGM.

Sukardjo dan Komarudin Ukim. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.

Susanto, S. (1984). Seni dan Teknologi Kerajinan Batik. Jakarta. Depdikbud. Tabrani, Primadi. (1998). Proses Kreasi Apresiasi Belajar. Bandung; ITB.

Tarjo, Enday (2004). Strategi Belajar Mengajar Seni Rupa. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, FPBS UPI Bandung.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung; UPI Press.

Yudoseputro, W. (2008). Jejak-jejak tradisi bahasa rupa Indonesia lama. Jakarta. Yayasan seni visual indonesia.


(6)

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBER INTERNET : http://dedenbatik.com

http://serbasejarah.blogspot.com/2011/08/arca-raja-majapahit.html

http://travel.kompas.com/read/2011/07/18/09350688/Warnawarni.Batik.Tasik http://www.artikelindonesia.co.id/ batik\karakteristik-batik-tulis.