NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Logede Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 LOGEDE
KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Sarjana S-1

Disusun Oleh :
RESTUTI KENCONOWATI
NIM : A54B090077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 LOGEDE

KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
Restuti Kenconowati.
NIM: A54B090077

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan
pemahaman matematika Operasi Hitung Campuran dengan metode pembelajaran
Numbered Heads Together pada siswa kelas III SD Negeri 2 Logede
Karangnongko Klaten tahun pelajaran 2012/ 2013. Bentuk peneltian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Logede yang
berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
data interaktif. Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan pemahaman
matematika. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan
nilai rata-rata siswa 46,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 40%, siklus I
nilai rata-rata kelas 66 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67%, siklus II

nilai rata-rata kelas 76,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,67%. Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman matematika
Operasi Hitung Campuran dengan metode pembelajaran Numbered Heads
Together pada siswa kelas III SD Negeri 2 Logede Karangnongko Klaten tahun
pelajaran 2012/ 2013.

Kata kunci : metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT),
pemahaman.

1

PERSETUJUAN
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 LOGEDE
KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

Diajukan Oleh :

RESTUTI KENCONOWATI
A54B090077

Disetujui Untuk Dipertahankan
Dihadapan Dewan Penguji Skripsi S-1

Pembimbing I

Dra. Sri Sutarni, M. Pd
Tanggal : 23 Oktober 2012

2

PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 LOGEDE
KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013


Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
RESTUTI KENCONOWATI
A54B090077

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, 31 Oktober 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

1. Dra. Sri Sutarni, M Pd.

(

)

2. Drs. Yakub Nasucha, M. Hum.

(

)


3. Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum. (

)

Surakarta ... November 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M. Si.
NIK. 547

3

Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia
untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi
berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan
pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan
pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa

yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan,
akan membawa sikap, mental, tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses
yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia
pendidikan, sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu
menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan
kemarin, sekarang, dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu
menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah
mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami
permasalahan yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik
harus mau tahu akan kebutuhan siswa, terutama dalam pelayanan dan
penyampaian materi pelajaran, sehingga sangat perlu sebagai pendidik
mengadakan variasi metode pembelajarannya. Manakah yang lebih tepat untuk
menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil maksimal.
Perubahan pembelajaran tidak harus disertai dengan pemakaian perlengkapan
ruang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan cara-cara baru
belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan siswa. Pembelajaran
akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelasnya,
kemudian menganalisa dan menentukan faktor-faktor yang diduga menjadi
penyebab utama, yang selanjutnya menentukan tindakan pemecahan.
Tuntutan peningkatan kualitas profesional guru belum memenuhi syarat

yang diinginkan atau diharapkan. Antara petunjuk pelaksanaan yang sudah ada
banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru. Terbukti
dengan dampak yang muncul dilapangan, antara lain: 1. Keterampilan siswa
masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan menghitung, 2. Tingkat
pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah

4

dari mata pelajaran yang lain, 3. Suasana belajar kurang dinamis. Permasalahan di
atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses belajar
mengajar sebagai penyebar ilmu kurang berperan sebagai fasilitator, guru masih
banyak bergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah dan
mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja bersama-sama dan siswa
dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan aspek lain
seperti kejujuran, pengendalian diri, penghargaan kepada orang lain, dan
kemampuan bekerja sama. Demikian gambaran situasi pembelajaran saat ini yang
terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah Dasar. Kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dan segi hasil. Dari segi
proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar ( 75% ) siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial

dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan semangat belajar yang besar
dan rasa percaya diri yang tinggi. Dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta
didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar ( 75% ).
Berdasarkan hasil pengamatan awal, penguasaan materi pada soal hitung
campuran pada pembelajaran Matermatika Kelas III SD N 2 Logede, Kecamatan
Karangnongko semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 masih di bawah ratarata karena nilai rata-rata dibawah KKM ( Kriteria Ketentuan Minimal ),
sedangkan nilai KKM untuk pelajaran Matematika kelas III Semester Ganjil
adalah 60. Pada saat mengerjakan ulangan harian pada hari Selasa tanggal 7
Agustus 2012 diperoleh siswa yang mendapat nilai 80 adalah 1 siswa, nilai 70
adalah 2 siswa, nilai 65 adalah 3 siswa nilai 50 adalah 1 siswa, nilai 45 adalah 3
siswa, nilai 40 adalah 2 siswa dan siswa yang mendapat nilai 30 adalah 3 siswa.
Dari 15 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah 9 siswa dan yang
mendapat nilai di atas KKM adalah 6 siswa, dengan rata-rata 51,33 dari 15 siswa.
Maka dapat dikatakan kemampuan pemahaman siswa masih kurang. Dengan
kenyataan 6 siswa diatas KKM dan 9 siswa di bawah KKM dapat diartikan 40 %
siswa tuntas belajar dan 60 % siswa belum tuntas belajar. Dengan melihat kondisi
tersebut maka nilai rata-rata di bawah KKM sebagai bukti pembelajaran

5


Matematika pada operasi hitung campuran siswa SD N 2 Logede semester ganjil
tahun pelajaran 2012/2013 dianggap gagal dan perlu diperbaiki proses belajar
mengajarnya.
Metode pembelajaran banyak sekali jenisnya, penerapan metode ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: tujuan yang berbagai jenis dan
fungsnya. Tingkat kematangan siswa yang berbeda, situasi yang berbagai
keadaan, pribadi guru dan kemampuan professional yang berbeda-beda.
Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas mengenai
metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Namun demikian ada sifat
umum yang mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi
fleksibel. Di dalam kenyataan banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu dapat
dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain. Guru
sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha pendidikan tidak
sia-sia. Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang
menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik (Ariyanto,
2011 : 1). Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu maka diperlukan adanya
kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak
yang belum berpikir secara deduktif untuk dapat mengerti dunia matematika yang
bersifat deduktif ( Ariyanto, 2011: 1-2 ).

Dengan

Matematika,

dapat

membentuk

pola

pikir

orang

yang

mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan
penuh kecermatan. Namun sayangnya pengembangan sistem ilmu model
Matematika itu tidak selalu sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama
pada anak-anak usia SD. Bertolak dari permasalahan itu akan dicoba metode

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa yang aktif yaitu melalui metode
“Kepala Bernomor”. Upaya yang dilakukan seorang guru dalam meningkatkan
mutu pendidikan Matematika di SD adalah keterampilan berhitung, latihan-latihan
yang berbentuk pekerjaan rumah biasanya berhubungan dengan soal-soal yang
abstrak sifatnya dalam melakukan operasi hitungan campuran. Diharapkan dengan
menerapkan metode pembelajaran kepala bernomor, pemahaman matematika
pada siswa akan meningkat.

6

Dengan demikian peneliti bisa mengambil kesimpulan tentang pentingnya
penelitian “ Upaya Meningkatan Pemahaman Matematika Operasi Hitung
Campuran dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa
Kelas III SD Negeri 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013
”. Penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dasar tentang bagaimana peserta didik belajar matematika ditinjau
dari psikologi belajar. Berdasarkan uraian diatas peneliti akan melakukan
perbaikan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika. Indikator
1.4.1. Mengerjakan soal tentang operasi hitung campuran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan pada hal tersebut diatas dapat ditetapkan tujuan penelitian
adalah untuk meningkatkan pemahaman matematika operasi hitung campuran
dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together pada siswa kelas III SD
Negeri 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SD N 2 Logede yang terletak di Desa Logede,
Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Waktu penelitian dari penyusunan
pengajuan proposal sampai penyusunan laporan direncanakan selama tiga bulan
dimulai dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Oktober 2012. Subjek
penelitian adalah siswa kelas III SD N 2 Logede yang berjumlah 15 siswa. Objek
dalam penelitian ini adalah pemahaman matematika Operasi Hitung Campuran
pada siswa kelas III SD N 2 Logede Tahun Pelajaran 2012/ 2013 yang diberikan
pembelajaran matematika dengan metode Numbered Head Together (NHT).
Prosedur penelitian yang digunakan adalah model spiral, yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi.
Menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (Kepala Bernomor)
dalam pembelajaran Matematika. Langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:
(1) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor. (2) Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya. (3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar

7

dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya. (4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. (5) Tanggapan dari teman yang
lain kemudian Guru menunjuk nomor yang lain.
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif (nilai pemahahaman siswa) dapat di analisis secara
deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.
Misalnya mencari nilai rata-rata, persentase pemahaman siswa, sedangkan data
kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman yang dicapai
siswa juga aktifitas siswa selama pembelajaran serta aktifitas guru dalam
pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
melalui beberapa cara antara lain: (1) Observasi adalah langkah awal untuk
mengetahui suatu permasalahan yang dialami oleh guru dalam proses
pembelajaran, dan observasi dilakukan di kelas yang menjadi sampel untuk
mendapat gambaran secara langsung tentang kegiatan/ aktivitas belajar siswa di
kelas. Observasi dapat mengetahui dan mengamati kegiatan siswa dalam
mempersiapkan, memperhatikan, dan menanggapi penjelasan dari guru selama
proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan metode Numbered Heads
Together. (2) Tes digunakan menguji subjek untuk mendapatkan data tentang
pemahaman siswa, dengan menggunakan butir-butir soal/ instrumen soal yang
mengukur pemahaman siswa sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti.
Tes sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan
pada PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa. (3)
Dokumentasi, menurut Suharsimi Arikunto (2010: 135) menyatakan bahwa
“Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.” Penggunaan metode dokumentasi digunakan untuk
mengetahui data perkembangan siswa yang berupa daftar presensi, daftar nilai,
rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto, dan dokumen yang ada di dalam

8

sekolah. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan melihat
dan mencatat kembali data yang ada dan yang akan diperlukan untuk keperluan
tertentu. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Silabus, RPP,
foto-foto, lembar kerja siswa, maupun daftar nilai siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lembar observasi
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data mengenai kegiatan guru dan
siswa selama pembelajaran matematika menggunakan metode Numbered Heads
Together (NHT), lembar penilaian, RPP, lembar observasi/ pengamatan, dan
catatan lapangan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kondisi Awal: pelaksanaan tindakan kelas ini didasari pada latar belakang
masalah yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa yang sudah tuntas
dalam pemahaman matematika operasi hitung campuran berjumlah 6 siswa,
sedangkan 9 siswa lainnya belum tuntas belajarnya. Dari hal ini bisa dilihat
bagaimana masih jauh dari ketuntasan belajar KKM Mata pelajaran matematika
yaitu 60. Sedangkan rata – rata ketuntasan secara keseluruhan belum mencapai
seperti yang diharapkan 75 %. Ketuntasan belajar siswa pada pra tindakan baru
mencapai 40 %, dan rata – rata kognitif siswa mencapai 46,67.
Siklus I: Sebelum dilaksanakan tindakan terlebih dahulu penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pembelajaran yang akan dilakukan
berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun, yaitu selama 2 jam (2
x 35 menit) dengan materi palajaran tentang Operasi Hitung Campuran.
Kemudian mempersiapkan instrumen observasi proses pembelajaran yang
dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan
mempersiapkan media pembelajaran berkaitan dengan materi operasi hitung

9

campuran yaitu alatt hitung
h
(ketekan). Tindakan kelas siklus I dil
dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 18 September 2012 jam 4 – 5. Pada siklus ini
ni pelaku tindakan
adalah peneliti diba
ibantu observer. Selain membantu peneliti,
iti, observer juga
mengadakan observa
rvasi, sedangkan penerima tindakan adalahh siswa kelas III
dengan jumlah siswaa yyang hadir 15 siswa.
Kegiatan awal
aw dalam proses pembelajaran, guru pen
peneliti membuka
pelajaran dengan salam,
sal
guru dan siswa berdoa bersama, me
mengabsen siswa,
memotivasi, dan mengkondisikan
me
siswa untuk mengikuti pem
embelajaran, guru
peneliti menyampaika
ikan tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yyang akan siswa
peroleh setelah meng
engikuti kegiatan pembelajaran dan tanya jawab
ja
berkenaan
dengan materi yang
ng akan disampaikan. Setelah guru menyam
yampaikan materi
kemudian diadakan ev
evaluasi dari hasil nilai dari siklus I menunjuk
jukkan bahwa ada
peningkatan pemaha
haman siswa dari sebelumnya. Karena seb
sebelum diadakan
penelitian tindakan kelas
ke siklus I ini siswa yang memperoleh nil
nilai di atas KKM
hanya 40 %, sedangk
gkan yang lainnya masih di bawah KKM ≥ 60
6 ada kenaikan
menjadi 66,67 %, dan
an ketuntasan belajar secara keseluruhan ada pe
peningkatan ratarata dari 46,67 menja
jadi 66. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
p
nilai
yang diperoleh secara
ara keseluruhan pada masing-masing siswa. Nilai
N
pemahaman
siswa pada siklus I da
dapat dilihat pada Histogram di bawah ini:

Histogram Pada Siklus 1
6
6
5
4
3

3
2

2

2

2
1
0

40-49 50-59 60-69 70-79 80-90

10

Refleksi:

Keseluruhan

data

yang

diperoleh

melalui

observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru
peneliti masih belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan. Pembelajaran
matematika dengan metode Numbered Head Together (NHT). Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil pengamatan. Dalam kegiatan pembelajaran siklus I masih
banyak kekurangan yang harus dibenahi. Hal tersebut dapat terjadi karena guru
belum maksimal dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
nyaman bagi siswa, kekurangan itu antara lain: (1) Guru belum memberikan
teguran secara optimal (tegas) pada siswa yang ramai sendiri dan tidak
memperhatikan penjelasan dari guru. (2) Guru belum bisa mengkondisikan siswa
secara maksimal. (3) Pengalokasian waktu yang belum sesuai dengan RPP.
Meskipun sudah ada peningkatan pemahaman pada siklus I dibandingkan pra
tindakan, tetapi masih banyak kekurangan yang harus dibenahi pada siswa.
Kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu: (1) Siswa masih ada
yang tidak memperhatikan. (2) Kurang motivasi dan juga masih malu dalam
bertanya. (3) Pemahaman siswa masih rendah.
Hal itu membuat siswa masih merasa kesulitan ketika harus mengerjakan
soal secara individu maupun kelompok dengan benar. Berdasarkan uraian tersebut
di atas, maka peneliti harus menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan
yang menghambat kelancaran proses pembelajaran matematika dengan metode
Numbered Head Together (NHT). Hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan
tindakan, menyatakan bahwa pemahaman siswa masih belum mencapai target
yang telah ditetapkan. Meskipun sudah ada peningkatan pemahaman siswa jika
dibandingkan sebelum siklus I. Oleh sebab itu, dari data diatas bisa dijadikan
sebagai dasar untuk melanjutkan kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II,
dengan harapan dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I, serta
dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah guru harus melakukan tindakan ke siklus selanjutnya untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas III SD Negeri 2 Logede karena siklus I ini

11

dianggap belum berhasil karena masih banyak siswa yang belum mencapai
indikator yang ditentukan.
Siklus II: Pada tahap perencanaan, peneliti membuat suatu perencanaan
dengan berpedoman pada hasil refleksi yang telah dilaksanakan peneliti pada
siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I tersebut, diketahui bahwa materi
yang diajarkan dengan metode Numbered Head Together (NHT) oleh guru
peneliti belum dapat dipahami siswa secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
pemahaman siswa yang telah dilaksanakan sebelumnya. Guru peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dimana waktu
pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan materi pelajaran
tentang pengembangan soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran,
media dan peralatan yang dibutuhkan, pedoman observasi, soal tes dan
dokumentasi. Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari selasa
tanggal 9 Oktober 2012 jam 4 – 5. Pada siklus ini pelaku tindakan adalah peneliti
dibantu observer. Selain membantu peneliti, observer juga mengadakan observasi.
Sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas III dengan jumlah siswa yang
hadir 15 siswa. Kegiatan awal dalam proses pembelajaran, guru peneliti membuka
pelajaran dengan salam, Guru dan siswa berdoa bersama, mengabsen siswa,
memotivasi, dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yang akan siswa
peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan tanya jawab berkenaan
dengan materi yang akan disampaikan. Observasi Tindakan Kelas Siklus II,
setelah guru menyampaikan materi kemudian diadakan evaluasi dari hasil nilai
dari siklus II menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman siswa dari
sebelumnya. Karena sebelum diadakan penelitian tindakan kelas siklus II ini
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM hanya 66,67 %, sedangkan yang
lainnya masih di bawah KKM ≥ 60 ada kenaikan menjadi 86,67 %, dan
ketuntasan belajar secara keseluruhan ada peningkatan rata-rata dari 66 menjadi
76,67. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh
secara keseluruhan pada masing-masing siswa. Nilai pemahaman siswa pada
siklus II dapat dilihat pada Histogram di bawah ini:

12

Histogram Pada Siklus II
6
6
5
4
3

3
2

2

2

2
1
0

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
100

Grafik
ik Peningkatan Pemahaman Siklus II
Refleksi : Keseluruhan data yang diperoleh meelalui observasi
dikumpulkan kemudi
udian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi
si yang dilakukan
selama proses pelaksa
ksanaan tindakan, peneliti mendapatkan inform
rmasi bahwa guru
peneliti masih belum
lum maksimal dalam melaksanakan kegiatan
tan. Pembelajaran
matematika dengan metode
m
Numbered Head Together (NHT). Ha
Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil pen
engamatan siswa yang menyatakan bahwa secara
sec
keseluruhan
siswa merasa senang,
g, memperhatikan, termotivasi, dan berani bert
ertanya. Selain itu,
guru juga sudah mem
emberikan teguran secara tegas pada siswa yang
yan ramai sendiri
dan tidak memperhat
hatikan penjelasan guru, sehingga siswa terseb
sebut tidak terlalu
mengalami kesulitan
an ketika harus mengerjakan soal secara in
individu maupun
kelompok dengan be
benar. Berdasarkan pemahaman siswa di putaran
pu
siklus II
diketahui bahwa penerapan
pen
metode pembelajaran Numbered H
Heads Together
(NHT) ternyata dapat
pat meningkatkan pemahaman siswa terhadapp materi
m
pelajaran
yang diberikan secara
ara signifikan. Karena rata-rata keseluruhan mencapai
me
86,67 %
siswa tuntas belajar.
ar. Meskipun masih ada 2 siswa yang belum
m mencapai nilai
batas KKM, akann tetapi ketuntasan rata-rata secara kese
seluruhan sudah
menunjukkan peningk
ngkatan dimana lebih dari 75 % siswa sudahh tuntas,
t
sehingga
tidak perlu lagi dilak
ilakukan tindakan berikutnya. Dengan demiki
ikian penggunaan
metode pembelajaran
an Numbered Heads Together (NHT) dapatt dijadikan
di
metode
13

belajar dalam pembel
belajaran. Hal ini dapat diketahui dengan adan
danya peningkatan
pemahaman siswa yang
yan cukup baik. Dimana rata-rata secara kesel
seluruhan sebelum
dilakukan tinadakann menunjukkan hasil 46,67 dan setelah dila
ilakukan tindakan
pada siklus I menunju
njukkan hasil 66 dan pada siklus II menunjukka
kan hasil 76,67.
Berdasarkan dari
dar data diatas dapat dibuat histogram sebagai
ai berikut
b
:

100%
80%
60%
40%
20%
0%
Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Grafik Peningkatan
Pe
Pemahaman Matematika setiap Sik
Siklus
Dari data di atas
ata dapat kita lihat hasil tindakan dari setiap
ap siklus. Dimana
pada keadaan awall pra
p tindakan jumlah siswa yang mendapat
patkan nilai < 60
sebanyak 9 siswa dan
da yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 6 siswa. Dengan
demikian maka sekita
itar 60 % belum mencapai hasil yang memuas
uaskan, sedangkan
40 % sudah mendap
apatkan hasil yang baik. Kemudian pada ti
tindakan siklus I
jumlah yang mendapa
apatkan nilai < 60 sebanyak 5 siswa dan yangg mendapat
m
nilai ≥
60 sebanyak 10 siswa
swa. Dengan demikian maka sekitar 33,33% belum
b
mencapai
hasil yang memuaska
kan, sedangkan 66,67 % siswa sudah mendapa
apatkan hasil yang
baik.Pemahaman mat
atematika pada siklus II secara keseluruhann lebih
le
meningkat.
Hal ini dapat diketahu
ahui dimana jumlah siswa yang mendapat nilai
ilai kurang dari 60
sebanyak 2 siswa ataau 13,33 % dari jumlah siswa keseluruhan.. Sedangkan
S
yang
mendapat nilai diatas
tas 60 sebanyak 13 siswa atau 86,67 % dari jum
umlah seluruhnya.
Dari data yang dipero
eroleh di atas menunjukkan bahwa pemahama
man belajar siswa
dapat ditingkatkan melalui
me
proses belajar mengajar yang menyena
enangkan dan juga

14

tidak membosankan, salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran
Numbered Head Together (NHT).
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II, proses
pembelajaran telah dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pemahaman siswa yang signifikan. Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan peneliti dalam dua siklus telah dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Hal ini berpengaruh juga terhadap peningkatan pemahaman
siswa yang pada siklus II telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Secara
rinci hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut. Sebelum diadakan
tindakan prosentase belajar mencapai 40%. Setelah diadakan siklus I prosentase
belajar mengalami kenaikan sebesar 66,67% dan setelah siklus II mengalami
kenaikan sebesar 86,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan yang
dilakukan berhasil.

Simpulan
Penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa: dengan menerapkan metode
Numbered Heads Together (NHT) adanya peningkatan pemahaman matematika
siswa dalam pembelajaran matematika. Penggunaan metode pembelajaran ini
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Prosentase belajar secara keseluruhan baik pra tindakan maupun setelah dilakukan
tindakan dapat dirinci yaitu pada pra tindakan mencapai 40 %, pada siklus I
menjadi 66,67 %, dan siklus II mencapai 86,67 %.
Implikasi hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
pedoman bagi guru, bahwa berbagai metode pembelajaran yang ada dan bervariasi
tidak hanya sebagai bahan bacaan semata, akan tetapi untuk dapat menerapkan
dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sehingga semua aspek dapat
tercapai baik itu afektif, kognitif, maupun psikomotorik dan memperoleh
gambaran yang jelas dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) untuk mencapai keberhasilan belajar matematika.

15

Daftar Pustaka
Acep, Yonny, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyanto. 2011. Pembelajaran Aritmatika Sekolah Dasar. PSKGJ-FKIP Univ.
Muhammadiyah Surakarta. Solo : Qinant.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Cooperative Learning, http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm
Esis.Widdiarto,Rachmadi. 2004. Makalah: model-model Pembelajaran
Matematika SD. Yogyakarta: PPG Matematika
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Herawati, dkk. 2009. PTK Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru
dan Calon Guru. Malang: Bayu Media.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT ( Numbered Head Together ).
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nhtnumbered-head-together/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2012, pukul
18.44 WIB.
Ismail, 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta
Direktorat Pendidikan Nasional.
Karso, dkk, 1988, Pendidikan Matematika 1, Jakarta : Universitas Terbuka
Poerwadaminta.1995. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Pembantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sri Rahayu, 2009. Numbered Head Together. Srhttp://pelawi selatan. blogspot.
Com / 20009/ 03 / numbered-head together. html
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

16

Sujarwo, Baku. 2004. Korelasi antara Pemecahan Masalah Matematika dengan
Bahasa Indonesia. Semarang : IKIP PGRI.
Tarjo, 2009. Perbaikan Pembelajaran melalui PTK Mata Pelajaran Matematika
dan IPS pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN 3 Manggarmas Tahun
pelajaran 2008 / 2009. Semarang : Universitas Terbuka.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wiriatmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_____,http://arifuddin-proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatkan-hasilbelajar-matematika.html
_____, http://learning-with-e.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4
_____,http://zainurie.files.wordpress.com/2007/12/ppp/pembelajaran
kooperatif.pdf
_____,http://pinggiralas.blogspot.com/2010/05/contoh-ptk-kooperatif-nht.html

17

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Permainan Kartu di Kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 20162017

0 0 12

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Transformasi Bangun Datar Melalui Metoda Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) pada Kelas IIAP 1 SMK Negeri 1 Payakumbuh Tahun Pelajaran 2010/2011

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 73

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semes

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Wates Semester II Tahun

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Wates Semester II Tahun

0 0 141

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 5 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 2 49