PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TEMA POTENSI PERTANIAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII E di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat.
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TEMA POTENSI PERTANIAN
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII E di SMP Negeri 2 Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
NO DAFTAR FPIPS : 4176/UN.40.2.7/PL.2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
Evi Kuraesin
1005754
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA TEMA POTENSI PERTANIAN
Oleh Evi Kuraesin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Evi Kuraesin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penu
(3)
(4)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN ... A.Latar Belakang Masalah ... B.Identifikasi Masalah ... C.Rumusan Masalah ... D.Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Struktur Organisasi ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A.Metode Pembelajaran Inkuiri ... 1. Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri ... 2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri ... 3. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran Inkuiri ... 4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri ... 5. Strategi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkuiri ... 6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inkuiri ... B.Potensi Pertanian ...
1. Pengertian Pertanian ... 2. Jenis-jenis Bidang Pertanian ... 3. Usaha Pemerintah Memajukan Pertanian ... 4. Pengembangan Potensi Pertanian dengan Metode Pembelajaran
Inkuiri ... C.Kemampuan Berpikir Kritis ... 1. Pengertian Berpikir Kritis ... 2. Tujuan Berpikir Kritis ... 3. Indikator Berpikir Kritis ... 4. Cara Meningkatakan Kemampuan Berpikir Kritis ... D.Pembelajaran IPS ...
1. Pengertian Pendidikan IPS ... 2. Karakteristik dan Tujuan Pendidikan IPS ... E. Penelitian Terdahulu ... BAB III METODE PENELITIAN ... A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... B.Desain Penelitian ... C.Prosedur Penelitian ... D.Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas ... E. Definisi Operasional ... F. Instrumen Penelitian ... G.Teknik Pengumpulan Data ... H.Validitas Data ...
i ii iii iv vi viii ix 1 1 4 5 5 6 7 9 9 9 11 12 13 17 18 19 19 22 24 26 27 27 29 30 34 37 37 38 40 43 43 46 46 55 56 61 63 64 DAFTAR ISI
(5)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Deskripsi Siswa Kelas VIII E ... E. Deskripsi Observasi Awal ... F. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Kelas ...
1. Siklus I ... 2. Siklus II ... 3. Siklus III ... 4. Siklus IV ... G.Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI ...
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
76 77 82 82 104 125 145 162 177 177 179
(6)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2
Lembang)”. Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan yang dialami siswa yang kurang memaksimalkan potensi berpikirnya. Hal ini didasarkan pada hasil observasi awal peneliti yang melihat bahwa pembelajaran IPS masih berorientasi secara tekstual dan siswa kurang tertarik dengan potensi pertanian yang merupakan lingkungan sekitar siswa dan sekolah. Sehingga siswa belum mampu merefleksikan hasil pembelajaran pada potensi lingkungan yang ada disekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) desain Kemmis Taggart. Penelitian dilakukan dalam pada setiap siklus dengan beberapa tahapan yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes hasil belajar dan studi dokumentasi. Sementara itu untuk instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang, menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri melalui potensi pertanian telah berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang diperoleh dari hasil observasi telah mencapai angka 44,44 %. Angka ini menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I masih dikategorikan cukup baik. Pada siklus II, terjadi peningkatan yang cukup besar dengan perolehan angka 73,68 % dan menunjukan kategori baik. Perolehan data jenuh didapatkan pada siklus III yang mencapai 81,48 % dan pada siklus IV yang memperoleh angka sebesar 85.18 % dengan kategori baik. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pihak siswa, guru dan sekolah untuk memanfaatkan potensi pertanian dalam pembelajaran. Melalui penggalian potensi sekitar, membuat siswa lebih aktif bertanya maupun mengemukakan gagasannya. Sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
(7)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Potential (Classroom Action Research of VIII E Class of SMP Negeri 2
Lembang)”. The main purpose of this was to improve students critical thinking
skill on agricultural potential around students by implementation inquiry method
in sosial studies learning. This was based on the result of the author’s initial observation that social studies learning was oriented to texts and student’a were’t
interested in agricutul potentian around and school. So, students weren’t able to reflect learning result on environmental potential around them. The research
method used was Kemmis Taggart’s design of classroom actoin research (PTK)
method. The study was conducted in every cycle with several stages wich consist of planning, implementation, observation and reflection stages. Data collection techniques used were observation, interview, learning result test and documentation study. Meanwhile research intruments were observation sheets, interview guides and learning results testsheets. The result of the study conducted in VIII E class of SMP Negeri 2 lembang showed that the implementation of inquiry method by agricultural potential had improve students critical thinking skill. Based on the study in cycle I, observation result was 44,44 %. This value showed that studenta critical thinking skill in cycle I was in adequate category. In cycle II, there was significant improvement with resulting value of 73,68 % and showed good category. Saturated data in cycle III reached 81,48 % and in cycle Iv reached 85,28 % in good category. The result of this study could recommendation for students, teachers and the school to use agricultural potential in learning. By finding surrounding potentials students were more active in asking
and stating ideas. So, it’s expected to develop students critical thinking skill. Keyword : Inquiry Method, Agricultural Potenstial, Critical Thinking
(8)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini berangkat dari permasalahan peserta didik yang sulit memahami materi pelajaran dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat ketika siswa kesulitan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan contoh yang terjadi lingkungan masyarakat. Padahal fenomena dimasyarakat merupakan objek pembelajaran IPS dan sering juga dialami oleh siswa. Melalui pembelajaran IPS siswa mengenal berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat sehingga diharapkan bisa mengarahkan siswa untuk senantiasa belajar dari masyarakat dan peka terhadap apa yang terjadi dimasyarakat. Kondisi ini seharusnya bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran. Karena permasalahan yang diangkat dalam pembelajaran merupakan fenomena yang biasa mereka hadapi sehingga mereka bisa merasakan bagaimana permasalahan itu bisa diselesaikan. Namun kondisi dilapangan tidak menunjukan kemampuan siswa dalam berpikir kritis di pembelajaran IPS.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada hari selasa, tanggal 28 Januari dan hari senin, tanggal 3 Februari 2014, di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang yang beralamat di Jalan Maribaya no 129, Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan peneliti yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan berpikir kritis, seperti kurangnya keseriusan siswa terhadap pembelajaran sehingga berdampak kepada kurangnya pemahaman siswa akan materi yang dipelajari. Kondisi ini sering menimbulkan hubungan yang tidak cocok akan tugas yang diperintahkan dengan tugas yang dikerjakan siswa. Siswa terkadang kurang mengerti dengan tugas yang diberikan karena materi yang diajarkannya pun tidak mencangkup yang ditugaskan. Selain itu proses pembelajaran masih bersifat teacher centre sehingga guru dominan menerangkan
(9)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Kemudian siswa juga kurang terlihat dalam kegiatan mengemukakan pendapat, gagasan atau ide terhadap persoalan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kondisi demikian menunjukan bahwa keterlibatan siswa dan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran masih rendah. Sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak bisa mencapai tujuan yang maksimal.
Tujuan pembelajaran IPS dalam Pusat Kurikulum (2006, hlm. 7) adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil menguasai setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Kemudian pada era globalisasi saat ini permasalahan yang terjadi dalam masyarakat sangat beragam dan penuh persaingan sehingga siswa perlu dibekali kemampuan berpikir kritis. Manfaat berpikir kritis dalam pembelajaran IPS sangat besar peranannya dalam meningkatkan proses, hasil belajar, dan bekal dimasa depan. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis menggunakan kemampuannya itu setiap kali berhadapan dengan suatu pendapat, teori, data dan sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh Sapriya (2009, hlm. 201), menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan IPS untuk tingkat SMP yaitu memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Sehingga diharapkan siswa mampu memecahkan masalah pribadinya dan membentuk kebijakan umum dengan cara berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Kemampuan dalam memecahkan masalah memerlukan keterampilan berpikir pada diri siswa salah satunya melalui proses berpikir kritis dalam pembelajaran.
Kemampuan berpikir kritis siswa akan muncul dalam diri siswa apabila selama proses belajar di dalam kelas, guru membangun pola interaksi dan komunikasi yang lebih menekankan pada proses pembentukan pengetahuan secara aktif oleh siswa. Berpikir kritis bukan hal yang mudah dan tidak setiap siswa memiliki keterampilan untuk berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir yang perlu dilatih dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan
(10)
3
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dapat menghantarkan siswa memahami suatu masalah sampai pada titik pengambilan keputusan (Herlina, 2013, hlm. 168). Dalam berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Glaser dalam Fisher 2008, hlm. 3). Dengan berpikir kritis dapat menjadikan siswa untuk membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Hal tersebut dapat tercapai apabila guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang, yaitu dengan menerapkan metode inkuiri melalui potensi pertanian lembang. Metode inkuiri ini dipilih karena melalui metode inkuiri siswa bisa menemukan sendiri data, fakta dan informasi dari berbagai sumber yang mendukung proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar dengan kegiatan demikian dapat memberikan pengalaman kepada siswa sehingga proses pembelajaran akan dirasakan siswa secara bermakna (Wahab, 2009, hlm. 92). Selain itu melalui metode inkuiri siswa bisa melatih siswa dalam memecahkan masalah. Karena pembelajaran dengan metode ini, proses mengajar tidak hanya memberikan informasi tetapi mengajak siswa berpikir, sehingga kemampuan berpikir siswa akan terbentuk siswa yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
Metode inkuiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inkuiri akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004, hlm. 154). Pembelajaran dengan metode inkuiri akan terasa mudah apabila dilakukan disekitar lingkungan sekolah. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan sekolah secara tidak langsung membawa siswa kepada permasalahan yang ada disekitar masyarakat. Potensi yang ada dilingkungan sekitar sebagian besar adalah bidang pertanian karena lokasi sekolah berada di
(11)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dataran tinggi yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Potensi di bidang pertanian akan menjadi tema yang menarik dan bisa menantang siswa untuk berpikir bagaimana memanfaatkan pertanian yang melimpah dan menghasilkan keuntungan yang besar. Sehingga dimasa depan diharapkan mereka tidak susah lagi dalam mencari pekerjaan ditengah persaingan yang ketat era globalisasi.
Berdasarkan permasalahan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode inkuiri dengan menggali potensi bidang pertanian setempat sebagai sumber belajar dalam proses berinkuiri. Selain untuk kemampuan berpikir kritis siswa, pendekatan ini ditujukan dalam rangka mengenal potensi yang ada disekitar siswa dan menuntut siswa untuk berpikir bagaimana memanfaatkan potensi yang melimpah tersebut dengan baik sehingga mereka bisa merasakan manfaat akan potensi yang ada disekitar mereka. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat)”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka identifikai masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.
2. Kurangnya terlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan dominasi guru selama proses pembelajaran.
3. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengemukakan gagasannya.
4. Sulitnya siswa dalam menggali gagasan atau ide yang diperlukan dalam proses pembelajaran IPS.
(12)
5
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Guru masih menggunakan metode konvensional yakni ceramah sehingga siswa sulit memahami persoalan kehidupan sehari-hari yang diajukan dalam permbelajaran.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1 Bagaimana merencanakan pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang ?
2 Bagaimana melaksanakan pembelajaran metode inkuiri dengan tema potensi pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang ?
3 Bagaimana merefleksikan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang ?
4 Bagaimana hasil pembelajaran metode inkuiri dengan tema potensi pertanian dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang ?
D.Tujuan Peneltian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengidentifikasi perencanaan dari pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang. 2. Untuk mengeksplorasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri
dengan tema potensi pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang. 3. Untuk mengevaluasi pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi
pertanian agar meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang.
(13)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema penggalian potensi daerah dibidang pertanian dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang.
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk menambah wawasan keilmuan juga sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu acuan guru dalam mengembangkan potensi-potensi sekitar lainnya guna mendukung pembelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dengan penerapan strategi yang berorientasi kepada siswa dan lingkungan yang memungkinkan akan terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, serta dapat meningkatkan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS dan kemampuan dalam memahami materi-materi IPS pada siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta mengimplementasikan strategi pembelajaran dengan tema potensi pertanian untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Bagi Sekolah
1. Dapat memperbaiki proses belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS agar tidak monoton dan dapat meningkatkan berpikir kritis siswa serta dapat menghasilkan sesuatu yang bisa menjadi kebanggaan dari pembelajaran yang telah diikutinya.
(14)
7
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sebagai masukan bahan pertimbangan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Lembang.
F. Struktur Organisasi
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
Bab I merupakan bahasan mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan skripsi. Dalam bagian ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, sekilas metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II membahas mengenai Kajian Pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dari rumusan masalah yang dibahas. Kajian Pustaka yang peneliti kaji yaitu mengenai penerapan metode inkuiri melalui potensi bidang pertanian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan judul tersebut maka penulis memaparkan kajian pustakanya menjadi : Pertama, membahas mengenai metode inkuiri, prinsip-prinsip, dan langkah-langkah. Kedua, membahas salah satu metode inkuiri dengan tema potensi bidang pertanian. Ketiga, membahas kemampuan berpikir kritis, indikator berpikir kritis, cara meningkatkan kemampuan berpikit kritis. Keempat, membahas mengenai Pembelajaran IPS itu sendiri meliputi definisi, prinsip-prinsip yang terdiri dari hakikat dan tujuan IPS.
Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci yang di bab 1 dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian secara rinci, lokasi dan subjek penelitian, prosedur dan tahap persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik pengumpulan data, validasi data dan analisis data.
Bab IV membahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka bab ini berisi profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.
(15)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V membahas mengani kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Dan sara yang akan diajukan oleh peneliti lai selajantnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.
(16)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokus dan Subjek Penelitian
1. Lokus Penelitian
Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 2 Lembang. SMP Negeri 2 Lembang ini terletak di Jalan Maribaya no 129, Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E yang berjumlah 39 orang, yaitu terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII E adalah karena di kelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar di kelas VIII E.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan pada penelitian ini mengacu kepada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri terdiri empat komponen, yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi dan mengadakan refleksi, menyusun ulang perencanaan, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa putaran siklus dalam empat bulan penelitian dilapangan.
Desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart tidak hanya berlangsung satu kali, namun berlangsung selama beberapa kali siklus hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah di desain dalam faktor yang diselidiki. Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk spiral atau siklus diambil dari Kemmis dan Mc Taggart seperti berikut :
(17)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Rencana Awal
Tindakan
Observasi
Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan Observasi
Refleksi
Dan siklus selanjutnya Siklus II
(18)
44
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diadopsi dari Model Spiral Kemis dan Mc Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2008.hlm.66)
Dari bagan di atas dapat dijelaskna alur kegiatan sebagai berikut : Tahap 1 : Perencanan Tindakan (Planning)
Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan sebelum dilaksanakannya penelitian. Peneliti terlebih dahulu mempersiapakan persyaratan adminitrasi sebagai tahap awal untuk memasuki penelitian. Adapun dara subjek penelitian harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Untuk mempermudah hal tersebut dibuatlah format-format isian. Selain itu yang tidak kalah penting adalah mengembangkan komunikasi yang lebih baik dengan subjek penelitian, sehingga informasi yang diperoleh dari subjek penelitian benar-benar akurat, murni bebas dari berbagai pandangan dan kepentingan.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tahap kedua dari pebelitiab ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu menggunakan tindakan dikelas
dengan memakai “obat” dalam hal ini penerapan metode inkuiri melalui potensi
pertanian. Hal ini yang perlu diingat adalah dalam tahap kedua ini pelaksana yaitu guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.
Tahap 3 : Pengamatan (Observasi)
Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilakkan bersamaan dengan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh rekan sejawat. Kegiatan observasi dilakukan utnuk mengumpulkan data berupa data verbal dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri melalui potensi pertanian. Alat bantu yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah lembar pedoman observasi. Untuk menguatkan data verbal didukung oleh tes uji kemampuan dengan pemberian soal.
(19)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap 4 : Refleksi (Reflection)
Tahap keempat meruapakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu Reflection,yang berarti pemantulan. Yang dipantulkan itu adalah hasil temuan baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar yang dianggap kurang untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya melalui konsultasi baik dengan observer maupun dengan dosen pembimbing skripsi. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan, kemudian mendiskusikan dengan observer untuk implementasi rancangan tindakan.
Penjelasan di atas merupakan sebuah siklus yang terjadi dalam penelitian tindakan kelas yang terdiri dari membuat perencaan pembelajaran yang berorientasi pada suatu tujuan, melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan guana memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, baik tentang kelebihan maupun kelemahannya, kemudian hasil dari pengamatan akan dianalisis dan dikaji secara bersama-sama guna melaksanakan penyusunan perencanaan perbaikan.
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan pola siksus. Pada penelitian ini banyaknya siklus yang akan dilakukan tergantung kepada ketercapaian target penelitian yang ditentukan oleh berbagai pihak baik guru, peneliti dan siswa. Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan empat langkah prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Prosedur penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan ini meliputi tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Kegiatan perencanaan tersebut meliputi sebagai berikut :
(20)
46
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Melakukan pra observasi kepada kelas yang akan diteliti untuk menentukan fokus permasalahan yang terjadi.
2. Mendiskusikan dengan kolaborator dalam menyusun pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian.
3. Menyusun waktu yang tepat untuk melaksnakan tindakan.
4. Menentukan materi yang relevan dalam menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian. Disini materi yang digunakan adalah materi sistem perekonomian Indonesia, materi diberikan dengan menerapkan metode inkuiri.
5. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP.
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi berpikir kritis siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara siswa dan lembar wawancara guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa sesuatu penerapan metode pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan metode pembelajaran yang sedang dijalankan. Pada tahap pelaksanaan ini, guru mengajar sesuai dengan metode yang sudah direncanakan dengan menerapkan metode inkuiri melalui potensi pertanian. Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, pada tahap ini guru menjelaskan materi mengenai sistem perekonomian Indonesia. Dalam menjelaskan materi ini guru menghubungkan ciri-ciri sistem perekonomian Indonesia dengan sistem perekonomian desa khusus nya daerah sekitar.
2. Kemudian ditampilkan gambar dan video mengenai gambaran kondisi perekonomian desa yaitu pertanian.
(21)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Membagi siswa kedalam kelompok
4. Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana dalam LKS itu memuat beberapa masalah pertanian yang berkaitan dengan materi.
5. Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi mencari solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya baik dalam bentuk produk ataupun gagasan.
7. Menugaskan kepada siswa untuk mengamati kondisi lingkungan tempat tinggal siswa yang berhubungan dengan potensi daerah dan kemampuan berpikir kritis.
8. Setelah melakukan tugasnya, masing-masing kelompok diminta untuk menyajikan hasil pengamatannya yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal siswa melalu presentasi kelas.
9. Kemudian diadakan kegiatan diskusi untuk menganalisis dan membuat kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan fakta yang ditemui dilapangan.
10. Diakhir pembelajaran guru memberikan komentar mengenai alternatif atau solusi yang telah diberikan siswa mengenai masalah yang dikaji dan meluruskan kesalahpaham selama pembelajaran serta memebri penghargaan berupa nilai atau tepuk tangan sebagai upaya agar siswa merasa dihargai dan bisa berpartisipasi lagi.
c. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi merupakan kegiatan mengamati segala kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti.
1. Observasi dilakukan dengan menggunakan pengamatan yang telah disusun dan berfungsi untuk melihat tindakan kelas yang telah diterapkan. Dalam Pelaksanaan tindakan yang menjadi fokus observasi yaitu kinerja guru dalam mengajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dikelas. Adapun data yang dikumpulkan adalah data deskriftif
(22)
48
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitatif yang diambil dari proses pembelajaran yang berlangsung dalam kegiatan tindakan. Kemudian hasil observasi akan menjadi bahan kajian untuk mengukur keberhasilan suatu tindakan.
2. Menilai tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa.
d. Refleksi
Refleksi adalah merenungkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti mengkaji, mengingat serta mempertimbangkan hasil dari tindakan yang telah dilakukan dikelas. Kemudian hasil dari tindakan tersebut dianalisis, sintesis dan interpretasikan agar bisa diketahui tindakan yang telah dilakukan mencapai target atau belum. Dalam hal ini refleksi mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menetapkan keputusan keberlanjutan setelah tindakan dilaksanakan (Usman, 2009,hlm.154).
Dalam kegiatan refleksi peneliti melakukan beberapa tindakan diantaranya: 1. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama melakukan
penelitian. Data tersebut meliputi hasil kinerja guru maupun hasil observasi berpikir kritis siswa, hasil tes dan wawancara.
2. hasil dari analisa tersebeut digunakan untuk mengetahui kekurang dari kegiatan tindakan dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisa, yang akan digunakan untuk siklus berikutnya.
3. melakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya apabila terdapat hal positif pada tindakan sebelumnya.
2. Siklus ke- II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tersebut meliputi sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi masalah yang muncul pada tindakan I dan belum teratasi berikut penerapan alternatif pemecahan masalah. Mendiskusikan dengan kolaborator dalam menyusun pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian.
(23)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menentukan indikator keberhasilan siswa dalam berpikir kritis.
3. Menentukan materi yang relevan dalam menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri melalui potensi pertanian. Disini materi yang digunakan adalah materi Fungsi pajak dalam perekonomian Nasional, materi diberikan dengan menerapkan metode inkuiri.
4. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP.
5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjuang penyampaian materi.
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi berpikir kritis siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara siswa dan lembar wawancara guru
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan refleksi pada tindakan I. Dalam tahap tindakan pada siklus ke-II ini siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelaku-pelaku utama perekonomian.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan refleksi pada tindakan I. Dalam tahap tindakan pada siklus ke-II ini siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelaku-pelaku utama perekonomian.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, pada tahap ini guru menjelaskan materi mengenai Perpajakan Indonesia. Dalam menjelaskan
(24)
50
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi ini guru memberikan contoh masalah atau contoh yang berkaitan dengan permasalahan Perpajakan Indonesia dan yang terjadi dilingkungan siswa agar memunculkan pemahaman yang lebih luas menganai materi yang disampaikan.
2. Kemudian ditampilkan gambar dan video mengenai permasalahan Perpajakan Indonesia khususnya dalam pajak penghasilan.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab dalam merumuskan permasalahan yang akan dicari pemecahannya.
4. Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana dalam LKS itu memuat beberapa masalah pertanian yang berkaitan dengan materi.
5. Guru menugaskan siswa secara individu dalam mencari solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
6. Siswa mempresentasikan solusi yang diberikan siswa terhadap permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Diakhir pembelajaran guru memberikan komentar mengenai alternatif atau solusi yang telah diberikan siswa mengenai masalah yang dikaji dan meluruskan kesalahpaham selama pembelajaran serta memebri penghargaan berupa nilai atau tepuk tangan sebagai upaya agar siswa merasa dihargai dan bisa berpartisipasi lagi.
c. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi merupakan kegiatan mengamati segala kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti.
1. Observasi dilakukan dengan format yang sudah disediakan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi selama kegiatan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dipersiapkan.
d. Refleksi
(25)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil kinerja guru maupun hasil observasi berpikir kritis siswa, hasil tes dan wawancara selama pelaksanaan tindakan ke II.
b. membahas hasil evaluasi mengenai pembelajaran pada tindakan ke-II. c. memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang akan
digunakan untuk tindakan ke-III.
3. Siklus ke-III
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tersebut meliputi sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi masalah yang muncul pada tindakan I dan belum teratasi berikut penerapan alternatif pemecahan masalah. Mendiskusikan dengan kolaborator dalam menyusun pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian.
2. Menentukan indikator keberhasilan siswa dalam berpikir kritis.
3. Menentukan materi yang relevan dalam menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri melalui potensi pertanian. Disini materi yang digunakan adalah Permintaan dan penawaran serta harga pasar, materi diberikan dengan menerapkan metode inkuiri.
4. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP.
5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjuang penyampaian materi.
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi berpikir kritis siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara siswa dan lembar wawancara guru.
(26)
52
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan refleksi pada tindakan II. Dalam tahap tindakan pada siklus ke-III ini siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelaku-pelaku utama perekonomian.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, pada tahap ini guru menjelaskan materi mengenai Permintaan dan Penawaran. Dalam menjelaskan materi ini guru memberikan contoh contoh yang berkaitan dengan Permintaan dan Penawaran yang terjadi dilingkungan siswa agar memunculkan pemahaman yan lebih luas menganai materi yang disampaikan.
2. Kemudian ditampilkan gambar dan video mengenai contoh kegiatan permintaan dan penawaran di daerah pertanian.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab dalam merumuskan permasalahan yang akan dicari pemecahannya.
4. Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana dalam LKS itu memuat beberapa masalah pertanian yang berkaitan dengan materi.
5. Guru menugaskan siswa secara individu dalam mencari solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
6. Siswa mempresentasikan solusi yang diberikan siswa terhadap permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Diakhir pembelajaran guru memberikan komentar mengenai alternatif atau solusi yang telah diberikan siswa mengenai masalah yang dikaji dan meluruskan kesalahpaham selama pembelajaran serta memebri penghargaan berupa nilai atau tepuk tangan sebagai upaya agar siswa merasa dihargai dan bisa berpartisipasi lagi.
(27)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan pengamatan atau observasi merupakan kegiatan mengamati segala kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti.
1. Observasi dilakukan dengan format yang sudah disediakan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi selama kegiatan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dipersiapkan.
d. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi pada siklus III diantaranya :
1. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil kinerja guru maupun hasil observasi berpikir kritis siswa, hasil tes dan wawancara selama pelaksanaan tindakan ke III.
2. membahas hasil evaluasi mengenai pembelajaran pada tindakan ke-III. 3. memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang akan
digunakan untuk tindakan ke-IV.
4. Siklus IV
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tersebut meliputi sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi masalah yang muncul pada tindakan IV dan belum teratasi berikut penerapan alternatif pemecahan masalah. Mendiskusikan dengan kolaborator dalam menyusun pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian.
(28)
54
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menentukan materi yang relevan dalam menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri melalui potensi pertanian. Disini materi yang digunakan adalah materi pernawaran barang dan jasa, materi diberikan dengan menerapkan metode inkuiri.
4. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP.
5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjuang penyampaian materi.
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi berpikir kritis siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara siswa dan lembar wawancara guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan refleksi pada tindakan III. Dalam tahap tindakan pada siklus ke-IV ini siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelaku-pelaku utama perekonomian.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, pada tahap ini guru menjelaskan materi mengenai penawaran barang dan jasa. Dalam menjelaskan materi ini guru memberikan contoh masalah atau contoh yang berkaitan dengan permasalahan Perpajakan Indonesia dan yang terjadi dilingkungan siswa agar memunculkan pemahaman yan lebih luas menganai materi yang disampaikan.
2. Kemudian ditampilkan gambar kegiatan penawaran barang hasil pertanian dari hasil pertanian di lingkungan sekitar.
(29)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab dalam merumuskan permasalahan yang akan dicari pemecahannya.
4. Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana dalam LKS itu memuat beberapa masalah pertanian yang berkaitan dengan materi.
5. Guru menugaskan siswa secara individu dalam mencari solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
6. Siswa mempresentasikan solusi yang diberikan siswa terhadap permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Diakhir pembelajaran guru memberikan komentar mengenai alternatif atau solusi yang telah diberikan siswa mengenai masalah yang dikaji dan meluruskan kesalahpaham selama pembelajaran serta memebri penghargaan berupa nilai atau tepuk tangan sebagai upaya agar siswa merasa dihargai dan bisa berpartisipasi lagi.
c. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi merupakan kegiatan mengamati segala kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti.
1. Observasi dilakukan dengan format yang sudah disediakan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi selama kegiatan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dipersiapkan.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap hasil tindakan ketiga, peneliti menganalisis dan menghasilkan kesimpulan bahwa hasil pelaksanaan pada tindakan ketiga sudah mencapai hasil yang maksimal, hasilnya siswa sudah mampu dengan sangat baik memenuhi indikator-indikator kemampuan berpikir
(30)
56
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kritis. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan selama dalam penelitian mencapai empat tindakan.
D. Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut prespektif peneliti sendiri. Penelitian kualitatif (qualitative reasearch) adalah jenis penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebgai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/deduktif dan hasil penelitian kaulitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono,2012,hlm.13). Salah satu jenis penelitian kualitatif adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang khusus untuk para pendidik di lapangan dalam memperbaiki pembelajaran.
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengunakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Reasearch (CAR). Penelitian Tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lain (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekakanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Suharjono dalam Komalasari, 2011,hlm.271). Pendapat lain yang sama juga dikemukakan oleh Arikunto (2012,hlm.2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat yang diterapkan pada suatu objek penelitian kelas tersebut. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap sesuatu yang tidak sesuai, dalam penelitian tindakan kelas memliki peran yang sangat penting karena dapat dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Ebbutt dalam Wiriiaatmadja (2012,hlm.12), penelitian
(31)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan kelas merupakan kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Berdasarkan pernyataan diatas kita bisa mengetahui bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru maupun peneliti yang saling bekerjasama untuk memperbaiki pembelajaran yang ada di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu untuk memperbaiki praktek pembelajaran dikelas dengan mengutamakan peningkatan kualitas intrinsik dari pembelajaran. Kemudian dasar kinerja penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif-parsitifasif yang merupakan kerjasama guru dengan rekan sejawat/mitra penelitian dalam melaksanakan setiap tahapan dan langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
E.Definisi Operasional
1. Metode Inkuiri
Menurut Hamdani (2011,hlm.82) inkuri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analitis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung data dan kenyataan. Metode inkuiri menurut Mulyasa (2007,hlm.108), adalah metode yang mempersiapkan peseta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakkan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencar jawaban sendiri serta menghubungkan dan membandingkan apa yang peserta didik temukan dengan penmuan lain. Metode inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan beberapa kegiatan yaitu 1) mengajukan pertnayaan-pertanyaa, 2) merumuskan masalah yang ditemukan, 3) merumuskan hipotesis, 4) merancang dan melakukan eksperimen, 5) mengumpulkan dan menganalisis
(32)
58
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data dan 6) menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu obyek jujur, rasa ingin tahu,terbuka, berkemauan dan bertanggung jawab.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bahwa pada dasarnya metode inkuiri merupakan metode yang menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa dengan didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mengadakan suatu penelitian (percobaan) sendiri agar dapat memberikan pengalaman langsung dalam menemukan suatu penemuan tertentu sehingga bisa mengembangkan kreatifivitas dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
2. Potensi Pertanian
Bidang pertanian merupakan salah satu dari potensi daerah yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat. Potensi bidang pertanian juga merupakan sebagaian besar mata pencaharian yang dilakukan penduduk desa termasuk penduduk di berbagai desa di kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Menurut rumusan Mocher dalam Banoewidjojo (1983,hlm.20) sebagi berikut:
“Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan mengaitkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah
penting”
Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988,hlm.166) pertanian sebagai suatu sistem keruangan yang merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bahwa pada dasarnya adalah proses produksi yang didsarkan pada proses pertumbutjan tanaman dan hewan. Dalam penelitian ini, potensi pertanian digunakan siswa dalam usaha melaksanakan pembelajaran inkuiri yang terfokus
(33)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada menggali potensi yang ada dibidang pertanian di lingkungan sekitar siswa. Sehingga siswa bisa melakukan pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung di lapangan.
3. Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Johnson dalam Sapriya (Rohmah,2008,hlm.35) merumuskan
istilah berpikir kritis secara etimologis, yaitu : Kata “critic”dan “critical” berasal
dari kata “krinein” ,yang berarti “menaksir nilai sesuatu”. Lebih jauh, ia
menjelaskan bahwa kritik adalah perbuatan seseorang yang mempertimbangkan, menghargai dan menksir nilai suatu hal. Tugas orang berpikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap suatu hasil dan mempertimbangkan nilainya dan mengartikulasikan pertimbangan tersebut. Kemudian berpikir kritis menurut Zaleha (2003,hlm.84) adalah keterampilan yang menggunakan proses berpikir dasar untuk menganalisis argument, memunculkan wawasan dan interpretasi ke dalam pola penalaran yang logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari setiap posisi, memberikan model persentasi yang ringkas dan meyakinkan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bahwa pada dasarnya kemampuan berpikir kritis merupakan keterampilan yang menggunakan proses berpikir dasar dengan mempertimbangkan, menghargai dan menksir nilai suatu hal untuk menganalisis argument, memunculkan wawasan dan interpretasi ke dalam pola penalaran yang logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari setiap posisi, memberikan model persentasi yang ringkas dan meyakinkan.
Adapun indikator kemampuan berpikir kritis yang dinilai guru terbagi menjadi 9 aspek yaitu : 1. Memfokuskan pertanyaan (aspek tersebut meliputi siswa dapat mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, siswa dapat mempertimbangkan kemungkinan jawaban dan siswa dapat menjaga kondisi berpikir), 2. Menganalisis argumen (aspek tersebut meliputi Siswa dapat mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan, siswa dapat melihat struktur dari suatu argumen dan siswa dapat membuat ringkasan), 3.
(34)
60
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mempertimbangkan suatu sumber (aspek tersebut meliputi Siswa dapat mempertimbangkan kemenarikan konflik, siswa dapat mempertimbangkan kesesuaian sumber, siswa dapat mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat dan siswa dapat memberikan alasan), 4. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (aspek tersebut meliputi siswa dapat melibatkan sedikit dugaan, siswa dapat menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan, siswa dapat melaporkan hasil observasi, siswa dapat menggunakan bukti-bukti yang benar, dan siswa dapat mempertanggungjawabkan hasil observasi), 5. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi (aspek tersebut meliputi siswa dapat mengkondisikan logika dan siswa dapat menyatakan tafsiran), 6. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi (aspek tersebut meliputi siswa dapat mengemukakan hal yang umum, siswa dapat mengemukakan hipotesis, siswa dapat merancang eksperimen, siswa dapat menarik kesimpulan sesuai fakta dan siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki), 7. membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan (aspek tersebut meliputi Siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta, siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat, siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta, siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah), 8. mengidentifikasi nilai asumsi (aspek tersebut meliputi siswa dapat meberikan penjelasan bukan pernyataan dan Siswa dapat mengonstruksi argumen), 9. memutuskan suatu tindakan (aspek tersebut meliputi siswa dapat mengungkap masalah, siswa dapat memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin, siswa dapat merumuskan solusi alternatif, siswa dapat menentukan tindakan sementara dan siswa dapat mengamati penerapannya).
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut National Council for Social Studies(NCSS) (1993) dalam Sapriya (2010.hlm.10) mendefinisikan IPS adalah sebagai berikut:
(35)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Social studies are the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, histori, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences”
(Pendidikan IPS adalah studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diintegrasikan untuk tujuan membentuk kompetensi kewarganegaraan. IPS disekolah menjadi suatu studi secara sistematik dalam berbagai disiplin ilmu seperti anthropologi, arkheologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi, agama, dan sosiologi, sebagaimana yang ada dalam ilmu-ilmu humaniora, bahkan termasuk matematika, dan ilmu-ilmu alam dapat menjadi aspek dalam IPS.)
Pendapat serupa dikemukakan oleh Trianto (2010,hlm.171) menyatakan
bahwa: “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial yang dimaksud seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial masyarakat yang diwujudkan dalam satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial
tersebut”.
Berdasarkan penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu mata pelajaran yang merupakan suatu perpaduan dari sejumlah disiplin ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan dan masih banyak lagi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih banyak menekankan hubungan antara manusia dengan masyarakat, hubungan manusia didalam masyarakat, disamping hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya.
(36)
62
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen sebagai alat pengumpulan data dilapangan. Adapun instrumen lain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Lembar Observasi aktivitas siswa
Lembar Observasi ini adalah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS melalui metode inkuiri dengan menggali potensi dibidang pertanian. Lembar observasi ini memuat lima indikator yang telah dikembangkan peneliti untuk keperluan pengamatan, yaitu 1.Memfokuskan pertanyaan; 2.Menganalisis argumen; 3. Mempertimbangkan suatu sumber; 4.Bertanya dan menjawab pertanyaan; 5.Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; 6.Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; 7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan; 8. Mengidentifikasi nilai asumsi dan 9. Memutuskan suatu tindakan.
2. Lembar Observasi aktivitas guru
Lembar Observasi ini adalah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS melalui metode inkuiri pada tema potensi pertanian. Lembar observasi ini memuat tiga aspek, yaitu : a) Kegiatan Pendahuluan, b) Kegiatan Inti dam c) Kegiatan Penutup.
Dari aspek tersebut dapat dijabarkan ke dalam poin-poin sebagai berikut : a) Kegiatan Pendahuluan
b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Penutup
3. Pedoman Wawancara.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri pada tema
(37)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
potensi pertanian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tersetruktur dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.
4. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah kegiatan mencatat atau merekam suatu kejadian yang sadah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini , peneliti mendeskripsikan setiap kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung, baik dalam perencanaan maupun penyampaian pembelajaran.
G.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan menurut Sanjaya (2011,hlm.86) merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatat mencatat dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri melalui potensi dibidang pertanian, kegiatan pembelajaran dikelas, dan keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat. Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas tersebut diisi dengan tanda check list pada kolom yang disediakan peneliti dan mengisi keterangan dari penilaian yang dipilih. Pada waktu pelaksanaan observasi, peneliti tinggal memberi tanda cek bila perilaku tersebut ditunjukan oleh siswa atau guru yang sedang diamati.
(38)
64
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Wiriatmadja (2005,hlm.117), Wawancara adalah pernyataan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengani hal-hal yang dianggap perlu. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui perkembangan tindakan yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran. Selain itu dilakukan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan dari guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan siswa Kelas VIII E terhadap penggunaan metode inkuiri pada tema potensi pertanian dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Wawancara dilakukan setelah dilaksanakannya tindakan pada pembelajaran di kelas.
3. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah kegiatan mencatat atau merekam suatu kejadian yang sadah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini , peneliti mendeskripsikan setiap kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung, baik dalam perencanaan maupun penyampaian pembelajaran.
H. Validitas Data
Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat Hopkins dalam (Wiriaatmadja,2012,hlm.168-171) yang mengemukakan bahwa untuk mengetahui validitas sebuah data dapat menggunakan :
1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan. 2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti. Disamping itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa
(39)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bertujuan untuk mendapat gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri berbasis manusia sumber belajar. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.
3. Audit Trial, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan dosen pembimbing.
4. Expert Opinion, yakni mengecek kesahihan hasil temuan peneliti dengan pakar di bidangnya. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikannya dengan dosen pembimbing IPS, sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
I. Teknik Analisis
a. Analisi Data Kualitatif
Menganalisis data adalah suatu proses pengolahan data dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya, memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 106) analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Mereduksi data terkumpul dari hasil pekerjaan atau jawaban-jawaban siswa hasil wawancara dan catatan lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan.
2. Mendeskripsikan Data
Mendeskripsikan data sehingga data yang telah diorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel. Mendeskripsikan data dilakukan dengan cara menganalisis data hasil reduksi yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
(40)
66
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, karena data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika kita tidak mengolahnya.
b. Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data dengan mengunakan dengan cara kuantitatif adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Perhitungan persentasi tersebut digunakan untuk melihat perbandingan hasil belajaran siswa selama megikuti pembelajaran IPS dengan metode inkuiri pada tema potensi pertanian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis yang dilakukan memang sederhana. Komalasari (2010, hlm. 156) memberikan cara perhitungan dalam menganalisis data kuantitatif,yaitu :
Jumlah skor total subjek
Perolehan Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Data yang diperoleh melalui hasil observasi dikonversikan pada skala nilai dengan rentang 1, 2 dan 3 untuk menilai aktivitas yang dilakukan guru yang terlebih dahulu diubah ke prosentase. Rentang skor tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Rentang Skor Persentase Aktivitas Guru (Komalasari, 2010. hlm. 295)
Skor Klasifikasi
0 – 33,3 % Kurang Baik
33,4 % - 66.6 % Cukup Baik 66,7 % - 100 % Baik Sekali
(41)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data hasil observasi dalam aktivitas siswa menggunakan skala nilai dengan rentan 1, 2 dan 3. Kategori untuk perolehan skor 1 adalah kurang aktif , 2 adalah aktif dan 3 adalah sangat aktif. Skala skor dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah skor total subjek
Perolehan Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Rentan skor tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.2
Rentang Skor Persentase Aktivitas Siswa (Komalasari, 2010. hlm. 295)
Skor Klasifikasi
0 – 33,3 % Kurang Aktif
33,4 % - 66.6 % Aktif
(42)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penelitian mengenai penerapan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian harus dipersiapkan secara baik yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembelajaran disiapkan secara rinci baik mengenai topik pertanian yang akan dibahas dalam proses pembelajaran maupun unsur-unsur yang umum dalam RPP seperti materi ajar, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar guru atau peneliti benar-benar siap melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat lima langkah dalam penerapan inkuiri dengan potensi pertanian. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut diantaranya merumuskan masalah, mengumpulkan data melalu observasi, menganalisis dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tulisan atau laporan, mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiens yang lain dan mengevaluasi hasil temuan bersama.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa berada pada kategori “Baik”. Pembelajaran berjalan dengan
baik dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan penutup sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Sedangkan dalam pembelajaran inkuiri pada tema potensi pertanian, guru menyajikan materi melalui
(43)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemaparan potensi pertanian sekitar. Kemudian siswa dituntut untuk merumuskan masalah dan mengumpulkan data melalui observasi. Siswa sangat antusian dalam melakukan kegiatan observasi. Hal ini terjadi karena merupakan pengalaman pertama bagi siswa belajar dari pengalaman secara langsung dilapangan. Sehingga apa yang mereka peroleh selama proses pembelajaran lebih mudah dipahami siswa. Selain hasil pengalaman dilapangan, pada pembelajaran dikelas pun sering diadakan diskusi yang dapat mengasah kemampuan berpikir siswa. Adapun peran guru dalam penelitian ini adalah untuk membiming, mengarahkan, memotivasi dan menfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga setelah melakukan diskusi, siswa mendapatkan solusi dari rumusan masalah yang telah ditentukan pada awal pembelajaran.
Ketiga, refleksi yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada tema potensi pertanian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Namun dalam proses penerapan metode pembelajaran inkuiri dengan tema potensi pertanian pada pembelajaran IPS ditemui beberapa hambatan yang membutuhkan perbaikan agar tidak terjadi pada tindakan siklus berikutnya. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain: (a). Sulit menentukan tema yang pas tentang pertanian yang berkaitan dengan SK/KD yang akan diterapkan dalam metode inkuiri. (b). Guru mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. (c) Guru kesulitan dalam mengatur waktu.
Keempat, penerapan metode pembelajaran inkuiri dengan tema potensi pertanian dalam pembelajaran IPS mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa yang mengalami peningkatan dari perolehan presentase pada siklus I sebesar 44,44 % kemudian mengalami meningkatan menjadi 85,18 % yang diperoleh pada siklus empat. Kemudian pada penerapan metode inkuiri dengan memanfaatkan potensi pertanian juga mengalami peningkatan yang pada siklus I memperoleh presentase 73,69 %
(1)
179
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengalami meningkatan menjadi memperoleh persentase sebesar 98,18 % pada siklus empat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII E SMP Negeri 2 Lembang, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan dilapangan maupun teoritis. Maka ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Penerapan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dapat dijadikan salah satu solusi dalam penyelesaian masalah yang ditemukan di kelas. Di dalam metode ini guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dalam penerapan metode inkuiri pada tema potensi pertanian dalam pembelajaran IPS disarankan untuk memperhatikan pengelolaan waktu. penerapan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian memerlukan waktu yang cukup lama sehingga kegiatan siswa mulai dari merumuskan masalah sampai mengambil keputusan dapat berjalan sesuai rencana. Kemudian guru juga alangkah baiknya memperhatikan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri dengan tema potensi pertanian. Sehingga ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS dapat berjalan dengan lebih optimal lagi. Selain itu, sebaiknya guru dapat lebih mengoptimalkan lagi perannya dalam memfasilitasi, memotivasi dan mengevaluasi pembelajaran. Hal ini dilakukan agar ketika melalukan tindakan tidak ditemukan kesulitan yang berarti.
2. Bagi Siswa
Metode inkuiri dengan tema potensi pertanian ini merupakan salah-satu sarana bagi siswa untuk menjadikan kegiatan belajar IPS tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas saja. Akantetapi bisa dilakukan di luar kelas dengan memnfaatkan potensi pertanian yang menjadi lingkungan sehari-hari siswa. Untuk itu sebaiknya siswa belajar untuk lebih mengeksplorasi kemampuan dan
(2)
180
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterlibatannya dalam pembelajaran IPS serta diikuti dengan sebaik-baiknya. Sehingga diharapkan setelah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri dengan tema potensi pertanian ini menjadikan siswa lebih peduli dengan kondisi sekitar yang seiring berjalannya waktu mengalami perubahan yang mengarah kepada menghilangnya potensi pertanian yang digantikan dengan hotel,cafe dan bangunan lainnya.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS. Tidak hanya dalam pembelajaran IPS, akantetapi juga dalam pembelajaran lainnya dengan mencoba menerapkan metode inkuiri yang disesuaikan dengan kurikulum dan tujuan dari setiap mata pelajaran. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan disesuaikan dengan kesiapan sekolah dalam memfasilitasi terlaksananya metode inkuiri pada tema potensi pertanian.
(3)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dkk.(2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Banoewidjojo, M (1983) Pembangunan Pertanian. Surabaya: Usaha Nasional.
Costa, A. L (1985). The Behaviors of Intelelligence, In A.L Costa (ed): Developing Minds: A Resouces Book for Teaching Thinking, Alexandria: As Cd; 66-68
Depdiknas (2006) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standart Isi.
Dimyati, Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hamdani (2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hamruni.(2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madawi.
Komalasari, Kokom (2010) Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama.
Kunandar. (2007). Guru Profesional.Edisi Revisi. Jakarta Rajawali Press
Mulyasa (2006). Strategi Pembelajaran Inkuiri. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2007) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (new). Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, dkk, (2004) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK , Malang: UM Press
Oemar, Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
(4)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanjaya, Wina (2007) Strategi pembelajaran Berorietasi Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada.
Sanjaya,Wina (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Sapriya (2010) Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press
Sumaatmadja, N (1988) Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni.
Sudjana,N (2004) Landasan Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta.
Soemantri, N (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slavin, Robert E . 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:.
Trianto(2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, H dan Purnomo,S (2009) Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis.2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wiriiatmadja, Rochiati. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(5)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi
Fitriyani (2014) Penerapan Teknik Counter Point Untuk menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX Bahasa SMA Negeri 1 Cianjur). Skripsi Tidak di terbitkan.
Harisanti, Winda (2014) Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8 F SMP Negeri 10 Kota Bandung). Skripsi. Tidak di terbitkan.
Herlina, L (2013) Penerapan Model Pembelajaran Cooerative Learning Dengan Teknik Team Game Tounament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran PKn. Skripsi. Tidak di terbitkan .
Rohmah,D (2008) Penerapan Model Coopertaive Lerning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi.Tidak Diterbitkan.
Sundari, Nita Awalita (2013). Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Kota Bandung). Skripsi. Tidak di terbitkan.
Online
Ahmad,A (2007) Memahami Berpikir Kritis.Bandung.Online.Tersedia di http://re-searchengines.com/1007arief3.html. Diakses 12 Maret 2014.
Hendarwati, Endah (2013) Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Sisw SDN 1 Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal.Pedagogia.
Rodiak, Emi dkk (2013) Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
(6)
Evi Kuraesin, 2014
Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kristina, Aristya (2012) Pertanian Indonesia. Online. Tersedia di
http://aristyakristina.wordpress.com/2012/09/20/pertanian-di-indonesia/
Syamsuhilal (2013 Menumbuhkan Petani Wirausaha.Online. Tersedia.
http://syamsuhilal.blogspot.com/2013/01/menumbuhkan-petani-muda-wirausaha.html