KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN SISI PENA

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN
SISI PENAWARAN (PRODUKSI)
NAMA KELOMPOK :
ADRIYAN YULIANSYAH 1212000045
EDHO NOVIAN BASKORO1212000067

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.

FUNGSI UTAMA KEBIJAKAN FISKAL
FUNGSI ALOKASI

MACAM-MACAM KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan


menggambarkan pengeluaran pemerintah terhadap
PDB dan pertumbuhan PDB yang menggambarkan
hubungan searah pada periode setelah krisis 1998.
Sebelum krisis ekonomi 1998.

Dalam menangani kedua permasalahan tersebut
pemerintah menganalisis diantaranya ada tiga solusi
yaitu:
1.Mengurangi / menghapus anggaran yang tidak diserap kembali
ke kas negara (Subsidi BBM).
2.Perbaikan sistem dan kelembagaan pelaksana anggaran
3.Perluasan basis penerimaan pajak non-migas

TUJUAN KEBIJAKAN
FISKAL
Untuk

KEBIJAKAN SISI
PENAWARAN
Kebijakan segi (sisi) penawaran adalah

langkah pemerintah yang berusaha
meningkatkan efisiensi kegiatan perusahaanperusahaan dan tenaga kerja sehingga
produksi nasional dapat ditingkatkan, biaya
produksi dikurangkan dan teknologi semakin
berkembang.

Program Penurunan Pajak dan Anggaran Berimbang
Untuk mengatasi guncangan ekonomi pada tahun 1973, AS menempuh
cara seperti :
mendorong masyarakat untuk rajin menabung
menurunkan tingkat pajak
mendorong masyarakat untuk berani mengambil resiko berusaha
mendorong mobilisasi angkatan kerja
mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil
Namun untuk diterapkan di Indonesia saat ini kurang bisa mengatasinya.
Hasil-hasil yang dicapai oleh program pemerintah tidak maksimal, bahkan
tidak sedikit yang mendapat predikat buruk. Untuk itu kita perlu
mengevaluasi program itu kembali. Salah satu cara untuk membatasi
pengeluaran pemerintah dengan mengurangi pemasukan. Dalam hal ini
intinya adalah kepercayaan untuk mengatur sendiri keuangan masyarakat.

Aliran sisi penawaran mempercayai adanya dampak positif penggunaan
dana sendiri oleh swasta. Pada masa Reagan penurunan pajak
menciptakan teori anggaran berimbang yangdidukung oleh para ahli yaitu
Alan Blinder, Douglas Holtz Eakin, dan Herbert Stein. Reagan menyukai
program penurunan pajak karena kan meningkatkan partisipasi kerja dan
tidak terlalu banyak memegang dana. Hal-hal tersebut yang bisa
diterapkan di Indonesia untuk memperbaiki situasi di negara Indonesia.

IMPLEMENTASI PP 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT PADA PELAKSANAAN
DAN PERTANGGUNG JAWABAN APBN 2015.

Pengelolaan keuangan negara :
PRESIDEN

MENTERI…
Pengguna
Anggaran

Utang Dan

Hibah

MENTERI
Pengguna
Anggaran

Penerusa
n
Pinjaman

Investasi

MENTERI
Pengguna
Anggaran

Subsidi
Belanja
Lain”


MENTERI KEUANGAN
Selaku Pengelola
Fiskal

Transfe
r Ke
Daerah

Badan
Lainny
a

Transak
si
Khusus

Perkembangan Terbaru Dalam Akuntansi
Pemerintahan
Penggunaan standar akuntansi pemerintahan
Penerapan penyusutan


-Metode garis lurus
o Penerapan penyisihan piutang tak tertagih
-Berdasarkan aging schedule piutang
• Penggunaan basis akrual
• Peningkatan opini laporan keuangan

APBN YANG (LEBIH) BERKUALITAS:
REALITAS DAN HARAPAN
Penerimaan dalam negeri meningkat

Belanja Prioritas mengalami
kenaikan

FUNGSI ALOKASI APBN
MENJANGKAU MASYARAKAT DESA
Dialokasikan kepada setiap desa
Dasar perhitungan: jumlah penduduk, angka

kemiskinan, luas wilayah, tingkat kesulitan

geografis.
Digunakan terutama untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa.
Dialokasikan 10% transfer ke daerah.

Transfer ke daerah terus mengalami
peningkatan

Kebijakan penerimaan perpajakan
2015
1. Optimalisasi penerimaan perpajakan melalui

penyempurnaan oeraturan perundang
undangan perpajakan dan penggalian
perpajakan secara sektoral.
2. Menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui
penyesuaian kebijakan di bidang bea masuk,
bea keluar, dan pph nonmigas.
3. Mengendalikan konsumsi barang kena cukai

antara lain dalam bentuk penyesuaian tarif
cukai hasil tembakau.

SUBSIDI 2015
Subsidi dalam APBN 2015 Rp414,7T meningkat Rp11,7T
dari subsidi dalam APBNP 2014, terdiri atas:
- subsidi energi Rp344,7 T
-BBM,LPG & BBN Rp276,0T
-Listrik Rp68,7T
-subsidi nonenergi Rp70,0T
KEBIJAKAN SUBSIDI 2015 DIARAHKAN UNTUK:
1.Menjaga stabilitas harga
2. Meningkatkan daya saing produksi dan permodalan UMKM.
3. Membantu masyarakat miskin dan menjaga daya beli
masyarakat.
4. Meningkatkan produktivitas dan menjaga ketersediaan
pasokan dengan harga terjangkau.

FORMAT APBN 2012