ANALISIS KETERLAKSANAAN SCIENTIFIC APPROACH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP SIKAP SISWA.
ANALISIS KETERLAKSANAAN SCIENTIFIC APPROACH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
SIKAP SISWA
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Ika Anggraeni
1201568
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
ANALISIS KETERLAKSANAAN SCIENTIFIC
APPROACH DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
SIKAP SISWA
Oleh Ika Anggraeni
S.Pd Universitas Negeri Padang, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
© Ika Anggraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
ANALISIS KETERLAKSANAAN SCIENTIFIC APPROACH
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP SIKAP SISWA
Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd. NIP. 195305221980021001
Pembimbing II,
Dr. Sri Anggraeni, MS. NIP. 195801261987032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Pertanyaan Penelitian ... 6
D. Batasan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kurikulum 2013 ... 8
B. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 15
C. Langkah-langkah Pembelajaran Scientific Approach ... 19
D. Sikap Siswa ... 23
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 33
F. Implementasi Kompetensi Sikap dalam Pembelajaran ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42
B. Metode Penelitian ... 42
C. Definisi Operasional ... 43
D. Instrumen Penelitian ... 44
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
F. Analisis dan Penyajian Data ... 58
(5)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Hasil Penelitian ... 63
B. Pembahasan ... 74
BAB V PENUTUP ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah ... 12
Tabel 2.2. Deskripsi Kompetensi Sikap Berdasarkan Kurikulum2013 ... 13
Tabel 2.3. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Kompetensi yang Dikembangkan ... 18
Tabel 2.4. Nilai dan Deskripsi Karakter Pendidikan... 25
Tabel 2.5. Kualifikasi Kemampuan Dimensi Sikap ... 27
Tabel 2.6. Cakupan dan Indikator Sikap Spiritual dan Sikap Sosial ... 28
Tabel 2.7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 39
Tabel 2.8. Analisis Muatan Sikap dalam Kompetensi Dasar ... 40
Tabel 2.9. Muatan Sikap dalam Kegiatan Scientific Approach ... 40
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Analisis RPP ... 44
Tabel 3.2. Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran Keterlaksanaan Scientific Approach ... 46
Tabel 3.3. Pengelompokkan 18 Karakter Pendidikan ... 46
Tabel 3.4. Contoh Integrasi 18 Karakter dalam Materi dan kegiata Pembelajaran/ Praktikum ... 47
Tabel 3.5. Kisi-kisi lembar Observasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran... 52
Tabel 3.6. Kisi-kisi Lembar Observasi Pengembangan Sikap oleh Guru dalam Pembelajaran ... 54
Tabel 3.7. Kisi-kisi Wawancara Guru ... 55
Tabel 3.8. Kriteria Penilaian RPP... ... 59
Tabel 3.9. Acuan Kriterian Sikap Siswa ... 60
Tabel 3.10. Acuan Skor Sikap Siswa ... 58
Tabel 4.1. Rerata Muatan Sikap dalam RPP Guru ... 63
Tabel 4.2. Rerata Muatan Sikap dalam RPP berdasarkan Aspek Penilaian... 64
Tabel 4.3. Muatan Scientific Approach dalam RPP Guru ... 65
Tabel 4.4. Rerata Muatan Scientific Approach dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Langkah Kegiatan ... 65
(7)
Tabel 4.5. Rerata Keterlaksanaan Scientific Approach dalam Pembelajaran
Biologi ... 67
Tabel 4.6. Rerata Keterlaksanaan Langkah Kegiatan Scientific Approach dalam Pembelajaran Biologi ... 68
Tabel 4.7. Rerata Kemunculan Sikap Siswa dalam Pembelajaran... 68
Tabel 4.8. Pengelompokkan Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 69
Tabel 4.9. RerataPernyataan Sikap Siswa Kelas X MIA ... 70
Tabel 4.10. Rerata Kemunculan Pengembangan Sikap Oleh Guru dalam Pembelajaran Biologi ... 71
Tabel 4.11. Pengelompokkan Pengembangan Sikap Oleh Guru dalam Pembelajaran ... 72
Tabel 4.12. Pengelompokkan Sikap Religi, Sikap Sosial dan Sikap Ilmiah dengan 18 Karakter Pendidikan ... 88
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema hubungan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan ... 16
Gambar 2.2. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ... 17
Gambar 2.3. Format RPP Kurikulum2013 ... 36
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1. Kisi-kisi Lembar Analisis RPP ... 108
Lampiran A.2. Kisi-kisi Lembar Analisis Muatan Scientific Approach dalam RPP ... 109
Lampiran A.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 110
Lampiran A.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Pengembangan Sikap Oleh Guru dalam Pembelajaran... 113
Lampiran A.5. Kisi-kisi Wawancara Guru ... 116
Lampiran A.6. Kisi-kisi Pernyataan Sikap Siswa ... 117
Lampiran B.1. Lembar Analisis Muatan Kompetensi Sikap dan Scientific Approach dalam RPP ... 121
Lampiran B.2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Scientific Approach . 125
Lampiran B.3. Lembar Observasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran Scientific Approach ... 126
Lampiran B.4. Lembar Observasi Pengembangan Sikap Oleh Guru dalam Pembelajaran Scientific Approach ... 129
Lampiran B.5. Lembar Panduan Wawancara ... 132
Lampiran B.6. Pernyataan Sikap Siswa ... 133
Lampiran C.1. Rekapitulasi Pengembangan Muatan Sikap dalam RPP Guru A ... 135
Lampiran C.2. Rekapitulasi Pengembangan Muatan Sikap dalam RPP Berdasarkan Aspek Penilaian Pada Guru A ... 136
Lampiran C.3. Rekapitulasi Pengembangan Muatan Sikap dalam RPP Guru B ... 137
Lampiran C.4. Rekapitulasi Pengembangan Muatan Sikap dalam RPP Berdasarkan Aspek Penilaian Pada Guru B ... 138
Lampiran C.5. Muatan Scientific Approach dalam RPP Guru A ... 139
Lampiran C.6. Muatan Scientific Approach dalam RPP Guru B ... 140
Lampiran C.7. Rekapitulasi Muatan Scientific Approach dalam RPP Berdasarkan Langkah Kegiatan Pada Guru A ... 141
Lampiran C.8. Rekapitulasi Muatan Scientific Approach dalam RPP Berdasarkan Langkah Kegiatan Pada Guru B ... 142
(10)
Lampiran C.9. Rekapitulasi Keterlaksanaan Scientific Approach dalam
Pembelajaran Guru A ... 143
Lampiran C.10. Rekapitulasi Keterlaksanaan Scientific Approach dalam Pembelajaran Guru B ... 145
Lampiran C.11. Rekapitulasi Keterlaksanaan Langkah Scientific Approach dalam Pembelajaran Guru A ... 147
Lampiran C.12. Rekapitulasi Keterlaksanaan Langkah Scientific Approach dalam Pembelajaran Guru B ... 154
Lampiran C.13. Rekapitulasi Kemunculan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Guru A 161
Lampiran C.14. Rekapitulasi Kemunculan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Guru B 164
Lampiran C.15. Rekapitulasi Pengembangan Sikap Oleh Guru A dalam Pembelajaran ... 167
Lampiran C.16. Rekapitulasi Pengembangan Sikap Oleh Guru B dalam Pembelajaran ... 170
Lampiran C.17. Rekapitulasi Wawancara Dengan Guru Biologi Kelas X MIA ... 173
Lampiran C.18. Rekapitulasi Hasil Analisis Pernyataan Sikap Siswa Kelas B ... 176
Lampiran C.19. Rekapitulasi Hasil Analisis Pernyataan Sikap Siswa Kelas A... 178
(11)
Analisis Keterlaksanaan Scientific Approach dalam Pembelajaran Biologi serta Implikasinya Terhadap Sikap Siswa
ABSTRAK
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum KTSP. Di dalam kurikulum 2013 terdapat empat Kompetensi Inti (KI), yaitu KI-1 (sikap religi), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). KI-1 dan KI-2 terintegrasi di dalam KI-3 dan KI-4 sehingga indikator untuk sikap tidak tercantum di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengembangan dan pembentukan sikap siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah Scientific Approach dengan kegiatan mengamati, menanya, mencoba/ eksperimen/eksplorasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat muatan sikap dan Scientific Approach dalam RPP dan keterlaksanaannya dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi pembelajaran, dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di SMA Piloting Kurikulum 2013 Cluster tiga di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum muatan kompetensi sikap dalam RPP sebesar 48,21% dengan kategori kurang. Muatan Scientific Approach dalam RPP sebesar 69,17% serta keterlaksanaannya adalah 57,84%. Rendahnya muatan sikap, Scientific Approach di dalam RPP dan keterlaksanaannya berimplikasi pada pembentukan sikap siswa dalam pembelajaran terlihat dari 18 sikap yang diamati hanya lima sikap yang menjadi kebiasaan siswa. Keadaan ini dikhawatirkan akan menghambat tercapainya tujuan implementasi Kurikulum 2013 dan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk karakter peserta didik.
(12)
Analysis of Scientific Approach Implementation in Biology Learning and Its Implication toward Student Attitude
ABSTRACT
Curriculum 2013 is the development of curriculum KTSP. In this curriculum there were four competencies (KI) are KI-1 (religious attitudes), KI-2 (social attitudes), KI-3 (knowledge) and KI-4 (skill). KI-1 and KI-2 integrated in the KI-3 and KI-4. Impactly, the indicator for attitudes are not listed in the Lesson Plan (RPP). Development and establishment of student attitudes can be done through by direct learning and indirect learning. One of Learning approach in Curriculum 2013 is Scientific Approach with do activities like observing, questioning, experiment/ trying/exploration, processing and communicate information. The aim of the study is to observe the content attitude and Scientific Approach in the RPP and its appropriateness in learning. This is a descriptive study by using purposive sampling technique. The data obtained through the study of the documentation, observation, and interviews. The sample of the study is a Cluster III’s SeniorHigh School that piloting by Curriculum 2013 at Bandung. The results of the study showed in generally, the content of attitude competencies in the RPP is 48,21% with less category. The Content of Scientific Approach in the RPP is 69,17% and its appropriateness is 57,84%. This result has implications for the establishment of student attitudes in learning. Based on the result of the study, only five students' attitudes become habitual from the 18 student attitudes have been observed. This situation is feared to hamper the achievement of the implementation of Curriculum 2013 and the national education goals to shaped the character of students.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan dihasilkan dari proses pendidikan yang berkualitas juga. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas akan berdampak kepada kelanjutan dan kemajuan bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kurikulum yang digunakan dalam pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dikembangkanlah suatu kurikulum yang disebut dengan Kurikulum 2013 dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Kemendikbud, 2013).
Pada Kurikulum 2013 terdapat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu kriteria kelulusan yang harus dimiliki oleh siswa adalah sikap. Sikap dapat diperoleh melalui aktivitas-aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat berupa kegiatan pembelajaran didalam kelas.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 terdapat dua modus pembelajaran yang dinyatakan dalam Permendikbud no 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Dalam pembelajaran langsung peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan
(14)
2
berpikir dan keterampilan psikomotorik yang telah dirancang dalam suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan pembelajaran tidak langsung merupakan pembelajaran yang tidak dirancang didalam RPP tetapi terdapat didalam proses pembelajaran langsung. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap siswa. Adapun bentuk-bentuk pembelajaran tidak langsung adalah ucapan bersahabat, teguran perbaikan, hukuman mendidik, perilaku contoh (teladan), dan lingkungan yang kondusif. Pembelajaran langsung yang dilaksanakan dalam kurikulum 2013 terdapat lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Lima pengalaman belajar pokok tersebut disebut dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pembelajaran yang menggunakan scientific approach lebih menekankan pada pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran. Di dalam Kurikulum 2013 setiap proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), baik pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Kurikulum 2013 mengembangkan empat Kompetensi Inti (KI) yang menjadi dasar untuk mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator, yaitu Kompetensi Inti 1 (KI-1) yang berkaitan dengan sikap agama, Kompetensi Inti 2 (KI-2) berkaitan dengan sikap sosial, Kompetensi Inti 3 (KI-3) berkaitan dengan pengetahuan dan Kompetensi Inti 4 (KI-4) berkaitan dengan keterampilan. KI-1 dan KI-2 terintegrasi didalam KI-3 dan KI-4. Sehingga KI-1 dan KI-2 yang berkaitan dengan sikap agama dan sikap sosial dapat diperoleh oleh siswa melalui proses pembelajaran.
Permendiknas nomor 81 A tahun 2013 menyatakan bahwa KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran tidak langsung. Hal ini menyebabkan KD-1 dan KD-2 sering diabaikan atau di nomor duakan, baik didalam silabus maupun didalam RPP. Sehingga dalam proses pembelajaran guru lebih cenderung menekankan pemahaman konsep dan keterampilan siswa dibandingkan dengan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Aunillah
(15)
3
(2011), yang menyatakan bahwa dalam praktiknya, proses pembelajaran di sekolah tampaknya lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif (intelektual). Pernyataan yang dikemukan oleh Aunillah juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sada (2011), yaitu guru lebih mengutamakan penyelesaian materi ajar daripada melakukan pengembangan atau inovasi proses pembelajaran yang membahas nilai-nilai kebersamaan. Sehingga hal ini menyebabkan pembelajaran secara khusus untuk mengembangkan kemampuan afektif sepertinya masih kurang mendapat perhatian. Kebanyakan praktisis pendidikan masih memegang asumsi, jika aspek kognitif telah dikembangkan secara benar, maka aspek afektif siswa akan ikut berkembang secara positif (Lubis, 2008).
Salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki oleh siswa adalah sikap. Menurut Slameto (2010), sikap merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Aspek afektif pada diri siswa sangat besar peranannya dalam pendidikan, sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudrajat dalam Aunillah (2011) menyatakan, bahwa aspek afektif memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun dalam menghadapi kehidupan secara keseluruhan. Menurut Krathwohl dan Bloom (1973) menjelaskan bahwa perilaku afektif akan berkembang secepat perkembangan kognitif jika pengalaman pembelajaran afektif diberikan sama banyaknya dengan pengalaman pembelajaran kognitif.
Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda, begitu pula dengan kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui, pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukan seorang pendidik agar terjadi belajar pada diri siswanya. Sedangkan belajar adalah proses perubahan sikap. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hasanah (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar
(16)
4
menjadi manusia dewasa yang mampu mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam alam lingkungan, alam sekitar dimana individu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Hal ini disebabkan pendidikan bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Menurut Slameto (2010), sikap terbentuk melalui pengalaman yang berulang-ulang, imitasi, sugesti dan melalui identifikasi.
Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang dapat membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simmons (2007), sikap siswa akan berubah ketika siswa melakukan pengalaman langsung dan ketika siswa diarahkan untuk melakukan pengalaman science. Pengalaman langsung yang dimaksud adalah siswa secara langsung melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran, sehingga dengan melakukan kegiatan secara langsung siswa akan memperoleh pengalaman langsung yang dapat membentuk ataupun merubah sikap siswa.
Pengalaman langsung yang diarahkan adalah pengalaman belajar science seperti melakukan kegiatan praktikum ataupun pengamatan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Armbruster (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap siswa dan kinerja siswa berubah secara signifikan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang berfokus pada active learning dan pedagogi yang berpusat pada siswa. Penelitian Armbruster menyatakan proses pembelajaran siswa dirancang dengan pembelajaran aktif dan kemampuan pedagogi guru yang dipusatkan kepada siswa, yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajarannya. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh Akinbobola (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara sikap siswa laki-laki dengan sikap siswa perempuan dengan
(17)
5
menggunakan pembelajaran kooperatif. Artinya perubahan ataupun pembentukan sikap siswa tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin atau gender siswa.
Namun di dalam Kurikulum 2013 yang dinyatakan dalam Permendikbud no 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum menyatakan, bahwa KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung (Kemendikbud, 2013). Terintegrasinya sikap yang terdapat didalam KI-1 dan KI-2 didalam proses pembelajaran tanpa adanya perencanaan khusus didalam rancangan pembelajaran (RPP), maka apakah sikap yang terdapat didalam KI-1 dan KI-2 tersebut dapat diterapkan kepada siswa dan dapat merubah sikap siswa? Penelitian ini penting dilakukan karena didalam Kurikulum 2013 salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki oleh siswa adalah sikap. Selain itu kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bertujuan untuk membentuk karakter dengan mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa dan juga membimbing siswa agar bersifat positif terhadap segala hal untuk kebaikan masa depan mereka sendiri.
Selain didalam KI-1 dan KI-2, sikap siswa juga dikembangkan dalam pendekatan ilmiah (scientific approach). Setiap pokok pembelajaran pendekatan ilmiah terdapat kompetensi yang dikembangkan. Kompetensi tersebut merupakan sikap-sikap yang harus diperoleh siswa selama pembelajaran. Kompetensi yang dapat dikembangkan seperti mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, tanggung jawab, mandiri, kerja keras serta mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat yang tercakup di dalam KI-1 dan KI-2. Pembelajaran langsung yang menggunakan scientific approach diharapkan mampu mengembangkan dan membentuk sikap siswa yang terdapat di dalam KI-1 dan KI-2 dapat terbentuk.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan scientific approach dalam pembelajaran biologi serta implikasinya terhadap sikap siswa di SMA.
(18)
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas dirumuskan
masalah penelitian: “bagaimanakah keterlaksanaan scientific approach dalam pembelajaran Biologi serta implikasinya terhadap sikap siswa di SMA?”
C. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian:
1. Bagaimanakah muatan sikap didalam RPP yang digunakan oleh guru Biologi kelas X?
2. Bagaimanakah muatan scientific approach dalam RPP yang digunakan oleh guru Biologi kelas X ?
3. Bagaimanakah keterlaksanaan scientific approach dalam proses pembelajaran Biologi?
4. Bagaimanakah sikap siswa dalam proses pembelajaran Biologi yang menggunakan scientific approach?
5. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam penerapan scientific approach dalam membentuk sikap siswa?
D. Batasan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkupnya dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Piloting Kurikulum 2013 Cluster 3 tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMA Cluster tiga berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah untuk melakukan kegiatan scientific approach, prestasi sekolah dan sikap siswa disekolah tersebut. 2. Sikap yang diamati dalam proses pembelajaran adalah sikap religi dan sikap
sosial yang sesuai dengan tuntukan KI-1 dan KI-2 dalam Kurikulum 2013 yang tercakup dalam 18 karakter pendidikan.
3. Scientific approach yang dimaksud dalam penelitian ini adalah scientific approach pada Kurikulum 2013 untuk pelajaran Biologi.
(19)
7
4. Pembelajaran Biologi yang diamati adalah pada konsep Animalia dan Ekosistem.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang keterlaksanaan scientific approach pada mata pelajaran Biologi serta implikasinya terhadap sikap siswa. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran konkret pelaksanaan scientific approach dalam pembelajaran Biologi dan tentang penerapan/ pengembangan sikap, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan dan pengembangan sikap siswa selama proses pembelajaran.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru adalah sebagai bahan evaluasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melaksanaan pembelajaran dalam upaya mencapai tuntutan KI 1 dan KI 2 dalam Kurikulum 2013.
2. Manfaat bagi pemerintah
a. Dapat dijadikan referensi untuk perbaikan Kurikulum 2013. b. Menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013.
(20)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Populasi / Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu SMA A dan SMA B yang terletak di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Piloting Kurikulum 2013 Cluster tiga di kota Bandung. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah dua SMA Piloting Kurikulum 2013 di kota Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang guru biologi kelas X yang mengajar di sekolah sampel dan siswa yang di ajar oleh guru tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan sesuatu kondisi apa adanya (McMillan dan Schumacher, 2001). Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian di deskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian. Menurut Sukmadinata (2011) penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian. Selain itu Subandi (2011) juga menjelaskan bahwa metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis dan faktual tentang subjek penelitian dengan menghasilkan data deskriptif sesuai keadaan yang sebenarnya.
Dalam penelitian deskriptif peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian menggambarkan atau melukiskannya
(21)
43
sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang. Oleh karena itu tidak selalu menuntut adanya hipotesis penelitian dan juga tidak menuntut adanya perlakuan atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan peneliti tinggal mendeskripsikannya. Variabel yang diteliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikan hubungan beberapa variabel.
Langkah kerja pada metode deskriptif dalam penelitian ini adalah melakukan analisis dokumen, yaitu berupa analisis RPP yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui muatan sikap dan scientific approach yang terdapat didalam RPP. Kemudian melakukan pengamatan atau observasi selama proses pembelajaran dan data yang diperoleh dianalisis. Pengamatan yang dilakukan adalah keterlaksanaan scientific approach, kemunculan sikap siswa dan sikap guru selama proses pembelajaran. Selanjutnya menyebarkan pernyataan sikap yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui sikap siswa dan kemudian menganalisis data tersebut.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran ganda, maka diberikan definisi operasional beberapa istilah terkait tentang penelitian ini. Berikut definisi operasionalnya:
1. Keterlaksanaan scientific approach yang dimaksud dalam penelitian ini adalah scientific approach dalam pembelajaran Biologi yang terdapat didalam Kurikulum 2013. Keterlaksanaan scientific approach dapat dilihat dari RPP yang digunakan oleh guru serta keterlaksanaannya di dalam pembelajaran. RPP dianalisis dengan menggunakan lembar analisis yang indikatornya telah ditentukan dan disesuaikan dengan langkah-angkah scientific approach yang terdapat didalam Kurikulum 2013.
(22)
44
2. Pengembangan dan pembentukan sikap siswa sebagai implikasi dari proses pembelajaran dalam penelitian ini dilihat mulai dari RPP dan proses pembelajaran. Muatan pengembangan sikap dalam RPP dianalisis dengan menggunakan lembar analisis yang indikatornya telah ditentukan dan disesuaikan dengan tuntutan KI-1 dan KI-2 yang terdapat didalam Kurikulum 2013. Sikap siswa juga diamati dalam proses pembelajaran dengan cara mengobservasi menggunakan lembar observasi dengan fokus kegiatan yang akan diamati adalah sikap siswa dan sikap guru dalam pembelajaran.
3. Sikap yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sikap religi dan sikap sosial yang terdapat didalam Kurikulum 2013 yang tercakup didalam 18 karakter pendidikan. Sikap sosial dan sikap religi dalam penelitian ini diukur menggunakan pernyataan sikap dengan menggunakan Skala Likert dengan indikator sikap sosial dan sikap religi yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan tuntutan KI-1 dan KI-2 yang terdapat didalam Kurikulum 2013.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data adalah:
1. Lembar analisis muatan sikap dan scientific approach didalam RPP
Instrumen analisis ini dibentuk dengan tujuan untuk menggali penerapan scientific approach serta muatan sikap religi dan sikap sosial berdasarkan tututan Kompetensi Inti. Kisi-kisi lembar analisis RPP dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel. 3.1. Kisi-kisi Lembar Analisis RPP
No Aspek Aspek Yang
Dianalisis Indikator
1 Sikap Rumusan Indikator
1. Rumusan indikator mengandung kompetensi sikap religi
2. Rumusan indikator mengandung kompetensi sikap sosial
Tujuan Pembelajaran
1. Rumusan tujuan pembelajaran mengandung kompetensi sikap religi
(23)
45
No Aspek Aspek Yang
Dianalisis Indikator
kompetensi sikap sosial Metode/
model Pembelajaran
1. Metode/ model pembelajaran mengandung kompetensi sikap religi
2. Metode/ model pembelajaran mengandung kompetensi sikap sosial
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pembelajaran mengandung kompetensi sikap religi
2. Kegiatan pembelajaran mengandung kompetensi sikap sosial
Evaluasi/ Penilaian
1. Evaluasi/ penilaian mengandung kompetensi sikap religi
2. Evaluasi/ penilaian mengandung kompetensi sikap sosial
2 Scientific Approach
Mengamati 1. Guru menampilkan objek/ video/ fenomena yang sesuai dengan materi.
2. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
Menanya 1. Guru membimbing siswa untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari.
2. Siswa bertanya kepada guru mengenai materi dan prosedur kerja yang sedang dilakukan.
Mencoba/ eksperimen/ eksplorasi
1. Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan mencoba/ eksperimen/ eksplorasi.
2. Siswa melakukan kegiatan mencoba/ eksperimen/ eksplorasi .
Mengolah informasi/ mengasosiasi
1. Guru membimbing siswa dalam mengolah informasi yang diperoleh.
2. Siswa melakukan kegiatan mengolah informasi yang telah diperoleh.
Mengkomuni-kasikan
1. Guru menyuruh siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan (presentasi dikelas atau laporan tertulis)
2. Siswa melakukan kegiatan mengkomunikasikan hasil pengamatannya (presentasi dikelas atau laporan tertulis)
2. Lembar observasi sikap dan scientific approach
Lembar observasi dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar observasi scientific approach dan lembar observasi sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Pengembangan lembar observasi keterlaksanaan scientific approach didasarkan pada langkah kegiatan yang terdapat didalam kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya,
(24)
46
mencoba/ eksperimen/ eksplorasi, mengolah informasi/ mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan scientific approach dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel. 3.2. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Scientific Approach
No Aspek yang Diamati Jumlah No
1 Keterlaksanaan kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran
3 1,2,3
2 Keterlaksanaan kegiatan menanya dalam proses pembelajaran
3 1,2,3
3 Keterlaksanaan kegiatan mengamati/ eksperimen/ eksplorasi
4 1,2,3,4 4 Keterlaksanaan kegiatan mengolah informasi/
mengasosiasikan dalam proses pembelajaran
2 1,2
5 Keterlaksanaan kegiatan mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran
5 1,2,3,4,5
Pengembangan lembar observasi sikap siswa dikembangkan berdasarkan 18 karakter pendidikan. Sikap yang terdapat didalam KI-1 dan KI_2 tercakup didalam 18 karakter pendidikan. Oleh sebab itu acuan pengembangan lembar observasi didasarkan pada 18 karakter pendidikan yang sebelumnya telah dikembangkan. Pada Tabel 3.3 dapat dilihat kategori sikap pada KI-1 dan KI-2 dengan 18 karakter pendidikan. Pengintegrasian sikap tidak hanya dapat dilakukan dalam proses pembelajaran ataupun kegiatan praktikum tetapi dapat juga diintegrasikan dalam materi pelajaran, khususnya materi pelajaran Biologi. Contoh pengintegrasian sikap kedalam materi dan kegiatan pembelajaran pada materi Bilogi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel. 3.3. Pengelompokkan 18 Karakter Pendidikan No Kompetensi Sikap 18 Karakter Pendidikan
1 Sikap Religi Religius 2 Sikap Sosial Toleransi
Peduli Lingkungan
(25)
47
No Kompetensi Sikap 18 Karakter Pendidikan
Mandiri
Demokratis
Menghargai Prestasi
Bersahabat
Cinta Damai
Gemar membaca
Peduli Sosial 3 Sikap Ilmiah Disiplin
Jujur
Kerja Keras
Kreatif
Rasa Ingin Tahu
Tanggung Jawab
Percaya Diri
Tabel 3.4. Contoh Integrasi 18 Karakter dalam Materi dan Pembelajaran/ Praktikum
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum 1 Religi Sikap dan perilaku
yang mencerminkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dan mensyukuri serta mengagumi kompleksitas ciptaan-Nya
Ubur-ubur memiliki bentuk yang beranekaragam berupa mangkok terbalik. Keunikan unik ini memberikan ketakjuban bagi manusia yang melihatnya. Maha agung Allah yang telah menciptakan keunikan pada ubur-ubur.
Salah satu faktor abiotik adalah suhu. Panasnya suhu dibumi ini belum sebanding dengan panasnya di neraka. Maha Suci Allah yang telah menciptakan rasa panas.
Menampilkan suatu ekosistem dan kemudian menjelaskan kepada siswa keterkaitan satu komponen dengan kompenen yang lainnya. Serta guru mengajak siswa untuk mensyukuri dan mengagumi kompleksitas ciptaan-Nya.
Mengamati komponen ekosistem berupa faktor biotik dan abiotik menimbulkan rasa kekaguman terhadap keteraturan yang telah disusun oleh Tuhan di muka bumi.
2 Jujur 1. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
Sikap jujur dapat dilihat dari organisme autototrof yang mempunyai klorofil sehingga mampu memproduksi makanan sendiri, namun pada benalu
Mengingatkan siswa untuk mengerjakan ulangan sendiri dan tidak mencontek kepada teman ataupun melihat buku.
(26)
48
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum tindakan, dan
pekerjaan
mengambil atau merampok zat makanan tumbuhan lain untuk hidupnya (parasit). Sifat parasit di masyarakat
seperti pejabat yang koruptor.
sesuai dengan hasil temuan pada saat praktikum.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Sikap toleransi dapat dilihat dari faktor minimum dan maksimum seperti suhu, pH, kadar garam dan intensitas cahaya. Suatu hewan atau tanaman hanya mampu berada pada batas toleransi tertentu saja.
Sifat toleransi dalam kehidupan bangsa Indonesia dibutuhkan untuk
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa walaupun berbeda-beda agama, suku, budaya (Bhineka Tunggal Ika).
Guru dalam pembelajaran
meyertakan ajakan untuk mengormati pendapat dan karya orang atau kelompok lain dalam petunjuk kerja yang melibatkan tukar pendapat/diskusi. Siswa menghargai
pendapat teman dengan tidak menyalahkannya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Sikap disiplin dapat dilihat pada migrasi hewan karena faktor perubahan cuaca, suhu, dan makanan. Seperti burung bangau dan kalong yang bermigrasi pada waktu tertentu.
Sikap disiplin diperlukan pada pegawai saat bekerja seperti pergi dan pulang sesuai dengan waktunya.
Mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Menentukan waktu
pengerjaan untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
Sikap kerja keras dapat dilihat dari hewan yang berusaha mencari mangsanya seperti singa yang mencari mangsanya serta hewan yang melindungi dirinya dari hewan pemangsa. Sikap kerja keras dalam
kehidupan manusia dibutuhkan untuk mencapai cita-cita.
Guru selalu berusaha menjawab ataupun memberikan solusi setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa melaksanakan
kegiatan praktikun dengan sungguh-sunguh.
6 Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
Sikap rasa ingin tahu data dilihat pada perilaku hewan kawin. Hewan jantan akan
Menampilkan fenomena kerusakan lingkungan yang sedang menjadi
(27)
49
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar
mencari tahu apakah hewan betina siap untuk kawin dengan cara membaui urine yang dikeluarkan betina.
permasalahan global. Siswa bertanya kepada
guru tentang penyebab kerusakan lingkungan yang ditampilkan oleh guru.
7 Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap peduli lingkungan dapat dilihat dari tumbuhan yang dapat menghisap racun yang berfungsi untuk mengurangi pencemaran lingkungan seperti tanaman beracun (tanaman lidah mertua, hanjuang, rumput kriminil, palem kuning dll). Sikap peduli lingkungan
ditunjukkan oleh orang yang mempelopori pungut sampah dijalan.
Mengajak siswa untuk menanam pohon dilingkungan sekolah serta selalu
mengingatkan dan mengajak siswa untuk menghemat penggunaan sumber daya alam. Menanamkan sikap cinta
lingkungan dengan cara bersikap bijak terhadap sampah yang dihasilkan manusia dan bagaimana cara penanggulangannya 8 Tanggung
Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan YME.
Sikap tanggung jawab dapat dilihat dari induk kepada anaknya. Seperti induk ayam yang menjaga dan melindungi anaknya sampai anaknya bisa mencari makan dan melindungi dirinya sendiri. Contoh lain pada singa, sapi, kambing dll.
Sikap tanggungjawab terdapat pada setiap orang tua terhadap anaknya sampai bisa mndiri, pegawai tanggungjawab terhadap segala yang menjadi tugasnya.
Memberikan tugas yang menuntut siswa
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan seperti membuat hasil laporan kunjungan ke daerah-daerah yang tercemar.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan yang diinginkan oleh guru.
9 Percaya Diri
Sikap mental dan psikologis yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak.
Sikap percaya diri dapat dipelajari dari hewan yang siap bertarung
memperebutkan daerah kekuasaannya.
Seorang pemimpin diperlukan sikap percaya diri untuk menjalankan tugasnya.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan solusi terhadap pencemaran yang telah mereka amati. Berani menyampaikan
pendapatnya pada saat berdiskusi.
(28)
50
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum 10 Santun Sikap sopan dalam
pergaulan dari segi berbahasa dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang dijunjung.
Sikap santun dapat dipelajari dari sikap semut yang saling menyapa setiap kali bertemu.
Demikian pula sesama warga maryarakat yang saling menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu menunjukkan sikap 5 S (senyum, sapa, sopan, salam dan santun).
Mengingatkan dan membiasakan siswa bertanya dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung.
Menggunakan kata-kata yang sopan pada saat bertanya dan menjawab pertanyaan.
11 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki
Sikap kreatif juga dapat dilihat dari orang hutan yang memanfaatkan ranting-ranting untuk tempat berlindung/ sebagai rumah. Contoh lain pada burung yang menggunakan ranting untuk mencari ulat pada suatu lubang batang kayu. Sikap kreatif dibutuhkan untuk menghadapi setiap permasalahan dalam pekerjaan, pergaulan dan pengembangan hobi.
Sikap kreatif dapat dikembangkan melalui pembuatan majalah dinding (Mading) yang bertema keselamatan kerja di laboratorium atau pelestarian lingkungan.
Selain itu sikap kreatif dan inovatif dapat pula ditanamkan melalui penugasan pembuatan insektarium, herbarium ataupun taksidermi. 12 Mandiri Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
Sikap mandiri dapat dilihat pada sikap hewan seperti anak penyu yang baru menetas akan langsung berenang ke laut untuk melangsungkan kehidupannya.
Sikap mandiri diperlukan ketika seseorang sudah terlepas dari tanggungjawab orang tuanya.
Memberikan tugas yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lain yang menuntut siswa untuk mandiri.
Mengerjakan ujian tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
13 Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
Dalam suatu ekosistem terdapat berbagai hewan dan tumbuhan dapat hidup bersimbiosis (mutualistis dan komensalisme). Demikian pula dengan kehidupan seseorang dalam masyarakat/ berbangsa untuk memutuskan sesuatu dengan musyawarah/ mufakat.
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil pengamatannya. Siswa membagi tugas
dalam mengerjakan tugas atau praktikum yang diberikan oleh guru.
(29)
51
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum 14 Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap menghargai prestasi dapat dilihat dari
pengelompokkan kerja pada semut atau lebah yang akan menjadi ratu, pekerja dan prajurit sesuai dengan kemampuannya. Pada manusia yang
berprestasi selayaknya dapat dipilih atau diberi
kesempatan menjadi pemimpin.
Menghargai pendapat yang diberikan oleh siswa pada saat diskusi serta memberikan nilai plus kepada kelompok yang berani
mempresentasikan hasil pengamatannya tanpa ditunjuk oleh guru. Memberikan selamat
kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil pengamatannya dengan baik. 15 Bersahabat Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain
Sikap bersahabat dapat dilihat pada golongan alga (ganggang) dengan jamur yang saling bekerjasama membentuk lichenes (lumut kerak).
Dalam kehidupan manusia sikap bersahabat
(silaturahim) dapat
mengubah nasib seseorang, seperti hubungan antara anak asuh/ angkat dengan bapak asuhnya/ angkat.
Membagi siswa dalam kelompok yang
heterogen baik dari jenis kelamin, status sosial dan kemampuan intelektual.
Siswa bekerja sama dengan temannya tanpa membeda-bedakan.
16 Cinta Damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
Sikap cinta damai dapat dilihat dari hubungan antara ikan remora dengan paus. Sikap cinta damai dapat diwujudkan melalui kerukunan hidup beragama maupun budaya bangsa.
Memberikan rasa nyaman dan senang selama proses pemebalajaran. Tidak mengganggu
teman yang sedang melakukan pengamatan. 17 Gemar
Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Sikap membaca dapat dilihat dari bunglon yang mampu berubah warna sesuai dengan warna tempatnya. Sikap gemar membaca merupakan pintu atau kunci sukses meraih cita-cita dalam kehidupannya. Seperti membaca fenomena alam sebagai sumber pendidikan nilai (nilai praktis, sosial politik, intelektual dan nilai pendidikan) bagi kehidupan dirinya.
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman dari berbagai buku ataupun sumber lain tentang materi yang akan dipelajari pada minggu depan.
Siswa membaca hasil pengamatan ataupun pengukuran yang dilakukan selama praktikum ataupun dalam pengamatan.
(30)
52
No Aspek
Sikap Deskriptor Integrasi Materi
Integrasi Pembelajaran dan Praktikum 18 Peduli
Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap peduli sosial dapat dilihat dari hewan yang hidup berkelompok seperti rusa, singa, kerbau dll. Dalam kehidupan manusia sikap peduli sosial
diperlukan untuk membantu sesama yang tertimpa musibah, kesulitan
(ekonomi, pengetahuan, dan keterampilan), bencana alam, korban perang dll.
Pada kasus-kasus bencana alam yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan, ditanamkan sikap peduli sosial kepada peserta didik melalui berdoa bersama untuk para korban bencana. Siswa melakukan
penggalangan dana dan mengumpulkan pakaian layak pakai.
Kisi-kisi lembar observasi sikap siswa dan lembar observasi pengembangan sikap yang dilakukan oleh guru dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6
Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran
No Aspek
Sikap Indikator Jumlah
1 Religi Siswa mengucapkan salam diawal dan diakhir presentasi sesuai dengan agama yang dianut.
3
Siswa mengucapkan syukur setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
Siswa mensyukuri keanekaragaman makhluk ciptaan Tuhan sebagai objek biologi.
2 Jujur Siswa tidak mencontek pada saat ulangan/ ujian. 2 2. Siswa melaporkan data atau informasi apa adanya.
3 Toleransi Siswa tidak mengganggu/ mencemooh teman yang berbeda pendapat pada saat diskusi kelompok.
2
Siswa menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya.
4 Disiplin Siswa datang tepat waktu. 2
Siswa mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.
5 Kerja Keras Siswa menggunakan banyak sumber untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2
Siswa berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain atau temannya, walaupun tidak
sempurna.
6 Rasa Ingin Tahu
Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami/ materi yang terkait.
2
(31)
53
No Aspek
Sikap Indikator Jumlah
pengamatan kelompoknya.
7 Peduli Lingkungan
Siswa melakukan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.
2
Siswa melakukan kebiasaan mencuci tangan setelah melakukan kegiatan.
8 Tanggung Jawab
Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan yang diminta oleh guru.
2
Siswa menerima resiko jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
9 Percaya Diri Siswa berani untuk mempresentasikan hasil pengamatan/ kegiatannya tanpa disuruh oleh guru.
2
Siswa berani menjawab dan menjelaskan kepada guru atau teman yang bertanya.
10 Santun Siswa meminta izin kepada guru pada saat masuk atau keluar ruangan kelas.
2
Siswa tidak menyela pembicaraan guru atau teman pada saat menjelaskan.
11 Kreatif Siswa membuat presentasi yang menarik perhatian teman-temannya.
2
Siswa memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang yang bermanfaat.
12 Mandiri Siswa mengerjakan ulangan/ ujian sendiri. 2 Siswa tetap melakukan pengamatan/ kegiatan meskipun
guru tidak hadir.
13 Demokratis Siswa memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan.
2
Siswa membagi tugas kelompok yang diberikan oleh guru agar cepat selesai.
14 Menghargai
Prestasi
Siswa memberikan aplaus/ tepuk tangan kepada teman yang berhasil.
2
Siswa tetap menjaga kebersihan kelas yang sudah dibersihkan oleh regu piket.
15 Bersahabat Siswa menerima pembagian kelompok ditentukan oleh guru. 2 Siswa tidak mengejek teman yang salah pada saat presentasi.
16 Cinta Damai Siswa bersahabat dengan semua teman dikelas. 2 Siswa tidak mencemoohkan hasil pengamatan/ kegiatan
yang dilakukan oleh kelompok lain.
17 Gemar
Membaca
Siswa tidak menggunakan satu buku untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2
Siswa meminjam buku di perpustakaan.
18 Peduli Sosial Siswa meminjamkan buku kepada teman yang tidak
membawa buku pelajaran.
2
(32)
54
No Aspek
Sikap Indikator Jumlah
sakit.
Tabel 3.6. Kisi-kisi Lembar Observasi Pengembangan Sikap oleh Guru dalam Pembelajaran
No Aspek Sikap Indikator Jumlah
1 Religi Guru mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran. 3
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan alhamdullah/ syukur.
Guru mengkaitkan objek biologi dengan keagungan Sang Maha Pencipta dalam pembelajaran.
2 Jujur Guru mengingatkan siswa untuk tidak mencontek pada saat
mengerjakan ujian atau ulangan.
2 Guru mengingatkan siswa untuk tidak merubah data
pengamatan yang telah diperolehnya.
3 Toleransi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan pendapatnya tentang materi yang sedang dipelajari.
2
Guru menerima pendapat siswa walaupun tidak sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
4 Disiplin Guru datang tepat waktu 2
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang datang terlambat .
5 Kerja Keras Guru berusaha untuk menjelaskan materi kepada siswa
dengan baik.
2 Guru berusaha untuk menampilkan gambar atau objek yang
menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan di ajarkan.
6 Rasa Ingin
Tahu
Guru menampilkan gambar/ fenomena atau objek yang menarik perhatian siswa.
2 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
7 Peduli
Lingkungan
Guru membuang sampah di tempat yang telah disediakan. 2
Sebelum pembelajaran dimulai guru memeriksa kebersihan kelas.
8 Tanggung
Jawab
Guru mengingatkan siswa untuk membersihkan peralatan praktikum setelah digunakan.
2 Guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan.
9 Percaya Diri Guru tidak ragu-ragu dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa.
(33)
55
No Aspek Sikap Indikator Jumlah
Guru tidak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan siswa yang berhubungan dengan materi.
10 Santun Guru menggunakan pakaian yang rapih dan tidak mencolok
perhatian siswa.
2 Guru menggunakan tutur kata yang sopan pada saat menegur
siswa.
11 Kreatif Guru menggunakan model/ metode pembelajaran yang
berbeda disetiap pertemuannya.
2 Guru mengembangkan permainan untuk mengatasi
kejenuhan siswa dalam belajar.
12 Mandiri Guru membuat sendiri lembar kegiatan untuk siswa. 2
Guru membuat sendiri media pembelajaran yang digunakan. Seperti membuat slide power point.
13 Demokratis Guru membagi siswa dalam kelompok yang heterogen baik
dari jenis kelamin, status sosial dan kemampuan intelektual.
2 Guru memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan/ kegiatan.
14 Menghargai
Prestasi
Guru memberikan aplaus/ tepuk tangan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil pengamatan/
kegiatannya.
2
Guru memberikan nilai plus kepada kelompok yang berani menampilkan hasil kegiatan/ pengamatan.
15 Bersahabat Guru memanggil siswa dengan menyebutkan nama siswa. 2
Guru menghampiri langsung siswa yang bertanya tentang materi pelajaran.
16 Cinta Damai Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 2
Guru meredakan perdebatan siswa pada saat diskusi.
17 Gemar
Membaca
Guru memberikan tugas kepada siswa yang menuntut siswa untuk membaca banyak buku.
2 Guru memberikan referensi buku yang harus dibaca oleh
siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
18 Peduli Sosial Guru mengingatkan siswa untuk meminjaman buku kepada
teman yang tidak membawa buku pelajaran.
2 Guru memberikan izin kepada siswa yang ingin menjenguk
temannya yang sedang sakit atau tertimpa musibah.
2. Panduan wawancara
Panduan wawancara ini digunakan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan KI-1 dan KI-2 dalam proses pembelajaran Biologi yang menggunakan scientific approach. Kisi-kisi wawancara dengan guru Biologi dapat dilihat pada Tabel 3.7.
(34)
56
Tabel 3.7. Kisi-kisi Wawancara Guru No Aspek yang
Ditanyakan
Jumlah
Soal Deskriptor
No soal 1 Pemahaman
mengenai Kurikulum 2013
3 Keikutsertaan guru mengikuti pelatihan Kurikulum 2013.
1 Pemahaman guru tentang terintegrasinya KI-1 dan KI-2 dalam KI-3 dan KI-4.
6 Kendala-kendala dalam mengintegrasikan
KI-1 dan KI-2 dalam proses pembelajaran.
7 2 Pelaksanaan
Scientific Approach
4 Tanggapan guru tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan scientific approach.
4
Kendala guru dalam merancang
pembelajaran dengan scientific approach.
5 Keterlaksanaan scientific approach dalam
pembelajaran guru.
3 Tanggapan guru tentang Kurikulum 2013
yang berbasis scientific approach
2 3 Pembentukan
sikap siswa
2 Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap siswa.
9 Pendapat guru tentang scientific approach
dapat membentuk sikap siswa
8
3. Pernyataan sikap siswa
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui sikap religi dan sikap sosial siswa yang tidak dapat langsung diamati didalam proses pembelajaran. Instrument ini menggunakan Skala Likert dengan empat alternatif jawaban dan merupakan pernyataan terbuka. Instrumen ini sebelum digunakan divalidasi oleh ahli yaitu judgement dosen dan di uji coba. Kisi-kisi pernyataan sikap siswa dapat dilihat pada lampiran.
(35)
57
Alat ini digunakan untuk merekam pelaksanaan pembelajaran biologi berbasis yang menerapkan scientific approach, agar memudahkan proses analisis dan mendapatkan gambaran menyeluruh tentang aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam teknik untuk pengumpulan data, yaitu:
1. Studi dokumentasi
Dalam penelitian ini studi dokumentasi yang dilakukan adalah untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sikap religi dan sikap sosial siswa serta scientific approach yang terdapat didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis sesuai dengan tuntutan KI-1 dan KI-2 yang terdapat didalam Kurikulum 2013 (K13).
2. Observasi
Menurut Arikunto (2002), observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif, dimana peneliti ikut dalam proses pembelajaran, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data bagaimana keterlaksanaan scientific approach serta sikap religi dan sikap sosial siswa yang terbetuk selama proses pembelajaran. Selain itu dalam observasi peneliti juga menggunakan catatan lapangan selama pengamatan dengan tujuan untuk mencatat kejadian-kejadian apa saja yang terjadi selama proses observasi. Selama observasi peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk mengamati proses pembelajaran.
3. Wawancara
(36)
58
penelitian ini adalah open-ended, agar dapat ditelusuri permasalahan yang sebenarnya. Lingkup pertanyaan dalam penelitian ini meliputi aktivitas proses pelaksanaan pembelajaran biologi yang menggunakan scientific approach, bagaimana cara mengimplementasikan KI-1 dan KI-2 dalam proses pembelajaran, serta kendala-kendala apa saja yang ditemui oleh guru dalam mengimplementasikan KI-1 dan KI-2 dalam proses pembelajaran.
4. Pernyataan sikap siswa
Pernyataan sikap siswa merupakan instrumen yang digunakan untuk menjaring data yang tidak dapat diamati secara langsung dalam pembelajaran. Pemberian pernyataan siswa bertujuan untuk melihat sikap siswa setelah proses pembelajaran. Pernyataan sikap yang digunakan untuk menjaring data adalah pernyataan yang berisi tentang sikap sosial dan sikap religi. Pernyataan yang digunakan divalidasi/ di judgement terlebih dahulu oleh ahli kemudian di uji cobakan kepada siswa dan direvisi kembali. Pernyataan sikap dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap pernyataan baik yang positif maupun yang negatif dinilai oleh responden dengan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala yang digunakan dalam pernyataan sikap siswa adalah Skala Likert.
F. Analisis dan penyajian data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, data kualitatif yang dianalisis untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menarik kesimpulan.
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis dengan menggunakan lembar analisis muatan sikap dan scientific approach. Muatan sikap dan scientific approach dalam RPP dinyatakan dalam bentuk persentase. Penilaian RPP menggunakan rumus sebagai berikut:
(37)
59
Kriteria penilaian RPP dapat dilhat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kriteria Penialaian RPP
Peringkat Nilai
Amat Baik 90 - 100
Baik 80 - 90
Cukup 70 - 80
Kurang ≤ 70
(Kemendikbud, 2013)
2. Analisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Scientific Approach
Observasi keterlaksanaan Scientific Approach yang dilakukan adalah mengamati keterlaksanaan kegiatan Scientific Approach dalam pembelajaran. Observasi keterlaksanaan scientific approach di analisis dengan menghitung persentase keterlaksanaan scientific approach dalam pembelajaran. Persentase data dihitung dengan rumus sebagai berikut
3. Analisis Lembar Observasi Sikap dalam Pembelajaran
Observasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengamati kemunculan sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran. Observasi kemunculan sikap siswa dan guru dianalisis dengan menghitung persentase kemunculan sikap selama pembelajaran. Persentase kemunculan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dengan kriteria persentase sebagai dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:
(38)
60
Persentase Klasifikasi
81-100 MK (Menjadi Kebiasaan) 61-80 SB (Sudah Berkembang) 41-60 MB (Mulai Berkembang) 21-40 MT (Mulai Terlihat)
0-20 BT (Belum Terlihat) Keterangan:
MK (Menjadi Kebiasaan) : apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan sudah konsisten
SB (Sudah Berkembang) : apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten
MB (Mulai Berkembang) : apabila peserta didik sudah memperilhatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten
MT (Mulai Terlihat) : apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator BT (Belum Terlihat) : apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
4. Analisis Pernyataan Sikap Siswa
Pernyataan sikap siswa dianalisis dengan pemberian skor pada setiap pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif pemberian skor dimulai dari sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan pernyataam negative dimulai dengan penskoran sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju (STS) = 4. Pernyataan sikap siswa dideskripsikan dengan teknik analisis data dengan rumus:
Data persentase yang diperoleh dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang terdapat didalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Acuan Skor Sikap Siswa
Kategori Rentang Skor
Sangat tinggi 85% - 100%
Tinggi 70% - 84%
(39)
61
Rendah 55 % - 69 %
Sangat rendah 0- 54 %
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2004)
G. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap persiapan
a. Melakukan studi literatur tentang masalah yang akan diteliti. b. Penyusunan proposal penelitian kemudian diseminarkan. c. Perbaikan proposal.
d. Mempersiapkan surat izin penelitian dan menemui guru yang mengajar Biologi di kelas X.
e. Menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menjaring data. f. Melakukan pertimbangan (judgement) instrumen kepada dosen. g. Melakukan uji coba instrument (Pernyataan sikap siswa). h. Melakukan revisi pernyataan sikap siswa.
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan analisis RPP terhadap muatan sikap dan scientific approach yang digunakan oleh guru
b. Melakukan observasi/ pengamatan selama proses pembelajaran biologi yang menggunakan scientific approach.
c. Melakukan wawancara dengan guru Biologi. d. Memberikan pernyataan sikap kepada siswa. 3. Tahap pengambilan kesimpulan
a. Mengumpulkan data yang diperoleh selama pengamatan.
b. Menganalisis hasil dan membahas temuan yang diperoleh di lapangan. c. Menarik kesimpulan.
(40)
62
Agar terlihat lebih terstruktur dan mudah dipahami, maka prosedur penelitian ini dibuat dalam bentuk alur kegiatan yang dapat dilihat pada Gambar 3.1
Perencanaan Penelitian
Menyusun Proposal
Penentuan Sampel
Penyusunan Instrumen Perizinan Penelitian
Uji coba instrument (Angket sikap siswa)
Pelaksanaan Penelitian
Revisi angket sikap siswa Judgment Instrument Persiapan Penelitian
Seminar Proposal
Pengolahan data dan analisis
Observasi pembelajaran biologi yang menggunakan scientific approach Analisis muatan sikap
pada RPP
Data
(41)
63
Gambar 3.1. Alur penelitian Pelaporan
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis studi dokumentasi terhadap RPP yang digunakan oleh guru dapat disimpulkan bahwa muatan pengembangan sikap pada RPP berada pada tingkat yang kurang. Muatan scientific approach dalam RPP tergolong kurang/rendah dan keterlaksanaannya juga belum terlaksana dengan cukup baik. Rendahnya muatan sikap dalam RPP dan rendahnya keterlaksanaan scientific approach berdampak terhadap pembentukan sikap siswa dalam proses pembelajaran, dari 18 sikap yang diamati hanya 5 sikap saja yang sudah menjadi kebiasaan siswa dalam pembelajaran yaitu sikap disiplin, kerja keras, demokratis, cinta damai dan menghargai prestasi. Sedangkan 13 sikap lainnya termasuk kedalam sikap yang sudah berkembang, mulai berkembang dan bahkan belum terlihat.
Pembentukan sikap siswa dalam pembelajaran belum dirancang dengan baik sehingga pembentukan sering diabaikan oleh guru dan akibatnya sikap siswa yang menjadi salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tidak tercapai. Pembentukan sikap siswa dengan pembelajaran langsung yaitu dengan pendekatan scientific belum terlaksana dengan baik. Dalam proses pembelajaran guru tidak memberikan perlakuan yang disengaja untuk pembentukan sikap siswa, tetapi hanya berupa efek proses pembelajaran/ nurturant effect saja, sehingga tuntutan sikap yang termuat di dalam Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 yang tercakup dalam 18 karakter pendidikan belum tercapai. Untuk itu seorang guru perlu memahami aplikasi atau integrasi 18 karakter ke dalam pembahasan materi maupun kegiatan praktikum.
Pembentukan sikap siswa dalam proses pembelajaran mengalami berbagai kendala, seperti keberagaman latar belakang keluarga siswa, kurangnya pengetahuan guru dalam mengintegrasikan sikap dalam proses pembelajaran dan materi, kurangnya waktu untuk mengembangkan sikap siswa serta kurangnya keinginan siswa untuk berubah.
(43)
103
Faktor-faktor yang dapat membantu pembentukan sikap siswa adalah guru dengan cara memberikan contoh dalam bertindak, aturan-aturan yang berlaku di sekolah sehingga menjadi suatu kegiatan yang berulang-ulang bagi siswa. Serta lingkungan sekolah yang mendukung terbentuknya sikap siswa. Keadaan pembentukan dan pengembangan sikap yang memprihatinkan ini dikhawatirkan akan menghambat tercapainya tujuan kurikulum 2013 dan pendidikan nasional untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul, cerdas, dan terampil.
B.Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, diajukan beberapa saran terkait peningkatan kualitas pembentukan sikap dalam pembelajaran, yaitu :
1. RPP merupakan kompenen penting bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembejaran oleh karena itu sebaiknya RPP disusun dengan mengakomodasi seluruh tujuan pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum.
2. Sikap religius dan sikap sosial memuat karakter yang penting untuk membentuk warga negara yang unggul, sehingga indikator untuk pencapaian Kompetensi Inti 1 dan 2 perlu dituliskan dalam rancangan pembelajaran. 3. Pembentukan dan pengembangan sikap siswa sebaiknya dirancang secara
khusus dalam rencana pembelajaran agar tujuan pembentukan sikap siswa dapat tercapai.
4. Setiap guru hendaknya mendedikasikan waktu dan usaha untuk melakukan pembentukan sikap di dalam pembelajaran sesuai tujuan yang ditetapkan, dan tidak menjadikan pembentukan sikap sebagai efek dari pembelajaran.
5. Karakter pribadi guru, aturan sekolah serta pembiasaan juga dapat menjadi faktor pendukung pembentukan sikap pada diri siswa, sehingga guru yang profesional semestinya mampu menjalankan peran sebagai pengajar dan pendidik serta teladan bagi siswanya.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Akey, T. M. (2006). School Context, Student Attitudes and Behavior, and Academic Achievement: An Exploratory Analysis. New York: MDRC.
Akinbobola, A.O. (2009). “Enhancing Students' Attitude Towards Nigerian Senior
Secondary School Physics Through the Use of Cooperative, Competitive
and Individualistic Learning Strategies”. Australian Journal of Teacher Education. 1, (34), 1-9.
Anderson. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aqib, Zainal dan Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widia.
Aria. (2009). Pendekatan Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://ariasusman.wordpress.com/2009/07/06/pendekatan-ilmiah/[17
September 2013]
Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Armbruster, Peter et al. (2009). “Active Learning and Student-centered Pedagogy
Improve Student Attitudes and Performance in Introductory Biology”.
Journal of Life Sciences Education. 8, (10), 203-213.
Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baitz. (2013). Penilaian Kompetensi Sikap 2013. [Online]. Tersedia:
http://www.academia.edu/4895048/Penilaian_Kompetensi_Sikap_2013[19
Februari 2014].
Brata, Wasis Wuyung. (2013). Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Ditingkat SMA Kota Bandung dengan Tuntutan Kompetensi Dasar dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional. Tesis pada FPMIPAUPI Bandung: tidak diterbitkan.
(45)
105
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Gerungan. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hasanah. (2012). Pendidikan Nilai Akhlak Mulia dalam Membina Sikap, Perilaku
dan Kepribadian Anak Didik. Disertasi Doktor pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ibrahim, R., Syaodih, N.(2003). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1. (2013). Salinan Permendikbud No. 81 A Lampiran Empat tentang Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. (2013). Salinan Permendikbud No. 67 tentang KD dan Struktur Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3. (2013). Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4. (2013). Salinan Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5. (2013). Salinan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2010). Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur Badan Litbang Kemendiknas.
Kesuma, Dharma, Cepi Triatna dan Johar Permana. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosda.
Krathwohl, D.R. (1973). Taxonomy of Educational Objectif. New York: Longman Group.
(1)
Berdasarkan hasil analisis studi dokumentasi terhadap RPP yang digunakan oleh guru dapat disimpulkan bahwa muatan pengembangan sikap pada RPP berada pada tingkat yang kurang. Muatan scientific approach dalam RPP tergolong kurang/rendah dan keterlaksanaannya juga belum terlaksana dengan cukup baik. Rendahnya muatan sikap dalam RPP dan rendahnya keterlaksanaan
scientific approach berdampak terhadap pembentukan sikap siswa dalam proses
pembelajaran, dari 18 sikap yang diamati hanya 5 sikap saja yang sudah menjadi kebiasaan siswa dalam pembelajaran yaitu sikap disiplin, kerja keras, demokratis, cinta damai dan menghargai prestasi. Sedangkan 13 sikap lainnya termasuk kedalam sikap yang sudah berkembang, mulai berkembang dan bahkan belum terlihat.
Pembentukan sikap siswa dalam pembelajaran belum dirancang dengan baik sehingga pembentukan sering diabaikan oleh guru dan akibatnya sikap siswa yang menjadi salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tidak tercapai. Pembentukan sikap siswa dengan pembelajaran langsung yaitu dengan pendekatan scientific belum terlaksana dengan baik. Dalam proses pembelajaran guru tidak memberikan perlakuan yang disengaja untuk pembentukan sikap siswa, tetapi hanya berupa efek proses pembelajaran/ nurturant effect saja, sehingga tuntutan sikap yang termuat di dalam Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 yang tercakup dalam 18 karakter pendidikan belum tercapai. Untuk itu seorang guru perlu memahami aplikasi atau integrasi 18 karakter ke dalam pembahasan materi maupun kegiatan praktikum.
Pembentukan sikap siswa dalam proses pembelajaran mengalami berbagai kendala, seperti keberagaman latar belakang keluarga siswa, kurangnya pengetahuan guru dalam mengintegrasikan sikap dalam proses pembelajaran dan materi, kurangnya waktu untuk mengembangkan sikap siswa serta kurangnya keinginan siswa untuk berubah.
(2)
103
Faktor-faktor yang dapat membantu pembentukan sikap siswa adalah guru dengan cara memberikan contoh dalam bertindak, aturan-aturan yang berlaku di sekolah sehingga menjadi suatu kegiatan yang berulang-ulang bagi siswa. Serta lingkungan sekolah yang mendukung terbentuknya sikap siswa. Keadaan pembentukan dan pengembangan sikap yang memprihatinkan ini dikhawatirkan akan menghambat tercapainya tujuan kurikulum 2013 dan pendidikan nasional untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul, cerdas, dan terampil.
B.Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, diajukan beberapa saran terkait peningkatan kualitas pembentukan sikap dalam pembelajaran, yaitu :
1. RPP merupakan kompenen penting bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembejaran oleh karena itu sebaiknya RPP disusun dengan mengakomodasi seluruh tujuan pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum.
2. Sikap religius dan sikap sosial memuat karakter yang penting untuk membentuk warga negara yang unggul, sehingga indikator untuk pencapaian Kompetensi Inti 1 dan 2 perlu dituliskan dalam rancangan pembelajaran. 3. Pembentukan dan pengembangan sikap siswa sebaiknya dirancang secara
khusus dalam rencana pembelajaran agar tujuan pembentukan sikap siswa dapat tercapai.
4. Setiap guru hendaknya mendedikasikan waktu dan usaha untuk melakukan pembentukan sikap di dalam pembelajaran sesuai tujuan yang ditetapkan, dan tidak menjadikan pembentukan sikap sebagai efek dari pembelajaran.
5. Karakter pribadi guru, aturan sekolah serta pembiasaan juga dapat menjadi faktor pendukung pembentukan sikap pada diri siswa, sehingga guru yang profesional semestinya mampu menjalankan peran sebagai pengajar dan pendidik serta teladan bagi siswanya.
(3)
Akinbobola, A.O. (2009). “Enhancing Students' Attitude Towards Nigerian Senior Secondary School Physics Through the Use of Cooperative, Competitive and Individualistic Learning Strategies”. Australian Journal of Teacher Education. 1, (34), 1-9.
Anderson. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan
Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aqib, Zainal dan Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widia.
Aria. (2009). Pendekatan Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://ariasusman.wordpress.com/2009/07/06/pendekatan-ilmiah/[17 September 2013]
Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Armbruster, Peter et al. (2009). “Active Learning and Student-centered Pedagogy Improve Student Attitudes and Performance in Introductory Biology”.
Journal of Life Sciences Education. 8, (10), 203-213.
Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Laksana.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baitz. (2013). Penilaian Kompetensi Sikap 2013. [Online]. Tersedia: http://www.academia.edu/4895048/Penilaian_Kompetensi_Sikap_2013[19 Februari 2014].
Brata, Wasis Wuyung. (2013). Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi
Ditingkat SMA Kota Bandung dengan Tuntutan Kompetensi Dasar dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional. Tesis pada FPMIPAUPI Bandung:
tidak diterbitkan.
(4)
105
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Gerungan. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hasanah. (2012). Pendidikan Nilai Akhlak Mulia dalam Membina Sikap, Perilaku
dan Kepribadian Anak Didik. Disertasi Doktor pada FIP UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21 Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Ibrahim, R., Syaodih, N.(2003). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1. (2013). Salinan Permendikbud No.
81 A Lampiran Empat tentang Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta:
Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. (2013). Salinan Permendikbud No.
67 tentang KD dan Struktur Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3. (2013). Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4. (2013). Salinan Permendikbud No.
69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5. (2013). Salinan Permendikbud No.
65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2010). Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur Badan Litbang
Kemendiknas.
Kesuma, Dharma, Cepi Triatna dan Johar Permana. (2012). Pendidikan Karakter
Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosda.
Krathwohl, D.R. (1973). Taxonomy of Educational Objectif. New York: Longman Group.
(5)
Krech, Crutchfield dan Ballancy. (1982). Individual In Society. Kogakusha: McGraw-Hill.
Lickona, Thomas. (2008). Educating for Character. New York: Bantam Book. Lubis, M. (2008). Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
McMillan, J.H dan Schumcher, S. (2001). Research in Education. Fifth Edition. New York: Longman.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda Karya.
Mulyasana, D. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, N. (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (1994). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Riduwan. (2004). Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Rustaman, N.Y dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sada, C. (2011). Pengembangan Model Integrasi Nilai-nilai Cinta dalam
Pembelajaran Bahasa Untuk Membentuk Sikap Kebersamaan. Disertasi
Doktor pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Simmons, Wu, Knight dan Lopez. (2007). “Assessing the Influence of Field- and GIS-based Inquiry on Student Attitude and Conceptual Knowledge in an Undergraduate Ecology Lab”. Journal of Life Sciences Education. 7, (3),
338-345.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Subandi. (2011). Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian. Harmonia,2, (11), 56-62.
(6)
107
Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDP. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Waheed, H. (2011). “Secondary Students’ Attitude towards Mathematics in a Selected School of Maldives”. Journal of Humanities and Social Science. 1, (15), 277-281.
Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Yudianto, Suroso Adi. (2005). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni sejahtera.
Yudianto, Suroso Adi. (2011). Dimensi Pendidikan Karakter/ Nilai dalam Model
Sains-Biologi untuk Pembelajaran Manusia Sebagai Upaya Mengatasi Krisi Nilai dan Moral Bangsa. Bandung: UPI.