BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kajian Terdahulu - Persepsi Masyarakat terhadap Strategi Public Relation dan Citra Perusahaan (Studitentang Pengaruh Persepsi Masyarakat Deli Serdang terhadap Strategi Public Relations dan Citra Perusahaan Angkasa Pura II Perser

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kajian Terdahulu

  Penelitian mengenai persepsi masyarakat, strategi public relationsdan citra telah banyak dilakukan. Untuk melakukan penelitian dan analisa mendasar terhadap persepsi masyarakat dan strategi public relations dalam membangun citra Perusahaan ANGKASA PURA II Persero kantor cabang Bandara Kuala Namu, maka penulis melihat beberapa hasil penelitian yang mendukung terhadap penelitian ini.

  Beberapa hasil penelitian yang menjadi rujukan bagi peneliti adalah : 1. Survei Persepsi Masyarakat Terhadap Integritas Pemilu 2013

  Oleh :Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK (2013)

  Survei Persepsi Masyarakat terhadap Integritas Pemilu (SPM Integritas Pemilu) tahun 2013 berusaha untuk memperlihatkan gambaran persepsi, tingkat pemahaman, sikap dan kecenderungan perilaku masyarakat terhadap integritas para peserta pemilu, termasuk agenda pemberantasan korupsi. Survei ini diharapkan juga dapat menjadi alat ukur tingkat pemahaman dan ekspektasi masyarakat mengenai pemilu yang berintegritas dan membantu kinerja KPK dalam upaya mewujudkan sistem politik yang berintegritas sebagai salah satu poin penting strategi pemberantasan korupsi di Indonesia.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan survei dalam mengumpulkan data dan informasi, gambaran tentang pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap integritas pemilu. Pengumpulan data primer SPM Integritas Pemilu tahun 2013 menggunakan metode wawancara langsung (tatap muka) dengan responden. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara langsung ini adalah kuesioner terstruktur.

  Dikutip lebih lanjut, dari hasil survei tersebut bahwa penentuan sebaran responden di 10 kota didasarkan pada rasio antara jumlah penduduk, kepadatan penduduk, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan bobot 30 : 30 : 20 : 20. Kota DKI Jakarta mendapat porsi responden paling besar yaitu sebanyak 300 orang dan kota Ambon yang terkecil sebanyak 45 orang. Jumlah responden dalam SPM Integritas Pemilu tahun 2013 secara keseluruhan adalah 1220 orang (melebihi target awal sebanyak 1200 responden), terdiri dari 44.67% pria (545 orang) dan 55.33% wanita (675 orang).

  Terdapat beberapa poin penting yang dapat ditindaklanjuti oleh KPK berdasarkan hasil survei ini, diantaranya : a.

  Melakukan sosialisasi terhadap kata Integritas dengan menggunakan istilah yang lebih membumi dan dikenal oleh masyarakat b.

  Masyarakat sudah sepakat untuk memilih yang pemimpin yang berintegritas namun tidak memiliki informasi memadai tentang figure calon yang akan dipilih. Untuk itu KPK bisa bekerjasama dengan

  stakeholder lainnya untuk menampilkan figure dari calon pemimpin yang sebenarnya.

  c.

  Menyusun program intervensi yang strategis ke masyarakat yang bertujuan mensosialisasikan nilai-nilai integritas dalam menyambut Pemilu 2014.

2. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

  Pada Bagian Administrasi Kemasyarakatan Dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Simalungun Oleh : Riwan Novandy (2009)

  Persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan pemerintahan di Indonesia pada umumnya menilai kinerja pelayanan masih belum seperti yang diharapkan, hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya pengaduan atau keluhan dari masyarakat pada Kementrian Menpan seperti menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu, dan biaya) serta masih banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan yang berindikasi penyimpangan dan KKN. Persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik pada Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Simalungun masih belum diketahui, apakah menyerupai seperti pengaduan masyarakat tersebut? Oleh karena itu perlu adanya kajian untuk menganalisis bagaimana persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanannya.

  Penelitian ini dilakukan di Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Simalungun, dengan tujuan menganalisis persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dengan teknik survei yaitu penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden pengguna pelayanan pada kantor Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Simalungun.

  Dari hasil analisis diketahui bahwa persepsi masyarakat pengguna pelayanan publik pada Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Simalungun menyatakan kalau penyelenggaraan pelayanan publik sudah cukup memuaskan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publiknya, berdasarkan analisis crosstab (uji

  

chi-square ), yakni aspek kesederhanaan (prosedur pelayanan yang berbelit-belit), aspek kejelasan (adanya transparansi biaya yang dikeluarkan), aspek akurasi (urusan sesuai dengan yang dikehendaki), aspek keamanan (bukti tanda terima diberikan), dan aspek kemudahan akses (jarak lokasi kantor dengan tempat tinggal dan ketersediaan angkutan umum menuju lokasi kantor). Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik pada Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Simalungun dapat dilakukan dengan prioritas perlu adanya kejelasan prosedur pelayanan publik, adanya transparansi biaya, adanya kepastian waktu penyelesaiaan urusan, penyelesaiaan urusan sesuai dengan yang dikehendaki, adanya bukti tanda terima yang diberikan, kejelasan dalam persyaratan teknis dan administratif, perlu adanya kemudahan akses, serta adanya UU mengenai penyelenggaraan pelayanan publik sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan dikarenakan ada standar minimalnya.

3. Persepsi Masyarakat Desa Beraban TentangProgram Siaran Pariwisata Budaya Di Bali TVSebagai Media Informasi Dan Promosi

  Oleh : Ni Gusti Ayu Dewi Paramita Arisandi (2011)

  Informasi dan promosi sangat berkaitan dengan pariwisata, karena pariwisata butuh suatu promosi guna lebih mempopulerkan kelanjutan pariwisata tersebut, disamping itu masyarakat juga butuh suatu media untuk dapat mengetahui segala bentuk perkembangan pariwisata budaya yang ada, oleh karena itu diangkatlah Bali TV sebagai salah satu media pertelevisian lokal yang dapat menjadi suatu wadah yang begitu baik dalam menampilkan segala bentuk program pariwisata budaya di Bali TV. Oleh karena itu, persepsi masyarakat Beraban sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagai suatu media yang bisa menjadi sumber informasi dan media promosi bagi pariwisata dan budaya di Bali.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Bali TV mempunyai program acara terstruktur mengenai pariwisata dan budaya dan seberapa sering tayangan tersebut ditayangkan, disamping itu penelitian ini bertujuan untuk menjaring persepsi masyarakat mengenai bagaimana tanggapan masyarakat di desa Beraban tentang program tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagai media promosi dan informasi pariwisata dan budaya.

  Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Beraban dan masyarakat Beraban di gunakansebagai tempat untuk menjaring data pada penelitian ini, para responden kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis pekerjaan mereka, supaya penjaringan data dapat dilakukan dengan lebih mudah, penelitian ini menggunakan metode observasi, dan wawancara.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bali TV mempunyai acara terstrukturmengenai pariwisata budaya yang memberikan informasi mengenai hotel, restoran, tempattujuan wisata, adat

  • – istiadat, kegiatan-kegiatan wisata dan masih banyak yang lainnya. Program pariwisata budaya di Bali TV disiarkan seminggu sekali dengan tampilan yangapik sehingga pemirsa dapat menikmati suguhan acara tersebut dengan nyaman, karena lewattayangan ini pemirsa ataupun masyarakat dapat lebih paham dan menghargai pariwisata danbudaya di daerah mereka.

  

4. Hubungan Antara Persepsi Remaja Putri Terhadap Citra Perempuan

Cantik Dalam Iklan Kosmetik Di Televisi Dengan Penggunaan Produk Kosmetik Oleh Remaja Putri (Kasus: SMUN 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh :Dewi Primianty (2008)

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya tayangan iklan di televisi sebagai salah satu bentuk promosi yang dilakukan olah para produsen dalam rangka memperkenalkan dan mempertahankan merek atas produk-produk yang mereka keluarkan khususnya produk kosmetik kepada masyarakat. Salah satu bentuk iklan yang seringkali ditemui di televisi adalah iklan produk kosmetik yang banyak menampilkan model perempuan sebagai representasi produk mereka.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristikremaja putri dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan

  cantik dalam iklankosmetik di televisi, mengetahui hubungan antara pola

  menonton remaja putri denganpersepsi remaja putri terhadap citra perempuan

  cantik dalam iklan kosmetik di televisi,dan mengetahui hubungan antara persepsi

  remaja putri terhadap citra perempuan cantikdalam iklan kosmetik di televisi dengan penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri.

  Persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantik dalam iklan kosmetik di televisidiukur melalui pernyataan-pernyataan seputar iklan di televisi yang mewakili citraperempuan cantik yang termuat dalam beberapa iklan produk kosmetik, yaitu produkkosmetik seri perawatan wajah, seri perawatan rambut dan seri perawatan tubuh.Sementara penggunaan produk kosmetik remaja putri diukur melalui pernyataan-pernyataanseputar penggunaan produk kosmetik yang ditayangkan dalam iklan kosmetikdi televisi.

  Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Bogoryang terletak di Jalan Ir. H. Juanda nomor 16 Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan padabulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2008. Penelitian ini menggunakan metodesurvei dengan pendekatan kuantitatif melalui pengisian kuesioner, dan didukung olehdata kualitatif melalui wawancara. Penarikan responden dilakukan dengan TeknikPurposive Sampling atau yang disebut juga dengan Judgemental Sampling, dimanaresponden diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti.Kriteria responden yang ditetapkan oleh peneliti adalah responden yang berjenis kelaminperempuan dan merupakan siswi SMUN 1 Bogor tahun ajaran 2008/2009. Jumlahresponden yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang perempuan, yaitusiswi-siswi SMUN 1 Bogor kelas dua dan kelas tiga. Untuk pengambilan data denganwawancara, akan dipilih dari responden utama yang terdiri dari 10 orang perempuan.Data primer diperoleh melalui jawaban dari kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaanyang berkaitan dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan dalamiklan di televisi dan penggunaan kosmetik oleh remaja putri, sementara data sekunderdiperoleh melalui literatur-literatur yang digunakan sebagai bahan rujukan dalampenelitian ini. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan programSPSS 13 dengan uji statistik Spearman. Data yang diperoleh dari hasil wawancaradijabarkan secara deskriptif untuk melengkapi data statistik.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, karakteristik internal remaja putri seperti usia, motif, daerah asal, dan uang saku tidak berhubungan nyata dengan persepsiremaja putri terhadap citra perempuan cantik dalam iklan kosmetik di televisi.Karakteristik eksternal remaja putri seperti penghasilan orang tua memiliki hubungannyata dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantik dalam iklan kosmetikdi televisi. Karakteristik eksternal remaja putri, seperti significant others, tidak memilikihubungan nyata dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantik dalamiklan kosmetik di televisi. Pola menonton remaja putri, seperti lamanya menonton tidakmemiliki hubungan nyata dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantikdalam iklan kosmetik di televisi. Pola menonton remaja putri seperti frekuensi menontonmemiliki hubungan nyata dengan persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantikdalam iklan kosmetik. Persepsi remaja putri terhadap citra perempuan cantik dalam iklankosmetik ternyata memiliki hubungan dengan penggunaan produk kosmetik oleh remajaputri.

  

5. Peran dan Strategi Public Relation dalam Membangun Citra (Studi

Deskriptif pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisucipto) Oleh :Kirana Ambarwati (2009)

  Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bentuk peran dan strategi yang digunakan oleh public relationsPT. (PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang Bandara Internasional Adisutjipto dalam membanguncitra bandara. Dipilihnya Yogyakrta khususnya Bandara Internasional Adisutjipto karena Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang setiap harinya selalu didatangiwisatawan mancanegaradan domestik.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif dengan metodestudi kasus. Subjek penelitian ini adalah divisi public relationsPT.

  (PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang Bandara Internasional Adisutjipto dan pihak- pihakyang berkepentingan didalamnya (top manajemendan shareholders). Sedangkan objek penelitian adalah peran dan strategi divisi ini dalam membangun citra Bandara Internasional Adisutjipto. Informan penelitian dipilih secara

  .Data dikumpulkan melalui studi pustaka, dokumentasi, observasi

  purposive

  nonpartisipan (observasi tidak berperan serta), dan wawancara mendalam (indepth

  interview ) dengan tipe open-ended. Metode analisis data mengunakan

  analisisdominan penjodohan pola (pattern matching). Pengecekan keakuratan data menggunakan teknik triangulasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa public relationsPT.(PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang Bandara Internasional Adisutjipto menjalankan keempat kategori peran sesuai konsep Dozier & Broom, yakni sebagai penasehat ahli (expert prescriber),fasilitator komunikasi (communications facilitator), fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process facilitator), dan teknisi komunikasi (communications technician).Sedangkan strategi yang dijalankan dalam membangun citra adalah dengan Take Off Strategy yang langkah dan implementasinya sesuai dengan model implementasi strategi yang dirumuskan oleh Samuel C. Certo & J. Paul Peter.

  

6. Upaya Humas dan Protokol terhadap Pencitraan Pemda Depok

melalui Program Santunan Kematian bagi Masyarakat Depok Oleh : Nilam Resty Triyanti (2011)

  Latar Belakang dari penelitian ini adanya upaya Humas dan protokol terhadap pencitraan Pemda Depok melalui program santunan kematian. Dengan cara komunikasi baik internal maupun eksternal kepada publik atau masyarakat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam Upaya Pencitraan terhadap Pemda Depok yang dilakukan oleh Humas dan Protokol Melalui Program Santunan Kematian Bagi Masyarakat Depok.

  Teori yang digunakan antara lain komunikasi, humas, pelayanan, upaya dan citra. Jenis Penelitianini adalah kualitatif bersifat deskriptif, dimana data yang dikumpulkan tidak berbentuk angka, tetapi dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan, dan konsep. Tujuannya adalah untuk menggambarkan secara terperinci dan relatif akurat mengenai topik yang diangkat dalampenulisan ini. Hasil Penelitianyaitu Humas dan Protokol mengimplementasikan upaya yang dilakukan untuk membentuk citra Pemda Depok dalam Program Santunan Kematian adalah dengan melakukan langkah-langkah Humas yaitu Pengumpulan Fakta, Pendefinisian Masalah, Perencanaan dan Program, Aksi dan Komunikasi, Evaluasi Program.

  Fokus penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Fokus pada penelitian iniyaitupersepsi masyarakat terhadap strategi Public

  Relations dan citra Perusahaan ANGKASA PURA IIPersero kantor cabang Bandara KNIA, Sumatera Utara.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Komunikasi

  Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication dan bersumber dari kata comunis yang berarti sama.

  Menurut Lasswel (dalam Effendy, 2007: 10) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek terterntu.

  Harrold Lasswell (Pakar Ilmu Komunikasi) menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagi berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect” (komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu). Carl L Hovland menyatakan: “Communication is the process to modify the behavior of other individuals” (komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain).

  Dari pengertian para pakar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan atau amanat melalui media yang menimbulkan efek tertentu.Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses pemyampaian pikiran/perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat berperan aktif. Pertama, komunikator yang berdiri dan memainkan model/media komunikasi verbal maupun non-verbal. Kedua, komunikan(pribadi atau kelompok) adalah pihak yang menerima hubungann dari komunikator. Ketiga, pesan yaitu unsur terpenting dan inti dalam interaksi antara komunikator dengan kominikan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi pesan disampaikan sedemikian rupa, kadangkala dengan menciptakan stimulan (rangsangan) sehingga komunikan merasakan respect terhadap pesan.

  Menurut Effendy (2007:16) proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. (1) Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. (2) Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Surat kabar, telepon, majalah, televisi, film adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

  Menurut Effendy (2007 : 31) fungsi komunikasi dibagi menjadi empat yaitu: menyampaikan (to inform), menghibur (to entertain), mempengaruhi (to

  influence ) dan mendidik (to educate).

2.2.2 Persepsi

  Persepsi, adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian

  • –balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2007: 167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif.Beberapa ahli memiliki defenisi mengenai persepsi, dan Penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan defenisi persepsi menurut Branca, Woodworth dan Marquis, persepsi dapat didefenisikan sebagai :

  “suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alatpenerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh saraf ke otak sebagai pusat susunan saraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului t erjadinya persepsi” (dalam Walgito, 2002:45).

  Menurut Scheerer menyatakan bahwa persepsi adalah representasi fenomenal tentang objek distal sebagai hasil pengorganisasian objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan proksimal (dalam Sarwono, 2006:88).

  Pendapat lain mengatakan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yangdiperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (dalam Rakhmat, 2005). Leavitt(1978) menyatakan pengertian persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya.

  Dari beberapa pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang tidak mungkin dihilangkan, amat erat dan penting sekali dalam proses terjadinya komunikasi. Proses itu dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Semua yang diamati oleh individu dapat berupa objek disekitarnya ataupun terhadap fenomena-fenomena sehari-hari disebut sebagai persepsi.

  Sejumlah faktor berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi menurut Robbins (2006:170) yaitu: 1.

  Pelaku Persepsi Ketika individu memandang kepada objek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu tersebut. Diantaranya karakteristik yang mempengeruhi persepsi adalah : a.

  Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk berinteraksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan yang bersangkutan.

  b.

  Motif (kebutuhan) Motif adalah perangsang keinginan dan daya gerak kemauan seseorang. Motif atau kebutuhan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi.

  c.

  Kepentingan (minat) Pengertian minat adalah perhatian atau kesukaan pada suatu objek.

  Kepentingan individual satu dengan individu lain berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda dengan apa yang dipersepsikan oleh orang lain.

  d.

  Pengalaman masa lalu Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang lebih kuat dan sulit dilupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain.

  e.

  Pengharapan (expectations) Pengharapan berarti keinginan akan sesuatu agar terjadi. Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan diharapkan. Harapan dapat tergantung kepada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Pengharapan dapat menyimpangkan persepsi dalam melihat apa yang dilihatnya.

  2. Target Karakteristik dari target yang akan diamati akan mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah : a.

  Hal baru Seorang individu biasanya lebih tertarik untuk mempersepsikan hal baru dibandingkan hal yang lama. Rangsangan dari hal baru akan menimbulkan keinginan untuk dapat menerima rangsangan tersebut.

  b.

  Latar belakang Suatu latar belakang yang dimiliki objek dapat mempengaruhi persepsi yang terbentuk.

  c.

  Kedekatan Objek-objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan bersama-sama, bukan secara terpisah. Kedekatan akan mempengaruhi persepsi yang terbentuk pada individu- individu.

  3. Situasi Unsur-unsur lingkungan sekitar yang mempengaruhi : a.

  Waktu

  Suatu objek atau peristiwa yang dilihat dalam waktu yang bersamaan dapat mempengaruhi perhatian. Waktu yang diberikan terhadap apa yang dipersepsikan dapat mempengaruhi persepsi yang terbentuk.

  b.

  Keadaan lingkungan Lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi terhadap persepsi.

  Karena berhubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok, organisasi, atau masyarakat.

  c.

  Keadaan sosial Dimana suatu objek atau peristiwa yang sama dengan situasi sosial yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda. Keadaan sosial setiap individu dengan individu lain dapat mempengaruhi persepsi yang terbentuk terhadap rangsangan.

  Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. DavidKrech dan Richard S. Cruthfield (dalam Rakhmat 2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a.

  Faktor Fungsional: Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal.

  Persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

  b.

  Faktor Struktural: Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek- efek saraf yangditimbulkannya pada sistem saraf individu.

  Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara individumelihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta keanggotaannya dalam masyarakat.Artinya, terdapat pengaruh lingkungan terhadap cara individu melihat dunia yang dapatdikatakan sebagai tekanan-tekanan sosial.

  Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan individu merupakansalah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi persepi individu tersebut terhadap suatuobjek. Teori kebutuhan Maslow menyebutkan bahwa seseorang tidak akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan di atasnya apabila kebutuhan pada jenjang di bawahnya telahterpenuhi/terpuaskan (dalam Mugniesyah, 2006). Adapun penjelasan hierarki tersebut sebagaimanayang diungkapkan oleh Mugniesyah (2006), antara lain: a.

  Kebutuhan Fisiologis, mencakup kebutuhan dasar atau primer manusia, seperti udara, sandang, pangan, papan, dan seks.

  b.

  Kebutuhan rasa aman, yaitu apabila semua kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka individumemiliki keinginan untuk memenuhi semua kebutuhannya yang berkaitan dengan keamanandan keselamatan.

  c.

  Kebutuhan sosial, mencakup kebutuhan akan hubungan sosial (kasih sayang, persahabatan, penerimaan, dan perhatian) termasuk memberi dan menerima rasa cinta, rasa memiliki, rasadibutuhkan.

  d.

  Kebutuhan harga diri, kebutuhan yang berfokus pada ego, status, harga diri, dikenal, percayadiri, dan prestise (gengsi). Selain itu juga mencakup perasaan dapat menyelesaikan sesuatu(feeling of achievement).

  e.

  Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan potensi dirisepenuhnya dengan mengembangkan diri dan berprestasi sebaik mungkin dengan potensi dirisepenuhnya.

2.2.3Public Relations

  Public Relations didefenisikan sebagai fungsi dari manajemen yang

  membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organiasi tersebut (Cutlip, 2006:6).

  Public Relations pada umumnya dapat diartikan sebagai segala kegiatan

  individu baik itu kedalam ataupun keluar dengan segala kegiatan penyampaian informasi yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga atau organisasi. Namun batasan pengertian mengenai Public Relations ini menurut para ahli sampai saat ini belum memiliki kesepakatan secara tegas.

  Hal ini disebabkan yaitu pertama, banyaknya defenisi Public Relations yang telah dirumuskan oleh pakar maupun professional Public Relations yang satu sama lainnya saling berbeda pendapat. Kedua perbedaan batasan pengertian Public

  Relations diakibatkan adanya latarbelakang yang berbeda, misalnya defenisi yang

  dikemukakan oleh kalangan akademis akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi Public Relations. Ketiga kegiatan Public

  Relations itu sendiri bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan

  dinamika masyarakat, serta mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisai saat ini (dalam Margaretha, 2012:24).

  Seitel mengungkapkan definisi yang lebih singkat mengenai humas, yaitu:

  “Public relations is a planned process to influence public opinion, through sound character and proper performance, based on mutually satisfactory two-way communication” Fraser F. Seitel mencoba menguraikan bahwa pekerjaan humas

  merupakan sebuah proses terencana untuk mempengaruhi opini publik melalui karakter dan performa yang layak, berdasarkan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan(dalam Seitel, 2004:4).

  Rex F. Harlow (dalam Effendy, 1993:21) mengungkapkan hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung kerja sama antar organisasi dan khalayaknya; melibatkan manajemen dalampermasalahan atau persoalan; membantu menetapkan dan menegaskan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif dalam penerapannya sebagai sistem peringatan secara dini guna membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik-teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai kegiatan manusia.

  Hugo A. De Roode (dalam Liliweri, 2011:654) mengatakan bahwa Public

  Relations adalah : a.

  Public Relations merupakan upaya yang disengaja, direncanakan dan dilakukan terus-menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling pengertian antara organisasi dengan publiknya b. Public Relationsmerupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan prosedur organisasi dengan interest publik dan melaksanakan program tindakan (komunikasi untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian publik) c.

  Public Relationsmerupakan upaya dengan menggunakan informasi, persuasi dan penyesuaian untukmenghidupkan dukungan publik atas suatu kegiatan atau suatu sebab d. Public Relations merupakan seni dari pengetahuan untuk mengembangkan saling pengertian dan niat baik diantara seseorang, perusahaan atau institusi dan publiknya e. Public Relations adalah praktek dan juga seni dalam ilmu sosial untuk menganalisis kecenderungan mereka, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanan program yang direncanakan dari tindakan- tindakan yang akan melayani baik organiasi maupun interest publiknya.

  Selain para akademisi ada juga pengertian humas atau Public Relations menurut para praktisi. The British Institute of Public Relations (dalam Effendy, 1993:134), mendefenisikan Public Relations sebagai “upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama an tar organisasi dengan khalayaknya”. J.C Seidel, Public Relations

  Director, Divisison of Housing, State of New York, mengatakan : “Public

  Relations adalah proses yang kontiniu dari usaha-usaha manajemen untuk

  memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya, ke dalam dengan menganalisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan- pertanyaan”.Defenisi lain menyebutkan Public Relations adalah metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama (dalam Ardianto, 2013:15).

  Jadi berdasarkan keseluruhan defenisi diatas maka dalam kegiatan Public

  Relations itu sangat menonjol adalah usaha-usaha untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan kepada masyarakat dan publik suatu badan khususnya dan masyarakat umumnya.

  2.2.3.1 Tujuan Public Relations

  Tujuan dari Public Relations adalah mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain, yakni (umum, masyarakat) untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi antara publik-publiknya yang terkait dengan komunikasi yang harmonis dan timbal-balik. Public Relations juga bertujuan untuk mencapai pengertian umum, kepercayaan, bantuan dan kerjasama.

  Dari sekian banyaknya hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan Public disebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai

  Relations

  berikut (dalam Margaretha, 2012:26) : 1.

  Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan

  2. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan

  3. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya sehubungan dengan terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman dan salah paham di kalangan kehidupan sosial sehari-hari 4. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan dalam kehidupan sosial sehari-hari

  5. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara

  2.2.3.2 Peran, Fungsi dan Tugas Public Relations

  Menurut Ralph Linton, peran adalah aspek dinamis dari status

  “the dynamic aspect of status”, sedangkan status adalah suatu kumpulan hak dan

  kewajiban

  “a collection of rights and duties”. Menurut Linton seseorang disebut

  menjalankan perannya jika ia menjalankanhak dan kewajiban yang merupakan ). statusnya (dalam Sunarto, 2000:63

  Menurut Cutlip, Center & Broom peran Public Relations dalam buku

  Effective Public Relations (dalam 2006:46) yaitu : 1.

   Expert perscriber Communication

  Humas adalah seorang ahli yang dapat memberikan saran, nasehat kepada pimpinan organisasi, hubungannya dapat diibaratkan antara dokter dengan pasien.

  2. Problem Solving Process Facilitator

  Dapat memfasilitasi pemecahan masalah. Humas terlibat dalam setiap penanganan masalah, menjadi anggota tim atau menjadi pimpinan tim penanganan masalah.

  3. Communication Facilitator

  Peranan Humas adalah jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai mediator atau penengah jika terjadi

  miscommunication .

  4. Technician Communication

  Humas adalah pelaksana teknis komunikasi. Menyediakan layanan dibidang teknis dimana kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukanlah keputusan petugas Humas melainkan keputusan manajemen dan petugas Humas yang melaksanakannya.

  PerananPublic Relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antar sesama karyawan dengan melakukan komunikasi timbal-balik. Dalam melakukan komunikasi timbal-balik, Public Relations secara garis besar berperan sebagai:

  1. Communicator Kemampuan sebagai komunikator baik secaralangsung maupun tidak langsung melalui media ataupun tulisan. Di samping itu juga bertindak sebagai mediator dan persuator.

  2. Back Up Management Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan pokok perusahaan.

  3. Image Maker Menciptakan suatu citra positif yang merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas PR dalam memainkan per annya dalam perusahaan. Peranan PR diharapkan “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top manajemen dari suatu perusahaan (dalam Ruslan, 2008:20).

  Selain memiliki peran, Public Relationsjuga memiliki fungsi. Fungsi utama Public Relationsadalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat umum yang menguntungkan lembaga (organisasi). Di sisi lain, fungsi utama Public Relationsmenurut Edward L.

  Bernays (dalam Liliweri, 2011:658-659) yaitu : 1.

  Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

  3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya Ciri khusus fungsi utamaPublic Relations itu menunjukkan kegiatan tertentu (activities), kegiatan yang jelas, adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different), terdapat suatu kepentingan tertentu (important), adanya kepentingan bersama (common interest), dan terdapat komunikasi dua arah secara timbal-balik (reciprocal two ways traffic communication) (dalam Sagala, 2011:29).

  Sementara itu Cutlip & Centre dan Canfield (dalam Liliweri, 2011:659) mengungkapkan fungsi utama hubungan masyarakat sebagai berikut :

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

  (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi) 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasaran

  3. Mengidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya

  4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama

  5. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal-balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan organisasi ke publiknya atau sebaliknya demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak

  Public Relations sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu ke

  luar, iamemberikan informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijakan instansinya dankedalam, ia wajib menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan instansinya (dalam Widjaja, 2008:63).

  Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA)pada tahun 1981 menyimpulkan bawa pada umumnya fungsi humas masa kini meliputi15 pokok (dalam Ruslan, 2008:74) yaitu :

  1. Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia 2.

  Membuat analisis “trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagiinstitusi

  3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan - tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya 4. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran daninformasi yang utuh

  5. Mencegah konflik dan salah pengertian 6.

  Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial 7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum 8. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota pemasok dan konsumen

  9. Memperbaiki hubungan industrial 10.

  Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk ke luar dari institusi

  11. Memasyarakatkan produk atau layanan 12.

  Mengusahakan perolehan laba yang maksimal 13. Menciptakan jati diri institusi 14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional

  15. Meningkatkan pengertian mengenai demokratis Komponen dasar humas yang berhubungan dengan fungsi humas seperti yang dikemukakan oleh Public Relations Society of America (PRSA), antara lain

  (dalam Wilcox, 2003:8-9):

  1. Counseling; menyediakan saran untuk manajemen yang berhubungan

   Development / Fund Raising; menciptakan kebutuhan dan mendorong

  4. Membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan hingga pelatihan untuk mengurangi dampak buruk restrukturisasi

  3. Membangun jaringan komunikasi interaktif antar karyawan, manajemen dan direksi

  Menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar karyawan memahami dasar pengambilan keputusan yang diambil

  1. Mengkomunikasikan kebijakan direksi dan manajemen karyawan 2.

  Terhadap internal organisasi.

  mengadakan kegiatan khusus sekaligus membangun citra baik perusahaan Konsep fungsional humas menurut Silih Agung Wasesa (2010:128) dalam bukunya Strategi Public Relations memberikan penjelasan sebagai berikut: a.

   Marketing Communication; memadukan aktivitas pemasaran dengan

  dari organisasi dengan mengadakan kegiatan khusus 13.

   Special Events; menarik perhatian publik terhadap organisasi atau produk

  individu-individu dari berbagai kelompok dan budaya 12.

   Multicultural Relations / Workplace Diversity; berhubungan dengan

  publik untuk mendukung organisasi, terutama melalui kontribusi finansial 11.

  yang berhubungan dengan aktifitas organisasi. Hal ini bisa diwujudkan dengan tergabung dalam asosiasi usaha yang berhubungan dengan jalur bisnis organisasi 10.

  dengan kebijakan hubungan dan komunikasi 2.

   Industrial Relations; menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain

  modal 9.

   Financial Relations; menciptakan dan menjaga kepercayaan penanam

  berkembang pada public yang berakibat pada organisasi 8.

   Public Affair; membangun keterlibatan efektif dalam kebijakan publik 7. Issues Management; mengidentifikasi dan mengevaluasi isu yang

  menginformasikan dan memotivasi karyawan dan anggota organisasi 6.

   Employee/Member Relations; memberikan respon terhadap suatu masalah,

  menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi 5.

   Publicity; menampilkan pesan terencana melalui media tertentu untuk

  3. Media Relations; bekerjasama dengan media dalam melakukan publisitas 4.

  merencanakan strategi humas. Research dapat digunakan untuk membangun saling pengertian atau mempengaruhi dan meyakinkan publik

   Research; melihat tindakan dan perilaku public dalam rangka

  5. Membangun peningkatan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan

  6. Membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi organisasi.

  b.

  Terhadap eksternal organisasi: 1.

  Mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik 2. Menjelaskan hasil rapat umum pemegang saham 3. Menjelaskan hasil dan dasar diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham

  Luar Biasa 4. Membantu pemasaran untuk menciptakan citra produk 5.

  Mensosialisasikan prestasi yang dicapai oleh perusahaan 6. Mengembangkan program-program pengembangan masyarakat, sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan kepada publik

  7. Menyiapkan sarana bagi publik untuk melihat perusahaan secara langsung 8.

  Menyiapkan sarana bagi pemerintah dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk melihat kinerja perusahaan.

  Dari pemaparan diatas jelas terlihat bahwa fungsi humas atau Public

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat terhadap Strategi Public Relation dan Citra Perusahaan (Studitentang Pengaruh Persepsi Masyarakat Deli Serdang terhadap Strategi Public Relations dan Citra Perusahaan Angkasa Pura II Persero Kantor Cabang Bandara Kuala Namu)

1 60 184

Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan

5 92 127

Strategi Komunikasi Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Strategi Komunikasi Public Relations Officer Dalam Membangun Citra Perusahaan Grand Angkasa International Hotel Medan)

1 80 133

Strategi Public Relations Dompet Dhuafa Republika Dalam Membangun Citra Perusahaanmelalui Twitter

1 16 117

Strategi Public Relations Politik Pks Dalam Reformulasi Citra Partai Jelang Pemilu 2014

11 91 166

Strategi Public Relations Dalam Membangun Citra Perusahaan Pada Excellent Islamic School (Exiss) A Ba Ta Srengseng Jakarta Barat

0 16 87

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Strategi Pemasaran dan Penggunaan KakaoTalk

0 0 23

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian pariwisata - Sistem Pelayanan PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan

0 2 9

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Citra Yang Ditampilkan Perusahaan Dalam Press Release (Study Analisis Isi Mengenai Jenis Release dan Jenis Citra Yang Ditampilkan Public Relations OfficerSantika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan dalam p

0 0 28

Persepsi Masyarakat terhadap Strategi Public Relation dan Citra Perusahaan (Studitentang Pengaruh Persepsi Masyarakat Deli Serdang terhadap Strategi Public Relations dan Citra Perusahaan Angkasa Pura II Persero Kantor Cabang Bandara Kuala Namu)

0 0 31