IMPLEMENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM MEMB

IMPLEMENTASI BERPIKIR KREATIF
DALAM MEMBUAT PERUBAHAN DI PERUSAHAAN RESTORAN AGL (AYAM GORENG LAOS)

NOOR DINA CAMELIA
Ilmu Komunikasi B 210110150080

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN-JATINANGOR
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah Project Ujian Akhir Semester yang berjudul “Implementasi Berpikir Kreatif Dalam Membuat Perubahan
Di Restoran AGL (Ayam Goreng Laos)” Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan karena keterbatasan

pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang ada. Akan tetapi berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, penyusunan
makalah ini berjalan lancar dan diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih
kepada :
1. Bapak Drs. M. KH. Rachman Ridatullah, M.Si dan Ibu Preciosa Alnashava, S.I.Kom, selaku Dosen Berpikir Kreatif yang telah
meluangkan waktunya untuk mengarahkan, membimbing, dan memotivasi penulis saat pengerjaan hingga penyelesaian karya
tulisi lmiah ini.

2. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah member dukungan semangat moril maupun materiilnya, serta telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
3. Teman-teman Ilmu Komunikasi B yang telah menyediakan waktu luangnya untuk mengisi kuisioner Karya Tulis Ilmiah Penulis.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan semoga karya tulis ini mampu menambah pengetahuan dan
wawasan.

Jatinangor, 10 Juni 2016
(Penulis)

DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………

i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………

ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………...


iii

DESKRIPSI HASIL OBSERVASI LAPANGAN……………………………………………………………………….

1

IDENTIFIKASI MASALAH…………………………………………………………………………………………….

3

KONSEPTUALISASI BENTUK MASALAH…………………………………………………………………………..

4

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH…………………………………………………………………………….

9

IDE PROGRAM KREATIF SOLUSI MASALAH………………………………………………………………………


10

IMPLEMENTASI PROGRAM IDE KREATIF PERUBAHAN…………………………………………………………

18

LAMPIRAN SAMPEL PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUK KREATIF………………………………………….

21

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………

DESKRIPSI HASIL OBSERVASI LAPANGAN
Perusahaan yang penulis pilih untuk sebagai target sasaran observasi adalah sebuah warung makan yang bernama
AGL (Ayam Goreng Laos) yang terletak di Jalan Raya Cirebon-Bandung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang
tepatnya di depan Rabbani Jatinangor. AGL adalah usaha warung makan dengan menyajikan menu ayam dengan berbagai
olahan varian rasa Usaha warung makan dimiliki oleh Bapak seorang lelaki berusia tahun yang merintis usaha sejak 2003.
Awal mulanya, usaha AGL (Ayam Goreng Laos) ini hanya dipasarkan pada konsumen dengan menggunakan sebuah gerobak
dengan cara berkeliling kampung menyusuri tiap rumah warga. Namun, karena banyak mendapatkan respon positif dari para

konsumen, sang pemilik berinisiatif untuk mendirikan sebuah warung makan tepatnya di daerah Jatinangor pada tahun 2006.
Respon positif juga didapatkan oleh kalangan mahasiswa, sesuai dengan letak penempatan usaha tersebut yang
strategis yaitu berada dekat dengan beberapa perguruan tinggi di Jatinangor. Setelah bertahan selama 11 tahun, usaha AGL ini
akhirnya dapat mengimbangi restoran kecil lain, sang pemilik memutuskan untuk membuka cabang baru pada tahun 2013
yang letaknya tidak jauh dari warung yang pertama didirikan. Selain itu, satu cabang baru juga dibuka di wilayah Jakarta,
hingga tahun ini sang pemilik menangani tiga restoran AGL (Ayam Goreng Laos).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terhadap restoran AGL ini, terdapat banyak informasi yang didapatkan
seperti sejarah awal mula berdirinya usaha, perintisan usaha, omset, kendala, dan rencana progress restoran tersebut oleh
pemilik. Selain itu, penulis juga mengamati bagaimana situasi dan kondisi restoran tersebut. Restoran AGL ini merupakan
restoran kecil yang sederhana dan hanya terdapat beberapa sepasang meja kursi dengan dilengkapi ornament desain klasik

disertai pencahayaan yang temaram sehingga menciptakan kesan romantis. Selebihnya, restoran ini menyajikan berbagai
menu ayam dengan bermacam bumbu yang mengkhususkan bumbu-bumbu dasar sebagai pelengkapnya.

IDENTIFIKASI MASALAH
Sejak berdiri dan berjalannya usaha AGL (Ayam Goreng Laos) ini, sang pemilik tidak hanya mendapatkan
keuntungan yang besar, namun juga memiliki kendala-kendala dalam perintisan dan perkembangan usahanya. Menurut sang
pemilik, kendala yang sering didapatkan adalah banyaknya pesaing yang memiliki usaha yang sama persis seperti yang beliau
miliki yaitu restoran kecil yang menyajikan berbagai menu dengan bahan dasar ayam. Ia merasa resah saat mulai banyak
usaha berupa restoran kecil dengan desain tempat yang lebih menarik, tempat yang nyaman disertai dengan harga yang

terjangkau. Hal tersebut juga berdampak pada jumlah pengunjung yang mengunjungi restoran miliknya ini. Oleh karena itu,
penulis memfokuskan bahwa identifikasi masalah yang didapatkan pada restoran AGL ini adalah munculnya pesaing-pesaing
baru yang menghambat perkembangan kemajuan usaha tersebut.

KONSEPTUALISASI BENTUK MASALAH
Penyebab yang menjadi landasan masalah yang dihadapi oleh pemiliki restoran menurut penulis adalah karena kurangnya
kreativitas dalam penataan ruangan, sehingga tidak heran jika pengunjung lebih tertarik dengan restoran yang memiliki kesan estetika
lebih meskipun menu yang disajikan cenderung tidak berbeda satu sama lain. Sedangkan restoran AGL menurut penulis terlalu
sederhana untuk dapat dikategorikan sebagai restoran masa kini. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan alternatif
solusi yang efektif dan efisien. Alternatif solusi yang tepat untuk diterapkan adalah dengan mengubah dekorasi ruangan (interior) dan
pemodifikasian dalam penyajian, dan program branding dan potongan harga. Alternatif solusi tersebut diharapkan dapat memajukan
perkembangan usaha AGL (Ayam Goreng Laos) ini untuk kedepannya. Beberapa teori yang penulis cantumkan sebagai landasan
alternative solusi dari masalah yang dihadapi.
 Teori Desain Interior

Desain Interior adalah ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam suatu bangunan bertujuan
untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun
nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang
arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. (D.K. Ching, 2002:46). Menurut Wicaksono (2014:5-6), dalam
bukunya yang berjudul Teori Interior , menyebutkan bahwa interior merupakan bagian yang terintegrasi dengan struktur

bangunan, yang di dalamnya termasuk struktur bangunan. Peranan interior ialah menciptakan pemahaman yang baik terhadap
desain tata ruang dalam. Tujuan dari interior itu sendiri ialah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika, dan
meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan.

Selain itu, pengertian desain interior menurut J. Pamudji Suptandar (1999:11) adalah karya arsitek atau desainer yang
khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam
proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan social yang diwujudkan dalam
gaya-gaya kontemporer. Adapun tujuan desain interior menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah untuk diantarany
memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika, dan meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan.
Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), elemen elemen dasar interior adalah seperti garis, bentuk (form), bidang
(shape), ruang (space), cahaya (light), warna (color), dan tekstur (texture). Elemen-elemen interior membentuk sebuah ruang yang
dapat memisahkan ruang dalam dari ruang luar. Elemen-elemen desain interior tersebut diantaranya lantai, dinding, langit-langit
(platford), jendela, pintu, tangga atau lorong, perabot. Adapun tujuh prinsip desain interior antara lain unity and harmony,
keseimbangan (balance), focal point, ritme, details, skala dan proporsi, dan warna.
 Teori penyajian
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada orang/para tamu untuk di santap secara
keseluruhan yang berisikan komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di susun secara menarik
agar dapat menambah nafsu makan. Adapun fungsi penyajian makanan diantaranya memberi keindahan pada menu atau makanan
yang akan disajikan, sebagai contoh : menu ikan bakar/goreng akan sangat indah bila disajikan dalam piring/piranti saji lainnya
yang cocok bila dibandingkan dengan menu yang dibiarkan dalam alat memasak, menambah selera makan konsumen yang akan

menyantap hidangan yang disajikan, menjadikan makanan yang kita masak menjadi lebih berarti dan lebih berkesan ketika kita
sajikan dengan tepat para konsumen dan memberi kesan yang baik secara keseluruhan untuk makanan yang telah diolah dan

sebagai bentuk penghargaan terhadap orang yang mengolah/memasaknya. Selain itu, di Indonesia terdapat dua penyajian
makanan yaitu penyajian makanan tradisional dan modern.
 Teori Branding dan Diskon
Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan dan para pelanggan perusahaan.
(David A. Aaker, 1997) Merek yang melabeli sebuah produk dan sebagai wakil dari sesuatu yang dipasarkan menjadi penanda
bagi sebuah produk sekaligus pembeda dengan produk-produk lainnya. Merek sendiri berfungsi sebagai value indicator yaitu
menggambarkan seberapa kokoh value atau nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Jadi, merek menggambarkan nilai yang
ditawarkan dan mempunyai peranan penting bagi konsumen dalam menetapkan pilihannya. Oleh karena itu, persaingan merek
saat ini begitu dominan. Merek dianggap sebagai aset perusahaan yang paling berharga.
Sedangkan Kevin Lane Keller memperkenalkan konsep brand equity yang berdasarkan pada pelanggan (customer based
brand equity), yang berarti pengetahuan akan merek (brand knowledge) yang dimiliki pelanggan membutuhkan tanggapan

pemasaran yang berbeda-beda untuk membangun suatu merek.. Brand knowledge menurut Keller dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Brand awareness
Brand awareness adalah kemampuan dari konsumen untuk mengidentifikasi merek dalam kondisi yang berbeda-beda, yang


terdiri dari brand recognition dan brand recall.

2. Brand image
Brand image adalah persepsi dari konsumen akan sebuah merek yang muncul (reflected) dari asosiasi suatu merek yang ada

diingatan konsumen.
Adapun Ekuitas merek dapat dikelompokkan dalam empat kategori yang meliputi :
1. Kesadaran merek (brand awareness)
Kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Asosiasi merek (brand association)
Asosiasi merek (brand association) menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan
kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, selebritis (spoke person) dan lain-lain.
3. Persepsi kualitas (Perceived quality)
mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan
maksud yang diharapkan.
4. Loyalitas merek (brand loyalty)
Loyalitas merek (brand loyalty) mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk Teori dari Aaker ini
akan dibahas lebih dalam lagi pada bagian selanjutnya, sebagai landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini (Durianto,dkk,
2001:4).


Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli sebagai pihak penerima barang dan penjual sebagai
pihak yang menyerahkan barang. Sebelum transaksi terjadi kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan mengenai harga dari
barang-barang yang diperjualbelikan beserta syarat-syarat lainnya, termasuk di dalamnya mengenai potongan penjualan.
Potongan penjualan merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat pembeli untuk melakukan
transaksi pembelian.
Soemarso (2002:162) juga menjelaskan bahwa “Potongan penjualan atau potongan tunai (cash discount) adalah potongan
harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit.” Di lain pihak Simamora (2000:154)
mengemukakan bahwa “Potongan penjualan adalah potongan tunai (cash discount) yang ditawarkan kepada para pelanggan yang
membeli barang-barang dagangan secara kredit.” Menurut Ismaya (2005:252): “Potongan penjualan adalah potongan terhadap
harga penjualan yang telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat dari jangka waktu
kredit, potongan penjualan adalah potongan tunai dipandang dari sudut penjual.”

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
Strategi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu dengan penerapan strategi dekorasi
ruangan (interior) strategi pemodifikasian dalam penyajian, dan strategi branding dan potongan harga. Strategi dekorasi
ruangan (interior) merupakan strategi yang dilakukan dengan mendekorasi atau mendesain tempat yang digunakan sebagai
usaha. Strategi ini dapat dikatakan efektif karena dari beberapa referensi yang didapat penulis, dengan mengubah desain
ruangan dapat membuat konsumen lebih tertarik untuk mengunjungi dan tentunya dapat menambah jumlah pengunjung.
Strategi pemodifikasian penyajian yaitu strategi yang dilakukan dengan memodifikasi dalam bentuk penyajian yang

dapat dilakukan dengan cara adanya penambahan variasi menu, sehingga menu yang disajikan tidak hanya itu-itu saja. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindari kebosanan pengunjung dalam menikmati menu yang tersedia. Strategi branding yaitu
strategi yang dilakukan dengan mengenalkan dan menguatkan merk atau differensiasi usaha kepada konsumen, sehingga
image usaha akan tertanam sebagai The First dalam usaha ini. Selain itu, penerapan potongan harga atau discount juga
dilakukan untuk menarik minat konsumen dan meningkatnya jumlah pelanggan.

IDE PROGRAM KREATIF SOLUSI MASALAH
 Strategi Desain Interior
Restoran AGL merupakan restoran yang cenderung memiliki ukuran yang kecil sehingga diperlukan dekorasi ruangan
yang menampilkan kesan luas dan memiliki ruang lebih di dalamnya. Untuk memberikan nuansa yang lebih luas pada sebuah
restoran kecil disaranakan untuk mengaplikasikan warna. Warna bisa memanipulasi dimensi ruang, apakah akan menjadi
sempit ataupun luas. Penggunaan warna untuk resotoran kecil seperti AGL ini sebaiknya menggunakan warna-warna yang
cenderung lebih muda seperti biru ataupun hijau muda pada dinding yang dapat memberikan ilusi jarak. Selain itu, bisa juga
dengan mendesain langit-langit dengan warna terang sehingga membuat ruangan tampak lebih besar dan lebih luas secara
visual serta lantai gelap berbahan dasar kayu dengan tone warna yang cerah sehingga dapat membuat ruangan menjadi lebih
hangat, intim, dan bersahaja.
Pencahayaan juga sangat penting dalam dekorasi ruangan, maksimalkan cahaya alami dengan menggunakan lampu
warna agak kekuningan sehingga memberi kesan privat. Penataan tanaman berupa bunga juga dilakukan dalam desain
restoran ini untuk meramaikan suasana interior restoran di sekitarnya. Dekorasi ruangan (interior) dapat memilih berjenis
klasik serta penataan tempat duduk dapat juga dengan menerapkan tempat duduk lesehan. Lesehan, adalah suatu budaya

dalam hal menyajikan makanan sambil duduk di tikar atau lantai. Makanan yang disajikan biasanya di atas meja
pendek/rendah dengan menu lengkap baik minuman ataupun makanan utama dan di nikmati secara bersama-sama.
Lesehan ini membuat suasana makan menjadi lebih santai, sehingga perasaan nyaman dapat dinikmati oleh semua
orang. Dalam budaya lesehan tata cara makan yang kaku sering diabaikan sehingga suasananya tidak sekaku saat makan di

meja makan yg menggunakan cuterelies yg lengkap dan makanan yang telah disusun/diatur sebelumnya. Budaya lesehan yang
sangat terkenal di Indonesia adalah di daerah, hal ini yang juga tenttunya menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi
wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Tidak hanya itu, di tengah ruangan restoran ini juga dibut sebuah taman kecil lengkap beserta air mancur, karena
umumnya pengunjung lebih menyukai warung makan dengan suasana yang menenangkan. Selain itu, untuk memberikan efek
seni, tidak salah jika menghadirkan aksesoris lain seperti lukisan, hiasan dinding, maupun poster. Elemen-elemen interior
membentuk sebuah ruang yang dapat memisahkan ruang dalam dari ruang luar. Elemen-elemen desain interior diantaranya
seperti :

 Lantai
Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga
aktivitas interior dari furniture yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman
dan permukaannya harus kuat untuk menahan semua beban yang berada di atasnya baik civitas manusia ataupun beban
mati. Pemilihan keramik pada lantai dianjurkan memilih warna pastel dan bercorak.



Dinding
Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi
sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit, dan atap (Francis D. K. Ching, 1996; 176). Dinding
adalah elemen utama yang dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan langit-langit
yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan bentuk ruang. Dinding juga dapat dilihat sebagai

penghalang yang merupakan batas sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang disebelahnya dan menyediakan
privasi visual maupun akustik bagi pemakainya. Dinding pada restoran sebaiknya menggunakan keramik yang
menyerupai batu alam, sehingga dapat mencerminkan suasana alam saat pengunjung berada di dalamnya.


Langit-langit (plafond)
Langit-langit (plafond) adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior dan menyediakan perlindungan
fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita dan
tidak digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran visual penting dalam pembentukan
ruang interior dan dimensi vertikalnya. Langit-langit juga didesain dengan menggunakan bahan dasar kayu dilengkapi
dengan plistur yang mengkilap sehingga menambahkan kesan estetika.

Adapun elemen-elemen pelengkapnya yaitu :


Jendela
Jendela merupakan elemen dari desain arsitektur dan interior yang menghubungkan baik secara visual dan fisik, satu
ruang ke ruang lain maupun bagian dalam ruangan dengan ruang luar seperti halaman ataupun view lainnya. Jendela
digunakan sebagai pembatas serta penghubung antar ruangan, jendela sebaiknya didesain berbentuk lingkaran agar tidak
mainstream dan menggunakan bahan dasar kayu melingkar.



Pintu
Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan
keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain, konstruksi dan lokasinya, pintu dan
jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruang, pandangan dari satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya
cahaya, suara, udara hangat, dan udara sejuk. Pemilihan pintu menggunakan pintu jenis jaman dahulu yang sangat
sederhana, berbentuk dua buah kayu persegi dan jika pengunjung akan memasuki atau keluar dari ruangan satu ke ruangan
lain tidak repot-repot untuk membuka gagang pintunya, tapi cukup dengan menarik pintu sederhana tersebut dengan salah
satu tangan.



Perabot
Perabot adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di hampir semua desain interior. Perabot
menjadi perantara antara arsitektur dan manusianya. Dekorasi atau aksesori dalam desain interior merujuk pada bendabenda yang memberi kekayaan estetika dan keindahan dalam ruang. Aksesori yang dapat menambah kekayaan visual dan
rasa pada suatu tatanan interior dapat berupa alat-alat dan objek-objek yang memang berguna, elemen-elemen dan
kelengkapan arsitektur, dan benda seni, serta tanaman. Penggunaan perabot juga diterapkan dalam desain interior restoran
AGL ini, yaitu dengan memilih perabot yang memiliki tingkat estetika yang tinggi seperti vas yang terbuat dari kayu
berukuran besar, lukisan, dan lain-lain.



Pencahayaan
Pencahayaan menjadi salah satu faktor penting dalam desain interior karena cahaya mempengaruhi penataan interior
dalam hal menentukan atmosfer ruang, mempengaruhi mood pengguna (pengunjung), dan mendukung fungsi ruang.
Pencahayaan yang diterapkan dapat menggunakan dua jenis pencahayaan sekaligus yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami adalah proses menempatkan jendela, bukaan, dan permukaan reflektif lainnya sehingga pada siang
hari ruangan tersebut dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam ruangan. Sedangkan pencahayaan buatan
terkait dengan penemuan ornamen sumber cahaya itu sendiri. Peletakan pencahayaan terpusat pada tengah ruangan
dengan lampu tengah yang terang dan diusahakan agar dapat menerangi hingga sudut ruangan. Tidak hanya itu,
pencahayaan lain juga digunakan seperti lampu lantai, lampu dinding, dan lampu plafon. Pencahayaan yang digunakan
menggunakan tematik romantis, sehingga dapat menimbulkan kesan romantis pada ruangan.

 Strategi Penyajian
Strategi penyajian dilakukan dengan dua tahapan yaitu yang pertama adanya penambahan variasi menu pada produk
yang dikeluarkan oleh AGL dan program seragam unik bagi pelayan. Penambahan variasi menu dirasa menjadi strategi utama
seelah desain interior, karena selain dekorasi ruangan, para konsumen juga tetap mementingkan kualitas rasa dan variasi
makanan yang tersedia. Oleh karena itu, dilakukanlah strategi penyajian berupa penambahan variasi menu dengan mengambil
dan menginovasi berbagai masalakan terutama menu dengan olahan ayam di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya di suatu
daerah di Sumatra memiliki resep olahan ayam dengan bumbu unik, dari referensi tersebut kita bisa menirunya dan

menginovasikannya menjadi lebih modern. Biasanya, resep olahan ayam dari tiap daerah terkadang memiliki nama atau
sebutan yang berbeda pada makanannya. Gunakanlah strategi ini untuk menarik konsumen, sehingga saat konsumen
mengunjungi restoran, mereka akan dibuat penasaran oleh berbagai foto menu olahan ayam dari berbagai daerah di restoran
AGL ini.
Program seragam unik bagi pelayan juga diterapkan di dalam strategi penyajian ini. Penulis mengajukan ide ini,
karena dirasa para konsumen akan terpengaruh dan tentunya tertarik dengan sesuatu hal yang unik di lingkungan mereka.
Program seragam unik bagi pelayan ini dilakukan terutama pada hari-hari Besar seperti Tahun Baru, Valentine, Idul Fitri, Idul
Adha, Natal, dan lain-lain. Seragam unik disesuaikan dengan tema perayaan hari besarnya, tahun baru didominasi oleh
sesuatu hal yang baru, Valentine didominasi warna pink, Idul Fitri didominasi warna hijau sebagai simbol kedamaian, Natal
didominasi warna merah, dan lain-lain. Jika strategi ini berhasil, maka akan makin banyak pengunjung yang memilih datang
ke restoran AGL ini dibandingkan dengan restoran lain dengan alasan terdapat hal-hal unik dalam penyajiannya.
 Strategi Branding dan Discount
Strategi Branding dilakukan dengan cara meningkatkan ekuitas merk dengan pemilihan nama dan pembuatan identitas
merek yang baik. Selain itu bisa juga melalui program pemasaran dan komunikasi pemasaran. Usaha komunikasi pemasaran
yang efektif dan konsisten sangat dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan ekuitas merek. Untuk restoran AGL
sendiri memang sudah memiliki nama merk yaitu singkatan dari Ayam Goreng Laos yang dapat disebut “agl” serta
pembuatan logo usaha sendiri. Logo yang dicantumkan di depan tempat usaha tersebut dipasang pada sebuah baliho yang

bertuliskan “Ayam dengan Aneka Bumbu” dengan disertai seekor ayam kecil di sebelah kiri. Namun, yang penulis rasa,
baliho ini kurang menarik untuk dilihat karena terlalu simple dan sederhana.
Oleh karena itu, adanya inisiatif untuk mendesain baliho kembali dengna lebih unik tanpa menghilangkan tujuan
utama pemilik yaitu mengajak pengunjung untuk datang menikmati hidangannya sehingga keberhasilan untuk
menginterpretasikan melalui baliho pada konsumen tercapai. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan ekuiteas merk.
Merk produk yang memiliki ekuitas yang tinggi adalah produk yang memiliki kualitas tinggi dan merepresentasikan nilai
yang baik. Karena semakin tinggi ekuitas merek, akan semakin tinggi pula value yang akan diberikan merek tersebut kepada
konsumen. Apabila ekuitas merek meningkat, maka akan menumbuhkan loyalitas konsumen pada produk atau merek
tersebut.
Selain itu, dari beberapa strategi di atas, promosi dan kebijakan harga juga diterapkan. Dalam hal ini, promosi dan
kebijakan harga adalah pemberian potongan harga merupakan bagian yang penting serta berpengaruh terhadap peningkatan
hasil penjualan. Promosi dapat menambah serta mempengaruhi konsumen terhadap nilai pada barang atau jasa yang sedang
diedarkan di pasaran. Kegiatan ini mendorong dan mengarahkan konsumen untuk membeli, sehingga penjualan akan
meningkat sesuai tujuan yang diharapkan, selain itu pula pemberian potongan harga kepada pelanggan maupun pada saat
pembelian dalam skala yang lebih besar sedikit banyak akan dapat menambah bahkan mempertahankan minat konsumen
untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
Selain itu, promosi dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah akun sosial media khusus untuk AGL (Ayam
Goreng Laos) agar dapat meningkatkan keeksistensiannya sehingga tidak hanya dikenal oleh orang-orang yang berada di
dalam daerah yiatu di Jatinangor, namun bisa dikenal oleh orang-orang luar daerah. Sosial media yang dapat digunakan untuk

mempromosikan produk dari restoran ini seperti Instagram, Facebook, LINE, Twitter, Youtube dan Blog. Strategi ini
dilakukan karena menurut penulis, strategi ini paling efektif dan efisien, yaitu bahwa kita tidak perlu menghabiskan banyak
pengeluaran untuk merealisasikannya, tinggal bagaimana cara kita untuk mengajak para pengguna sosial media untuk
mengikuti akun sosial media yang telah kita buat.
Dengan adanya promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah potongan harga yang diberikan oleh usaha tersebut
diharapkan penjualan akan dapat ditingkatkan. Agar usaha dapat menggunakan promosi dan harga secara efektif, maka
sebelum mengadakan kegiatan tersebut hendaknya diadakan suatu perencanaan yang baik dengan memperhatikan segala
faktor yang berkaitan dengan promosi dan kebijakan harga sehingga apa yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Tentu
saja hal ini harus disesuaikan dengan maksud dari periklanan yang dapat menarik konsumen yang nantinya membuat minat
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan.
Program kebijaksanaan promosi dan diskon dilakukan saat menjelang hari-hari besar ataupun special seperti
menjelang Tahun Baru, Valentine, Kemerdekaan, Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan lain-lain. Penerapan diskon dapat dengan
“Beli 2 porsi gratis 1 porsi” ataupun diskon berapa puluh persen untuk menarik konsumen. Dari pengamatan yang dilakukan
pada usaha AGL (Ayam Goreng Laos) ini, program kebijaksanaan promosi dan potongan harga yang akan dilakukan
mendapat banyak perhatian terutama pada target sasaran yaitu para mahasiswa. Keadaan ini dapat memicu ini selain itu
dikenalnya produk-produk baru yang dihasilkan oleh AGL ini oleh konsumen sehingga mereka tidak beralih kepada restoran
lain yang sejenis.

IMPLEMENTASI PROGRAM IDE KREATIF PERUBAHAN
 Strategi Desain Interior

 Untuk merealisasikan desain interior yang akan digunakan di restoran AGL ini, dibutuhkan seorang ahli desain
interior dalam menanganinya. Oleh karena itu, sebaiknya pilih dan sewalah seorang desainer terutama dalam bidang
interior untuk mendesain ruangan agar warung makan AGL dapat terlihat lebih menarik dari dekorasi sebelumnya dan
dapat menarik minat konsumen.

 Diperlukannya bahan-bahan dasar seperti bangunan untuk desain interiornya seperti kayu, batu alam, keramik, dan
lain-lain. Pembelian bahan dasar bangunan dapat mengunjungi sebuah toko bangunan. Namun, tidak salah juga jika
sang pemilik berinisiatif untuk menggunakan kembali bahan dasar bangunan yang telah lama selagi masih layak untuk
digunakan. Selain itu, perabotan sebagai penunjang desain juga diperlukan seperti vas berukuran besar, lukisan, dan
ornamen-ornamen lain.
 Strategi Penyajian

 Dilakukan dengan mencari menu variasi olahan ayam di setiap daerah, bisa juga dengan menanyakan pada koki atau
ahli masak agar dapat belajar resep, sehingga menu tersebut tidak hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang
berdomisili disitu saja, namun konsumen juga dapat mengetahui berbagai olahan ayam pada tiap daerah yang
cenderung berbeda dengan bermacam rasa.

 Penerapan berbagai seragam pada pelayan mengikuti hari-hari besar yang sedang dirayakan. Misalnya ketika Idul Fitri
akan tiba pelayan diharuskan untuk memakai pakaian yang berunsur islami seperti yang laki-laki diwajibkan untuk
memakai peci sedangkan yang perempuan diwajibkan untuk memakai jilbab. Contoh lain ketika hari Kemerdekaan
datang, ornament pada restoran sebisa mungkin didominasi warna merah dipenuhi dengan bendera merah putih. Selain
itu, bisa juga dengan mewajibkan pelayan menggunakan baju atau kaos berwarna merah dan putih serta dapat
ditambah dengan tato merah putih di setiap wajah pelayan. Bisa juga dengan memberikan reward pada pengunjung
saat mereka menggunakan baju berwarna merah saat berkunjung ke restoran. Hal ini tentu sangat akan menarik para
konsumen, sehingga mereka tidak kapok untuk mengunjungi restoran AGL ini di kemudian hari. Mereka akan
semakin dibuat penasaran pada hal-hal unik semacam apa lagi yang dilakukan oleh pelayan dalam setiap penyajian
makanannya. Jadi, diperlukan seragam bagi tiap pelayan dan ornament-rn
 Strategi Branding dan Discount

 Pembuatan baliho sebagai iklan promosi untuk meningkatkan keeksistensian restoran AGL dalam jangka waktu
panjang. Desain baliho bisa ditangani oleh sang pemilik sendiri, namun jika tidak sanggup maka bisa diserahkan
kepada jasa desain pembuatan dan pencetakan baliho. Untuk pencetakannya sendiri, baliho bisa dicetak sebanyak 21
buah diantaranya satu baiho utama berukuran besar tepat di depan restoran dan 20 baliho berukuran kecil sisanya
dapat dipasang di setiap jalan menuju Jatinangor, agar pengunjung dari luar Jatinangor juga dapat mengenal restoran
AGL dan dapat dijadikan tempat singgah untuk mengisi rasa lapar saat mereka melewati daerah Jatinangor.

 Pembuatan berbagai akun sosial media untuk mempromosikan produk-produk restoran AGL seperti berbagai olahan
ayam dari berbagai daerah. Sosial media yang dapat dibuat seperti Instagram, Twitter, Facebook, LINE, Youtube, dan
Blog, agar dapat diikuti oleh banyak orang dari berbagai penjuru, usahakanlah setiap menerbitkan postingan haruslah
sekreatif mungkin baik dari segi gambar atau foto maupun konten. Hal ini dilakukan karena setiap harinya tiap
individu di dunia hampir menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain sosial media, sehingga strategi ini cocok
untuk dilakukan.

LAMPIRAN SAMPEL PENDUKUNG PERUBAHAN

Desain Bagian Luar Restoran Ayam Goreng Laos (sebelum didesain)

Desain Interior Restoran Ayam Goreng Laos setelah mengalami perubahn (kurang lebih seperti pda gambar desainnya)

PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena
penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari penulis semoga dapat diterima di hati dan penulis
ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
https://teguhparamartha13.wordpress.com/2015/10/09/progress-ii-teori-umum-interior-konsep/
https://ayuagungcandradewi.wordpress.com/2015/10/09/progress-ii-teori-umum-interior-konsep/
https://communicationista.wordpress.com/2009/07/03/branding-strategy/