PERKEMBANGAN ORGANISASI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) : Suatu Kajian Historis Tahun 1964-199.

(1)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain1, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(2)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain2, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERKEMBANGAN ORGANISASI GOLONGAN KARYA

(GOLKAR) :

Suatu Kajian Historis Tahun 1964-1997

Oleh

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rohullah Ali Khamaeni Az Zain 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain3, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERKEMBANGAN ORGANISASI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) : Suatu Kajian Historis Tahun 1964-1997

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh :

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain 0806847

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zaini, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PERKEMBANGAN ORGANISASI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) : Suatu Kajian Historis Tahun 1964-1997. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana proses perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar) sehingga menjadi organisasi soaial-politik besar di Indonesia. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu (1) Bagaimana latar belakang munculnya Sekber Golkar pada tahun 1964-1971; (2) Bagaimana perkembangan Golkar pada masa Orde Baru dilihat dari para pemimpinnya; (3) Strategi apakah yang dijalankan Golkar dalam kemenangan Pemilu 1971-1997; (4) Bagaimana peran Presiden Soeharto terhadap Golkar dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yaitu meliputi pengumpulan sumber baik lisan maupun tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner dengan mengambil konsep dari ilmu sosiologi yaitu konsep peran, status dan konflik. Konsep ilmu politik juga digunakan yaitu konsep kekuasaan dan hukum, selain itu strategi komunikasi politik pun digunakan untuk menganalisis beberapa peristiwa yang dibahas dalam skripsi ini.

Organisasi Golongan Karya (Golkar) yang awalnya bernama organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) merupakan sebuah organisasi yang lahir pada tahun 1964. Organisasi ini tumbuh dan berkembang dengan tujuan untuk mengimbangi pengaruh kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang begitu luas. semakin luasnya pengaruh PKI dalam kehidupan politik Indonesia mendorong munculnya berbagai macam organisasi salah satunya organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) yang berawal dari pengelompokan sosial golongan fungsional pada awal dekade 1960-an. Memasuki masa Orde Baru organisasi Sekber Golkar mereorganisasi namanya menjadi Golkar sebagai persiapan untuk ikut serta dalam pemilihan umum 1971. Golkar yang didukung militer, birokrasi, dan Golkar itu sendiri membawanya sebagai pemenang selama pemilihan umum 1971 sampai Pemilihan umum 1997. Selain itu, kemenangan-kemenangan Golkar selama pemilu Orde Baru tidak terlepas dari peran ketua umum/pemimpin yang selalu melakukan konsolidasi hingga ke daerah-daerah, ini merupakan salah satu strategi yang terus dilakukan oleh sejumlah ketua umum Golkar. Masuknya Presiden Soeharto sebagai ketua dewan Pembina Golkar setelah kemenangan Golkar di pemilihan umum 1971. Saat itu Soeharto selalu berperan dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis Golkar, termasuk dalam persoalan yang sangat mendasar, antara lain penentuan DPP Golkar dan penyeleksian daftar calon legislatif. Besarnya kewenangan yang dimiliki oleh Dewan Pembina tersebut dengan sendirinya menjadikan Soeharto sebagai figur yang paling penting dan berkuasa di Golkar.


(5)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zainvi, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL……….viii

DAFTAR GAMBAR………..ix

DAFTAR BAGAN………..x

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...8

1.5 Teknik Penelitian...8

1.6 Sistematika Penulisan ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11

2.1 Konsep Golongan Fungsional ...11

2.2 Hubungan Antara Golongan Cendekiawan dengan Politik di Indonesia ...18

BAB III METODE PENELITIAN...25

3.1 Persiapan Penelitian 3.1.1 Pemilihan dan Pengajuan Tema Penelitian ...26

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ...27


(6)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zainvii, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

3.2 Pelaksanaan Penelitian ...29

3.2.1 Heurisitk ...29

3.2.1.1 Sumber Tertulis ...29

3.2.1.2 Wawancara ...31

3.2.2 Kritik Sumber ...33

3.2.2.1Kritik Eksternal ...33

3.2.2.2Kritik Internal ...34

3.2.3 Interpretasi ...35

3.2.4 Historigrafi ...37

3.3 Laporan Penelitian...37

BAB IV PERKEMBANGAN ORGANISASI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) TAHUN 1964-1997...39

4.1 Latar Belakang Munculnya Sekber Golkar Tahun 1964-1971 ...40

4.2 Perkembangan Golkar pada Masa Orde Baru dilihat dari para Pemimpinya ...49

4.3 Strategi Golkar dalam Pemenangan Pemilu 1971- 1997……… ….63

4.4 Peran Presiden Soeharto Terhadap Golkar dalam Kapasitasnya Sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar ...74

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI………..82

5.1 Kesimpula……….………..82

5.2 Rekomendasi………..85

DAFTAR PUSTAKA………...87 LAMPIRAN


(7)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zainviii, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(8)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain1, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuan yang akan dicapai berbersama-sama. Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri dan sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Bagaimanapun juga organisasi merupakan salah satu cara atau wadah untuk menuju cita-cita negara yang adil dan makmur. Seperti halnya tumbuhnya salah satu organisasi di Indonesia yaitu organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) yang terbentuk pada tahun 1964 tepatnya tanggal 20 Oktober 1964 merupakan perkembangan lebih lanjut dari mobilisasi kekuatan anti komunis (PKI) yang dihimpun oleh Angkatan Darat (AD) dalam rangka mengimbangi kekuatan politik Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) tersebut tentu saja menjadi angin segar bagi sebagian masyarakat Indonesia, karena Organisasi Sekber Golkar bertujuan untuk memajukan kondisi pembangunan sosial-ekonomi Indonesia yang pada masa itu tak kunjung berjalan sampai akhir dasawarsa 1960-an. Karena itu, jelas tujuan Sekber Golkar disamping untuk membendung pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) juga untuk mengumpulkan suara-suara rakyat untuk mendukung eksistensi Sekber Golkar dalam menjalankan roda organisasinya.

Sejarah mencatat Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), lahir dari usaha untuk menggalang organisasi masyarakat dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), muncul satu tahun sebelum meletusnya pemberontakan PKI 1965, yaitu tepatnya Sekber Golkar lahir pada tanggal 20 Oktober 1964 di Jakarta, dan memang tidak dapat disangkal bahwa organisasi ini lahir dari pusat lalu


(9)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain2, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan ke daerah-daerah (Syafiie, 2012:135). Tujuan dari organisasi Sekber Golkar dipandang sejalan dengan tuntutan pemikiran politik waktu itu yang membutuhkan tampilnya kekuatan sosial-politik yang setia pada amanat penderitaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Pancasila.

Menurut Suryadinata (1992:29) di dalam tubuh Sekber Golkar menjelang akhir 1965 sudah ada 64 organisasi anggota. Jumlah ini meningkat menjadi 128 pada 1966 dan 262 pada tahun berikutnya. Adapun organisasi-organisasi yang merupakan potensi utama dalam menggerakan barisan Sekber Golkar yaitu Soksi, MKGR dan Kosgoro. Ketiga organisasi ini dikenal kemudian dengan kelompok fungsional Trikarya. Salah satu pendukung utama dari organisasi-organisasi ini adalah dari kalangan ABRI.

Memasuki masa Orde Baru Sekber Golkar tumbuh dan berkembang berkat para pemimpin/ketua umum yang pada saat itu membawanya menjadi organisasi besar. Seperti Brigjen Djuhartono, Mayjen Sukowati, Amir Murtono, Sudharmono, Wahono, dan Harmoko. Mereka merupakan ketua umum/pemimpin Golkar pada masa Orde Baru yang membawanya sebagai suatu organisasi yang besar. Selain itu, memasuki tahun 1971 Sekber Golkar melakukan reorganisasi namanya menjadi Golkar sebagai persiapan untuk ikut dalam pemilihan umum 1971. Kemudian pada Pemilu 1971 diikuti oleh sembilan partai politik dan satu Golongan karya. Sembilan partai tersebut adalah Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Murba, Nahdlatul Ulama (NU), Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti), Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Kemudian satu organisasi Golongan Karya atau organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) sebagai peserta terakhir (Suryadinata, 1992:44).

Setelah pemilihan umum, Sekber Golkar melakukan reorganisasi atau konsolidasi dengan melakukan perubahan namanya secara formal disingkat menjadi


(10)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain3, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Golkar (Golongan Karya). Pada 17 Juli 1971 struktur Golkar baru terbentuk yang terdiri dari sebuah Dewan Pembina sebagai penasehat, dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai badan eksekutif. Tujuh belas orang masuk dalam struktur Golkar yang terdiri dari pejabat militer jajaran atas, para teknokrat, cendekiawan pro-pemerintahan, dan ketua-ketua Kino yang semuanya masuk menjadi Dewan Pembina. Mayor Jendral (Mayjen) Suprapto Sukowati menjabat sebagai ketua umum dan Amir Murtono sebagai ketua (Suryadinata, 1992:50).

Musyawarah Nasional (Munas) I Golongan Karya diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 10 September 1973 yang bertujuan untuk membahas program umum organisasi Golkar, penetapan adanya Dewan Pembina Golkar dan fungsinya. Musyawarah Nasional ini juga menghasilkan ketua umum baru yaitu Amir Murtono yang menggantikan Mayjen Sokowati sebagai ketua umum. Amir Murtono lahir di Nganjuk Jawa Timur pada 7 Juli 1924 adalah seorang Jendral selama masa kepemimpinan Soeharto. Musyawarah Nasional I ini adalah strategi kemenangan untuk pemilihan umum 1977 di bawah kepemimpinan Amir Murtono (Pandiangan, 1996:56).

Golongan Karya di bawah kepemimpinan Amir Murtono dalam menghadapi pemilihan umum 1977 dilanjutkan dalam Musyawarah Nasional ke II yang diselenggarakan di Bali pada 20-25 Oktober 1978. Setahun setelah kemenangan Golkar dalam pemilu 1977 tampaknya membuat Amir Mutrtono terpilih kembali menjadi ketua umum. Pemilihan umum (Pemilu) 1977 dan pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden.

Pada pemilihan umum berikutnya yaitu Pemilu 1982 Golkar dibawah ketua umum Amir Murtono mendapat kemenangan kembali dengan memenangkan mayoritas suara (64,3 persen). Ini menunjukan bahwa keterlibatan pemerintah di bawah Soeharto masih memperlihatkan perhatian khusus kepada Golkar agar pemerintahan tetap dipegang oleh Soharto dan perwakilan Golkar yang ada di jajaran


(11)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain4, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemerintahan Soeharto. Setahun setelah kemenangan Golkar dalam pemilu 1982, Golkar kembali menyelenggarakan Musyawarah Nasional ke III yang berlangsung di Jakarta pada 20 sampai 25 Oktober 1983. Puncak dari Munas III adalah terpilihnya Sudharmono sebagai ketua umum Golkar menggantikan Amir Murtono dan Dewan Pembina tetap dipegang oleh Soeharto. Sudharmono adalah Menteri Sekretariat Negara saat itu di bawah kepemimpinan Soeharto. Sudharmono lahir tanggal 12 Maret 1927 di Desa Cerme Kecamatan Carme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Selanjutnya Sudharmono sekolah di SMP 2 Semarang pada tahun 1943. Untuk kalangan pelajar saat itu, diwajibkan untuk ikut serta latihan dasar militer yang diawasi pihak Jepang (Effendy, 2012:111).

Strategi utama Golkar dalam pemilu-pemilu Orde Baru ialah memobilisasi pejabat-pejabat pemerintah, yang pada gilirannya digunakan untuk memobilisasi para pendukung. Pejabat-pejabat daerah tingkat propinsi, kotamadya, dan kecamatan. Menerapkan tekanan kepada kepala-kepala desa untuk mengumpulkan suara bagi Golkar (Liddle, 1992:91). Untuk mencapai sukses Pemilu 1987, Golkar harus mampu menarik simpati dan dukungan rakyat sebanyak-banyaknya. Dalam rangka sukses pemilu ini, Sudharmono selaku Ketua Umum Golkar secara rutin meluangkan waktu untuk mengadakan kunjungan ke daerah-daerah pada setiap Sabtu dan Minggu. Kegiatan temu kader merupakan acara rutin yang mendapatkan sambutan luar biasa dari kader-kader dan anggota Golkar di daerah-daerah.

Berkat kerja keras Sudharmono dan seluruh jajaran Golkar dalam melaksanakan sukses pemilu, maka secara mengagumkan Golkar berhasil mendapat perolehan dukungan 73,11 persen suara pemilih pada Pemilu 1987. Meskipun terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kenaikan suara Golkar tersebut, tidak dapat ditampik bahwa keberhasilan konsolidasi menjadi faktor yang sangat menentukan. Inilah prestasi monumental Golkar yang sangat membanggakan selama pemilihan umum (Tandjung, 1997:337-338). Kesuksesan yang diraih Golkar dalam


(12)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain5, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pemilu 1987 merupakan keberhasilan Sudharmono dalam memimpin Golkar dan menjadikan kesuksesan di Pemilu 1987 ini ialah sejarah kemenangan terbesar Golkar dari pemilihan umum 1971.

Setahun setelah kemenangan Golkar dalam pemilu 1987, Golkar kembali mengadakan Musyawarah Nasional IV yang dilaksanakan di Jakarta pada 20-25 Oktober 1988. Dalam Munas IV, Soeharto kembali ditetapkan sebagai ketua Dewan Pembina dan ketua umum Sudharmono digantikan oleh Wahono. Sudharmono tidak melanjutkan posisinya sebagai ketua umum Golkar karena beliau menyatakan ingin berkonsentrasi sebagai wakil presiden.

Strategi Golkar di bawah kepemimpinan Wahono untuk menghadapi pemilihan umum 1992 sudah mempunyai landasan insfratruktur yang kuat. Kenyataan ini terbukti dalam kemenangan pemilu 1992. Golkar berhasil meraih suara 68,1 persen dan perolehan suara ini mengalami kemunduran sekitar 5 persen. Pada tahun 1993 atau setahun setelah kemenangan Golkar dalam pemilu 1992, golkar kembali mengadakan Musyawarah Nasional V yang berlangsung di Jakarta pada 20-25 Oktober 1993. Penurunan suara sekitar 5 persen di pemilu 1992 menjadi agenda penting dalam Munas V ini. Adapun agenda pergantian ketua umum tetap dilaksanakan yaitu ketua umum Wahono digantikan oleh Harmoko. Menurut Noer (1996:93) Harmoko adalah tokoh sipil pertama yang dilantik sebagai ketua umum Golkar, masyarakat tidak lagi terkejut jika seorang tokoh sipil diangkat ke jabatan-jabatan penting yang dulu selalu diisi oleh kalangan militer. Semakin banyak gubernur dan duta besar misalnya, berasal dari kalangan sipil. Jadi, penggantian pemimpin yang berlatar belakang militer dengan pemimpin sipil sudah menjadi perkara biasa. Pergantian pemimpin Golkar dari tokoh militer ke kalangan sipil terjadi semenjak kemenangan Golkar di Pemilu 1992. Golkar di bawah kepemimpinan Harmoko membawanya kembali memenangkan pemilihan umum


(13)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain6, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1997 dan pemilu 1997 merupakan hasil terakhir yang dimenangkan oleh Golkar selama Orde Baru.

Pemilihan umum 1971 sampai 1997 ini sangat mudah dikontrol oleh Soeharto. Soeharto yang merupakan Dewan Pembina Golkar membuat Golkar selalu menjadi mayoritas anggota di DPR dan 20 persen anggotanya diangkat langsung mewakili militer dan tentu saja untuk menjamin kesetiaan kepada Orde Baru (Liddle, 1992:115). Soeharto menjadikan militer sebagai pilar utama pendukung Orde Baru yang pendukung utamanya adalah Angkatan Darat. Sepanjang kekuasaannya selama 32 tahun, Soeharto dan pemerintah Orde Baru sebenarnya melaksanakan strategi yang berkesinambungan bersama tiga pilar kekuasaanya, yaitu ABRI, Birokrasi, dan Golongan Karya (Susilo, 2009:41-42). Soeharto yang merupakan sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar memiliki peran penting dalam membawa organisasi Golkar menjadi salah-satu organisasi besar dan peranan itu tampak pada kemenangan Golkar di setiap pemilihan umum.

Kemenangan Golkar selama pemilihan umum pada masa Orde Baru atau di bawah kepemimpinan Soeharto membawa Golkar menjadi salah satu organisasi besar yang didukung penuh oleh pemerintah. Oleh karena itu semenjak pemilihan umum pertama tahun 1971 dan memenanginya membuat Golkar sedikit demi sedikit berkembang menjadi organisasi besar hingga pada kemenangan Golkar pada setiap pemilihan umum sampe tahun 1997.

Permasalahan mengenai organisasi Golongan Karya (Golkar) dimasa Orde Baru tersebut penting untuk ditelusuri lebih lanjut sehingga mendorong peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar) tahun 1964-1997. Penulisan ini didasarkan kondisi politik pada saat ini, yakni organisasi Golongan Karya (Golkar) yang merupakan sebuah organisasi sosial berubah menjadi sebuah organisasi kepartaian yang pada saat ini Golkar berkembang menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu ketertarikan peneliti


(14)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain7, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut dirumuskan ke dalam tema skripsi yaitu Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) : Suatu Kajian Historis Tahun 1964-1997. Disamping itu, belum adanya tulisan karya ilmiah atau skrispsi tentang perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar) di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia membuat penulis merasa perlu menelitinya sebagai tulisan karya ilmiah.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan isi penulisan dalam penelitian di atas, terdapat permasalahan utama yang akan menjadi kajian utama dari penulisan ini yaitu “Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) : Suatu kajian historis tahun 1964-1997”

Sementara itu agar permasalahan yang akan dikaji lebih jelas, terarah dan hanya bertitik pada satu tema, maka penulis membatasi pokok permasalahan dengan merumuskan pokok permasalahannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang munculnya Sekber Golkar pada tahun 1964-1971?

2. Bagaimanakah perkembangan Golkar pada masa Orde Baru di lihat dari para pemimpinnya?

3. Bagaimanakah strategi yang dijalankan oleh Golkar dalam pemenangan pemilu 1971-1997?

4. Bagaimanakah peran Presiden Soeharto terhadap Golkar dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar?

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain8, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Mendeskripsikan latar belakang munculnya Sekber Golkar.

2. Mendeskripsikan perkembangan Golkar pada masa Orde Baru di lihat dari para pemimpinnya.

3. Menjelaskan bagaimana Strategi Golkar dalam pemenangan pemilu 1971-1997.

4. Menjelaskan bagaimana peran Presiden Soeharto terhadap Golkar selama menjadi ketua Dewan Pembina Golkar.

1.3.2 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian secara khusus yang penulis harapkan adalah:

1. Menambah referensi dan pengetahuan tentang bagaimana lahirnya Sekber Golkar pada masa awal Orde Baru.

2. Menambah wawasan bagi penulis tentang eksistensi Golkar selama masa Orde Baru.

3. Memberikan gambaran yang lebih utuh tentang strategi Golkar dalam pemenangan pemilu 1971-1997.

4. Memberikan pengetahuan tentang peran Presiden Soeharto terhadap Golkar selama menjadi ketua Dewan Pembina Golkar.

1. 4 Teknik Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan teknik studi literatur atau studi kepustakaan dan wawancara.

a. Studi Literatur

Studi litelatur digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta dengan mempelajari buku-buku, artikel-artikel, majalah, dan koran dapat membantu peneliti dalam memecahkan masalah yang akan dikaji.


(16)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain9, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara berkomunikasi dan berdikusi dengan pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini akan dilakukan beberapa wawancara, diantaranya dengan para pengurus Golkar yang memiliki andil dalam eksistensi Golkar pada masa awal Orde Baru.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperkuat penelitian . karena dokumentasi merupakan sumber langsung yang berkaitan dengan peristiwa. Dokumentasi biasanya berbentuk arsip, foto, dan media massa yang berbentuk Koran. Studi dokumentasi ini untuk memperbanyak informasi atau data dalam penulisan skripsi.

1. 5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan karya ilmiah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar belakang penulisan yang menjadi alasan penulis sehingga merasa tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian yang ditunjukan sebagai bahan penelitian skripsi, rumusan masalah yang diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam menyusun skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penulis menjelaskan secara terperinci mengenai sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang akan dikaji, yaitu sumber yang berkaitan dengan perkembangan organisasi Golongan Karya tahun 1964-1997.


(17)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain10, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penjelasan sumber tersebut adalah berupa informasi-informasi yang diperoleh dari hasil kajian kepustakaan. Selain itu, pada bab ini juga akan penulis jelaskan mengenai konsep yang relavan dengan bahan penelitian yang akan dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini peneliti menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB IV PEMBAHASAN TENTANG PERKEMBANGAN

ORGANISASI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) TAHUN 1964-1997 Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai seluruh informasi dan data-data yang diperoleh penulis melalui penelitian yang telah dilakukan. Pemaparan dalam bab ini berupa hasil penelitian yang diuraikan dalam bentuk uraian deskriptif yang bertujuan agar semua keterangan yang diperoleh dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini dapat dijelaskan secara rinci. Dalam bab ini juga ditemukan jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

BAB V Kesimpulan

Pada bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian. Interpretasi ini disertai dengan analisis penulis dalam membuat kesimpulan serta jawaban dari permasalahan yang telah dikaji dalam rumusan masalah. Dalam bab ini juga berisi saran dan rekomendasi dari penulis yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.


(18)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain25, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang diambil. Metode yang digunakan oleh penulis untuk menjawab permasalahan tentang Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar): suatu kajian historis tahun 1964-1997 adalah metode historis atau metode sejarah dengan menggunakan studi litelatur, dilakukan dengan membaca dan mengkaji buku-buku, artikel, arsip, dokumen dan beberapa karya ilmiah lainnya yang menunjang dengan penelitian ini, selain itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang yang relevan dijadikan narasumber untuk dapat melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Menurut Kuntowijoyo (2003:xii), metode sejarah merupakan petunjuk khusus tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah. Adapun pengertian metode historis menurut Gottschalk (1986:32) yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh. Sementara Sjamsuddin (1996:63) mengartikan metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode sejarah merupakan suatu metode yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistemastis yang disajikan secara tertulis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam langkah-langkah dalam penelitian sejarah yaitu mengumpulkan sumber, menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk tulisan.


(19)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain26, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendekatan historis yang dipilih oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini didukung pula dengan penggunaan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu yang dominan, yang ditunjang atau dilengkapi oleh ilmu-ilmu sosial lainnya sebagai pelengkap, sehingga dalam hal ini, sejarah menggunakan konsep-konsep ilmu sosial sebagai alat analisisnya (Sjamsuddin, 1996:222).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memaparkan berbagai langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian sehingga dapat menjadi karya tulis ilmiah yang sesuai dengan ketentuan keilmuan. Langkah-langkah yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian.

3.1 Persiapan Penelitian

Tahap ini merupakan kegiatan awal bagi penulis untuk melakukan penelitian. Adapun beberapa langkah yang ditempuh oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut.

3.1.1 Pemilihan dan Pengajuan Tema Penelitian

Pemilihan dan pengajuan tema penelitian merupakan kegiatan yang penting dan harus pertama kali dalam penulisan karya ilmiah. Proses pemilihan tema dilakukan setelah penulis mengikuti perkuliahan, serta membaca berbagai literatur-literatur sejarah yang penulis dapatkan dengan mengunjungi berbagai perpustakaan. Penulis juga melakukan konsultasi dengan beberapa dosen pengajar di Jurusan Pendidikan Sejarah mengenai tema-tema yang bisa dijadikan kajian dalam skripsi. Setelah bebarapa waktu penulis mencari dan memilih tema yang didapat dengan jalan membaca buku-buku bertemakan sejarah dan melalui diskusi-diskusi kecil yang dilakukan penulis dengan teman mahasiswa. Sehingga kemudian pada akhirnya penulis memilih kajian mengenai perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar) tahun 1964-1997.


(20)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain27, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Judul tersebut kemudian diajukan kepada Tim Pertimbangan dan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia sebagai judul skripsi pada Oktober 2012 yang dilakukan sebagai salah satu prosedur awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Prosedur ini merupakan uji kelayakan terhadap tema penelitian yang dipilih yang berkenaan dengan orisinalitas tema tersebut, dengan artian bahwa tema tersebut belum ada yang mengkajinya atau layak untuk dikaji atau diteliti. Judul skripsi yang diajukan adalah perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar): Suatu kajian historis tahun 1964-1997.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah pengajuan judul ke-TPPS dilakukan, kemudian penulis menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan kepada Drs. Ayi Budi Santoso selaku ketua TPPS. Hal ini dilakukan agar proposal yang diajukan oleh penulis dapat dikritisi dan dilihat kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Setelah proposal disetujui oleh TPPS, penulis akhirnya diizinkan untuk melakukan seminar proposal skripsi yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 di Labolatorium Jurusan Pendidikan Sejarah, lantai 4 Gedung FPIPS Baru, Universitas Pendidikan Indonesia.

Setelah proposal tersebut mendapat persetujuan, maka pengesahan untuk penyusunan skripsi ini dikeluarkan melalui surat keputusan (SK) Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan sekaligus penentuan calon pembimbing I dan pembimbing II. Pada dasarnya sistematika dari proposal penelitian ini memuat judul penelitian, tujuan penelitian serta pembahasan tinjauan pustaka yang didalamnya berisi daftar literatur dan konsep-konsep penting yang digunakan oleh penulis dalam pembahasan masalah, dan juga dipaparkan secara singkat mengenai metodologi penelitian dan yang terakhir adalah sistematika penulisan.


(21)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain28, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proposal penelitian skripsi yang telah disusun oleh penulis, kemudian diseminarkan pada 24 Oktober 2012. Seminar diselenggarakan dan mendapat Surat Keputusan No.069/TPPS/JPS/PEM/2012. Judul skripsi yang disetujui adalah Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar): Suatu kajian historis tahun 1964-1997. Pada saat seminar penulis memperoleh masukan dari beberapa orang dosen yang menghadiri seminar seperti, Dr. Encep Supriatna, M.Pd, Wawan Darmawan, M.Hum, dan Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum. Seminar yang diselenggarakan, selanjutnya menentukan pula pembimbing I dan II, yaitu Drs. Suwirta, M.Hum sebagai pembimbing I dan Dr. Encep Supriatna, M.Pd sebagai pembimbing II.

3.1.3 Proses Bimbingan

Pada tahap ini, proses bimbingan yang dilakukan penulis terhadap pembimbing I yaitu Drs. Suwirta, M.Hum dan Dr. Encep Supriatna, M.Pd selaku pembimbing II dilaksanakan dengan baik dan sesuai dalam ketetapan petunjukan dosen pembimbing. Proses bimbingan dilakukan melalui kesepakatan antara kedua belah pihak. Hal ini penulis lakukan agar terjalin komunikasi yang baik antara penulis dan pihak pembimbing berkenaan dengan permasalahan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis beranggapan bahwa tahapan ini sangat diperlukan untuk dapat menemukan langkah yang paling tepat dalam proses penyusunan skripsi, dengan jalan berdiskusi dan bertanya mengenai permasalahan yang sedang dikaji serta untuk mendapatkan petunjuk atau arahan mengenai penulisan skripsi maupun dalam melaksanakan proses penelitian. Setiap hasil penelitian dan penulisan diajukan pada pertemuan dengan masing-masing pembimbing dan tercatat dalam lembar bimbingan.


(22)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain29, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan faktor terpenting dari proses penelitian dalam rangka mendapatkan data dan fakta yang diperlukan. Langkah awal dalam tahapan ini dibagi kedalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

3.2.1 Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Pada tahap heuristik yaitu tahap pengumpulan data yamg relevan dengan masalah penelitian. Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 73) sumber sejarah (historical sources) merupakan segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan pada kita mengenai suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau (past actually). Secara garis besar, sumber sejarah dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, diantaranya: pertama, peningalan-peninggalan (relics or remain) dan kedua catatan-catatan (records) yang terbagi ke dalam catatan tertulis dan lisan.

Sumber sejarah yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa catatan tertulis berupa buku, dokumen, dan surat kabar yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Adapun metode yang digunakan dalam rangka mencari sumber tertulis ini, seperti yang telah disebutkan pada awal bab adalah melalui studi literatur. Studi literatur ini dilakukan dengan cara membaca sejumlah literatur yang berupa buku, majalah, surat kabar, artikel, dokumen, serta catatan-catatan lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian sedangkan sumber lisan didapatkan dari wawancara terhadap pelaku sejarah.

3.2.1.1 Sumber Tertulis

Pada tahap heuristik ini dilakukan pengumpulan sumber-sumber tertulis dilakukan dengan jalan mengunjungi perpustakaan-perpustakaan kampus, dan


(23)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain30, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perpustakaan-perpustakaan umum yang sesuai dengan judul yang dikaji ataupun dengan jalan mengunjungi beberapa toko buku, seperti.

1. Di Perpustakaan UPI, sebagai tempat pencarian sumber tertulis untuk pertama kalinya dilakukan penulis pada awal Oktober 2012 membaca skripsi yang sudah ditulis sebelumnya mengenai sejarah perpolitikan di Indonesia.

2. Perpustakaan umum Batu Api di daerah Jatinangor dilakukan pada November 2012 dan penulis mendapatkan berbagai sumber buku yang berjudul : Golkar dan Militer karangan Leo Suryadinata, Pemilu-pemilu Orde Baru karangan R. William Liddle, Membedah politik Orde Baru karangan Riswandha.

3. Toko buku Gramedia pada Oktober dan November 2012, penulis mendapatkan sumber buku yang berjudul Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009, Sistem Politik Indonesia karangan Inu Kencana Syafiie, Soeharto biografi singkat 1921-2008, dan Presiden dari masa ke masa karangan Tom finaldin. 4. Toko buku Palasari pada bulan November 2012, penulis mendapatkan beberapa

sumber buku seperti Golkar dan Militer karangan Leo Suryadinata, ABRI punya Golkar? Karangan Deliar Noer, Menggugat kemandirian Golkar karangan Andreas Pandiangan, Sikap Politik Tiga Kontestan karangan Burhan Magenda dan buku Prisma kumpulan artikel tentang Analisis kekuatan Politik Indonesia. 5. Perpustakaan Museum Konfrensi Asia Afrika (KAA) pada bulan Januari 2013,

penulis mendapatkan buku yang berjudul Menelaah Kembali Format Politik Orde Baru karangan Syamsudin Haris dan buku yang berjudul Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru karangan Daniel Dhakidae.

6. Perpustakaan DPP Golkar Pusat pada bulan Januari 2013, penulis mendapatkan buku/arsip yang berjudul Sejarah Perkembangan Golongan Karya karangan DPP Golkar, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golongan Karya karangan Imam Pratignyo, dan buku Golkar Membangun Untuk Rakyat karangan Harmoko.

7. Selain buku-buku yang diperoleh dari tempat-tempat tersebut, terdapat beberapa buku yang merupakan koleksi pribadi yang diperoleh dari hasil pencarian dari


(24)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain31, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbagai toko buku terkemuka di Bandung maupun buku koleksi dari para sahabat.

8. Penelusuran juga dilakukan melalui internet (browsing) yang dilakukan untuk mendapatkan tambahan informasi agar dapat mengisi kekurangan-kekurangan dari sumber-sumber buku, arsip, dokumen dan surat kabar.

3.2.1.2 Wawancara

Pada tahapan ini, peneliti mulai mencari pelaku dan saksi yang dianggap dapat memberikan informasi untuk menjawab permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian skripsi ini. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan beberapa orang yang dianggap memiliki informasi mengenai Perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar), Teknik wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lisan dari narasumber sebagai pelengkap sumber tertulis (Kuntowijoyo, 2003: 74).

Adapun proses wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara langsung yaitu dengan mendatangi ke tempat tinggal para narasumber setelah adanya kesepakatan terlebih dahulu mengenai waktu dan tempat dilakukannya wawancara. Teknik wawancara individual ini dipilih mengingat kesibukan narasumber yang berbeda satu sama lainnya, sehingga kurang memungkinkan untuk dilaksanakannya wawancara secara simultan.

Pada umumnya pelaksanaan wawancara dibedakan dua jenis, yaitu:

1. Wawancara tertruktur atau berencana yaitu wawancara yang berdasarkan pada pedoman wawancara yang terdapat dalam instrumen penelitian, terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya dengan maksud untuk mengontrol dan mengukur isi wawancara supaya tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancarai diajukan pertanyaan yang sama dengan kata-kata dan tata urutan yang seragam.

2. Wawancara tidak terstruktur atau tidak terencana adalah wawancara yang tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan


(25)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain32, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan susunan kata-kata dan tata urut yang tetap yang harus dipatuhi peneliti (Kuntowijoyo, 2003:74).

Kebaikan penggabungan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur adalah tujuan wawancara lebih terfokus, data lebih mudah diperoleh serta narasumber lebih bebas untuk mengungkapkan segala sesuatu yang diketahuinya.

Dalam teknis pelaksanaannya, peneliti mencoba menyususun daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian diikuti dengan wawancara yang terstruktur, yaitu peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya dengan tujuan untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan penulis dan akan dijadikan sebagai bahan tamabahan informasi yang akan dirumuskan ke dalam sebuah karya ilmiah. Sumber wawancara tersebut merupakan data yang digunakan sebagai bahan tambahan selain buku-buku yang sudah penulis dapatkan.

Narasumber pertama ialah dr. Sulatomo beliau merupakan pelaku dan saksi dalam pendirian Sekber Golkar yaitu sebagai Ketua Kordinator Pemuda Sekber Golkar pada tahun 1967-1969 dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI tahun 1966. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2013 di kediaman pribadinya Jakarta Selatan.

Narasumber kedua Harmoko, beliau adalah saksi sekaligus pelaku dalam perkembangan organisasi Golongan Karya. Kemudian juga Harmoko merupakan Ketua Umum Golkar 1993-1997. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 di kediaman pribadinya Jakarta Selatan.

Narasumber ketiga adalah Ir. Rully Chairul Azwar beliau merupakan saksi dalam masa kepemimpinan Wahono yaitu sebagai anggota Golkar tahun 1988-1993. Sekarang beliau menjabat sebagai anggota DPR RI masa bakti tahun 2009 hingga 2014 dari fraksi Partai Golongan Karya. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2013 di kantor kerjanya di gedung DPR RI Jakarta.


(26)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain33, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Narasumber keempat adalah Ir. Fadel Muhammad beliau merupakan saksi dalam masa kepemimpinan Harmoko yaitu sebagai Ketua Departemen Koperasi & Wiraswasta tahun 1993-1998 dan sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar tahun 2009-2015. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2013 di kantor DPP Golkar Jakarta Barat.

Narasumber kelima adalah Tatang Rustana seorang tokoh Golkar dari Kabupaten Cirebon. Pada tahun 1990-an beliau masuk menjadi anggota Golkar dan sekarang beliau menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon 2009-2014. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada 2 Januari 2013 dikediaman pribadinya di Cirebon.

3.2.2 Kritik Sumber

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan sumber, tahap selanjutnya adalah melaksanakan tahap kritik sumber dengan tujuan untuk menguji kebenaran dan ketepatan dari sumber tersebut, menyaring sumber-sumber tersebut sehingga diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan kajian skripsi ini dan membedakan sumber-sumber yang benar atau yang meragukan. Kritik sumber-sumber merupakan suatu proses yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah terutama karya sejarah, karena hal ini akan menjadikan karya sejarah sebagai sebuah produk dari proses ilmiah itu sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

3.2.2.1 Kritik Eksternal

Kegiatan ini berhubungan dengan otentitas atau keaslian sumber sejarah dari penampilan luarnya (fisik) (Kuntowijoyo, 2003 : 99). Jadi, pada dasarnya kritik ini lebih mengacu pada aspek-aspek luar dari suatu sumber sejarah.

Dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber tertulis yang berupa buku-buku, penulis tidak menelitinya secara ketat, hanya


(27)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain34, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengklasifikasikannya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut untuk melihat kredibilitasnya sehubungan dengan tema penulisan skripsi ini, tahun terbit, dimana semakin kekinian angka tahunnya maka semakin baik karena setiap saat terjadi perubahan, dan penerbit dan tempat dimana buku itu diterbitkan untuk melihat spesialisasi tema-tema buku yang dikeluarkan oleh penerbit tersebut dan dari kepopuleran dari penerbit tersebut sehingga tingkat kepercayaan kepada isi buku tersebut semakin tinggi.

Adapun, perlunya kritik eksternal terhadap sumber tertulis yang berupa dokumen-dokumen adalah untuk meneliti asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal muasalnya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 1996: 105). 3.2.2.2 Kritik Internal

Kritik internal merupakan kegiatan meneliti atau menguji aspek isi dari sumber yang didapatkan, sebagaimana dikemukakan Helius Sjamsuddin bahwa kritik internal menekankan aspek “dalam” yaitu isi dari sumber dengan mengadakan evaluasi terhadap kesaksian/tulisan dan memutuskan kesaksian tersebut dapat diandalkan atau tidak (Sjamsuddin, 1996: 111).

Dalam melakukan kritik internal terhadap sumber tertulis, berupa buku-buku referensi, penulis membandingkannya antara buku yang satu dengan buku yang lainnya. Sedangkan, untuk sumber tertulis berupa dokumen-dokumen, penulis berbekal kepercayaan terhadap pihak instansi tersebut bahwa sumber tersebut asli.

Berkaitan dengan kritik internal, penulis membagi atau mengklasifikasikan sumber ke dalam tiga bagian untuk mempermudah dalam memahami suatu peristiwa, baik penulis yang merupakan pelaku sejarah ataupun saksi sejarah maupun penulis yang berlatarbelakang akademis, sama-sama memberikan kontribusi dalam penulisan


(28)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain35, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

skripsi ini, serta membantu penulis dalam menilai dan melakukan kritik eksternal dan internal keseluruhan sumber yang dipakai dilihat dari ruang lingkup dan pokok bahasannya, maka penulis mencoba untuk mengelompokkannya ke dalam tiga kelompok yaitu.

1. Sumber yang khusus membahas tentang Golkar, diantaranya sumber yang ditulis oleh Imam Pratignyo, Harmoko, Akbar Tandjung, Burhanuddin Napitupulu, Leo Suryadinata, Bahtiar Effendy, Awad Bahasoan, Deliar Noer, dan Andreas Pandiangan.

2. Sumber yang khusus membahas tentang Politik terutama dari tahun 1971 sampai tahun 2000-an diantaranya yang ditulis oleh R. William Liddle, Inu Kencana Syafiie, A. Kardiyat Wiharyanto, Burhan Magenda, Ichsanul Amal, Riswandha Imawan, Rully Chairul A, dan Widjanarko Puspoyo

3. Sumber yang membahas tentang Soeharto diantaranya yang ditulis oleh G. Dwipayana, Miftah H. Yusufpati, Taufik Adi Susilo, dan Tom Finaldin. Pengklasifikasian juga untuk mempermudah penulis dalam memahami dan sekaligus menilai sumber dari perspektif yang berbeda. Sehingga dari topik yang sama akan terlihat persamaan dan perbedaannya serta apa yang menjadi titik berat seorang penulis dalam tulisannya serta sejauh mana unsur subjektifitas penulis dengan latar belakang institusi yang diwakilinya.

3.2.3 Interpretasi (Penafsiran Sumber)

Setelah melakukan kritik sumber, penulis melaksanakan tahap interpretasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mengolah, menyusun, dan menafsirkan fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya. Kemudian fakta yang telah diperoleh tersebut dirangkaikan dan dihubungkan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukkan ke dalam konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya (Ismaun, 1992: 131).


(29)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain36, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penafsiran dilakukan dengan jalan mengolah beberapa fakta-fakta yang telah dikritisi dan merujukan beberapa referensi yang dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar dalam penyusunan skripsi ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam tahap ini, penulis mencoba menyusun fakta-fakta dan menafsirkannya dengan cara saling dihubungkan dan dirangkaikan, sehingga akan terbentuk fakta-fakta yang kebenarannya telah teruji dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dikaji mengenai perkembangan organisasi Golongan Karya (Golkar) tahun 1964-1997.

Dalam mengkaji permasalahan dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu pendekatan dengan memakai disiplin-disiplin ilmu yang berasal dari satu rumpun ilmu sosial, dengan ilmu sejarah sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan, yaitu dengan menggunakan konsep-konsep yang terdapat dalam ilmu sosiologi dan politik. Dengan menggunakan pendekatan ilmu tersebut, maka kita akan dapat mengkaji peristiwa yang menjadi permasalahan dengan sudut pandang sosiologi dan politik. Misalnya perubahan apa yang terlihat pada rakyat Indonesia sebagai dampak dari perubahan kekuasaan di Indonesia.

Konsep-konsep yang digunakan penulis di antaranya konsep-konsep seperti konsep Golongan Fungsional dan hubungan antara golongan cendekiawan dengan politik di Indonesia. Konsep golongan fungsional digunakan untuk menganalisis bagaimana kondisi awal mula sebelum terbentuknya organisasi Sekber Golkar. Selain itu, dalam konsep golongan fungsional ini adalah suatu golongan orang yang memiliki ikatan suatu organisasi non-partai yang di dalamnya memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, golongan fungsional merupakan salah satu yang berperan dalam mendirikan Sekber Golkar dan Sekber Golkar ini sebagai wadah untuk menyatukan organisasi-organisasi lain agar menjadi satu wadah ke dalam Sekber Golkar dengan tujuan mengimbangi kekuatan PKI yang pada saat itu berkembang begitu besar. Kemudian pembahasan tentang hubungan antara cendekiawan dengan politik di Indonesia merupakan suatu pembahasan tentang sejarah perkembangan


(30)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain37, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

awal perpolitik di Indonesia dan masuknya para cendekiawan ke dalam politik Indonesia.

Dalam penelitian ini, pokok permasalahan dibagi menjadi empat, yaitu latar belakang munculnya organisasi Sekber Golkar tahun 1964-1971, perkembangan Golkar dari masa Orde Baru di lihat dari para pemimpinnya, strategi yang dijalankan oleh Golkar dalam pemenangan pemilu 1971-1997, dan peran Presiden Soeharto terhadap Golkar dalam kapasitasnya sebagai ketua Dewan Pembina Golkar. Permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan fakta dan disusun untuk dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi ini.

3.2.4 Historiografi

Pada bagian ini penulis menyajikan hasil temuan-temuan dari sumber-sumber yang telah penulis kumpulkan, seleksi, analisis, dan rekonstruksi secara analitis dan imajinatif berdasarkan fakta-fakta yang penulis temukan. Hasil pengumpulan dan analisis tersebut penulis tuangkan melalui penulisan sejarah atau disebut historiografi. Historiografi merupakan proses penyusunan dan penuangan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan.

Penulis terdorong untuk merumuskan permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah atau skripsi dan juga berusaha memberikan penafsiran terhadap permasalahan yang diangkat dalam kajian ini. Tulisan yang dibuat penulis untuk menjadi judul skripsi adalah:

“Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar): Suatau Kajian Historis

Tahun 1964-1997”.

3.3 Laporan Penelitian

Langkah ini merupakan tahapan akhir dari prosedur penelitian yang dilakukan penulis. Hal ini dilakukan setelah sumber-sumber ditemukan, dianalisis, dan


(31)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain38, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditafsirkan yang akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku di Universitas Pendididikan Indonesia.

Sistematika laporan penelitian terbagi dalam lima bagian, yaitu :

Bab I menjelaskan kerangka pemikiran mengenai latar belakang munculnya dan perkembangan organisasi Sekber Golkar tahun 1964-1971. Untuk memfokuskan penelitian maka bab ini dilengkapi pula dengan rumusan masalah dan pembatasan masalah. Bab ini juga memuat mengenai tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan serta dilengkapi dengan uraian sistematika penulisan..

Bab II Tinjauan Pustaka yang berisi kajian pustakan yang digunakan dalam mengkaji permasalahan. Kemudian selain membahas sumber yang digunakan yang berhubungan dengan permasalahan juga membahas tentang konsep-konsep yang akan dipakai dalam skripsi ini.

Bab III adalah Metodologi penelitian, berisi tentang metode dan teknik yang digunakan penulis dalam mencari sumber. Di dalamnya dipaparkan mengenai metode historis, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik studi literatur dan wawancara.

Bab IV Pembahasan akan dibagi menjadi empat sub bahasan yaitu yang pertama membahas latar belakang munculnya Sekber Golkar, kedua membahas perkembangan Golkar pada masa Orde Baru di lihat dari para pemimpinnya, ketiga membahas strategi yang dijalankan oleh Golkar dalam pemenangan pemilu 1971-1997, dan keempat membahas tentang peran Presiden Soeharto terhadap Golkar dalam kapasitasnya sebagai ketua Dewan Pembina Golkar.

Bab V Kesimpulan. Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan serta sebagai inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan menguraikan hasil temuan penulis tentang permasalahan yang dikaji pada penulisan skripsi ini.


(32)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain82, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil pembahasan tentang Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) Tahun 1964-1997 yang telah dilakukan di Bab IV. Disamping kesimpulan, dari hasil penelitian tersebut juga penulis sertakan rekomendasi hasil penelitian ini bagi kepentingan akademik, terutama sebagai bahan pengembangan isi atau materi pada pembelejaran sejarah di sekolah. Adapun kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh oleh penulis dipaparkan pada bagian berikut.

5.1 Kesimpulan

Pertama organisasi Golongan Karya (Golkar) yang sebelumnya bernama organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) lahir dari pengelompokan sosial golongan fungsional pada awal dekade 1960-an. Awalnya, mereka ini disatukan oleh kenyataan terpinggirnya golongan fungsional dalam konstelasi politik di tanah air dibandingkan partai-partai politik. Dalam perkembangan selanjutnya mereka dipersatukan oleh kepentingan bersama untuk melawan kekuatan Komunis yang melawan ideologi negara Pancasila. Mereka kemudian bergabung dalam Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) yang dimotori oleh Angkatan Darat. Munculnya golongan fungsional merupakasn suatu yang relatif baru. Lebih dari satu dekade sebelum kemunculan Sekber Golkar, panggung politik Indonesia dikuasai oleh partai-partai politik. Kecenderungan ini kemudian berubah sejak pertengahan 1960-an, dimana golongan fungsional mulai memainkan peran penting dalam dinamika politik nasional. Pada tahun Oktober 1964 terbentuklah sebuah organisasi baru yang bernama organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya yang bertujuan untuk menggalang organisasi-organisasi lain untuk


(33)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain83, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bergabung dengan tujuan melawan kekuatan PKI yang dianggap sebagai organisasi politik penentang ideologi negara Pancasila.

Kedua memasuki masa Orde Baru Golkar tumbuh dan berkembang berkat para pemimpin/ketua umum yang pada saat itu membawanya menjadi organisasi besar. Brigjen Djuhartono sebagai ketua umum pertama memimpin Sekber Golkar diarahkan untuk selalu berpedoman kepada Pancasila karena di dalam tubuh Sekber Golkar memiliki tujuan untuk selalu tidak menyimpang dari Pancasila. Mayjen Sukowati yang menggantikan Djuhartono sebagai ketua umum kedua membawa Golkar kearah konsolidasi organisasi yang akan dipersiapkan untuk ikut serta dalam pemilihan umum 1971. Kemudian Amir Murtono yang menggantikan Sukowati di posisi ketua umum membawa Golkar kepada dua hal penting yaitu pengembangan jaringan organisasi pendukung dan perintisan kaderisasi. Golkar di bawah Amir Murtono cenderung lebih menitik beratkan dalam menjalankan roda organisasi ini kearah sosial dan melakukan pengkaderan secara bertahap. Selanjutnya, posisi Amir Murtono sebagai ketua umum digantikan oleh Sudharmono yang pada masa kepemimpinannya membawa konsep Tri Sukses Golkar konsep tersebut adalah sukses konsolidasi, sukses Repelita V, dan sukses Pemilu 1987. Kemudian kesuksesan Sudharmono dalam memimpin Golkar dilanjutkan oleh Wahono yang menggantikan Sudharmono sebagai ketua umum. Golkar di bawah Wahono sebenarnya sudah mempunyai landasan infrastruktur organisasi yang kuat. Masalah reorganisasi praktis sudah tuntas. Dengan kondisi seperti ini Wahono praktis tinggal disibukan dengan pemantapan organisasi dengan melanjutkan program trisukses yang sudah dirintis Sudharmono. Masa kepemimpinan Wahono kemudian dilanjutkan oleh Harmoko yang merupakan tokoh sipil pertama dalam kepemimpinan Golkar. selain itu, Harmoko membesarkan Golkar dengan cara melakukan konsolidasi hingga ke daerah-daerah yang kemudian dikenal sebagai kegiatan temu kader. Oleh karena itu kesebasaran Golkar selama masa Orde Baru tidak terlepas dari pemimpin-pemimpin yang ada di tubuh Golkar.


(34)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain84, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketiga dengan kemenangan Golongan Karya (Golkar) dalam pemilihan umum 1971 sampai 1997. Menjadikan Golkar mendapatkan kedudukan dalam masyarakat, serta menjadi kekuatan inti dalam pembaharuan dan pembangunan bangsa. Kemenangan Golkar selama pemilihan umum Orde Baru tidak terlepas dari strategi yang dibawakan oleh pemimpinya. Selain itu, Golkar yang di masa Orde Baru didukung langsung oleh pemerintah membuat Golkar semakin menjadi organisasi yang tumbuh dan berkembang menjadi besar. Pada masa Orde Baru kekuatan yang mendukung Golkar adalah militer, birokrasi, dan Golkar itu sendiri. Tiga elemen pendukung ini sebenarnya adalah elemen-elemen pokok yang menyangga Golkar sejak awal pendiriannya tahun 1964. Dengan kekuatan itu terbukti Golkar mampu tampil sebagai kekuatan politik yang memenangkan Pemilihan umum 1971 sampai pemilihan umum 1997.

Keempat tumbuh dan berkembangnya Golkar tidak terlepas dari peran Soeharto sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar. Masuknya Presiden Soeharto ke dalam tubuh Golkar sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar semenjak kemenangan Golkar di pemilihan umum 1971. Sejak saat itu dengan kewenangan yang dimilikinya, Ketua Dewan Pembina Golkar selalu berperan dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis Golkar, termasuk dalam persoalan yang sangat mendasar, antara lain penentuan DPP Golkar dan penyeleksian daftar calon legislatif. Besarnya kewenangan yang dimiliki oleh Dewan Pembina tersebut dengan sendirinya menjadikan Soeharto sebagai figur yang paling penting dan berkuasa di Golkar. Begitu besarnya peran Soeharto kepada Golkar setelah pemilihan umum 1971 membuat Golkar semakin berkembang menjadi sebuah organisasi besar dan menjadikan Golkar selalu memenangkan dalam pemilihan umum selama Orde Baru yaitu pemilihan umum 1971 sampai Pemilu 1997. Dari 1971 sampai 1997 Soeharto tetap menjabat sebagai ketua dewan pembina Golkar dan menjadi tokoh sentral dalam kebesaran Golkar.


(35)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain85, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5.2 Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas, karena materi pembahasan dalam penelitian ini termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah. Materi dari penelitian ini sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) kelas XII program IPS semester I yaitu dengan SK Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan Masa Reformasi dan KD menganalisis perkembangan pemerintah Orde Baru.

Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penelitian ini ialah nilai Nasionalisme, cinta tanah air, saling menghargai dan menghormati, religius, persatuan, dan kerjasama. Setelah mempelajari materi pembahasan penelitian ini melalui pembelajaran sejarah di kelas diharapkan siswa mampu untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penelitian ini. Pengamalan nilai-nilai ini pada kepribadian siswa dapat diamati oleh guru setelah guru dan siswa mempelajari dan membahas materi pembelajaran ini. Cara penyampaian materi ini bisa disampaikan dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan metode diskusi mengenai konsep Orde Baru dan politik Orde Baru. Dari proses diskusi tersebut dapat diamati sebesar apa siswa berfikir terhadap pemerintahan Orde Baru dan tentang kondisi perpolitikan Orde Baru. Selain itu, guru juga dapat mengamati pengamalan nilai-nilai tersebut dalam diri siswa dengan menggunakan metode Checklist. Pengamatan tersebut dapat dilakukan dengan mengamati kehidupan sehari-hari mereka di sekolah khususnya di kelas.

Selain itu, melalui penelitian ini penulis juga memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya melalui kerangka berfikir penulis mengenai pembahasan yang belum dipecahkan atau belum dibahas secarra jelas dalam penelitian ini. Pembahasan tersebut ialah mengenai bentuk-bentuk intervensi yang dilakukan Presiden Soeharto


(36)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain86, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tehadap bawahannya di pemerintahan untuk mendukung keberadaan Golkar dan juga pembahasan tentang penurunan dukungan militer terhadap Golkar sekitar tahun 1990-an. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu peneliti selanjutnya untuk lebih dalam membahas bagian yang belum terselesaikan secara lebih khusus atau spesifik.


(37)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain87, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Amal, I. (2012). Teori Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana. Azwar, R.C. (2009). Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era. Jakarta:

Grasindo.

Bahasoan, A. (1991). Analisis Kekuatan Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Dhakida, D. (2003). Cendekiawan dan Kekuasaan : Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dwipayana, G. & Ramadhan, K.H. (1989). Soeharto : Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada.

Effendy, B. et al. (2012). Beringin Membangun Sejarah Politik Partai Golkar. Jakarta: Grafindo.

Gaffar, A. (1995). Mencari Format Pemilihan Umum di Indonesia. Yogyakarta: UGM.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Harmoko. (1997). Demokrasi, Yes Anarki, No!. Jakarta: DPP Golkar

________. (1997). Golkar Membangun Untuk Rakyat. Jakarta: DPP Golkar.

Ismaun. (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Bandung.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Liddle, R.W. (1992). Pemilu-Pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik. Jakarta: LP3ES.


(38)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain88, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

__________. (1992). Partisipasi & Partai Politik: Indonesia pada awal Orde Baru. Jakarta: Grafiti

Lopez, A.D. et al. (1997). Bung Harmoko Membawa Misi Wong Cilik. Jakarta: YKI. Magenda, B. (1992). Sikap Politik Tiga Kontestan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mahasin, A. dan Natsir, I. (1984). Cendekiawan dan Politik. Jakarta: LP3ES.

Napitupulu, B. (2007). Harakiri Politik, Tokoh Nasional & Elit Golkar. Jakarta: RMBOOKS.

Noer, D. et al. (1996). ABRI Punya Golkar?. Jakarta: ISAI.

Pandiangan, A. (1996). Menggugat Kemandirian Golkar. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Patmono. (2001). Golkar Baru: Dalam Fakta dan Opini. Jakarta: Lembaga Studi Demokrasi

Pratignyo, I. (1984). Ungkapan Sejarah Lahirnya Golongan Karya. Jakarta: Yayasan Bhakti.

Puspoyo, W. (2012). Dari Soekarno Hingga Yudhoyono, Pemilu Indonesia 1955- 2009. Solo: Era Adicitra Intermedia.

Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta : Balai Pustaka.

Rivai, V. dan Mulyadi, D. (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sjamsuddin, H. (1996). Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudarwo, I. (1997). Kesan dan Kenangan dari Teman : 70 Tahun H. Sudharmono. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.


(39)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain89, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryadinata, L. (1992). Golkar dan Militer : Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta: LP3ES.

Susilo, T.A. (2009). SOEHARTO Biografi Singkat 1921-2008. Jogjakarta: Garasi House Of Book.

Syafiie, I.K. (2012). Teori dan Analisis Politik. Bandung: Pustaka Reka Cipta

Syafiie, I.K dan Azhari.(2008). Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT Reflika Aditama.

Tandjung, A. (2003). Moratorium Politik Menuju Rekonsiliasi Nasional. Jakarta: Golkar Press

__________. (2008). The Golkar Way : Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiharyanto. A.K. (2011). Sejarah Indonesia : Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

B. Sumber Majalah

Yanuarti, S. (1996). “Beringin Lebat Daunnya, Bintang Lebih Terang Sinarnya, Tapi


(40)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain90, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Sumber Internet

Wikipedia. (2013). Sudharmono. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sudharmono. [19 Februari 2012].

Wikipedia. (2013). Wahono. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Wahono. [19 Februari 2013].

Wikipedia. (2013). Harmoko. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Harmoko. [19 Februari 2013].

Wikipedia. (2013). Soeharto. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto. [19 Februari 2013].

D. Sumber Wawancara

Wawancara dengan Tatang Rustana, 2 Januari 2013 Wawancara dengan Sulastomo, 26 Januari 2013.

Wawancara dengan Rully Chairul Azwar, 29 Januari 2013. Wawancara dengan Fadel Muhammad, 29 Januari 2013. Wawancara dengan Harmoko, 8 Maret 2013


(1)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain85, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5.2 Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas, karena materi pembahasan dalam penelitian ini termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah. Materi dari penelitian ini sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) kelas XII program IPS semester I yaitu dengan SK Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan Masa Reformasi dan KD menganalisis perkembangan pemerintah Orde Baru.

Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penelitian ini ialah nilai Nasionalisme, cinta tanah air, saling menghargai dan menghormati, religius, persatuan, dan kerjasama. Setelah mempelajari materi pembahasan penelitian ini melalui pembelajaran sejarah di kelas diharapkan siswa mampu untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penelitian ini. Pengamalan nilai-nilai ini pada kepribadian siswa dapat diamati oleh guru setelah guru dan siswa mempelajari dan membahas materi pembelajaran ini. Cara penyampaian materi ini bisa disampaikan dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan metode diskusi mengenai konsep Orde Baru dan politik Orde Baru. Dari proses diskusi tersebut dapat diamati sebesar apa siswa berfikir terhadap pemerintahan Orde Baru dan tentang kondisi perpolitikan Orde Baru. Selain itu, guru juga dapat mengamati pengamalan nilai-nilai tersebut dalam diri siswa dengan menggunakan metode Checklist. Pengamatan tersebut dapat dilakukan dengan mengamati kehidupan sehari-hari mereka di sekolah khususnya di kelas.

Selain itu, melalui penelitian ini penulis juga memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya melalui kerangka berfikir penulis mengenai pembahasan yang belum dipecahkan atau belum dibahas secarra jelas dalam penelitian ini. Pembahasan tersebut ialah mengenai bentuk-bentuk intervensi yang dilakukan Presiden Soeharto


(2)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain86, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tehadap bawahannya di pemerintahan untuk mendukung keberadaan Golkar dan juga pembahasan tentang penurunan dukungan militer terhadap Golkar sekitar tahun 1990-an. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu peneliti selanjutnya untuk lebih dalam membahas bagian yang belum terselesaikan secara lebih khusus atau spesifik.


(3)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain87, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Amal, I. (2012). Teori Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana. Azwar, R.C. (2009). Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era. Jakarta:

Grasindo.

Bahasoan, A. (1991). Analisis Kekuatan Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Dhakida, D. (2003). Cendekiawan dan Kekuasaan : Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dwipayana, G. & Ramadhan, K.H. (1989). Soeharto : Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada.

Effendy, B. et al. (2012). Beringin Membangun Sejarah Politik Partai Golkar. Jakarta: Grafindo.

Gaffar, A. (1995). Mencari Format Pemilihan Umum di Indonesia. Yogyakarta: UGM.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Harmoko. (1997). Demokrasi, Yes Anarki, No!. Jakarta: DPP Golkar

________. (1997). Golkar Membangun Untuk Rakyat. Jakarta: DPP Golkar.

Ismaun. (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Bandung.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Liddle, R.W. (1992). Pemilu-Pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik. Jakarta: LP3ES.


(4)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain88, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

__________. (1992). Partisipasi & Partai Politik: Indonesia pada awal Orde Baru. Jakarta: Grafiti

Lopez, A.D. et al. (1997). Bung Harmoko Membawa Misi Wong Cilik. Jakarta: YKI. Magenda, B. (1992). Sikap Politik Tiga Kontestan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mahasin, A. dan Natsir, I. (1984). Cendekiawan dan Politik. Jakarta: LP3ES.

Napitupulu, B. (2007). Harakiri Politik, Tokoh Nasional & Elit Golkar. Jakarta: RMBOOKS.

Noer, D. et al. (1996). ABRI Punya Golkar?. Jakarta: ISAI.

Pandiangan, A. (1996). Menggugat Kemandirian Golkar. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Patmono. (2001). Golkar Baru: Dalam Fakta dan Opini. Jakarta: Lembaga Studi Demokrasi

Pratignyo, I. (1984). Ungkapan Sejarah Lahirnya Golongan Karya. Jakarta: Yayasan Bhakti.

Puspoyo, W. (2012). Dari Soekarno Hingga Yudhoyono, Pemilu Indonesia 1955- 2009. Solo: Era Adicitra Intermedia.

Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta : Balai Pustaka.

Rivai, V. dan Mulyadi, D. (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sjamsuddin, H. (1996). Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudarwo, I. (1997). Kesan dan Kenangan dari Teman : 70 Tahun H. Sudharmono. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.


(5)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain89, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryadinata, L. (1992). Golkar dan Militer : Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta: LP3ES.

Susilo, T.A. (2009). SOEHARTO Biografi Singkat 1921-2008. Jogjakarta: Garasi House Of Book.

Syafiie, I.K. (2012). Teori dan Analisis Politik. Bandung: Pustaka Reka Cipta

Syafiie, I.K dan Azhari.(2008). Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT Reflika Aditama.

Tandjung, A. (2003). Moratorium Politik Menuju Rekonsiliasi Nasional. Jakarta: Golkar Press

__________. (2008). The Golkar Way : Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiharyanto. A.K. (2011). Sejarah Indonesia : Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

B. Sumber Majalah

Yanuarti, S. (1996). “Beringin Lebat Daunnya, Bintang Lebih Terang Sinarnya, Tapi Banteng Kok Loyo”. Tempo [Cetak]. II. 651.


(6)

Rohullah Ali Khamaeni Az Zain90, 2013

Perkembangan organisasi golongan karya ( golkar ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Sumber Internet

Wikipedia. (2013). Sudharmono. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sudharmono. [19 Februari 2012].

Wikipedia. (2013). Wahono. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Wahono. [19 Februari 2013].

Wikipedia. (2013). Harmoko. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Harmoko. [19 Februari 2013].

Wikipedia. (2013). Soeharto. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto. [19 Februari 2013].

D. Sumber Wawancara

Wawancara dengan Tatang Rustana, 2 Januari 2013 Wawancara dengan Sulastomo, 26 Januari 2013.

Wawancara dengan Rully Chairul Azwar, 29 Januari 2013. Wawancara dengan Fadel Muhammad, 29 Januari 2013. Wawancara dengan Harmoko, 8 Maret 2013