I must Create a System, or be enslaved by another Man's Wm Blake 1757 - 1827 English
Konsentrasi
Kesenian atau latihan dalam berkonsentrasi, bejalar biologi ataupun main billiard, ialah menyisihkan ganguan dan memperhatikan apa yang kamu kerjakan. Jika anda menemukan sesuatu yang tidak anda mengerti dalam bacaan, atau jika anda mengalami kesulitan dalam mendengarkan kuliah, semoga pentunjuk-petunjuk berikut ini bisa menolong anda:
Melakukan kebiasaan rutine, jadwal belajar yang efisien Belajar di lingkungan yang tenang Untuk istirahat,
kerjakan sesuatu yang lain dari kebiasaan yang anda lakukan (misalnya jalan-jalan sehabis duduk), dan lain-lain
Hindari mengelamun dengan menanyakan diri sendiri tentang bahan pelajaran sambil mempelajarinya Sebelum kelas, pelajari catatan dari pertemuan sebelumnya dan baca bahan kuliah yang akan dibahas di kelas sehingga anda dapat mengetahui topik utama yang akan dibahas oleh dosen terlebih dahulu
Tunjukan perhatian anda saat di dalam kelas (ekspresi and sikap badan dengan penuh perhatian) untuk medorong semangat belajar anda
Hindari ganguan
dengan duduk di depan kelas jauh dari ganguan teman sekelas dan dengan memperhatikan dosen sehingga dapat mendengarkan dan menulis catatan yang baik
Sumber: J. R. Hayes, The Complete Problem Solver, Franklin Institute Press, 1981 Saran-saran untuk memperbaiki website ini (dengan halaman yang dimaksud)
Konsep atau Pemetaan pikiran untuk belajar
I must Create a System, or be enslaved by another Man's Wm Blake 1757 - 1827 English
Kenapa pemetaan?
Sebaliknya, pikiran kita bekerja seperti web sites: sekelompok halaman atau ide atau konsep yang dihubungan satu sama lain, atau berpindah sendiri ke kelompok atau web sites yang lain.
Pembelajaran mengkombinasikan apa yang telah anda ketahui dengan apa yang ingin anda ketahui, dan menghubungkan informasi baru ini ke dalam gudang pengetahuan kita.
Ingatan kita kemudian memproses “hubungan” baru ini dan mempersiapkan untuk digunakan sewaktu-waktu.
Suatu pemetaan pikiran berfokus pada satu ide; Konsep memetakan bekerja dengan beberapa atau banyak hal.
Kapan memetakannya?
Mengorganizasi suatu subyek Melakukan pembelajaran yang "lebih mendalam" Mengintegrasikan pengetahuan yang lama dan baru Merevisi and mempersiapkan untuk test
Mencatat Menggantikan ide-ide baru dalam suatu struktur Mengingat kembali Mengkomunikasikan ide-ide yang kompleks
Gunakan pemetaan untuk meletakkan hal-hal secara perspektif, menganalisa hubungan, dan untuk membuat prioritas.
Bagaimana saya melakukan pemetaan?
Mula-mula tolaklah ide dari suatu garis besar, atau paragraf yang menggunakan kalimat- kalimat.
Kemudian berpikirlah dengan kata kuncinya atau simbol-simbol yang mewakili ide dan kata-kata.
Ambilah sebuah pensil (anda akan menghapus!) dan selembar kertas kosong (tidak bergaris) yang besar atau gunakan papan tulis dan kapur (berwarna):
Tulislah kata yang paling penting atau ungkapan pendek atau simbol di bagian tengah.
Pikirkan hal ini; lingkarilah.
Tuliskan kata-kata penting lainnya di luar lingkaran. (pikirkan halaman-halaman yang berhubungan dalam suatu web sites) Sisakan ruang kosong untuk mengembangkan pemetaan anda untuk: pengembangan lebih lanjut penjelasan item-item yang berkaitan
Bekerjalah dengan cepat tanpa menganalisa pekerjaan anda.
Ubahlah fase pertama ini.
Pikirlah mengenai hubungan item-item yang di luar dengan yang di tengah Hapus dan gantilah dan pendekkan kata-kata pada ide kunci ini
Letakkan kembali item-item penting lebih dekat satu sama lain untuk pengorganisasian yang lebih baik Jika memungkinkan, gunakan warna untuk mengorganisasikan informasi Hubungkan konsep dengan kata-kata untuk memperjelas hubungan
Tetaplah bekerja di bagian luar
Dengan bebas dan cepat tambahkan kata-kata kunci dan ide-ide lainnya (anda dapat selalu menghapus!)
Berpikirlah secara tidak umum: rekatkan halaman-halaman secara bersamaan untuk memperluas pemetaan anda; pecahkan ikatan-ikatan yang ada Kembangkan ke mana arah topik membawa anda – tak terbatas oleh ukuran kertas Ketika anda memperluas pemetaan anda, anda akan cenderung menjadi lebih spesifik dan detail
Singkirkan pemetaan tersebut
Kemudian, lanjutkan pengembangan dan revisi Berhenti dan pikirlah mengenai hubungan yang anda kembangkan Perluas pemetaan sepanjang waktu (sampai ujian tiba!)
Pemetaan ini adalah dokumen pembelajaran pribadi anda Hal ini mengkombinasikan apa yang anda ketahui dengan apa yang anda pelajari dan apa yang mungkin anda butuhkan untuk melengkapi "lukisan" anda
-------------------------------------------------------------------------------- Lihat juga pembahasan James Cook University's (North Queensland, Australia)
mengenai pemetaan pikiran pada http://www.tsd.jcu.edu.au/netshare/learn/mindmap/ Konsep pemetaan awalnya berasal dari hasil karya David Ausubel (advanced organizers).
Konsep teknik pemetaan dikembangkan oleh Joseph D Novak di Cornell. "Konsep pemetaan berasal dari gerakan pembelajaran yang disebut konstruktivisme. Pada umumnya, konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan awal digunakan sebagai dasar untuk mempelajari pengetahuan yang baru. Pada intinya, bagaimana kita berpikir memepengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Konsep pemetaan mengindentifikasikan cara kita berpikir, cara kita melihat hubungan antar pengetahuan." Grayson H. Walker, Concept Mapping and Curriculum Design, Teaching Resource Center, The University of Tennessee at Chattanooga, http://www.utc.edu/Teaching- Resource-Center/concepts.html, (March 2, 2000).
Pemetaan pikiran dikembangkan oleh Tony Buzan: "The Mind Map Book: How to Use Radiant Thinking to Maximize Your Brain's Untapped Potential", Penguin Books, New
York. Informasi lebih lanjut tersedia pada dokumen a Mind Mapping FAQ (Frequently Asked Questions). (http://www.ozemail.com.au/~caveman/Creative/Mindmap/index.html)
Saran-saran untuk memperbaiki website ini (dengan halaman yang dimaksud)
Konsep Diri
Oleh Jacinta F. Rini Team e-psikologi
Jakarta, 16 Mei 2002 Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal
dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.
Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti :
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.
Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi
akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau “termakan” ucapan orang.
Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Merubah Konsep Diri
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak- tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :
Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus. You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best you could in every way....
Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri . Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?
Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri . Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
Berpikir positif dan rasional
We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world (The Buddha). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi,
kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga. (jp)
Konsep Kerja Cerdas
Oleh: Ubaydillah, AN Jakarta, 26 Februari 2003
Mula-mula ekonom Itali bernama Vilfredo Pareto (1848 - 1923) itu baru setengah kaget dengan hasil penelitiannya. Bahwa 80% kekayaan negara hanya dinikmati oleh 20% kelompok tertentu dari penduduk. Dengan kata lain, 80% dari penduduk hanya berkesempatan menikmati 20% dari kekayaan negara. Katakanlah kalau diasumsikan jumlah penduduk seluruhnya mencapai 100 juta jiwa, berarti hanya 20 juta jiwa yang kaya raya dengan mendapat 80% kekayaan negara. Sisa penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa hidup pas-pasan karena kue negara yang hanya 20% harus dibagi-bagi. Karena setengah kaget dengan hasil penelitian tersebut, Pareto kemudian mengadakan penelitian di lain negara, ternyata hasilnya sama atau hampir sama. Hasil penelitian Pareto ini sejak tahun 1897 akhirnya diresmikan menjadi sebuah rumus atau formula dengan berbagai macam nama: Pareto Principle; The Pareto Law; The 80/20 rule; The Principle of Least Effort; atau The principle of Imbalance. Konon karena Pareto dinilai kurang artikulatif dalam menjajakan temuannya ini berdasarkan perkembangan metodologi dan konteks penelitian, akhirnya mendorong para pakar untuk ikut terjun melengkapi rumus atau temuan yang dinilai sangat berguna bagi pencerahan peradaban manusia ini. Tahun 1949, George K Zipf, seorang professor dari Harvard University, mengembangkan wilayah penelitian dengan menjadikan temuan Pareto sebagai acuan. Hasilnya bahwa manusia, benda-benda, waktu, keahlian, atau semua alat produksi telah memiliki aturan alamiah yang berkaitan antara hasil dan aktivitas dengan jumlah perbandingan mulai dari 80/20 atau 70/30. Contoh:
Karena dianggap memberi pencerahan, rumus tersebut lalu diterapkan ke dalam pengembangan pribadi . Ternyata para pakar di bidangnya masing-masing menemukan sesuatu yang kira-kira sama dengan temuan Pareto. Artinya jika bicara hasil, ketepatan proses, dan kualitas maka hal-hal tersebut erat hubungannya dengan how well atau how good are you doing, bukan how often dan how long. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ditentukan sejauhmana anda bisa bekerja secara cerdas. Beberapa contoh:
Dalam dunia bisnis, untuk merebut pasar anda harus berpikir minimalistis dalam arti ketepatan strategi yang tidak melebihi kebutuhan pasar. Artinya temukan 20% dari strategi yang bisa merebut 80% daya tarik pasar dengan memberi 80% premiun solusi kepada 20% pelanggan setia. Jangan mengobral strategi yang justru menghabiskan 80% cost padahal hanya akan menciptakan 20% rate of return (Mack Hanan, dalam Fast Growth Strategy, McGraw-Hill International, Singapore, 1987).
Penelitian dalam hal efektivitas dan efisiensi waktu menemukan bahwa 80% prestasi seseorang di bidang apapun diraih dari 20% waktu yang dikeluarkan. Dan 80% kebahagian hidup ditentukan dari 20% waktu yang digunakan untuk mencarinya. Tanyalah pada diri anda, berapa jumlah waktu yang benar-benar anda gunakan dalam kaitan dengan tujuan anda pergi ke kantor selain waktu macet, ngobrol, atau melamun, atau membicarakan persoalan lain dengan kawan kerja? Jika jawaban anda ternyata menggunakan rumus yang sebaliknya maka anda tidak memiliki perbedaan dengan orang lain dan itu smaa artinya bahwa anda belum menerapkan cara kerja cerdas.
Aplikasi Kerja Cerdas
Sebagai bangsa yang agamis sekaligus kaya budaya leluhur, sebenarnya seruan kerja cerdas ini bukanlah barang baru. Tetapi persoalannya lagi - lagi berupa tools yang tidak di-update. Selain disampaikan dengan "bahasa langit" yang seringkali menafikan proses pemahaman secara ilmiah dan alamiah pun juga tidak dilakukan elaborasi kontekstual. Akibatnya pemahaman tentang ajaran agama dan budaya hanya bekerja pada persoalan yang bersifat minoritas dalam kehidupan nyata. Sebelum Pareto mengumumkan hasil penelitiannya dengan formula 80/20, kita sudah diajarkan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan mubazir atau yang tidak perlu. Sayangnya, ajaran mubazir yang kita pahami hanya sebatas kalau kita membuang makanan yang tersisa. Amat jarang kita berpikir mubazir secara profesi, ekonomi, atau strategi.
Untuk menjauhkan diri dari tindakan yang mubazir dalam kaitan dengan realisasi kerja cerdas harus dimulai dari langkah-langkah berikut:
1. Fokus pada skala pengembangan
Jika anda yakin bahwa diri anda memiliki keunggulan atau bakat alamiah, disamping memiliki kelemahan yang diakibatkan oleh faktor heriditas atau lingkungan, maka yang benar-benar anda butuhkan adalah hidup dengan keunggulan tersebut secara cerdas (living with the advantage competitive factors). Hanya jika anda menemukan strategi hidup dengan keunggulan, maka anda akan keluar dari batas rata-rata prestasi lingkungan. Sebelum itu, paling maksimal yang bisa anda capai adalah kualitas hidup seperti orang lain atau seperti yang diraih oleh sepuluh orang yang anda kenal paling dekat. Lalu ke mana keunggulan tersebut diarahkan? Jelas, keunggulan itu harus diarahkan untuk mengoptimalkan apa yang disebut dalam rumusan Pareto dengan 20% of determining factors (factor penentu). Oleh karena itu, temukan apa saja yang menjadi faktor penentu keberhasilan anda dari sekian daftar kegiatan yang anda lakukan dalam hidup. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu dan fgokuskan hanya pada hal-hal yang berpotensi untuk pengembangan diri.
2. Berani Berkorban
Di dalam dunia yang sebesar ini terdapat sekian banyak "persoalan kecil" yang kalau anda tidak berani berkorban untuk memaafkannya bisa jadi persoalan itu akan mendominasi muatan pikiran anda yang akhirnya bisa membuat anda melupakan sisi keunggulan, cita-cita, fokus pengembangan diri, dan lain-lain. Contoh yang paling sederhana dan sering terjadi di depan mata kita adalah ketika sedang di jalan raya. Di luar dari persoalan tabrakan serius, terkadang hanya karena mobilnya tersenggol sedikit saja orang rela membuang banyak waktu dan kebahagiannya pergi ke kantor. Bahkan bisa berkembang ke arah baku hantam. Padahal kalau dimaafkan (mau berkorban sedikit dengan kehilangan uang beberapa ratus ribu saja untuk memperbaiki mobil yang lecet), maka semua urusan selesai. Auditlah pikiran anda, persoalan apa saja yang kalau anda memaafkannya tidak akan merugikan anda secara misi atau visi dan tidak mengganti isi pikiran anda dengan muatan negatif. Untuk mengetahui apakah persoalan yang sedang anda hadapi tidak akan merugikan anda , gunakan standard audit berikut:
Apa saja yang menurut anda menjadi prioritas utama dalam kehidupan Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan penting dan tidak penting Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan darurat dan tidak darurat yang bisa
jadi tidak penting dan tidak prioritas Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan "sampah" - tidak penting, tidak mendesak dan bukan prioritas utama. Namun dalam hal ini anda perlu menyeleksi secara ketat dan hati-hati, sebab bahayanya kalau anda secara mudah memasukan persoalan ke tong sampah ini maka anda bisa terjebak untuk meninggalkan misi atau fokus hidup hanya karena alasan mempertahankan posisi atau kondisi yang ada. Jika anda terjebak maka akhirnya rumus yang terjadi bukanlah 80/20 tetapi sebaliknya.
3. Membuat Sekat Pembatas
Pada akhirnya anda harus menentukan batasan-batasan tentang apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, apa modal yang dimiliki, dan akan kemana anda mengarahkan hidup anda. Dalam proses Pada akhirnya anda harus menentukan batasan-batasan tentang apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, apa modal yang dimiliki, dan akan kemana anda mengarahkan hidup anda. Dalam proses
Semakin jelas anda memiliki format seleksi dan pengecualian, fokus pada pengembangan diri diiringi keberanian berkorban dengan memahami, mengakui, membuang sesuatu yang tidak dibutuhkan dalam diri anda, maka akan semakin jelas wilayah dunia yang menjadi "hak" anda sehingga semakin tersimpulkan apa yang menjadi determining factors to success itu. Artinya faktor penentu semakin sedikit dan semakin sederhana dan biasanya yang sederhana itu justru akan bisa bekerja optimal. Sementara yang cenderung
pelik, ruwet dan kompleks biasanya mandul. Semoga berguna. (jp)
Latihan: Motivasi Belajar
Waktu masih remaja, kita mempunyai kemampuan untuk belajar dan melihat kelalaian masa lalu. Ketika kita mulai mengikuti ajaran-ajaran keluarga, sekolah, dan lingkungan, motivasi kita di awal tahun berganti dari tujuan kita ke menyenangkan orang lain, dan sering kali keinginan kita untuk belajar penderitaan. Bagaimana anda bisa motivasi diri sendiri?
Dengan latihan ini, coba untuk
mengakui rasa penemuan anda bertanggung jawab pada pelajaranmu menerima resiko dari belajar dengan kepercayaan, kemampuan, dan otonomi mengakui bahwa "kegagalan" adalah sukses:
belajar dari kegagalan alalah dengan jalan yang sama belajar apa merayakan prestasi anda jika dapat mencapai tujuan anda Latihan ini terdiri dari tujuh halaman atau langkah sebagai berikut: (dalam bahasa Inggris)
Mulai dengan Definisi
2. Motivasi sendiri (English)
3. Motivasi dari luar (English)
4. Proyek deskripsi (English)
5. Penasehat (English)
6. Perkembangan (English)
7. Kesimpualan/Evaluasi (English) Selamat Belajar!
Saran-saran untuk memperbaiki website ini (dengan halaman yang dimaksud)
Makna Belajar Bagi Orang Dewasa
Oleh: Ubaydillah, AN Jakarta, 4 Februari 2003
"Untuk apa sekolah tinggi, toh akhirnya sama saja, bingung ke mana mencari pekerjaan yang cocok. Ijazah
dengan jari jumlah kawan sesama sopir taksi yang bergelar sarjana. Bukankah hidup itu yang paling pokok adalah memiliki sumber penghasilan yang cukup untuk menutup pengeluaran dan sisanya ditabung buat warisan, benarkan Pak?". Begitulah perkataan yang pernah diucapkan oleh seorang sopir taksi dalam suatu pembicaraan santai. Logika dan pertanyaan pembenar sopir taksi itu bisa dijawab benar dan tidak benar. Kenyataan membuktikan semakin banyak jumlah kaum akademik yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu atau gelarnya. Artinya ia menjalani pekerjaan yang semestinya tidak harus dilakukan setelah ia menyandang gelar akademik kebanggaannya. Ambillah contoh jika seorang sarjana pendidikan harus menjadi pedagang es keliling atau seorang sarjana hukum 'mencari' makan dengan menjadi pedagang beras kaki lima. Atau sarjana ekonomi menjadi seorang sopir taksi. Tidak terdapat bentuk pelanggaran undang-undang apapun jika SPd menjadi penjual es keliling, jika SH menjadi penjual beras kaki lima, atau SE menjadi sopir taksi. Mengapa? Banyak alasan yang mendukungnya, antara lain: 1) mencari pekerjaan sama sulitnya dengan menahan godaan untuk mendapatkan tiket surga; 2) hukumnya halal secara juridis; 3) kebutuhan harian sesaat (short term survival) yang tidak bisa ditunda; 4) pandangan lingkungan yang miring jika sarjana nongkrong di rumah. Dan masih banyak lagi alasan lainnya. Menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin akademik memang sudah menjadi bentuk pemakluman bersama. Persoalan akan muncul ketika pekerjaan tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kecil dari motivasi bekerja, misalnya uang saja atau hanya bebas dari asumsi lingkungan yang tidak-tidak. Di sisi lain, menjadi pengalaman kesyukuran hidup ketika ketidakcocokan tersebut membawa anda ke dalam keadaan yang sesungguhnya menjadi kemujuran tak disengaja. Sudah menerima gaji tinggi, simbol status sosial membanggakan, kemudian seluruh potensi mendapat tempat pemberdayaan secara optimal, meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan latar belakang akademik anda. Permasalahan timbul ketika individu yang melakoni pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang akademiknya dengan motif keterpaksaan semata dalam upaya menghindar tekanan eksternal. Keterpaksaan inilah letak kesalahan yang sebenarnya, bukan bidang atau job title tertentu. Mengapa? Ketika motivasinya hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan itu tidak memberinya banyak arti baik material dan non- material. Akan sangat berbeda jika pilihan diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang.
Definisi Belajar
Salah satu iklan produk terkenal yang anda lihat kira-kira berbunyi, "Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan". Anda pasti sudah memahami maksud tersiratnya. Tanpa harus anda ciptakan, masa tua akan tiba, tetapi untuk menjadi dewasa anda harus menciptakannya. Bagimana anda menciptakannya? Tidak lain hanyalah belajar dengan basis kehidupan menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan berikutnya. Belajar bagi orang dewasa adalah mencari untuk menemukan sesuatu tentang hidup tidak sebagaimana anak-anak yang hanya menerima dan terkadang masih jauh dari isu-isu kehidupan riilnya. Sejumlah definisi atau konsep yang dikemukakan para ahli tentang definisi belajar bagi orang dewasa bisa anda jadikan rujukan, antara lain:
1. Reg Revans (Penggagas Action Learning)
Belajar bagi orang dewasa, menurut Reg Revans (1998) adalah proses menanyakan sesuatu bermula dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang akan dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak lagi valid untuk mengatasi situasi yang sedang terjadi. Dengan kata lain, "Learning is experiencing by exploration and discovery" .
2. Bob Sadino
Dalam banyak wawancara yang dikutip oleh sejumlah media cetak, Bob Sadino, seorang pakar di bidang agrobisnis, seringkali melontarkan kata-kata pendek tetapi membutuhkan penjelasan yang tidak cukup dibeberkan dalam satu sessi seminar. Kata-kata itu tidak lain adalah: Cukup lakukan saja! Pernyataan tersebut mengandung makna yang dalam dimana belajar merupakan bentuk transformasi visi ke suatu tindakan lalu berakhir dengan achievement.
3. Charles Handy
Dalam bukunya Inside Organization (1999), Charles Handy mengemukakan bahwa siklus belajar orang dewasa diawali dengan mempertanyakan sesuatu dengan kuriositas tinggi; menemukan jawaban-jawaban teoritis; melakukan testing di lapangan; dan terakhir refleksi – sebuah pemahaman mengenai sesuatu yang bekerja dan yang mandul di dalam diri. Thomas Edison, seorang penemu, adalah contoh paling reliable Dalam bukunya Inside Organization (1999), Charles Handy mengemukakan bahwa siklus belajar orang dewasa diawali dengan mempertanyakan sesuatu dengan kuriositas tinggi; menemukan jawaban-jawaban teoritis; melakukan testing di lapangan; dan terakhir refleksi – sebuah pemahaman mengenai sesuatu yang bekerja dan yang mandul di dalam diri. Thomas Edison, seorang penemu, adalah contoh paling reliable
4. Alvin Toffler
Penulis buku terkenal ini mendifinisikan belajar sebagai proses mempersiapkan cara atau strategi menghadapi situasi baru. Perangkatnya meliputi pemahaman, aplikasi dari metodologi baru, keahlian, sikap dan nilai. Dari definis-definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar bagi orang dewasa ternyata memiliki berbagai dimensi. Oleh karena itu menjadikan pendidikan (education) sebagai representasi tunggal dari proses belajar tidak jarang meninggalkan warisan mindset yang kurang menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang berkemampuan rata-rata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan birokrasi formal yang memberikan stigma bahwa sekolah adalah escalator tunggal yang mahal harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya dengan kemajuan yang dicapai oleh dunia luar. Akibatnya timbul gap antara pendidikan dengan tuntutan atau kebutuhan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa pengangguran tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya menjadi media yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena makna belajar yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian membebaskan diri dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan. Cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan melakukannya, seperti yang ditulis oleh Rex dan Carolyin Sikes: "We learn about a city from being there, not from a map or guide book. We learned to walk and talk without reading instructions or following recipes. Learning is doing something, then getting rid of the unwanted parasitic movements".
Aplikasi Belajar
Merujuk pada sekian pandangan tentang belajar bagi orang dewasa, maka yang perlu anda lakukan adalah menjadikannya sebagai konsep hidup personal yang implementatif berdasarkan situasi dan kondisi yang anda hadapi. Konsep tersebut harus diformulasikan ke dalam pemahaman khusus yang anda rasakan bekerja mengubah hidup dan situasi, seperti yang dialami Edison. Guru anda adalah situasi konkrit yang anda alami dengan materinya berupa tantangan. Inilah makna esensial dari petuah yang sering anda dengar bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan situasi hidup anda oleh karena itu menjadi tidak wajib. Bagaimana anda mendapatkannya? Ikutilah formulasi berikut:
1. Sadari keadaan anda saat ini
Terimalah keadaan atau situasi hidup apapun saat ini dengan penuh kesadaran karena kesadaran itu akan menjadi syarat mutlak untuk menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Jika anda menerimanya dengan kepasrahan atau penolakan maka selamanya keadaan atau situasi yang tidak menyenangkan tidak bakal meninggalkan anda. Bahkan lambat laun menciptakan lilitan yang lebih tinggi dari kapasitas anda. Tanpa kesadaran untuk berubah, maka perubahan situasi atau kondisi eksternal hanya memberi anda perubahan dalam waktu singkat dan sisanya anda kembali lagi ke format lama. Bahkan ketika anda naik jabatan mendadak, jabatan tersebut hanya anda rasakan kenikmatannya sebentar lalu anda lupa rasanya.
2. Pahami proses
Salah satu pertanda inti dari orang dewasa adalah pemahamannya terhadap bagaimana dunia konkritnya bekerja. Dengan memahami bagaimana sesuatu bekerja menurut hukum alamnya, maka akan membuat anda menjadi bijak menjalani hidup. Tidak lagi berpikir dengan mood atau menerjang kaidah-kaidah hidup yang benar. Di samping itu, pemahaman tersebut akan menyalurkan energi positif ketika proses sedang anda jalani. Di sinilah yang membedakan apakah anda merasakan tantangan sebagai proses untuk dinikmati atau proses yang anda rasakan dengan kepedihan.
3 . Kemana anda akan melangkah
Setiap pekerjaan yang anda lakukan, setiap bidang yang anda geluti, setiap profesi yang anda sandang sebenarnya sudah diciptakan tangga kastanya di dalam. Termasuk seperti yang di alami kawan sopir taksi di atas. Ia boleh menjadi sopir , pedagang beras kaki lima, penjual es keliling selamanya meskipun tetap terbuka lebar peluang untuk menjadi manajer atau direktur bahkan pemegang saham di suatu perusahaan. Tangga kasta itulah yang menjadi simbol status anda. Dengan aplikasi prinsip belajar, maka hidup adalah realisasi gagasan, bukan lagi intimidasi orang atau keadaan. Tetaplah berjuang untuk hidup dengan imajinasi anda bukan hidup di dalam sejarah masa lalu atau jebakan realitas sementara. Dengan memahami makna belajar diharapkan anda dapat menjalani hidup anda dengan penuh sukacita dan tidak didasarkan atas unsur keterpaksaan dan kepasrahan. Terlepas apapun profesi yang anda geluti, baik yang sesuai dengan latar belakang akademik maupun tidak, kesuksesan anda akan sangat tergantung pada bagaimana anda memahami hal tersebut sebagai suatu proses belajar. Semoga berguna.(jp) _____________________________
Memahami Bagaimana Virus Kegagalan Berproses
Oleh: Ubaydillah, AN Jakarta, 28 November 2002
Dalam perjalanan hidupnya setiap orang pasti pernah mengalami apa yang disebut sebagai kegagalan. Bahkan semakin sukses seseorang maka semakin sering orang tersebut mengalami berbagai kegagalan. Perbedaannya adalah pada orang-orang yang dikenal "sukses", mereka mampu menyadari akan kegagalan tersebut lalu segera membenahi diri dan menyusun rencana baru. Sebaliknya bagi orang-orang yang "gagal", mereka tidak menyadari akan kegagalan tersebut, cenderung terlena, tidak membenahi diri dan takut memulai sesuatu yang baru lagi. Selain itu orang-orang gagal cenderung terjebak dalam pola pikir negatif dan tidak mampu keluar dari lingkungan yang negatif. Apakah kegagalan terjadi dalam waktu yang tiba-tiba atau kah sama dengan apa yang disebut kesuksesan yang biasanya baru bisa dicapai setelah berjuang dalam kurun waktu tertentu dan terus-menerus? Lalu bagaimana kita harus menyiasati hal ini sehingga kita memiliki kemampuan untuk menyadari adanya "virus-virus" kegagalan yang menggerogoti kita secara perlahan-lahan? Artikel singkat ini ingin menjawab kedua pertanyaan tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi yang bisa anda lakukan agar anda tidak terjebak dalam pilihan-pilihan yang akan membawa anda kepada kehancuran.
Dua Hukum
Ada dua hukum yang berlaku di planet bumi ini. Pertama, hukum buatan manusia dan kedua, hukum alam. Hukum yang pertama menerima rekayasa, tawar-menawar, dan pembalasan bagi yang melanggarnya pun masih dapat diatur. Hukum kedua amat berbeda dengan hukum pertama. Hukum yang kedua bersifat pasti dan tidak menawarkan kesempatan negosiasi bahkan belas kasihan pun tidak. Jika anda melanggarnya, baik anda tahu atau tidak tahu, sadar atau tidak sadar, maka balasannya pasti akan anda terima sesuai dengan pelanggaran tersebut. Hanya saja balasan itu bersifat tersembunyi dan tidak anda rasakan seketika sehingga sangat mungkin sekali terjadi kelengahan dalam jumlah yang tidak terhitung. Bentuk kelengahan yang tidak disadari itulah yang disebut dengan virus kegagalan. Mengapa disebut virus kegagalan? Karena ibarat virus yang hidup di dalam tubuh seseorang dan menggerogoti tubuhnya secara tahap demi tahap, demikian pula kelengahan yang tidak disadari berproses terus-menerus melalui keputusan, pilihan atau pun tindakan yang dibuat oleh seseorang tanpa sadar akan pembalasan akhir atau dampaknya dalam jangka panjang.
Proses
Untuk mengetahui bagaimana virus kegagalan berproses di dalam diri anda, berikut adalah kunci utama yang perlu dipahami.
Tidak Adanya Kesadaran akan Pembalasan Akhir
Kegagalan tidak pernah diciptakan oleh sekali tindakan yang sifatnya sekali jadi. Kegagalan yang anda rasakan dihasilkan dari akumulasi pilihan atau keputusan kecil yang salah dan tidak anda sadari Kegagalan tidak pernah diciptakan oleh sekali tindakan yang sifatnya sekali jadi. Kegagalan yang anda rasakan dihasilkan dari akumulasi pilihan atau keputusan kecil yang salah dan tidak anda sadari
Belenggu Imajinasi
Tidak main-main jika ilmuan sekaliber Einstein mengakui bahwa imajinasi lebih penting dari pengetahuan karena kekuatannya yang begitu dominan membentuk diri anda dalam kaitan gagal dan sukses. Mayoritas manusia dipenjara oleh imajinasi kegagalan tentang dirinya, imajinasi kesengsaraan hidup dan imajinasi negativitas kehidupannya secara umum. Memang faktanya hampir tidak ditemukan kesuksesan yang tidak diawali dengan kegagalan, hanya saja bukan di situ esensinya. Jika anda gagal kemudian kegagalan tersebut anda jadikan stempel terhadap diri anda entah dengan sengaja atau tidak, maka stempel itulah yang menciptakan kegagalan demi kegagalan berikutnya. Karena baik kegagalan atau kesuksesan, keduanya bukanlah materi riil akan tetapi lebih pada persoalan the way of thinking, senses of seeing, sense of feeling, atau sistem keyakinan yang anda anut. Jadi ketika anda menghembuskan imajinasi negatif tentang kegagalan terhadap sesuatu yang ingin anda wujudkan, imajinasi tersebut mengudara di alam ini lalu ditangkap oleh hukum gravitasi bumi yang kemudian menjadi kenyataan di dalam kehidupan anda. Gambaran mengenai hal ini bisa anda pelajari dari kenyataan bahwa semua kreasi diciptakan dari dua hal yaitu penciptaan mental berupa imajinasi atau ide atau gagasan baru kemudian penciptaan fisik.
Lingkungan Negatif
Pernahkah anda mengamati kenyataan bahwa setiap diadakan pertemuan orang-orang sukses, pasti sebagian besar di antara mereka sudah saling mengenal sebelumnya baik secara langsung atau tidak langsung. Apa yang anda pahami dari kenyataan tersebut? Jawabnya: mereka dibesarkan oleh dan di dalam lingkungan yang sama atau hampir sama. Belajar dari kenyataan tersebut, maka pilihlah lingkungan positif atau berusahalah dengan keras untuk menciptakannya sendiri jika anda belum menemukan. Ingatlah bahwa lingkungan juga memproduksi stempelnya sendiri dan lingkungan juga memiliki hukum alamnya sendiri. Ketika anda masuk ke lingkungan tertentu, maka hukum yang berlaku adalah hukum alam kolektif tertentu seperti kerja sama, kemitraan, persahabatan, percintaan, permusuhan atau lainnya. Maka sama dengan kegagalan, kesuksesan pun tidak mungkin dihasilkan hanya oleh seorang diri. Lingkungan yang sudah diwarnai muatan negatif sama bahayanya dengan ideologi terlarang. Bedanya, penyebar ideologi terlarang bisa langsung dijebloskan ke penjara tetapi penyebar pikiran negatif ada di sekeliling anda dan bisa jadi keberadaannya sangat dekat sekali dengan anda bahkan termasuk di dalam diri anda. Dengan memahami bagaimana virus kegagalan meracuni hidup anda maka paling tidak anda telah menyiapkan pisau untuk membunuhnya dan hal ini membutuhkan perjuangan anda terutama menjaga tombol potensi anda tetap online atau connected . Bisa anda bayangkan betapa halus, kecil, dan tersembunyinya virus itu sampai-sampai dengan jarak yang paling dekat pun masih sulit anda melihatnya di samping bahwa gigitannya pun tidak langsung bisa anda rasakan seketika. Jika ingin sukses maka Pernahkah anda mengamati kenyataan bahwa setiap diadakan pertemuan orang-orang sukses, pasti sebagian besar di antara mereka sudah saling mengenal sebelumnya baik secara langsung atau tidak langsung. Apa yang anda pahami dari kenyataan tersebut? Jawabnya: mereka dibesarkan oleh dan di dalam lingkungan yang sama atau hampir sama. Belajar dari kenyataan tersebut, maka pilihlah lingkungan positif atau berusahalah dengan keras untuk menciptakannya sendiri jika anda belum menemukan. Ingatlah bahwa lingkungan juga memproduksi stempelnya sendiri dan lingkungan juga memiliki hukum alamnya sendiri. Ketika anda masuk ke lingkungan tertentu, maka hukum yang berlaku adalah hukum alam kolektif tertentu seperti kerja sama, kemitraan, persahabatan, percintaan, permusuhan atau lainnya. Maka sama dengan kegagalan, kesuksesan pun tidak mungkin dihasilkan hanya oleh seorang diri. Lingkungan yang sudah diwarnai muatan negatif sama bahayanya dengan ideologi terlarang. Bedanya, penyebar ideologi terlarang bisa langsung dijebloskan ke penjara tetapi penyebar pikiran negatif ada di sekeliling anda dan bisa jadi keberadaannya sangat dekat sekali dengan anda bahkan termasuk di dalam diri anda. Dengan memahami bagaimana virus kegagalan meracuni hidup anda maka paling tidak anda telah menyiapkan pisau untuk membunuhnya dan hal ini membutuhkan perjuangan anda terutama menjaga tombol potensi anda tetap online atau connected . Bisa anda bayangkan betapa halus, kecil, dan tersembunyinya virus itu sampai-sampai dengan jarak yang paling dekat pun masih sulit anda melihatnya di samping bahwa gigitannya pun tidak langsung bisa anda rasakan seketika. Jika ingin sukses maka
Memahami Cara Mewujudkan Suatu Gagasan
Oleh: Ubaydillah, AN Jakarta, 18 Desember 2002
Setiap individu pasti pernah memiliki gagasan atau ide. Bahkan dalam kenyataan banyak ditemui bahwa satu orang mungkin bisa memiliki puluhan gagasan sekaligus. Tanpa memandang tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi sebuah gagasaan akan muncul manakah seseorang dihadapkan pada suatu tantangan atau berada dalam suatu lingkungan baru. Namun dari sekian banyak orang yang memiliki gagasan, hanya sedikit saja yang mampu mewujudkan gagasan tersebut menjadi suatu hasil karya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungannya. Pertanyaannya adalah mengapa tidak semua orang bisa mewujudkan gagasan atau ide tersebut menjadi kenyataan? Tahapan apa saja yang harus dilalui agar gagasan yang cemerlang dapat terwujudkan dan berguna bagi kesejahteraan individu? Artikel singkat ini ditulis untuk mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut.
Menjadi Awal
Gagasan adalah bukan ‘sesuatu’ tetapi ia menjadi awalnya. Mirip angka nol yang menjadi awal seluruh hitungan tetapi ia tidak memiliki makna hitungan apapun kecuali jika ia berasosiasi dengan angka lain.
Begitu juga dengan gagasan anda. Tanpa diasosiasikan dengan perangkat lain, gagasan akan tetap selamanya menjadi gagasan. Maka tugas anda yang paling utama adalah menjadi pejuang gagasan anda, bukan sekedar memilikinya. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah gagasan ditempatkan sebanding dengan sesuatu hingga akhirnya mengakibatkan gagasan tersebut menemui ajal sebelum waktunya. Anda merasa cukup berhenti dengan memilikinya tanpa perjuangan untuk mewujudkannya atau memilih untuk membunuhnya sebelum dikeluarkan judgment lingkungan bahwa gagasan anda tidak akan hidup. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka sembunyikan gagasan anda dari siapapun sebelum anda menemukan cara bagaimana gagasan tersebut bisa direalisasikan supaya tidak langsung menjadi santapan virus lingkungan.
Tahapan
Bagian dari perjuangan terhadap gagasan adalah memahami bagaimana ia bekerja sesuai dengan hukum alamnya sehingga anda menjadi sadar (aware) terhadap sesuatu yang terjadi pada diri anda selama menjalani proses. Tanpa pemahaman yang cukup, maka akan mengakibatkan bongkar pasang gagasan atau cepat tergoda oleh gangguan eksternal yang menggerogoti kegigihan anda memperjuangkan gagasan tersebut. Berikut adalah tahapan proses yang ditempuh gagasan menuju realisasi fisiknya.
Tindakan
Jika gagasan masih berupa angka nol, bukan sesuatu, maka tindakan adalah angka satu yang berarti sesuatu. Temukan format tindakan tertentu yang menjadi padanan fisik gagasan anda atau yang memperdekat ke arah realisasi riilnya. Seluruh tindakan anda memiliki fungsi bagi gagasan anda meskipun tidak semuanya berhasil. Seperti orang yang sedang memecahkan batu dengan jumlah pukulan yang tidak terhitung. Jika anda mengatakan batu tersebut pecah oleh pukulannya yang terakhir, jelas anda salah. Batu tidak pecah oleh hanya satu pukulan, tetapi beberapa pukulan di mana masing-masing pukulan memiliki maknanya sendiri. Tindakan memiliki daya tarik yang berfungsi untuk mengangkut gagasan anda menuju padanan fisiknya ketika tindakan tersebut sudah anda pahami sebagai habit dalam bentuk aktifitas atau kesibukan. Persoalannya adalah bagaimana anda menciptakan tindakan yang bernilai tinggi bagi gagasan anda sebab terkadang tidak semua tindakan punya relevansi dengan realisasi gagasan, meskipun tidak Jika gagasan masih berupa angka nol, bukan sesuatu, maka tindakan adalah angka satu yang berarti sesuatu. Temukan format tindakan tertentu yang menjadi padanan fisik gagasan anda atau yang memperdekat ke arah realisasi riilnya. Seluruh tindakan anda memiliki fungsi bagi gagasan anda meskipun tidak semuanya berhasil. Seperti orang yang sedang memecahkan batu dengan jumlah pukulan yang tidak terhitung. Jika anda mengatakan batu tersebut pecah oleh pukulannya yang terakhir, jelas anda salah. Batu tidak pecah oleh hanya satu pukulan, tetapi beberapa pukulan di mana masing-masing pukulan memiliki maknanya sendiri. Tindakan memiliki daya tarik yang berfungsi untuk mengangkut gagasan anda menuju padanan fisiknya ketika tindakan tersebut sudah anda pahami sebagai habit dalam bentuk aktifitas atau kesibukan. Persoalannya adalah bagaimana anda menciptakan tindakan yang bernilai tinggi bagi gagasan anda sebab terkadang tidak semua tindakan punya relevansi dengan realisasi gagasan, meskipun tidak
Interaksi
Jika tindakan berupa angka satu, maka interaksi adalah angka dua. Maksudnya, anda harus menemukan pasangan dari kelompok yang anda pilih untuk merealisasikan gagasan anda. Alasannya sangat jelas, bahwa pertama, anda tidak bisa menjadi hebat di atas gagasan anda dengan seorang diri, dan kedua, semua yang ingin anda wujudkan dengan gagasan tersebut berada di tangan orang lain. Itulah betapa penting peranan interaksi. Riset international membuktikan bahwa keberhasilan suatu gagasan seseorang ditentukan oleh keahlian tekhnis dan keahlian bagaiman anda menciptakan interaksi. Keahlian tekhnis memegang peranan lima belas sampai dua puluh lima persen dan sisanya interaksi. Tanpa interaksi maka mustahil diciptakan kreasi atau prestasi dari gagasan anda. Oleh karena itu keberhasilan suatu gagasan tidak bisa didasarkan dari sudut merah-putih, atau benar-salahnya akan tetapi dari cara bagaimana gagasan itu diinteraksikan ke pikiran orang lain. Interaksi menciptakan experiencing dalam hal business of selling yang di dalamnya mengandung the skill of leadership, the art of networking, marketing, dan promotion yang dibutuhkan layaknya seorang pejuang. Bisa dibayangkan jika Soekarno atau Mahatma Gandhi tidak didukung oleh rakyatnya, bahkan Bill Gate pun bukan manusia pengecualian jika penemuannya tidak mendapat sambutan dari orang banyak untuk sama-sama merealisasikan penggunaan software komputer yang digagasnya.
Kreasi
Kreasi adalah moment of “Aha” yang merupakan angka tiga di mana gagasan anda telah menemukan padanan fisiknya atau sudah bisa bekerja untuk kehidupan anda. Kemerdekaan yang diciptakan Gandhi adalah kreasi termasuk juga putra-putri anda atau pekerjaan yang sekarang menopang hidup anda. Semua itu tercipta setelah muncul gagasan, tindakan, dan interaksi entah dalam bantuk polarisasi, integrasi atau kontradiksi [baca: paradoks] seperti seorang bayi yang pasti dilahirkan dari proses interaksi lawan jenis. Di jagat raya ini hampir tidak ada yang menyamai kedahsyatan gagasan yang telah menemukan padanan fisiknya. Untuk memperoleh pemahaman ini anda tidak perlu harus membuka lembaran sejarah yang telah dipenuhi prestasi spektakuler para nabi yang berjuang dengan gagasannya ratusan tahun lalu dan hingga kini masih diperjuangkan pengikutnya, ilmuan atau industrian yang hasil jerih payahnya telah dimasukkan ke dalam asset dunia, atau nenek moyang keluarga kerajaan Inggris dan Saudi yang seakan-akan direlakan oleh bangsanya untuk memiliki suatu negara tanpa batas. Di sekeliling anda masih banyak manusia yang asal mulanya biasa-biasa tetapi kemudian dibedakan dengan kreasinya sehingga ia tidak hanya sekedar menjadi someone bagi someone akan tetapi menjadi "world" bagi banyak someone. Banyak kepala keluarga yang menjadi world bagi putra-putrinya,demikian pula seorang pengusaha sukses yang menjadi world bagi banyak karyawannya. Sekali lagi, itulah gagasan yang telah menemukan padanan fisiknya. Tetapi jangan berpikir ke tahap kreasi jika anda sudah memilih takdir untuk menjadi pejuang gagasan orang lain alias pengikut. Kedahsyatan kreasi ditentukan oleh seberapa dalam kreasi tersebut menjadi representasi dari orisinilitas anda sehingga ia memiliki akar kokoh ke tanah terlepas di bidang apapun kreasi anda diimplementasikan. Dengan kata lain, kreasi adalah tahapan dari self – realization dan self - actualization yang ditandai dari start di mana kaki anda tidak ragu-ragu lagi menginjak di atas tanah realitas atau di mana keyakinan anda sepenuhnya diberangkatkan dari dalam ke luar. Dengan memahami bagaimana cara mewujudkan sebuah gagasan maka diharapkan gagasan-gagasan yang ada di kepala anda dapat segera terwujudkan. Dengan perwujudan tersebut mudah-mudahan dapat memberikan sumbangan bagi bangsa kita yang memang kaya akan gagasan tetapi sangat miskin realisasinya. Semoga berguna
Memaknai Peristiwa Hidup
Oleh: Ubaydillah, AN Jakarta, 12 Mei 2003
“Every adversity, every unpleasant circumstance, every failure, and every physical pain carries with it the seed of an equivalent benefit”. (Ralp Waldo Emerson)
Kalimat bijak diatas mungkin sangat mudah dimengerti. Tetapi ketika mengalami kegagalan maka hanya sedikit individu yang bisa mengaplikasikan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Sama halnya
dengan kata bijak yang lain: "Kegagalan adalah sukses yang tertunda". Benarkah?