KEADAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASA RASULUL
1
BAB. I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang sudah menjadi darah
daging bagi setiap manusia di dunia, karena meninjau dari pentingnya pendidikan
itu sendiri. Tanpa pendidikan manusia dianggap tidak mempunyai bekal dalam
hidupnya.
Sejak dari zaman rasulullah, pendidikan sudah diajarkan pada umat
manusia pada masa beliau. Pendidikan yang diajarkan yaitu pendidikan islam,
pendidikan islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Merupakan prototipe yang
terus menerus dikembangkan umat islam untuk kepentingan pendidikan pada
zamannya.
Pada masa awal pendidikan islam tentu saja merupakan pendidikan islam
yang sistematis belum terselenggara dan baru muncul belakangan yakni dengan
kebangkitan madrasah. Pendidikan bisa ditemukan di mekkah pada zaman
rasulullah SAW.
Pendidikan yang belum sistematis ini akan lebih lanjut dipaparkan dalam
pembahasan inti dari kumpulan tulisan selanjutnya.
2
BAB. II
KEADAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASA
RASULULLAH SAW.
1.
Metode Pengajaran Rosullullah SAW.
Metode pengajaran ialah cara yang di gunakan guru dalam
mengadakan hubungan dalam siswa pada saat berlangsungnya pengajaran,
oleh karena itu, peranan metode pengajar sebagai alat untuk menciptakan
proses mengajar dan belajar.
Metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru, dengan kata lain, terciptalah
interaksi, indukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerakan
atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing.
Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam
mengajar para sahabatnya, Rosulullah Saw menggunakan bermacam metode
hal itu dilakukan untuk menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa
diantara metode ini yang diterapkan Rosulullah Saw sebagai berikut1 :
1. Metode ceramah.
2. Metode dialog.
3. Metode diskusi atau tanya jawab.
1
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.
3
4. Metode demonstrasi.
5. Metode Eksperimen.
2.
Metode Pendidikan Akhlak Rasulullah SAW.
Dengan metode pendidikan akhlak Nabi mengaplikasikannya
dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersisi kisah-kisah umat
dahulu kala, supaya diambil pengajaran dan iktibar dari kisah itu2. orang
yang taat dan patuh mengikuti Rosulullah Saw, akan mendapat kebahagiaan
dan orang yang durhaka mendapatkan siksa, seperti kisah korun yang bakhil
dan kisah musa yang berbuat baik kepada putri suaid dan lain-lain.
Metode pendidikan akhlak ini juga dilakukan dengan menggunakan
metode penegasan dan uswat alhasanah, misalnya dengan menjelaskan
kriteria orang-orang munafik dan akibatnya akan mempersaudarakan antara
kaum anshor dengan kaum muhazirin, metode-metode akhlak pendidikan
yang diterapkan Rosulullah Saw sangat berbekas di dalam polah tingkah
laku para sahabat. Hal ini dapat dilihat kondisi umat saat itu yang betulbetul patuh dan taat kepada perintah Rosulullah Saw.
Dalam metode pendidikan Islam yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw pada periode di mekah dan madinah :
1. Melalui teguran langsung.
2. Melalui sindiran.
3. Pemutasan dari jama’ah.
2
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.
4
4. Melalui pemukulan.
5. Melalui perbandingan kisah-kisah orang terdahulu.
6. Menggunakan kata isyarat.
7. Keteladanan.
Sedangkan memberikan materi pendidikan dapat tergambar dari
sikap Rosulullah Saw ketika terjadi kursus pembelajaran antara jibril yang
berprilaku sebagai murid dan Rosulullah Saw sebagai pendidik, konsep
tersebut dapat tergambar dari apa yang telah dikemukakan oleh najib kolib
al’amar3.
3.
Tahapan Pendidikan Islam di Mekah
Tahapan pendidikan yang dilakukan Rosulullah Saw sejalan dengan
tahap-tahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum kurais. Dalam
hal ini penulis pembagian kepada tiga tahap :
1. Tahap rahasia per orangan
Pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi, mengingat
kondisi sosio politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan
keluarga dekatnya. Mula-mula Rosulullah Saw mendidik istrinya
Kodijah untuk menerima dan penerima petunjuk-petunjuk Allah.
Kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali bin Abi Thalib (anak
pamannya) dan Zaid Ibnu Haritsah (seorang pembantu rumah tangga)..
3
Ibid,.hlm. 17.
5
4.
Tahap Terang-terangan
Secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun sampai
turun wahu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan
terang-terangan ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga
dekatnya untuk berkumpul di bukit sofa menyuruhkan agar berhati-hati
terhadap ajab yang keras di hari kiamat.
5.
Tahap Untuk Umum
Hasil secara dakwah terang-terangan yang terfokus kepada keluarga
dekat, kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan
maka, Rosulullah Saw mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang
terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada saruan umum, umat manusia
secara keseluruhan.
6.
Kaedah Yang Digunakan oleh Rosulullah Saw
Kaedah itru atau metod yang digunakan oleh Rosulullah Saw mudah
dipahami seperti A, B, dan C. Rosulullah Saw menggunakan pendekatan
pendidikan formal ialah suatu bentuk pendidikan tidak resmi. Ia berlaku
pada sembarang tempat, pada sembara waktu, pada sembarang orang tidak
kira kecil apa besar. Rosulullah Saw memberi periorit kepada pendidikan
formal dari pada pendidikan formal (resmi). Karena kaedah informal lebih
berkesan praktikan dan memberi hasil yang cepat dan konkrit, manakala
6
pendidikan formal hanya menambahkan teori-teori yang dijarang di
praktikannya.
Sistem pendidikan Rosulullah Saw ini kelihatan mempunyai maksud
untuk melahirkan manusia yang mengamalkan ilmu, baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi
keutamaan kepada pengalaman ilmu. Oleh karena itu sistem pendidikan
Rosulullah Saw tidak memberi penekanan kepada penghafal, mengingat dan
menulis kembali ilmu tetap ialah pada pengamalan. Maka sudah tentu tidak
apa-apa kelulusan yang hendak di keluarkan.
7.
Sumber Ambilan Pendidikan Rosulullah Saw
Dalam hal ini pendekatan yang digunakan Rosulullah Saw ialah
pembinaan insan, sebab tanpa pembinaan insan (iman dan akhlak).
Pembinaan
material
akan
melahirkan
masyarakat.
Keamanan
dan
kebahagiaan hidup masyarakat akan hilang. Justru itu, sumber utama
ambilan Rosulullah Saw untuk mendidik jiwa dan rohani. Langkah-langkah
pendidik yang di ambil oleh Rosulullah Saw tentang jiwa dan pikiran
manusia.
a. Mendidik jiwa tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap
Allah Swt. Ini dibuat dengan membawa manusia berfikir tentang
kebesaran Allah Swt, kuasa Allah Swt, rahmat Allah Swt, serta
nikmatnya.
7
b. Mendidik hati agar rasa rindu dengan surga Allah Swt, rahmat Allah
Swt, ke ampunan Allah Swt, bantuan Allah Swt, dan bantuan Allah Swt.
c. Mendidik iman dan takwah di hati agar manusia takut dengan neraka
dan ajab Allah Swt.
d. Mendidik manusia agar melakukan amal soleh dan berakhlak mulia.
Untuk itu Al-Qur’an banyak menceritakan sejarah hidup para Nabi dan
Rosulullah Saw.
e. Mendidik manusia agar menghindari sifat-sifat jahat dan agar selamat
dari pada api neraka.
8. Manfaat dari Metode yang Diterapkan Rasulullah SAW.
Manfaat yang diambil dari metode yang diterapkan Rosulullah Saw
sebagai berikut :
a. Mendengarkan pertanyaan dari murid.
b. Memperkenakan kepada murid mengutarakan isi hatinya.
c. Memilih tempat yang cocok untuk bertemu dengan peserta didik.
d. Perhatian yang penuh terhadap murid-murid, memilih waktu yang tepat
bertemu dengan peserta didik.
Dalam manfaat tersebut digambarkan wibawa, kondisi, sikap, dan
sifat, serta posisi Rosulullah Saw sebagai guru menggambarkan sebagai
sosok pendidik yang menguasai strategi dan metode pendidikan, Rosulullah
8
Saw duduk di hadapan Jibril, menjawab pertanyaannya sesuai kemampuan,
apabila persoalan tidak diketahui jawaban secara pasti maka Rosulullah Saw
tidak malu untuk mengatakan tidak tahu, Rosulullah Saw mendengarkan
secara seksama dan teliti pertanyaan yang diajukan oleh Jibril sehingga ia
mampu menjawabnya dengan tepat pula, hal ini menggambarkan kondisi
pelaksanaan yang kondusif4.
Nilai-nilai pendidikan Islam pada zaman Rosulullah Saw antara lain,
yaitu :
1. Pertanyaan yang diberikan harus jelas,
2. Pertanyaan yang akan disamapaikan harus ringkas.
3. Persiapan jasmani dan rohani untuk mencari ilmu.
4. Siap mendengarkan dengan baik setelah menyampaikan pertanyaan.
5. Senang dalam menyampaikan pertanyaan dan tidak disampaikan
sekaligus.
6. Pertanyaan yang disamapaikan harus bermanfaat.
7. Suasana pertanyaan yang akurat dan ilmia.
8. Pemilihan waktu yang tepat untuk bertemu dengan guru, duduk
mendekat dengan guru.
9. Posisi duduk murid yang menyehatkan.
Dalam hal ini peserta didik ditentukan agar mengajukan pertanyaan
yang mudah dipahami oleh guru, tidak berbelit-belit bahasa lain, singkat,
dan tepat sasaran posisi Jibril sangat dekat dengan Rosulullah Saw.
4
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 19.
9
Dalam hal ini mengajarkan agar siswa yang sedan belajar agar dekat
dengan guru tujuannya agar komunikasi lebih lancar dan tepat menyatukan
hati dengan penuh kasih sayang, Jibril mendengarkan Rosulullah Saw
dengan sesama dan hati-hati dan tidak menannyakan pertanyaan lain
sebelum Rosulullah Saw menjawab satu pertanyaan Jibril secara tuntas. Hal
ini keliatannya sikap Rosulullah Saw sebagai pendidik sudah sepantasnya di
jadikan pendidikan acuan bagi pelaksanaan, pendidikan Islam terutama
dalam proses belajar mengajar, Rosulullah Saw dalam mendidik anak dapat
dilihat dalam arti yang baik, namun pengajaran Rosulullah Saw dalam
menghadapi anak-anak mengajar usia vuberitas sebagai berikut :
1. Mengajar anak usia puber untuk mendiskusikan inti permasalahan
sehingga pemikirannya tidak terpecah.
2. Rosulullah Saw menguasa aspek psikis anak usia puber.
3. Rosulullah Saw membuka dialog dengan usia anak puber.
4. Rosulullah Saw memberikan pertanyaan yang banyak.
Dengan menjalankan pendidikan Islam di masa Rosulullah Saw
untuk melihat atau kader penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran,
Nabi juga mengevaluasi sahabat-sahabat Rosulullah Saw, mengetahui
pengetahuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau dalam
menjalankan tugas untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan
Rosulullah Saw, sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh parasahabat membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di hadapannya
10
dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka namun evaluasi
kemampuan untuk dijadikan utusan kesuatu daerah mengajarkan ke agama
Islam misalnya berdialog Rosulullah Saw dengan muadzh bin Jabar ketika
muadzh akan di utus sebagai kadi kenegara nyaman, evaluasi juga dapat
dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara
langsug kepada Rosulullah Saw.
BAB. III
PENUTUP
Perlu diketahui, sejak dari zaman rasulullah, pendidikan sudah diajarkan
pada umat manusia pada masa beliau. Pendidikan yang diajarkan yaitu pendidikan
islam, pendidikan islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Merupakan prototipe
yang terus menerus dikembangkan umat islam untuk kepentingan pendidikan
pada zamannya.
11
Dengan metode pendidikan akhlak Nabi mengaplikasikannya dengan
membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersisi kisah-kisah umat dahulu kala,
supaya diambil pengajaran dan iktibar dari kisah itu5.
Manfaat yang diambil dari metode yang diterapkan Rosulullah Saw
sebagai berikut :
a. Mendengarkan pertanyaan dari murid.
b. Memperkenakan kepada murid mengutarakan isi hatinya.
c. Memilih tempat yang cocok untuk bertemu dengan peserta didik.
d. Perhatian yang penuh terhadap murid-murid, memilih waktu yang tepat
bertemu dengan peserta didik.
Demikian kesimpulan dari makalah ini, kekurangan dari makalah mohon
dikritisi dan ditambahkan saran agar bisa lebih baik untuk ke depannya.
Referensi
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana,
Jakarta, 2007.
www.wikipedia.com
5
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.
BAB. I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang sudah menjadi darah
daging bagi setiap manusia di dunia, karena meninjau dari pentingnya pendidikan
itu sendiri. Tanpa pendidikan manusia dianggap tidak mempunyai bekal dalam
hidupnya.
Sejak dari zaman rasulullah, pendidikan sudah diajarkan pada umat
manusia pada masa beliau. Pendidikan yang diajarkan yaitu pendidikan islam,
pendidikan islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Merupakan prototipe yang
terus menerus dikembangkan umat islam untuk kepentingan pendidikan pada
zamannya.
Pada masa awal pendidikan islam tentu saja merupakan pendidikan islam
yang sistematis belum terselenggara dan baru muncul belakangan yakni dengan
kebangkitan madrasah. Pendidikan bisa ditemukan di mekkah pada zaman
rasulullah SAW.
Pendidikan yang belum sistematis ini akan lebih lanjut dipaparkan dalam
pembahasan inti dari kumpulan tulisan selanjutnya.
2
BAB. II
KEADAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASA
RASULULLAH SAW.
1.
Metode Pengajaran Rosullullah SAW.
Metode pengajaran ialah cara yang di gunakan guru dalam
mengadakan hubungan dalam siswa pada saat berlangsungnya pengajaran,
oleh karena itu, peranan metode pengajar sebagai alat untuk menciptakan
proses mengajar dan belajar.
Metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru, dengan kata lain, terciptalah
interaksi, indukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerakan
atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing.
Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam
mengajar para sahabatnya, Rosulullah Saw menggunakan bermacam metode
hal itu dilakukan untuk menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa
diantara metode ini yang diterapkan Rosulullah Saw sebagai berikut1 :
1. Metode ceramah.
2. Metode dialog.
3. Metode diskusi atau tanya jawab.
1
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.
3
4. Metode demonstrasi.
5. Metode Eksperimen.
2.
Metode Pendidikan Akhlak Rasulullah SAW.
Dengan metode pendidikan akhlak Nabi mengaplikasikannya
dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersisi kisah-kisah umat
dahulu kala, supaya diambil pengajaran dan iktibar dari kisah itu2. orang
yang taat dan patuh mengikuti Rosulullah Saw, akan mendapat kebahagiaan
dan orang yang durhaka mendapatkan siksa, seperti kisah korun yang bakhil
dan kisah musa yang berbuat baik kepada putri suaid dan lain-lain.
Metode pendidikan akhlak ini juga dilakukan dengan menggunakan
metode penegasan dan uswat alhasanah, misalnya dengan menjelaskan
kriteria orang-orang munafik dan akibatnya akan mempersaudarakan antara
kaum anshor dengan kaum muhazirin, metode-metode akhlak pendidikan
yang diterapkan Rosulullah Saw sangat berbekas di dalam polah tingkah
laku para sahabat. Hal ini dapat dilihat kondisi umat saat itu yang betulbetul patuh dan taat kepada perintah Rosulullah Saw.
Dalam metode pendidikan Islam yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw pada periode di mekah dan madinah :
1. Melalui teguran langsung.
2. Melalui sindiran.
3. Pemutasan dari jama’ah.
2
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.
4
4. Melalui pemukulan.
5. Melalui perbandingan kisah-kisah orang terdahulu.
6. Menggunakan kata isyarat.
7. Keteladanan.
Sedangkan memberikan materi pendidikan dapat tergambar dari
sikap Rosulullah Saw ketika terjadi kursus pembelajaran antara jibril yang
berprilaku sebagai murid dan Rosulullah Saw sebagai pendidik, konsep
tersebut dapat tergambar dari apa yang telah dikemukakan oleh najib kolib
al’amar3.
3.
Tahapan Pendidikan Islam di Mekah
Tahapan pendidikan yang dilakukan Rosulullah Saw sejalan dengan
tahap-tahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum kurais. Dalam
hal ini penulis pembagian kepada tiga tahap :
1. Tahap rahasia per orangan
Pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi, mengingat
kondisi sosio politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan
keluarga dekatnya. Mula-mula Rosulullah Saw mendidik istrinya
Kodijah untuk menerima dan penerima petunjuk-petunjuk Allah.
Kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali bin Abi Thalib (anak
pamannya) dan Zaid Ibnu Haritsah (seorang pembantu rumah tangga)..
3
Ibid,.hlm. 17.
5
4.
Tahap Terang-terangan
Secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun sampai
turun wahu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan
terang-terangan ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga
dekatnya untuk berkumpul di bukit sofa menyuruhkan agar berhati-hati
terhadap ajab yang keras di hari kiamat.
5.
Tahap Untuk Umum
Hasil secara dakwah terang-terangan yang terfokus kepada keluarga
dekat, kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan
maka, Rosulullah Saw mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang
terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada saruan umum, umat manusia
secara keseluruhan.
6.
Kaedah Yang Digunakan oleh Rosulullah Saw
Kaedah itru atau metod yang digunakan oleh Rosulullah Saw mudah
dipahami seperti A, B, dan C. Rosulullah Saw menggunakan pendekatan
pendidikan formal ialah suatu bentuk pendidikan tidak resmi. Ia berlaku
pada sembarang tempat, pada sembara waktu, pada sembarang orang tidak
kira kecil apa besar. Rosulullah Saw memberi periorit kepada pendidikan
formal dari pada pendidikan formal (resmi). Karena kaedah informal lebih
berkesan praktikan dan memberi hasil yang cepat dan konkrit, manakala
6
pendidikan formal hanya menambahkan teori-teori yang dijarang di
praktikannya.
Sistem pendidikan Rosulullah Saw ini kelihatan mempunyai maksud
untuk melahirkan manusia yang mengamalkan ilmu, baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi
keutamaan kepada pengalaman ilmu. Oleh karena itu sistem pendidikan
Rosulullah Saw tidak memberi penekanan kepada penghafal, mengingat dan
menulis kembali ilmu tetap ialah pada pengamalan. Maka sudah tentu tidak
apa-apa kelulusan yang hendak di keluarkan.
7.
Sumber Ambilan Pendidikan Rosulullah Saw
Dalam hal ini pendekatan yang digunakan Rosulullah Saw ialah
pembinaan insan, sebab tanpa pembinaan insan (iman dan akhlak).
Pembinaan
material
akan
melahirkan
masyarakat.
Keamanan
dan
kebahagiaan hidup masyarakat akan hilang. Justru itu, sumber utama
ambilan Rosulullah Saw untuk mendidik jiwa dan rohani. Langkah-langkah
pendidik yang di ambil oleh Rosulullah Saw tentang jiwa dan pikiran
manusia.
a. Mendidik jiwa tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap
Allah Swt. Ini dibuat dengan membawa manusia berfikir tentang
kebesaran Allah Swt, kuasa Allah Swt, rahmat Allah Swt, serta
nikmatnya.
7
b. Mendidik hati agar rasa rindu dengan surga Allah Swt, rahmat Allah
Swt, ke ampunan Allah Swt, bantuan Allah Swt, dan bantuan Allah Swt.
c. Mendidik iman dan takwah di hati agar manusia takut dengan neraka
dan ajab Allah Swt.
d. Mendidik manusia agar melakukan amal soleh dan berakhlak mulia.
Untuk itu Al-Qur’an banyak menceritakan sejarah hidup para Nabi dan
Rosulullah Saw.
e. Mendidik manusia agar menghindari sifat-sifat jahat dan agar selamat
dari pada api neraka.
8. Manfaat dari Metode yang Diterapkan Rasulullah SAW.
Manfaat yang diambil dari metode yang diterapkan Rosulullah Saw
sebagai berikut :
a. Mendengarkan pertanyaan dari murid.
b. Memperkenakan kepada murid mengutarakan isi hatinya.
c. Memilih tempat yang cocok untuk bertemu dengan peserta didik.
d. Perhatian yang penuh terhadap murid-murid, memilih waktu yang tepat
bertemu dengan peserta didik.
Dalam manfaat tersebut digambarkan wibawa, kondisi, sikap, dan
sifat, serta posisi Rosulullah Saw sebagai guru menggambarkan sebagai
sosok pendidik yang menguasai strategi dan metode pendidikan, Rosulullah
8
Saw duduk di hadapan Jibril, menjawab pertanyaannya sesuai kemampuan,
apabila persoalan tidak diketahui jawaban secara pasti maka Rosulullah Saw
tidak malu untuk mengatakan tidak tahu, Rosulullah Saw mendengarkan
secara seksama dan teliti pertanyaan yang diajukan oleh Jibril sehingga ia
mampu menjawabnya dengan tepat pula, hal ini menggambarkan kondisi
pelaksanaan yang kondusif4.
Nilai-nilai pendidikan Islam pada zaman Rosulullah Saw antara lain,
yaitu :
1. Pertanyaan yang diberikan harus jelas,
2. Pertanyaan yang akan disamapaikan harus ringkas.
3. Persiapan jasmani dan rohani untuk mencari ilmu.
4. Siap mendengarkan dengan baik setelah menyampaikan pertanyaan.
5. Senang dalam menyampaikan pertanyaan dan tidak disampaikan
sekaligus.
6. Pertanyaan yang disamapaikan harus bermanfaat.
7. Suasana pertanyaan yang akurat dan ilmia.
8. Pemilihan waktu yang tepat untuk bertemu dengan guru, duduk
mendekat dengan guru.
9. Posisi duduk murid yang menyehatkan.
Dalam hal ini peserta didik ditentukan agar mengajukan pertanyaan
yang mudah dipahami oleh guru, tidak berbelit-belit bahasa lain, singkat,
dan tepat sasaran posisi Jibril sangat dekat dengan Rosulullah Saw.
4
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 19.
9
Dalam hal ini mengajarkan agar siswa yang sedan belajar agar dekat
dengan guru tujuannya agar komunikasi lebih lancar dan tepat menyatukan
hati dengan penuh kasih sayang, Jibril mendengarkan Rosulullah Saw
dengan sesama dan hati-hati dan tidak menannyakan pertanyaan lain
sebelum Rosulullah Saw menjawab satu pertanyaan Jibril secara tuntas. Hal
ini keliatannya sikap Rosulullah Saw sebagai pendidik sudah sepantasnya di
jadikan pendidikan acuan bagi pelaksanaan, pendidikan Islam terutama
dalam proses belajar mengajar, Rosulullah Saw dalam mendidik anak dapat
dilihat dalam arti yang baik, namun pengajaran Rosulullah Saw dalam
menghadapi anak-anak mengajar usia vuberitas sebagai berikut :
1. Mengajar anak usia puber untuk mendiskusikan inti permasalahan
sehingga pemikirannya tidak terpecah.
2. Rosulullah Saw menguasa aspek psikis anak usia puber.
3. Rosulullah Saw membuka dialog dengan usia anak puber.
4. Rosulullah Saw memberikan pertanyaan yang banyak.
Dengan menjalankan pendidikan Islam di masa Rosulullah Saw
untuk melihat atau kader penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran,
Nabi juga mengevaluasi sahabat-sahabat Rosulullah Saw, mengetahui
pengetahuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau dalam
menjalankan tugas untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan
Rosulullah Saw, sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh parasahabat membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di hadapannya
10
dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka namun evaluasi
kemampuan untuk dijadikan utusan kesuatu daerah mengajarkan ke agama
Islam misalnya berdialog Rosulullah Saw dengan muadzh bin Jabar ketika
muadzh akan di utus sebagai kadi kenegara nyaman, evaluasi juga dapat
dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara
langsug kepada Rosulullah Saw.
BAB. III
PENUTUP
Perlu diketahui, sejak dari zaman rasulullah, pendidikan sudah diajarkan
pada umat manusia pada masa beliau. Pendidikan yang diajarkan yaitu pendidikan
islam, pendidikan islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Merupakan prototipe
yang terus menerus dikembangkan umat islam untuk kepentingan pendidikan
pada zamannya.
11
Dengan metode pendidikan akhlak Nabi mengaplikasikannya dengan
membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersisi kisah-kisah umat dahulu kala,
supaya diambil pengajaran dan iktibar dari kisah itu5.
Manfaat yang diambil dari metode yang diterapkan Rosulullah Saw
sebagai berikut :
a. Mendengarkan pertanyaan dari murid.
b. Memperkenakan kepada murid mengutarakan isi hatinya.
c. Memilih tempat yang cocok untuk bertemu dengan peserta didik.
d. Perhatian yang penuh terhadap murid-murid, memilih waktu yang tepat
bertemu dengan peserta didik.
Demikian kesimpulan dari makalah ini, kekurangan dari makalah mohon
dikritisi dan ditambahkan saran agar bisa lebih baik untuk ke depannya.
Referensi
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana,
Jakarta, 2007.
www.wikipedia.com
5
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag., ”Sejarah Pendidikan Islam”, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 16.