PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang).

(1)

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh : Nurhidayah NIM. 1101902

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )

Oleh: NURHIDAYAH

1101902

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nurhidayah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NURHIDAYAH

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PEMBIMBING I

Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721901 200112 2 001

PEMBIMBING II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd, M.Si NIP. 19700711 1994032

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014198601 1 001


(4)

Skripsi Ini Telah Diuji Pada:

Hari/tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : Gedung FPIPS Lt.2 UPI Bandung.

Panitia Ujian :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014 198601 1 001 3. Penguji :

3.1. Penguji 1 : Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19599071 4198601 1 001

3.2. Penguji 2 : Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

3.3.Penguji 3 : Yeni Kurniawati, M.Pd NIP. 19770602 200312 2 001


(5)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-B Mts. Al Musyawarah Lembang)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan berpikir asosiatif siswa, hal ini terlihat ketika siswa menjelaskan pengertian konsep-konsep IPS. Penjelasan siswa masih cenderung berdasarkan penjelasan buku atau text book, sehingga siswa lebih banyak menghafal materi daripada memahami atau mengembangkan materi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pemecahan masalah yang dipilih, yaitu melalui penerapan teknik permainan tebak konsep. Pemilihan konsep dilakukan untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Siswa diharuskan menebak konsep yang dimunculkan dalam permainan, kemudian siswa mencari hal yang berkaitan dengan konsep dan mengaitkankannya sehingga muncul sebuah pemahaman baru. Pada setiap siklus siswa diberikan konsep IPS yang berbeda, sesuai dengan materi yang akan dibahas. Kemudian, kendala yang dihadapi yaitu siswa kebingungan ketika harus mencari dan mengaitkan hal yang berkaitan dengan konsep tersebut. Namun, peneliti dapat mengatasi kendala tersebut yaitu dengan memberikan siswa arahan dalam setiap pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir asosiatif siswa pada siklus pertama berada pada kategori cukup. Pada siklus kedua, mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi baik. Pada siklus ketiga, kemampuan berpikir asosiatif siswa terus mengalami peningkatan menjadi sangat baik. Peningkatan kemampuan berpikir asosiatif dapat terlihat dari beberapa aspek yaitu antusias belajar, kerjasama, kemampuan mencetuskan gagasan baru yang berkaitan dengan konsep, mengaitkan hal yang berkaitan dengan konsep, kemampuan menterjemahkan konsep IPS dengan bahasa sendiri, dan keberanian mengemukakan gagasan.


(6)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research is motivated by the low associative thinking skills of students, this is seen when students explain the meaning of concepts IPS. The students’’ explanation still tends to base on books’s explanation or textbooks, so that more students memorize the material than to understand or develop the material. This research is a class act and Taggart Kemmis models include planning, action, observation, and reflection. Troubleshooting is selected, its through the application of engineering concepts guessing game. Concept selection is done to facilitate students in developing the ability to think their association. Students are required to guess the concepts that appear in the game, then the students look for things related to the concept and link it, so that it appears a new understanding. At each cycle students are given different IPS concept, according to the material to be covered. Then, the constraints faced by the students of confusion when it came to find and link the issues related to the concept. However, researchers can overcome these obstacles is to give students direction in every implementation. The results showed that the associative thinking abilities of students in the first cycle in the category enough. In the second cycle, an increase of categories to be good enough. In the third cycle, the associative thinking ability of students is increasing to be very good. Improving the ability of associative thinking can be seen from several aspects: the enthusiasm to learn, teamwork, ability to spark new ideas related to the concept, linking it with regard to the concept, the ability to translate the concept of IPS with its own language, and courage put forward ideas.


(7)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ... i

ABSTRAK... .. ii

KATA PENGANTAR... .. iii

UCAPAN TERIMA KASIH... .. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK. ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... .. xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar dan Pembelajaran IPS ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8


(8)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

3. Pembelajaran IPS ... 11

4. Dimensi IPS... .. 14

5. Karakteristik IPS... . 17

6. Tujuan IPS... .. 18

7. Belajar dan Pembelajaran IPS... .. 19

B. Teknik Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Teknik Pembelajaran ... 20

2. Jenis-jenis Teknik Pembelajaran ... 21

3. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan ... .. 21

C. Permainan Tebak Konsep. ... 22

1. Pengertian Permainan Tebak Konsep ... 22

2. Prosedur Permainan Tebak Konsep ... 24

3. Fungsi Permainan Tebak Konsep ... 25

D. Berpikir Asosiatif ... 26

1. Logika dan Berpikir ... 26

2. Fungsi Berpikir ... 39

3. Kedudukan berpikir Asosiatif dalam Pembelajaran IPS ... 30

4. Pengertian Berpikir Asosiatif... 31

5. Tanggapan... .. 33

6. Ingatan... .. 35


(9)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

8. Indikator Berpikir Asosiatif... . 38

E. Keterkaian Teknik Permainan Tebak Konsep dengan Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa ... 40

F. Penelitian Terdahulu... .. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

B. Metode Penelitian ... 44

C. Desain Penelitian. ... 45

D. Prosedur Penelitian ... 46

1. Perencanaan... .. 47

2. Pelaksanaan... .. 48

3. Observasi... .. 48

4. Refleksi... .. 48

E. Definisi Oprasional ... 49

1. Teknik Permainan Tebak Konsep ... 59

2. Berpikir Asosiatif ... 50

F. Intrumen Penelitian ... 53

1. Pedoman Observasi. ... 53

2. Pedoman Wawancara. ... 58

3. Catatan Lapangan... . 58

4. Dokumentasi ... 58


(10)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 58

1. Observasi ... 59

2. Wawancara ... 59

3. Catatan Lapangan... ... 60

4. Studi Dokumentasi ... 60

5. Tes ... 61

H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 61

1. Pengolahan Data Kualitatif ... 61

2. Pengolahan Data Kuantitatif ... 62

I. Uji Validitas data... ... 63

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 64

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64

1. Profil MTs. Al Musyawarah Lembang ... 64

2. Deskripsi Visi dan Misi MTs. Al Musyawarah Lembang. ... 65

3. Identitas Sekolah. ... 65

4. Deskripsi Siswa Kelas VIII-B ... 67

B. Deskripsi Perencanaan Teknik Permainan Tebak Konsep ... 68

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS... ... 68

2. Perencanaan Pembelajaran IPS... ... 70

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 78


(11)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

a. Perencanaan Siklus I ... 65

b. Pelaksanaan Tindakan I ... 67

c. Observasi Tindakan I ... 78

d. Refleksi Tindakan I ... 86

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 88

a. Perencanaan Siklus II ... 88

a. Pelaksanaan Tindakan II ... 89

b. Observasi Tindakan II ... 93

c. Refleksi Tindakan II ... 102

3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103

a. Perencanaan Tindakan III ... 103

b. Pelaksanaan Tindakan III ... 104

c. Observasi Tindakan III ... 107

d. Refleksi Tindakan III ... 113

D.Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113

1. Perencanaan Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113

2. Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS... 118


(12)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif dalam

Pembelajaran IPS... 125

4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa melalui Teknik Permainan Tebak Konsep dalam Pembelajaran IPS... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135

A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... x LAMPIRAN. ... X


(13)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan... 22

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 39

Tabel 3.1 Langkah-langkah Permainan Tebak Konsep... 50

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 52

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 55

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 56

Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor... . 62

Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTS Al-Musyawarah... . 66

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MTS Al-Musyawarah Lembang... . 66

Tabel 4.3 Data Siswa MTS Al-Musyawarah Lembang... . 67

Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B... . 67

Tabel 4.5 Nama Anggota Kelompok... . 74

Tabel 4.6 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus I... 79

Tabel4.7 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus I... . 83


(14)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak

Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus II... . 99

Tabel 4.10 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus III.... 108

Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak

Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus III... 110

Tabel 4.12 Materi Pembelajaran pada Teknik Permainan Tebak Konsep... . 116

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Penampilan Guru dalam Penerapan

Teknik Permainan Tebak Konsep... . 120


(15)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart... . 75

Gambar 4.1 Pengambilan Konsep untuk Permainan Tebak Konsep... . 76

Gambar 4.2 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus I... 77

Gambar 4.3 Proses Pengerjaan Lembar Tes Kemampuan Berpikir Asosiatif... 91

Gambar 4.4 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus II... . 92

Gambar 4.5 Siswa Mengacungkan Tangan untuk Mengemukakan Gagasannya.... 93

Gambar 4.6 Pemberian Penghargaan (hadiah) untuk Siswa Terbaik... . 106

Gambar 4.7 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus III... . 107


(16)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penilaian Penampilan Guru dalam Penerapan Teknik Permainan

Tebak Konsep... . 125

Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa VIII-B... . 131


(17)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: SK Nomor:332/UN.40.2/DT/2015 tentang penetapan dosen pembimbing skripsi departemen dan program studi di lingkungan fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial universitas pendidikan Indonesia.

Surat balasan penelitian

Lampiran 2 : RPP

Lampiran 3 : Lembar penilaian penampilan guru

Lembar hasil observasi kemampuan berpikir asosiatif siswa Lembar hasil wawancara siswa

Lampiran 4 : Lembar tes kemampuan berpikir aosiatif siklus I Lembar tes kemampuan berpikir asosiatif siklus II Lembar tes kemampuan berpikir aspsiatif siklus III


(18)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi lapangan di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang, peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dalam pembelajaran IPS, diantara permasalahan pembelajaran IPS lainnya ada masalah yang menonjol yang diambil oleh peneliti yakni kurangnya suasana belajar yang merangsang siswa untuk berpikir asosiatif. Kemampuan siswa dalam mengembangkan proses berpikir asosiatif masih tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang sulit untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif terutama pada saat menjelaskan ataupun menyampaikan gagasannya mengenai konsep-konsep IPS. Sebagian besar siswa dalam menjelaskan mengenai konsep-konsep IPS masih cenderung berdasarkan penjelasan buku atau text book, sehingga siswa lebih banyak menghafal konsep yang ada daripada memahami dan mengembangkannya. Selain itu juga keikutsertaan siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran masih kurang, hal ini ditunjukan dengan adanya sebagian siswa yang pasif dan siswa lainnya ribut di kelas. Siswa semakin jenuh dalam belajar karena pendidik lebih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan. Semua hal ini menyebabkan partisipasi siswa dalam pembelajaran menjadi berkurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan ide-ide, gagasan, dan kemampuan dalam berpikir asosiatif.

Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa di kelas VIII-B, menuturkan bahwa pembelajaran IPS yang selama ini diajarkan di kelas sangat membosankan dan tidak bervariasi, itu dikarenakan metode atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah dan menyuruh siswa mencatat kembali apa yang ada di buku pelajaran. Pembelajaran seperti ini tidak akan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak mengarahkan siswa untuk berpikir, terkadang siswa kurang mengerti dan


(19)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

memahami apa yang dijelaskan oleh guru dikarenakan materi tidak dihubungkan dengan kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar mereka dan materi hanya bersumber pada buku teks, sehingga menyebabkan siswa kurang mendapat pengetahuan yang luas dan kurang memahami tentang konsep-konsep IPS.

Berangkat dari masalah hasil observasi diatas peneliti juga mewawancarai salah satu guru IPS sesudah jam belajar selesai, dari hasil wawancara data yang diperoleh dari guru tersebut menjelaskan bahwa beliau kurang bervariasi dalam menggunakan metode ataupun teknik pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan yang bersumber dari buku teks, dikarenakan beliau memang bukan berlatarbelakang pendidikan keguruan sehingga hanya sedikit metode pembelajaran yang beliau kuasai. Hal ini bisa menyebabkan minat belajar menjadi berkurang dan proses berpikir siswa akan mengalami hambatan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi diatas maka terlihat bahwa permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-B adalah pembelajaran yang sifatnya satu arah (ceramah) yaitu pembelajaran yang sering dikenal kedalam pendekatan Teacher Center, sehingga siswa tidak dibiasakan untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide yang ada dalam pemikirannya. Model pembelajaran

seperti ini hanya mengkondisikan siswa untuk “menerima”, dan menyebabkan

siswa kurang aktif dalam mencari atau menemukan informasi-informasi baru (Sudarma, 2013, hlm. 48)

Menurut Wahab (2009, hlm. 144) berpikir adalah kegiatan mental yang bertujuan, yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang berinteraksi dengan data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Peranan berpikir terutama dalam menghadapi abad 21 sebagai abad informasi dan globalisasi, menuntut kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat atau warga negara. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah perlukah mengajarkan bagaimana berpikir kepada para siswa.

Menurut Costa (dalam Ali, 2000, hlm. 277) pengembangan kemampuan berpikir berkaitan dengan asumsi berpikir bahwa berpikir merupakan potensi


(20)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

manusia yang perlu secara sengaja dikembangkan untuk mencapai kapasitas optimal. Proses pendidikan dalam konteks ini merupakan sarana untuk mengembangkannya. Kemampuan berpikir dianggap sebagai sumber daya yang amat vital bagi suatu bangsa, karena itu dibutuhkan dari kaum pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir.

Terkait kurang berkembangnya kemampuan berpikir asosiatif siswa dalam memahami konsep IPS, maka perlu adanya pemilihan teknik pembelajaran yang bisa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa, teknik permainan tebak konsep merupakan salah satu jenis teknik dalam pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajarannya. Penggunaan teknik permainan dalam proses pembelajaran mampu membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Ginnis (2008, hlm. 214) aplikasi permainan yang tepat pada proses pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih fleksibel antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dan guru sehingga para guru bisa benar-benar berperan selayaknya teman belajar, dan melatih berbagai kecakapan berpikir tanpa mesti terbebani dan susah payah. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan biasanya menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap.

Kemampuan berpikir asosiatif sangatlah penting dimiliki dalam proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan baru mengenai konsep IPS. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS (PTK pada Siswa kelas VIII-B di Mts Al Musyawarah Lembang)” diharapkan dengan


(21)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

proses pembelajaran yang menarik siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa, dan melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif tanpa mesti terbebani dan susah payah. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif, yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

B.Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana desain perencanaan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang ?

2. Bagaiamana guru melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang?

3. Bagaimana kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts al Musyawarah Lembang ?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang ?

C.Tujuan Penelitian:

1. Mengembangkan desain perencanaan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang

2. Melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang

3. Merefleksikan kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts al Musyawarah Lembang


(22)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

4. Mendeskrisipkan peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang

D.Manfaat Penelitian:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan bagi guru dalam upaya menciptakan pembelajaran IPS yang menarik, sehingga guru akan lebih kreatif lagi dalam mengembangkan dan menggunakan beragam metode, strategi, model, dan teknik pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPS tidak lagi hanya dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi sederhana yang cenderung membuat siswa menjadi lebih cepat bosan dan malas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti :

1) Menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk dijadikan pembelajaran di masa yang akan datang.

2) Mencoba menerapkan teknik permainan tebak konsep IPS untuk ketercapaian tujuan pembelajaran IPS

3) Menggali berbagai sumber pembelajaran IPS untuk kepentingan pribadi maupun umum.

b. Bagi Siswa:

1) Menambah wawasan belajar IPS dengan mengembangkan sikap kepedulian sosial siswa untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa

2) Memperbaiki suasana kelas dalam pembelajran IPS di kelas agar lebih memotivasi belajar siswa

3) Menjadikan siswa sebagai insan yang mulia dimata Tuhan dan manusia, bersosial tinggi serta cerdas dan berpengetahuan.


(23)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

c. Bagi Guru :

1) Guru tidak hanya mengasah kemampuan kognitif siswa tapi bisa menambah kemampuan sisi aspek afektif dan psikomotor serta religius siswa.

2) Guru dapat terus memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS melalui pengalaman-pengalaman siswa melalui teknik pembelajaran yang biasa digunakan.

3) Guru dapat membawa siswa kedalam dunia mereka dengan menampilkan konsep-konsep IPS yang ada disekitar siswa dan mencoba berpikir mencari pemahaman konsep IPS berdasarkan pemikiran siswa sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan konsep IPS atas hasil pemikiran mereka sendiri.

E.Struktur Organisasi Skripsi

BAB I membahas mengenai pendahuluan. Dalam bab ini terdapat beberapa sub bab yang membahas mengenai latar belakang yang diungkapkan peneliti tentang permasalahan yang terjadi. Selain itu, dalam bab ini terdapat juga rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripri.

BAB II membahas kajian pustaka. Dalam bab ini peneliti membahas kajian pustaka yang mendasari penelitian ini, dimana dalam bab ini peneliti melakukan berbagai kajian dari berbagai sumber yang relevan dan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Selain itu, dalam bab ini terdapat beberapa penjelasan mengenai belajar dan pembelajaran IPS, teknik permainan tebak konsep yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan penjelasan mengenai berpikir asosiatif serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB III membahas mengenai metodologi penelitian, dalam bab ini peneliti membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, sasaran penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, analisis data serta validasi data.


(24)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

BAB IV membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.

BAB V membahas mengenai kesimpulan dan saran. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan secara keseluruhan yang didapatkan peneliti berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Serta saran yang akan diajukan oleh peneliti kepada peneliti selanjutnya.


(25)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu berlokasi di Mts Al musyawarah Lembang yang beralamat di Jalan Baru Adjak no. 158, Bandung Barat. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IX yaitu Ibu Mira. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa dikelas VIII-B berjumlah 29 orang siswa ysng terdiri 16 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan kemampuan berpikir siswa dengan alasan bahwa di kelas tersebut kurang mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif. Dengan mengembangkan kemampuan asosiatif diharapkan siswa mampu mengembangkan serta memunculkan ide-ide baru mengenai konsep IPS, sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman baru.

B.Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif yaitu secara sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai objek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (Idrus, 2009, hlm. 23). Sedangkan penelitian kualitatif menurut Creswell (dalam Wiriatmadja ,2012, hlm. 7) menjabarkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah atau wajar (natural setting).


(26)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

Pada penelitian kualitatif ini, dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam displin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12). Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri memiliki pengertian sebuah penelitian yang di dalam proses pelaksanaan rencana penelitian telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara

sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “

aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasalahan.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, PTK dapat dikataan sebagai kajian yang melihat sebuah situasi sosial. Dengan demikian, PTK berusaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran di kelas yang lebih baik, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam pembelajaran.

C.Desain Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda. Setiap model penelitian tindakan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari berbagai model penelitian


(27)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

tindakan yang ada, peneliti memilih untuk menggunakan model penelitian spiral dari Kemmis dan Mc Taggar t(1988), yang terdiri dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi

(reflect). Adapun model spiral yang digunakan oleh peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart

(Sumber: Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

D.Prosedur Penelitian

Dari bagan metode Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis and Taggart tersebut terdapat penjelasan bahwa PTK dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap awal atau tahap siklus satu yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dilanjutkan dengan tahap


(28)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47

selanjutnya sebanyak N kali sampai proses pembelajaran berhasil dengan metode yang diharapkan oleh peneliti. Adapun penjelasan mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi adalah sebagai berikut: a) Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan, peneliti mulai merumuskan suatu rencana yang berkaitan dengan tindakan seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana penelitian akan dilakukan. Kemudian, peneliti juga mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses penelitian seperti menyiapkan desain pembelajaran, mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang ditentukan, menyiapkan pedoman observasi, pedoman penialain kinerja, menyiapkan tes kompetensi kognitif, menyiapkan alat penilaian sikap, menyiapkan angket resppons siswa, menentukan pelaku (subjek) PTK dan perincian tugasnya masing-masing, langkah-langkah kegiatan dan jadwal kerja, pedoman pelaksanaan monitoring tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama proses tindakan, dan lain-lain (Arifin, 2011, hlm. 110). Setelah berbagai rencana tersebut dirumuskan, kemudian disusun dalam bentuk desain sesuai dengan tema yang telah dipilih.

b) Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap pelaksanaan ini, peneliti harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Pada tahap ini juga peneliti mulai menjalankan langkah-langkah yang berkaitan dengan upaya memperbaiki masalah yang terjadi di lapangan sebagaimana ditemukan pada saat observasi awal. Peneliti mulai mengguakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terhadap pencapaian tujuan dari penelitian yang dilakukanya (Arifin, 2011, hlm. 111).


(29)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

Observasi merupakan kegiatan monitoring atau pengontrolan terhadap berbagai macam tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam tahap sebelumnya. Peneliti mengumpulkan informasi atau data serta mencatat segala bentuk perubahan yang terjadi di lapangan setelah dilakukanya suatu tindakan. Dalam tahap ini, peneliti harus merekam dengan baik dan cermat atau mendokumentasikan segala informasi atau data yang diperolehnya pada saat observasi di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan evaluasi. Menurut Arifin (2011, hlm. 111) evaluasi dilakukan dengan menggunakan teknik dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika observasi berfungsi untuk mengenali mutu proses tindakan, maka evaluasi berfungsi untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan. Dengan kata lain, monitoring dilakukan untuk mengamati pembelajaran berlangsung, mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati respons peserta didik terhadap proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi ditujukan kepada hasil belajar peserta didik melalui evaluasi kinerja, portofolio, tes, dan angket.

d) Refleksi (Reflecting)

Menurut Arifin (2011, hlm. 112) mengemukakan bahwa refleksi merupakan tahap terakhir dalam PTK yang terdiri dari beberapa komponen yaitu analisis, sintesis, memberikan makna, eksplanasi, dan membuat simpulan. Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Jika guru telah memiliki gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi pada fase sebelumnya, dan juga guru ingin melanjutkan tindakan berikutnya, maka guru harus memikirkan faktor-faktor penyebabnya. Analisis seperti itu dilakukan dengan tetap memperhatikan keseluruhan tema sentral PTK yang sedang berjalan dan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai atau perubahan yang diharapkan.


(30)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

Untuk menetapkan tindakan selanjutnya, guru jangan hanya terpaku pada faktor-faktor penyebab yang berhasil dianalisis, tetapi hal yang lebih penting adalah menetapkan langkah berikutnya sebagai hasil renungan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan, perkiraan peluang yang akan diperoleh, kendala atau kesulitan bahkan ancaman yang mungkin dihadapi. Hasil refleksi hendaknya didiskusikan sebelum diambil keputusan, lebih-lebih hasil refleksi yang akan digunakan sebagai dasar simpulan dan rekomendasi.

E.Definisi Operasional

Definisi istilah yang perlu digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud peneliti. Untuk itu penulis akan mendefinisikan beberapa kata yang dianggap penting oleh penulis.

1. Teknik Permainan Tebak Konsep

Menurut Komalasari (2011, hlm. 56) teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dalam hal ini, guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Salah satu teknik pembelajaran yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran adalah teknik permainan. Dalam bermain, juga terjadi proses belajar. Persamaannya adalah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan yang dapat merubah tingkah laku, sikap, dan pengalamannya.

Teknik permaianan tebak konsep merupakan salah satu dari teknik pembelajaran yang diadopsi dari sebuah permainan yang sering dijumpai di acara atau tayangan kuis yang terdapat di televisi. Pada dasarnya permainan tebak konsep ini sama dengan permainan tebak kata (Charades), dimana kata dalam permainan tersebut diganti menjadi sebuah konsep-konsep IPS. Permainan tebak konsep merupakan sebuah permainan yang mengkondisikan siswa menggunakan konsep-konsep yang ada di dalam pembelajaran IPS. Siswa yang diberikan petunjuk harus memunculkan hal-hal penting dari konsep


(31)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50

atau fakta yang menjadi soal dalam permainan, dan siswa yang menebak harus menganalis pertunjukan tersebut berdasarkan apa yang mereka ketahui. Adapun langkah-langkah teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Permainan Tebak Konsep

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam

2. Guru mengecheck kerapihan, ketertiban, kebersihan kelas

3. Siswa diminta untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 4. Guru mengechek kehadiran siswa

10 menit

Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tata cara dan peraturan tentang permainan tebak konsep kepada siswa.

2. Bagi kelas menjadi 2 tim besar, kemudian minta salah seorang siswa dalam tim tersebut untuk menjadi mediator bagi teman 1 kelompoknya.

3. Berikan sepetong kertas yang berisikan konsep IPS atau tokoh yang berkaitan dengan materi IPS kepada salah seorang yang menjadi mediator dari kelompok yang akan maju dalam permainan.

4. Lamanya waktu permainan tebak konsep IPS untuk 1 kali main hanya 3 menit saja.


(32)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51

5. Dilarang memberikan petunjuk kepada temannya berupa kata-kata khusus yang mencirikan jawaban konsep yang harus ditebak dan mengacungkan jari yang menunjukan jumlah suku kata konsep tersebut.

6. Hanya diperbolehkan mengucapkan YA, BISA JADI, dan TIDAK.

7. Berikan poin 1 jika pemain dapat menebak konsep yang sedang mereka pertunjukan 8. Ketika semua orang siap, mintalah

mediator untuk mempertunjukan permainan tebak konsep IPS di depan teman sekelompoknya agar teman sekelompoknya bisa menebak konsepnya dan kelompok pesaing bisa melihat permainan tersebut.

9. Buatlah siswa menciptakan ekspresi murni terhadap isi untuk setiap langkah dalam permainan.

10. Setelah permainan selesai, siswa menuliskan hal-hal yang berkaitan atau berhubungan dengan konsep IPS tersebut, kemudian mengasosiasikannya.

11. Setelah selesai mengasosiasikan kemudian siswa mengemukakan hasil pemikirannya


(33)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52

menyimpulkan pembelajaran 2. Setiap masing-masing siswa harus

menyerahkan laporan hasil kesimpulannya 3. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Berpikir Asosiatif

Menurut Syah (2013, hlm 118) berpikir asosiatif yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sebagai contoh siswa yang mampu menjelaskan arti penting proklamasi. Kemampuan siswa tersebut dalam mengasosiasikan peristiwa penting itu dengan hari kemerdekaan Indonesia, dilaksakan pada tanggal 17 agustus 1945, proklamatornya adalah Soekarno, dan hanya bisa didapat apabila ia telah mempelajari sejarah negara Indonesia. Di bawah ini merupakan indikator berpikir asosiatif yang disadur dari berbagai pengertian berpikir asosiatif menurut para ahli.

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif

Indikator Penjelasan

a. Antusias dalam belajar

1) Siswa menyiapkan diri sebelum pembelajaran 2) Siswa bersemangat saat kegiatan pembelajaran

berlangsung


(34)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

4) Siswa memperhatikan dengan baik apa yang diajarkan oleh guru

b. Kerjasama 1) Siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran 2) Siswa mampu menjadi mediator yang baik untuk

teman kelompoknya

3) Siswa mampu menjalin komunikasi yang baik dengan teman kelompoknya

c. Pemahaman konsep

1) Siswa mampu menerjemahkan konsep menggunakan bahasa sendiri

2) Siswa mampu mengintepretasikan konsep dengan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat

d. Mampu mencetuskan gagasan baru

1) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan dengan konsep tanpa ada batasnya

2) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan dengan konsep dalam batas-batas tentu

e. Kemampuan mengasosiasikan

1) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal lain tanpa ada batasnya.

2) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu.

f. Keberanian mengemukakan gagasan

1) Siswa berani mengemukakan gagasannya dengan percaya diri

2) Siswa berani mengemukakan gagasannya tanpa harus disuruh guru

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang memiliki peranan penting. Menurut Arikunto (2000 hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah


(35)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54

olehnya. Dari pengertian tersebut bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang variabel atau objek yang sedang diteliti. Namun dalam penelitian ini bisa menggunakan instrumen lain sebagai pendukung peneliti dalam memeproleh data. Adapun instrumen lain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu : 1. Pedoman Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang mencul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2012, hlm. 153).

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan atau peningkatan kemampuan berpikir asosiatif pada diri siswa. Selain itu, pedoman observasi juga digunakan untuk melihat kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS menggunakan teknik permainan tebak konsep. Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa terdiri dari beberapa indikator yang dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 untuk rubrik lembar obervasi kemampuan berpikir asosiatif.


(36)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor NILAI Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya Siswa mampu mencetuskan gagasan-gagasan baru yang berkaitan dengan konsep Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan hal lain

sehingga memunculkan kesimpulan baru Siswa mampu menerjemahkan konsep menggunakan bahasa sendiri Siswa berani mengemukakan gagasannya

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1

2

Skor Persentase

Penilaian Skor Total Skor Keterangan:

A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang

A 4 19 – 24

B 3 13 – 18

C 2 7 – 12


(37)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

No Aspek yang dinilai

Skala Nilai

4 3 2 1

1 Antusias dalam belajar meliputi aspek menyiapkan diri, memperhatikan, semangat, dan aktif dalam pembelajaran

Jika siswa mampu memenuhi 4 aspek tersebut

Jika siswa mampu memenuhi 3 dari 4 aspek

Jika siswa mampu memenuhi 2 dari 4 aspek

Jika siswa hanya mampu memenuhi 1 dari 4 aspek tersebut 2 Kemampuan bekerjasama dengan

kolompok meliputi aspek pastisipasi, menjadi mediator, dan baik dalam berkomunikasi dengan kelompoknya

Jika siswa mampu memenuhi 3 aspek tersebut

Jika siswa mampu memenuhi 2 dari3 aspek

Jika siswa mampu memenuhi 1 dari 3 aspek

Jika siswa tidak mampu memenuhi semua aspek

3 Siswa mampu mencetuskan gagasan-gagasan baru yang berkaitan dengan konsep

Jika siswa mampu mencetuskan 9 hal yang berkaitan dengan konsep

Jika siswa mampu mencetuskan 6 hal yang berkaitan dengan konsep

Jika siswa mampu mencetuskan 4 hal yang berkaitan dengan konsep

Jika siswa hanya mampu mencetuskan 3 hal yang berkaitan dengan konsep 4 Siswa mampu mengaitkan sebuah

konsep dengan hal lain sehingga

Jika siswa mampu mengaitkan 9 hal yang berkaitan

Jika siswa mampu mengaitkan 6 hal yang berkaitan

Jika siswa mampu mengaitkan 4 hal yang berkaitan

Jika siswa hanya mampu mengaitkan 3 hal yang berkaitan


(38)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

memunculkan kesimpulan baru dengan konsep sehingga memunculkan kesimpulan baru dengan konsep sehingga memunculkan kesimpulan baru dengan konsep sehingga memunculkan kesimpulan baru dengan konsep sehingga memunculkan kesimpulan baru 5 Siswa mampu menerjemahkan konsep

menggunakan bahasa sendiri

Jika siswa mampu menerjemahkan konsep dengan menggunakan bahasa sendiri dengan tepat dan mudah

dimengerti

Jika siswa mampu menerjemahkan konsep dengan menggunakan bahasa sendiri dengan kurang tepat tetapi bisa dimengerti

Jika siswa mampu menerjemahkan konsep dengan menggunakan bahasa sendiri dengan kurang tepat dan kurang bisa dimengerti

Jika siswa mampu menerjemahkan konsep dengan bahasa sendiri tetapi tidak tepat dan kurang bisa dimengerti 6 Siswa berani mengemukakan

gagasannya

Jika siswa dengan sangat percaya diri berani

mengemukakan gagasannya

Jika siswa berani untuk mengemukakan gagasannya

Jika siswa berani mengemukakan gagasannya namun masih harus ditunjuk oleh guru

Jika siswa tidak berani untuk mengemukakan gagasannya


(39)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi berupa tanggapan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan di kelas. Selain informasi tingkat keberhasilan siswa dalam berpikir asosiatif, melalui pedoman wawancara ini juga didapat informasi lain yaitu berupa tanggapan-tanggapan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS. Informasi ini bersifat lebih luas dan mendalam, karena informasi ini digali oleh peneliti sebagai penguatan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan. Penulisan catatan lapangan dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas karena catatan lapangan ini yang akan dianalisis dan diolah sebagai hasil penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokementasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang. 5. Lembar Tes

Lembar tes bentuk isian dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan tebak konsep.

G.Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui


(40)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59

suatu proses yang disebut pengumpulan data. Dibawah ini akan diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

1. Observasi

Menurut Margono (2004, hlm. 158) observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diteliti, model observasi seperti ini disebut observasi langsung.

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang dibutuhkan untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru terhadap penggunaan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk pelaksanaan observasi adalah lembar observasi yang dibuat secara sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 2. Wawancara

Menurut Margono (2004, hlm. 165) wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (pewawancara) dengan sumber informasi (narasumber). Untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif setiap pewawancara harus mampu menciptakan hubungan baik dengan narasumber atau responden atau mengadakan raport ialah suatu situasi psikologis yang menunjukan bahwa responden bersedia bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan yang sebenarnya.


(41)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terutama mengenai penggunaan teknik permainan tebak konsep terhadap kemampuan berpikir asosiatif siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang dibutuhkan untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas dan tanggapan siswa terhadap penggunaan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk pelaksanaan wawancara adalah lembar pertanyaan wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan baik, cukup, dan kurang.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen yang diperlukan, diantaranya dokumen hasil belajar siswa, daftar hadir siswa, dokumen resmi lainnya yang terkait dan dibutuhkan dalam penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan teknik permainan tebak konsep yang dapat menggambarkan apa yang terjadi di kelas. Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang penting karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori


(42)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61

atau hukum-hukum yang diterima, akan mendukung maupun menolong hipotesis tersebut (Margono, 2004, hlm. 181).

5. Tes

Dalam kegiatan penelitian, tes juga merupakan bagian penting yang diperlukan dalam sebuah pengumpulan data penelitian. Tes ialah seperangakat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini, melalui tes peneliti bisa mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan berpikir asosiatif yang dimiliki siswa setelah menggunakan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diintepretasi. Analisis berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan peringkatan data untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Analisis data akan dilakukan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (dalam Silalahi, 2009, hlm. 339), kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

1) Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstraksian, dan pengubahan bentuk data mentah yang ditemukan peneliti di lapangan. Kegiatan melakukan reduksi data berlangsung secara terus-menerus mulai dari penelitian awal hingga akhir selama proses pengumpulan data berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,


(43)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan.

2) Penyajian Data

Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif ialah dengan teks yang bersifat naratif secara rinci dan mendalam. Penyajian data dalam penelitian kualitatif juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, bagan, dan sebagainya. Dalam tahapan ini juga peneliti melakukan penyajian data yang disusun secara sistematis agar dapat lebih mudah dipahami berdasarkan data yang diperoleh sehingga akan membentuk satu bagian yang utuh.

3) Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan analis yang terakhir adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dalam kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Sedangkan verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dalam penelitian tersebut lebih tepat dan obyektif.

2. Analisis Data Kuantitatif

Selain analisis data kualitatif peneliti juga menggunakan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir asosiatif siswa yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melalukan perhitungan rata-rata (presentase) seperti yang dirumuskan oleh Komalasari (2011, hlm. 156) adalah sebagai berikut:


(44)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63

Skor Presentase: Jumlah skor siswa x 100 = N Jumlah skor maksimal

Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor Kategori Skor Presentase

Sangat Baik 76% - 100%

Baik 51% - 75%

Cukup 26% - 50%

Kurang 1% - 25%

I. Uji Validitas Data

Salah satu hal yang terpenting adalah validitas data, data tersebut perlu diukur validitasnya. Menurut Hopkins (dalam Ratnasari, 2014, hlm. 61) kegiatan yang dilakukan untuk menguji validitas data yaitu dengan (1) member check; (2) triangulasi; (3) Audit Trial; (4) Expert Opinion. Data yang baik adalah data yang valid . Suatu data dikatakan valid jika data tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK. Kegiatan yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas yaitu :

1. Member Chek, yakni peneliti mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti utama, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar observasi tentang aktifitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksananaan tindakan. Dari peneliti mitra, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang aktifitas siswa. Guru berperan memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif pada saat diskusi balikan di setiap akhir siklus tindakan. Siswa berperan dalam memberikan data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dilakukan dengan


(45)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 64

memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa kelas pada akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapa orang siswa yang dapat dianggap memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya keseluruhan tindakan.

2. Triangulasi, yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain yakni dengan membandingkan kebenaran dengan hasil peneliti lain atau sumber lainnya.

3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan bersama teman sejawat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sama seperti peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap kesahihan data temuan peneliti kepada pakar profesional dibidangnya. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonfirmasi dan mengkonsultasikan temuan-temuanya kepada dosen pembimbing sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawaban kebenarannya.


(46)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 137

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan dari pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran yang telaah dilakukan pada siklus I, II, dan III yang dilaksanakan di kelas VIII-B mengenai “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran

IPS”.

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS disusun melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah baik. Siklus pertama disusun berdasarkan RPP yang diajukan peneliti kepada guru mitra. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran untuk siklus pertama disepakati oleh peneliti dan guru mitra dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui penerapan teknik permainan tebak konsep. Pada siklus kedua dan ketiga, rancangan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran didasarkan pada refleksi siklus sebelumnya. Selain mempersiapkan RPP yang berfokus pada keaktifan siswa di kelas, guru juga mempersiapkan materi beserta konsep yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan materi dan konsep dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Sebagai peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara, studi dokumentasi dan lembar tes untuk mengetahui sejauh mana


(47)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 138

perkembangan atau peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa kelas VIII-B.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siwa dilakukan guru dengan cukup baik pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kemudian diakhiri dengan kegiatan penutup. Pada kegiatan pelaksanaan ini guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui sebuah permainan yang menggunakan konsep-konsep IPS didalam permainannya. Setelah siswa selesai menebak konsep yang ada dalam permainan, siswa diharuskan mencari dan menemukan hal yang berkaitan dengan konsep kemudian mengaitkankannya sehingga muncul sebuah pemahaman baru. Selain itu, guru juga memberikan arahan dan motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bentuk motivasi yang diberikan guru yaitu memberikan semangat saat dilaksanakannya permainan tebak konsep dan pemberian penghargaan untuk siswa-siswa terbaik agar motivasi siswa menjadi meningkat setiap siklusnya. 3. Kendala dan Solusi

Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui penerapan teknik permainan tebak konsep yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa yaitu dari segi teknis dan non teknis. Kendala dari segi non teknis yaitu siswa kurang memperhatikan masalah kebersihan kelas dan guru tidak mengecek kondisi ruangan kelas terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Hal itu mengakibatkan berkurangnya waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari segi teknis yaitu guru kurang baik dalam memberikan arahan sehingga mengakibatkan siswa merasa kebingungan dalam menemukan dan mengaitkan hal-hal yang berkaitan dengan konsep dan sulitnya menjaga motivasi siswa


(48)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 139

agar tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada saat kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti bersama guru mitra melakukan upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut agar kegiatan pembelajaran berikutnya lebih baik lagi.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala non teknis yaitu dengan cara mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan matang sehingga apa yang ingin dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Guru juga harus rutin melakukan pengecekan ruangan kelas sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk mengatasi kendala teknis yaitu guru perlu memberikan arahan pada setiap siswa yang merasa kebingungan. Selain itu, pemberian penghargaan atau hadiah yang dilakukan guru bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa agar tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa. Hasil dari penelitian pada siklus pertama, kedua, dan ketiga, kemampuan berpikir asosiatif siswa berada pada kategori “Cukup”, “Baik”,

dan “Sangat Baik”. Pada siklus pertama, siswa masih belum begitu antusias

dikarenakan belum terbiasa dengan teknik pembelajaran tebak konsep dan

siswa hanya mampu menemukan sedikit hal yang berkaitan dengan konsep.

Namun pada siklus kedua, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar, siswa telah mampu menemukan dan mengaitkan hal-hal yang berkaitan dengan sebuah konsep sehingga memunculkan pemahaman baru mengenai konsep IPS, serta siswa lebih berani dalam mengemukakan gagasannya. Pada siklus ketiga kemampuan berpikir asosiatif siswa terus mengalami peningkatan, hal ini dapat terlihat dari antusias belajar siswa, kerjasama, kemampuan menemukan dan mengaitkan hal yang berkaitan dengan konsep, kemampuan menterjemahkan konsep IPS, dan keberanian mengemukakan gagasan yang semakin meningkat.


(1)

memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa kelas pada akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapa orang siswa yang dapat dianggap memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya keseluruhan tindakan.

2. Triangulasi, yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain yakni dengan membandingkan kebenaran dengan hasil peneliti lain atau sumber lainnya.

3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan bersama teman sejawat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sama seperti peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap kesahihan data temuan peneliti kepada pakar profesional dibidangnya. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonfirmasi dan mengkonsultasikan temuan-temuanya kepada dosen pembimbing sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawaban kebenarannya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan dari pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran yang telaah dilakukan pada siklus I, II, dan III yang dilaksanakan di kelas VIII-B mengenai “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS”.

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS disusun melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah baik. Siklus pertama disusun berdasarkan RPP yang diajukan peneliti kepada guru mitra. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran untuk siklus pertama disepakati oleh peneliti dan guru mitra dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui penerapan teknik permainan tebak konsep. Pada siklus kedua dan ketiga, rancangan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran didasarkan pada refleksi siklus sebelumnya. Selain mempersiapkan RPP yang berfokus pada keaktifan siswa di kelas, guru juga mempersiapkan materi beserta konsep yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan materi dan konsep dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Sebagai peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, lembar


(3)

perkembangan atau peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa kelas VIII-B.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siwa dilakukan guru dengan cukup baik pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kemudian diakhiri dengan kegiatan penutup. Pada kegiatan pelaksanaan ini guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui sebuah permainan yang menggunakan konsep-konsep IPS didalam permainannya. Setelah siswa selesai menebak konsep yang ada dalam permainan, siswa diharuskan mencari dan menemukan hal yang berkaitan dengan konsep kemudian mengaitkankannya sehingga muncul sebuah pemahaman baru. Selain itu, guru juga memberikan arahan dan motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bentuk motivasi yang diberikan guru yaitu memberikan semangat saat dilaksanakannya permainan tebak konsep dan pemberian penghargaan untuk siswa-siswa terbaik agar motivasi siswa menjadi meningkat setiap siklusnya. 3. Kendala dan Solusi

Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui penerapan teknik permainan tebak konsep yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa yaitu dari segi teknis dan non teknis. Kendala dari segi non teknis yaitu siswa kurang memperhatikan masalah kebersihan kelas dan guru tidak mengecek kondisi ruangan kelas terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Hal itu mengakibatkan berkurangnya waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari segi teknis yaitu guru kurang baik dalam memberikan arahan sehingga mengakibatkan siswa merasa kebingungan dalam menemukan dan mengaitkan hal-hal yang berkaitan dengan konsep dan sulitnya menjaga motivasi siswa


(4)

agar tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada saat kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti bersama guru mitra melakukan upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut agar kegiatan pembelajaran berikutnya lebih baik lagi.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala non teknis yaitu dengan cara mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan matang sehingga apa yang ingin dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Guru juga harus rutin melakukan pengecekan ruangan kelas sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk mengatasi kendala teknis yaitu guru perlu memberikan arahan pada setiap siswa yang merasa kebingungan. Selain itu, pemberian penghargaan atau hadiah yang dilakukan guru bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa agar tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan tebak konsep ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa. Hasil dari penelitian pada siklus pertama, kedua, dan ketiga, kemampuan berpikir asosiatif siswa berada pada kategori “Cukup”, “Baik”, dan “Sangat Baik”. Pada siklus pertama, siswa masih belum begitu antusias dikarenakan belum terbiasa dengan teknik pembelajaran tebak konsep dan siswa hanya mampu menemukan sedikit hal yang berkaitan dengan konsep. Namun pada siklus kedua, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar, siswa telah mampu menemukan dan mengaitkan hal-hal yang berkaitan dengan sebuah konsep sehingga memunculkan pemahaman baru mengenai konsep IPS, serta siswa lebih berani dalam mengemukakan gagasannya. Pada siklus ketiga kemampuan berpikir asosiatif siswa terus mengalami peningkatan, hal ini dapat terlihat dari antusias belajar siswa, kerjasama, kemampuan menemukan dan mengaitkan hal yang berkaitan dengan konsep, kemampuan menterjemahkan konsep IPS, dan keberanian mengemukakan gagasan yang semakin meningkat.


(5)

Dengan demikian, seluruh aspek telah mengalami perkembangan dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga dari kategori cukup menjadi sangat baik.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti akan menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak terkait atau yang akan melakukan penelitian sejenis untuk menjadi bahan rekomendasi. Berikut beberapa saran untuk pihak-pihak yang terkait penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi masukan kepada para guru dalam menggunakan teknik pembelajaran. Guru yang ingin menerapkan teknik pembelajaran tebak konsep dalam pembelajaran hendaknya bisa lebih mengembangkan teknik permainan ini agar lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar. Pengembangan kemampuan berpikir tidak hanya dapat dilakukan dengan menjejali siswa dengan berbagai materi pelajaran, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara lain yaitu melalui sebuah permainan. Melalui permainan pembelajaran akan lebih menyenangkan sehingga membuat siswa merasa nyaman dalam belajar dan tidak membuat siswa merasa terbebani dalam berpikir.

2. Bagi Siswa

Pengembangan kemampuan berpikir asosiatif siswa harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara berani mengemukakan pendapat atau gagasan-gagasan baru mengenai konsep IPS. Siswa perlu memiliki kemampuan berpikir asosiatif agar mampu mengembangkan pemahaman IPS sehingga siswa tidak terlalu terpaku pada pemahaman yang ada di buku.

3. Bagi Sekolah

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan rujukan bahwa penggunaan permainan tebak konsep dalam pembelajaran bisa meningkatkan kemampuan berpikir asosiatif siswa. Penerapan teknik


(6)

permainan tebak konsep merupakan alternatif metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran selain metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru. Selanjutnya pihak sekolah dapat mengembangkan permainan tebak konsep agar lebih disenangi siswa dan bisa dipakai dalam kegiatan pembelajaran seterusnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pengembangan kemampuan berpikir asosiatif melalui penerapan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil karena mengalami pengingkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Namun, penerapan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif melainkan bisa juga untuk meningkatkan minat belajar, motivasi belajar, dan lain-lain.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL (SOCIAL INTELLIGENCE) SISWA MELALUI PEMANFAATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C Mts Al-Musyawarah Lembang dalam Pembelajaran IPS.

0 7 50

Penggunaan Strategi Permainan Teka-Teki Silang Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A MTS Al-Musyawarah) Elsa Mulyani (1103941).

1 8 10

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN STUDENT RECAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : penelitian tindakan kelas di xi ips 3 SMA negeri 1 Cimahi.

4 14 47

PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE KONVENSINAL : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII H SMP Negeri 2 Lembang.

2 5 49

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TEMA POTENSI PERTANIAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII E di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 5 49

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV A SDN 01 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten B

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA TANGAN:Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI SMA AL-Musyawarah Lembang.

3 30 29

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII Di MTs Negeri 25 Jakarta.

0 0 13