Sahabat Senandika
Yayasan Spiritia
No. 2, Januari 2003
Sahabat Senandika
Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Workshop Di Hotel Wisata
Oleh Hertin
Pada tanggal 6 januari 2003 ada workshop
penyusunan penanggulangan HIV/AIDS di
hotel Wisata Internasional, Adapun acaranya
adalah diskusi tentang : 1. Surveillans HIV/
AIDS, pencegahan HIV/AIDS, perawatan,
pengobatan dan dukungan. 2. Peranan dan
tanggung jawab LSM Peduli AIDS dalam
penanggulangan HIV/AIDS. Juga membahas
tantangan dan hambatan untuk implementasi
yang efektif. Workshop ini dihadiri oleh LSM
yang terkait dg HIV/AIDS dan beberapa
anggota KPA dan dokter.
Hasil dari diskusi digunakan sebagai masukan
dalam menyusun Strategi Nasional
Penanggulan HIV/AIDS th. 2003 – 2007.
Profil Sahabat Peduli HIV/
AIDS
Selasa,24 Des 2002 di Kalimantan Selatan,
tepatnya Banjarmasin diadakan pertemuan
koordinasi sebagai tindak lanjut kunjungan
Yayasan Spiritia. Yang dihadiri oleh sebagian
individu yang peduli terhadap permasalahan
HIV/AIDS. Maka terbentuklah “Sahabat
Peduli HIV/AIDS Kalimantan Selatan”.
Adapun rinciannya :
• Nama
Nama dari kumpulan orang yang peduli HIV/
AIDS tersebut adalah:
GRACINEA MANGOSTANA (Sahabat
Peduli HIV/AIDS Kalimantan Selatan )
• LAMBANG
Lilitan Pita Warna Merah Putih
• VISI
Proposioal dalam memahami HIV/AIDS
untuk mendorong terwujudnya Kalimantan
Sehat.
• MISI
Memperjuangkan pemahaman yang benar dan
proposional di masyarakat tentang HIV/
AIDS,sehingga dapat menumbuhkan
kepedulian dan pemberdayaan ODHA di
Kalimantan Selatan.
• BIDANG KEGIATAN
Fokus bidang kegiatan yang akan
dikembangkan oleh Sahabat Peduli HIV/AIDS
Kalimantan Selatan ini, adalah :
• Bidang informasi, Edukasi, Motivasi dan
Pelatihan (IEM/P)
• Pelayanan Konseling dan Tes
• Pemberdayaan terhadap ODHA
• ASPEK KEGIATAN
• Penyebaran Informasi dan Motivasi HIV/
AIDS
• Training
• Pelayanan Konseling
• Pelayanan Tes
• Pendampingan dan Pemberdayaan ODHA
• KOORDINASI KELEMBAGAAN dan
KEGIATAN
• Sekretariat Operasional
CMR PKBI Daerah Kalimantan Selatan
Jl. Brigjend. H. Hasan Basri No. 24a
Faks. (0511) 304768, Telp. (0511) 304343
E-MAIL : pkbi-bjm@ indo.net.id
Banjarmasin – 70125
• PROGRAM JANGKA PENDEK
• Auidensi dengan pejabat terkait
• Membuat rencana kerja jangka panjang
• KIE melalui media cetak dan high risk
• Pelatihan Relawan Internal
• Verifikasi Pelayanan Tes HIV/AIDS
Daftar Isi
Workshop Di Hotel Wisata
Profil Sahabat Peduli HIV/AIDS
AZT Jangka Sangat Pendek Mengurangi
Penularan dari Ibu-ke-Bayi
Pemimpin International AIDS Society
Menandai Komitmen yang Agresif
terhadap Penjangkauan Pengobatan
Hepatitis C dan Dampknya pada
Tanggapan terhadap HAART
Tanya-Jawab No. 2
Tips untuk Orang dengan HIV No. 13
Lembaran Informasi Baru
1
1
2
3
4
5
6
6
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
• PENUTUP
• Terbentuk Kelompok peduli HIV/AIDS di
Kalimantan Selatan, berdasarkan atas
komitmen dari serangkaian kunjungan dan
perbincangan.
• Semoga komitmen terus bergerak dan
langgeng.
AZT Jangka Sangat
Pendek Mengurangi
Penularan dari Ibu-ke-Bayi
Oleh Keith Alcorn, 8 Juli 2002
Regimen AZT jangka sangat pendek sama
efektif dibandingkan regimen AZT jangka lebih
lama yang dipakai di negara miskin untuk
mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi
(mother-to-child transmission/MTCT). Ini
menurut penelitian Zimbabwe yang dikajikan
pada World AIDS Conference ke-14 di
Barcelona, Spanyol.
Dengan implikasi, regimen jangka sangat
pendek ini juga mungkin sama efektif dengan
regimen nevirapine dosis tunggal yang
dilaksanakan atau diusulkan di banyak negara
miskin, karena regimen nevirapine pada awal
diuji coba dibandingkan dengan regimen dosis
perkalian yang dipakai oleh kelompok kontrol
di penelitian ini.
Para peneliti menemukan bahwa regimen
AZT jangka sangat pendek sama efektif dengan
regimen AZT jangka pendek sebelumnya
disahkan oleh penelitian yang dikontrol plasebo
di Thailand. Regimen Thailand memakai AZT
dua kali sehari dari minggu ke-36 kehamilan
hingga kelahiran, dengan AZT diberikan setiap
tiga jam waktu persalinan, dan AZT tidak
diberikan pada bayi.
Regimen jangka sangat pendek terdiri dari
AZT 300mg setiap tiga jam waktu persalinan
(labor) untuk si ibu, sementara si bayi menerima
satu kapsul AZT dilarutkan dalam 30cc air yang
dididih untuk sterilasasinya, dibagi dengan dosis
setiap dua jam selama tiga hari pertama
hidupnya.
Penelitian ini secara acak membagikan 222
pasangan ibu/bayi untuk menerima regimen
Thailand atau AZT waktu persalinan, dan baik
peneliti maupun pasien tidak mengetahui
regimen apa yang mereka terima.
Data tersedia tentang status HIV 179 bayi
2
enam minggu setelah lahir. Penelitian
menemukan angka penularan 18,9% pada
kelompok regimen Thailand dibandingkan
15,7% pada kelompok AZT jangka sangat
pendek. Status HIV bayi ditentukan dengan
memakai tes viral load (Nuclisens, Organon
Teknika) pada darah yang dibekukan.
Setelah enam minggu, 4,1% bayi hilang pada
pemantauan, dan pada enam bulan angka yang
hilang adalah 6,2%, angka yang serupa dengan
penelitian lain terhadap intervensi untuk
mencegah MTCT yang dilaksanakan di Afrika.
Michael Silverman dari Health Canada, salah
satu peneliti, mengatakan pada aidsmap bahwa
hasil penelitian mengesankan bahwa ada
mungkin menurangi biaya pengobatan untuk
mencegah MTCT lebih jauh.
“Harga regimen ini adalah 4 dolar AS per ibu
dengan harga penuh untuk AZT, tanpa korting,
dibandingkan 6 dolar untuk nevirapine.”
Namun negara miskin saat ini ditawarkan
nevirapine gratis oleh Boehringer-Ingelheim,
jadi biaya mungkin bukan tarikan utama
pendekatan ini untuk mencegah MTCT jika
program tersebut disebarluaskan. Namun, jika
nevirapine tidak tersedia gratis, AZT dapat
dipakai dengan cara ditelitikan di Zimbabwe,
dan dapat mampu dibeli oleh banyak keluarga
(terutama jika AZT generik tersedia.)
Dampak pada pilihan pengobatan si ibu pada
masa depan juga kemungkinan akan bikin
pendekatan ini menarik, sedikitnya pada jangka
pendek hingga sedang sampai terapi tiga obat
tersedia selama kehamilan untuk ibu-ibu.
“Regimen ini mengurangi risiko mengganggu
pilihan pengobatan ibu pada masa depan karena
si ibu terpapar pada AZT untuk jangka yang
begitu pendek, jadi risiko resistansi dikurangi,”
kata Michael Silverman.
“Pada penelitian Petra, ibu-ibu yang
mengembangkan resistansi mengalaminya
setelah satu minggu atau lebih pengobatan AZT,
dan pada penelitian 012, perempuan secara
efektif menerima monoterapi nevirapine untuk
satu minggu dari satu dosis obat tersebut karena
masa paro obat yang panjang.”
Regimen ini lebih mudah diberi, kata Michael
Silverman, karena obat dapat diberi waktu ibuibu periksa pada rumah sakit lokal, tidak
membutuhkan pengobatan infusi untuk bayi
dan tidak memakai bentuk obat khusus anak
yang lebih mahal dan harus disimpan dalam
kulkas. Regimen juga bisa dirahasiakan jika
diberi di rumah.
Sahabat Senandika No. 2
Penelitian ini dilaksanakan pada Salvation
Army Howard Hospital di daerah pedesaan
80km utara dari Harare, ibu kota Zimbabwe.
Reference
Thistle P et al. Superiority of an ultra-short
zidovudine regimen in the prevention of
perinatal HIV transmission in rural Zimbabwe.
Fourteenth International AIDS Conference,
Barcelona, abstract MoD3680, 2002.
URL: http://www.aidsmap.com/news/
newsdisplay2.asp?newsId=1534
Pemimpin International
AIDS Society Menandai
Komitmen yang Agresif
terhadap Penjangkauan
Pengobatan
Oleh Keith Alcorn, 19 Juli 2002
Joep Lange, Presiden terpilih International
AIDS Society (IAS), menjanji bahwa IAS akan
pada garis depan upaya untuk meningkat
penjankauan terapi antiretroviral (ART). Ini
disampaikan pada sambutannya di Konferensi
Internasional AIDS ke-14 di Barcelona, Spanyol.
Ucapannya yang terus terang seperti biasa
termasuk penyalahan lembaga donor dan LSM
internasional karena tidak bergerak cukup cepat
untuk mendukung upaya peningkatan, dan dia
mendesak dibuat inventaris kebutuhan
pengobatan di semua negara, agar kebutuhan
dapat dihadapi secara sistematik.
Berikut adalah teks sambutan:
“Ini hari, saya mau membidik pada satu
masalah khusus yang dekat pada hati saya
selama beberapa tahun. Suatu masalah yang
seharusnya membakar seperti api di dalam hati
kita semua, dan yang sebenarnya menjadi tema
konferensi ini. Tentu masalah ini adalah akses
pada perawatan HIV yang pantas, termasuk
ART, untuk berjuta-juta orang yang terinfeksi
yang membutuhnya di negara berkembang.
Dunia ini tidak boleh membiarkan mereka
meninggal.:
• dari pandangan manusiawi,
• dari pandangan pembangunan, dan
• dari pandangan keamanan.
Dan kemungkinan masalah ini dapat
dihadapi—sebetulnya, solusi agak sederhana.
Perlu upaya yang sangat besar, namun
sederhana.
Januari 2003
Jangan ditipu: orang membuat masalah
sederhana menjadi rumit untuk memaafkan
kelembaman. Saya ingin menjadi sangat
konkret: ada yang terjadi sejak konferensi di
Durban—dari pandangan politis dan advokasi,
itu konferensi yang terpenting dalam sejara
HIV/AIDS hingga saat ini:
• harga obat turun lebih jauh;
• UNGASS menempatkan pengobatan pada
agenda politis—akhirnya, mungkin kita dapat
mengatakan;
• Global Fund dirancang;
• WHO dalam waktu yang sangat singkat
membuat pedoman pengobatan yang sangat baik
untuk menuntun negara berkembang dalam
pilihannya;
• obat antiretroviral dimasukkan pada Daftar
Obat Esensial [WHO].
Jangan meremehkan pentingnya langkah ini—
mereka tonggak bersejarah, dan mereka pantas
diakui sebagainya.
Namun jurang yang masih ada, yang sangat
besar antara jumlah orang yang menerima
pengobatan—20.000 atau mungkin 30.000 di
Afrika—dibanding enam juta yang
membutuhkan pengobatan saat ini, melukai
hati, dan laju pelan di mana dunia ini mereaksi
bahkan lebih melukai hati:
Beberapa masyarakat keseluruhan dihapus
oleh virus yang mematikan ini: ini menjadikan
kesengsaraan manusia pada skala yang belum
pernah dialami; sebagaimana ini menghentikan,
tidak, membalikkan pembangunan; ini memberi
bahan bakar pada epidemi TB.
Namun, walaupun retorika—termasuk
retorika tentang bergerak melalui retorika—kita
secara suram tidak bertindak.
Dan sekali lagi, ini tidak sukar. Kerumitan
dimasukkan untuk memaafkan kelembaman
oleh mereka yang hidup dari epidemi ini. Atau
mungkin bukan kelembaman, tetapi hanya
kekurangan imaginasi. Adalah betapa jelas apa
yang harus dilaksanakan: kita harus membuat
rencana tindakan untuk upaya global. Apakah
kita dapat memberantas cacar tanpa upaya
bersama seperti ini?
Menyediakan perawatan terpadu untuk HIV/
AIDS mungkin lebih sulit daripada
memberantas cacar, tetapi ini bukan berarti
bahwa kita tidak harus melaksanakannya
dengan cara sederhana yang serupa. Mengapa
ada inisiatif STOP TB, tetapi belum ada inisiatif
STOP HIV?
Jika kita serius tentang meningkatkan akses
pada pengobatan, kita harus melaksanakannya
3
seperti operasi militer:
• kita harus membuat inventaris, negara demi
negara, tentang kebutuhan agar semua orang
yang memenuhi persyaratan dapat menerima
pengobatan;
• kita harus mengenal organisasi yang dapat
membantu negara-negara untuk
melaksanakannya, dan melibatkannya dan
membagi tugas;
• kita harus kreatif: misalnya kita tidak perlu
prasarana yang canggih untuk menyampaikan
perawatan HIV/AIDS, kita tidak perlu regimen
yang rumit; kita tidak perlu dokter dan perawat
untuk menyampaikan perawatan pada setiap
daerah yang terpencil di Afrika. Jika kita dapat
memperoleh Coca Cola dan bir yang dingin di
setiap daerah terpencil di Afrika, seharusnya
tidak mustahil untuk melaksanakan yang sama
untuk obat-obatan;
• agar cepat meningkat akses, pergerakan
komunitas dan keterlibatan pekerja komunitas
jauh lebih penting dibanding menunggu
pelatihan cukup petugas perawatan kesehatan.
Yang terpenting, kita harus menjaga agar
semuanya sederhana; Paul Farmer dan rekanrekan meyakinkan kita bahwa yang diperlu
hanya pekerja komunitas yang memberi terapi
yang diawasi setiap hari! Ada hanya sedikit
bukti bahwa pemantauan laboratorium
mencegah kematian akibat keracunan obat,
tetapi ada sangat banyak bukti bahwa tidak
mengobati infeksi HIV yang bergejala
mematikan, dan biasanya tidak dengan cara
yang baik; mengapa kita selalu lebih khawatir
kita melaksanakan yang buruk daripada kita
tidak membuat yang baik?
Kita perlu mengkaitkan upaya pencegahan
dengan pengobatan; dan, memang, kita harus
mempertimbangkan kesinambungan, tetapi kita
tidak harus menunggu kesinambungan sebelum
kita mulai.
Kita sebaiknya juga tidak tergantung pada
sektor pemerintah saja; saya sangat senang lihat
kehadiran begitu banyak kepala negara di sini,
dengan kehadiran juga Presiden Clinton, dengan
kehadiran pahlawan kita semua, Nelson
Mandela, dengan kehadiran pejabat tinggi dari
banyak negara, dan terutama dengan kehadiran
utusan besar dari pemerintah kerajaan Thailand.
Tetapi, kita harus sadar: ini perkecualian. Dan
coba ingat bahwa “dari semua penyakit yang
mematikan yang miskin, tidak ada yang lebih
ganas daripada pemerintahan yang buruk.”
Pemerintahan yang buruk dan kekurangan
pimpinan sebenarkan mematikan lebih banyak
4
orang dengan HIV daripada yang lain. Apakah
kita harus menahan diri dari melakukan apa saja
untuk orang yang kebetulan tinggal di negara
dengan pimpinan yang buruk? Apakah kita
harus menghukumnya dua kali?
Namun, jika kita coba menggerak tenaga
untuk upaya global bersama ini—satu kata yang
terulang-ulang dalam pembahasan dengan
lembaga donor, dengan lembaga PBB, dengan
organisasi derma, bahkan dengan dengan
beberapa LSM besar seperti MSF, dengan Raja
Kemiskinan ini, dalah MASALAH,
MASALAH, MASALAH.
Saya bosan dengan kata ini, karena semua
masalah ini mengenai proses, mengenai
menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Di
IAS kita lebih prihatin tentang berjuta-juta
orang yang meninggal. Tentang berjuta-juta
kematian dan tentang penderitaan yang dapat
dicegah jika kita siap bekerja sama.
Akhirnya, satu kata tentang uang: Seperti
disampaikan kemarin oleh teman saya Joseph
Scheich, dari LSM Belanda STOP AIDS NOW!:
“Beberapa tahun lagi orang tidak akan
menanyakan di mana sepuluh miliar dolar,
tetapi di mana tiga juta orang.” Saya sebetulnya
yakin bahwa sepuluh miliar dolar itu
meremehkan apa yang diperlu. Tetapi bahkan
diperlu 25 miliar dolar, itu masih sedikit sekali.
Apakah Anda tahu beban biaya pertandingan
sepak bola Inggris-Argentina pada ekomoni
Inggris? Dua miliar dolar. Hanya diperlu 5
hingga 12 pertandingan sepak bola dan upaya
global bersama untuk benar-benar melakukan
sesuatu yang nyata untuk HIV/AIDS. Kita
menunggu apa?
URL: http://www.aidsmap.com/news/
newsdisplay2.asp?newsId=1577
Hepatitis C dan Dampknya
pada Tanggapan terhadap
HAART
Oleh Sean R. Hosein, CATIE, 29 Oktober
2002
Pada negara maju, ketersediaan terapi
antiretroviral sangat manjur (HAART)
menyebabkan penurunan secara bermakna pada
kesakitan dan kematian akibat AIDS. Dengan
jangka tahan hidup Odha diperpanjang karena
HAART, perhatian kesehatan jangka panjang
misalnya yang terkait dengan infeksi bersama
Sahabat Senandika No. 2
dengan hepatitis C lebih menonjol. Ini karena
sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan oleh
HIV mempunyai kesulitan untuk
mengendalikan virus hepatitis C (HCV), dan
karena itu kerusakan hati akibat HCV
kemungkinan dipercepat pada orang yang
terinfeksi bersama. Masalah terkait—apakah
terinfeksi HCV bagaimana pun juga
meningkatkan kerusakan pada sistem kekebalan
oleh HIV—tidak jelas. Untuk coba mengerti
dampak HCV pada tanggapan terhadap
HAART, para peneliti di Itali melaksanakan
penelitian besar.
Para peneliti menganalisis data mengenai 1.320
peserta HIV-positif yang belum pernah
memakai terapi anti-HIV. Pada awal penelitian,
profilnya adalah: 75% lelaki; usia rata-rata 33
tahun; 46% HCV-positif; 7% HBV-positif; kadar
CD4 rata-rata 200; viral load rata-rata 80.000
tiruan. Peserta dipantau selama kurang-lebih tiga
tahun.
Pada satu analisis data, setelah peserta mulai
pemakaian HAART, peneliti menemukan
bahwa mereka yang terinfeksi HIV dan HCV
bersama mempunyai risiko 55% lebih besar
untuk mengembangkan penyakit terkait AIDS
dibandingkan peserta yang hanya HIV-positif.
Odha yang diberikan HAART untuk pertama
kali biasanya mengalami peningkatan tinggi
pada kadar CD4-nya. Pada penelitian ini, peserta
yang terinfeksi bersama mengalami
pengingkatan yang lebih rendah pada kadar
CD4 dibandingkan yang tidak terinfeksi HCV.
Justru, selama perjalanan penelitian,
peningkatan pada kadar CD4 tidak melebihi 100
untuk 28% peserta yang terinfeksi kedua virus.
Dampak ini pada kadar CD4 tidak ada
hubungan dengan viral load HIV. Kemampuan
HAART untuk menekankan viral load HIV
tidak dipengaruhi oleh adanya infeksi bersama
dengan HCV.
Karena jumlah peserta dengan hepatitis B
relatif rendah, para peneliti tidak yakin tentang
interaksi antara HBV dan tanggapan terhadap
HAART.
Para peneliti tidak jelas mengapa infeksi
bersama dengan HCV terkait dengan
peningkatan pada risiko mengembangkan AIDS
atau meninggal pada penelitian ini. Mungkin
faktor yang tidak diukur misalnya penggunaan
narkoba dan/atau kepatuhan memain peranan
dalam jangka tahan hidup peserta, tetapi tim
peneliti tidak mengindahkan faktor potensial
ini. Juga, toksisitas hati karena HAART
tampaknya tidak mempengaruhi. Para peneliti
Januari 2003
curiga bahwa HCV mempengaruhi sistem
kekebalan dengan cara yang meningkatkan
kehancuran sel CD4, tetapi ini harus ditentukan
oleh penelitian lain.
Referensi
De luca A, Bugarini R, Cozzi Lepri A, et al.
Coinfection with hepatitis viruses and
outcomme of initial antiretroviral regimens in
previously naïve HIV-infected subjects.
Archives of Internal Medicine 2002;162:21252132.
URL: http://www.catie.ca/aidsinfo.nsf/
0714d2194eb52070852563ab006a5ac9/3e0c4
c7f7a0e17ce85256c61006a5d9a?OpenDocument
Tanya-Jawab No. 2
Kulit Peka
Oleh Dr. Widowati
[Pada 11 Januari 2003, Pelita Plus mengadakan
pertemuan Odha di Sanggar Pelita Ilmu.
Pembicara utama adalah Dr. Widowati, specialis
kulit/kelamin dan teman pada banyak Odha di
Jakarta. Setelah pengkajian beliau, ada beberapa
pertanyaan. Yang berikut adalah rangkuman
dari satu pertanyaan tersebut.]
T: Dok, kulit saya sangat peka (sensitif), dan
sering saya mengalami masalah, apalagi jika saya
keluar waktu matahari panas. Apakah yang
dapat saya lakukan untuk mencegah dan
memulihkan masalah ini?
J: Beberapa orang memang mempunyai kulit
yang peka. Juga kulit peka bisa disebabkan oleh
HIV atau obat yang kita pakai. Kadang kala kita
memperburuk masalah dengan cara mandi. Jika
kita memakai sabun yang ‘keras’, terutama
sabun disinfektan seperti sabun detol, ini akan
merangsang masalah kulit. Lebih baik kita pakai
sabun yang halus, seperti sabun cair khusus
untuk bayi dari Johnson & Johnson. Lagi pula,
biasanya kita mandi dua sedikitnya dua kali
sehari. Sebetulnya, mungkin sebaiknya kita
hanya mandi dengan sabun sekali sehari. Kali
kedua, kita bisa mandi tanpa sabun. Ini akan
mencegah masalah kulit dan sekaligus
menghemat uang.
Untuk mencegah masalah yang disebabkan
cahaya matahari, sebaiknya satu jam sebelum
kita keluar, sebaiknya kita mengoleskan kulit
kita dengan lotion anticahaya matahari
(sunblock). Satu produk yang cocok adalah
Parasol Lotion dengan SPF 30 (angka SPF
menujukkan kemampuannya untuk menyaring
cahaya—harus 30 atau lebih). Waktu kita
mengoleskan, jangan raba-raba, mengoleskan
secara halus dari satu arah saja—lotion itu tidak
harus masuk kulit.
5
Tips untuk Orang dengan
HIV No. 13
Anemia (kurang darah merah) agak sering
dialami oleh Odha. Anemai bisa disebabkan
oleh HIV sendiri, atau obat-obatan, atau
masalah kesehatan lain. Anemia bisa
menyebakan kelelahan, sesak napas, atau badan
secara umum kurang enak. Aenmia dapat
diobati, dan sering dapat diperbaiki dengan
makanan yang cocok.
Anemia ditunjukkan dengan tes darah yang
mengukur Hb. Sebaiknya kita mengukur kadar
ini setiap enam bulan waktu kita memeriksakan
diri ke dokter. Juga sebaiknya kita mengukur
Hb sebelum mulai memakai obat antiretroviral.
Salah satu obat yang sering dipakai, AZT, dapat
memperburuk anemia, dan jika Hb kita rendah,
mungkin sebaiknya kita pakai obat lain.
• Pengobatan Infeksi Oportunistik
Lembaran Informasi 504—Demensia &
Masalah Saraf
Lembaran Informasi 507—HPV, Kutil
Kelamin & Displasia
Lembaran Informasi 508—Sarkoma Kaposi
(KS)
• Efek Samping
Lembaran Informasi 556—Toksisitas
Mitokondria
Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini
atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan
hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di
halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS
dapat akses file ini dengan browse ke:
Lembaran Informasi Baru
Pada Januari 2003, Yayasan Spiritia telah
menerbit sepuluh lagi lembaran informasi untuk
Odha, sbb:
• Pencegahan Penularan HIV
Lembaran Informasi 154—Profilaksis
Pascapajanan
• Terapi Antiretroviral
Lembaran Informasi 416—Kepatuhan terhadap
Terapi
• Efek Samping
Lembaran Informasi 560—Rasa Nyeri
• Topik Khusus
Lembaran Informasi 610—Perempuan dan
HIV
Lembaran Informasi 611—Kehamilan dan HIV
Lembaran Informasi 612—Anak dan HIV
Lembaran Informasi 615—Memperoleh
Keturunan
Lembaran Informasi 616—Pengobatan AIDS
untuk Anak
Lembaran Informasi 617—Terapi
Antiretroviral untuk Anak
Lembaran Informasi 640—Megestrol (Megace)
Sahabat Senandika
Diterbitkan sekali sebulan oleh
Yayasan Spiritia
dengan dukungan
T H E FORD
AT I ON
DA
FOU N D
Dengan ini, sudah diterbitkan 68 lembaran
informasi dalam seri ini.
Kantor Redaksi:
Jl Radio IV/10
Kebayoran Baru
Jakarta 12130
Telp: (021) 7279 7007
Fax: (021) 726-9521
E-mail: [email protected]
Juga ada lima lembaran informasi yang
direvisi:
• Informasi Dasar
Lembaran Informasi 001—Daftar Lembaran
Informasi
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar
untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum
melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi
dengan dokter.
6
Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk
diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus
mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon).
Sahabat Senandika No. 2
No. 2, Januari 2003
Sahabat Senandika
Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Workshop Di Hotel Wisata
Oleh Hertin
Pada tanggal 6 januari 2003 ada workshop
penyusunan penanggulangan HIV/AIDS di
hotel Wisata Internasional, Adapun acaranya
adalah diskusi tentang : 1. Surveillans HIV/
AIDS, pencegahan HIV/AIDS, perawatan,
pengobatan dan dukungan. 2. Peranan dan
tanggung jawab LSM Peduli AIDS dalam
penanggulangan HIV/AIDS. Juga membahas
tantangan dan hambatan untuk implementasi
yang efektif. Workshop ini dihadiri oleh LSM
yang terkait dg HIV/AIDS dan beberapa
anggota KPA dan dokter.
Hasil dari diskusi digunakan sebagai masukan
dalam menyusun Strategi Nasional
Penanggulan HIV/AIDS th. 2003 – 2007.
Profil Sahabat Peduli HIV/
AIDS
Selasa,24 Des 2002 di Kalimantan Selatan,
tepatnya Banjarmasin diadakan pertemuan
koordinasi sebagai tindak lanjut kunjungan
Yayasan Spiritia. Yang dihadiri oleh sebagian
individu yang peduli terhadap permasalahan
HIV/AIDS. Maka terbentuklah “Sahabat
Peduli HIV/AIDS Kalimantan Selatan”.
Adapun rinciannya :
• Nama
Nama dari kumpulan orang yang peduli HIV/
AIDS tersebut adalah:
GRACINEA MANGOSTANA (Sahabat
Peduli HIV/AIDS Kalimantan Selatan )
• LAMBANG
Lilitan Pita Warna Merah Putih
• VISI
Proposioal dalam memahami HIV/AIDS
untuk mendorong terwujudnya Kalimantan
Sehat.
• MISI
Memperjuangkan pemahaman yang benar dan
proposional di masyarakat tentang HIV/
AIDS,sehingga dapat menumbuhkan
kepedulian dan pemberdayaan ODHA di
Kalimantan Selatan.
• BIDANG KEGIATAN
Fokus bidang kegiatan yang akan
dikembangkan oleh Sahabat Peduli HIV/AIDS
Kalimantan Selatan ini, adalah :
• Bidang informasi, Edukasi, Motivasi dan
Pelatihan (IEM/P)
• Pelayanan Konseling dan Tes
• Pemberdayaan terhadap ODHA
• ASPEK KEGIATAN
• Penyebaran Informasi dan Motivasi HIV/
AIDS
• Training
• Pelayanan Konseling
• Pelayanan Tes
• Pendampingan dan Pemberdayaan ODHA
• KOORDINASI KELEMBAGAAN dan
KEGIATAN
• Sekretariat Operasional
CMR PKBI Daerah Kalimantan Selatan
Jl. Brigjend. H. Hasan Basri No. 24a
Faks. (0511) 304768, Telp. (0511) 304343
E-MAIL : pkbi-bjm@ indo.net.id
Banjarmasin – 70125
• PROGRAM JANGKA PENDEK
• Auidensi dengan pejabat terkait
• Membuat rencana kerja jangka panjang
• KIE melalui media cetak dan high risk
• Pelatihan Relawan Internal
• Verifikasi Pelayanan Tes HIV/AIDS
Daftar Isi
Workshop Di Hotel Wisata
Profil Sahabat Peduli HIV/AIDS
AZT Jangka Sangat Pendek Mengurangi
Penularan dari Ibu-ke-Bayi
Pemimpin International AIDS Society
Menandai Komitmen yang Agresif
terhadap Penjangkauan Pengobatan
Hepatitis C dan Dampknya pada
Tanggapan terhadap HAART
Tanya-Jawab No. 2
Tips untuk Orang dengan HIV No. 13
Lembaran Informasi Baru
1
1
2
3
4
5
6
6
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
• PENUTUP
• Terbentuk Kelompok peduli HIV/AIDS di
Kalimantan Selatan, berdasarkan atas
komitmen dari serangkaian kunjungan dan
perbincangan.
• Semoga komitmen terus bergerak dan
langgeng.
AZT Jangka Sangat
Pendek Mengurangi
Penularan dari Ibu-ke-Bayi
Oleh Keith Alcorn, 8 Juli 2002
Regimen AZT jangka sangat pendek sama
efektif dibandingkan regimen AZT jangka lebih
lama yang dipakai di negara miskin untuk
mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi
(mother-to-child transmission/MTCT). Ini
menurut penelitian Zimbabwe yang dikajikan
pada World AIDS Conference ke-14 di
Barcelona, Spanyol.
Dengan implikasi, regimen jangka sangat
pendek ini juga mungkin sama efektif dengan
regimen nevirapine dosis tunggal yang
dilaksanakan atau diusulkan di banyak negara
miskin, karena regimen nevirapine pada awal
diuji coba dibandingkan dengan regimen dosis
perkalian yang dipakai oleh kelompok kontrol
di penelitian ini.
Para peneliti menemukan bahwa regimen
AZT jangka sangat pendek sama efektif dengan
regimen AZT jangka pendek sebelumnya
disahkan oleh penelitian yang dikontrol plasebo
di Thailand. Regimen Thailand memakai AZT
dua kali sehari dari minggu ke-36 kehamilan
hingga kelahiran, dengan AZT diberikan setiap
tiga jam waktu persalinan, dan AZT tidak
diberikan pada bayi.
Regimen jangka sangat pendek terdiri dari
AZT 300mg setiap tiga jam waktu persalinan
(labor) untuk si ibu, sementara si bayi menerima
satu kapsul AZT dilarutkan dalam 30cc air yang
dididih untuk sterilasasinya, dibagi dengan dosis
setiap dua jam selama tiga hari pertama
hidupnya.
Penelitian ini secara acak membagikan 222
pasangan ibu/bayi untuk menerima regimen
Thailand atau AZT waktu persalinan, dan baik
peneliti maupun pasien tidak mengetahui
regimen apa yang mereka terima.
Data tersedia tentang status HIV 179 bayi
2
enam minggu setelah lahir. Penelitian
menemukan angka penularan 18,9% pada
kelompok regimen Thailand dibandingkan
15,7% pada kelompok AZT jangka sangat
pendek. Status HIV bayi ditentukan dengan
memakai tes viral load (Nuclisens, Organon
Teknika) pada darah yang dibekukan.
Setelah enam minggu, 4,1% bayi hilang pada
pemantauan, dan pada enam bulan angka yang
hilang adalah 6,2%, angka yang serupa dengan
penelitian lain terhadap intervensi untuk
mencegah MTCT yang dilaksanakan di Afrika.
Michael Silverman dari Health Canada, salah
satu peneliti, mengatakan pada aidsmap bahwa
hasil penelitian mengesankan bahwa ada
mungkin menurangi biaya pengobatan untuk
mencegah MTCT lebih jauh.
“Harga regimen ini adalah 4 dolar AS per ibu
dengan harga penuh untuk AZT, tanpa korting,
dibandingkan 6 dolar untuk nevirapine.”
Namun negara miskin saat ini ditawarkan
nevirapine gratis oleh Boehringer-Ingelheim,
jadi biaya mungkin bukan tarikan utama
pendekatan ini untuk mencegah MTCT jika
program tersebut disebarluaskan. Namun, jika
nevirapine tidak tersedia gratis, AZT dapat
dipakai dengan cara ditelitikan di Zimbabwe,
dan dapat mampu dibeli oleh banyak keluarga
(terutama jika AZT generik tersedia.)
Dampak pada pilihan pengobatan si ibu pada
masa depan juga kemungkinan akan bikin
pendekatan ini menarik, sedikitnya pada jangka
pendek hingga sedang sampai terapi tiga obat
tersedia selama kehamilan untuk ibu-ibu.
“Regimen ini mengurangi risiko mengganggu
pilihan pengobatan ibu pada masa depan karena
si ibu terpapar pada AZT untuk jangka yang
begitu pendek, jadi risiko resistansi dikurangi,”
kata Michael Silverman.
“Pada penelitian Petra, ibu-ibu yang
mengembangkan resistansi mengalaminya
setelah satu minggu atau lebih pengobatan AZT,
dan pada penelitian 012, perempuan secara
efektif menerima monoterapi nevirapine untuk
satu minggu dari satu dosis obat tersebut karena
masa paro obat yang panjang.”
Regimen ini lebih mudah diberi, kata Michael
Silverman, karena obat dapat diberi waktu ibuibu periksa pada rumah sakit lokal, tidak
membutuhkan pengobatan infusi untuk bayi
dan tidak memakai bentuk obat khusus anak
yang lebih mahal dan harus disimpan dalam
kulkas. Regimen juga bisa dirahasiakan jika
diberi di rumah.
Sahabat Senandika No. 2
Penelitian ini dilaksanakan pada Salvation
Army Howard Hospital di daerah pedesaan
80km utara dari Harare, ibu kota Zimbabwe.
Reference
Thistle P et al. Superiority of an ultra-short
zidovudine regimen in the prevention of
perinatal HIV transmission in rural Zimbabwe.
Fourteenth International AIDS Conference,
Barcelona, abstract MoD3680, 2002.
URL: http://www.aidsmap.com/news/
newsdisplay2.asp?newsId=1534
Pemimpin International
AIDS Society Menandai
Komitmen yang Agresif
terhadap Penjangkauan
Pengobatan
Oleh Keith Alcorn, 19 Juli 2002
Joep Lange, Presiden terpilih International
AIDS Society (IAS), menjanji bahwa IAS akan
pada garis depan upaya untuk meningkat
penjankauan terapi antiretroviral (ART). Ini
disampaikan pada sambutannya di Konferensi
Internasional AIDS ke-14 di Barcelona, Spanyol.
Ucapannya yang terus terang seperti biasa
termasuk penyalahan lembaga donor dan LSM
internasional karena tidak bergerak cukup cepat
untuk mendukung upaya peningkatan, dan dia
mendesak dibuat inventaris kebutuhan
pengobatan di semua negara, agar kebutuhan
dapat dihadapi secara sistematik.
Berikut adalah teks sambutan:
“Ini hari, saya mau membidik pada satu
masalah khusus yang dekat pada hati saya
selama beberapa tahun. Suatu masalah yang
seharusnya membakar seperti api di dalam hati
kita semua, dan yang sebenarnya menjadi tema
konferensi ini. Tentu masalah ini adalah akses
pada perawatan HIV yang pantas, termasuk
ART, untuk berjuta-juta orang yang terinfeksi
yang membutuhnya di negara berkembang.
Dunia ini tidak boleh membiarkan mereka
meninggal.:
• dari pandangan manusiawi,
• dari pandangan pembangunan, dan
• dari pandangan keamanan.
Dan kemungkinan masalah ini dapat
dihadapi—sebetulnya, solusi agak sederhana.
Perlu upaya yang sangat besar, namun
sederhana.
Januari 2003
Jangan ditipu: orang membuat masalah
sederhana menjadi rumit untuk memaafkan
kelembaman. Saya ingin menjadi sangat
konkret: ada yang terjadi sejak konferensi di
Durban—dari pandangan politis dan advokasi,
itu konferensi yang terpenting dalam sejara
HIV/AIDS hingga saat ini:
• harga obat turun lebih jauh;
• UNGASS menempatkan pengobatan pada
agenda politis—akhirnya, mungkin kita dapat
mengatakan;
• Global Fund dirancang;
• WHO dalam waktu yang sangat singkat
membuat pedoman pengobatan yang sangat baik
untuk menuntun negara berkembang dalam
pilihannya;
• obat antiretroviral dimasukkan pada Daftar
Obat Esensial [WHO].
Jangan meremehkan pentingnya langkah ini—
mereka tonggak bersejarah, dan mereka pantas
diakui sebagainya.
Namun jurang yang masih ada, yang sangat
besar antara jumlah orang yang menerima
pengobatan—20.000 atau mungkin 30.000 di
Afrika—dibanding enam juta yang
membutuhkan pengobatan saat ini, melukai
hati, dan laju pelan di mana dunia ini mereaksi
bahkan lebih melukai hati:
Beberapa masyarakat keseluruhan dihapus
oleh virus yang mematikan ini: ini menjadikan
kesengsaraan manusia pada skala yang belum
pernah dialami; sebagaimana ini menghentikan,
tidak, membalikkan pembangunan; ini memberi
bahan bakar pada epidemi TB.
Namun, walaupun retorika—termasuk
retorika tentang bergerak melalui retorika—kita
secara suram tidak bertindak.
Dan sekali lagi, ini tidak sukar. Kerumitan
dimasukkan untuk memaafkan kelembaman
oleh mereka yang hidup dari epidemi ini. Atau
mungkin bukan kelembaman, tetapi hanya
kekurangan imaginasi. Adalah betapa jelas apa
yang harus dilaksanakan: kita harus membuat
rencana tindakan untuk upaya global. Apakah
kita dapat memberantas cacar tanpa upaya
bersama seperti ini?
Menyediakan perawatan terpadu untuk HIV/
AIDS mungkin lebih sulit daripada
memberantas cacar, tetapi ini bukan berarti
bahwa kita tidak harus melaksanakannya
dengan cara sederhana yang serupa. Mengapa
ada inisiatif STOP TB, tetapi belum ada inisiatif
STOP HIV?
Jika kita serius tentang meningkatkan akses
pada pengobatan, kita harus melaksanakannya
3
seperti operasi militer:
• kita harus membuat inventaris, negara demi
negara, tentang kebutuhan agar semua orang
yang memenuhi persyaratan dapat menerima
pengobatan;
• kita harus mengenal organisasi yang dapat
membantu negara-negara untuk
melaksanakannya, dan melibatkannya dan
membagi tugas;
• kita harus kreatif: misalnya kita tidak perlu
prasarana yang canggih untuk menyampaikan
perawatan HIV/AIDS, kita tidak perlu regimen
yang rumit; kita tidak perlu dokter dan perawat
untuk menyampaikan perawatan pada setiap
daerah yang terpencil di Afrika. Jika kita dapat
memperoleh Coca Cola dan bir yang dingin di
setiap daerah terpencil di Afrika, seharusnya
tidak mustahil untuk melaksanakan yang sama
untuk obat-obatan;
• agar cepat meningkat akses, pergerakan
komunitas dan keterlibatan pekerja komunitas
jauh lebih penting dibanding menunggu
pelatihan cukup petugas perawatan kesehatan.
Yang terpenting, kita harus menjaga agar
semuanya sederhana; Paul Farmer dan rekanrekan meyakinkan kita bahwa yang diperlu
hanya pekerja komunitas yang memberi terapi
yang diawasi setiap hari! Ada hanya sedikit
bukti bahwa pemantauan laboratorium
mencegah kematian akibat keracunan obat,
tetapi ada sangat banyak bukti bahwa tidak
mengobati infeksi HIV yang bergejala
mematikan, dan biasanya tidak dengan cara
yang baik; mengapa kita selalu lebih khawatir
kita melaksanakan yang buruk daripada kita
tidak membuat yang baik?
Kita perlu mengkaitkan upaya pencegahan
dengan pengobatan; dan, memang, kita harus
mempertimbangkan kesinambungan, tetapi kita
tidak harus menunggu kesinambungan sebelum
kita mulai.
Kita sebaiknya juga tidak tergantung pada
sektor pemerintah saja; saya sangat senang lihat
kehadiran begitu banyak kepala negara di sini,
dengan kehadiran juga Presiden Clinton, dengan
kehadiran pahlawan kita semua, Nelson
Mandela, dengan kehadiran pejabat tinggi dari
banyak negara, dan terutama dengan kehadiran
utusan besar dari pemerintah kerajaan Thailand.
Tetapi, kita harus sadar: ini perkecualian. Dan
coba ingat bahwa “dari semua penyakit yang
mematikan yang miskin, tidak ada yang lebih
ganas daripada pemerintahan yang buruk.”
Pemerintahan yang buruk dan kekurangan
pimpinan sebenarkan mematikan lebih banyak
4
orang dengan HIV daripada yang lain. Apakah
kita harus menahan diri dari melakukan apa saja
untuk orang yang kebetulan tinggal di negara
dengan pimpinan yang buruk? Apakah kita
harus menghukumnya dua kali?
Namun, jika kita coba menggerak tenaga
untuk upaya global bersama ini—satu kata yang
terulang-ulang dalam pembahasan dengan
lembaga donor, dengan lembaga PBB, dengan
organisasi derma, bahkan dengan dengan
beberapa LSM besar seperti MSF, dengan Raja
Kemiskinan ini, dalah MASALAH,
MASALAH, MASALAH.
Saya bosan dengan kata ini, karena semua
masalah ini mengenai proses, mengenai
menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Di
IAS kita lebih prihatin tentang berjuta-juta
orang yang meninggal. Tentang berjuta-juta
kematian dan tentang penderitaan yang dapat
dicegah jika kita siap bekerja sama.
Akhirnya, satu kata tentang uang: Seperti
disampaikan kemarin oleh teman saya Joseph
Scheich, dari LSM Belanda STOP AIDS NOW!:
“Beberapa tahun lagi orang tidak akan
menanyakan di mana sepuluh miliar dolar,
tetapi di mana tiga juta orang.” Saya sebetulnya
yakin bahwa sepuluh miliar dolar itu
meremehkan apa yang diperlu. Tetapi bahkan
diperlu 25 miliar dolar, itu masih sedikit sekali.
Apakah Anda tahu beban biaya pertandingan
sepak bola Inggris-Argentina pada ekomoni
Inggris? Dua miliar dolar. Hanya diperlu 5
hingga 12 pertandingan sepak bola dan upaya
global bersama untuk benar-benar melakukan
sesuatu yang nyata untuk HIV/AIDS. Kita
menunggu apa?
URL: http://www.aidsmap.com/news/
newsdisplay2.asp?newsId=1577
Hepatitis C dan Dampknya
pada Tanggapan terhadap
HAART
Oleh Sean R. Hosein, CATIE, 29 Oktober
2002
Pada negara maju, ketersediaan terapi
antiretroviral sangat manjur (HAART)
menyebabkan penurunan secara bermakna pada
kesakitan dan kematian akibat AIDS. Dengan
jangka tahan hidup Odha diperpanjang karena
HAART, perhatian kesehatan jangka panjang
misalnya yang terkait dengan infeksi bersama
Sahabat Senandika No. 2
dengan hepatitis C lebih menonjol. Ini karena
sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan oleh
HIV mempunyai kesulitan untuk
mengendalikan virus hepatitis C (HCV), dan
karena itu kerusakan hati akibat HCV
kemungkinan dipercepat pada orang yang
terinfeksi bersama. Masalah terkait—apakah
terinfeksi HCV bagaimana pun juga
meningkatkan kerusakan pada sistem kekebalan
oleh HIV—tidak jelas. Untuk coba mengerti
dampak HCV pada tanggapan terhadap
HAART, para peneliti di Itali melaksanakan
penelitian besar.
Para peneliti menganalisis data mengenai 1.320
peserta HIV-positif yang belum pernah
memakai terapi anti-HIV. Pada awal penelitian,
profilnya adalah: 75% lelaki; usia rata-rata 33
tahun; 46% HCV-positif; 7% HBV-positif; kadar
CD4 rata-rata 200; viral load rata-rata 80.000
tiruan. Peserta dipantau selama kurang-lebih tiga
tahun.
Pada satu analisis data, setelah peserta mulai
pemakaian HAART, peneliti menemukan
bahwa mereka yang terinfeksi HIV dan HCV
bersama mempunyai risiko 55% lebih besar
untuk mengembangkan penyakit terkait AIDS
dibandingkan peserta yang hanya HIV-positif.
Odha yang diberikan HAART untuk pertama
kali biasanya mengalami peningkatan tinggi
pada kadar CD4-nya. Pada penelitian ini, peserta
yang terinfeksi bersama mengalami
pengingkatan yang lebih rendah pada kadar
CD4 dibandingkan yang tidak terinfeksi HCV.
Justru, selama perjalanan penelitian,
peningkatan pada kadar CD4 tidak melebihi 100
untuk 28% peserta yang terinfeksi kedua virus.
Dampak ini pada kadar CD4 tidak ada
hubungan dengan viral load HIV. Kemampuan
HAART untuk menekankan viral load HIV
tidak dipengaruhi oleh adanya infeksi bersama
dengan HCV.
Karena jumlah peserta dengan hepatitis B
relatif rendah, para peneliti tidak yakin tentang
interaksi antara HBV dan tanggapan terhadap
HAART.
Para peneliti tidak jelas mengapa infeksi
bersama dengan HCV terkait dengan
peningkatan pada risiko mengembangkan AIDS
atau meninggal pada penelitian ini. Mungkin
faktor yang tidak diukur misalnya penggunaan
narkoba dan/atau kepatuhan memain peranan
dalam jangka tahan hidup peserta, tetapi tim
peneliti tidak mengindahkan faktor potensial
ini. Juga, toksisitas hati karena HAART
tampaknya tidak mempengaruhi. Para peneliti
Januari 2003
curiga bahwa HCV mempengaruhi sistem
kekebalan dengan cara yang meningkatkan
kehancuran sel CD4, tetapi ini harus ditentukan
oleh penelitian lain.
Referensi
De luca A, Bugarini R, Cozzi Lepri A, et al.
Coinfection with hepatitis viruses and
outcomme of initial antiretroviral regimens in
previously naïve HIV-infected subjects.
Archives of Internal Medicine 2002;162:21252132.
URL: http://www.catie.ca/aidsinfo.nsf/
0714d2194eb52070852563ab006a5ac9/3e0c4
c7f7a0e17ce85256c61006a5d9a?OpenDocument
Tanya-Jawab No. 2
Kulit Peka
Oleh Dr. Widowati
[Pada 11 Januari 2003, Pelita Plus mengadakan
pertemuan Odha di Sanggar Pelita Ilmu.
Pembicara utama adalah Dr. Widowati, specialis
kulit/kelamin dan teman pada banyak Odha di
Jakarta. Setelah pengkajian beliau, ada beberapa
pertanyaan. Yang berikut adalah rangkuman
dari satu pertanyaan tersebut.]
T: Dok, kulit saya sangat peka (sensitif), dan
sering saya mengalami masalah, apalagi jika saya
keluar waktu matahari panas. Apakah yang
dapat saya lakukan untuk mencegah dan
memulihkan masalah ini?
J: Beberapa orang memang mempunyai kulit
yang peka. Juga kulit peka bisa disebabkan oleh
HIV atau obat yang kita pakai. Kadang kala kita
memperburuk masalah dengan cara mandi. Jika
kita memakai sabun yang ‘keras’, terutama
sabun disinfektan seperti sabun detol, ini akan
merangsang masalah kulit. Lebih baik kita pakai
sabun yang halus, seperti sabun cair khusus
untuk bayi dari Johnson & Johnson. Lagi pula,
biasanya kita mandi dua sedikitnya dua kali
sehari. Sebetulnya, mungkin sebaiknya kita
hanya mandi dengan sabun sekali sehari. Kali
kedua, kita bisa mandi tanpa sabun. Ini akan
mencegah masalah kulit dan sekaligus
menghemat uang.
Untuk mencegah masalah yang disebabkan
cahaya matahari, sebaiknya satu jam sebelum
kita keluar, sebaiknya kita mengoleskan kulit
kita dengan lotion anticahaya matahari
(sunblock). Satu produk yang cocok adalah
Parasol Lotion dengan SPF 30 (angka SPF
menujukkan kemampuannya untuk menyaring
cahaya—harus 30 atau lebih). Waktu kita
mengoleskan, jangan raba-raba, mengoleskan
secara halus dari satu arah saja—lotion itu tidak
harus masuk kulit.
5
Tips untuk Orang dengan
HIV No. 13
Anemia (kurang darah merah) agak sering
dialami oleh Odha. Anemai bisa disebabkan
oleh HIV sendiri, atau obat-obatan, atau
masalah kesehatan lain. Anemia bisa
menyebakan kelelahan, sesak napas, atau badan
secara umum kurang enak. Aenmia dapat
diobati, dan sering dapat diperbaiki dengan
makanan yang cocok.
Anemia ditunjukkan dengan tes darah yang
mengukur Hb. Sebaiknya kita mengukur kadar
ini setiap enam bulan waktu kita memeriksakan
diri ke dokter. Juga sebaiknya kita mengukur
Hb sebelum mulai memakai obat antiretroviral.
Salah satu obat yang sering dipakai, AZT, dapat
memperburuk anemia, dan jika Hb kita rendah,
mungkin sebaiknya kita pakai obat lain.
• Pengobatan Infeksi Oportunistik
Lembaran Informasi 504—Demensia &
Masalah Saraf
Lembaran Informasi 507—HPV, Kutil
Kelamin & Displasia
Lembaran Informasi 508—Sarkoma Kaposi
(KS)
• Efek Samping
Lembaran Informasi 556—Toksisitas
Mitokondria
Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini
atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan
hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di
halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS
dapat akses file ini dengan browse ke:
Lembaran Informasi Baru
Pada Januari 2003, Yayasan Spiritia telah
menerbit sepuluh lagi lembaran informasi untuk
Odha, sbb:
• Pencegahan Penularan HIV
Lembaran Informasi 154—Profilaksis
Pascapajanan
• Terapi Antiretroviral
Lembaran Informasi 416—Kepatuhan terhadap
Terapi
• Efek Samping
Lembaran Informasi 560—Rasa Nyeri
• Topik Khusus
Lembaran Informasi 610—Perempuan dan
HIV
Lembaran Informasi 611—Kehamilan dan HIV
Lembaran Informasi 612—Anak dan HIV
Lembaran Informasi 615—Memperoleh
Keturunan
Lembaran Informasi 616—Pengobatan AIDS
untuk Anak
Lembaran Informasi 617—Terapi
Antiretroviral untuk Anak
Lembaran Informasi 640—Megestrol (Megace)
Sahabat Senandika
Diterbitkan sekali sebulan oleh
Yayasan Spiritia
dengan dukungan
T H E FORD
AT I ON
DA
FOU N D
Dengan ini, sudah diterbitkan 68 lembaran
informasi dalam seri ini.
Kantor Redaksi:
Jl Radio IV/10
Kebayoran Baru
Jakarta 12130
Telp: (021) 7279 7007
Fax: (021) 726-9521
E-mail: [email protected]
Juga ada lima lembaran informasi yang
direvisi:
• Informasi Dasar
Lembaran Informasi 001—Daftar Lembaran
Informasi
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar
untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum
melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi
dengan dokter.
6
Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk
diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus
mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon).
Sahabat Senandika No. 2