ANALISIS KINERJA SIMPANG DALAM UPAYA MEN
ANALISIS KINERJA SIMPANG DALAM UPAYA MENGATASI KONFLIK
LALU LINTAS PADA SIMPANG BUNDARAN
RUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA TEGAL
Transportasi merupakan gerakan
membuktikan
kebenaran
dari
teori
berpindahnya orang atau barang dari
tersebut. Penulis mengambil sampel di
tempat asal ke tempat tujuan baik
Kota Tegal tepatnya pada persimpang
menggunakan kendaraan maupun tidak
ruas jalan Perintis Kemerdekaan yang
menggunakan
menggunakan simpang bundaran.
kendaraan.
Pergerakan
tersebut sering kali menimbulkan konflik
Simpang ini terletak di Desa Slerok
lalu lintas terutama pada persimpangan
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.
ruas jalan. Konflik tersebut disebabkan
Simpang ini merupakan pintu masuk arus
oleh ruang gerak yang tidak mencukupi
lalu lintas dari Kabupaten Tegal yang
akibat tidak seimbangnya kapasitas jalan
akan menuju Kota Tegal. Sedangkan ruas
dengan volume kendaraan yang ada
jalan Perintis Kemerdekaan mempunyai
maupun hambatan samping di ruas jalan
kelas jalan kolektor sekunder. Ruas jalan
tersebut.
ini mempunyai tipe jalan 2 lajur 2 arah
Konflik lalu lintas mempunyai
tak
terbagi
namun
pada
simpang
pengertian yaitu situasi dimana dua
bundaran ini terdapat pulau lalu lintas
pengguna jalan mendekati satu sama lain
yang bertujuan sebagai kanalisasi arus
dalam waktu dan ruang yang sama dan
lalu lintas di simpang tersebut.
dapat terjadi tabrakan bila gerakan
Guna pemenuhan kebutuhan akan
keduanya tetap tidak berubah. Dari hasil
transportasi,
pengamatan
pelayanan
penulis
secara
visual
diperlukan
jasa
adanya
transportasi
yang
persimpangan yang ada di Kota Tegal
memadai, baik dari segi kuantitas dan
sebagian besar belum terarur dan sering
kualitasnya.
terjadi kesemrawutan yang berujung pada
transportasi yang aman, selamat, lancar,
kemacetan. Sedangkan menurut buku
tertib serta tepat waktu dapat tercapai.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun
Untuk itu, kami melakukan 5 jenis survei
1997 kondisi ruas jalan yang memiliki
pada tempat yang kami tentukan, yaitu
tingkat
survei gerakan membelok terklasifikasi
kecelakaan
per
satu
juta
Sehingga
kendaraan yang paling rendah adalah
(CTMC),
pada simpang bundaran, maka dari itu
persimpangan, survey kecepatan sesaat,
penulis
akan
mencoba
survei
tujuan
inventarisasi
untuk
1
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
survey pejalan kaki
dan survei jenis
kami sajikan perhitungan parametrik
konflik lalu lintas.
1.
Survei
memadai bagi pengguna jalan. Berikut ini
Gerakan
Membelok
geometri jalan dan kapasitas jalan di
Terklasifikasi (CTMC).
simpang bundaran ruas jalan Perintis
Berikut adalah hasil dari survei
Kemerdekaan.
CTMC berupa volume kendaraan yang
melintasi bundaran yang telah dikonversi
Perhitungan parameter geometri jalan
AB
AC
I
5
5
II
5
5
We
5
5
Ww
6
5,5
(emp) sesuai dengan kriteria kendaraan
We/Ww
0,83
0,90
dan kelas jalan sesuai dengan MKJI
Lw
12
15
Ww/Lw
0,5
0,37
menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Bag. Jalinan
Pendekat
per jam dengan faktor pengkonversinya
yaitu
ekuavalensi
mobil
penumpang
1997.
Perhitungan kapasitas jalan
UTARA
(A)
TIMUR
(C)
BARAT
(B)
Hasil
kendaraan
dari
analisis
membelok
pergerakan
menunjukkan
bahwa pergerakan paling besar dari kaki
Bag. Jalinan
AB
AC
Co
1432
1592
Ww
1386
1238
Ww
2,476
2,619
We/Ww
0,866
0,866
Lw
12
15
Pw
0,866
0,866
Fcs
0,88
0,88
Frsu
0,9
0,9
C
1145
1400
Keterangan :
Co
Ww
We
Pw
Lw
Fcs
ruang yang cukup untuk dapat melakukan
= Kapasitas dasar
= Lebar jalinan
= Lebar masuk rata-rata
= Panjang jalinan
= Rasio jalinan
= Faktor penyesuaian
ukuran kota
Frsu
= Faktor penyesuaian tipe
lingkungan
C
= kapasitas
Dari tabel di atas kita dapat
maneuver saat berbelok. Ruang yang
mengetahui bahwa simpang bundaran ini
cukup
memiliki dua bagian jalinan yaitu Utara-
simpang barat dengan total 608 smp/jam.
Sedangkan
mempunyai
kaki
simpang
pergerakan
paling
timur
kecil
dengan total 183 smp/ jam..
2. Survei Inventaris
Kendaraan yang membelok pada
suatu persimpangan jalan memerlukan
memerlukan
kapasitas
yang
2
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
Barat (AB) dan Utara-Timur (AC). Untuk
pejalan kaki adalah setiap orang yang
bagian jalinan AB memiliki V/C Rasio
berjalan di ruang lalu lintas jalan baik
sebesar 0,35. Jadi, bagian jalinan ini
menyeberang maupung menyusuri jalan.
memiliki tingkat pelayanan B. Sedangkan
Pejalan kaki merupakan pengguna jalan
untuk bagian jalinan AC memiliki V/C
yang memiliki tingkat fatalitas paling
Rasio sebesar 0,06. Jadi, bagian jalinan
tinggi karena memiliki rasio kontak
ini memiliki tingkat pelayanan A.
langsung dengan kendaaraan yang tinggi
Berikut data hasil survei pejalan
3. Survei Kecepatan Sesaat
Kecepatan kendaraan merupakan
kaki yang kami lakukan di simpang
salah satu faktor pemicu konflik. Selain
bundaran
itu tingkat kecepatan suatu kendaraan
Kemerdekaan :
mempengaruhi tingkat fatalitas di suatu
ruas
jalan
Perintis
Pejalan Kaki
Waktu
ruas jalan. Berikut ini kami sajikan data
Menyeberang
Menyusuri
yang kami peroleh dari survei kecepatan
00-15
16
19
sesaat di simpang bundaran ruas jalan
15-30
26
22
Perintis Kemerdekaan.
30-45
19
15
45-60
12
13
Total
74
69
Kecepatan (km/jam)
Kecepatan Sesaat
60
40
46
43
20
20
35
34
25
20
41
28
26
ketahui
bahwa
sebanyak
0
Utara
Timur
Barat
Rata-Rata
Rata-Rata
dapat
kita
ketahui
bahwa
ini berasal dari kaki simpang Utara yaitu
46
km/jam
dan
74
Menurut
kecepatan tertinggi di simpang bundaran
sebesar
yang
orang/jam.
Sedangkan
pejalan kaki yang menyusuri sebanyak 69
Maksimal
Dari diagram kecepatan sesaat
tersebut
kaki
orang/jam.
Asal Kendaraan
Min
pejalan
menyeberang di simpang bundaran ini
20
20
Berdasarkan tabel di atas dapat kita
kecepatan
terendah sebesar 20 km/jam.
4. Survei Pejalan Kaki
MKJI
tahun
1997
frekwensi kejadian berbobot pejalan kaki
yang telah dikonversikan dengan faktor
pengkonversi
masing-masing
jenis
hambatan samping. Dapat disimpulkan
bahwa hambatan samping pada simpang
bundaran ini termasuk dalam kategori
rendah.
Berdasar UU No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan,
3
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
PEMBAHASAN
Prosentase
No
1
2
3
4
5
6
7
8
10
Primer
Per jenis konflik
Jenis Konflik
Belok kiri dari arah yg sama
Belok kanan dari arah yg sama
Kendaraan terlalu pelan
Belok kanan dari arah berlawanan
Belok Kiri jalan terus
Kendaraan lurus dari kanan
Belok kanan dari kanan
Belok kanan dari kiri
Kendaraan lurus dari kiri
Total
16%
14%
20%
7%
5%
13%
19%
6%
2%
100%
Sekunder
Per jenis konflik
9%
8%
11%
4%
3%
7%
10%
3%
1%
Jumlah
21%
15%
13%
7%
5%
14%
21%
4%
0%
100%
56%
Total
9%
7%
6%
3%
2%
6%
9%
2%
0%
44%
100%
Dari tabel di atas kita dapat
tahun 2008, besar kedua kecepatan
mengetahui bahwa konflik primer di
tersebut
simpang bundaran ruas jalan Perintis
terhadap pejalan kaki yang sangat rendah
Kemerdekaan lebih mendominasi dari
yaitu di bawah 10%. Oleh karena itu
pada konflik sekunder yaitu sebesar 56%.
dapat dikatakan aman bagi pejalan kaki
Konflik
paling
yang akan menyeberang di simpang
konflik
bundaran tersebut. Di bawah ini kami
kendaraan terlalu pelan yaitu sebesar
tampilkan diagram tingkat fatalitas yang
20%. Sedangkan untuk jenis konflik
akan dialami pejalan kaki jika terjadi
sekunder yang paling mendominasi yaitu
konflik
jenis konflik belok kiri dari arah yg sama
menggunakan kecepatan tertentu menurut
dan belok kanan dari kanan yaitu sebesar
Speed management: a road safety manual
21%.
for decision-makers and practitioner :
mendominasi
primer
yaitu
yang
mempunyai tingkat fatalitas
jenis
dengan
kendaraan
yang
Selanjutnya dari data hasil survei
kecepatan yang telah kita peroleh, kita
ketahui bahwa kecepatan minimal dan
kecepatan rata-rata dari masing-masing
kaki
simpang
mempunyai
rata-rata
kecepatan masing-masing 20 km/jam dan
28 km/jam. Menurut Speed management:
a road safety manual for decision-makers
and practitioner yang dikeluarkan oleh
Namun, kecepatan maksimal rata-
Global Road Safety Partnership pada
rata di simpang ini mempunyai tingkat
4
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
fatalitas yang cukup tinggi yaitu sebesar
50%. Dikarenakan kecepatan maksimal
REKOMENDASI
Berdasarkan analisis
yang
kami
dari
lakukan,
hasil
rata-rata di simpang ini sebesar 41
survey
kami
km/jam. Oleh karena itu perlu diadakan
mempunyai beberapa rekomendasi yang
pengendalian kecepatan kendaraan.
dapat diterapkan pada simpang bundaran
ruas jalan Perintis Kemerdekaan, antara
lain sebagai berikut :
KESIMPULAN
Berdasarkan survei
yang
kami
1. Pulau lalu lintas yang tidak sesuai
lakukan di simpang bundaran ruas jalan
dengan
ketentuan
Perintis Kemerdekaan kami memiliki
rekontruksi
beberapa kesimpulan antara lain sebagai
pelayanan
berikut:
menjadi lebih baik.
ulang
di
membutuhkan
agar
simpang
tingkat
tersebut
1. Simpang bundaran ini mempunyai
2. Pemeliharaan tanaman yang terdapat
tingkat pelayanan A untuk bagian
di pulau lalu lintas harus dilakukan
jalinan Utara-Barat dan B untuk
agar terciptanya jarak pandang bebas
bagian jalinan Utara-Timur. Namun
pengemudi yang sesuai.
simpang ini memiliki kekurangan
3. Pengendalian
yaitu adanya pulau lalu lintas yang
dilakukan
tidak sesuai dengan ketentuan.
rambu maupun marka jalan jadi
2. Konflik yang paling sering terjadi di
kendaraan
kecepatan
dengan
dapat
dapat
menggunakan,
berjalan
sesuai
konflik
dengan kecepatan rencana rata-rata
kendaraan terlalu pelan. Hal ini
sehingga ketika terjadi kecelakaan
disebabkan
oleh
jarak
tingkat fatalitasnya rendah karena
pengemudi
yang
terhalang
simpang
ini
adalah
pandang
oleh
mempunyai jarak pengereman yang
tanaman yang terdapat pada pulau
sesuai
lalu lintas.
Management oleh GRSP.
3. Berdasarkan
dari
data
dengan
pedoman
Speed
survei
kecepatan, kecepatan maksimal di
simpang bundaran ini mempunyai
tingkat fatalitas 50%. Sedangkan
untuk
kecepatan
minimalnya
rata-rata
mempunyai
dan
tingkat
fatalitas yang rendah.
5
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
LALU LINTAS PADA SIMPANG BUNDARAN
RUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA TEGAL
Transportasi merupakan gerakan
membuktikan
kebenaran
dari
teori
berpindahnya orang atau barang dari
tersebut. Penulis mengambil sampel di
tempat asal ke tempat tujuan baik
Kota Tegal tepatnya pada persimpang
menggunakan kendaraan maupun tidak
ruas jalan Perintis Kemerdekaan yang
menggunakan
menggunakan simpang bundaran.
kendaraan.
Pergerakan
tersebut sering kali menimbulkan konflik
Simpang ini terletak di Desa Slerok
lalu lintas terutama pada persimpangan
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.
ruas jalan. Konflik tersebut disebabkan
Simpang ini merupakan pintu masuk arus
oleh ruang gerak yang tidak mencukupi
lalu lintas dari Kabupaten Tegal yang
akibat tidak seimbangnya kapasitas jalan
akan menuju Kota Tegal. Sedangkan ruas
dengan volume kendaraan yang ada
jalan Perintis Kemerdekaan mempunyai
maupun hambatan samping di ruas jalan
kelas jalan kolektor sekunder. Ruas jalan
tersebut.
ini mempunyai tipe jalan 2 lajur 2 arah
Konflik lalu lintas mempunyai
tak
terbagi
namun
pada
simpang
pengertian yaitu situasi dimana dua
bundaran ini terdapat pulau lalu lintas
pengguna jalan mendekati satu sama lain
yang bertujuan sebagai kanalisasi arus
dalam waktu dan ruang yang sama dan
lalu lintas di simpang tersebut.
dapat terjadi tabrakan bila gerakan
Guna pemenuhan kebutuhan akan
keduanya tetap tidak berubah. Dari hasil
transportasi,
pengamatan
pelayanan
penulis
secara
visual
diperlukan
jasa
adanya
transportasi
yang
persimpangan yang ada di Kota Tegal
memadai, baik dari segi kuantitas dan
sebagian besar belum terarur dan sering
kualitasnya.
terjadi kesemrawutan yang berujung pada
transportasi yang aman, selamat, lancar,
kemacetan. Sedangkan menurut buku
tertib serta tepat waktu dapat tercapai.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun
Untuk itu, kami melakukan 5 jenis survei
1997 kondisi ruas jalan yang memiliki
pada tempat yang kami tentukan, yaitu
tingkat
survei gerakan membelok terklasifikasi
kecelakaan
per
satu
juta
Sehingga
kendaraan yang paling rendah adalah
(CTMC),
pada simpang bundaran, maka dari itu
persimpangan, survey kecepatan sesaat,
penulis
akan
mencoba
survei
tujuan
inventarisasi
untuk
1
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
survey pejalan kaki
dan survei jenis
kami sajikan perhitungan parametrik
konflik lalu lintas.
1.
Survei
memadai bagi pengguna jalan. Berikut ini
Gerakan
Membelok
geometri jalan dan kapasitas jalan di
Terklasifikasi (CTMC).
simpang bundaran ruas jalan Perintis
Berikut adalah hasil dari survei
Kemerdekaan.
CTMC berupa volume kendaraan yang
melintasi bundaran yang telah dikonversi
Perhitungan parameter geometri jalan
AB
AC
I
5
5
II
5
5
We
5
5
Ww
6
5,5
(emp) sesuai dengan kriteria kendaraan
We/Ww
0,83
0,90
dan kelas jalan sesuai dengan MKJI
Lw
12
15
Ww/Lw
0,5
0,37
menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Bag. Jalinan
Pendekat
per jam dengan faktor pengkonversinya
yaitu
ekuavalensi
mobil
penumpang
1997.
Perhitungan kapasitas jalan
UTARA
(A)
TIMUR
(C)
BARAT
(B)
Hasil
kendaraan
dari
analisis
membelok
pergerakan
menunjukkan
bahwa pergerakan paling besar dari kaki
Bag. Jalinan
AB
AC
Co
1432
1592
Ww
1386
1238
Ww
2,476
2,619
We/Ww
0,866
0,866
Lw
12
15
Pw
0,866
0,866
Fcs
0,88
0,88
Frsu
0,9
0,9
C
1145
1400
Keterangan :
Co
Ww
We
Pw
Lw
Fcs
ruang yang cukup untuk dapat melakukan
= Kapasitas dasar
= Lebar jalinan
= Lebar masuk rata-rata
= Panjang jalinan
= Rasio jalinan
= Faktor penyesuaian
ukuran kota
Frsu
= Faktor penyesuaian tipe
lingkungan
C
= kapasitas
Dari tabel di atas kita dapat
maneuver saat berbelok. Ruang yang
mengetahui bahwa simpang bundaran ini
cukup
memiliki dua bagian jalinan yaitu Utara-
simpang barat dengan total 608 smp/jam.
Sedangkan
mempunyai
kaki
simpang
pergerakan
paling
timur
kecil
dengan total 183 smp/ jam..
2. Survei Inventaris
Kendaraan yang membelok pada
suatu persimpangan jalan memerlukan
memerlukan
kapasitas
yang
2
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
Barat (AB) dan Utara-Timur (AC). Untuk
pejalan kaki adalah setiap orang yang
bagian jalinan AB memiliki V/C Rasio
berjalan di ruang lalu lintas jalan baik
sebesar 0,35. Jadi, bagian jalinan ini
menyeberang maupung menyusuri jalan.
memiliki tingkat pelayanan B. Sedangkan
Pejalan kaki merupakan pengguna jalan
untuk bagian jalinan AC memiliki V/C
yang memiliki tingkat fatalitas paling
Rasio sebesar 0,06. Jadi, bagian jalinan
tinggi karena memiliki rasio kontak
ini memiliki tingkat pelayanan A.
langsung dengan kendaaraan yang tinggi
Berikut data hasil survei pejalan
3. Survei Kecepatan Sesaat
Kecepatan kendaraan merupakan
kaki yang kami lakukan di simpang
salah satu faktor pemicu konflik. Selain
bundaran
itu tingkat kecepatan suatu kendaraan
Kemerdekaan :
mempengaruhi tingkat fatalitas di suatu
ruas
jalan
Perintis
Pejalan Kaki
Waktu
ruas jalan. Berikut ini kami sajikan data
Menyeberang
Menyusuri
yang kami peroleh dari survei kecepatan
00-15
16
19
sesaat di simpang bundaran ruas jalan
15-30
26
22
Perintis Kemerdekaan.
30-45
19
15
45-60
12
13
Total
74
69
Kecepatan (km/jam)
Kecepatan Sesaat
60
40
46
43
20
20
35
34
25
20
41
28
26
ketahui
bahwa
sebanyak
0
Utara
Timur
Barat
Rata-Rata
Rata-Rata
dapat
kita
ketahui
bahwa
ini berasal dari kaki simpang Utara yaitu
46
km/jam
dan
74
Menurut
kecepatan tertinggi di simpang bundaran
sebesar
yang
orang/jam.
Sedangkan
pejalan kaki yang menyusuri sebanyak 69
Maksimal
Dari diagram kecepatan sesaat
tersebut
kaki
orang/jam.
Asal Kendaraan
Min
pejalan
menyeberang di simpang bundaran ini
20
20
Berdasarkan tabel di atas dapat kita
kecepatan
terendah sebesar 20 km/jam.
4. Survei Pejalan Kaki
MKJI
tahun
1997
frekwensi kejadian berbobot pejalan kaki
yang telah dikonversikan dengan faktor
pengkonversi
masing-masing
jenis
hambatan samping. Dapat disimpulkan
bahwa hambatan samping pada simpang
bundaran ini termasuk dalam kategori
rendah.
Berdasar UU No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan,
3
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
PEMBAHASAN
Prosentase
No
1
2
3
4
5
6
7
8
10
Primer
Per jenis konflik
Jenis Konflik
Belok kiri dari arah yg sama
Belok kanan dari arah yg sama
Kendaraan terlalu pelan
Belok kanan dari arah berlawanan
Belok Kiri jalan terus
Kendaraan lurus dari kanan
Belok kanan dari kanan
Belok kanan dari kiri
Kendaraan lurus dari kiri
Total
16%
14%
20%
7%
5%
13%
19%
6%
2%
100%
Sekunder
Per jenis konflik
9%
8%
11%
4%
3%
7%
10%
3%
1%
Jumlah
21%
15%
13%
7%
5%
14%
21%
4%
0%
100%
56%
Total
9%
7%
6%
3%
2%
6%
9%
2%
0%
44%
100%
Dari tabel di atas kita dapat
tahun 2008, besar kedua kecepatan
mengetahui bahwa konflik primer di
tersebut
simpang bundaran ruas jalan Perintis
terhadap pejalan kaki yang sangat rendah
Kemerdekaan lebih mendominasi dari
yaitu di bawah 10%. Oleh karena itu
pada konflik sekunder yaitu sebesar 56%.
dapat dikatakan aman bagi pejalan kaki
Konflik
paling
yang akan menyeberang di simpang
konflik
bundaran tersebut. Di bawah ini kami
kendaraan terlalu pelan yaitu sebesar
tampilkan diagram tingkat fatalitas yang
20%. Sedangkan untuk jenis konflik
akan dialami pejalan kaki jika terjadi
sekunder yang paling mendominasi yaitu
konflik
jenis konflik belok kiri dari arah yg sama
menggunakan kecepatan tertentu menurut
dan belok kanan dari kanan yaitu sebesar
Speed management: a road safety manual
21%.
for decision-makers and practitioner :
mendominasi
primer
yaitu
yang
mempunyai tingkat fatalitas
jenis
dengan
kendaraan
yang
Selanjutnya dari data hasil survei
kecepatan yang telah kita peroleh, kita
ketahui bahwa kecepatan minimal dan
kecepatan rata-rata dari masing-masing
kaki
simpang
mempunyai
rata-rata
kecepatan masing-masing 20 km/jam dan
28 km/jam. Menurut Speed management:
a road safety manual for decision-makers
and practitioner yang dikeluarkan oleh
Namun, kecepatan maksimal rata-
Global Road Safety Partnership pada
rata di simpang ini mempunyai tingkat
4
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24
fatalitas yang cukup tinggi yaitu sebesar
50%. Dikarenakan kecepatan maksimal
REKOMENDASI
Berdasarkan analisis
yang
kami
dari
lakukan,
hasil
rata-rata di simpang ini sebesar 41
survey
kami
km/jam. Oleh karena itu perlu diadakan
mempunyai beberapa rekomendasi yang
pengendalian kecepatan kendaraan.
dapat diterapkan pada simpang bundaran
ruas jalan Perintis Kemerdekaan, antara
lain sebagai berikut :
KESIMPULAN
Berdasarkan survei
yang
kami
1. Pulau lalu lintas yang tidak sesuai
lakukan di simpang bundaran ruas jalan
dengan
ketentuan
Perintis Kemerdekaan kami memiliki
rekontruksi
beberapa kesimpulan antara lain sebagai
pelayanan
berikut:
menjadi lebih baik.
ulang
di
membutuhkan
agar
simpang
tingkat
tersebut
1. Simpang bundaran ini mempunyai
2. Pemeliharaan tanaman yang terdapat
tingkat pelayanan A untuk bagian
di pulau lalu lintas harus dilakukan
jalinan Utara-Barat dan B untuk
agar terciptanya jarak pandang bebas
bagian jalinan Utara-Timur. Namun
pengemudi yang sesuai.
simpang ini memiliki kekurangan
3. Pengendalian
yaitu adanya pulau lalu lintas yang
dilakukan
tidak sesuai dengan ketentuan.
rambu maupun marka jalan jadi
2. Konflik yang paling sering terjadi di
kendaraan
kecepatan
dengan
dapat
dapat
menggunakan,
berjalan
sesuai
konflik
dengan kecepatan rencana rata-rata
kendaraan terlalu pelan. Hal ini
sehingga ketika terjadi kecelakaan
disebabkan
oleh
jarak
tingkat fatalitasnya rendah karena
pengemudi
yang
terhalang
simpang
ini
adalah
pandang
oleh
mempunyai jarak pengereman yang
tanaman yang terdapat pada pulau
sesuai
lalu lintas.
Management oleh GRSP.
3. Berdasarkan
dari
data
dengan
pedoman
Speed
survei
kecepatan, kecepatan maksimal di
simpang bundaran ini mempunyai
tingkat fatalitas 50%. Sedangkan
untuk
kecepatan
minimalnya
rata-rata
mempunyai
dan
tingkat
fatalitas yang rendah.
5
Jurnal Konflik Lalu Lintas di Simpang Bundaran oleh PKTJ ‘24