PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DAL

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI DALAM MENDUKUNG
PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI
UNIVERSITAS
Bob Wibisono, Reinaldo Arifin, Serly, Stephanie Veronica W,
Yulistiawati, Yulia
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, BINUS UNIVERSITY
Jl.Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan, Jakarta Barat 11530

ABSTRAK
Perkembangan yang signifikan dalam Information and Communication Technology
(ICT) terjadi di berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai
institusi pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, universitas dan sebagainya.
Kebutuhan akan pemrosesan data yang cepat, akurat dan rinci, secara tidak langsung
menuntut perpustakaan untuk melakukan pengembangan dalam bidang teknologi guna
mendukung proses operasional di dalam perpustakaan. Dengan menggunakan
metodologi studi kasus, dan literature, serta pembahasan masalah yang dialami
beberapa perpustakaan universitas dan solusi yang sudah diterapkan diharapkan
mampu memberikan gambaran bagi universitas lain dalam mengembangkan sistem
informasi perpustakaanya.

Kata kunci : perpustakaan, digital library, e-library

PENDAHULUAN
Perkembangan yang signifikan dalam Information and Communication
Technology (ICT) terjadi di berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai
institusi pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, universitas dan sebagainya.
Perpustakaan dinilai sebagai salah satu pusat informasi bagi peserta didik untuk
memudahkan proses belajar dalam menempuh pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan
proses operasional, kualitas layanan dan informasi yang baik untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pengunjung perpustakaan.
Terdapat berbagai sistem informasi yang dikembangkan untuk perpustakaan,
salah satunya adalah E-library atau perpustakaan digital yang merupakan bagian dari
penerapan teknologi dalam operasional perpustakaan. E-library memberikan perubahan
gaya dalam mengelola perpustakaan menjadi lebih mudah dan fleksibel. Perpustakaan
digital yang saat ini dibuat sangat beragam, tidak hanya bagi institusi pendidikan, tetapi
juga dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, budaya, pembangunan, kesehatan,
untuk pemerintahan dan masih banyak juga yang lainya.
Universitas Indonesia (UI) merupakan salah satu perguruan tinggi tertua yang
sebenarnya telah terbentuk sejak pemerintahan Belanda. Seluruh perpustakaan yang ada

pada setiap fakultas pada Universitas Indonesia akan di fasilitasi dan dikordinasi oleh
perpustakaan pusat. Sistem informasi perpustakaan menjadi kebutuhan penting bagi
salah satu perpustakaan terbesar di Asia ini dimana koleksinya telah mencapai
1.500.000 buah buku, belum termasuk dengan arsip-arsip lainya yang harus dikelola
dengan baik.
Semakin banyaknya koleksi dari berbagai macam penulis, baik itu buku,
referensi, jurnal, makalah, hasil penelitian yang tersedia secara gratis, diperlukan adanya
teknologi salah satunya yang berbasis web sehingga memungkinkan adanya sistem
informasi yang bisa diakses oleh seluruh pengunjung kapanpun dan dimanapun. Selain
koleksi yang beragam, perpustakaan pusat memiliki jumlah pengunjung yang banyak.
Menurut data dari profil Universitas Indonesia, pada tahun 2010 terdapat 13.000 lebih
mahasiswa baru yang terdaftar di UI. Meskipun masing-masing fakultas memiliki
perpustakaan sendiri, tetapi keseluruhan perpustakaan tersebut dibawah pengelolaan
perpustakaan pusat. Tentunya, jika hanya mengandalkan perpustakaan tradisional akan
sangat sulit memenuhi kebutuhan setiap pengunjung. Adanya, otomatisasi akan
membantu untuk menyediakan informasi secara mudah karena tersedianya katalog dan
memungkinkan user dalam memanfaatkan fitur search yang telah disediakan. Dengan
sistem digital, maka memungkinkan seseorang dapat mengolah, memanipulasi data
sepenuhnya dan hanya memerlukan waktu yang singkat.
Pembahasan akan mencakup sistem informasi perpustakaan yang ada di

Universitas Indonesia, serta evaluasi dari sistem yang sudah berjalan tersebut. Apakah
sistem yang sudah ada berhasil menjadikan keseluruhan proses yang terkait dengan
perpustakaan berjalan dengan lebih cepat, akurat dan memberikan informasi yang
bermanfaat. Tujuanya agar perpustakaan pusat tersebut mampu menjalankan fungsinya
dengan optimal dalam memberikan informasi dan layanan berkualitas bagi seluruh
pengunjung perpustakaan, terutama mahasiswa dari Universitas Indonesia sendiri.
Apabila terdapat kekurangan pada sistem berjalan, maka dapat segera dilakukan
pengembangan atau perbaikan agar tidak terjadi masalah berkelanjutan yang dapat
menurunkan kinerja dari perpustakaan dan membuat pengunjung merasa kesulitan
dalam mengakses koleksi ataupun memperoleh informasi yang dibutuhkan.

1

Metodologi yang digunakan adalah melalui studi literatur dari jurnal, textbook,
intenet, serta berbagi studi kasus yang pernah terjadi, dengan mempelajari dan meneliti
informasi yang bersangkutan.
LANDASAN TEORI
Menurut Robert K Leitch dan K. Roscoe Davis (Accounting Information System,
Prentice-Hall New Jersey, 1983) sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat menajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Dari pernyataan diatas, maka sistem informasi perpustakaan dapat didefinisikan
sebagai sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia mesin, untuk menyediakan informasi
yang mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam sebuah
perpustakaan. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer,
prosedur manul, model manajemen, dan pengambilan keputusan basis data. Pada intinya
sistem informasi perpustakaan sealau disandarkan pada prosedur manual yang biasa
dilakukan untuk kemudian diaplikasikan ke dalam sistem yang dirasa bisa lebih efisien.
Perpustakaan berasal dari kata “Pustaka” menurut kamus umum bahasa
Indonesia karangan WJ. Purwadarminta, Kata pustaka artinya buku, sedangkan
perpustakaan artinya kumpulan buku. Perpustakaan dalam bahasa inggris disebut
“Library” berasal dari bahasa romawi yaitu “Librarium” yang terdiri dari kata Liber
artinya buku sedangkan armarium artinya Lemari. Jadi dilihat dari kata asalnya, berarti
lemari dimana didalamnya terdapat buku-buku.
Sebuah perpustakaan pada sebuah lembaga pendidikan pada hakekatnya adalah
sebuah unit kerja yang bertugas memberikan layanan bacaan dan informasi kepada
warga lembaga pendidikan tersebut agar proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
yang bersangkutan dapat belajar dengan baik.
Sebuah perpustakaan digital atau e-library adalah koleksi dokumen digital atau

benda. Definisi ini adalah persepsi dominan banyak orang hari ini . Namun demikian,
Smith (2001) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah koleksi terorganisir
dan terfokus terhadap benda yang bersifat digital, termasuk teks, gambar, video dan
audio, dengan metode akses dan pengambilan dan untuk pemilihan, penciptaan,
terorganisasi, pemeliharaan dan berbagi koleksi. E-Library merupakan suatu kumpulan/
koleksi artikel-artikel dan laporan yang tersedia untuk bacaan on-line atau download, eLibrary mengarah pada inisiatif pembelajaran integratif. E-Library merupakan sumber
yang sempurna untuk mengirimkan teks lengkap dan referensi penting multimedia, serta
mudah untuk digunakan dalam penelitian.
Beberapa karakteristik dari digital library menurut Cleveland (1998) yakni:
 Digital libraries adalah tampilan digital dari sebuah perpustakaan tradisional
yang terdiri dari koleksi digital dan tradisional, koleksi media. Sehingga
menggabungkan antara materi kertas dan elektronik.
 Perpustakaan digital juga mencakup material digital lainya diluar dari batas fisik
dan administrasi dari salah satu perpustakaan digital.

2

 Memberikan pandangan dari seluruh informasi yang terkandung dalam sebuah
perpustakaan, terlepas dari bentuk dan formatnya.
 Melayani komunitas tertentu seperti yang dilakukan oleh perpustakaan

tradisional, hanya saja komunitas tersebut dapat tersebar luas di dalam jaringan.
 Memerlukan kemampuan dari pustakawan serta ilmuwan komputer
OPAC (Online Public Access Catalog) adalah sebuah fitur yang digunakan
untuk memfasilitasi pengunjung untuk mencari catalog koleksi perpustakaan yang dapat
diakses oleh umum. (Wahyu & Mushin, 2008, p134)
PEMBAHASAN
A. E-Library dan Perpustakaan Digital
E-Library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan kemajuan
teknologi jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi dari satu
tempat ke tempat lain yang sangat jauh dalam waktu singkat. Dimulai dengan
terselenggarakannya “Workshop on Digital Libraries“ pada tahun 1994 di Amerika.
Tujuan dari membangun e-Library itu sendiri sangat bermacam – macam
seperti Mendukung Pengembangan Kemanusiaan, Eksplorasi Musik Populer (Juga
Video dan Multimedia Lain), Sumber Koleksi, Organisasi Bibliografis, Modus
Akses, Digitasi Dokumen.
Manfaat e-library sebagai suatu layanan baru di perpustakaan bagi komunitas
pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut:
 E-library merupakan layanan yang dapat membantu pada inisiatif
pembelajaran yang terintgrasi.
 E-library merupakan sumber yang sempurna untuk mengirmkan teks lengkap

dan referensi penting mutimedia, mudah untuk digunakan dalam penelitian,
serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
 Mahasiswa menemukan jawaban yang mereka butuhkan lebih dari 2000
majalah, surat kabar, buku-buku dan transkrip teks lengkap: termasuk ribuan
peta, gambar, website penddik dari pusat pekerjaan rumah dan file
audio/vidio.
 Dosen dan pustakawan bekerja sama untuk membangun mata rantai yang
kuat terhadap isi yang terpilih. Menciptakan daftar bacaan dengan halamanhalaman topik, pelajaran-peajaran dan halaman minat dan kepentingan
komuitas perguruan tinggi.
 Mengurangi terjadinya pengulangan kegiatan (plagiarism).
 Penyebaran dan akses informasi akan lebih cepat tanpa batas waktu dan
ruang, karena tidak terikat secara fisik.
 bersifat lebih luas dari katalog induk dunia (universal main catalogue) dan
mampu Melakukan kerjasama dalam jejaring informasi (information
networking).
Untuk membangun e-Library, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar
pembangunan e-Library tersebut dapat berjalan optimal. Adapun faktor – faktornya

3


seperti analisis kebutuhan, studi kelayakan, pemilihan software, aspek manusia,
pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengembangkan suatu program perpustakaan
digital harus didukung dana dan sumberdaya manusia yang handal karena harus
mampu mengelola berbagai komponen penting di dalamnya seperti: isi (content);
sumberdaya informasi (information resources), aplikasi informasi (information
application) dan jasa informasi (information services).
Dalam penerapannya, e-library sendiri memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan-kelebihan yang bisa dirasakan oleh pengguna dalam menggunakan elibrary adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan
Ketersediaan memiliki arti bahwa ketika data diperlukan akan selalu tersedia
kapanpun, dimanapun kita membutuhkan. Tidak terbatas waktu dan tempat.
Ketersediaan ini yang membuat e-library berbeda dengan perpustakaan
tradisional, di mana keterbatasan waktu dan tempat dalam mendapatkan
informasi.
2. Kemudahan dalam mengakses informasi secara cepat
Kecepatan dalam mendapatkan informasi juga merupakan keunggulan utama
dalam e-library yang tidak bisa didapatkan dalam perpustakaan tradisional.
Perpustakaan tradisional memerlukan waktu lebih dalam mendapatkan informasi
karena keterbatasan jumlah fisik yaitu buku yang tersedia dan kepentingan
masing-masing orang dalam mendapatkan informasi.

3. Kemudahan dalam mendapatkan informasi baru dengan cepat
Kita dapat mendapatkan data maupun informasi baru dengan cepat, karena
adanya orang lain yang berbagi melalui e-library dalam menyampaikan data
atupun informasi.
4. Jangkauan sangat luas dalam penggunaannya
Dengan adanya teknologi berbasis web, sangat mungkin e-library menggunakan
teknologi web yang memiliki jangkauan sangat luas dan bisa diakses oleh
seluruh dunia. Pengguna dapat memanfaatkan satu sistem e-library tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Sebagai contoh, e-library binus dapat diakses oleh
pengguna yang ada di kota lain di luar Jakarta, bahkan secara internasional.
5. Kemudahan dalam berbagi informasi
E-library juga memberikan kemudahan dalam berbagi informasi kepada
berbagai pihak dengan memanfaatkan teknologi web. Berbagi informasi
memungkinkan seseorang dapat berbagi data dan informasi dengan banyak
pihak sekaligus.
6. Kemudahan dalam duplikasi
Tidak seperti perpustakaan tradisional, perpustakaan digital atau e-library sangat
memungkinkan pengguna dalam melakukan duplikasi data dengan waktu yang
singkat. Tidak memerlukan perangkat tambahan selain komputer dan koneksi
internet untuk mengakses e-library yang menggunakan teknologi web.

7. Kemudahan untuk melakukan perubahan, modifikasi dan manipulasi data
Apabila kita ingin melakukan manipulasi data untuk menghasilkan suatu
informasi untuk tujuan tertentu, kita tidak perlu melakukan entry data yang
sama. Data digital yang disediakan oleh e-library akan dapat langsung diolah
untuk dapat menghasikan suatu informasi.

4

Beriku adalah beberapa kemudahan yang diberikan perpustakaan digital bagi
pengelola perpustakaan :
1. Meringankan pekerjaan dalam mengelola perpustakaan
E-library sangat membatu pengelola perpustakaan dalam melakukan
pengelolaan perpustakaan secara umum, contohnya melayani pinjaman buku,
melayani pengembalian buku, melakukan kontrol terhadap batas pinjaman,
rumitnya melakukan penataan buku sesuai dengan letak yang telah ditentukan.
Kesulitan-kesulitan itu akan semakin tidak dirasakan dalam penggunaan elibrary sehingga pengelola perpustakaan tidak membutuhkan jumlah personil
yang banyak dan dapat berfokus pada hal-hal yang lain.
2. Pelayanan terhadap pengguna perpustakaan akan semakin meningkat.
Dengan adanya e-library, maka secara otomatis akan mengurangi frekuensi
peminjaman buku dan pengembalian buku sehingga antrian yang harus dilayani

oleh pihak perpustakaan juga semakin berkurang.
3. Tidak memerlukan tempat yang besar untuk menyimpan koleksi.
Apabila perpustakaan tradisional memiliki tujuan untuk memperbanyak koleksi
buku yang ada, maka perpustakaan ini harus menambah tempat untuk
menampung jumlah kolesinya. Apabila tiap bulan bertambah 2.000 koleksi, dan
24.000 tiap tahunnya. Maka perpustakaan ini harus menyediakan tempat yang
cukup besar. Bagaimana dengan 10 tahun lagi? Perpustakaan tradisional ini
harus menyediakan tempat tambahan lagi untuk menampung 240.000 buku. Elibrary merupakan solusi dalam hal penyimpanan koleksi. Semua koleksi buku
digital disimpan disimpan pada media harddisk yang dapat menampung ratusan
juta koleksi buku digital dan teknologi ini tidak membutuhkan tempat yang luas.
Perpustakaan digital juga memiliki kelemahan dalam prakteknya. Kelemahankelemahan perpustakaan digital antara lain :
1. Mahalnya biaya internet untuk mengakses perpustakaan digital
Di negara berkembang seperti Indonesia, biaya untuk memiliki koneksi internet
masih bisa dibilang cukup mahal, apalagi di daerah yang susah mendapatkan
jangkauan internet. Mereka bisa menggunakan internet dengan mengeluarkan
biaya lebih
2. Masih mahalnya perangkat yang digunakan untuk menggunakan teknologi
perpustakaan digital
Untuk menggunakan teknologi perpustakaan digital, paling tidak penggunanya
harus memiliki komputer, laptop, atau tablet. Perangkat-perangkat tersebut
sangat bervariasi dan bisa dibilang mahal. Pengguna perpustakaan digital harus
mengeluarkan uang paling sedikit Rp. 3.500.000 untuk memiliki salah satu dari
perangkat tersebut.
3. Kesulitan pengguna dalam penggunaan teknologi perpustakaan digital akibat
minimnya pengetahuan
Kelemahan terbesar dalam penggunaan teknologi perpustakaan digital adalah
kurangnya pengetahuan pengguna mengenai teknologi digital. Pengguna
minimal harus mengetahui bagaimana cara penggunaan komputer, bagaimana
cara penggunaan internet untuk mendapatkan informasi dan bagaimana cara

5

4.

5.

6.

7.

mengelolanya. Banyak orang ingin menggunakan teknologi perpustakaan
digital tetapi tidak tahu harus memulai dari mana.
Bahaya serangan virus, kegagalan sistem dan kerusakan sistem secara fisik
Adanya serangan digital terhadap perpustakaan digital merupakan kelemahan
dalam teknologi ini. Virus, malware dapat menghambat kinerja perpustakaan
digital dan malware dapat mencuri informasi-informasi dari pengguna
perpustakaan digital ini. Kelemahan ini dapat dicegah dengan membangun
sistem yang diperkuat dari segi keamanannya, seperti menggunakan antivirus
yang terus diupdate, melakukan backup secara berkala
Membutuhkan biaya yang mahal dalam implementasinya
Perpustakaan digital membutuhkan biaya yang mahal dalam investasi
teknologinya, semakin banyak koleksi yang disimpan, maka perpustakaan
digital perlu menambah investasi pada ruang penyimpanan.
Petugas perpustakaan harus menguasai sistem e-library
Dalam penggunaan sistem e-library, petugas perpustakaan diharuskan
menguasai penggunaan sistem perpustakaan digital ini, selain itu harus ada
beberapa petugas perpustakaan yang bisa menangani apababila terjadi
kegagalan sistem.
Adanya biaya perawatan terhadap sistem dan perangkat keras
Perbedaan terhadap perpustakaan tradisional adalah adanya biaya perawatan
terhadap perangkat lunak seperti adanya update terhadap software-software
perpustakaan digital, peningkatan dan pengujian terhadap celah-celah yang ada
pada sisi keamanan. Selain itu adanya biaya perawatan terhadap perangkat
keras, melakukan pengecekan rutin terhadap komponen-komponen perangkat
lunak, apakah ada komponen yang harus diganti apabila terdapat kerusakan
kecil agar sistem dapat berjalan dengan baik

Beberapa hal yang pada umumnya menjadi tantangan dalam menerapkan
perpustakaan digital antara lain :
1. Ketersediaan infrastruktur atau arsitektur secara teknis
Keterbatasan dari insfrastruktur yang ada pada institusi yang ingin menerapkan
perpustakaan digital menjadi salah satu tantangan. Karena tidak semua institusi
memiliki infrastruktur jaringan dan teknologi yang memadai. Sehingga
diperlukan pembaharuan infrastruktur, seperti jaringan dan adanya koneksi
internet yang memadai, berbagai perangkat lunak seperti aplikasi yang berbasis
web untuk mengakses perpustakaan digital, perangkat keras antara lain server,
komputer client dan sebagainya. Keperluan dalam memenuhi infrastruktur akan
meningkatkan biaya yang diperlukan dalam menerapkan perpustakaan digital.
2. Koleksi digital
Perubahan format koleksi yang sebelumnya hanya bersumber dari buku, arsip,
jurnal dan sebagainya ke dalam format digital. Sehingga diperlukan analisa yang
tepat mengenai kebutuhan para pengunjung perpustakaan akan koleksi yang
diinginkan. Dapat dilakukan digitasi dari koleksi yang sudah ada, atau
menambah berbagai koleksi digital baru. Selain itu dapat juga dilakukan
kerjasama dengan sumber lain, sehingga pengunjung dapat mengakses langsung
ke sumber tersebut, contohnya kerjasama dengan jurnal online, sehingga

6

pengunjung memiliki username yang dapat digunakan untuk mengakses
keseluruhan jurnal yang disediakan sumber,
3. Hak cipta
Koleksi yang sifatnya digital rentan dalam berbagai bentuk pengandaan dan
plagiarism, sehingga diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap
keseluruhan koleksi dari perpustakaan digital antara lain membatasi otorisasi
pengguna dengan username dan password tertentu, diberikan informasi yang
jelas mengenai status dan peraturan penggunaan terkait dengan hak cipta dari
setiap koleksi yang ada. Sehingga pengunjung dapat memperhatikan hal
tersebut.
4. Sosialisi dan pemasaran
Terkadang banyak pengunjung yang tidak mengetahui berbagai fasilitas yang
telah disediakan oleh perpustakaan, sehingga merasa kesulitan dan enggan untuk
mencari informasi melalui koleksi yang ada. Oleh karena itu diperlukan
sosialisai terkait dengan sistem informasi yang digunakan, cara penggunaan
serta berbagai koleksi digital yang telah disediakan. Agar penggunaan dari
perpustakaan digital dapat dioptimalkan oleh seluruh pengunjung.
Tabel 1 E-Library vs Manual Library
(sumber: http://zahrida.wordpress.com/2009/07/20/e-library/)
Perbandingan
Kecepatan akses informasi
Kebutuhan ruang khusus
Waktu
Jarak
Biaya

e-Library
Lebih cepat
Tidak butuh
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Relatif murah

Manual
Lebih lambat
Butuh
Terbatas, sesuai jadwal
Terbatas
Agak mahal

B. Profil Perpustakaan Universitas Indonesia
Perpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia (UI) berasal dari fakultas yang
masing-masing memiliki perpustakaan sendiri. Universitas Indonesia berdiri dan
berkembang dari berbagai fakultas dan lembaga yang memiliki corak unik masingmasing.
Hingga tahun 1978, perpustakaan di Universitas Indonesia tersebar di masingmasing fakultas, bagian atau jurusan, bahkan di sejumlah unit lainnya. Hal itu tidak
mengherankan, karena Universitas Indonesia tumbuh dari pelbagai fakultas dan unit
lainnya yang telah memiliki sarana kelengkapan dengan corak masing-masing sesuai
dengan laju perkembangannya.
Setiap masing-masing perpustakaan memiliki: (1) peraturan peminjaman; (2) cara
pengolahan bahan pustaka; dan (3) wewenang untuk membeli buku dan melanggan
majalah yang berbeda satu dengan yang lain, bergantung dari kebijakan masing-masing
perpustkaan. Dengan demikian, ada kemungkinan judul buku dan majalah yang sama
dibeli dan dilanggan oleh beberapa perpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia.
Sehingga adanya koleksi ganda. Kenyataan tersebut telah menggugah Pimpinan
Universitas untuk mengubah organisasi perpustakaan di Universitas Indonesia.

7

Pada tanggal 5 Juni 1959, Pimpinan Perpustakaan Fakultas dan Lembaga di
lingkungan Universitas Indonesia mengadakan rapat untuk pertama kali di Biro
Presiden Universitas untuk membicarakan organisasi perpustakaan. Rapat dihadiri
Kepala/Wakil dari Perpustakaan Fakultas Kedokteran, Fakultas Sastra, Fakultas
Ekonomi, Lembaga Sinologi, dan Lembaga Kriminologi dipimpin oleh Sumarto (Biro
Presiden UI).
Peserta rapat beranggapan bahwa organisasi perpustakaan di Universitas Indonesia
seyogianya terdiri dari central library dan departemental libraries yang otonom dan
dipimpin oleh seorang Chief librarian yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden Universitas. Sumarto menekankan bahwa usaha mereorganisasi perpustakaan
merupakan satu-satunya harapan yang dapat berhasil dalam rangka reorganisasi
administrasi secara urnum di tubuh Universitas Indonesia.
Pada waktu itu diharapkan rencana reorganisasi perpustakaan UI secara nyata dapat
diselesaikan dalam waktu lima bulan, mengingat kemungkinan bahwa tahun depan
[1960] Ketua Presidium saat itu (Prof. Dr. Soedjono D. Poesponegoro) tidak lagi
memegang pimpinan UI. Pada waktu itu ditentukan bahwa pertemuan selanjutnya akan
diadakan setiap hari Jumat, pukul 09.00-10.00, selama liburan 'musim panas', dan rapat
selanjutnya akan dipimpin Ny. N. Reksoputranto, M.A. dari Fakultas Ekonomi.
Rapat ke-2 mengenai organisasi Perpustakaan UI diadakan di Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI pada tanggal 12 Juni 1959. Rapat tersebut
dihadiri utusan dari Biro Presiden Universitas dan Fakultas Kedokteran, serta Kepala
Perpustakaan Fakultas Hukum, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi, dan Lembaga
Sinologi. Rapat dibuka oleh Sumarto, yang kemudian menyerahkan pimpinan rapat
kepada Ny. N. Reksoputranto, M.A. Dalam rapat tersebut antara lain diputuskan agar:
a. Membentuk badan koordinasi yang bertugas, antara lain, menjalin kerja sama dan
membina interlibrary service yang baik antarperpustakaan di lingkungan UI;
b. Mengundang Kepala Perpustakaan Political Science, Lembaga Penyelidikan
Masyarakat Fakultas Hukum di Jakarta, serta Fakultas Pertanian dan Fakultas
Kedokteran Hewan di Bogor untuk menghadiri rapat-rapat berikutnya; dan
c. Membentuk suatu panitia yang merumuskan usul-usul yang dibicarakan dalam
rapat, yang kemudian diserahkan kepada Ketua Presidium Universitas.
Pada akhirnya terbentuk sebuah pusat perpustakaan, yang akan mengelola dan
mengkoordinasikan seluruh perpustakaan yang ada di lingkungan kampus Universitas
Indonesia. Dengan demikian adanya standarisasi dalam perarturan peminjaman,
pengelolaan bahan pustaka, serta adanya kebijakan terpusat terkait pembelian buku dan
majalah untuk menambah koleksi dari perpustakaan. Hal tersebut tentunya akan
meningkatkan kualitas pelayanan dari perpustakaan, dan memudahkan pengunjung
karena sistem dan peraturan diberlakukan sama untuk keseluruhan perpustakan.
Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia adalah sebuah sistem terintegrasi yang
menawarkan akses komprehensif kepada induk yang mencakup batasan antar fakultas
dan displin ilmu. Perpustakaan pusat adalah departemen penting dalam sentra
administrasi universitas dimana perpustakaan-perpustakaan berkolaborasi pada ranah
akuisisi maupun koleksi digital, teknologi informasi, preservasi dan high-density
storage.
Untuk memfasilitasi koordinasi dan komunikasi, Perpustakaan Pusat UI menjadi
fusi bagi semua perpustakaan fakultas. Layanannya mencakup layanan terpadu bagi
semua mahasiswa UI. Pada 2007, koleksi Perpustakaan Pusat UI mencapai angka
1.500.000 buku. Adapun koleksi ini adalah koleksi komprehensif bila menimbang
8

jumlah arsip dan dokumentasi yang dinaunginya. Perpustakaan Pusat UI adalah salah
satu yang terbesar di Asia koleksinya.
Dengan didukung system informasi yang berbasiskan kepada teknologi informasi
yaitu digital library online information system maka pengunjung dapat secara langsung
mencari dan mengunduh koleksi-koleksi yang disediakan seperti: Koleksi Buku,
Koleksi Majalah, Koleksi Non Buku, Koleksi Artikel Eletronik, Koleksi Book
Elektronik serta karya yang dihasilkan segenap civitas academica dalam koleksi
Universitas Indonesia.
Perpustakaan Crystal of Knowledge Universitas Indonesia
Pada Mei 2011, perpustakaan Universitas Indonesia diintegrasikan menjadi satu
perpustakaan besar guna memenuhi kebutuhan dalam pembelajaran. Pembangunan
perpustakaan ini ditujukan supaya dapat mendukung mahasiswa dan dosen untuk
menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk belajar.
Pembangunan infrastruktur yang memadai guna mendukung sistem library juga
dilakukan di perpustakaan Crystal of Knowledge milik UI ini. Dengan layanan
penggunaan computer dan hotspot, pengguna perpustakaan memang didorong supaya
dapat mengkombinasikan penggunaan e-library dan perpustakaan sendiri untuk
mendukung pencarian informasi yang mereka butuhkan.

Gambar 1 Perpustakaan Universitas Indonesia
(sumber: http://www.ui.ac.id/en/library/page/crystal-of-knowledge)
Sistem informasi dari perpustakaan UI sendiri juga dirancang supaya dapat
memudahkan penggunanya. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa fitur – fitur yang
dibuat dalam website yang sudah terintegrasi dengan perpustakaan sendiri.
Beberapa Fitur – fitur pada Sistem Informasi Perpustakaan UI:
a. LONTAR (Library Automation and digital Archives)
LONTAR adalah sistem informasi berbasis web yang digunakan sebagai
fasilitas pencarian berbagai informasi tentang kepustakaan dan buku-buku
referensi dari berbagai sumber yang dimiliki oleh Perpustakaan Pusat
Universitas Indonesia. LONTAR merupakan software perpustakaan yang
menggabungkan beberapa konsep dalam evolusi perkembangan sistem infomasi
9

perpustakaan (LIS), yaitu otomasi perpustakaan (Library Automation), sistem
distribusi perpustakaan (Distributed Library System) dan perpustakaan digital
(Digital Library). Sistem ini mencakup bagian-bagian yang ada pada
perpustakaan konvensional, yakni pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan OPAC
(Online Public Access Catalog).
Pengadaan merupakan bagian yang bertanggung jawab mengadakan
koleksi baru berdasarkan permintaan pengguna atau berdasarkan mekanisme
yang telah ditentukan. Pengolahan merupakan bagian di mana koleksi baru akan
diproses untuk dibuat katalog.
Bagian sirkulasi mengelola proses peminjaman-pengembalian koleksi
dan proses keanggotaan. Sedangkan OPAC yang dibuat berbasis web
memungkinkan setiap orang mencari koleksi perpustakaan dari mana saja, kapan
saja, secara bersamaan. Para pengguna perpustakaan juga bisa mendaftarkan
dirinya secara real-time dalam antrian jika koleksi yang dicari sedang dipinjam
pengguna yang lain. Permintaan semacam itu bisa dilakukan melalui fitur
halaman pribadi pengguna (My Library) yang hanya bisa diakses menggunakan
login dan password sendiri.
Software ini juga menerapkan konsep Information Retrieval System
dimana konsep ini merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menemukan
kembali dokumen-dokumen atau informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh
pengguna yang dilakukan pada situs web. Dimana sistem ini mencari apa yang
di cari oleh user, searching yang dilakukan oleh user dengan memasukan query
yang ingin dicari. Konsep ini menjadi metode pencarian informasi koleksi yang
dibutuhkan pengguna perpustakaan pada OPAC. Karena itu, sistem ini bisa
menjadi semacam asisten digital yang bisa memberikan saran mengenai
dokumen yang mirip dengan yang sedang dicari. Pengguna LONTAR adalah
para
dosen
dan
mahasiswa
Universitas
Indonesia.
(sumber:
http://ppsi.ui.ac.id/aplikasi/lontar)
Dengan adanya LONTAR seluruh pengguna dapat mengakses koleksi
dan informasi mengenai perpustakaan dimanapun dan kapanpun, tanpa harus
datang ke perpustakaan langsung. Hal tersebut akan mengurangi hal yang
merugikan pengguna seperti sudah datang ke perpustakaan tetapi koleksi yang
dicari ternyata tidak tersedia, dan sebagainya.

10

Gambar 2 Tampilan Website Perpustakaan Universitas Indonesia
(Sumber : http://lib.ui.ac.id/opac/ui/)
b. Repository UI
Repository UI adalah aplikasi berbasis web yang berguna untuk menampung
seluruh dokumen arsip yang dimiliki Universitas Indonesia. Kategori koleksi
yang disediakan antara lain: Buku, Jurnal, Abstrak Penelitian, Artikel, Peraturan,
Panduan,
Laporan,
UI-Ana,
dan
Materi
Kuliah.
(Sumber:
http://ppsi.ui.ac.id/aplikasi/repository-ui) Dengan adanya repository, maka akan
memudahkan pengelolaan seluruh dokumen dan koleksi lainya,

11

Gambar 3 Tampilan Repository dari Universitas Indonesia
(Sumber : http://repository.ui.ac.id/)
c. SIJURI
Merupakan sistem informasi berbasis web yang digunakan sebagai fasilitas
untuk menampilkan seluruh isi jurnal Makara UI. Jurnal Makara merupakan
jurnal ilmiah yang menyajikan artikel tentang pengetahuan dan informasi riset
atau aplikasi dan pengembangan riset terkini. Terdapat 4 (empat) jurnal ilmiah
yang dikembangkan menurut bidang yakni Makara Seri Sains, Makara Seri
Teknologi, Makara Seri Sosial Humaniora dan Makara Seri Kesehatan. (sumber:
http://ppsi.ui.ac.id/aplikasi/sijuri)

12

Gambar 4 Tampilan SIJURI
(Sumber: http://journal.ui.ac.id/home/)
d. OPAC (Online Public Access Catalog)
OPAC adalah sebuah katalog online yang dapat diakses oleh seluruh
pengunjung perpustakaan, untuk memudahkan pencarian koleksi yang ada,
maupun unit informasi lainnya pada perpustakaan tersebut. OPAC
memungkinkan seseorang untuk menelusuri informasi melalui judul, pengarang,
subjek, kata kunci, penerbit atau gabungan dari komponen-komponen tersebut.
Tujuan dari penyediaan OPAC antara lain:
 Adanya akses langsung kepada data yang ada pada perpustakaan.
 Mempercepat proses pencarian data dan waktu pengguna untuk memperoleh
informasi.
 Meningkatkan hasil pencarian yang akurat dan rinci, dibandingkan jika
pencarian dilakukan secara manual.
 Mengurangi pekerjaan dari pustakawan, karena sudah dilakukan secara
otomatisasi, dan dilakukan oleh pengguna langsung.
 Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus
dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi.
OPAC disediakan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam
mencari dokumen dan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam
memecahkan suatu pertanyaan atau permintaan. OPAC menjadi suatu sarana
penyimpanan, sarana penelusuran informasi secara online, dan sebagai sarana
untuk memeriksa status dari suatu bahan pustakan. Proses penelurusan informasi

13

menjadi penting untuk menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang
relevan, akurat dan tepat. Proses dan penggunaan alat yang tepat akan
menghasilkan informasi yang tepat pula.
C. Pembahasan Masalah
Hidayatullah Jakarta

Perpustakaan

Universitas

Islam

Negeri

Syarif

Gambaran Pengelolaan Perpustakaan
Proses pengelolaan sistem perpustakaan fakultas sains dan teknologi yang sedang
berjalan:
1. Pendaftaran calon anggota mengisi formulir yang disediakan petugas.Kemudian
petugas akan memeriksa formulir pendaftaran yang telah diisi oleh calon anggota
jika valid maka simpan data anggota ke dalam database dan jika tidak valid maka
dikembalikan formulir pendaftaran kepada pendaftar.
2.Prosedur peminjaman buku Anggota memberikan kartu anggota serta buku yang
dipinjam kemudian petugas memeriksa nomor anggota jika terdaftar dan masih
aktif maka proses dilanjutkan jika tidak maka ditolak. Selanjutnya petugas periksa
jumlah buku yang dipinjam jika sudah melebihi kuota maka proses peminjaman
tidak dilanjutkan
3.Pengembalian buku Anggota mengembalikan buku yang dipinjam, petugas
memasukkan data buku yang dipinjam kemudian memeriksa lama peminjaman
buku jika melebihi kuota peminjaman maka akan dikenakan denda
Dari proses yang sedang berjalan tersebut diketahui bahwa perpustakaan Fakultas
Sains dan Teknologi belum memiliki aplikasi library secara digital yang
menyediakan buku, majalah, laporan tugas akhir, jurnal, tesis, proceding, artikel
digital, dan sebagainya yang dikhususkan untuk masing-masing program studi.
Sedangkan koleksi yang dimiliki hanya sebatas buku-buku cetak, yang sudah
pasti terbatas dalam memperolehnya. Berdasarkan survei yang dilakukan,kebutuhan
mahasiswa akan kumpulan buku atau bacaan yang dimiliki perpustakaan dalam
mendukung pengerjaan tugas-tugas perkuliahan sangat diperlukan namun banyak
diantara mereka yang merasa belum terpenuhi atau merasa kurang puas terhadap
hasil yang diperoleh
Masalah Utama Perpustakaan
1. Permasalahan - jumlah koleksi cetak yang dimiliki perpustakaan sains dan
teknologi masih terbatas atau minim sehingga untuk meminjam koleksi harus
secara bergantian dan sudah pasti membutuhkan waktu yang lebih.
2. Pencarian terhadap koleksi yang diperlukan membutuhkan waktu yang lama
itupun harus berkompetisi dengan pengguna yang lain yang membutuhkan buku
atau bacaan tersebut
3. Pengguna sering mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi tentang
kumpulan atau koleksi di perpustakaan sains dan teknologi sesuai yang sesuai
dengan jurusan masing-masing program studi sebagai bahan referensi
4. Belum tersedianya layanan file digital perpustakaan sains dan teknologi yang
bisa diakses kapanpun dan dimanapun serta dapat didownload

14

Sehingga perpustakaan sains dan teknologi merasa sangat dibutuhkan adanya
sebuah aplikasi yang menyediakan fasilitas layanan download dan menampilkan
file dalam bentuk digital berbasiskan web yang memberikan akses tanpa
dipengaruhi oleh keterbatasan waktu, tempat dan jumlah koleksi yang dimiliki.
Mahasiswa tidak harus datang ke perpustakaan atau kejurusan masing-masing dan
mengantri giliran untuk meminjam atau bahkan hanya untuk sekedar mencatat
bagian tertentu yang diperlukan untuk memenuhi tugas- tugas perkuliahan
Penggunaan Sistem Informasi dalam Perpustakaan
Penerapan sistem informasi merupakan jalan yang dapat ditempuh untuk
menyelesaikan permasalah yang terjadi di perpustakaan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. Dalam pengimplementasian sistem e- library,
perpustakaan dapat mengikuti beberapa langkah berikut untuk mencapai efektiftas
dan efisiensi dalam pengimplementasistem yang ada. Langkah – langkah tersebut
antara lain adalah pengecekan infrastruktur untuk sistem e- library, penyimpanan
koleksi digital, persiapan pemeriksaan hak cipta dan sosialisasi hasil dari e-library.
1) Infrastruktur
Merupakan langkah yang sangat penting dalam implementasian e-library.
Hal ini dikarenakan e-library membutuhkan dukungan dari infrastuktur
sebagai fondasi untuk menjalankan sistem itu sendiri. Seperti Universitas
Indonesia, pembangunan infrastruktur perpustakaan dapat mulai
direncanakan dari bentuk dan tata ruang dari perpustakaan. Pembangunan
tata ruang yang tepat dapat memudahkan dalam perancangan infrasturktur
dari e-library sendiri. Hardware dan software yang digunakan harus
dipersiapkan terlebih dahulu dan dipastikan dapat berjalan bersamaan
dengan infrastruktur yang ada. Apa bila kita mengambil contoh dari Crystal
of Knowledge milik Universitas Indonesia, maka kita dapat melihat bahwa
sesungguhnya bangunan perpustakaan sendiri telah terintegrasi dengan
sistem e-library. Hal ini dapat dilihat dari perancangan bangunan yang
digunakan supaya dapat menyimpan hardware sekaligus menyimpan buku.
2) Koleksi Digital
Layaknya koleksi – koleksi buku yang ada di perpustakaan secara fisik,
koleksi digital juga membutuhkan perawatan yang sama pentingnya dalam
supaya dapat digunakan oleh penggunanya tanpa masalah. Koleksi buku
digital dimulai dengan proses scan buku ataupun pemindahan buku ke
format pdf yang dapat dilakukan secara manual ataupun dengan otomatisasi.
Setelah buku – buku ini berhasil diubah menjadi bentuk digital, proses
pensortiran buku lewat kategori dan jenis juga dilakukan. Proses
pengkategorian buku ini dilakukan sesuai dengan kebijakan dari universitas.
Idealnya proses pengkategorian buku dapat dikelompokkan secara silang
jurusan, sehingga mahasiswa yang mencari buku tidak perlu repot – repot
mencari buku di tempat jurusan lain. Integrasi dari sistem pencarian buku
sendiri tentunya harus diperhitungkan terlebih dahulu sebelumnya. Sehingga
tidak terjadi redundansi data dalam perpustakaan. Koleksi digital juga harus

15

memperhitungkan kapasitas dari hardware perpustakaan berbanding jumlah
pengakses dari perpustakaan sendiri. Sehingga pada saat diakses oleh
mahasiswa dan dose buku – buku yang ada dapat digunakan tanpa harus
mengkhawatirkan adanya masalah atau gangguan teknis.
3) Hak cipta
Merupakan langkah selanjutnya dalam pengimplementasian sistem informasi
di perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Hak cipta dari
koleksi buku – buku di perpustakaan baik dalam bentuk fisik maupun digital
harus dapat dibuktikan sehingga legalitas dari buku dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini harus dilakukan supaya perpustakaan tidak
menghadapi masalah secara hukum terhadap koleksi buku – buku yang
dimiliki oleh perpustakaan.
4) Sosialisasi
Sosialisasi merupakan bagian akhir setelah perpustakaan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah selesai dirampungkan. Walau merupakan bagian
terakhir, ini juga merupakan bagian yang penting untuk dilakukan. Dengan
adanya sosialisasi maka mahasiswa dan dosen dapat mengetahui petunjuk
dalam menggunakan dan meminjam koleksi buku – buku yang ada di
perpustakaan. Sosialisasi dapat dilakukan secara online, ataupun lewat
seminar yang dapat dihadiri oleh mahasiswa dan dosen.
Dampak Pengimplementasian Sistem Informasi dalam Perpustakaan
Penggunaan sistem informasi dalam perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah merupakan sebuah langkah baru dalam proses pembelajaran, hal ini
ditujukan untuk perpustakaan guna menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif.
Dengan adanya penggunaan Sistem Informasi diharapkan dapat mempermudah
mahasiswa dan dosen untuk mencari buku – buku yang dibutuhkan. Dampak –
dampak yang dapat dihasilkan lewat adanya Sistem Informasi perpustakaan antara
lain :
1) Kemudahan mencari buku dan jurnal
Buku dan Jurnal yang telah disimpan secara digital lokasi dan jenisnya dapat
dengan mudah diakses oleh mahasiswa yang membutuhkan. Hal ini
didukung dengan adanya fasilitas e- library yang membantu proses
pencarian.
Sistem informasi juga menyimpan lokasi – lokasi dari tiap buku yang ada
diperpustakaan untuk memudahka pencarian. Hal ini dapat membantu
mahasiswa dalam mencari buku yang mereka butuhkan.
2) Kemudahan meminjam buku dan jurnal
Peminjaman secara online dapat mempercepat proses peminjaman buku.
Proses peminjaman dengan bantuan sistem dapat mencatat secara akurat
waktu peminjaman dan waktu pengembalian. Peminjaman secara online juga
dapat digunakan dengan adanya bantuan layanan sistem informasi.
3) Kemudahan dalam memelihara perpustakaan

16

Pemeliharaan buku dalam perpustakaan menjadi salah satu alas an penting
mengapa Sistem Informasi menjadi pilihan. Dengan adanya pengaturan
lokasi berdasarkan sistem, buku – buku dapat disimpan dan dikembalikan ke
tempatnya dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini tentu saja memberikan
kemudahan bagi para pekerja perpustakaan dalam merawat dan mengatur
buku.

17

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
 Perpustakaan tradisional akan sangat sulit memenuhi kebutuhan pengunjung
perpustakaan dalam memperoleh informasi yang diinginkan.Sehingga
diperlukan sebuah sistem informasi yang mampu mengolah data dan
keseluruhan koleksi perpustakaan.
 Sistem informasi mampu mempercepat proses pencarian koleksi, penyimpanan
koleksi dalam bentuk digital, pengelolaan peminjaman buku dan anggota
perpustakaan.
Saran yang dapat penulis berikan antara lain :
 Bagi universitas yang memiliki perpustakaan yang tersebar di masing-masing
fakultas, diperlukan integrasi dan pengelolaan terpusat untuk keseluruhan
operasional perpustakaan pada universitas tersebut.
 Sebelum menerapkan sistem informasi bagi perpustakaan sebaiknya universitas
mempersiapkan arsitektur jaringan dan sebagainya untuk mendukung sistem
informasi tersebut.

18

REFERENSI
.
Cleveland, G. (1998). Digital Libraries: Definitions, Issues and Challenges. Occasional
Paper 8. Ottawa: Universal Dataflow and Telecommunications Core
Programme, International Federation of Library Associations and Institutions
(IFLA).
Leitch, Robert K, Davis, K. Roscoe. (1983). Accounting Information System. Prenticehall: New Jersey
Library Profile. (n.d.). Retrieved Maret 15, 2014, from Perpustakaan Universitas
Indonesia Online Public Access Catalog: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/template.jsp?
inner=profil.jsp?hal=1
LONTAR. Retrieved Maret 15, 2014, from Forum Himpunan Mahasiswa Teknik
Informatika Universitas Bengkulu: http://himatif-unib.forumotion.net/t188lontar-library-automation-and-digital-archive
Nuryadin, Riki. Retrieved Maret 15, 2014 from Sistem Informasi Perpustakaan:
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?
option=com_content&view=article&id=116:sistem
Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Retrieved Maret 15, 2014, from Universitas
Indonesia: http://www.ui.ac.id/id/library/page/pengantar
Wahyu, S., & Mushin, A. (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Zahrida. Retrieved Maret 15, 2014, from E-Library:
http://zahrida.wordpress.com/2009/07/20/e-library/

RIWAYAT PENULIS
Bob Wibisiono, lahir di kota Malang, pada 10 Januari 1986. Saat ini menempuh
pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Reinaldo Arifin, lahir di kota Jakarta, pada 21 Agustus 1992. Saat ini menempuh
pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Serly, lahir di kota Jakarta, pada 20 Mei 1994. Saat ini menempuh pendidikan S1 di
Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Stephanie Veronica Watuna, lahir di kota Tembagapura, pada 17 September 1993.
Saat ini menempuh pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi,
Binusian 2015.
Yulia, lahir di kota Jakarta, pada 08 Juli 1993. Saat ini menempuh pendidikan S1 di
Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Yulistiawati, lahir di kota Jakarta, pada 09 Juli 1993. Saat ini menempuh pendidikan S1
di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.