PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI.

(1)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA

PARAGRAF DESKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Mulyana Yusup

NIM. 1003430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

BANDUNG 2014


(3)

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA

PARAGRAF DESKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Mulyana Yusup

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mulyana Yusup 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA

PARAGRAF DESKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Mulyana Yusup

NIM. 1003430

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Yahya Sudarya, M.Pd. NIP. 195212121975011002

Pembimbing II

Dwi Heryanto, M.Pd. NIP. 197708272008122001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 195905081984031002


(5)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA

PARAGRAF DESKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Mulyana Yusup

1003430 ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV, dengan jumlah 51 siswa yang mengikuti pembelajaran. Dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan kalimat utama paragraf pada hasil prasiklus. Hal tersebut, ditandai banyaknya nilai siswa di bawah KKM yaitu 66 yang mencapai 86,3%, padahal tujuan yang diharapkan sebesar 85% dari keseluruhan siswa dapat mencapai KKM dengan perolehan nilai rata-rata 85, yang ditujukkan oleh guru sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran secara konvensional. Penerapan teknik Think, Pair, and Share mencakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama paragraf. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Taggart dengan ketercapaian pada siklus kedua, yang setiap siklusnya dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan keterlaksanaan aktivitas pembelajaran pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II sebesar 100% dengan perbaikan atas kekurangan siklus sebelumnya yang dilakukan berdasarkan tahapan teknik Think,

Pair, and Share yang keseluruhannya terlaksana dengan baik dan menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi dalam perolehan nilai post test pada siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata seluruh siswa mencapai 71,62 dengan siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 78,4% dan mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan nilai rata-rata seluruh siswa 89 dan siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 96,07% dari keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Think, Pair, and Share dapat meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo dengan aktivitas pembelajaran terlaksana seluruhnya. Untuk rekomendasi yang hendak disampaikan adalah ketika akan melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menentukan kalimat utama paragraf, maka dapat dilakukan dengan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share.

Kata Kunci: Teknik Think, Pair, and Share, Kemampuan Menentukan Kalimat


(6)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE APPLICATION OF TPS (THINK, PAIR AND SHARE) TECHNIC TO ENHANCE ABILITY FOR DETERMINING MAIN SENTENCE IN

DESCRIPTIVE PARAGRAPH

(Classroom Action Research for The Fourth Grade Students of SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

By

Mulyana Yusup 1003430

This research was held in SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. The subject of this research is fourth Elementary school, with total number of students 51. Based on the result in pretest, that shows the lack of

students’ ability for determining main sentence in descriptive paragraph. That

seen, in the number of many students value, that less than value standard (KKM): students who get 66 reach 86.3%, whereas the expected goal is 85% from students who can reach the KKM with average value 85 by applied conventional method.

With applied ‘Think, Pair, and Share’ technic to determining main sentence in

paragraph. Method that was used in this research is classroom action research and adopting Kemmis & Taggart model, with accessibility in the second cycle, which

is in every cycle there’s planning, implementation, observation and reflection. The

result that was gained on the first cycle is 80% and on the second cycle is 100%, with improving the weakness of the method before, with Think, Pair and Share

method’s steps, and all the steps was successful implemented and that shows the

increase of students ability in determining main sentence in descriptive paragraph, with value acquisition by post test in cycle I and II. On the first cycle the students’ average value get 71.62 with percentage 78.4% and the progress on the second

cycle with students’ average value get 89 with percentage 96.07%. Based on the

result, with applying ‘Think, Pair, and Share’ technic can increase the students

ability for determining main sentence in descriptive paragraph for the fourth grade students in SDN 2 Cibogo with whole activity. As a recommendation when we learn Indonesian, learn about determining main sentence in descriptive paragraph

we can use ‘Think, Pair, and Share’ technic.


(7)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Hipotesis Tindakan ... 8

F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian ... 9

BAB II PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI DI SD ... 11

A. Pembelajaran Kooperatif ... 11

B. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think, Pair, and Share (berpasangan, berpikir, dan berbagi) ... 14

C. Pengertian Kemampuan ... 18

D. Kalimat Utama ... 19

E. Paragraf Deskripsi ... 22

F. Pembelajaran Menentukan Kalimat Utama Paragraf di Sekolah Dasar 25 G. Penelitian Relevan ... 27

H. Kerangka Berpikir ... 28


(8)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian ... 32

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

D. Subjek Penelitian ... 34

E. Prosedur Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Analisis dan Interpretasi Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Siklus I ... 45

2. Siklus II ... 62

B. Pembahasan Penelitian ... 79

1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

2. Peningkatan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Paragraf Deskripsi Siswa ... 82

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89


(9)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai kemajemukan kelompok etnik. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mempunyai makna yang jelas. Dalam artian, fungsi Bahasa Indonesia itu sendiri ialah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.

Dalam ketercapaian hal di atas, individu warga negara Indonesia harus menguasai aspek-aspek keterampilan berbahasa yang baik dan benar. Terdapat empat komponen keterampilan berbahasa yang berada dalam kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia, yang di antaranya: menyimak (listening skills), berbicara

(speaking skills), menulis (writing skills), dan membaca (reading skills). Keempat

keterampilan berbahasa tersebut, erat kaitannya satu sama lain dalam menunjang kemampuan berbahasa seseorang.

Salah satu keterampilan berbahasa yaitu membaca. Hal ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik, serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Melalui membaca, manusia dapat mengetahui corak kehidupan manusia dari tempat lain, atau kejadian masa lampau. Apabila keterampilan membaca tidak dimiliki seseorang dan bahkan tidak pernah ada, maka lenyaplah pula informasi atau makna yang ingin disampaikan, sehingga pengetahuanpun tidak akan berkembang hingga dewasa ini.

“Membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati” (Djamarah, 2008, hlm. 117). Untuk memahami pesan yang terkandung dalam sebuah tulisan bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi setiap orang harus memiliki keterampilan yang bersifat


(10)

2

pemahaman. Pemerolehan hal tersebut, mulai diterapkan pada pendidikan formal jenjang Sekolah Dasar, melalui usia siswa kelas tinggi yakni kelas IV, V, dan VI. Hal ini terkait dengan membaca cermat yang dilakukan pembaca secara teliti, guna untuk memahami keseluruhan teks bacaan, kaitannya dengan membaca secara intensif.

Membaca pemahaman bersifat secara sengaja, untuk menemukan kalimat utama atau pikiran pokok yang merupakan masalah utama dalam suatu teks bacaan. Pikiran pokok ini merupakan aspek yang berperan penting, dalam membangun keutuhan serta kejelasan pada setiap paragraf. Alek dan Achmad (2010, hlm. 208) menyatakan “paragraf yaitu bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya”. Pengembangan pokok pikiran memiliki arti bahwa, kalimat utama yang menjadi dasar dan didukung oleh kalimat penjelas dalam membentuk paragraf utuh. Kalimat utama biasanya muncul pada awal, tengah, atau akhir paragraf. Setiap paragraf yang memiliki kalimat utama dapat dijabarkan menggunakan beberapa cara, antara lain dengan memberi contoh definisi perbandingan, pertentangan, uraian kronologis, dan uraian sebab akibat. Namun, tidak semua cara tersebut dapat dipergunakan secara bersamaan dalam satu paragraf. Terlebih untuk diterapkan kepada anak SD, yang memerlukan pemahaman konkret dalam proses pembelajarannya. Pokok pikiran atau gagasan yang diuraikan, menjadikan penentu utama untuk memilih cara penjabaran yang paling sesuai.

Terkait hal di atas, Ahmadi (1990, hlm. 23) mengemukakan bahwa

...kesukaran siswa dalam memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan yang salah, yang menurut Hafni berdasarkan pandangan Michael Swana (1979), meliputi: a) terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, tetapi gagal memberi makna teks, b) Terlalu cepat membaca untuk memahami maksud umum teks, tetapi gagal memahami butir-butir tertentu sehingga mungkin memperoleh arti yang salah dari sebagian isi teks. c) terlalu imajinatif sehingga menafsir isi teks menjadi sangat subjektif, d) Adanya keruwetan sintaksis terutama pada kalimat teks yang panjang-panjang, e) adanya gaya penulisan yang berulang-ulang


(11)

3

penggunaan ungkapan-ungkapan atau kata-kata yang berlebihan, dan f) adanya penggunaan kosakata yang terlalu asing bagi pembaca.

Selanjutnya Oka (dalam Farboy, 2008, hlm. 417) menyatakan bahwa

‘pengajaran keterampilan membaca secara umum ada dua kemampuan yang harus dikuasai siswa, yaitu: kemampuan mekanis dan kemampuan komprehensif’. Demikian yang terjadi pada keterampilan membaca usia anak SD. Siswa secara umum lebih banyak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan secara komprehensif. Meskipun diketahui bahwa keterampilan membaca lanjutan yang diterapkan pada kelas tinggi, termasuk kelas IV SD yang merupakan tahap awal atau pengembangan dari membaca permulaan pada kelas rendah.

Suatu bacaan yang bersifat menggambarkan sesuatu apapun dengan jelas dan terperinci, akan mudah dipahami oleh siswa SD dibandingkan dengan bacaan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dikarenakan dalam memahami maksud dan tujuan bacaan yang bersifat cerita lebih sulit untuk siswa SD, dimana siswa hanya mengetahui garis besarnya atau unsur yang menonjol seperti judul, tokoh, dan latar. Hal tersebut menjadikan siswa sulit membedakan ide pokok yang menjiwai setiap paragrafnya. Berbeda halnya dengan bacaan yang menggambarkan sesuatu dengan jelas, dimana terdapatnya kejelasan ide pokok yang terkandung pada setiap paragraf, membuat siswa lebih mudah memahami seluruh bacaan.

Secara komprehensif yang dihadapi siswa SD pada umumnya adalah rendahnya kemampuan memahami isi atau makna yang terkandung pada suatu bacaan. Hal tersebut dikarenakan berbagai kesulitan siswa dalam: menguasai kosakata, menemukan/menentukan ide pokok, memahami buah pikiran, menangkap perincian isi bacaan, mengurutkan peristiwa, mengartikan maksud pengarang, mengikuti alur permasalahan yang digariskan dalam bacaan, menilai dan mengomentari masalah pokok bacaan secara kritis. Menjadikan permasalahan utuh, dalam membaca pemahaman yang saling berkaitan dan menunjang terhadap aspek lainnya.

Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga menunjukkan fenomena yang hampir sama. Berdasarkan hasil wawancara dan data kuantitatif


(12)

4

yang diperoleh dari pihak sekolah, guru, dan siswa kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan bahwa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebanyak 46 dari 53 siswa kelas IV (86,7%) kurang dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam hal menentukan kalimat utama paragraf secara tertulis. Kategori kelas ini termasuk kedalam kelas besar, dengan jumlah siswanya yang banyak dalam ukuran ruangan yang tidak sesuai, menjadikan pengelolaan kelas oleh guru terhadap seluruh siswa tidak merata. Pengaruh dari penerapan model pembelajaran sendiri, kurang variatif atau secara konvensional dari guru, memuat kesan pembelajaran yang membosankan dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Sehingga kurangnya pemahaman awal disertai motivasi belajar yang rendah, menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia ini terutama dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi sering terjadinya kekeliruan antara kalimat utama dan penjelas sehingga dirasa sulit, dan anggapan siswa mengenai letak kalimat utama hanya berada di kalimat awal paragraf saja.

Hal tersebut dapat diketahui, berdasarkan nilai yang diperoleh siswa secara umum belum memuaskan, berkaitan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berikut ini data nilai siswa berdasarkan hasil observasi.

Tabel 1.1 Data Nilai Hasil Observasi Bahasa Indonesia dalam Menentukan Kalimat Utama Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Lembang

Jumlah

Siswa Nilai 70 Nilai 60 Nilai 50 Nilai 40 Nilai 30

Nilai

rata-rata KKM

53 13,2% 11,3% 54,7% 18,9% 1,9% 51 66

Diprediksi dewasa ini, kurangnya hasil capaian siswa dalam aspek keterampilan berbahasa terutama dalam membaca intensif. Hal tersebut terkait masih banyaknya kekeliruan yang dialami siswa, dalam menemukan serta menentukan kalimat utama paragraf. Timbal balik antara penerapan model dengan teknik pembelajaran yang kurang tepat dari guru, dan respon yang diberikan siswa, sering dianggap menjadi faktor penyebab dalam proses KBM. Apabila kondisi pembelajaran seperti itu tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin


(13)

5

kemampuan menemukan kalimat utama paragraf siswa yang memasuki tahap awal kelas tinggi ini, tidak akan memiliki ketercapaian yang diharapkan. Hal demikian berdampak pada pemahaman awal siswa, kemudian bisa terbawa kepada tingkat atau jenjang selanjutnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak termasuk ke dalam sesuatu yang bersipat tetap atau permanen, sehingga dapat ditindak lanjut demi mendapat ketercapaian pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan.

Agar proses KBM di kelas yang identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah, menjadi suasana yang lebih menarik dan menjadi lebih hidup. Penerapan model atau teknik pembelajaran yang disajikan dengan kreatif dan inovatif oleh guru, dengan harapan meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam menentukan kalimat utama sebuah paragraf. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga untuk belajar dan berlatih dalam konteks situasi tutur yang sesungguhnya. Seperti halnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Hal tersebut dapat dioptimalkan dan erat kaitannya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif untuk siswa SD.

Berdasarkan alternatif pemilihan teknik pembelajaran kooperatif, yang sesuai dengan pemecahan masalah di atas dan untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, di antaranya yaitu:

1. Teknik Think, Pair, and Share (berpikir, berpasangan, dan berbagi). Teknik ini menitikberatkan kepada proses berpikir dan pemahaman siswa secara individu, serta bekerjasama dengan orang lain terhadap materi atau pemecahan permasalahan pembelajaran yang diberikan.

2. Teknik Cooperative, Integrated, Reading, and Composition (komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok). Teknik ini menekankan dalam penyelesaian soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, dengan penyebaran siswa yang memiliki bobot tinggi secara merata dalam setiap kelompok.

3. Teknik Student Team Achievement Division (tim siswa kelompok prestasi). Teknik ini menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa


(14)

6

untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan kerja kelompok dengan melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan terhadap mereka yang kurang pandai.

Setelah mengkaji beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang disebutkan di atas, bersamaannya dengan kebutuhan dalam mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa, terutama kemampuan dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi, diperlukan model dan teknik pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar aktif dan interaktif para siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karenanya guru perlu akan model mengajar yang variatif, salah satunya yaitu menggunakan model Cooperative Learning dengan teknik Think, Pair, and Share.

Adapun alasan pemilihan teknik pembelajaran di atas, yaitu dengan pertimbangan bahwa melalui teknik Think, Pair, and Share, setiap individu siswa dapat terlebih dahulu memikirkan permasalahan yang diajukan guru. Kemudian secara aktif saling berinteraksi dan berdiskusi berpasangan dengan teman sebangku atau kelompok kecil yang telah dibentuk sebelumnya, dan berbagi kembali terkait masalah yang telah ditemukan ataupun dipecahkan berdasarkan pemahaman yang dibangun selama proses tersebut. Hal ini sejalan dengan Arends (2008, hlm. 15-16) menjelaskan “pelaksanaan Think, Pair, and Share terdiri atas tiga langkah yaitu: Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi)”.

Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakannya penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan teknik TPS ini dapat meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi siswa di SD. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penerapan Teknik TPS (Think, Pair, and Share) untuk Meningkatkan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Paragraf Deskripsi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”.


(15)

7

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka secara umum rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimanakah pelaksanaan penerapan teknik Think, Pair, and Share pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?” Untuk lebih memperjelas

rumusan khusus penelitian, intinya memuat hal-hal antara lain yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo menggunakan teknik

Think, Pair, and Share?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo setelah dilaksanakan pembelajaran dengan teknik Think, Pair, and Share?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi mengenai penerapan teknik Think, Pair, and Share pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama dalam meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih memperjelas tujuan penelitian, berikut dibuat sub-tujuan penelitian:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran teknik Think, Pair, and

Share dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo setelah diterapkan teknik

Think, Pair, and Share.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoretik, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya dan mengembangkan khasanah teori yang menyokong perkembangan pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya yang terkait dalam penerapan teknik Think, Pair,


(16)

8

and Share untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf

deskripsi.

Secara praktis, penelitian ini diprediksi dapat memberi masukan yang berarti untuk diterapkan dan dikembangkan bagi:

1. Peneliti

Menjadikan landasan bahan kajian penlitian lebih lanjut sebagai seseorang yang kelak akan berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya agar lebih paham akan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

2. Guru

Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan anak didiknya dalam bidang kebahasaan, khususnya kemampuan menentukan dan menemukan kalimat utama paragraf, dengan cara memilih metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran kalimat utama paragraf.

3. Siswa

Untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragaf deskripsi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

4. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya variatifnya penggunaan model pembelajaran, untuk meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar yang diberikan, agar menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik dengan ketercapaian hasil belajar yang diinginkan.

E.Hipotesis Tindakan

Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus atau lebih, ketika siklus yang dimaksud belum tercapai, setiap siklus mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Berdasarkan capaian siklus yang dimaksud, dapat diamati

peningkatan aktivitas belajar siswa.

Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah “Penggunaan teknik pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share) dapat meningkatkan


(17)

9

kemampuan dan kepekaan siswa dalam memahami serta menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD”.

F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian 1. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci peneltian. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share)

Teknik pembelajaran TPS merupakan salah satu dari sekian banyak teknik model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa melalui tiga langkah pembelajaran yaitu thinking (berpikir) secara individu siswa memikirkan permasalahan pembelajaran yang diberikan guru dengan batas waktu yang telah ditentukan, pairing (berpasangan) guru meminta siswa untuk saling berhadapan/berpasangan antara teman sebangku atau kelompok kecil yang telah tersedia sebelumnya dengan batas waktu yang telah ditentukan juga, dan sharing (berbagi) antara pasangan satu dengan pasangan lain saling berinteraksi dan mendiskusikan pemecahan masalah terkait, yang selanjutnya dilakukan pembahasan secara bersama/berbagi untuk membandingkan dan menyamakan jawaban yang benar.

b. Kemampuan menentukan kalimat utama

Usaha yang dilakukan seseorang akan hal aktivitas intelektual melalui membaca pemahaman atau secara intensif pada sebuah teks bacaan untuk mengungkapkan ide pokok yang terkandung pada suatu paragraf yang berperan penting dalam memahami isi seluruh paragraf, yang diketahui pada hasil evaluasi belajar dengan langkah terlebih dahulu mencermati setiap paragraf teks bacaan melalui membaca secara intensif, selanjutnya mencermati setiap


(18)

10

kalimat dalam paragraf dari awal hingga akhir untuk mencarikan kata kunci pikiran pokok/penjelas, dan terakhir menemu tegaskan bahwa letak kalimat utama berada pada awal, tengah, ataupun akhir paragraf.

2. Fokus Penelitian

Penelitian dalam penerapan teknik TPS ini, setelah dilakukan pengkajian ulang dan pembandingan bersamaan dengan teknik pembelajaran kooperatif lainnya. Sesuai terhadap kebutuhan dan karakteristik siswa di lapangan untuk menerapkan teknik ini, dengan berfokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui materi menemukan kalimat utama yang dipelajari di kelas IV Semester II pada Standar Kompetensi (SK) 7. Membaca. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Oleh karena itu, kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cibogo dalam menentukan kalimat utama paragraf merupakan sebuah kebutuhan yang harus ditingkatkan melalui pembelajaran yang mempengaruhi pola interaksi antar individu yaitu dengan penerapan teknik pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share).


(19)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Adapun Kunandar (2008, hlm. 45) menjelaskan bahwa “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”. Hal tersebut, menjadikan suatu penelitian yang berfokus pada gejala atau masalah yang timbul ketika proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Setiap aspek atau aktivitas yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa diberikan perhatian khusus atau tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hal tersebut senada dengan penjelasan Kunandar (2008, hlm. 45) bahwa “tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya”.

PTK sebagai wujud refleksi diri yang ditujukan kepada guru untuk menunjukkan profesionalitasnya dalam menghadapi dan memperbaiki mutu PBM yang timbul di wilayah kerjanya sehingga sesuai dengan kondisi ideal. “Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai” (Kunandar, 2008, hlm. 47). Secara umum permasalahan pembelajaran yang timbul dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang diberikan monoton, dengan berpusat pada guru (teacher

center) yang melakukan ceramah dan siswa berperan sebagai penonton untuk

menyimak apa yang sedang dijelaskan. Oleh karena itu, PBM dalam PTK secara umum dilakukan dengan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.


(20)

31

Untuk mengetahui kapan tercapainya atau tanda berakhir sebuah penelitian, diperlukan sebuah standard yang membatasi kesesuaian data dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti. Wiriaatmadja (2005, hlm. 159) menyebutkan bahwa “standard ialah kriteria yang ditentukan oleh peneliti sendiri dan para

mitranya setelah kajian penelitian selesai”. Dimana peneliti sebagai orang yang berkerja pada ruang lingkup tersebut dengan mengetahui keseluruhan isi dan aspek yang harus dikerjakannya, serta terdapatnya pemerhati atau mitra peneliti selama kegiatan berlangsung sehingga mengetahui jalannya penelitian, oleh karena hal demikianlah dengan melakukan pengkajian penelitian secara bersama dapat menentukan kriteria tercapainya sebuah penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah pendekatan gabungan (mix methode) antara data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh selama penelitian dikumpulkan dan selanjutnya diolah, dengan terdiri dari data kualitatif yang cenderung berbasis kata dan data kuantitatif yang cenderung berbasis angka. Dimana suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk penelitian tertentu tidak terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian masing-masing. Hal senada dituturkan Arikunto (2006, hlm. 12) bahwa “...tidak berarti dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka, sebaliknya dengan penelitian kuantitatif...”.

Keterkaitan antara data penelitian kualitatif dan kuantitatif saling mempengaruhi untuk memperoleh hasil penelitian terlebih dalam PTK. “Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik” (Arikunto, 2006, hlm. 12). Data yang mulai dikumpulkan dalam penelitian kualitatif dapat bersifat kuantitatif yang menuntut menggunakan angka dan rumus dalam penafsiran terhadap data tersebut, kemudian hasilnya dapat dideskripsikan kedalam bentuk kata-kata disertai tabel, grafik, bagan, gambar, atau bentuk lain dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai berdasarkan apa yang diteliti. Hal ini dapat diketahui bahwasanya


(21)

32

tidak ada garis yang tegas antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan penelitian yang hanya ditinjau dari penggunaan kata-kata ataupun angka-angka. B.Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas ini, menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Hopkins, 2011, hlm. 92). Adapun dalam penelitian ini, dilaksanakan oleh peneliti dalam satu siklus terlebih dahulu. Apabila dalam siklus pertama, tidak ditemukannya suatu bentuk peningkatan atas apa yang diteliti, dan masih terdapat kekurangan atau kesalahan dalam pelaksanaan, maka akan diadakan siklus kedua, dan demikian seterusnya sampai tujuan penelitian tercapai.

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Hopkins, 2011, hlm. 92)

Model penelitian yang diungkapkan oleh Kemmis dan Taggart, merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Model ini dapat mencakup beberapa siklus, yang berlangsung secara berulang-ulang sampai tujuan penelitian tercapai. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, dengan tahapan sebagai berikut. 1. Perencanaan (Planning)

A

ct

Plan

Observe

R

e

fle

ct

Revised plan

A

ct

Re

fle

ct


(22)

33

Perencanaan tindakan dibuat oleh peneliti untuk menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dapat menyelesaikan permasalahan atau meningkatkannya. Pada tahap ini, rencana disusun bersama dengan observer berdasarkan masalah dan tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan, sehingga dapat mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tersebut.

2. Tindakan (Action)

Penerapan rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Tindakan dalam penelitian ini harus didasarkan terhadap permasalahan yang akan diatasi dan ditingkatkan, mengingat tindakan yang dilakukan tidak selalu akan sama dengan skenario perencanaan yang telah dibuat. Oleh karena itu, fleksibilitas dari peneliti ketika PBM sangat ditekankan.

3. Pengamatan (Observation)

Tahap ini dilakukan dan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Ketika peneliti melakukan tindakan dan observer melakukan pengamatan dengan mencatat semua hal yang diperlukan untuk menganalisis pelaksanaan sebagai data atau bukti bahwa pelaksanaan telah dilakukan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah disusun, catatan lapangan, dan dokumentasi sebagai bukti.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi sebagai tahap untuk mengingat dan merenungkan tindakan peneliti yang telah dicatat dalam observasi. Selanjutnya dikaji kembali secara menyeluruh dari tindakan yang telah dilakukan dan data yang terkumpul untuk dievaluasi dalam menyempurnakan tindakan selanjutnya.

C.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang memasuki pada bulan Mei 2014.


(23)

34

Sekolah tersebut dijadikan tempat penelitian, dimana peneliti ditugaskan mengajar selama Praktek Latihan Profesi (PLP), sehingga dapat mempermudah peneliti dalam mendiagnosa permasalahan pembelajaran yang dialami, mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran yang diinginkan, mengetahui kemampuan dan kepribadian masing-masing siswa, memperoleh data yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan, dan menentukan model pembelajaran yang akan digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap kemampuan siswa.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam semester II dengan tahun ajaran 2013/2014. Dimana sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti memulai Program Latihan Propesi (PLP) pada tanggal 3 Februari – 12 April 2014 dengan mengajar siswa kelas I – V. Melalui PLP tersebut, peneliti menganalisis kesulitan atau kelemahan yang dialami siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya dilakukan observasi prasiklus untuk mendapatkan dan mengetahui data awal siswa pada tanggal 17 April 2014. Kemudian peneliti melaksanakan PTK pada tanggal 21 April – 16 Mei 2014 yang dilakukan dengan dua siklus, dan untuk setiap siklusnya dibutuhkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi penelitian.

D.Subjek Penelitian

Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Cibogo yang seluruhnya berjumlah 53 siswa, yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 29 siswa perempuan. Siswa dalam kelas ini sebagian besar aktif dan kondusif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, meskipun termasuk kelas besar dikarenakan jumlah siswanya yang banyak. Selain itu permasalahan pembelajaran atau materi yang disajikan dapat dengan mudah dimengerti sebagian besar siswa, yang kemudian dapat saling berdiskusi antara teman sebangku dan sekelas lainnya bagi yang belum mengerti.

Dalam mendiagnosa masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa, peneliti melakukan observasi prapenelitian, yang setelahnya diketahui bahwa


(24)

35

kemampuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV yang sebanyak 46 dari 53 siswa atau sebesar 86,7% kurang dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menentukan kalimat utama paragraf.

E.Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu prapenelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan hasil penelitian. Pada pelaksanaan penelitian menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang sudah dijelaskan sebelumnya. Untuk lebih terperinci, dalam penelitian ini akan diuraikan setiap tahapan sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Mengurus perizinan kepada Fakultas untuk memulai observasi.

Sebelum dilakukan observasi, peneliti mengurus perizinan sesuai prosedur kepada pihak terkait di Fakultas.

Meminta izin kepada pihak sekolah yang akan diobservasi.

Peneliti meminta izin untuk melakukan observasi kepada kepala sekolah, wali kelas IV, dan siswa kelas IV yang akan diobservasi.

Peneliti mengobservasi untuk mendapatkan data awal.

Diberikannya tes tertulis berupa isian yang terdiri dari tujuh butir soal dalam menentukan kalimat utama tiap paragraf pada teks bacaan kepada seluruh siswa dan diperoleh hasil berupa data awal sebelum melaksanakan tindakan.

Membuat instrumen penelitian.

Instrumen penelitian dibuat dengan konsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti terbagi kedalam dua siklus, dalam penerapan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.


(25)

36

a. Siklus I

Siklus pertama dalam PTK ini, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, maka dibutuhkan suatu persiapan terlebih dahulu. Kegiatan pada tahap ini, diantaranya:

a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknik Think, Pair,

and Share.

b) Menyusun RPP dengan menerapkan teknik Think, Pair, and Share. Melalui pokok bahasan menemukan kalimat utama pada sebuah paragraf, dengan sub pokok bahasan yaitu menentukan kalimat utama paragraf deskripsi. c) Menentukan sumber, alat, dan media pembelajaran yang dapat menunjang

kegiatan pembelajaran.

d) Penyusunan soal evaluasi (post test) yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

e) Penyusunan lembar observasi guru dan siswa, dan lembar catatan lapangan untuk mengobserver kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

f) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta menjadi seorang observer.

g) Mengatur tempat duduk siswa, untuk mengefektifkan waktu dalam pembentukan kelompok belajar yang bersifat heterogen.

2) Tindakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah

mengimplementasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembelajaran kooperatif dengan teknik Think, Pair, and Share yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa melalui pengamatan atau proses berpikir pemecahan permasalahan secara individu terlebih dahulu. Selanjutnya, siswa secara berpasangan bertukar pikiran dan berdikusi mengenai jawaban yang telah


(26)

37

ditemukan. Terakhir, siswa untuk mencocokan dan membandingkan jawabannya dengan pasangan yang lain. Untuk mengukur ketercapaian materi yang diberikan melalui teknik ini, pada kegiatan penutup secara individu siswa mengisi soal evaluasi akhir (post tes) yang diberikan oleh guru.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh beberapa pengamat, yang dilakukan oleh guru kelas dan teman sejawat. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan, dalam bentuk sebagai berikut:

a) Mengisi lembar observasi guru dan siswa oleh observer, untuk mengukur ketercapaian aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan kesesuaian dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti.

b) Mengisi lembar catatan lapangan (field notes) oleh mitra peneliti, untuk menuliskan aktvitas atau kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

c) Observer mengabadikan aktivitas atau kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan berlangsung melalui rekaman foto.

4) Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh pada tahap tindakan dan pengamatan. Hasil analisis data yang telah ada digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

Peneliti berdiskusi dengan pengamat dan mitra peneliti untuk mengetahui hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan atau kekurangan yang timbul, agar dilakukannya perbaikan oleh peneliti sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan pada tindakan selanjutnya.

b. Siklus II

Kegiatan pada siklus kedua, pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja materi pembelajaran berbeda dengan penekanan terhadap materi yang harus dikuasai tetapi mempunyai bobot yang sama, dan perencanaan kegiatan


(27)

38

berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, sehingga lebih mengarah kepada perbaikan dari pelaksanaan siklus I.

Siklus duapun dalam PTK ini, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perecanaan

Sebelum melakukan tindakan, maka dibutuhkan suatu persiapan terlebih dahulu. Kegiatan pada tahap ini, diantaranya:

a) Melakukan perbaikan penyesuaian RPP dengan teknik Think, Pair, and

Share berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melalui pokok bahasan

menemukan kalimat utama pada sebuah paragraf, dengan sub pokok bahasan yaitu menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.

b) Menentukan sumber, alat, dan media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran.

c) Penyusunan soal evaluasi atau post test, yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

d) Penyusunan lembar observasi guru dan siswa, dan lembar catatan lapangan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. e) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta

menjadi seorang observer.

f) Mengatur tempat duduk siswa, untuk mengefektifkan waktu dalam pembentukan kelompok belajar yang bersifat heterogen.

2) Tindakan

Melaksanakan kegiatan penelitian, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil refleksi dari siklus I. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, dengan menerapakan teknik Think,

Pair, and Share yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa melalui

pengamatan atau proses berpikir pemecahan permasalahan secara individu terlebih dahulu. Selanjutnya, siswa secara berpasangan bertukar pikiran dan berdikusi mengenai jawaban yang telah ditemukan. Terakhir, siswa untuk mencocokan dan membandingkan jawabannya dengan pasangan yang lain. Untuk


(28)

39

mengukur ketercapaian materi yang diberikan melalui teknik ini, pada kegiatan penutup secara individu siswa mengisi soal evaluasi akhir (post tes) yang diberikan oleh guru.

3) Observasi

Observasi pada siklus II ini, sama halnya dengan pada siklus pertama dilakukan oleh beberapa pengamat, yang dilakukan oleh guru kelas dan teman sejawat. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan, dalam bentuk sebagai berikut:

a) Mengisi lembar observasi guru dan siswa oleh observer, untuk mengukur ketercapaian aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan kesesuaian dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti.

b) Mengisi lembar catatan lapangan (field notes) oleh mitra peneliti, untuk menuliskan aktvitas atau kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

c) Observer mengabadikan aktivitas atau kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan berlangsung melalui rekaman foto.

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II bersama pengamat dan mitra peneliti, dengan ketercapaian penerapan teknik Think, Pair,

and Share dalam meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf

deskripsi. Dimana perbaikan kekurangan tindakan sebelumnya sudah terlaksana, dengan keseluruhan pelaksanaan sesuai perencanan dan ketercapaian penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti.

3. Laporan Hasil Penelitian

Mengumpulkan data dari beberapa instrumen yang telah dilakukan.

Instrumen yang telah diisi oleh observer dan mitra peneliti dikumpulkan dari keseluruhan siklus untuk membentuk keutuhan data selama penelitian.

Mengolah dan menganalisis data yang telah didapat dari instrumen.

Satu persatu data dari pelaksanaan tindakan dan pengamatan dianalisis menjadi sebuah data atau hasil yang memaparkan ketercapaian penelitian.


(29)

40

Laporan hasil penelitian.

Dari keseluruhan data yang telah diperoleh dan diproses menjadi sebuah laporan hasil penelitian, sebagai sebuah data autentik yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai penelitian tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tes

Tes yang dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar (post test). Hasil tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi setelah menggunakan teknik Think, Pair, and Share. Bentuk soal berupa uraian, butir soal uraian terbatas lima soal. Setiap soal terbagi kedalam tiga jawaban uraian, dengan jumlah penskoran 20 untuk persatu butir soal. Berikut format penskoran tiap butir soal yang terdiri dari tiga aspek.

Tabel 3.1

Tabel Penskoran Tiap Butir Soal yang Terdiri dari Tiga Aspek

No Contoh

Instrumen Aspek Skor

Skor Maksimal

1 Isi tentang: ______

Menjawab dengan benar 5

5 Menjawab dengan benar tetapi

kurang tepat 3

Tidak menjawab soal 0

2 Kata kunci: ______

Menjawab dengan benar 5

5 Menjawab dengan benar tetapi

kurang tepat 3

Tidak menjawab soal 0

3 Kalimat utama: ______

Menjawab dengan benar 10

10 Menjawab dengan benar tetapi

kurang tepat 5


(30)

41

2. Lembar Observasi Siswa dan Guru

Untuk memperoleh data tentang kualitas proses pembelajaran. Data tersebut dikategorikan kedalam dua macam, yang berupa lembar observasi aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam menggunakan teknik Think, Pair, and Share.

3. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan lapangan dibuat untuk mendeskripsikan berbagai kegiatan relevan yang terjadi oleh peneliti maupun mitra peneliti, selama KBM berlangsung dan dicatat sebagai sumber data dalam PTK.

4. Dokumentasi (Rekaman Foto)

Digunakan oleh peneliti sebagai alat pencatatan atau bukti, untuk menggambarkan bagaimana keadaan atau KBM yang terjadi sesungguhnya di kelas pada waktu tersebut.

G.Analisis dan Interpretasi Data

Interpretasi data pada penelitian ini menggunakan berbagai rumus. Data yang diperoleh dari berbagai instrumen diolah terlebih dahulu menggunakan rumus penelitian. Sedangkan analisis data dilakukan sesuai hasil dari data yang telah uraikan atau diolah dengan berbagai rumus sehingga pada akhirnya nanti bisa diketahui hasil pada akhir penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, yang di antaranya sebagai berikut.

1. Hasil Tes

Jenis tes post test dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian pada individu siswa, sebagai evaluasi dari proses pembelajaran yang telah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Think, Pair, and Share. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa secara individu dan melihat ketuntasan belajar setiap siswa pada setiap materi (setiap siklus). Analisis data yang dilakukan pada hasil tes yaitu dengan analisis kuantitatif dengan beberapa teknik sebagai berikut.


(31)

42

a. Penskoran

Data hasil tes pada akhir pembelajaran dari setiap siklus tindakan pembelajaran yang telah dilakukan serta diperiksa dan diberi skor maka selanjutnya diinterpretasi dan dianalsis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Tes berbentuk uraian dibuat untuk menghindari subjektivitas, maka dari itu peneliti melakukan penskoran setiap soal dengan kriteria setiap nilai dan skor tersebut dalam skala 1-100. Untuk mengubah skor yang didapat siswa kedalam bentuk persentase maka digunakan rumus:

Keterangan:

S = skor yang diperoleh

R = Σ jawaban yang benar sesuai kriteria penskoran Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42).

Kemudian skor yang diperoleh dirubah kedalam bentuk persentase dengan rumus:

Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42). Tabel 3.2

Tabel Konvensi Skor

Nilai Presentase Skor Total Siswa Kategori

> 90 90% < A ≤ 100% A (sangat baik)

70-89 75% < B ≤ 90% B (baik)

50-69 55% < C ≤ 75% C (cukup)

30-49 40% < D ≤ 55% D (kurang)

< 30 0% < E ≤ 40% E (buruk)

Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42)

b. Menghitung nilai rata-rata kelas dalam bentuk persentase

Sedangkan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas, sehingga peneliti dapat mengetahui sejauhmana kelas tersebut memahami materi yang sudah diajarkan dengan penerapan teknik Think, Pair, and Share. Maka dapat digunakan rumus:

S = R

Presentase kemampuan siswa =S ya

a a x 100%

X =Σ�


(32)

43

Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42) Keterangan:

= nilai rata-rata kelas

Σ �

=

total nilai yang diperoleh seluruh siswa

N = jumlah siswa

c. Menghitung ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM

Ketuntasan belajar siswa, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk kelas IV SDN 2 Cibogo dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 66. Siswa dikatakan mampu mencapai ketuntasan belajar, apabila sudah mencapai nilai KKM dan bisa dilihat dalam bentuk persentase. Maka dapat dicari dengan rumus:

Adaptasi Purwanto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 43) Keterangan:

TB = ketuntasan belajar

Σ� ≥ 66 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 66.

n = jumlah siswa

100% = bilangan tetap

2. Hasil Observasi

Analisis data yang dilakukan pada hasil dan observasi yaitu dengan analisis data kualitatif yang disertai perhitungan persentase pencapaian. Melalui kegiatan observasi, peneliti bisa mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan guru oleh peran observer yang telah ikut serta membantu dalam kegiatan penelitian. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share dan kemampuan siswa dalam ranah afektif dan kognitif untuk hasil pekerjaan siswa pada post test dapat kita analisis untuk mengukur perkembangan kompetensi strateginya secara berkelompok.

X

TB = Σ � ≥ 66


(33)

44

Melalui menghitung keterlaksanaan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share Untuk menghitung keterlaksanaan pembelajaran maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Adaptasi Yuliati (dalam Wahidi, 2013, hlm. 43)

Untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya ditentukan berdasarkan kategori yang ada pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Keterlaksanaan Proses Teknik Pembelajaran Think, Pair, and Share

Presentase Keterlaksanaan Kategori

90% < A ≤ 100% A (sangat baik)

75% < B ≤ 90% B (baik)

55% < C ≤ 75% C (cukup)

40% < D ≤ 55% D (kurang)

0% < E ≤ 40% E (buruk)

Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 44)

3. Hasil Catatan Lapangan (field notes)

Pada umumnya catatan penelitian ini dibuat oleh peneliti, akan tetapi pengerjaannya lebih efektif oleh orang lain atau rekan guru sebagai mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap objek penelitian tindakan kelas. Terdapat banyak aspek yang dapat diamati yang di antaranya pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan berbagai aspek yang dapat mendukung dalam pengumpulan data. Catatan lapangan yang secara deskriptif memuat kegiatan relevan pada field notes memiliki kekuatan tersendiri pada PTK ini secara kualitatif.

4. Hasil Dokumentasi atau Rekaman Foto

Dokumentasi melalui rekaman foto merupakan alat pencatatan sebagai bukti tersendiri yang menggambarkan suatu kejadian dan mendukung kegiatan

Keterlaksanaan pembelajaran = � � � � � ���� � � ���


(34)

45

yang dilakukan di kelas pada waktu pembelajaran penelitian berlangsung. Hal ini ditujukan untuk menangkap suasana kelas dan detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi. Dokumentasi ini sebagai alat pendukung untuk mendeskripsikan apa yang peneliti atau observer catat di catatan lapangan.


(35)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Pada bagian ini akan disimpulkan mengenai pembahasan dari Bab sebelumnya dan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, dalam peningkatan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi dengan menerapkan teknik Think, Pair, and Share pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama tiap paragraf di kelas IV SDN 2 Cibogo Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan berdasarkan tahapan-tahapan teknik pembelajaran

Think, Pair, and Share yang keseluruhannya terlaksana di siklus II. Siklus I

keterlaksanaan pembelajaran sebesar 80% dengan masih terdapatnya kekurangan yang harus diperbaiki antara lain: tidak adanya aktivitas pengkondisian mental siswa, kegiatan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, mengumpulkan teks bacaan, dan tanya jawab setelah penyampaian materi, pada siklus II keterlaksanaan pembelajaran sebesar 100% dengan seluruh aktivitas pembelajaran dilaksanakan atas perbaikan dari kekurangan yang muncul dari siklus I, sesuai dari hasil pengamatan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pada tahapan teknik Think, Pair, and Share dalam tindakannya, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Think (berpikir), setiap individu siswa diminta oleh guru untuk membaca seluruh teks bacaan secara intensif dan menemukan kalimat utama pada setiap paragraf, pada batas waktu lima menit dengan langkah-langkah pembahasan yang telah dijelaskan, kemudian guru berkeliling keseluruh kelas dari depan hingga bangku paling belakang untuk


(36)

84

memperhatikan dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dengan menginstruksikan siswa yang kurang paham dipersilahkan untuk bertanya, terlebih kepada siswa yang mempunyai kemampuan kurang dibandingkan teman sekelasnya.

b. Tahap Pair (berpasangan), guru meminta setiap siswa agar saling berhadapan antar teman sebangku, untuk bertukar pikiran mendiskusikan jawaban kalimat utama pada tiap paragraf deskripsi, dengan lembar kegiatan siswa yang harus di isi dalam batas waktu lima menit, untuk siswa yang kurang memahami materi dan permasalahan diajarkan oleh pasangannya yang sudah bisa, kemudian guru kembali berkeliling memperhatikan dan membimbing pasangan yang mengalami kesulitan atau sedang tidak kondusif ketika berdiskusi, dan setelah batas waktu yang ditentukan habis, masing-masing pasangan mengumpulkan LKS dengan tertib.

c. Tahap Share (berbagi), setiap pasangan siswa diminta untuk membandingkan dan mencocokkan jawaban kalimat utama yang telah ditentukan sebelumnya dengan pasangan lain dalam batas waktu lima menit, selanjutnya siswa kembali untuk kondusif dengan kembali pada tempat duduknya masing-masing, kemudian guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan kata kunci paragraf, kalimat utama, dan kesimpulan atau isi paragraf yang telah ditemukannya dan meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau menambahkan jawaban yang kurang tepat. 2. Kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi siswa kelas IV

SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang mengalami peningkatan, setelah terlaksananya siklus I ke siklus II yang menunjukkan hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu sebesar 85% dari 51 siswa yang mengikuti pembelajaran dapat mencapai nilai KKM yaitu 66 dengan perolehan nilai rata-rata 85. Dalam siklus I nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 71,62 dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 78,4% atau sebanyak 40 siswa dan sebesar 21,6% atau 11 siswa belum mencapai KKM, yang di antaranya DA, DAL, FRS, FF, KM, MIS, MFP, MRJ, RD, WW, dan


(37)

85

YPM. Kemudian mengalami peningkatan sesuai tujuan yang diharapkan peneliti pada siklus II, yaitu nilai rata-rata keseluruhan siswa sebesar 89 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 96,07% atau sebanyak 49 siswa dari jumlah keseluruhan, dan masih terdapatnya 3,93% atau 2 orang siswa yaitu MIS dan RD yang mendapatkan nilai di bawah KKM, akan tetapi nilai yang didapatkannya juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II meskipun tidak begitu signifikan, dikarenakan faktor kemampuan siswa tersebut yang kurang dibandingkan dengan teman kelasnya yang memerlukan bimbingan lebih lanjut dari pihak sekolah.

B.Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN 2 Cibogo dengan subjek siswa kelas IV sebanyak 51 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, peneliti mendapatkan hasil penelitian dan simpulan untuk diajukannya saran atau rekomendasi sehingga dapat memperbaiki kualitas pendidikan yang akan datang terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, yang di antaranya:

1. Kepada dua orang siswa yang belum mencapai KKM yaitu MIS dan RD dapat dibimbing kembali oleh pihak terkait terutama wali kelas IV hingga mengatasi apa yang menjadi kekurangannya, terutama dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.

2. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan teknik pembelajaran Think,

Pair, and Share dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya pada materi menemukan kalimat utama pada tiap paragraf yang sama dengan materi yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Kebersediaan sekolah untuk memfasilitasi guru dari segi pembekalan atau pengarahan mengenai teknik pembelajaran Think, Pair, and Share dan hal yang menunjang terhadap lancarnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti sarana prasarana sekolah yang dapat ditingkatkan.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Think, Pair, and

Share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengambil subjek dan


(38)

(39)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. (1990). Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.

Alek dan Achmad H. P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. F. (1999). Penalaran Deduktif – Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia. Bandung: Alqaprint.

Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fakhruddin, M. I. (2010). Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model

TPS (Think-Pair-Share) dalam Pembelajaran Kalimat Efektif. Skripsi.

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia. Farboy, S. (2008). Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Artikulasi, 7 (1), hlm 415-431. [Online]. Tersedia di: ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1272/1362.htm [Diunduh 15 Oktober 2013].

Finoza, L. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(40)

87

Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model

Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, G. 1993. Kompetensi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Maryono. (2011). Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf. [Online]. Tersedia di: http://maryonojambi.blogspot.com/2011/03/teknik-menemukan-kalimat-utama-paragraf.html. Diakses 2 Mei 2014.

Novita. (2013). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama

Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Jurnal. Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Gorontalo. [Online]. Tersedia di:

http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/viewFile/4177/4153 [Diunduh 21 April 2014].

Puspadewi, F. (2012). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Cirebon. Tesis. Pascasarjana, Universitas Padjajaran. [Online]. Tersedia

di: media.unpad.ac.id/thesis/170720/2008/170120080007_2_9051.pdf [Diunduh 23 Maret 2014].

Rahardi, K. (2009). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga.

Tim Penyusun Pusat Bahasa DEPDIKNAS. (2008). Kamus Besar Bahasa


(41)

88

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahidi, K. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wulandini, I. (2013). Peningkatan Keterampilan Membaca untuk Menemukan

Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca dengan Menggunakan Metode Think, Pair, and Share Melalui Metode Membaca alimat pada Peserta Didik Kelas VIID SMP N 1 Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas

Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. [Online]. Tersedia di: lib.unnes.ac.id/18311/1/2101409094.pdf [Diunduh 12 Maret 2014].


(1)

84

memperhatikan dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dengan menginstruksikan siswa yang kurang paham dipersilahkan untuk bertanya, terlebih kepada siswa yang mempunyai kemampuan kurang dibandingkan teman sekelasnya.

b. Tahap Pair (berpasangan), guru meminta setiap siswa agar saling berhadapan antar teman sebangku, untuk bertukar pikiran mendiskusikan jawaban kalimat utama pada tiap paragraf deskripsi, dengan lembar kegiatan siswa yang harus di isi dalam batas waktu lima menit, untuk siswa yang kurang memahami materi dan permasalahan diajarkan oleh pasangannya yang sudah bisa, kemudian guru kembali berkeliling memperhatikan dan membimbing pasangan yang mengalami kesulitan atau sedang tidak kondusif ketika berdiskusi, dan setelah batas waktu yang ditentukan habis, masing-masing pasangan mengumpulkan LKS dengan tertib.

c. Tahap Share (berbagi), setiap pasangan siswa diminta untuk membandingkan dan mencocokkan jawaban kalimat utama yang telah ditentukan sebelumnya dengan pasangan lain dalam batas waktu lima menit, selanjutnya siswa kembali untuk kondusif dengan kembali pada tempat duduknya masing-masing, kemudian guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan kata kunci paragraf, kalimat utama, dan kesimpulan atau isi paragraf yang telah ditemukannya dan meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau menambahkan jawaban yang kurang tepat. 2. Kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi siswa kelas IV

SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang mengalami peningkatan, setelah terlaksananya siklus I ke siklus II yang menunjukkan hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu sebesar 85% dari 51 siswa yang mengikuti pembelajaran dapat mencapai nilai KKM yaitu 66 dengan perolehan nilai rata-rata 85. Dalam siklus I nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 71,62 dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 78,4% atau sebanyak 40 siswa dan sebesar 21,6% atau 11 siswa belum mencapai KKM, yang di antaranya DA, DAL, FRS, FF, KM, MIS, MFP, MRJ, RD, WW, dan


(2)

85

YPM. Kemudian mengalami peningkatan sesuai tujuan yang diharapkan peneliti pada siklus II, yaitu nilai rata-rata keseluruhan siswa sebesar 89 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 96,07% atau sebanyak 49 siswa dari jumlah keseluruhan, dan masih terdapatnya 3,93% atau 2 orang siswa yaitu MIS dan RD yang mendapatkan nilai di bawah KKM, akan tetapi nilai yang didapatkannya juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II meskipun tidak begitu signifikan, dikarenakan faktor kemampuan siswa tersebut yang kurang dibandingkan dengan teman kelasnya yang memerlukan bimbingan lebih lanjut dari pihak sekolah.

B.Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN 2 Cibogo dengan subjek siswa kelas IV sebanyak 51 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, peneliti mendapatkan hasil penelitian dan simpulan untuk diajukannya saran atau rekomendasi sehingga dapat memperbaiki kualitas pendidikan yang akan datang terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, yang di antaranya:

1. Kepada dua orang siswa yang belum mencapai KKM yaitu MIS dan RD dapat dibimbing kembali oleh pihak terkait terutama wali kelas IV hingga mengatasi apa yang menjadi kekurangannya, terutama dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.

2. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan teknik pembelajaran Think,

Pair, and Share dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya pada materi menemukan kalimat utama pada tiap paragraf yang sama dengan materi yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Kebersediaan sekolah untuk memfasilitasi guru dari segi pembekalan atau pengarahan mengenai teknik pembelajaran Think, Pair, and Share dan hal yang menunjang terhadap lancarnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti sarana prasarana sekolah yang dapat ditingkatkan.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Think, Pair, and

Share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengambil subjek dan


(3)

(4)

Yusuf, Mulyana. 2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. (1990). Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.

Alek dan Achmad H. P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. F. (1999). Penalaran Deduktif – Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia. Bandung: Alqaprint.

Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fakhruddin, M. I. (2010). Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model

TPS (Think-Pair-Share) dalam Pembelajaran Kalimat Efektif. Skripsi.

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia. Farboy, S. (2008). Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Artikulasi, 7 (1), hlm 415-431. [Online]. Tersedia di: ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1272/1362.htm [Diunduh 15 Oktober 2013].

Finoza, L. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

87

Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model

Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, G. 1993. Kompetensi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Maryono. (2011). Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf. [Online]. Tersedia di: http://maryonojambi.blogspot.com/2011/03/teknik-menemukan-kalimat-utama-paragraf.html. Diakses 2 Mei 2014.

Novita. (2013). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama

Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Jurnal. Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Gorontalo. [Online]. Tersedia di: http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/viewFile/4177/4153

[Diunduh 21 April 2014].

Puspadewi, F. (2012). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Cirebon. Tesis. Pascasarjana, Universitas Padjajaran. [Online]. Tersedia

di: media.unpad.ac.id/thesis/170720/2008/170120080007_2_9051.pdf [Diunduh 23 Maret 2014].

Rahardi, K. (2009). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga.

Tim Penyusun Pusat Bahasa DEPDIKNAS. (2008). Kamus Besar Bahasa


(6)

88

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahidi, K. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wulandini, I. (2013). Peningkatan Keterampilan Membaca untuk Menemukan

Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca dengan Menggunakan Metode Think, Pair, and Share Melalui Metode Membaca alimat pada Peserta Didik Kelas VIID SMP N 1 Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas

Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. [Online]. Tersedia di: lib.unnes.ac.id/18311/1/2101409094.pdf [Diunduh 12 Maret 2014].