BERITA KASUS PELANGGARAN HAM DI BULELENG

BERITA KASUS PELANGGARAN HAM DI BULELENG :

Polisi Diminta Profesional Tangani Kasus Adat Julah
(http://bali.antaranews.com/berita/8863/polisi-diminta-profesional-tangani-kasus-adatjulah)
Jumat, 10 Desember 2010 20:16 WIB | 1.003 Views
Singaraja (Antara Bali) - Polres Buleleng diminta bersikap profesional dalam menangani
kasus yang terindikasi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Desa Julah, Kecamantan
Tejakula.
Made Sudana SH, penasehat hukum tiga kelompok warga dari Banjar Batu Gambir Di
Singaraja, Jumat mengatakan, kliennya mengalami tindakan diskriminatif serta ancaman dari
Kepala Adat Desa Julah Jro Nyarik Ketut Sideman.
"Kami harap, proses hukum kasus ini bisa menjadi sebuah cermin serta barometer kepada
penyidik terkait kemampuan serta pengetahuan mereka tentang hukum," kata pensiunan Polri
berpangkat terakhir komisaris polisi itu ketika mendapingi tiga orang perwakilan "Dadia"
dalam pemeriksaan di Polres Buleleng.
Dalam suratnya tanggal 1 April dan 10 Agustus 2010, Jro Nyarik Ketut Sideman selaku
Kepala Adat di Desa Julah melarang ketiga kelompok warga atau "Dadia", yakni Dadia Made
Parsa, Dadia Made Tiasa, dan Dadia Kadek Subrata, untuk melakukan ritual keagamaan
dalam bentuk apapun.
Inti surat tersebut menyatakan agar ketiga Dadia yang tinggal di wilayah Desa Julah tersebut
agar angkat kaki meninggalkan kawasan tersebut jika tidak patuh pada aturan adat setempat.

Tiga Dadia yang awalnya dilarang melakukan ritual pembakaran mayat di kawasan kuburan
milik Desa Julah, sudah mematuhi permintaan adat dan hendak melakukan upacara tersebut
di luar wilayah itu.
Pihak Desa Adat Keduran yang terletak di wilayah Desa Dinas Madenan, akhirnya
memberikan izin bagi tiga kelompok tersebut untuk melakukan upacara di kawasan kuburan
yang terletak di selatan Desa Julah.
Hal itu kembali mendapat larangan dari Jro Nyarik Sideman dengan mengklaim kawasan
kuburan Desa Adat Keduran merupakan masih berada di wilayah adat Julah.
Terkait dengan tuntutan profesionalisme kerja dari salah satu penasehat hukum kelompok
dadia di Banjar Batu Gambir, Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Nandang Irwanto
mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih tetap melakukan penyelidikan.
Mengenai adanya indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan Jro Nyarik Sideman, Nandang
mengingatkan, bahwa pihaknya sudah melakukan pemanggilan kepada warga serta masih
dalam tahap pengumpulan bukti.

Pelecehan Seksual di Bawah Umur
(http://www.dewatanews.com/2014/03/pelajar-sma-cabuli-anak-umur-6-tahun.html)
Buleleng (Dewata News)
Kepala Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Besar Beny Arjanto mengatakan, kasus
pelecehan seksual atau persetubuhan anak di bawah umur yang trend di kabupaten ujung

utara Bali ini perlu mendapat perhatian pengawasan ekstra dari masyarakat, khususnya para
orang tua.
”Kasus pelecehan seksual atau persetubuhan anak di bawah umur yang makin meningkat
belakangan ini menjadi sebuah trend di kabupaten Buleleng perlu mendapat pengawasan
ekstra dari para orang tua, di samping perbuatan nekad dengan gantung diri,” katanya usai
mengikuti Penyelenggaraan Komsos dengan Keluarga Besar TNI di jajaran Kodim Buleleng,
Singaraja, Selasa (25/03).
Seperti peristiwa terakhir yang dilaporkan di Kepolisian Sektor Gerokgak, pelecehan
seksual yang melibatkan anak dibawah umur dilakukan seorang pelajar di sebuah SMA di
Gerokgak, Buleleng yang nekad mencabuli anak bau kencur, berumur 6 tahun lantaran
pengaruh film dewasa.
Menurut Kapolres Beny, karena di Polsek Gerokgak tidak ada Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA), sehingga proses penanganan kasus pelecehan seksual terhadap
anak dibawah umur ini dilimpahkan ke Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Ketut
Adnyana.TJ dalam keterangan pers di Pers Room, Selasa (25/03) siang, pelaku, AS (17)
nekat menggagahi korban W, sebut saja Bunga yang masih berumur 6 tahun yang siang itu
kebetulan lewat di depan rumahnya dengan diiming-imingi akan diberikan Binder.
Setelah terpancing masuk ke dalam kamar, jelas Adnyana.TJ, pelaku mulai mencium
bunga dengan memaksanya mengeluarkan lidah dan berusaha mengajaknya berhubungan

layaknya suami istri, namun lantaran merasa sakit pada bagian kemaluan, pelaku
mengenakan kembali celana Bunga dan mengantarkannya keluar kamar.
Nahas rupanya bagi pelaku, karena Bunga mengadukan aksi bejat AS kepada orang
tuanya, sehingga orang tua Bunga yang tidak terima akan kejadian tersebut melaporkan AS
ke Polsek Gerokgak.
"Peristiwa pelecehan seksual ini terjadi pada hari Jumat (21/03) sekitar pukul 11.00 Wita
di Dusun Yeh Biu, Desa Patas, dan orang tua korban yang mendengar pengaduan anaknya
tersebut melaporkannya ke Polsek Gerokgak,” kata Ketut Adnyana.TJ.

AS sendiri mengaku menyesal telah melakukan perbuatan tidak tercela tersebut lantaran
pengaruh film dewasa yang sering ditontonnya, bahkan dari pihak sekolah sudah memberikan
sanksi tegas, yakni AS dikeluarkan dari sekolahnya.
Akibat perbuatannya tersebut, menurut Kasat Reskrim Adnyana.TJ, AS dijerat dengan
pasal 82 Undang Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman
hukuman maksimal 15 tahun dan paling singkat 3 tahun serta denda maksimal Rp300 juta
dan paling sedikit Rp60 juta.

Penemuan Orok di Pelabuhan Buleleng (http://www.republika.co.id/berita/nasional/
daerah/15/08/29/nttykj280-bayi-kembar-ditemukan-warga-tenggelam-di-pelabuhan-buleleng)
REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Kepolisian Sektor Kota Singaraja, Bali membenarkan

adanya penemuan dua orok kembar yang ditemukan di kawasan eks Pelabuhan Buleleng,
kota setempat.
"Memang benar ditemukan dua orok oleh beberapa warga Kota Singaraja tepatnya di dalam
air kedalaman empat meter berada di bawah tiang pancang ujung dermaga Buleleng," kata
Kapolsek Kota Singaraja AKP I Nyoman Suarnata di Singaraja, Sabtu.
Ia menjelaskan, penemuan dua orok itu terjadi pada Jumat (28/8) pukul 19.00 WITA.
"Penemuan pada malam hari, langsung dievakuasi sejumlah warga," kata dia sembari
mengatakan ketika ditemukan kondisi orok satu dengan yang lain terpisah sekitar tiga meter.
Ia menambahkan, petugas Polsek Singaraja yang mendapat laporan dari warga langsung
menuju tempat kejadian perkara (TKP). Salah seorang warga menjadi sukarela untuk
menyelam, dan mengangkat dua orok itu.
Polisi sempat kesulitan memastikan kebenaran orok tersebut, antara orok manusia atau orok
binatang karena ketika ditemukan hari sudah gelap.
"Tapi, setelah dipastikan orok tersebut adalah orok manusia, langsung dibawa ke RSUD
Buleleng untuk dilakukan proses otopsi memastikan keadaan orok bersangkutan," katanya.
Suarnata lebih lanjut memaparkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas penemuan
orok tersebut. "Kami belum memastikan terkait umur orok karena masih menunggu hasil
pemeriksaan dari RSUD Buleleng," kata dia.
Sementara itu, pihaknya juga belum berani memberi keterangan lengkap, apakah orok
sengaja digugurkan, atau memang lahir normal, lalu sengaja dibuang.

"Hal itu belum dapat dipastikan dan kami masih menunggu dari tim medis dulu untuk
penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut," ujar dia.

KASUS DUGAAN PELECEHAN SEKSUAL SISWI SLB, TERLAPOR AKUI
PERBUATANNYA (http://www.singaraya.com/2016/07/27/kasus-dugaan-pelecehanseksual-siswi-slb-terlapor-akui-perbuatannya/)
July 27, 2016 Hukum & Kriminal, News 0 67
Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Singaraja, terlapor
SG mengakui perbuatannya saat menjalani pemeriksaan di Unit PPA Sat Reskrim Polres
Buleleng.
Singaraja, Dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan SG (41) terhadap siswi SLB
yakni, SDY (12) warga Kampung Baru, Singaraja, masih terus bergulir. SG yang menjalani
pemeriksaan di Unit IV PPA Satreskrim Polres Buleleng, membuat Polisi merasa lega.
Pasalnya, SG akhirnya mengakui perbuatannya tersebut.
Bahkan dari keterangan SG, dirinya melancarkan aksinya dengan mengiming-iming korban
dengan uang senilai Rp15 ribu. Mengingat, korban yang lugu terlebih mengalami
keterbelakangan mental, sehingga mudah terpengaruh.
Kapolres Buleleng, AKBP. Made Sukawijaya mengatakan, SG bukan saja membuka baju
korban dan meremas payudara korban sambil menggesekkan alat vital, ternyata SG juga
melakukan onani saat melakukan aksi bejat tersebut. “Alasannya karena nafsu lihat korban,
karena payudaranya besar. Tapi, kami belum mengetahui berapa kali itu dilakukan, sambil

menunggu hasil visum dan psikologi,” kata Sukawijaya, Rabu (27/7/2016) di Mapolres
Buleleng.
Didampingi Kanit PPA, Ipda. Edi Sukaryawan, Menurut Sukawijaya, saat ini SG belum
ditetapkan sebagai tersangka dan masih sebagai terlapor. Sebab, polisi masih mendalami
kasus tersebut. “Kalau hasil psikolog dan visum mengarah, baru kami tetapkan SG sebagai
tersangka. Sejauh ini SG kooperatif dalam menjalani pemeriksaan,” jelas Sukawijaya.
Namun Sukawijaya mengaku, belum berani memastikan ada indikasi pencabulan dengan
memasukan kemaluan pelaku ke kemaluan korban. Sebab, hasil yang didapat, memang
ditemukan adanya kerusakan alat vital korban, hanya saja tidak banyak. Dan hal ini wajar
dialami seorang peremuan, bagi pihak medis.
“Pihak medis belum berani memastikan. Pasalnya, dari kemaluan itu ada kerusakan selaput
dara yang bisa saja karena bermain, berlari, atau bersepeda dan yang lainnya, tanpa harus
berhubungan intim. Karena kerusakannya sedikit,” pungkas Sukawijaya.
Jika terungkap kasus ini, maka SG terancam dijerat Pasal 82 UU RI No. 35 tahun 2014
perubahan UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman pidana

minimal lima tahun penjara. Sehingga, dengan ancaman kurungan hukuman itu, maka SG
diyakini ditahan. (AS)

Pelaku Pembuang Bayi di Jagaraga Diamankan Polisi

(http://www.koranbuleleng.com/2016/06/08/pelaku-pembuang-bayi-di-jagaraga-diamankanpolisi/)
Singaraja| Masih ingat dengan penemuan bayi laki-laki di Desa Jagaraga Kecamatan sawan
beberapa waktu lalu, Unit Reskrim Polsek Sawan akhirnya berhasil mengungkap dan
mengamankan pelaku pembuang bayi tersebut.
Penemuan bayi di Desa Jagaraga tersebut berhasil diungkap Unit Reskrim Polsek Sawan
hanya berselang 5 hari setelah bayi tersebut ditemukan. Pelaku yang saat ini tengah dimintai
keterangan oleh polisi tersebut tidak lain adalah Luh Putu Ayu M, ibu kandung dari bayi
tersebut.
Pelaku diamankan pada Rabu (8/6) pukul 13.30 WITA dirumahnya di Banjar Dinas Dangin
Teben Desa Jagaraga Kecamatan Sawan. Saat ini, pohak kepolisian masih memeriksa pelaku,
untuk melakukan pengembangan dan pendalaman.
Kapolsek Sawan AKP Made Mustiada menjelaskan, saat ini polisi masih melakukan
pendalaman terhadap kasus tersebut, untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pelaku
lain. Dari pemeriksaan awal, pelaku menyebutkan bahwa yang menghamilinya adalah
pamannya sendiri.
“Dari keterangan awal, pelaku mengaku membuang bayinya itu karena kalut dan merasa
malu. Apalagi setelah pamannya yang sudah meghamilinya tidak mau bertanggung jawab.
Nah ini yang sedang kita dalami untuk kemungkinan adanya keterlibatan pelaku lain,”
jelasnya.
Menurut rencana, polisi akan melakukan olah lokasi peristiwa, Kamis (9/6) esok. Unit

Reskrim Polsek Sawan juga akan meminta keterangan dari beberapa saksi lain terkait dengan
kasus tersebut.