PENGARUH UNSUR KOMUNIKASI PERSEPSI LABEL

PENGARUH UNSUR KOMUNIKASI, PERSEPSI LABEL HALAL DAN
MINAT BELI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

Oleh:
Ira Raudhatul Jannah1, Roni Jayawinangun2, Qoute Nuraini3.
Abstract
This research is aimed to find out: 1) consumer characteristic of halal product, 2) consumer
perception, halal label, purchase intention and decision of buying product. 3) the influence of the
elements of communication, Halal label, purchase intention toward decision of buying product.
This research obtains causal assosiation research by using quantitative approach. The population of
this research is bogor citizen. The sample is determined by solving formula with the amount of
102 respondent at least. The writer collects the data by giving question list to the respondent;
bogor citizen about the influence of halal label and purchase intention toward the decision of
buying product. This research uses data analysis method Structural Equation Modeling (SEM).
The result of this research shows that 1) the influence of purchase intention toward the decision of
buying product,. it shows that purchase intention has the significant influence on the decision of
buying product. 2) the influence of halal label perception toward purchase intention, it shows that
halal label perception has the significant influence on the intention of buying product. 3) the
influence of the elements of communication toward purchase intention, It shows that the elements
of communication has the significant influence on the purchase intention. 4) the influence of the
elements of communication toward halal label perception, It shows that the elements of

communication has the significant influence on halal label perception.
Keyword : The element of communication, Halal label, Purchase intention, Desicion of buying.

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor
Dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor
3
Dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor
2

1

halal sebagai kualitas hidup dalam
mengkonsumsi makanan.
Untuk
menciptakan
dan
memelihara niat baik dan pengertian antara
suatu

organisasi
dengan
segenap
khalayaknya (Ardianto, 2014: 8) dan
LPPOM MUI melakukan berbagai kegiatan
seperti Sosialisasi dan Promosi Halal serta
Informasi Halal. Sosialisasi dan Promosi
Halal diperlukan untuk memberikan edukasi
bagi masyarakat dan pelaku usaha, melalui
kegiatan masyarakat dan pelaku usaha dapat
mengerti dan memahami tentang pentingnya
produk halal. Ada program kegiatan
Sosialisasi dan Promosi Halal antara lain
adalah INDHEX (Indonesia International
Halal Expo), Olimpiade Halal, Halal Food
Goes To School, Wisata Halal, Fasilitas
Sertifikasi Halal Gratis, Sosialisasi Halal
Kepada UKM/Perusahaan Besar, Sosialisasi
Halal Melalui Media dan Sosial Media, dan
Merchandise. Sedangkan Informasi Halal

LPPOM MUI memiliki media komunikasi
untuk memudahkan masyarakat ataupun
pelaku usaha dalam mencari informasi
mengenai produk halal melalui website
resmi LPPOM MUI ke www.halalmui.org ,
Halal Certification Online (Cerol-SS23000),
HaLo LPPOM MUI/ E-Training, SMS Info
Halal 98555, Halal MUI Mobile Apps,
Autentifikasi Resto Halal via QR Code, dan
Sosial Media. Kegiatan tersebut adalah
bagian
dari
peran
humas
yang
menghubungkan antara organisasi/lembaga
dengan publiknya.
Masalah kehalalan produk yang
akan dikonsumsi merupakan persoalan yang
sangat besar, apa yang akan dikonsumsi itu

benar-benar halal dan tidak tercampur
sedikitpun dengan barang haram. Oleh
karena itu, tidak semua orang dapat
mengetahui kehalalan suatu produk secara
pasti. Sertifikat halal sebagai bukti
penetapan fatwa halal bagi suatu produk
yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan merupakan sesuatu
yang mutlak diperlukan keadaannya.
Sertifikasi halal di Indonesia dikeluarkan
resmi oleh MUI yang mengindikasikan
bahwa produk sudah lolos tes uji halal.
Produk yang memiliki sertifikasi halal
adalah produk yang telah teruji dalam
kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim.
Produk yang telah memiliki sertifikasi halal

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesadaran

masyarakat
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidup
sangat
bervariasi dan semakin meningkat. Hal ini
terlihat dari semakin bervariasinya produkproduk kebutuhan hidup yang dijual di
pasaran. Beragamnya produk yang ada di
pasaran dapat dipengaruhi oleh semakin
majunya teknologi informasi di bidang
pangan, sehingga masyarakat atau konsumen
lebih sadar terhadap segala perubahan yang
ada. Perubahan-perubahan ini ternyata
secara tidak langsung mengubah selera dan
kebiasaan masyarakat akan produk pangan
yang dikonsumsinya.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki penduduk dengan
mayoritas beragama Islam terbesar produk.

Produk halal merupakan kebutuhan umat
Islam yang tidak bisa ditawar-tawar di
dunia,” kata Direktur Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul
Hakim4. Sehingga produk pangan yang
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia harus
memiliki sertifikasi halal dan label halal
pada suatu kemasan.
Label halal juga bertujuan untuk
membantu konsumen terutama konsumen
muslim untuk mengevaluasi produk dan
meyakinkan mereka akan kualitas produk
tersebut. Jumlah penduduk muslim di
Indonesia sangat besar. Menurut Data
statistik Sensus Penduduk Indonesia pada
tahun 2010 menunjukkan bahwa penduduk
yang beragama Islam di Indonesia mencapai
207.176.162 juta jiwa atau 87,21% dari total
populasi di Indonesia yang berjumlah

237.641.326 juta jiwa. Banyaknya penduduk
muslim di Indonesia tentu membawa
pengaruh yang besar bagi budaya yang
berkembang di Indonesia, tak terkecuali
budaya konsumsi pangan. Menurut ajaran
Islam, seorang muslim diajarkan untuk
mengonsumsi makananan yang halal.
Dengan perkembangan zaman banyak
masyarakat yang sadar terhadap produk
4

Kurnia, 2014, Ketua MUI: Produk Halal
Jadi
Trend
Global
:
http://mirajnews.com/2014/09/ketua-muiproduk-halal-jadi-trend-global.html/52283,
(diakses pada tanggal 03 Januari 2017).
2


dibuktikan dengan pencantuman logo halal
dalam kemasan produk5.
Secara teknis tentang pencantuman
label ‘’halal’’ Departemen Kesehatan telah
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:
82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman
Tulisan Halal pada Label Makanan.
Ketetapan tersebut kemudian dirubah
menjadi
Surat
Keputusan
Nomor:
924/Menkes/SK/VIII/1996
tentang
perubahan
atas
Keputusan
Menteri
Kesehatan RI No 82/Menkes/SK/I/1996
tentang Pecantuman Tulisan ‘’halal’’ pada

Label Makanan, dimana pada Pasal 8
disebutkan Produsen atau importir yang
akan mengajukan permohonan pencantuman
tulisan ‘’halal’’ wajib siap diperiksa oleh
petugas Tim Gabungan dari Majelis Ulama
Indonesia
dan
Direktorat
Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan yang
ditunjuk Direktur Jenderal. Tahun 2001
Departemen Agama juga mengeluarkan
Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 518
Tahun 2001 tentang Pedoman dan Tatacara
Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal,
Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 519
Tahun 2001 tentang Lembaga Pelaksana
Pemeriksaan Pangan Halal, adalah Majelis
Ulama Indonesia melalui LPPOM MUI.
Banyak makanan saat ini diberi

label halal, namun seberapa besar respon
masyarakat terhadap produk halal berlabel
halal
tersebut.
Apakah
masyarakat
memperhatikan label halal tersebut dan
apakah faktor label halal menjadi acuan
utama permintaan suatu produk. Agar dapat
memperoleh informasi yang lebih jelas serta
disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana
pengaruh label halal terhadap minat beli
pembelian suatu produk tertentu, perlu
dilakukan suatu penelitian ilmiah. Oleh
karena itu penulis melakukan penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Unsur
Komunikasi, Persepsi Label Halal dan

Minat
Beli
Terhadap
Keputusan
Pembelian Produk”.

1.
2.

3.

Bagaimana karakteristik konsumen
produk halal?
Bagaimana
persepsi
konsumen
terhadap unsur-unsur komunikasi, label
halal, minat beli, dan keputusan
pembelian produk?
Bagaimana pengaruh unsur-unsur
komunikasi, label halal dan minat beli
terhadap keputusan pembelian produk?
Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui karakteristik konsumen
produk halal.
2. Mengetahui
persepsi
konsumen
terhadap unsur-unsur komunikasi, label
halal, minat beli, dan keputusan
pembelian produk.
3. Mengetahui pengaruh unsur-unsur
komunikasi, label halal dan minat beli
terhadap keputusan pembelian produk.
Manfaat Penelitian
1.

2.

Manfaat teoretis dari hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dan
mejadi referensi atau masukan bagi
perkembangan
ilmu
komunikasi
khususnya di bidang public relations
terutama yang berkaitan dengan
perilaku konsumen.
Manfaat
praktis
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan serta informasi yang dapat
dijadikan bahan informasi bagi
mahasiswa yang akan melakukan
penelitian yang serupa dan dapat
dijadikan sarana informasi untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
label halal dan minat beli terhadap
keputusan pembelian produk, bagi
seluruh konsumen yang ada di
Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA

Perumusan Masalah

Komunikasi

Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut,
permasalahan
yang
dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Menurut Bernard Berelson dan Gary
merupakan suatu proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan
lainnya. Sedangkan menurut Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui
mana
pikiran
seseorang
dapat

5

http://www.halalmui.org, (diakses pada
tanggal 03 Januari 2017).
3

mempengaruhi pikiran orang lainnya
(Riswandi, 2009: 2). Menurut Lasswell
(Riswandi, 2009: 4) ada beberapa unsurunsur komunikasi yaitu diantaranya: 1)
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai
kebutuhan
untuk
berkomunikasi. 2) Pesan merupakan
seperangkat simbol verbal atau non-verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau
maksud sumber tersebut. 3) Saluran atau
media, yaitu alat atau wahana yang
digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima. 4) Penerima
sering juga disebut sasaran atau tujuan yaitu
orang yang menerima dari sumber. 5) Efek,
yaitu apa yang terjadi kepada penerima
setelah ia menerima pesan tersebut.

sejumlah produk dengan merek tertentu.
Pengetahuan akan niat beli sangat
diperlukan pemasaran untuk mengetahui niat
konsumen terhadap suatu produk maupun
untuk memprediksikan penolakan konsumen
dimasa mendatang. Minat beli dapat
didefinisikan melalui indikator-indikator
sebagai berikut (Ferdinand, 2006: 129) :
1.

2.

3.

Label Halal
Menurut Girindra (2008: 86), menyatakan
salah satu alat komunikasi antara produsen
dan konsumen adalah melalui label. Label
adalah tulisan, gambar, atau kombinasi
keduanya yang disertakan pada wadah atau
kemasan suatu produk dengan cara
dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau
dicetak dan merupakan bagian dari kemasan
tersebut. Tujuannya untuk memberikan
informasi menyeluruh dan secara utuh dari
isi
wadah/kemasan produk tersebut.
Keberadaan label pada suatu produk
sangatlah penting. Hal ini dikarenakan label
merupakan identitas dari sebuah produk.
Dengan adanya label, konsumen bisa
membedakan antara produk satu dengan
yang lainnya. Selain itu, konsumen juga
dapat memperoleh produk sesuai dengan
yang diinginkannya. Adanya label juga
dapat menghilangkan keraguan konsumen
dalam membeli suatu produk.

4.

Minat
transaksional,
yaitu
kecenderungan
seseorang
untuk
membeli produk
Minat referensial, yaitu kecenderungan
seseorang
untuk
mereferensikan
produk kepada orang lain
Minat preferensial, yaitu minat yang
menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensial utama pada
produk tersebut, preferensial ini dapat
berubah bila terjadi sesuatu dengan
produk preferensial
Minat
eksploratif,
minat
ini
menggambarkan perilaku seseorang
yang
selalu
mencari
informasi
mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat
Persepsi

Menurut
Walgito
(2004:
70)
mengungkapkan bahwa persepsi merupakan
suatu
proses
pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu
sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan
merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu. Respon sebagai akibat dari
persepsi dapat diambil oleh individu dengan
berbagai macam bentuk. Stimulus mana
yang akan mendapatkan respon dari individu
tergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut,
perasaan, kemampuan berfikir, pengalamanpengalaman yang dimiliki individu tidak
sama, maka dalam mempersepsi sesuatu
stimulus, hasil persepsi mungkin akan
berbeda antar individu satu dengan individu
lain. Proses terbentuknya persepsi ini terjadi
dalam diri seseorang, namun persepsi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses
belajar, dan pengetahuannya. Menurut Toha
(2003: 145), proses terbentuknya persepsi
didasari pada beberapa tahapan, yaitu: 1)
Stimulus atau Rangsangan, terjadinya
persepsi
diawali
ketika
seseorang
dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan

Minat Beli
Minat merupakan salah satu aspek psikologi
yang mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap perilaku dan minat juga merupakan
sumber motivasi yang akan mengarahkan
seseorang dalam melakukan seseorang
sesuatu. Pengertian minat beli konsumen
menurut Durianto dkk (2003: 104), adalah
sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu,
serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli
merupakan pernyataan mental konsumen
yang merefleksikan rencana pembelian
4

yang hadir dari lingkungannya. 2)
Registrasi, seseorang dapat mendengarkan
atau melihat informasi yang terkirim
kepadanya, kemudian mendaftar semua
informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
3) Interpretasi, proses interpretasi tersebut
bergantung pada cara pendalaman, motivasi,
dan kepribadian seseorang.

suatu produk. Adapun kerangka pemikiran
yang dapat digambarkan sebagai berikut:

X1
Unsur
Komunikasi

X3
Minat
Beli

X4
Keputusan
Pembelian
Produk

Keputusan Pembelian
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013: 37),
keputusan pembelian merupakan tahap
dalam proses pengambilan keputusan
pembelian sampai konsumen benar-benar
membeli produk. Biasanya keputusan
pembelian konsumen (purchase desicion)
adalah pembelian merek yang paling
disukai. Proses pengambilan keputusan
pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku
konsumen. Proses tersebut sebenarnya
merupakan proses pemecahan masalah
dalam rangka memenuhi keinginan atau
kebutuhan kosumen. Menurut Simamora
(2002: 15), ada lima tahap yang dilalui
konsumen dalam proses pembelian, yaitu: 1)
pengenalan masalah, pembeli mengenal
suatu masalah atau kebutuhan yang dapat
dipicu oleh stimulus internal atau eksternal.
2) pencarian informasi, seorang konsumen
yang bergerak oleh stimulus akan berusaha
untuk mencari lebih banyak informasi. 3)
evaluasi alternatif, proses mengevaluasi
pilihan produk dan merek, dan memilihnya
sesuai dengan keinginan konsumen. 4)
keputusan pembelian, pembelian akan
menentukan sikap dalam pengembalian
keputusan apakah membeli atau tidak. Jika
memilih untuk membeli produk, dalam hal
ini konsumen dihadapkan pada beberapa
alternatif pengambilan keputusan seperti
produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu
pembelian. dan 5) perilaku pascapembelian,
tahap ini dapat memberikan informasi yang
penting bagi perusahaan apakah produk dan
pelayanan yang telah dijual memuaskan
konsumen atau tidak (Simamora, 2002: 15).

X2
Persepsi
Label Halal
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
dibuat sebelumnya, maka dapat diperoleh
hipotesis sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh unsur-unsur
komunikasi terhadap persepsi label
halal.
H2 : Terdapat pengaruh unsur-unsur
komunikasi terhadap minat beli.
H3 : Terdapat pengaruh persepsi label halal
terhadap minat beli.
H4 : Terdapat pengaruh minat beli terhadap
keputusan pembelian produk.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode yang digunakan penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif. Teknik
penelitian yang digunakan dalam penelitian
yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah teknik penelitian survey, yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari
suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data primer. Unit
analisis dalam penelitian ini adalah
responden, yakni masyarakat/konsumen
yang mengkonsumsi produk yang sudah
bersertifikasi
halal
atau
sebaliknya,
khususnya masyarakat muslim.

Kerangka berfikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
difokuskan pada pengaruh label halal dan
minat beli terhadap keputusan pembelian
suatu produk. Berdasarkan landasan teori di
atas, maka diperlukan analisa mengenai
karakteristik konsumen terhadap label halal
dan minat beli dalam keputusan pembelian

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
(LPPOM MUI) di Jalan Pemuda No. 5 Kota
Bogor. LPPOM MUI merupakan lemabaga
dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
5

dan pusat sertifikasi halal dunia yang berdiri
di kota Bogor. LPPOM MUI bertugas
mengawasi produk makanan berlabel halal
yang beredar di pasaran. Peneliti melakukan
penelitian dengan pertimbangan ingin
mengetahui konsumen dalam pembelian
produk berlabel halal, karena produk halal
sudah menjadi kewajiban dilingkungan
masyarakat. Dengan adanya produk yang
sudah memiliki label halal apakah label halal
akan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk. Peneliti melakukan
penelitian di Kota Bogor terdiri dari tiga
tempat yaitu, Pagentongan, Padjajaran, dan
Masjid Raya Bogor.

unsur Komunikasi pada Label Halal (12
butir pernyataan), variabel Persepsi Label
Halal (7 butir pernyataan), variabel Minat
Beli (12 butir pertanyaan), dan variabel
Keputusan Pembelian Produk (12 butir
pertanyaan) dinyatakan valid sehingga layak
untuk dijadikan kuesioner dalam penelitian
ini. Dari hasil perhitungan Reliabilitas
dengan menggunakan SPSS untuk masingmasing variabel Unsur-unsur Komunikasi
0,787, variabel Persepsi Label Halal 0,660,
variabel Minat Beli 0,881, dan variabel
Keputusan pembelian Produk 0,843 lebih
besar dari 0,6 sehigga dapat dikatakan
bahwa instrumen penelitian ini reliabel dan
dapat digunakan untuk penelitian ini.

Populasi dan Sampel

Analisis Data

Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat Bogor yang berumur 18 tahun
keatas. Populasi berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) 2015, umur 18 tahun keatas
ada 610.226 penduduk kota Bogor. Sampel
adalah
sebagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Ardianto, 2014: 170). Responden
yang dipilih adalah konsumen yang
mengonsumsi produk yang bersertifikasi
halal. Penentuan ukuran sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan ketentuan rumus Slovin. Jumlah
populasi yang akan diteliti telah ditentukan
dengan jumlah banyak 610.226 penduduk
yang berada di kota Bogor, dari perhitungan
untuk mengetahui ukuran sampel dengan
tingkat kesalahan 10% adalah minimal
sebanyak 100 responden. Berdasarkan jenis
kelamin perempuan dengan jumlah 75
orang, responden dengan usia 18 tahun – 24
tahun berjumlah 55 orang, dan esponden
yang berprofesi karyawan dengan jumlah 47
orang.

Metode analisis data yang digunakan adalah
suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh
suatu kesimpulan. Dengan melihat kerangka
pemikiran teoritis, maka teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan model
SEM (Structural Equation Modeling ) atau
Model Persamaan Struktural dengan metode
alternatif Partial Least Square (PLS)
menggunakan software SmartPLS 3.2.6.
Menurut Ghazali (2008: 1), metode Partial
Least Square (PLS) dijelaskan sebagai
model persamaam struktural berbasis
variance (PLS) mampu menggambarkan
variabel laten (tak mengukur langsung) dan
diukur menggunakan indikator-indikator
(variabel manifest). Metode Analisis Jalur
semua variabel laten dalam PLS terdiri dari
tiga set hubungan : (1) inner model yang
menspesifikasikan hubungan antar variabel
laten (structrual model), (2) outer model
yang menspesifikasikan hubungan antara
variabel laten dengan indikator atau variabel
manifestnya (measurement model), dan (3)
weight relation dalam mana nilai kasus dari
variabel laten dapat diestimasi (Ghazali,
2008: 22).

Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian ini setiap nilai pada kolom
rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel
dengan derajat bebas n-2 dimana n adalah
jumlah responden (n=30) dan nilai yang
digunakan dalam kasus ini adalah nilai rtabel
dengan derajat bebas 28 dan diperoleh nilai
0,374. Nilai rhitung dibandingkan dengan
nilai rtabel, dimana pernyataan valid adalah
yang mempunyai nilai rhitung lebih besar
dari nilai rtabel. Untuk uji validitas yang
telah dilakukan, seluruh item pernyataan 43
butir pertanyaan baik untuk variabel Unsur-

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan responden jenis kelamin
kebanyakan adalah jenis kelamin perempuan
dengan jumlah 75 orang (73,53%), pada
dasarnya
perempuan
lebih
banyak
kebutuhannya dibandingkan laki-laki seperti
kosmetika dan keperluan sehari-harinya.
6

Usia 18 tahun – 24 tahun berjumlah 55
orang (53,94%), rentan masih mudah
dipengaruhi oleh penawaran produk dengan
berbagi jenis dan rata-rata sudah memiliki
penghasilan tetap. Jenis profesi responden
adalah karyawan karena karyawan di kota
Bogor lebih banyak dibandingkan dengan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan para
karyawan merupakan orang-orang yang
terlibat
langsung
dalam
keputusan
pembelian. Melihat dari faktor umur yang
menunjukan bahwa para karyawan lebih
konsumtif karena mereka diharuskan
memenuhi berbagai kebutuhan hidup.

Pengujian Model Pengukuran (Outer
Model)
Model pengukuran outer model adalah
menganalisis hubungan antara setiap blok
indikator
dengan
variabel
latennya
(konstruk) (Ghazali, 2008: 23). Outer model
dinilai dengan cara melihat convergent
validity (besarnya loading factor untuk
masing-masing konstruk). Loading factor
0,7 sangat direkomendasikan, namun
demikain loading factor 0,5 – 0,6 masih
dapat ditolelir sepanjang model masih dalam
tahap pengembangan (Ghazali, 2008: 111).
Composite reliability menunjukan konsisten
internal dengan standar nilai di atas 0,6.
AVE menunjukan validitas konstruk dengan
nilai standar nilai lebih besar dari 0,5.
Sedangkan AVE kuadrat dan cross loading
menunjukan validitas diskriminasi di mana
nilai standar untuk akar kuadrat AVE harus
lebih besar dari nilai korelasi antar variabel,
sedangkan cross loading setiap indikator
harus memiliki loading lebih tinggi untuk
setiap
variabel
laten
yang diukur
dibandingkan dengan indikator untuk
variable laten lainnya. Dapat diketahui
bahwa dari hasil penelitian pengaruh unsur
komunikasi, label halal dan minat beli
terhadap keputusan pembelian produk nilai
loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat
diterima (Ghazali, 2008: 40). Sekarang
hasilnya telah memenuhi convergent validity
karena semua factor loading berada di atas
0.60.

Hasil Persepsi/Skor Rataan
Skor
rataan
digunakan
untuk
mengelompokkan
jawaban
responden
terhadap masing-masing kriteria (skala 1 s/d
5). Penilaian terhadap variabel unsur-unsur
komunikasi dalam kategori dengan skor
rataan tertinggi 4,41 dan 4,36 dengan
keterangan sangat tinggi ada dua dari
indikator sumber dan efek, penilaian
terhadap variabel persepsi label halal dalam
kategori dengan skor rataan tertinggi 4,42
dengan keterangan sangat tinggi dari
indikator interpretasi, penilaian terhadap
variabel minat beli produk dalam kategori
dengan skor rataan tertinggi 4,21 dan
4,32dengan keterangan sangat tinggi ada dua
dari indikator minat transaksional dan minat
preferensial, dan penilaian terhadap variabel
keputusan pembelian produk dalam kategori
dengan skor rataan tertinggi 4,29 dan 4,31
dengan keterangan sangat tinggi ada dua dari
indikator keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian.

Gambar 2 Model Akhir Pengaruh Unsur Komunikasi, Persepsi Label Halal dan
Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian

7

Setiap variabel laten memiliki indikator
utama yang memiliki loading factor
terbesar, yaitu indikator yang paling
merefleksikan variabel latennya. Hal ini
berarti dari variabel laten yang memiliki
nilai loading factor terbesar merupakan
faktor yang dianggap paling penting oleh
konsumen
atau
responden
dalam
memutuskan pembelian produk dengan
minat dan persepsi konsumen. Tabel 1
menunjukan
kekuatan
indikator
merefleksikan variabel dalam pengaruh label
halal dan minat beli.
Tabel 1 Nilai Loading Factor Tertinggi Interelasi
Refleksi Indikator
Loading
Variabel Laten
Indikator
Factor
UK2.2

Pesan

0,681

PLH3.1

Interprestasi

0,806

MB1.1

Minat Transaksional

0,784

KPP4.2

Keputusan Pembelian

0,838

Sumber : Data Diolah, (2017)

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa
pada model pengaruh label halal indikator
yang paling merefleksikan variabel unsurunsur komunikasi adalah pesan yang baik.
Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur
komunikasi LPPOM MUI menyampaikan
pesan yang baik. Pada variabel persepsi
label
halal
indikator
yang
paling
merefleksikan adalah interpertasi yang
memberikan motivasi kepada masyarakat.
Hal ini menunjukan bahwa persepsi label
halal
memberikan
motivasi
kepada
masyarakat dalam keputusan pembelian
produk. Pada variabel minat beli indikator
yang paling merefleksikan adalah minat
transaksional
yang
menggambarkan
cenderung seseorang membeli produk.

Hal ini menunjukan bahwa minat beli
seseorang dapat berubah dalam keputusan
pembelian produk halal. Pada variabel
keputusan pembelian produk indikator yang
paling merefleksikan adalah keputusan
pembelian yang menentukan sikap seseorang
dalam melakukan pembelian. Hal ini
menunjukan bahwa keputusan pembelian
dapat menentukan sikap seseorang dalam
pemilihan produk halal.
Pengujian Model Pengukuran (Inner
Model)
Model struktural atau disebut juga inner
model menggambarkan hubungan antar
variabel laten berdasarkan pada substantive
theory. Menilai inner model dapat dilakukan
dengan cara melihat model struktural yang
terdiri dari hubungan yang dihipotesiskan di
antara konstruk-konstruk laten dalam model
penelitian. Dengan menggunakan metode
Bootstrapping pada SmartPLS, dapat
diperoleh
koefisien
jalur
(path
coefficients/S), dan nilai T Statistic. Dengan
teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi
statistik model penelitian dengan menguji
hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Dalam
model variabel-variabel yang mempunyai
pengaruh yang signifikan ditunjukan dengan
syarat nilai T hitung > T tabel = 1,96. Lebih
jelas nilai signifikansi jalur pada model
gabungan dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 3.
Tabel 2 Hasil Path Coefficients

0,774

T Statistic
(|O/STDEV|)
20,368

Hasil Uji
Hipotesis
Terima H1

PLH -> MB

0,518

5,415

Terima H2

UK -> MB

0,296

3,614

Terima H3

UK-> PLH

0,520

6,231

Terima H4

Jalur

Original
Sample (O)

MB -> KPP

Sumber : Data Diolah, (2017)

Gambar 3 Hasil Perhitungan Nilai T-Hitung Pada Model Pengaruh Unsur Komunikasi,
Persepsi Label Halal dan Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian Produk
8

Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3,
diketahui bahwa pada variabel unsur-unsur
komunikasi label halal terdapat pengaruh
positif dan signifikan di antara variabelvariabel yang ada dengan melihat nilainya
pada tabel original sample (O) dan nilai
siginifikansi pada T Statistics. Selain itu
juga dapat diketahui jalur optimal adalah
bahwa unsur-unsur komunikasi (UK) dapat
mempengaruhi persepsi label halal (PLH),
unsur-unsur komunikasi (UK) dapat menarik
masyarakat dalam minat beli (MB) produk
halal, dari persepsi label halal (PLH) akan
membuat masyarakat lebih minat beli (MB)
produk halal asli, sehingga adanya minat
beli (MB) masyarakat melakukan keputusan
pembelian produk (KPP) dengan memilih
produk yang tepat sudah bersertifikat halal
asli.

hal itu membentuk minat
keputusan pembelian produk.
2.

pada

Pengaruh Persepsi Label Halal
Terhadap Minat Beli Produk

Karakteristik
responden
memberikan
penilaian terhadap variabel persepsi label
halal memiliki nilai original sample 0,518.
Hal ini menunjukan bahwa persepsi label
halal berpengaruh signitifikan terhadap
minat beli produk. T - statistic sebesar
5,415, menunjukan bahwa variabel persepsi
label halal berpengaruh positif terhadap
minat beli produk. Semakin tinggi persepsi
label halal maka akan semakin tinggi minat
beli produk dan sebaliknya semakin rendah
persepsi label halal maka minat beli produk
akan semakin rendah. Hipotesis 2 : Hasil
penelitian ini menunjukan persepsi label
halal berpengaruh positif dan signifkan
terhadap minat beli produk, karena persepsi
label halal sangat beragam dimata
masyarakat. Dengan adanya label halal pada
kemasan produk yang beredar di pasaran
membuat masyarakat memiliki pandangan
yang berbeda, di satu sisi masyarakat
menggunakan produk berlabel halal karena
suatu kebutuhan dan disisi lain masyarakat
menggunakan
produk
halal
karena
kewajiban sebagai muslim. Menurut
Simamora (2002: 2), bahwa perilaku
konsumen adalah proses pengambilan
keputusan yang mensyaratkan aktivitas
individu untuk mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan, atau mengatur barang atau
jasa. Hal-hal itu membentuk persepsi
konsumen pada label halal untuk minat beli.

Hipotesis
1.

beli

Pengaruh Minat Beli Terhadap
Keputusan Pembelian Produk

Pada hasil penelitian ini karakteristik
responden memberikan penilaian terhadap
variabel minat beli (x3) memiliki nilai
original sample 0,774. Hal ini menunjukan
bahwa minat beli berpengaruh signitifikan
terhadap keputusan pembelian produk. T statistic sebesar 20,368, menunjukan bahwa
variabel minat beli berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian produk.
Semakin tinggi minat beli maka akan
semakin tinggi keputusan pembelian produk
dan sebaliknya semakin rendah minat beli
maka keputusan pembelian produk akan
semakin rendah. Hipotesis 1 : Hasil
penelitian ini menunjukan minat beli
berpengaruh positif dan signifkan terhadap
keputusan pembelian produk, sebagian
masyarakat memutuskan untuk membeli
produk karena adanya minat untuk
membelinya. Dengan adanya minat beli
masyarakat dapat melakukan tindakan
terhadap keputusan pembelian. Masyarakat
memutuskan pembelian karena minat label
halal atau karena minat terpengaruh oleh
individu lain. Theory Planned Behavior
(TPB) menjelaskan bahwa perilaku yang
ditimbulkan oleh individu muncul karena
adanya niat untuk berperilaku, faktor
lingkungan sosial khususnya orang-orang
yang berpengaruh bagi kehidupan individu
(significant others) dapat mempengaruhi
keputusan individu (Azwar, 2013: 13). Hal-

3.

Pengaruh Unsur-unsur Komunikasi
Terhadap Minat Beli

Karakteristik
responden
memberikan
penilaian terhadap variabel unsur-unsur
komunikasi memiliki nilai original sample
0,296. Hal ini menunjukan bahwa persepsi
label halal berpengaruh signitifikan terhadap
minat beli. T - statistic sebesar 3,614,
menunjukan bahwa variabel unsur-unsur
komunikasi berpengaruh positif terhadap
minat beli. Semakin tinggi unsur-unsur
komunikasi maka akan semakin tinggi minat
beli dan sebaliknya semakin rendah unsurunsur komunikasi maka minat beli akan
semakin rendah. Hipotesis 3 : Hasil
penelitian ini menunjukan unsur-unsur
komunikasi berpengaruh positif dan
9

signifkan terhadap minat beli produk, karena
LPPOM MUI memiliki media komunikasi
untuk masyarakat agar memudahkan
masyarakat untuk bertanya atau memberi
saran mengenai produk halal atau berita
tentang halal lainnya. Dengan adanya
komunikasi, LPPOM MUI menyampaikan
pesannya melalui simbol logo halal pada
kemasan produk, melalui iklan televisi dan
lain sebagainya. Peran Humas sebagai
communicator atau penghubung antara
organisasi atau lembaga yang diwakili
dengan publiknya, fungsi komunikasi
merupakan bentuk penyampaian informasi,
dilain pihak komunikasi berlangsung dalam
bentuk penyampaian pesan dan menciptakan
opini publik (public opinion) (Ruslan, 2005:
10). Hal-hal itu membentuk unsur
komunikasi pada label halal untuk minat beli
sebagai bentuk tindakan perilaku konsumen
dalam memutuskan pembelian produk.
4.

SMS tanya halal, dan lain sebagainya.
Dengan adanya berbagai komunikasi,
LPPOM MUI memberikan persepsi yang
baik terhadap masyarakat. Hal-hal itu
membentuk unsur komunikasi pada persepsi
label halal.
Hasil Koefisien Determinasi (R – square)
Pengujian terhadap model struktural
dilakukan dengan melihat nilai R – square
yang merupakan uji goodness-fit model
(Ghazali, 2008: 43). Hasil R – square dapat
dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3 Nilai R – square
Variabel
PLH
MB
KPP

R Square
0,271
0,515
0,599

Penjelasan
Moderat
Baik
Baik

Sumber: Data Diolah, (2017)
Berdasarkan
Tabel
3,
menunjukan
perubahan variabel laten unsur-unsur
komunikasi (UK) dapat dijelaskan oleh
variabel laten persepsi label halal (PLH)
sebesar 27,1% sedangkan sisanya sebesar
72,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar
yang diteliti. Perubahan variabel unsur-unsur
komunikasi (UK) dan persepsi label halal
(PLH) menjelaskan dengan variasi minat
beli (MB) sebesar 51,5% sedangkan sisanya
48,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar
yang diteliti. Perubahan variabel minat beli
(MB) dapat menjelaskan variasi keputusan
pembelian produk (KPP) sebesar 59,9%
sedangkan sisanya 40,1% dijelaskan oleh
variabel lain diluar yang diteliti.

Pengaruh Unsur-unsur Komunikasi
Terhadap Persespsi Label Halal

Karakteristik
responden
memberikan
penilaian terhadap variabel unsur-unsur
komunikasi memiliki nilai original sample
0,520. Hal ini menunjukan bahwa persepsi
label halal berpengaruh signitifikan terhadap
persepsi label halal. T - statistic sebesar
6,231, menunjukan bahwa variabel unsurunsur komunikasi berpengaruh positif
terhadap persepsi label halal. Semakin tinggi
unsur-unsur komunikasi maka akan semakin
tinggi persepsi label halal dan sebaliknya
semakin rendah unsur-unsur komunikasi
maka persepsi label halal akan semakin
rendah. Hipotesis 4 : Hasil penelitian ini
menunjukan
unsur-unsur
komunikasi
berpengaruh positif dan signifkan terhadap
persepsi label halal. LPPOM MUI
melakukan kerjasama dengan pelaku usaha
agar masyarakat peduli terhadap produk
halal. Dengan adanya peduli masyarakat
terhadap label halal LPPOM MUI
Menciptakan komunikasi dua arah timbal
balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan/organisasi
ke publiknya atau sebaliknya, demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah
pihak (Ruslan, 2012: 19), dengan
memberikan informasi mengenai produkproduk yang sudah bersertifikasi halal
melalui website LPPOM MUI, iklan televisi,
logo pada kemasan produk, media sosial,

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.

2.

10

Karateristik konsumen produk halal
berdasarkan jenis kelamin mayoritas
yang paling banyak adalah perempuan
dengan usia yang paling banyak adalah
usia 18 tahun sampai 24 tahun dan
memiliki jenis profesi yang paling
banyak adalah karyawan.
Hasil dari rataan persepsi unsur-unsur
komunikasi terdapat kategori tinggi.
Rataan persepsi label halal terdapat
kategori tinggi. Rataan persepsi minat
beli terdapat kategori tinggi. Rataan
persepsi keputusan pembelian produk
terdapat kategori tinggi.

3.

Pengaruh
minat
beli
terhadap
keputusan
pembelian
produk,
menunjukan
bahwa
minat
beli
berpengaruh signitifikan dan positif
terhadap keputusan pembelian produk.
Pengaruh persepsi label halal terhadap
minat beli, menunjukan bahwa persepsi
label halal berpengaruh signitifikan dan
positif terhadap minat beli produk.
Pengaruh unsur-unsur komunikasi
terhadap minat beli, menunjukan
bahwa persepsi label halal berpengaruh
signitifikan dan positif terhadap minat
beli. Dan pengaruh unsur-unsur
komunikasi terhadap persepsi label
halal, menunjukan bahwa persepsi
label halal berpengaruh signitifikan dan
positif terhadap persepsi label halal.

3.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2013. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya . Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset.

Saran
1.

2.

pentingnya mengkonsumsi produk
halal.
Lebih ditingkatkan kembali dengan
adanya label halal agar masyarakat
lebih peduli mengenai kehalalan suatu
produk, dan lebih ditingkatkan sadar
akan pentingnya produk halal aman
dikonsumsi
oleh
masyarakat
/
konsumen dan diperluas kembali
produk – produk halal agar masyarakat
terbiasa selalu menggunakan produk
yang berlabel halal asli dari LPPOM
MUI.

Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supraktino.
2003. Invasi Pasar Dengan
Iklan Yang Efektif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

LPPOM MUI lebih mengoptimalkan
dalam mensosialisasikan mengenai
produk-produk
yang
sudah
bersertifikasi halal kepada masyarakat
luas, khususnya masyarakat menengah
bawah agar mereka mengerti akan
pentingnya
untuk
mengkonsumsi
produk halal, terutama bagi kaum
Muslim.
LPPOM MUI lebih memperhatikan
lagi dan meningkatkan produk berlabel
halal
untuk
masyarakat
agar
mengutamakan
membeli
produk
dengan label halal tersebut. Khususnya
dalam cara menyampaikan informasi
produk karena beberapa indikator
komunikasi dapat dimaksimalkan akan
mendukung minat beli dan keputusan
pembelian calon konsumen dalam
memilih produk yang dibeli, demi
memberikan rasa aman dan nyaman
untuk dikonsumsi. Maksimalkan media
yang dimiliki oleh LPPOM MUI untuk
memberikan informasi terbaru kepada
konsumen agar mereka dapat lebih
mengenal produk apa saja yang sudah
mendapatkan
sertifikasi
halal,
memberikan
sosialisasi
kepada
masyarakat / konsumen agar bisa
membedakan label halal asli dari
LPPOM MUI dengan yang palsu di
pasaran,
khususnya
masyarakat
menengah ke bawah tidak semua
masyarakat
memahami
akan

Ferdinand, Augusty. 2006. Structural
Equation
Modeling
Metode
Alternatif dengan Partial Least
Square (PLS). Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro.
Girindra, Aisjah. 2008. Dari Sertifikasi
Menuju
Labelisasi
Halal.
Jakarta: Pustaka Jurnal Halal.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Graha Ilmu.
Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public
Relations
dan
Media
Komunikasi:
Konsep
dan
Aplikasinya . Jakarta: Rajawali
Pers.
. 2012. Manajemen Public
Relations
dan
Media
Komunikasi:
Konsep
dan
Aplikasinya . Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013.
Perilaku Konsumen Pendekatan

11

Praktis. Edisi satu. Yogyakarta:
Andi.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset
Perilaku Konsumen . Jakarta:
PT.
Gramedian
Pustakan
Utama.
Toha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasinya .
Jakarta: Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Sosiologi
Umum. Yogyakarta: Andi.
Sumber Lain:
1.
2.
3.

4.

www.halalmui.org
Arsip Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia
Indonesia,
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor:
82
Menkes/SK/I/1996 yang direvisi No.
92/Menkes/SK/VII/1996
Tentang
Pencantuman Tulisan Halal pada
Label Makanan .
Indonesia, Keputusan Menteri Agama
(MA) Tentang Pedoman dan Tata
CaraPemeriksaan , Nomor 518 Tahun
2001 dan Surat Keputusan (MA)
Tentang
Lembaga
Pelaksana
Pemeriksa Pangan Halal, Nomor 519
Tahun 2001

12