MASALAH MASALAH ETIKA DAN TANTANGANNYA

MASALAH-MASALAH ETIKA DAN TANTANGANNYA
BAGI ZAMAN KITA

Oleh:
Tri Fatmawati

141150336

Faisal Ardianto Aji Saputra 141150337
Yuli Arta Nugraha

141150338

Ibra Taginda Nusfsat

141150339

Meirza Anggakara

141150340


EM-I
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015
1

Etika merupakan cabang ilmu filsafat. Dikatakan demikian karena dalam
ilmu etika memuat penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia
akan hal-hal yang baik dan yang buruk. Etika disebut juga dengan ilmu normatif
karena berisi ketentuan-ketentuan atau norma-norma dan nilai-nilai yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika juga merupakan cabang dari
Aksiologi yaitu ilmu tentang nilai yang menitiberatkan pada pengertian pada salah
dan benar.
A. Pengertian Etika
Etika dapat dijelaskan dengan beberapa istilah umum dan istilah khusus yang
berkaitan, yaitu:
1.


Etika dan Moral
Etika dan moral mempunyai arti yang hamper sama, namun dalam
pemakaiannya mempunyai perbedaan. Etika dipakai untuk kajian terhadap
system nilai yang ada, meliputi segala perbuatan yang dilakukan oleh
individu atau seseorang apakah sesuai dengan norma yang ada atau tidak.
Sementara moral merupakan system nilai yang ada pada manusia agar dapat
hidup layak sebagaimana kodrat manusia.
Definisi etika secara umum adalah ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan/tingkah laku manusia yang dinilai baik atau buruk. Etika
merupakan ilmu normatif, berisi tentang ketentuan-ketentuan atau normanorma dan nilai-nilai yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan masalah etika kadang kala timbul pemahaman “salah kaprah”
yaitu ada beberapa istilah dengan arti yang atau pengertian yang berbeda
namun dipahami dengan arti yang sama. Beberapa istilah itu adalah etika dan
moral, amoral dan immoral, etika dan etiket. Pengertian etika dan moral telah
diterangkan di atas, sedangkan beberapa istilah yang lain hendak diterangkan
berikut ini.

2.

Amoral dan Immoral

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai pemakaian kedua istilah
tersebut terjadi “salah kaprah”. Pemakaian kedua istilah itu dengan maksud
atau pengertia yang sama. Pada hal kedua istilah itu mempunyai arti yang
berbeda. Dalam Concise Oxford Dictionary kata amoral diterangkan sebagai
2

“unconcerned with, out of the sphere of moral, non-moral”. Kata amoral
dalam Bahasa Inggris berarti: “tidak berhubungan dengan konteks moral”, “di
luar suasana etis”, “non-moral”. Dalam kamus yang sama immoral
diterangkan sebagai “opposed to morality; moraly evil”. Jadi, immral dalam
Bahasa Inggris berarti; “bertentangan dengan moralitas yang baik”, “secara
moral buruk”,” tidak etis”.
3.

Etika dan etiket
Dalam kehidupan sehari-hari seringkai dua istilah itu dicampuradukkan.
Pada hal keduanya mempunyai perbedaan yang sangat hakiki. “etika” berarti
“moral” dan “etiket” berarti “sopan santun”. Arti lain dari “etiket” yaitu
“secarik kertas yang ditempelkan pada botol atau kemasan barang.
Dalam perkembangan berikutnya pengertian etiket adalah aturan sopan

santun dalam pergaulan, yang lebih menitiberatkan pada cara-cara berbicara
yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu di rumah atau
di kantor dan tata cara sopan santun lainnya. Etiket juga merupakan
sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan tidak tertulis, namun sangat
penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin memperlancar pergaulan
dalam menjalani kehidupan yang penuh persaingan.

Etiket pergaulan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari untuk mencapai keselarasan dan
keharmonisan diperlukan suatu aturan tata karma, sopan santun atau etika
bersama yang digunakan sebagai dasar dalam berhubungan dan dikenal
dengan sebutan etiket pergaulan. Beberapa etiket pergaulan di masyarakat
antara lain:
1. Berpenampilan baik dalam segi dandanan, termasuk kebersihannya (Good
Grooming)
2. Tepat waktu dan tahu diri kapan meninggalkan suatu pertemuan (On time
& time to go).
3. Berkenalan dan berjabat tangan (your hand and hand shake).
4. Tanggap saat kapan harus berdiri dan kapan tidak harus berdiri dalam
rangka memberikan penghormatan (on your feet).

3

5. Sopan santun berjalan (Walking outdoors).
6. Sopan santun menggunakan telepon (Telepon Courtesy).
7. Menarik perhatian di tempat umum (Exhibitionism).
8. Perminttan maaf (Apologies).
Dalam kehidupan yang serba modern saat sekarang, pergaulan yang tidak
mengenal etiket yang baik dapat menjerumuskan para remaja/ mahasiswa ke
lembah nista, seperti pelacuran, penyalahgunaan napza (narkotika, alcohol,
psikotropika, dan zat-zat adiktif berbahaya), dan lain-lain.
Penyalahgunaan napza merupakan suatu pola perilaku yang bersifat
patologik. Penyalahgunaan napza biasanya dilakukan oleh individu yang
mempunyai kepribadian yang rentan atau mempunyai resiko tinggi. Jika hal
itu dilakukan dalam jangka waktu tertentu, maka akibatnya akan
menimbulkan

ganguan

bio-psiko-sosial-spiritual.


Sifat

napzaadalah

psikotropik dan psikoaktif yang mempunyai pengaruh terhadap system syaraf
pusat. Secara farmakologik yang termasuk napza yaitu ganja, morfin, shabushabu, ekstasi, marijuana, putau, kokain, pil, pil koplo, dan masih banyak
yang lainnya.
Faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan napza dapat berasal
dari dalam diri individu dan dapat pula berasal dari luar individu. Faktor yang
berasal dari diri individu dikarenakan individu memiliki kepribadian berisiko
tinggi, tidak berpikir dewasa, tidak sabaran, mempunyai toleransi frustasi
yang rendah, berjiwa tertutup, senang mengambil resikoyang berlebihan dan
mempunyai kepercayaan diri rendah. Sedangkan Faktor yang berasal dari luar
individu seperti lingkungan keluarga yang tidak sakinah, mawadah, dan wa
rohmah, lingkungan sekolah yang tidak memadai, dan lingkungan pergaulan
yang juga pemakai napza. Alasan penyalahgunaannapza pun bermacammacam. Misalnya secara fisik seorang individu ingin santai, ingin
menghilangkan rasa sakit, imgin merasa kuat, ingin lebih berani,dan lebih
gagah. Secara emosional, penyalahgunaan Napza merupakan bentuk pelarian
atau kegetiran hidup, mengurangi ketegangan, mengubah suasana hati,
memberontak, balas dendam, ingin menyendiri, keinginan untuk bersenangsenang (just for fun), untuk mengikuti tren atau gaya (fashionable), dan lain4


lain. Secara intelektual alasan yang muncul mencoba-coba karena penasaran,
dan keinginan suka menyelidik. Secara sosial individu ingin diakui,
menghilangkan rasa canggung dengan kelompok, adanya tekanan social, ikutikutan mode, perasaan solidaritas, agar tetap dianggap “lain”, dan supaya
diterima oleh kelompoknya. Secara adat atau kebiasaan, agar supaya lebih
dapat khusu’ dalam persyaratan melaksanakan upacara, kebiasaan dan adat.
Tahapan individu dalam penyalahgunaan napza yaitu tahap coba-coba ,
tahap reaksional, tahap regular, dan tahap kompulsif. Pada tahap coba-coba,
individu sekadar ingin tahu dan merasakannya atau juga karena mendapat
tekanan dari teman-temannya. tahap reaksional dialam oleh individu setelah
individu mencoba sekali, dua kali, atau semakin sering karena merasakannya
adanya kenikmatan, misalnya dalam waktu berkemah atau berpesta tetapi ada
pula individu yang berhenti setelah tahap coba-coba karena ia tidak
mendapatkan kenikmatan sedikitpun. Tahap regular, artinya individu menjadi
pengguna tetap, tampak adanya perubahan fisik dan perilaku. Gejala
ketagihan mulai timbul, sehingga tindakan kriminal sering mengiringinya.
Tahap kompulsif, artinya individu sudah sangat tergantung dengan napza
dengan ditandai adanya perubahan fisik dan perilaku yang menonjol. Individu
sudah mulai ketagihan dan yang paling parah akan muncul gejala psikotik
atau hingga meninggal dunia.

Beberapa

langkah

yang

dapat

dilakukan

untuk

menanggulangi

penyalahgunaan napza, yaitu:
1. Program Informasi
Informasi sebaiknya diberikan secara berhati-hati dan dihindari informasi
yang sifatnya sensasional dan ambisius. Hal itu justru akan menarik bagi
mereka untuk menguji kebenaran dan merangsang keberaniannya.
2. Program Pendidikan Efektif

Tujuan diadakan program pendidikan ini adalah untuk pengembangan
kepribadian, pendewasaan pribadi, meningkatkan kemampuan dalam
mengambi keputusan yang bijak, mengatasitekanan mental secara efektif dan
sebagainya. Pendidikan ini berupa pelatihan tentang pengenalan diri, perilaku
berpikir positif, dan pemecahan masalah secara efektif
5

3. Progra Penyediaan Pilihan yang Bermakna
Tujuan dari konsep ini adalah mengalihkan penggunaan zat adiktif pada
pilihan lain yang diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi kebutuhan
manusia yang mendasar yaitu bio-psikospiritual. Kebutuhan yang dimaksud
antara lain kebutuhan “ingin tahu”
4. Pengenalan Diri dan Intervensi Dini
Mengenal dengan baik ciri-ciri anak yang mmempunyai resiko tinggi
untuk menggunakan napza merupakan suatu langkah yang bijaksana, baik
yang telah berada dalam tahap coba-coba, iseng, pemakainan tetap maupun
telah ketagihan. Selain itu segera memberikan dukungan moril dan
penanganan bilamana anak mengalami masa krisis dalam hidupnya
5. Program Latihan Keterampilan Psikososial
Terbagi menjadi dua yaitu:

a. Psychological Inoculation
Pelatihan ini dilakukan dengan disertai suguhan film yang
mengisahkan sosok remaja ketika mendapatkan tekanan dari temanteman sepergaulan untuk sama-sama merokok, menggunakan shabushabu atau perilaku negative lainnya.
b. Personal and Social Skill Training
Kepada remaja dikembangkan suatu keterampilan dalam menghadapi
problema hidup umum termasuk merokok dan menyalahgunakan
napza.
6. Mengikutsertakan Peran Masyarakat
Perlunya pelibatan tokoh masyarakat maupun warga setempat dalam hal
pengawasan terhadap pengunaan napza dan pergaulan bebas para remaja.

Etika Berorganisasi
Pengertian berorganisasi adalah kita berkumpul, berhubunngan dan
bergaul dengan banyak orang. Dalam organisasi terdapat hubungan
kemanusiaan atau hubungan antar manusia. Hubungan kemanusiaan
memandang orang tidak hanya dalam wujud sebagai seorang manusia secara

6

lahiriah saja tetapi juga dari segi sifatnya, watak, sikap, tingkah laku,

kepribadian dan semua aspek yang ada pada pribadinya .
Dalam organisasi harus ada pemimpin dan anggota yang satu sama lain
terdapat saling pengertian antara pemimpin dan anggota dalam organisasi
mempunyai tipe-tipe yang berbeda. Untuk menjadi pemimpin yang bijak dan
sukses kita dapat belajar bekerjasama dan memimpin anggota organisasi
dengan berbagai tipe. Siapapun yang berperan sebagai pemimpin atau
anggota dalam suatu organisasi saling dapat mengisi dan memahami tabiat
watak dan pembawaan antar individu yang tergabung di dalam suatu
organisasi.

B. Pentingnya Etika
Beberapa peranan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
1.

Peranan Etika dalam Dunia Modern
Tiga ciri yang menonjol dan situasi etis dalam dunia modern, yaitu:
a. Adanya Pluralisme moral
Di Indonesia seringkali terlihat dalam masyarakat-masyarakat yang
berbeda adanya nilai-nilai dan norma-norma etis yang dianutnya. Nilai-nilai
dan norma-norma etis itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Masyarakat
yang sama bias ditandai oleh pluralism moral. Di era komunikasi sekarang
ini. Pluralism moral bias kita rasakan kehadirannya. Dulu, kejadian penting di
mancanegara

baru

bias

diketahui

kabarnya

setelah

beberapa

hari/minggu/bulan. Tetapi saat ini berita itu sudah bisa diketahui oleh
masyarakat di seluruh penjuru dunia hanya dalam hitungan menit bahkan
detik melalui jaringan internet.
b. Timbulnya banyak masalah etis baru yang tidak terduga
Timbulnya etis baru terutama disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis. Contohnya,
terjadinya manipulasi genetis pada manusia.
c. Adanya kepedulian etis yang tampak di seluruh dunia dengan melewati
perbatasan negara

7

Di berbagai negara di dunia terlihat berbagai ragam gerakan perjuangan
moral yang aktif pada taraf internasional. Gejala paling mencolok tentang
kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentang hak-hak Asasi manusia
yang di proklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10
Desember 1948.
2.

Etika di Antara Perkembangan IPTEK
Timbulnya corak baru suasana etis di zaman sekarang tidak terlepas dari
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), secara rinci
kaitan antara etika dengan perkembangan IPTEK yang sedang berlangsung
dewasa ini sebagai berikut:
a. Ambivalensi Kemajuan Ilmah
Artinya di samping banyak berakibat positif terdapat juga akibat-akibat
negative.
b. Masalah Bebas Nilai
Pada saat-saat tertentu dalam perkembangan IPTEK bertemu dengan
moral. Ilmu tidak asing dengan nilai. Dengan kata lain ilmu tidak bebas nilai
c. Teknologi yang Tidak Terkendali
Banyak orang mendaoat kesan baha proses perkembangan ilmu dan
teknologi seolah-olah kebal terhadap tuntutan etis. Dengan memperhatikan
segi-segi etis tidak menjadi tugas ilmu pengetahuan sendiri, melainkan tugas
manusia di baik ilmu dan teknologis. Oleh karena itu kebijaksanaan dalam
menjalankan kemampuan harus bertambah. Tidak semua yang bisa dilakukan
dengan kemampuan ilmiah dan teknologis noleh dilakukan. Hal ini berarti
manusia harus membatasi diri
d. Tanda-tanda yang Menimbulkan Harapan
Semula sangat sedikit perhatian untuk etika dalam masyarakat. Kalua ada
masalah-masalah menyangkut moral manusia, perhatian terhubung etika baru
tampak serius. Pemikiran etis timbul menyusul perkembangan ilmiahteknologis. Contohnya, refleksi etis tentang persenjataan nuklir baru dimulai
setelah bom atom pertama kali diledakkan. Dari contoh tersebut diketahui
bahwa perkembangan teknologis selalu mendahului pemikiran etis. Pada hal

8

sesungguhnya yang ideal adalah pemikiran etis mendahului dan mengarahkan
perkembangan ilmiah-teknologis.
Etika Berbangsa dan Bernegara
Berbangsa berarti berperilaku yang berpedoman pada etika kebangsaan
yang humanistic bersifat transprimodial dalam arti mengatasi batas-batas
primodial guna membangun solidaritas sesama anak bangsa. Setiap wargabangsa
mampu mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan, tidak memandang rendah atau meremehkan yang lain di luar ikatan
kebangsaan , mengharmoniskan dan mensinergikan berbagai kepentingan ikatanikatan yang ada tanpa merugikan kepentingan bangsa.
Beberapa etika berbangsa antara lain:
1.

Berperilaku yang bersififat transprimodial

2.

Berperilaku humanistic

3.

Berperilaku toleran

4.

Berperilaku solider

5.

Berperilaku peduli social atau mempunyai subsidiritas

6.

Berperilaku pluralism
Bernegara berarti berperilaku yang sesuai kaidah hokum yang berlaku di

negara tersebut, hokum mengatur agar konflik yang terjadi di lingkungan
kehidupan masyarakat dapat dipecahkan berdasarkan tolok ukur obyektif, yaitu
keadilan, kepastian, dan daya guna/kemanfaatannya.
Beberapa etika bernegara antara lain:
1.

Berperilaku yang menghormati simbol-simbol atau lambing atau lagu wajib
negara.

2.

Berperilaku patriotis

3.

Berperilaku yang menjaga harkat dan martabat negara
Dari berbagai hal yang telah diurikan mengenai etika tersebut, maka dapat
disarikan bahwa etika seseorang (individu) yang harus diperhatikan atau
dimiliki oleh suatu negara bangsa mencakup etika masyarakat, etika IPTEK,
dan etika berbangsa dan bernegara. Untuk memperjelas uraian tersebut dapat
dicermati dalam dambar berikut.

9

ETIKA
PERGAULAN
ETIKA
MASYARAKAT
ETIKA
BERORGANISASI
ETIKA IPTEK

ETIKA BERBANGSA
DAN BERNEGARA

10

ETIKA
INDIVIDU

DAFTAR PUSTAKA

Surata, Agus dan Tuhana Taufiq Andrianto. 2015. Bela Negara & Widya Mwat
Yasa. Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta Press.
https://www.google.com
https://anggakurniaa.wordpress.com/2014/02/12/sebelum-dan-sesudah-foto-fotodari-pengguna-narkoba-benar-benar-mengerikan-dan-kotor/

11

LAMPIRAN

Berpenampilan yang baik

Berkenalan dan berjabat tangan

Tepat waktu

Ganja

Morphin

Shabu-Shabu

12

Ekstasi

Pil Koplo

Pengguna narkoba

Etika Berorganisasi

Pancasila

Indonesia

13