Tersedia online di: http:ejournal-balitbang.kkp.go.idindex.phpjra INSIDENSI DAN PREVALENSI INFEKSI WHITE SPOT SYNDROME VIRUS PADA PLANKTON DI TAMBAK BUDIDAYA UDANG

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 361-367

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

INSIDENSI DAN PREVALENSI INFEKSI W HITE SPOT SYNDROM E VIRUS

PADA PLANKTON DI TAM BAK BUDIDAYA UDANG

#

Bunga Rante Tam pangallo , Herlinah, dan M uhamm ad Chaidir Undu

  

Balai Riset Perikanan Bu didaya Air Payau dan Penyu luhan Pe rikanan

(Naskah dit erima: 11 Okt ober 2017; Revisi final: 27 Desember 2017; Diset ujui publikasi: 27 Desember 2017)

  ABSTRAK

Plankton di tambak super-intensif dalam berbagai bentuk seperti mikroalga, rotifer, dan kopepoda seringkali

merupakan agen pembawa virus bintik putih atau whit e spot syndrome virus (WSSV) yang sangat potensial.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui insidensi dan prevalensi infeksi WSSV pada plankton di tambak

b ud id aya u d an g van ame , Lit openaeus vannamei , su pe r-int e nsif d i Kab up ate n Barru, Su lawe si Se lat an .

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Sampel plankton dikoleksi dari

sumber pemasukan air tambak superintensif (inlet), out let , instalasi pengolahan air limbah tambak yang

sedan g melakukan kegiatan budidaya. Hasil pe nelitian ini menunjukkan bahwa insiden si infeksi WSSV

terjadi di bulan Januari, Oktober, dan November. Pada bulan Januari, plankton yang terdeteksi mengalami

infeksi WSSV adalah dari petakan tambak P1, out let -1, out let dan inlet tambak-3, serta inlet hat chery . Selanjutnya

pada bulan Oktober, plankton yang terinfeksi WSSV adalah dari petakan tambak P2, P7, P8, dan IPAL. Pada

bulan No vembe r, WSSV hanya t erdet eksi pada plankton d i inlet pe takan tam bak P3 dan inlet hat cher y .

Prevalensi WSSV tertinggi diperoleh pada plankton di bulan November (66,67%); bulan Januari (62,5%); dan

Oktober (40,00%). Plankton dalam petakan tambak cenderung lebih sensitif terhadap infeksi WSSV sehingga

berpotensi sebagai vektor dalam tambak pembesaran udang.

  KATA KUNCI: insidensi; prevalensi; WSSV; plankton; budidaya super-intensif

ABSTRACT: Incidence and prevalence of white spot syndrome virus infection on plankton in super intensive

shrimp culture pond. By: Bunga Rante Tampangallo, Herlinah, and M uhammad Chaidir Undu

Plankt on, found as microalgae, rot ifer, and copepods, in super int ensive ponds are pot ent ial disease agent s of whit e

spot syndrome virus (WSSV). This st udy aims t o evaluat e t he incidence and prevalence of WSSV on plankt on in super

int ensive Litopenaeus vannamei shrimp ponds in Barru Regency, Sout h Sulawesi. The study was conducted for one year

from January t o December 2015. Plankt on were collected from the inlet s, out let s, and wast e wat er management plant

of t he super int ensive ponds which were running of cult uring shrimps. The result s showed t hat the incidences of WSSV

infect ion on plankt on were occurred in Januar y, Oct ober, and November of 2015. The det ect ed plankt on wit h WSSV

infect ion occurred in January and were collect ed from pond PI, out let -I, out let s and inlet s of pond-3 as well as the inlet s

of t he hat cher y. In Oct ober, t he ident ified plankton infected wit h WSSV were collect ed from ponds P2, P7, P8, and t heir

wast e wat er management plant . In November, WSSV was only det ect ed on plankt on found in t he inlet s of pond-3 and

t he inlet s of t he hat cher y. The highest WSSV prevalence was obt ained on plankt on isolat ed in November (66.67%)

followed by plankt on isolat ed in January (62.5%), and in Oct ober (40%). The st udy found t hat plankt on in pond t end

t o be more sensit ive t o WSSV infect ion which could pot ent ially serve as WWSV vect ors in shrimp cult ure.

  KEYW ORDS: incidence; prevalence; W SSV; plankton; supra-intensive shrimp farm

PENDAHULUAN udang ke Amerika dan Jepang (Tro bo s, 2016). Hal ini

  didukung oleh adanya udang int ro duksi (vaname) yang Pro duksi udang hasil budidaya di Indo nesia saat t elah masuk ke Indo nesia dan met o de budidayanya ini t elah mengalami peningkat an yang cukup signifikan telah dikuasai oleh pembudidaya. Perkembangan usaha dan t elah menduduki po sisi t erat as sebagai impo rt ir budidaya udang vaname ini juga t elah mengarah ke # sist em indust ri, misalnya, sebagian besar pembudidaya

  Ko r esp o n d e n si: Balai Rise t Per ikan an Bu d id aya Air Payau d an

  t e lah m e laku kan b ud id aya in t en sif h in gga su p e r -

  Pe nyu luh an Pe r ikan an . Jl. Makm u r Dg . Sit akka No . 1 2 9, Mar o s

  int ensif. Adanya sist em budidaya dengan kepadat an 9 0 5 1 2 , Su lawe si Se lat an , In d o n e sia. 2 yang cukup t inggi ini (bisa lebih dari 1.000 eko r/m )

  Te l. + 6 2 4 1 1 3 7 1 5 4 4 bungat ampangal l o@ yahoo.com

  E-m ail:

  dapat menyebabkan jarak ant ara inang dan pat o gen

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  361 Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Insidensi dan Prevalensi infeksi Whit e Spot Syndrome Virus pada ..... (Bunga Rant e Tampangallo)

  sem akin d ekat sehingga rawan t erserang penyakit , sepert i

  diambil di saluran pintu pembuangan t ambak. Sampel plankt on diambil dengan cara menyaring air laut /tambak/

  /sur vai sepert i pada Tabel 1. Po sisi masing-masing lo kasi t ambak budidaya su- per-int ensif dapat dilihat pada Gambar 1. Set iap pet ak t ambak memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran sedangkan untuk inst alasi pengolahan air limbah (IPAL) hanya t erdapat pada t ambak yang berlo kasi di Dusun Lajange , dan t ak sat u pun dari ket iga lo kasi sur vai t ersebut yang menggunakan t ando n air bersih.

  Sampling Plankton

  Pengambilan sampel plankt on air pada tambak yang m e laku kan ke giat an b u d id aya d ilaku kan d u a kali sebulan. Penelitian dilakukan selama sat u t ahun. Teknik pengambilan sampel dit ent ukan secara pro po rsio nal, t erkait luasan pet ak t ambak dan inst alasi pendukung t ambak yang digunakan. Pada pet ak t ambak P1, P2, dan P4, sam pel air d iambil pada e mpat t it ik su dut p e t akan p e r t am b ak, m asin g-masin g 2 5 lit e r, lalu disaring dengan menggunakan plankto n net . Pada titik

  sampling

  P3, P5, P6, P7, dan P8, masing-masin g 34 lit e r samp el air t amb ak d iamb il d ari t iga t it ik lalu disaring menjadi sat u sampel per t ambak. Sampel air

  inlet

  diambil dari laut t empat memo mpa air masuk, sedangkan air sampel dari

  outlet

  inlet

  Penelitian dilakukan dengan mengacu pada meto de sur vai t e rh ad ap t am bak yang m e lakukan ke giat an budidaya udang vaname super-int ensif di Kabupat en Barru. Berdasarkan hasil sur vai lokasi, diket ahui bahwa t ambak yang melakukan budidaya udang vaname su- p e r -in t e n s if d i Ka b u p at e n Bar r u t e rle t a k d i d u a kecamat an. Oleh karena it u, sur vai dilakukan dengan mengambil sampel plankto n pada t it ik

  /

  out let

  /IPAL masing- masing sebanyak 100 liter dengan menggunakan plank-

  ton net (ukuran 25 µm). Air yang tersaring ditampung

  d a la m b o t o l (1 0 0 m L) k e m u d ia n d ia m b il 2 m L se lanjut nya dimasu kkan ke dalam mikro t ube st eril unt uk dianalisis WSSV dan selebihnya dimasukkan ke dalam bo to l sampel yang diberi larut an lugol (1%) unt uk ident ifikasi keanekaragaman jenis plankt o n.

  Identifikasi Plankt on

  Id ent ifikasi p lankt o n dilakukan d engan t e rleb ih dahulu mengo co k sampel air agar ho mo gen. Sampel kemudian diambil sebanyak 1 mL lalu dit et eskan di at as Sedgwick Raft er Count er Cell (SRC) dan diamat i di bawah mikro sko p cahaya dengan pembesaran 10x. Pengamatan dilakukan pada 100 ko tak SRC. Identifikasi je nis samp ai t ingkat genu s me ngacu pada p ust aka Ne we ll & Newell (19 77 ), Yamaji (19 76 ), d an Bo t es (2003).

  Det eksi W SSV

  sampling

  BAHAN DAN M ETODE Lokasi Penelitian

  whit e spot syndrome virus (WSSV).

  . (200 9) m e lap o r ka n b ah wa a ir d a ri t am b a k yan g p o sit if t e r d e t e k s i m e n g a la m i in fe k s i W SSV d a p a t menginduksi t erjadinya infeksi WSSV.

  W SSV m e r u p a k a n vir u s d oub l e-st r a nd ed

  deoxyr inonucleic acid

  (dsDNA) yang b e rsifat sangat virulen pada budidaya udang, t ermasuk udang vaname. Virus ini berukuran panjang 210-4 20 nm, diamet er 70-167 nm, dan memiliki mult i-filamen menyerupai sebuah eko r pada salah satu ujung virio nnya (Sanchez- Paz, 2 0 10 ). Infe ksi viru s in i p ad a b u did aya u d an g penaeid dapat menyebabkan kemat ian massal hingga 100% dalam 3-10 hari set elah t erdet eksi mengalami in fe k s i (Xu

  et al

  ., 2 0 0 6 ). In fe ks i vir u s in i t e la h menyeb abkan penurunan pro duksi udang windu di Indo nesia sejak t ahun 1995 sehingga perlu dipant au keberadaannya agar tidak menyebabkan kerugian bagi indust ri budidaya udang. WSSV dapat menular melalui air dari t ambak udang yang melakukan panen lebih awal o leh karena t erserang WSSV dan membuang air t ambak ke saluran t anpa

  t reat ment t erlebih dahulu.

  Demikian pula adanya penggant ian air secara rut in t anpa memperhat ikan akt ivit as yang dilakukan o leh t am bak d i sekit arn ya, se hingga akan mem perbe sar peluang penularan virus t ersebut . Hal ini disebabkan o le h karen a salu ran p em asu kan d an pe m b uan gan digunakan secara be rsam aan. Esp arza

  et al

  Penyebaran virus WSSV menjadi sangat mudah oleh karena beberapa o rganisme air t elah dilapo rkan dapat menjadi pembawa virus ini sepert i kepit ing dan ikan liar dalam saluran air/t am bak (To m po et al ., 201 3), se ran gga rawa-rawa p an t ai (

  Be r d a s a r k a n h a l t e r s e b u t d i a t a s m a k a t u ju a n penelit ian ini adalah melakukan invent arisasi t erhadap insidensi dan prevalensi infeksi WSSV pada plankt o n di tambak budidaya udang vaname super-int ensif agar ke ja d ian in fe k si d a p a t d it e lu su ri se h in g ga t id ak menimbulkan kerugian yang lebih besar di kalangan pembudidaya.

  Chir onomid

  sp p .) d an beberapa jenis mo luska (So et risno , 20 04), kepit ing laut (Ot t a

  et al

  ., 1999), sedimen t ambak (Nurhidayah, 2013) bahkan beberapa jenis plankt o n (Zhang

  et al

  ., 2006; 2008; dan Liu et al ., 2007). Demikian pula plank- t o n dalam berbagai bent uk sepert i mikro alga, ro t ifer, dan ko pepo da merupakan agen pembawa infeksi vi- rus bint ik put ih at au

  whit e spot syndrome virus

  (WSSV) yan g san gat p o t e n s ial (Es p arza-Le a

  et al ., 2 0 0 9 ).

  Det eksi WSSV dilakukan melalui beberapa t ahap, yakni ekst raksi DNA dan amplifikasi PCR menggunakan

  (A) (B) (C)

  Village Kode t am bak

  P3, o 3 i.H P5, P6, i5, o5, o6 P1,P2,P4,P7,P8,I1,O1,IP i.3

  

Figure 1. Sampling locat ions of plankt on at shrimp pond cent er in Barru Regency of Sout h Sulawesi

(i= inlet ; o= out let ) (A) shr imp pond in Kupa Village, (B) shrimp pond in Jalange Village, and (C) shrimp pond in Lawallu Village .

  ); (A) t ambak di Desa Kupa, (B) t ambak di Desa Jalange, dan (C) t ambak di Desa Lawallu.

  out let

  ; o =

  inlet

  Gambar 1. Lo kasi pengambilan sampel plankt o n air t ambak budidaya udang di Kabupat en Barru, Sulawesi Selat an (i=

  Out let

  IPAL P7 P8 P5 Inlet -5 (I5 ) P6 Out let -5 (O5)

  Inlet

  Inlet hatchery (IH) P1

  Pond facility code Inlet -3 (I3 ) Out let -3 (O3)

  Pond code Kode prasarana t am bak

  Distr ict Kelurahan/desa

  Table 1. Plankt on sampling point s in shrimp pond area in Barru Regency, Sout h Sulawesi Kecam at an

  • 6 (O6) So p p eng Riaja Lawallu P3 Mallu setasi Jalan ge Ku p a

  dan dit ambahkan gelred (1%) sebagai pewarna. Pit a DNA didokument asi menggunakan gel do kument asi UVst ar 312 Bio met ra. Tabel 1. Tit ik pengambilan sampel plankt on di t ambak budidaya udang vaname super-int ensif di Kabupat en Barru, Sulawesi Selat an

  buffer

  Amplifikasi DNA WSSV dilakukan dengan mengacu p a d a p r o s e d u r k it IQ 2 0 0 0 (O ie , 2 0 1 3 ) d a n menggunakan PCR (GeneAmp PCR syst em 2700). Hasil PCR dielekt ro fo resis (co m pact M b io me t ra PS30 4) pada agaro se 2% dalam 1x TBE

  lalu disimpan dalam frezer -20°C unt uk analisis lebih lanjut .

  DNA yang telah kering dilarutkan dalam 10 µL TE buffer

  DNA WSSV se lan ju t n ya me n giku t i man ual IQ2 00 0 menggunakan met o de cTAB-dTAB (Oie, 2013). Pelet

  10 µL dan ddH2O sebanyak 290 µL. Proses ekstraksi

  Supernat an dibuang dan pelet plankt on yang t erbent uk kemudian dit ambahkan dengan yeast t RNA sebanyak

  k it IQ2 0 0 0 , e le k t r o fo r e s is , s e r t a d o k u m e n t a s i. Ekst raksi DNA WSSV sampel plankt o n air t ambak su- per-int ensif dimulai dengan melakukan sent rifugasi m e n g gu n ak an s e n t rifu ge (Effe n d o r f t ip e 5 4 1 5 D) d e n gan ke ce p at an 1 2 .0 0 0 rp m se la m a 1 5 m e n it .

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 361-367

  • 1 (I1 ) P2 Out let -1 (O1) P4

  363

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  

Figure 2. PCR amplificat ion of plankt on samples isolat ed from several locat ions of super int ensive shrimp ponds

.

  hanya dilakukan di lo kasi t ersebut dan hasilnya didapat kan plankt o n po sit if t erdet eksi mengalami infeksi WSSV pada

  , plankt o n t elah t e rp apar o le h p adat n ya ke giat an b u d id aya u d an g vaname d i se kit ar lo kasi p en gamb ilan sam pe l dan beberapa t ambak t elah melakukan panen paksa o leh karena in feksi WSSV. Di se kit ar daerah ini t erdapat t am b ak in t e n sif d an se m iin t e n sif yan g u m u m n ya membuang air pada saluran yang sama dengan

  outlet

  inlet t ambak-3 (I3) dan hat chery (IH).

  In s id e n s i p la n k t o n ya n g p o s it if t e r d e t e k s i m en galam i infe ksi WSSV selanju t nya d ipe ro le h d i bulan Okt o ber dari t ambak P2, P7, P8, dan t ando n

  IPAL. Ad a n ya p la n k t o n ya n g p o s it if t e r d e t e k s i mengalami infeksi WSSV pada petakan ini disebabkan karena juvenil udang vaname dalam pet akan t ambak t ersebut t elah po sitif mengalami infeksi WSSV, bahkan pet ak P1 t elah dipanen lebih awal karena serangan penyakit . Hal ini menyebabkan hasil positif WSSV pada plankton di IPAL yang merupakan tando n penampungan air buangan t ambak P1, P2, P4, P7, dan P8. Pada bulan No vember, t ambak yang masih melakukan kegiat an budidaya hanya pada pet ak P3 sehingga

  sampling

  inlet

  out let

  inlet hat cher y .

  Penularan WSSV melalui air tambak yang t erserang WSSV t elah dilapo rkan o leh Esparza-Lea

  et al . (2009).

  Air t ambak yang t elah t erdet eksi mengalami infeksi o leh WSSV walaupun t elah disaring dengan saringan

  

Ke terangan: P1-P3 = p lankt o n d ari p etak tam bak P1-3 d i bulan Januari 2015; I1-IH= p lankto n d ari inlet d an out let d i b ulan Jan uari

2015; P6= p lankto n d ari p et ak tambak-6 d i bu lan Okto ber 2015, I1 d an O1= p lankt o n d ari inlet d an out l et -1 d i bulan Okto be r 2 015 ; IPAL= samp el p lankto n d ari Instalasi Pengo lah an Air Lim bah d i bulan Okto ber 20 15. IH= p lankt o n d ari inl et hat cher y d i bu lan No vemb er 2 015 ; M= marker 8 48 b p , 630 bp , d an 33 3 bp ; KN= ko nt ro l neg atif, KP= ko ntro l p o sit if. Sam p el p o sitif= sumu r/ko lo m ke -1, 5, 6, 7 , 8 , 1 1, 1 5, d an 19

  

Not e: P1-P3= pl ankt on form pond P1-3 i n January 20 1 5; I1 -IH = pl ankt on for m i nl et and oul et in January 20 1 5; P6 =

pl ankt on for m pond-6 in Oct ober 2 015 ; I1 and O1 = plankt on from inl et and out l et -1 i n Oct ober 2 015 ; IPAL= pl ankt on fr om wast ewat er t reat ment i nst al at i on in Oct ober 2 015 ; IH= plankt on from inl et hat cher y in November 2 015 ; M = marker 84 8 bp, 6 30 bp, 333 bp; KN= Negat ive cont r ol; KP= posit i ve cont rol . Posi t ive sampl e= w eel /col umn 1, 5, 6, 7, 8, 11 , 15 , and 19

  P1 P2 P3 I1 O1 I3 O3 IH KN KP P8 I1 O1 IH IPAL KN KP M IH KN KP Gambar 2. Am p lifikasi PCR d ari sam p e l p lan kt o n yan g d iiso lasi d ari b e b e rap a lo kasi t am b ak u d an g su per-in t e nsif.

  inlet hat cher y

  inlet

  • 3,
  • 3, dan
  • 3 dan bermuara ke laut yang juga berfungsi sebagai

  inlet

  Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Insidensi dan Prevalensi infeksi Whit e Spot Syndrome Virus pada ..... (Bunga Rant e Tampangallo)

  Analisis pita DNA dilakukan dengan mengacu pada pit a DNA kontrol po sit if dan marker DNA mengikuti manual kit IQ2000.

  Analisis Dat a

  Pad a p en e lit ian ini, in sid en si diart ikan seb agai frekuensi dit emukannya sampel plankt o n yang po sit if t erinfeksi WSSV selama penelit ian. Prevalensi adalah perbandingan ant ara jumlah sampel yang po sit if dibagi ju mlah sam pe l yan g d iam at i. Dat a disajikan d alam bent uk t abel.

  HASIL DAN BAHASAN Insidensi W SSV

  Budidaya t ambak super-int ensif merupakan usaha in du st rial; o le h kare n a it u , p e man t au an t e rhad ap k o n d is i a ir b u d id a ya s a n g a t p e r lu d ip e r h a t ik a n termasuk kondisi plankto n dalam petakan,

  /sumber air m a u p u n a ir b u a n g an n ya. Has il p e n e lit ia n in i m e nu n ju kkan bah wa in sid e n si WSSV p o sit if pad a sampel plankt o n dalam air t ambak budidaya udang vaname super-int ensif didapat kan pada bulan Januari, Okt ober, dan November 2015. Gambaran hasil det eksi WSSV t e rhadap p lan kt o n yan g ada dalam p erairan se n t r a b u d id aya u d an g van a m e su p ra-in t e n s if d i Kabupat en Barru dapat dilihat pada Gambar 2.

  Pada

  Pad a bu lan Januari, WSSV po sit if t erdap at p ada plankto n dalam pet akan t ambak P1,

  inlet

  , dan

  out let

  inlet hat cher y

  . Hal ini kemungkinan disebabkan o le h karen a juve nil u dang vanam e dalam p e t akan t ambak ini juga t elah po sit if mengalami infeksi WSSV dengan prevalensi 1 00% (Tampangallo

  et al ., 201 6).

  • I3 dan

  • 3, sert a

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 361-367

m esh size 100 µm dan > 0,65 µm masih dapat Se r in g n ya d id a p a t k a n p la n k t o n ya n g p o s it if

inlet inlet hat chery

  menyebabkan udang positif WSSV. Adanya penggunaan mengalami infeksi WSSV di -3 dan t ando n penampungan air limbah t ambak diharapkan yang merupakan sumber air unt uk kegiat an budidaya dapat mengurangi at aupun membunuh part ikel virus di sekit arnya dapat menjadi pert anda bahwa plankt o n WSSV sehingga penularannya dapat sedikit dieliminir. dalam perairan ini dapat menjadi vekt o r WSSV yang Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2, bahwa pada umumnya kemungkinan besar karena pengaruh aktivitas budidaya plankt o n yang po sit if WSSV dalam pet akan t ambak di sepanjang pesisir pant ai t ersebut . Beberapa jenis t idak didapat kan lagi pada pengamat an selanjut nya. mikro alga laut dilapo rkan dap at menularkan WSSV

  et al Dendronereis

  Suhu air 32°C selama enam jam dapat menghambat secara horiso ntal (Liu ., 2007). Cacing replikasi WSSV dan mengurangi jumlah udang yang spp. di alam juga dilapo rkan t elah po sit if WSSV dan mat i (Rahman et al ., 2007). Selama kegiat an penelit ian vir u s in i d a p a t m e lak u k a n re p lika si vir u s d a la m

  et al et

  ini, suhu air dalam pet akan t ando n > 30°C sehingga t ubuhnya (Desrina ., 2012). Telur ro t ifer (Yan

  al Brachionus ureus et

  diharapkan dapat menekan perkembangan virus WSSV. ., 2004), dan ko pepo da (Zhang Pa d a p e n e lit ia n in i, p e n g a m b ila n s a m p e l t id a k al ., 2006; 2008), bahkan mikro plankt o n (Esparza-Lea

  et al

  dilanjut kan pada bulan berikut nya set elah diket ahui ., 2009) t elah dipero leh po sit if WSSV dan dapat

  carier

  bahwa plankt o n po sit if t erdet eksi mengalami infeksi m en jadi WSSV. Hal in i sejalan de n gan hasil

  Br achi onu s WSSV di t ando n IPAL. p e n e lit ia n in i, d ik e t a h u i b a h w a s p .

  Tabel. 2. Insidensi WSSV pada plankt o n dalam air t ambak udang di Kecamat an Malluset asi dan So ppeng Riaja, Kabupat en Barru, Sulawesi Selat an

  

Table 2. WSSV incidence of plankt on from shrimp ponds in M alluset asi and Soppeng Riaj a area, Barru Regency

of Sout h Sulawesi Bulan (2015)/M ont h (2015) Titik sampling

  The sampling Januari Februari M aret April M ei Juni Juli Agustus September Oktober Novem ber Desem ber point January February M arch April M ay June July August September Oct ober November December

  • P1
  • na - - - - na na +

  na

  • na - - -
    • - na na - P2 -

    • na Na P4 -
    • na na na Na na na P5 na na na na na Na na na - - -

  na P6 na na na na na Na na na na - - -

P7 na na na na na na na na Na na + na

  • P8 na na na na na na na na Na na na I.1 na - na - - - - -
    • na
    • >na na + na - - - - - - O.1 I.3 +
    • na - - - - - - -
    • O.3 na na - na -

  • na
    • na - na

I.H

  • I.5 na na na na na na na

  • na - na -

    O.5 na na na na - na - na - na na na

    O.6 na na na na na na na na na - - -

  IPAL - na na na na na na - + - - - Prevalensi

  63

  40

  67 (%)

  Prevalence

Ke terangan: na= tid ak ad a samp e l/tid ak d ianalisis; (-)= neg atif WSSV; (+ )= p o sit if WSSV; P1-8= p lankt o n d i p etak t ambak;

I1 = p lankto n inl et t ambak-1 .; O1= p lan kto n out let t ambak-1 ; I3 = p lan kto n inl et t ambak-3 ; O3 = p lan kto n out let tambak-3; IH= p lankto n inl et laut hat cher y ; I5 = p lankto n inl et t ambak-5 ; O5 = p lan kto n out let t amb ak-5 ; O6= p lankto n out let t ambak 6 ; IPAL= p lankto n d i instalasi p en go lahan air limbah (IPAL) t amb ak 1 , 2 , 4 , 7, 8

  

Not e: na= no sampl e/not analysed; (-)= negat i ve W SSV; (+ )= posi t i ve W SSV; P1 -P8= pl ankt on form pond 1 -8 ; I1 =

pl ankt on from inlet pond-1 ; O1= plankt on from pond 1 ; I3 = plankt on from inl et pond-3; O3 = plankt on fr om out l et pond-3 ; IH= plankt on fr om inl et hat chery; I5= plankt on fr om inlet pond-5; O5= plankt on from out let pond-5; O6= pl ankt on from out let pond-6; IPAL= plankt on from w ast ewat er inst alat ion in pond 1 , 2 , 4 , 7, 8

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  365

KESIM PULAN

  14 Fragill aria sp. 3,633

  4 Oi t hona sp.

  40

  17 Gyrosigma sp.

  40

  3 Favell a sp.

  32

  16 Gymnodinium sp.

  8

  2 Colurell a sp.

  51

  15 Gleot ri chia sp.

  1 Brachionus sp. 273

  10 Zooplankton

  18 5 Temora sp.

  13 Eucampia sp.

  26

  38 Ni t zschi a sp.

  17

  12 Dynophi sis sp.

  12

  37 Tricerat ium sp.

  11

  11 Dact yl iosolen sp.

  27

  36 Thallassiori ra sp.

  40

  10 Cyclot ell a sp.

  59 18 Guinardia sp.

  83

  11

  40

  34

  1 Polychae ta

  61

  26 Prot operidinium sp.

  43 Cacing (Polychaet a ) (Organism e/mL)

  25 Prorocent rum sp.

  43

  4 Apocyclops sp.

  184

  24 Oscil lat ori a sp.

  46

  3 Copepoda

  23 Noct i luca sp.

  19 Lept ocyl indricus sp.

  82

  2 Naupli copepoda

  45

  22 Navi cula sp.

  66

  1 Acart i a sp.

  37

  21 Melosi ra sp.

  10 Krustasea (Crust acea ) (Organism e/mL)

  20 Lyngbi a sp.

  80

  6 Ti nt innopsi s sp.

  11

  35 Thallasionema sp. 240

  Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Insidensi dan Prevalensi infeksi Whit e Spot Syndrome Virus pada ..... (Bunga Rant e Tampangallo)

  mendo minasi zo o plankt o n yang ada dalam perairan sent ra budidaya udang vaname di lo kasi penelit ian.

  Fragillaria

  Densit y (cel/mL) No. Plankton Kepadatan (sel/mL)

  Table 3. Plankt on species and densit y found during t he st udy period No. Plankton Kepadatan (sel/m L)

  Tabel 3. Jenis dan kepadat an plankt o n yang dipero leh selama penelit ian

  In sid e n si plan kt o n yan g t erd e t e ksi m e n galam i in fe ks i p o sit if WSSV t e r ja d i p ad a b u la n Ja n u ar i, Okt o b e r, d a n No ve m b e r 2 0 1 5 d e n gan p re vale n si masing-masing 62,5% (empat dari t ujuh sampel), 40%

  Colurella sp. (8 individu/mL).

  t erdapat dalam jumlah t ertinggi (273 individu/mL) dan yang t erendah adalah

  Brachionus sp.

  sp . (9 in divid u/mL). Hasil pe n gamat an dipero leh 11 jenis zo o plankt o n. Jenis

  Skelet onema

  sp. (240 individu/mL) dan terendah adalah

  Thallasionema

  sp. merupakan jenis t ert inggi (3.633 individu/mL) yang didapat kan,

  , dan IPAL, sert a air laut sumber air unt uk kegiat an budidaya.

  1 Bact eriast rum sp.

  out let

  ,

  inlet

  ., 2 0 0 9 ). Ke -3 8 je n is fit o plankt o n ini ada yang dipero leh di dalam pet akan t ambak,

  et al

  (WSSV) yan g sangat p o t e n s ial (Es p a rza -Le a

  whit e spot syndrome virus

  Hasil pengamat an dipero leh 38 jenis fit o plankt o n d alam air t am bak b u did aya u d an g van am e su pe r- int ensif di Kabupat en Barru. Plankt o n dalam berbagai b e n t u k se p e rt i m ik ro alga, ro t ife r, d a n ko p e p o d a merupakan agen pembawa infeksi virus bint ik put ih at au

  Hasil pengamat an t erhadap jenis plankto n yang ada dalam p et akan t amb ak, inlet , out let , IPAL, d an laut selama penelit ian dapat dilihat pada Tabel 3. Pada Tabel 3 d it a m p ilk an je n is fit o p lan k t o n , z o o p la n kt o n , krust asea, dan cacing dari semua t it ik pengambilan sampe l selama sat u t ah un pe ngamat an. Dat a yang dit ampilkan t elah di ko mpo sit dan dirat a-rat akan.

  Jenis dan Kelim pahan Plankt on

  et al ., 2007).

  Berd asarkan d at a p ada Tabe l 2 , t e rlihat b ahwa prevalensi plankt o n po sit if mengalami infeksi WSSV t ert inggi t erjadi pada bulan No vember 66,67% (dua dari t iga sampel plankt o n yang diamat i); disusul pada bulan Januari 62,5% (empat dari t ujuh sampel); dan t eren dah pada b ulan Okt o b er 4 0% (em pat dari 1 0 sampel). Hal ini dapat menjadi acuan dalam kegiat an budidaya udang di sekit ar lo kasi penelit ian, dan pada umumnya plankt o n yang po sitif t erdet eksi mengalami infeksi WSSV ini t erdet eksi di sampel air laut yang m e ru p a kan su m b e r air b u d id aya. Plan kt o n d ap at menjadi vekt o r yang sangat mudah menularkan virus (Liu

  Prevalensi

  Density (cel/mL) Fitoplankton

  17

  34 Synechocyst is sp.

  88

  55

  8 Cosci nodiscus sp.

  11

  33 St igmophora sp.

  11

  7 Chamaesiphon sp.

  11

  32 St rept ot heca sp.

  55

  6 Chaet oceros sp.

  11

  31 St enoselamel la sp.

  5 Cerat ium sp.

  27 Pl eurosi gma sp.

  9

  30 Skel et onema sp.

  16

  4 Biddul phia sp.

  15

  29 Rhabdonema sp.

  59

  3 Bel lerochea sp.

  12

  28 Rhizosoleni a sp.

  11

  2 Bacil lari a sp.

  39

  10 9 Cli macodini um sp. Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  367

  Yamaji, I. (1976). Illust rat io n o f marine plankt o n o f Japan. Osaka, Japan: Ho ikusha Publishing Co . Lt d., 369 pp.

  Thesis. Gent Universit y. Belgium, 177 pp. So et risno , C.K. (2004). Mensiasat i penyakit WSSV di t ambak udang. Aquacult ura Indonesiana , 5(1), 19-

  31. Sànchez-Paz, A. (2010). Whit e spo t syndro me virus: An o ver view o n an emergent co ncern.

  Vet . Res.

  , p. 41-43. Tampangallo , B.R., Muharijadi, A.M., & Kadriah, I.A.K.

  (201 6). Prevalensi WSSV dan vibrio sis di se nt ra b u d id a ya u d a n g va n a m e s u p e r -in t e n s if d i Kabupaten Barru, Sulawesi Selat an. Lapo ran Teknis Akhir Kegiat an 2015. 26 hlm. To mpo , A., & Kurniawan, K. (2013). Dist ribusi penyakit

  WSSV pada areal pengembangan budidaya udang windu di Kabupat en Bulukumba.

  Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakult ur

  . hlm. 807-812. Tro b o s. (2 0 16 ). Me n gu ku r ku alit as dan ku an t it as benur.

  Trobos Aqua . Majalah. Edisi Agust us 2016.

  Xu, J., Han, F., & Zhang, X. (2006). Silencing shrimp

  whit e spot syndrome virus (WSSV) genes by siRNA. Ant ivir. Res ., 73, 126-131.

  Yan, D., Shuang-Lin, D., Huang, J., Xiao -Ming, Y., Min- Yi, F., & Xiang-Yi, L. (2004).

  , 38, 67-70. Rahman, M.M. (2007).

  Whit e spot syndrome virus (WSSV) det ect ed by PCR in ro t ifers and ro t i-

  fer rest ing eggs fro m shrimp po nd sediment s.

  Dis. Aquat . Org ., 59, 69-73.

  Zhang, J., Do ng, S., Tian, X., Do ng, Y., & Liu, D. (2006).

  St udies o n t he ro t ifer (

  Brachionus urceus

  Linnaeus, 1 7 58 ) as a ve ct o r in

  w hit e spot syndr ome vir us (WSSV) t ransmission. Aquaculture , 261, 1181-1185.

  Zhang, J., Shuang-Lin, D., Yun-Wei, D., Xiang-Li, T., & Chun-Qiang, H. (2008). Bio assay evidence fo r t he t ransmissio n o f WSSV by t he harpact ico id co pe- po d

  Nit ocra sp.

  Journal of Invert ebrat e Pat hology

  Differences in virulence bet ween whit e spot syndrome virus (WSSV) isolat es and t est ing of some cont rol st rat egies in WSSV infect ed shrimp .

  Dis. Aquat . Org.

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 361-367

  Penaeus ( Lit openaeus ) vannamei . Aquacult ur e , 292 , 1 6-2 2.

  (e mpat d ari 10 sampe l), dan 6 6,6 7% (du a d ari t iga sampel). Plankt o n dalam air sangat mudah menjadi vekt o r WSSV pada saat udang dalam pet akan t ambak t erdet eksi mengalami infeksi WSSV.

  UCAPAN TERIM A KASIH

  Penelit ian dibiayai dari APBN Balai Riset Perikanan Bu d id a ya Air Pa ya u d a n Pe n yu lu h a n Pe r ik a n a n (BRPBAP3 ) Ma r o s , Ke m e n t e r ia n Ke la u t a n d a n Pe r ik a n a n Ta h u n 2 0 1 5 . Uc a p a n t e r im a k a s ih disampaikan kepada pembudidaya udang vaname su- per-int ensif yang ada di Kabupat en Barru yang t elah m e m b e r ik a n iz in p e n g a m b ila n s a m p e l s e la m a penelit ian. Demikian pula kepada rekan-rekan t eknisi d a n p e n e lit i ya n g m e m b a n t u d a n m e n d u k u n g pelaksanaan penelit ian ini diucapkan t erima kasih.

  DAFTAR ACUAN Oie (2013). IQ2000TM WSSV Int ruct io n Manual (p.

  25). Taiwan. Bo t es, L. (2003).

  Phyt oplankt on ident ificat ion cat alogue .

  Glo ballast Mo no graph Series No . 7. Pro gramme Co o rdinat io n Unit Glo bal Ballast Wat er Manage- ment Pro gramme Int ernat io nal Marine Organiza- t io n. Lo ndo n, 77 pp. Desrina, Sarjit o , Hadit o mo , A.H.C., & Chilmawat i, D.

  (2012). The

  whit e spot syndrome virus

  (WSSV) lo ad in Dendronereis spp. Journal of Coastal Develpopment , 15, 270-275. Esparza-Lea, l.H.M., Esco bedo -Bo nilla, C.M., Casillas-

  Hernandez, R., Alvares-Ruiz, P., Po rt illo -Clark, G., Valerio -Garcia, R.C., Hernandez-Lopez, J., Mendez- Lo zano , J., Vibanco -Perez, N., & Magallo n-Barajas, F.J. (2009). Det ect io n o f whit e spot syndrome virus in filt ered shrimp-farm wat er fract io ns and experi- m e n t al e valu at io n o f it s in fe ct ivit y in

  h t t p s ://w w w. r e s e a r c h g a t e . n e t /p u b l ic a t io n / 223949533

  K. (1999). Po lymerase chain react io n (PCR) det ec- t io n o f whit e spot syndrome vir us (WSSV) in cul- t ured and wild crust aceans in Ind ia.

  Liu, B., Yu, Z., So nga, X., & Guan, Y. (2007). St udies o n t he t ransmissio n o f WSSV (whit e spo t syn- dro me virus) in ju venile

  M arsupenaeus j aponicus

  via marine micro algae. Journal of Invert ebrat e Pa-

  t hology , 95, 87-92.

  Newell, G.E., & Newell, R.C. (1977). Marine plankt o n a pract ical guide. 5 th edit io n. Hut chinso n o f Lo n- do n, 244 pp.

  Nurhidayah, & Tampangallo , B.R. (2013). Infeksi whit e

  spot syndrome virus

  (WSSV) pada pasca lar va udang w in d u (

  Pen a eus m on od on

  ) d e n g a n m e d ia p e m e lih araan yan g b e rb e d a. Sem inar Nasional

  Tahunan X Hasil Penelit ian Kelaut an dan Perikanan .

  Ju r u s a n Pe r ik a n a n Fa k u lt a s Pe r t a n ia n UGM. Jo gjakart a, pPL-20, 1-5. Ot t a, S.K., Shuba, G., Jo seph, B., Anirban, C., & Indrani

  , 97, 33-39.