PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN SUMB

PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN
SUMBER DAYA ALAM

DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA

: ABRAHAM YEREMIA SITOMPUL

NIM

: 150710101266

KELAS

: HUKUM LINGKUNGAN “ F “

TAHUN AKADEMIK. 2016 – 2017


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Didalam pengertian dari pada hukum itu sendiri, pada dasarnya konsepsi hukum
mencakup dua unsur yaitu ;
a. Mengatur
b. Pengamanan
Dimana ada suatu sistem yang diatur didalam nya sebagai suatu sarana dalam
menjalankan suatu keadaan yang kondusif atau tertib sehingga mampu melahirkan
sesuatu yang baik didalam peneglolaan kehidupan ber-masyarakat.
Selanjutnya, dengan sudah terbentuk nya suatu tatanan sistem yang teratur, maka
tercipta lah suatu bentuk pengawasan atau pun pengamanan yang baik, yang mampu
mendidik subyek hukum didalam nya untuk patuh dan taat terhadap suatu peraturan yang
ada. Sehingga dapat melahirkan kegiatan ber-kehidupan ber-masyarakat yang baik dan
taat akan aturan.
Sehingga suatu pengertian terhadap apa itu hukum tidak selalu ber-orientasi
terhadap adanya suatu pemberian sanksi dan perampasan hak semata, karena jauh

sebelum itu sejatinya hukum itu digunakan untuk mengatur serta menjamin adanya
pemberian pengamanan didalam nya.
Menurut sebuah adegium yang dicetuskan oleh Von Savigny yang dikenal dengan
istilah “ ibi societas ubi ius “ yang artinya “dimana ada masyarakat disitu ada hukum”
Demikian pula hal nya dengan J.C.T. Simorangkir ; Hukum merupakan segala
peraturan yang sifatnya memaksa dan menentukan segala tingkah laku manusia dalam
masyarakat dan dibuat oleh suatu lembaga yang berwenang.
Dengan kata lain, maka pada intinya Hukum akan lahir apabila timbulnya suatu
subyek hukum yang secara langsung maupun tidak langsung membangun suatu hubungan
hukum didalam pergaulan hidup nya sehari-hari di tengah – tengah masyarakat. Hal
demikian lah yang selanjutnya menjadi suatu pengaturan serta pengamanan didalam
penerapannya.
Disisi lain, apabila membahas mengenai lingkungan maka yang ada ialah apa
yang ada disekitar kita, apakah benda mati atau benda bergerak. Ada juga yang
menganggap bahwa lingkungan merupakan suatu wadah untuk saling berinteraksi dengan

sesama mahluk hidup dan juga tempat pemberdayaan benda – benda mati penunjang
proses kehidupan mahluk hidup.
Menurut Otto Soemarwoto, Lingkungan merupakan presentasi dari pada semua
jumlah benda dan kondisi yang ada, didalam ruang yang kita tempati yang

mempengaruhi kehidupan kita.
Selanjutnya Prof. Emil Salim berpendapat bahwasannya lingkungan hidup merupakan
segala benda, kondisi keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.1
Dengan demikian yang dimaksud dengan hukum lingkungan adalah sebuah
deskripsi dari prinsip yang mengatur dan mengamankan sistem terhadap lingkungan
hidup.2 Selanjutnya Siti Sundari Rangkuti juga berpendapat bahwasannya hukum
lingkungan merupakan hal – hal yang mengatur hubungan timbal – balik antara
manusia dengan mahluk hidup lainnya, dan apabila dilanggar dapat menimbulkan
sanksi.
Atas dasar hukum yang telah dibuat didalam mengatur serta pengawasan terhadap
penyelengaraan sebuah sistem tata kelola lingkungan, terdapat salah satu poin penting
yang menjadi tujuan penyelengaraan hal tersebut yaitu ; Fungsi Kelestarian
Lingkungan. Selanjutnya mengapa harus fungsi kelestarian lingkungan ?
Fungsi merupakan sesuatu yang dibuat untuk menciptakan suatu tujuan, atas dasar
fungsi tersebut maka tercipta lah suatu tujuan. Tujuan dari pada adanya perhatian maupun
pengaturan

terhadap


fungsi

kelestarian

lingkungan

adalah

untuk

memastikan

keberlangsungan kehidupan bagi generasi berikutnya. Menjaga agar fungsi dari pada
lingkungan yang lestari guna untuk meopang kebutuhan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya baik dimasa ini maupun dimasa mendatang.
Sebagai contoh ; saat ini fungsi hutan sering disalah gunakan oleh segelintir orang
sebagai sumber pendapatan ekonomi yang berlebihan, sehingga menggeser fungsi
lingkungan yang seharusnya sebagai suatu ekosistem bagi seluruh mahluk hidup yang
bergantung padanya.
Itulah mengapa sangat penting didalam mengatur serta menjaga fungsi dari pada

kelestarian lingkungan itu sendiri. Karena hal tersebut akan sangat berdampak bagi

1 Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1982, Hal. 2
2 Achmad Faisal, Pengaturan limbah dan paradigma industri hijau, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2016, Hal. 44

keberlangsungan serta keseimbangan kehidupan seluruh mahluk hidup yang saling
berkaitan dan berketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan sekaligus pengelolaan sumber daya alam itu sendiri sejatinya tidak
pernah lepas dari bagaimana cara atau peran manusia sebagai puncak dari pada konsumen
terhadap pengelolaan sumber daya alam. Secara historical ketergantungan manusia
sebagai salah satu mahluk hidup terhadap alam dapat dijelaskan melalui beberapa fase
perkembangan pola-pikir. Yakni ;
 Manusia memuja Alam
Dimana pada fase ini manusia memperlakukan alam secara berlebihan
dengan menyembah sekaligus memuja keberadaan nya atas kehidupan yang


dihasilkan melalui sumber daya yang diberikan.
Manusia memanfaatkan Alam
Suatu keadaan dimana manusia mulai bisa untuk mengelola dan




memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang kebutuhan hidup mereka.
Manusia menguras & menggerogoti alam & lingkungan nya
Pada fase ini lah manusia mulai mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan, manusia mulai melihat sumber daya alam juga bukan digunakan
sebagai sesuatu yang hanya dapat menunjang keberlangsungan kehidupan
mereka, melainkan juga sebagai alat pertumbuhan ekonomi yang berlebihan untuk



dijalankan bersamaan dengan politik kekuasaan.
Manusia merasa ditinggalkan oleh alam
Setelah fase dimana manusia menguras hasil dari pada alam secara
berebihan, disini manusia harus menerima konsekuensi nya dimana atas kelakuan
tersebut ternyata kondisi sumber daya alam menjadi tidak terkontrol lagi. Manusia
seakan mulai ditinggalkan oleh alam yang mulai kehabisan sumber daya nya juga
cenderung lebih sering melahirkan bencana akibat mulai tidak-seimbangnya peran




dari pada ekosistem yang ada.
Manusia merawat alam sebagai lingkungan hidup yang menetukan hidupnya.
Manusia akhirnya mulai sadar, bahwasannya kehidupan mereka sangatlah
bergantung pada kondisi lingkungan hidup mereka, manusia mulai merawat serta
menjaga alam.

1.2

Rumusan Masalah
 Bagaimana manivestasi / perwujudan hukum lingkungan didalam UU No. 32
Tahun 2009 tentang perlindungan & pengelolaan Lingkungan.

 Bagaimana Peranan pemerintah dalam menertibkan serta mengatur pengelolaan
Limbah & Sumber Daya Alam yang tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan
serta kearifan budaya masyarakat local
 Bagaimana penerapan paradigma Industri hijau dalam rangka menjaga kelestarian
fungsi Lingkungan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Peraturan – peraturan
 Regulasi peraturan terhadap pengawasan pengelolaan limbah & Sumber daya alam
Regulasi peraturan terhadap pengawasan pengelolaan limbah & Sumber daya
alam banyak diatur di dalam UU. No. 32 Tahun 2009. Hal yang sama juga tertuang
didalam PP Nomor 81 Tahun 2012 Tentang pengelolaan limbah (sampah rumah tangga),
lalu Perpres No. 33 Tahun 2011 tentang kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air,
dan masih banyak lagi hal – hal terkait regulasi peraturan yang mengatur akan hal itu.
Pada dasarnya konsep regulasi peraturan tersebut bertitik focus kepada hal – hal
terkait perizinan didalam memperbolehkan untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan
pembuangan limbah hasil industri, pengelolaan manfaat atau hasil sumber daya alam
serta limbah hasil industri, pengawasan terhadap segala sesuatu yang berbau aktivitas
eksploitasi terhadap lingkungan hidup serta menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan
hidup.

Sesuai dengan konsep dari pada hukum yang bersifat mengatur dan
mengamankan, regulasi peraturan – peraturan tersebut disiapkan bagaimana agar supaya

pihak-pihak yang terkait didalam aktivitas ekspolitasi kekayaan sumber daya alam dan
pengelolaan limbah industri memiliki sebuah aturan bersama yang dapat dilihat sebagai
pengatur serta pengawasan terhadap seluruh aktivitas kegiatan tersebut.
Hal lain yang terkandung didalam nya juga sebagai rujukan bagi pemerintah
didalam menyelengarakan suatu sistem pemerintahan yang mampu menciptakan keadilan
2.2

bagi pihak-pihak manapun didalam memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada.
Kebudayaan dan kearifan lokal
 Peranan masyarakat & kebudayaan dalam mengelola limbah & sumber daya alam
Masyarakat lokal beserta kearifan budaya lokal nya, saat ini sangat-sangat
diperlukan oleh pemerintah dalam mendukung dari pada kinerja pemerintah dalam
pengawasan terhadap pengelolaan limbah dan sumber daya alam. Hal tersebut dapat
terlihat bagaimana masyarakat local yang mampu memulai dari dalam diri mereka sendiri
untuk menjaga, mengelola sumber daya alam dan mampu melestarikan lingkungan sesuai
dengan fungsi nya.
Hal tersebut tidak lah terlepas dari bagaiman kultur budaya yang melekat dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Dimana mereka memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang
pada hakekat nya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan fungsi dari pada
kelestarian lingkungan hidup mereka.

Karena memang pada dasarnya mereka juga menyadari penting nya bagaimana
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk diwariskan kepada generasi-generasi
penerus berikutnya. Atas dasar pemikiran tersebut lah, tampknya memang pemerintah
dalam hal ini mampu melihat masyarakat terutama masyarakat lokal pada kenyataannya
mampu diajak untuk sama-sama menjaga serta melindungi lingkungan.
Pemerintah pun terlihat lebih serius dalam menyikapi hal tersebut, secara implisif
jelas dinyatakan didalam UU No. 32 Tahun 2009 bagaimana masyarakat memiliki hak &
kewajiban untuk turut serta berperan menjaga & melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang dimana pada akhirnya hal tersebut dapat membantu serta meringankan kinerja

2.3

pemerintah dalam hal ini.
Industri Hijau
 Paradigma penerapan Industri Hijau
Sektor per-industrian memang semakin bertambah jumlahnya dan kian meluas
kegiatan usaha nya dalam berbagai macam kapasitas untuk menghasilkan barang sebagai

kebutuhan pertumbuhan jumlah penduduk atau konsumen yang semakin besar. Mengenai
industry pada era modern ini masih belum menganut asas efisiensi dan efektivitas.

Dimana terdapat begitu besar perhatian pada sector industri yang mempergunakan
sumber daya begitu banyak dari alam tetapi menghasilkan sedikit kemanfaatan dan
dengan komposisi yang begitu tidak sebanding. Karena dengan tinggi nya pertumbuhan
konsumen yang memaksa harus meningkatkan produksi untuk mencukupi nya, namun di
satu sisi Alam sendiri juga memiliki keterbatasan untuk memunculkan sumber daya nya.
Memang jelas sekali terlihat bahwa persoalan industry itu tidak lepas dari nilai
perhitungan yang berujung pada perekonomian. Hal tersebut justru menimbulkan
pertanyaan dimana letak paradigm tersebut. Jika kita melihat kedudukan dari norma
aturan perundang-undangan mengenai undang – undang perindustrian yakni ketentuan
pasal 1 angka 3 dan sebelumnya pada angka 1 & 2 yaitu ;
- Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan
-

kegiatan industri
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan / atau memanfaatkan sumber daya industry sehingga menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa

-

industri.
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksi nya mengutamakan
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan
sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industry dengan kelestarian

fungsi lingkungan hidup serta dapat memeberikan manfaat bagi masyarakat.
Dengan demikian paradigm baru adalah paradigma tentang “industri hijau”. Dalam
Undang – undang Nomor 5 Tahun 1984 paradigma yang termaktub didalamnya berupa “
keseimbangan dan kelestarian lingkungan.”

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Bagaimana manivestasi / perwujudan hukum lingkungan di dalam UU No. 32
Tahun 2009 Tentang perlindungan & pengelolaan Lingkungan.
Manivestasi / perwujudan Hukum Lingkungan didalam UU No. 32 Tahun 2009
tentang perlindungan & pengelolaan Lingkungan dapat terlihat dari bagaimana hal
tersebut dapat Mengatur dan Mengamankan. Sebagai pengatur konsepsinya terletak pada
wewenang peraturan perundang – undangan dalam sistem pemerintahan yang
berdasarkan paham Negara hukum yang diarahkan pada legitimasi kekuasaan untuk
mengatur serta memberi pengamanan bagi aktivitas penyelenggaraan pemerintahan untuk
dapat bersikap adil didalam penegakan aturan hukum mengenai Lingkungan.
Menurut Hans Kelsen, bahwa suatu sistem hukum adalah suatu hierarki dari
hukum dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada ketentuan hukum lainnya
yang lebih tinggi. Sebagai ketentuan yang lebih tinggi adalah Grund norm atau norma
dasar yang bersifat hipotesis.3
Manifestasi selanjutnya adalah sebagai berikut :
1.

Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan ( Penamaan dari UU 32 Tahun 2009 )
Pasal 1 angka 2 ;

3 Hans Kelsen, Teori Umum tentang hukum dan Negara, (Terj.), Raisul Muttaqien, Cet.1. Nusamedia & Nuansa,
Bandung, 2006, Hal. 51

“ Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
2.

pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. “
Fungsi hukum lingkungan
Fungsi hukum lingkungan adalah mengatur dan melindungi ekosistem
sebagaimana dibunyikan pada
Pasal 1 angka 4
“ Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh – menyeluruh dan saling memengaruhi dalam bentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.

3. Kewajiban
Pasal 67
“Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup. “
Pasal 68
“Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat
waktu;
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup.”
4. Larangan
Pasal 69
“Setiap orang dilarang:
a. melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup;
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundangundangan
ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
e. membuang limbah ke media lingkungan hidup;

f. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
g. melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;
h. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
i. menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal;
dan/atau
j. memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi,
merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.”
3.2

Bagaimana Peranan Pemerintah dalam menertibkan serta mengatur pengelolaan
limbah & Sumber daya alam yang tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan
serta kearifan budaya lokal ?
Jika melihat lebih dalam lagi kedalam UU No. 32 Tahun 2009, bisa kita rasakan
terdapat penguatan prinsip disbanding peraturan-peraturan atau regulasi-regulasi
sebelumnya, dimana sistem perlindungan dan tata cara pengelolaan lingkungan yang
didasari pada bagaimana peranan vital dari pemerintah dalam menjalankan adanya suatu
regulasi yang baik dengan cara pengintegrasian penegakan serta penerapan hukum
terhadap aspek Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas dan Keadilan.
Selanjutnya didalam Pasal 1 angka 3 UU Nomor 32 Tahun 2009 yang
menyebutkan bahwa “ Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar terencana, yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi perlindungan
untuk mencapai keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan serta
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan”.

Pada dasarnya pemerintah memiliki wewenang serta kebijakan didalam
menjalankan regulasi mengenai pengelolaan potensi sumber daya alam dalam bentuk
upaya sistematis terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi ;
a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian

d. Pengawasan
e. Pemeliharaan
f. Penegakan Hukum
Jika mengacu pada konsepsi dasar UU No. 32 Tahun 2009 terdapat Peranan
masyarakat didalam nya dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
tentunya juga merupakan garis besar atas pengelolaan Sumber daya alam. Hal tersebut
dimaksudkan agar bagaimana pemerintah mampu meng-optimalkan peranan masyarakat
didalamnya untuk turut andil dalam menjaga serta mengelola dan mengawasi fungsi
kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
Sebagai contoh ; Masyarakat suku Talang Mamak yang hidup di Provinsi Riau,
Sumatera Utara, dimana mereka memiliki salah satu kebiasaan atau sebuah tradisi yang
sangat unik, dimana masyarakat nya mempercayai adanya keberadaan hutan keramat,
dimana suku tersebut melarang adanya aktivitas eksploitasi secara besar – besaran
didalam hutan keramat tersebut, yang sejatinya pada intinya dimaksudkan untuk mejaga
serta melestarikan fungsi lingkungan serta ekosistem di dalam ruang lingkup kehidupan
mereka.
Hal tersebut seakan menegaskan bahwasannya pemerintah tidak dapat
mengesampingkan peranan masyarakat local dengan segala kearifan budaya nya yang
nyatanya mampu meringankan kinerja dari pemerintah dalam mengelola produksi limbah
dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

3.3

Bagaimana penerapan Industri hijau dalam rangka menjaga kelestarian fungsi
lingkungan ?
Saat ini pertumbuhan industri semakin sulit untuk dibendung, hal ini juga
disebabkan oleh tinggi nya permintaan dari konsumen untuk mencukupi serta menunjang
kehidupannya. Akibatnya dampak nyata atas aktivitas tersebut ialah sulit nya pengelolaan
sumber daya alam yang kian hari terus di eksploitasi secara besar-besaran. Akibat lain
yang timbul ialah besar nya jumlah limbah hasil industry yang tak mampu lagi untuk
ditampung sehingga pada akhirnya mencemari lingkungan.

Menyadari akan hal itu, kini pemerintah sedang gencar – gencar dalam
menginformasikan ajakan untuk menggunakan industri hijau. Industri hijau lahir sebagai
fenomena di tengah – tengah masyarakat yang diketahui sebagai pembeda terhadap
penerapan industry yang tidak mencemari lingkungan serta melestarikan fungsi
lingkungan.
Keraguan sempat muncul ketika bagaimana industry hijau mampu bersaing dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan industry biasa pada umunya, serta
pertanyaan tentunya industry hijau juga akan melakukan eksploitasi secara besar-besaran
terhadap sumber daya alam untuk memproduksi hasil produk nya.
Secara garis besar yang tertuang didalam UU No.3 Tahun 2014 tentang
perindustrian, penerapan industri hijau diatur dengan penerapan konsep yang
mengutamakan efisiensi dalam proses produksi dengan karakteristik sebagai berikut:
penggunaan, material, energi, dan air dengan intensitas yang rendah; penggunaan energi
alternatif; melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan;
menggunakan teknologi rendah karbon dan SDM yang kompeten.

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan & Saran
Pengelolaan limbah dan sumber daya alam pada dasarnya haruslah mampu
untuk diterapkan sebagai mana mestinya, banyak regulasi dan peraturan yang diciptakan
untuk mendukung penyelanggaraan sistem pemerintahan yang baik. Peraturan yang
dimaksud disini adalah bagaimana peraturan atau yang disebut hukum itu mampu untuk
mengatur dan memberikan pengamanan terhadap sistem yang dibangun oleh pemerintah
dalam hal ini.
Hal paling mendasar lainnya adalah bagaimana cara pemerintah dalam
memberikan peran lebih bagi masyarakat untuk turut serta perduli terhadap lingkungan,
karena pada sejatinya kultur budaya yang melekat didalam masyarakat local yang
sejatinya lebih memahami karakteristik dari pada lingkungan tersebut.
Dan yang terakhir ialah meskipun saat ini permintaan konsumen terhaadap
hasil industry dalam menciptakan kebutuhan hidup mereka, perlu lah juga untuk melihat
terkait kelestarian dari pada fungsi lingkungan itu sendiri, didalam mengoptimalkan serta
menciptakan hal tersebut, Industri hijau hadir untuk menawarkan konsep industry yang
ramah terhadap lingkungan, yang mampu melihat segala jenis aspek termaksud fungsi
dari pada kelestarian itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 Salim, Emil. 1982, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, Hal. 2
 Faisal, Achmad. 2016, Pengaturan limbah dan paradigma industri hijau, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, Hal. 44
 Muttaqien, Raisul. 2006, Teori Umum tentang hukum dan Negara, (Terj.), Raisul Muttaqien,
Cet.1. Nusamedia & Nuansa, Bandung, Hal. 51