PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI (1)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG)
Atik Baroroh
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Abstract : Job satisfaction is a factor which greatly affects the performance of
employees. Factors that affect employee satisfaction and performance include:
career development and motivation. This research was conducted on
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Issues that will be examined is the decline
in the performance of employees. The purpose of this study was to analyze the
effect of motivation on career development and job satisfaction and satisfaction as
an intervening variable. The sample used in this study were 70 employees in
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Collecting data using questionnaires. The
analysis technique used is multiple linear regression. According to analysis done
can be seen that the career development and motivation has a positive effect on
job satisfaction and performance. While job satisfaction has a positive effect on
performance. Based on the results of Sobel test, job satisfaction mediates the
effect of career development and motivation on performance.

Keywords: career development, motivation, job satisfaction, performance.


Abstrak : Kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kinerja
pegawai. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja pegawai
antara lain : pengembangan karir dan motivasi. Penelitian ini dilakukan terhadap
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Permasalahan yang akan diteliti adalah
terjadinya penurunan kinerja pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh pengembangan karir dan motivasi terhadap kepuasan kerja
dengan kepuasan sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 70 orang pegawai Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan dapat diketahui bahwa pengembangan karir dan motivasi berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja. Sedangkan kepuasan kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja. Berdasarkan hasil Sobel test, kepuasan kerja
memediasi pengaruh pengembangan karir dan motivasi terhadap kinerja.
Kata kunci : pengembangan karir, motivasi, kepuasan kerja, kinerja.

65

sesuai dengan moral maupun etika


PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu organisasi
sangat

dipengaruhi

individu

oleh

karyawannya.

(Prawirosentono, 1999).

kinerja

Politeknik

Setiap


pendidikan

selalu berusaha untuk meningkatkan

menyiapkan

meningkatkan kinerja karyawannya,

pelayaran

misalnya dengan melalui pendidikan,

masih

niaga.

terlihat

pegawai


menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif (dalam Bambang Guritno
dan Waridin, 2005).

di

bidang

Pada

aktivitas

yang

adanya
rendah.

kinerja
Hal


ini

terungkap

dari

komplain

yang

dilakukan

oleh

pengguna

jasa

pendidikan PIP Semarang, yaitu


tidaknya

seorang

dosen, taruna dan peserta diklat

karyawan dalam bekerja akan dapat

kepada manajemen PIP Semarang.

diketahui apabila perusahaan atau

system

taruna

sehari-hari pegawai PIP Semarang

kompensasi


yang layak, pemberian motivasi, dan

menerapkan

adalah

Semarang, mempunyai tugas untuk

ditempuh oleh perusahaan dalam

yang

Perhubungan

daerah tepatnya berlokasi di Kota

akan tercapai. Salah satu cara yang

organisasi


lingkungan

institusi/unit pelaksana teknis di

apa yang menjadi tujuan perusahaan

Sukses

di

Kementerian

kinerja karyawan, dengan harapan

pemberian

Pelayaran

(PIP) Semarang sebagai lembaga


organisasi maupun perusahaan akan

pelatihan,

Ilmu

Berdasarkan

bersangkutan

banyaknya

jumlah

komplain yang masuk ini, dapat

penilaian

dikatakan


kinerja. Kinerja adalah hasil kerja

bahwa

permasalahan

yang dapat dicapai oleh seseorang

pegawai

atau sekelompok orang dalam suatu

indikator

dan tanggung jawab masing-masing

dengan

administrasi


Semarang.

organisasi, sesuai dengan wewenang

Untuk


terdapat
kinerja
pada

PIP

mengetahui

indikator

yang

menunjukkan permasalahan kinerja

dalam rangka upaya mencapai tujuan

pegawai

organisasi yang bersangkutan secara

PIP

Semarang,

maka

penulis melakukan prasurvei kepada

legal, tidak melanggar hukum dan

dua puluh responden di lingkungan
PIP Semarang.
66

utama, yaitu pemberian promosi

Tabel 1
Indikator Kurangnya Kinerja
Oegawai PIP Semarang

yang masih tidak jelas dan aturan

No

Keluhan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Respon atas keluhan lambat
Pekerjaan tidak selesai sesuai dengan target
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
Persentase kehadiran rendah
Pelayanan kurang memuaskan
Tidak menerapkan senyum, salam, sapa
Ketidaksesuaian antara pekerjaan yang diberikan
Kurang disiplin
Kehadiran kerja sering terlambat
Kurang mengoptimalkan waktu bekerja
Tidak ada inisiatif
Kurang rasa tanggung jawab dalam menjalankan tupoksi
Tidak taat pada atasan
Tidak konsisten dalam melaksanakan pekerjaan

8
7
6
6
6
6
5
4
2
2
2
2
2
2

kenaikan pangkat yang tidak sama
bagi

pegawai.

Tidak

ada

penghargaan dan gaji serta bonus
yang dirasa masih kurang juga
menimbulkan

masalah

tersendiri,

dimana pegawai merasa kerjanya

Sumber : Prasurvei Data PIP Semarang, 2013

kurang dihargai oleh organisasi.

Dari tabel di atas terlihat
diambil

Permasalahan yang terjadi di

sampelnya secara acak terdiri dari

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

pegawai yang memiliki jabatan di

adalah terjadinya penurunan kinerja

suatu urusan maupun unit kerja di

pegawai.

lingkungan

penulis pelajari dari prasurvei serta

bahwa

responden

yang

Politeknik

Ilmu

Dari

fenomena

yang

adanya penelitian terdahulu dengan

Pelayaran Semarang.
Berdasarkan hasil wawancara

hasil yang berbeda, penelitian ini

dengan pegawai di lingkungan PIP

akan mencoba menjelaskan pengaruh

Semarang, faktor – faktor yang

pengembangan karir dan motivasi

menyebabkan

kinerja

terhadap kinerja pegawai Politeknik

dapat dirangkum dalam tabel 2

Ilmu Pelayaran Semarang dengan

berikut.

dimediasi oleh kepuasan kerja dalam

penurunan

bentuk

Tabel 2
Penyebab Penurunan Kinerja
Pegawai di PIP Semarang
No
1
2
3
4
5
6

MOTIVASI

TERHADAP

KINERJA DENGAN KEPUASAN
KERJA SEBAGAI VARIABEL

Berdasarkan tabel di atas,

INTERVENING (STUDI KASUS

terlihat bahwa penurunan kinerja
PIP

berjudul

PENGEMBANGAN KARIR DAN

Sumber : Prasurvei Data PIP Semarang, 2013

di

yang

“PENGARUH

Penyebab
Pemberian promosi yang tidak jelas
Aturan kenaikan pangkat yang tidak setara bagi tiap karyawan
Tidak ada penghargaan dari organisasi terhadap pekerjaan
Gaji dan bonus terkadang tidak sepadan
Banyak limpahan pekerjaan dari atasan
Tidak ada kejelasan tentang waktu masuk, pulang dan absensi.

pegawai

penelitian

PADA

Semarang

POLITEKNIK

ILMU

PELAYARAN SEMARANG)”.

dipengaruhi oleh beberapa faktor
67

TINJAUAN PUSTAKA

mencapai tujuannya tergantung dari

Kinerja

seberapa baik kinerja karyawan yang

Menurut

pendapat

dimiliki.

dari

Selanjutnya, definisi kinerja

Simamora (2004) mengemukakan
bahwa kinerja karyawan (employee

karyawan

performance) adalah tingkat pada

Prabu Mangkunegara (2000) bahwa

tahap mana

mencapai

"Kinerja karyawan adalah hasil kerja

pekerjaan.

secara kualitas dan kuantitas yang

Irianto dalam Edy Sutrisno (2010)

dicapai oleh seseorang karyawan

mengemukakan

karyawan

persyaratan-persyaratan

adalah

menurut

A.A.

kinerja

karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai

yang

diperoleh

dengan

“prestasi

tanggung

jawab

yang

kepuasan

kerja

seseorang dalam melakukan tugas.”

diberikan kepadanya”.

Oleh

Kepuasan Kerja

karena

perusahaan

Anwar

itu,

keberhasilan

dalam

Definisi

mencapai

tujuannya tergantung dari seberapa

dikemukakan oleh Luthans (1998)

baik kinerja karyawan yang dimiliki.

adalah

Definisi

kinerja

suatu

seseorang

karyawan

keadaan

yang

positif

emosi
maupun

menurut Bernandin & Russell (1993)

menyenangkan yang dihasilkan dari

yang dikutip oleh Faustino Cardoso

penilaian

Gomes dalam bukunya yang berjudul

pengalaman kerja. Herzberg dengan

Human

Resource

teorinya

Management,

suatu

tentang

pekerjaan

kepuasan

atau

kerja

“Performansi adalah catatan yang

menyatakan bahwa kepuasan kerja

dihasilkan

dari

fungsi

suatu

berkaitan dengan faktor Motivator-

pekerjaan

tertentu

atau

kegiatan

Hygiene (Kreitner & Kinichi, 2005).

selama periode waktu tertentu”.

Faktor motivator berkaitan dengan
pekerjaan yang menawarkan prestasi,

Irianto dalam Edy Sutrisno
(2010)
karyawan

mengemukakan
adalah

“prestasi

kinerja

pengakuan,

pekerjaan

yang

yang

menantang,

tanggungjawab

serta

dalam

prospek kemajuan. Sedangkan faktor

melakukan tugas.” Oleh karena itu,

hygiene yang berkaitan kebijakan

keberhasilan

perusahaan,

diperoleh

seseorang

perusahaan

dalam
68

pengawasan,

gaji,

hubungan kerja dan kondisi kerja.

pegawai yang bersangkutan dapat

Disimpulkan faktor hygiene hanya

mengembangkan

dapat mengeliminasi ketidakpuasan

maksimum”.

saja,

Motivasi

tidak

meningkatkan

mampu

untuk

kepuasan

kerja,

Menurut

diri

secara

Malthis

(2001)

sedangkan faktor motivator akan

motivasi merupakan hasrat di dalam

dapat meningkatkan kepuasan kerja,

diri seseorang yang menyebabkan

apabila faktor ini ada

orang tersebut melakukan tindakan.

Pengembangan Karir

Sedangkan Rivai (2004) berpendapat

Menurut
pengembangan

Siagian

(2007)

bahwa motivasi adalah serangkaian

karir

adalah

sikap

dan

nilai-nilai

yang

individu

untuk

perubahan– perubahan pribadi yang

mempengaruhi

dilakukan seseorang untuk mencapai

mencapai hal yang spesifik sesuai

suatu

sedangkan

dengan tujuan individu. Motivasi

menurut Stone (dalam Gomez, 2003)

adalah kesediaan melakukan usaha

menyatakan

“career

tingkat tinggi guna mencapai sasaran

development refers to the process

organisasi yang dikondisikan oleh

and activities involved in preparing

kemampuan

usaha

tersebut

an employee for future position in the

memuaskan

kebutuhan

sejumlah

organization”. (Pengembangan karir

individu (Robins dan Mary, 2005).

menunjukkan proses dan kegiatan

Motivasi

mempersiapkan

pegawai

psikologis yang menunjukan minat

untuk jabatan dalam organisasi yang

individu terhadap pekerjaan, rasa

akan datang). Menurut Fubrin dalam

puas dan ikut bertanggung jawab

buku Anwar Prabu Mangkunegara

terhadap aktivitas atau pekerjaan

(2001)

yang

rencana

karir,
bahwa

seorang

mendefinisikan

merupakan

dilakukan

(Masrukhin

faktor

dan

”Pengembangan karir adalah aktifitas

Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan

kepegawaian

(2004) berpendapat bahwa motivasi

yang

pegawai-pegawai
karir

masa

depan

membantu

adalah

merencanakan
mereka

hal

menyalurkan

di

perilaku

perusahaan agar perusahaan dan
69

yang
dan

manusia,

menyebabkan,
mendukung
supaya

mau

bekerja giat dan antusias mencapai

Kepuasan

berpengaruh

terhadap

hasil yang optimal.

kinerja. Kepuasan kerja sudah tepat

Penelitian Terdahulu

berada pada variabel intervening.

Penelitian Suwardi dan Joko
Kerangka Pemikiran

Utomo (2011) dengan hasil Motivasi,

Dari

kepuasan dan komitmen berpengaruh

Rizka

tersebut

seperti pada gambar dibawah ini:

Afrisalia

Pengembanga
n Karir (X1)

Nitasari dan Eisha Lataruva (2012)

H1
H3

dengan hasil Motivasi berpengaruh
terhadap

pemikiran

diatas, secara skematis digambarkan

terhadap kinerja .
Penelitian

uraian

kepuasan.

Kepuasan Kerja
(M)

Kepuasan

H5

H4

berpengaruh

terhadap

kinerja.

Motivasi
(X2)

H2

Kepuasan kerja sudah tepat berada
Gambar 1

pada variabel intervening.

Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian Endah Winarti dan

Perumusan Hipotesis

Heru Susilo (2012) dengan hasil

Berdasarkan uraian diatas, maka

Motivasi dan pengembangan karir
berpengaruh

terhadap

hipotesis yang dapat diambil dalam

kepuasan.

penelitian ini adalah:

Motivasi dan pengembangan karir
berpengaruh

terhadap

H1 : Terdapat pengaruh positif

kinerja.

dan

Kepuasan kerja sudah tepat sebagai
variabel
strategi

intervening,
SDM

tidak

signifikan

pengembangan

sedangkan

karir

antara
terhadap

kinerja.

memoderasi

H2 : Terdapat pengaruh positif dan

model.

signifikan

Penelitian Nana Suryana, Siti

H3 : Terdapat pengaruh positif

(2009) dengan hasil Kepemimpinan

dan

dan Motivasi berpengaruh terhadap

Motivasi

Kepemimpinan
berpengaruh

motivasi

terhadap kinerja.

Haerani dan Muhammad Idrus Taba

kepuasan.

antara

signifikan

pengembangan karir.

dan

terhadap

kinerja.
70

antara

Kinerja (Y)

H4 : Terdapat pengaruh positif dan

H5 : Terdapat pengaruh positif

signifikan

dan signifikan antara kepuasan

antara

motivasi

terhadap kepuasan kerja.

kerja terhadap kinerja.

METODE PENELITIAN

yang digunakan dalam penelitian ini

Populasi dan Sampel

meliputi adalah data Primer. Data
primer yang ada dalam penelitian ini

Populasi dalam penelitian ini
adalah

seluruh

pegawai

merupakan penyebaran kuesioner.

PIP

Semarang, yang jumlahnya pada saat

Metode Pengumpulan Data

dilakukan penelitian sebanyak 230

Metode pengumpulan data yang

orang.

Untuk

digunakan

arahan

atau

lebih
lebih

memberikan

dalam

penelitian

ini

adalah dengan metode Kuesioner.

memfokuskan

pemilihan sampel yang benar-benar

Metode Analisis Data

dapat mewakili jumlah populasi,

Regresi Linier Berganda

maka digunakan teknik pengambilan

Persamaan regresi linier berganda

sampel dengan stratified sampling.

adalah sebagai berikut (Ghozali,

Karena jumlah populasinya terhitung

2011):

yaitu 230 pegawai, maka dalam

Persamaan 1
M a 1 b1 X1 b2 X 2 + e1
Persamaan 2
Y a 2 b3 X1 b4 X 2 + e2
Persamaan 3
Y a 3 b5 M + e3
Dimana :
Y= Kinerja
a1, a2,a3= Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5= Koefisien regresi
berganda
X1= Pengembangan karir
X2= Motivasi
e1, e2, e3= Error atau galat
M= Kepuasan kerja
Uji Signifikasi Pengaruh Parsial

penentuan jumlah sampel digunakan
rumus Slovin sebagai berikut :
n =

230 _____ .
1 + 230 . ( 0,1 ) 2

n = 69,69
Dari

perhitungan

diatas,

sampel yang diperoleh sebanyak 70
nasabah.
Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu
yang

diketahui

atau

dianggap

mempunyai sifat bias memberikan

(Uji t)

gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan (Supranto, 2001). Data
71

Pengujian

ini

digunakan

untuk

menguji atau menganalisis hipotesis

HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan menggunakan uji signifikansi

Hasil Analisis Regresi
Proses

dengan tingkat alpha yang digunakan

pengolahan

data

adalah 5%. Kriteria pengujian yaitu :

dengan menggunakan alat bantu IBM

Apabila t hitung > t tabel dan

SPSS 19 menghasilkan hasil sebagai

signifikansi < 0,05, maka Ho

berikut :
Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 1

ditolak
Apabila t hitung < t tabel dan

Variabel

signifikansi > 0,05, maka Ho tidak

Pengembangan karir
Motivasi

mampu ditolak

Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 2

Digunakan untuk mengetahui
sumbangan

Variabel

variabel

0.576
0.369

Y = 0,576X1+0,369X2

independen (Y).

Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 3

Uji Deteksi Pengaruh Mediasi
Pengujian hipotesis mediasi

Variabel

dapat dilakukan dengan prosedur
dikembangkan

Standardized
Coefficients

Pengembangan karir
Motivasi

independen (X) terhadap variabel

yang

0,731
0.334

M = 0,731X1+0,334X2

Analisis Koefisien Determinasi (R²)

besar

Standardized
Coefficients

oleh

Standardized
Coefficients

Kepuasan Kerja

Sobel

0.879

Y = 0,879M

(1982) dan dikenal dengan Uji Sobel

Hasil Uji t

(Sobel Test). Untuk menentukan

Uji hipotesis Pengembangan karir

intervening variabel, maka perlu

terhadap Kepuasan kerja

dilihat besarnya direct effect apabila

Berdasarkan

hasil

dibandingkan dengan total effectnya.

perhitungan yang telah dilakukan,

Kriteria pengujian :

maka diperoleh nilai t hitung untuk

Apabila total effect > direct effect

Pengembangan karir adalah 11,505

maka posisi intervening tepat.

dengan hasil signifikansi sebesar

Apabila total effect < direct effect

0,000< 0,05, sedangkan level of

maka posisi intervening tidak

significance

tepat.

sebesar 0,05 dan df sebesar = 68
72

(taraf

signifikansi)

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954

Pengembangan karir adalah 6,898

sehingga nilai t hitung = 11,505 >

dengan hasil signifikansi sebesar

nilai t tabel = 1,9954. Hal ini

0,000< 0,05, sedangkan level of

menunjukkan

significance

positif

terdapat

yang

pengaruh

signifikan

Pengembangan

karir

(taraf

signifikansi)

antara

sebesar 0,05 dan df sebesar = 68

terhadap

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954

Kepuasan kerja.

sehingga nilai t hitung = 6,898> nilai

Uji hipotesis Motivasi terhadap

t

=

1,9954.

Hal

Kepuasan kerja

menunjukkan

terdapat

pengaruh

tabel

positif

Hasil perhitungan yang telah

yang

signifikan
karir

ini

antara

dilakukan diperoleh nilai t hitung

Pengembangan

terhadap

untuk Motivasi adalah 5,257dengan

Kinerja.

hasil signifikansi sebesar 0,000<

Uji hipotesis Motivasi terhadap

0,05, sedangkan melalui level of

Kinerja

signifikansi)

Hasil perhitungan yang telah

sebesar 0,05 dan df sebesar = 68

dilakukan diperoleh nilai t hitung

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954

untuk Motivasi adalah 4,416dengan

sehingga nilai t hitung = 5,257> nilai

hasil signifikansi sebesar 0,000<

t tabel = 1,9954. Signifikansi sebesar

0,05, sedangkan melalui level of

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

significance

Ho ditolak dan Ha dapat diterima.

sebesar 0,05 dan df sebesar = 68

Dengan

dapat

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954

pengujian

sehingga nilai t hitung = 4,416> nilai

tersebut menunjukkan pengaruh yang

t tabel = 1,9954. Signifikansi sebesar

signifikan positif antara Motivasi

0,000< 0,05 menunjukkan bahwa Ho

terhadap Kepuasan kerja.

ditolak dan Ha dapat diterima.

Uji hipotesis Pengembangan karir

Dengan

terhadap Kinerja

disimpulkan

significance

(taraf

hasil

disimpulkan

tersebut
bahwa

(taraf

hasil

signifikansi)

tersebut
bahwa

dapat

pengujian

hasil

tersebut menunjukkan pengaruh yang

perhitungan yang telah dilakukan,

signifikan positif antara Motivasi

maka diperoleh nilai t hitung untuk

terhadap Kinerja.

Berdasarkan

73

Uji

hipotesis

Kepuasan

sebesar 0,731, hal ini berarti bahwa

kerja

variasi

terhadap Kinerja

Kepuasan

kerja

mampu

hasil

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu

perhitungan yang telah dilakukan,

Pengembangan karir,dan Motivasi,

maka diperoleh nilai t hitung untuk

sebesar

Kepuasan

15,204

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu

dengan hasil signifikansi sebesar

Pengembangan karir,dan Motivasi,

0,000 < 0,05, sedangkan level of

sebesar 53,6% sedangkan Kinerja

(taraf

mampu dijelaskan oleh Kepuasan

Berdasarkan

kerja

significance

adalah

signifikansi)

73,1%.

Kinerja

mampu

sebesar 0,05 dan df sebesar = 68

kerja, sebesar 76,9%.

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954

Sobel Test

sehingga nilai t hitung = 15,204>

Sobel Test Pengembangan karir

nilai t tabel = 1,9954. Hal ini

Terhadap Kinerja

menunjukkan
yang

terdapat

signifikan

Hasil

pengaruh

positif

bootstrapping

memberikan nilai standard error yang

antara

Kepuasan kerja terhadap Kinerja.

lebih besar bila dibandingkan dengan

Analisis Koefisien Determinasi

asusmsi

dengan

program

yaitu

t = mean / standard error = 0,6754 /

SPSS

0,1182 = 5,7140> 1,9954

adalah :

Karena nilai t > dari nilai ttabel yaitu

Tabel 6

1,9954,

Koefisien Determinasi
No

normal

0,1182 dengan mean 0,6754.

Berikut hasil pengujian yang
dibantu

distribusi

Koefisien Determinasi

1

Regresi 1

0,731

2

Regresi 2

0,536

3

Regresi 3

0,769

jadi

bahwa

dapat

variabel

disimpulkan

kepuasan

kerja

memediasi pengaruh pengembangan
karir terhadap kinerja.
Sobel Test Motivasi Terhadap
Kinerja

Berdasarkan tabel di atas

Hasil

menunjukkan bahwa besarnya nilai

bootstrapping

memberikan nilai standard error yang

koefisien determinasi ditunjukkan

lebih besar bila dibandingkan dengan

oleh nilai Adjusted R Square yaitu
74

asusmsi

distribusi

normal

Pengembangan

yaitu

karir

mempunyai

0,0816 dengan mean 0,2784.

pengaruh yang signifikan terhadap

t = mean / standard error = 0,2784 /

Kepuasan

0,0816 = 3,4117>1,9954

pengembangan

Karena nilai t > dari nilai ttabel yaitu

berpengaruh terhadap kepuasan kerja

1,9954,

karyawan, hal ini dapat terjadi karena

jadi

bahwa

dapat

variabel

memediasi

disimpulkan

kepuasan

pengaruh

kerja.

Kejelasan

karir

sangat

semakin baik pengembangan karir

kerja

karyawan

motivasi

terhadap kinerja.

semakin

Pembahasan

karyawan

tersebut,
tinggi

maka

akan

kepuasan

kerja

tersebut

terhadap

hasil

perusahaan. Hal ini sesuai dengan

pengujian regresi linier berganda,

penelitian Winarti dan Susilo (2012).

Berdasarkan

dari

Hasil

menunjukkan bahwa secara simultan

penelitian

terbukti

atau bersama – sama, Pengembangan

bahwa secara parsial, peningkatan

karir, dan Motivasi berpengaruh

Motivasi mempunyai pengaruh yang

terhadap Kepuasan kerja, artinya

signifikan terhadap Kepuasan kerja.

bahwa Kepuasan kerja tersebut akan

Motivasi

meningkat jika Pengembangan karir,

esensial bagi meraih kepuasan kerja.

dan Motivasi ditingkatkan. Hal ini

Semakin tinggi motivasi karyawan

sesuai dengan penelitianWinarti dan

tersebut

Susilo (2012).

pekerjaannya,

merupakan

dalam

hal

yang

menjalankan

akan

membuat

Secara simultan atau bersama

kepuasan kerja semakin meningkat.

– sama, Pengembangan karir, dan

Hal ini sesuai dengan penelitian

Motivasi

Winarti dan Susilo (2012) dan

berpengaruh

Kinerja,

artinya

tersebut

akan

bahwa

terhadap

Nitasari dan Lataruva (2012).

Kinerja

meningkat

Hasil

jika

penelitian

terbukti

Pengembangan karir, dan Motivasi

bahwa secara parsial, peningkatan

ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan

Pengembangan

penelitian Winarti dan Susilo (2012).

pengaruh yang signifikan terhadap

karir

mempunyai

terbukti

Kinerja. Kondisi dimana kriteria bagi

bahwa secara parsial, peningkatan

promosi maupun kenaikan jabatan

Hasil

penelitian

75

pada PIP Semarang yang tidak jelas,

dijelaskan oleh variabel lain yang

membuat kinerja pegawai semakin

tidak diamati dalam penelitian ini.

menurun. Hal ini sesuai dengan

Kinerja

penelitian Winarti dan Susilo (2012).

kedua variabel yaitu Pengembangan

mampu

dijelaskan

oleh

terbukti

karir,dan Motivasi sebesar 53,6%,

bahwa secara parsial, peningkatan

sedangkan sisanya dijelaskan oleh

Motivasi mempunyai pengaruh yang

variabel lain yang tidak diamati

signifikan terhadap Kinerja. Motivasi

dalam penelitian ini. Kinerja mampu

merupakan hal yang esensial bagi

dijelaskan

oleh

Kepuasan

Kinerja karyawan. Semakin tinggi

kerjasebesar

76,9%,

sedangkan

motivasi karyawan tersebut, akan

sisanya dijelaskan oleh variabel lain

membuat Kinerja karyawan semakin

yang tidak diamati dalam penelitian

meningkat.

ini.

Hasil

penelitian

Penurunan

tingkat

Dari hasil Sobel Test untuk

motivasi pada PIP Semarang yang
disebabkan

karena

penghargaan

atas

mengetahui apakah terjadi hubungan

rendahnya
kerja

mediasi antara variable independen

keras

karyawan, rendahnya tingkat insentif

dan

dan juga rendahnya

Kepuasan

untuk

kesempatan

mengemukakan

dependen,

diketahui

kerja

bahwa

memediasi

Pengembangan karir dan Motivasi.

pendapat

membuat karyawan bekerja hanya
dengan setengah hati, yang pada

KESIMPULAN DAN SARAN

akhirnya membuat kinerja semakin

Kesimpulan

menurun. Motivasi. Hal ini sesuai

Berdasarkan penelitian yang

dengan penelitian Winarti dan Susilo

telah dilakukan maka dapat diperoleh

(2012) dan Nitasari dan Lataruva

kesimpulan sebagai berikut :

(2012).

1.

Pengembangan
berpengaruh

Dari koefisien determinasi,

positif

Kepuasan kerja mampu dijelaskan

Kepuasan

oleh

pengembangan

kedua

variabel

yaitu

karir

kerja.
karir

terhadap
Kejelasan
sangat

Pengembangan karir,dan Motivasi

berpengaruh terhadap kepuasan

sebesar 73,1%, sedangkan sisanya

kerja pegawai, hal ini dapat
76

terjadi karena

semakin baik

membuat

pengembangan

karir

semakin meningkat.

pegawai
5.

tersebut, maka akan semakin

2.

kerja

pegawai

berpengaruh

positif

terhadap

tersebut terhadap organisasi.

Pegawai

yang

Motivasi

berpengaruh

positif

terhadap

Kepuasan

kerja.

Kinerja.

puas

dalam

pekerjaan

cenderung

akan

bekerja

lebih

efektif

Motivasi merupakan hal yang

dibandingkan dengan pegawai

esensial bagi meraih kepuasan

yang

kerja. Semakin tinggi motivasi

pekerjaannya. Sehingga semakin

pegawai

dalam

tinggi kepuasan kerja, maka

menjalankan pekerjaannya, akan

kinerja akan semakin meningkat.

tersebut

kepuasan

6.

kerja

kurang

puas

Pengembangan

Berdasarkan hasil Sobel Test

hubungan

karir

mediasi

antara

variable

independen

Kinerja. Kualitas pengembangan

dependen,

diketahui

karir

Kepuasan

kerja

berpengaruh

dalam

untuk mengetahui apakah terjadi

semakin meningkat.

positif

pegawai

terhadap

sangat

dan
bahwa

memediasi

berpengaruh terhadap Kinerja

pengaruh Pengembangan karir

pegawai, hal ini dapat terjadi

dan Motivasi terhadap Kinerja.

karena

Hal ini dapat dibuktikan dari

semakin

pengembangan

4.

Kepuasan

tinggi kepuasan kerja pegawai

membuat

3.

Kinerja

karir

baik

nilai

pegawai

signifikansi

setelah

tersebut, maka akan semakin

bootstrapping dan nilai t hitung

tinggi Kinerja pegawai tersebut.

yang lebih besar nilai t tabel.

Motivasi

mempunyai

Saran

terhadap

Atas dasar kesimpulan yang

Kinerja. Motivasi merupakan hal

telah dikemukakan di atas, dapat

yang

diberikan

berpengaruh

positif

esensial

pegawai.

bagi

Kinerja

Semakin

tinggi

diharapkan

beberapa
dapat

saran

dan

berguna

bagi

kemajuan perusahaan. Adapun saran

motivasi pegawai tersebut, akan

tersebut adalah:
77

1.

Hendaknya

institusi

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19”.
Semarang: BP Universitas
Diponegoro. Semarang.

lebih

memperhatikan kejelasan dalam
penentuan

kriteria

untuk

pengembangan karir pegawai,

Gomez, Faustino Cardoso. 2003.
“Manajemen Sumber Daya
Manusia ”. Andi. Yogyakarta.

dengan adanya jenjang yang
jelas dan kejelasan akan kriteria
apa saja yang diperlukan agar
seorang

pegawai

dipromosikan,

maka

Guritno, Bambang dan Waridin.
2005. “Pengaruh Persepsi
Karyawan
Mengenai
Perilaku
Kepemimpinan,
Kepuasan
Kerja
Dan
Motivasi Terhadap Kinerja ”.
JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 6374.

dapat
pegawai

akan mempunyai suatu tujuan
dalam bekerja, sehingga hal ini
dapat meningkatkan kinerjanya.
2.

Hendaknya

institusi

memperhatikan

lebih
Hakim,

motivasi

pegawai. Dalam meningkatkan
motivasi
hendaknya
mengetahui

pegawai,
lebih

institusi

jeli

kebutuhan

dalam
dari

pegawai tersebut. Pemenuhan
kebutuhan baik materiil amupun

Handoko,
T.
Hani.
2003.
“Manajemen Edisi 2”. BPFE.
Yogyakarta.

moral, akan membuat pegawai
puas

dan

termotivasi

Abdul. 2006. “Analisis
Pengaruh
Motivasi,
Komitmen Organisasi Dan
Iklim Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas
Perhubungan
Dan
Telekomunikasi
Provinsi
Jawa Tengah”. JRBI. Vol 2.
No 2. Hal: 165-180.

dalam

Hasibuan,
Malayu.
2004.
“Manajemen Sumber Daya
Manusia ”. PT Bumi Aksara.
Jakarta.

bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong,
Michael.
1994.
“Manajemen Sumber Daya
Manusia: A Handbook Of
Human
Resource
Management”.
PT
Elex
Media Komputindo. Jakarta.

Kartika, Endo Wijaya, Thomas S.
Kaihatu.
2010.
“Analisis
Pengaruh
Motivasi
Kerja
Terhadap
Kepuasan
Kerja
(Studi Kasus pada Karyawan
Restoran di Pakuwon Food
Festival Surabaya)”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan,
78

Vol. 12, No. 1, Maret 2010:100
– 112.

Management Volume 1,
Nomor 2, Tahun 2012,
Halaman 446-454.

Khaeron,
M.
2009.
“Motivasi,
Pengembangan Karir dan Iklim
Organisasi
Pengaruhnya
Terhadap
Kepuasan
Kerja
Karyawan (Sebuah Tinjauan
Teori)”.
Jurnal
Analisis
Manajemen, Vol. 4, No. 1,
Desember 2009. ISSN : 14111799.

Rosari, Reni. 2005. “Analisis Gaya
Kepemimpinan Dosen-Dosen
Di Fakultas Ekonomi UGM
Yogyakarta ”. Jurnal Telaah
Bisnis. Vol 6. No 1. Hal: 87109.
Robbins, Stephen. P. 2006. “Perilaku
Organisasi”. Edisi Bahasa
Indonesia.
PT
Indeks
Kelompok
GRAMEDIA.
Jakarta.

Malthis, R.L. 2001. “Manajemen
Sumber Daya Manusia ”.
Salemba Empat. Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu,
2000. “Manajemen Sumber
Daya
Manusia .” Rineka
Cipta, Jakarta

Rivai, Veithzal. 2004. “Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan”.
PT
RAJAGRAFINDO
PERSADA. Jakarta

Masrukhin dan Waridin. 2004.
“Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja, Budaya
Organisasi
Dan
Kepemimpinan
Terhadap
Kinerja Pegawai”. EKOBIS.
Vol 7. No 2. Hal: 197-209.

Ruvendi, Ramlan. 2005. “Imbalan
dan Gaya Kepemimpinan
Pengaruhnya
Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
Di Balai Besar Industri Hasil
Pertanian Bogor ”. Jurnal
Ilmiah Binaniaga, Vol 01,
No. 1, Tahun 2005.

Nise Septyawati. 2010. “Analisis
Pengembangan
Karir
Pengaruhnya
Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
Pada kantor Pusat PT. Pos
Indonesia
(Persero)
Bandung”.

Sekaran, Uma. 2006. “Research
Methods
For
Business:
Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis”. Salemba Empat.
Jakarta.

Nitasari, Rizka Afrisalia dan Eisha
Lataruva. 2012. “Analisis
Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan
Dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening
Pada PT. Bank Central Asia
Tbk.
Cabang
Kudus”.
Diponegoro
Journal
of

Siagian

P.
Sondang.
2007.
“Manajemen Sumber Daya
Manusia ”. Bumi Aksara.
Jakarta.

Simamora,
Henry.
2004.
“Manajemen Sumber Daya
79

Manusia ”. STIE
Yogyakarta.

YKPN.
Wahyudi, Bambang, Drs. 2002.
“Manajemen Sumber Daya
Manusia ”. Sulita. Bandung.

Sugiyono. 2007. ”Metode Penelitian
Bisnis”.
CV
Alfabeta.
Bandung.

Winarti, Endang dan Heru Susilo.
2012.
“Analisis
Kinerja
Pegawai Dengan Kepuasan
kerja
Sebagai
Variabel
Intervening dan Strategi
SDM
Sebagai
Variabel
Moderating
(Studi
Pada
Dinas
Perindagkop
dan
UMKM Kabupaten Demak”).

Suharto dan Cahyono. 2005.
“Pengaruh
Budaya
Organisasi, Kepemimpinan
Dan
Motivasi
Terhadap
Kinerja
Sumber
Daya
Manusia
Di
Sekretariat
DPRD
Propinsi
Jawa
Tengah”. JRBI. Vol 1. No 1.
Hal: 13-30.
Suranta, Sri. 2002. “Dampak
Motivasi Karyawan Pada
Hubungan
Antara
Gaya
Kepemimpinan
Dengan
Kinerja
Karyawan
Perusahaan
Bisnis”.
Empirika.Vol 15. No 2. Hal:
116-138.
Suryana, Nana, Siti Haerani dan
Muhammad Idrus Taba.
“Pengaruh
Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
dan Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus di Divisi
Tambang
PT.
Inco
Sorowako)”.
Suwardi dan Joko Utomo. 2011.
“Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepuasan
Kerja
dan
Komitmen
Organisasional
Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Pada Pegawai Setda
Kabupaten Pati)”. Jurnal
Analisis Manajemen Vol. 5
No. 1 Juli 2011. ISSN:144111799.
80