DAMPAK TMV (Tobacco Mozaic Virus) SEBAGAI INOVASI DALAM PENGOBATAN HIVAIDS

  DAMPAK TMV (Tobacco Mozaic Virus) SEBAGAI INOVASI DALAM PENGOBATAN HIV/AIDS

  Disusun oleh

  DAMPAK TMV (Tobacco Mozaic Virus) SEBAGAI INOVASI DALAM PENGOBATAN HIV/AIDS

  Disusun oleh

  

ABSTRAK

Dampak TMV (Tobacco Mozaic Virus) Sebagai Inovasi

Dalam Pengobatan HIV/AIDS

  Di Indonesia penyakit menular seksual (PMS) dewasa ini semakin meningkat pesat terutama HIV/AIDS. Diduga karena di Indonesia penggunaan narkoba semakin merajarela dan pergaulan bebas yang semakin tak terkendalikan. Gaya hidup seperti ini dengan mudah dapat mereka contoh dari media sosial yang dewasa ini semakin melonjak pula penggunaannya. HIV/AIDS semakin bertambahnya tahun semakin meningkat pula jumlah pengidapnya. Penyebarannya yang semakin luas dan sangat cepat ini sangat mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia. Di Jawa Timur sendiri telah menjadi peringkat ketiga se-Indonesia. Terutama di Jember tak disangka Jember sendiri juga menjadi penyumbang terbanyak pengidap HIV/AIDS. Penyakit yang hingga dewasa ini masih belum ditemukan obat penyembuhnya ini ternyata menjadi beban bagi para ahli kesehatan untuk terus menemukan obat penyembuhnya. Nyatanya dengan penemuan bahwa dibalik ganasnya dampak dari pengonsumsian tembakau menjadi rokok ternyata tembakau menyimpan sejuta emas yang tak terduga. Bukan hanya tembakau itu sendiri namun melalui penyakit pada tembakau yaitu TMV. Tak disangka dengan tanaman tembakau yang terserang penyakit yang selama ini disia-siakan ternyata menyimpan manfaat yang sangat berguna bagi banyak orang. Selama ini tanaman yang terserang TMV sudah pasti langsung dimusnahkan dan dibuang jauh-jauh namun jangan salah karena telah dibuktikan bahwa melalui tanaman yang terserang TMV tersebut dapat menghasilkan obat HIV/AIDS. Antiretroviral menjadi satu- satunya obat penghambat penyebaran virus HIV dan dengan tanaman tembakau yang terserang TMV ini dapat diproduksi protein antiretroviral atau protein kekebalan tubuh yaitu protein griffitshin. Hal ini akan menjadi berita segar karena tembakau kini tak lagi tersudutkan tembakau telah membuktikan citranya kepada semua bahwa tak hanya memiliki sisi negatif saja bagi kesehatan namun memiliki sisi positif juga bagi kesehatan.

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................... iii

  BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 BAB 2. DESKRIPSI IDE ........................................................................... 2

  2.1 Bahaya Penyakit HIV/AIDS .............................................. 2

  2.2 Tembakau yang Terserang TMV ...................................... 3

  2.3 Pengaruh Tembakau yang Terjangkit TMV

dengan Penyakit HIV/AIDS ............................................. 4

  BAB 3. DAMPAK INOVASI.................................................................... 7

  3.1 Dampak Bagi Indonesia .................................................... 7

  3.2 Dampak bagi Industri Berbasis Tembakau .................... 7

  3.3 Dampak bagi Petani Tembakau ....................................... 8

  BAB 4. PELUANG APLIKATIF ............................................................... 9 BAB 5. KESIMPULAN .............................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

  Naskah 41

BAB 1. PENDAHULUAN Semakin maraknya penggunaan narkoba dan pergaulan seks

  bebas memunculkan dampak negatif dengan bertambah banyaknya masyarakat yang terjangkit HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: tubuh manusia akibat infeksi virus dan lain-lain. HIV/AIDS selama ini mejadi momok yang menakutkan di kalangan masyarakat selain penyakit yang bisa menular HIV/AIDS juga penyakit yang mematikan. Selama ini masih belum ditemukan obat penawar penyakit tersebut namun ada penanganan untuk memperlambat perkembangan laju virus HIV tersebut.

  Sementara itu, sampai saat ini tembakau hanya mendapatkan citra buruk di mata masyarakat terutama dalam sektor kesehatan karena hanya dianggap sebagai sumber penyakit. Namun kini tembakau dapat memperbaiki citranya di mata masyarakat dengan telah ditemukannya obat penghambat penyakit HIV/AIDS dengan protein yang terkandung di dalam salah satu virus tembakau yaitu pada TMV. TMV (Tobacco Mozaic Virus) adalahsalah satu virus yang menyerang tanaman tembakau.

  Dengan ini bisa dibuktikan bahwa tembakau tidak hanya menjadi sumber penyakit namun juga dapat menjadi penawar penyakit. Melalui inovasi ini maka dapat menambah omset negara, meminimalisir kerugian yang terjadi dan memanfaatkan limbah dari budidaya tanaman tembakau.

  Naskah 41

BAB 2. DESKRIPSI IDE

2.1 Bahaya Penyakit HIV/AIDS

  HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyebabkan AIDS. Seseorang yang terjangkit virus HIV tersebut belum tentu telah terkena AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya seperti dan lain-lain. Proses virus HIV menuju AIDS ini dibutuhkan waktu yang sangat lama, beberapa tahun untuk menjadi AIDS. Penderita yang telah terjangkit HIV dan telah menjalar menjadi AIDS maka mereka akan mudah terserang berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem imunitas tubuh. Terserangnya sistem imun pada tubuh menimbulkan semakin melemahnya kekebalan tubuh terhadap virus, bakteri, dan patogen yang menyerang tubuh. Dengan demikian mereka juga akan sulit sembuh dari penyakit yang mereka derita dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki melemah dan akhirnya akan menyebabkan kematian.

  Penyakit yang penularannya hanya bisa melalui darah, cairan vagina dan sperma ini sangat rentan menular terutama disaat melakukan hubungan seks dan pemakaian suntik yang sama dengan penderita HIV/AIDS hal ini biasanya ditemukan pada pengguna narkoba. Dewasa ini penyebaran penyakit HIV/AIDS ini semakin merata keseluruh

  Naskah 41

  Di Kabupaten Jember sendiri dari munculnya penyakit HIV/AIDS pada tahun 2004 kian lama semakin tahun jumlah ini semakin bertambah menjadi 2000-an. Jember telah menjadi peringkat keempat wilayah terbanyak terserang penyakit HIV/AIDS setelah Surabaya, Banyuwangi dan Tulungagung.

  Selama ini penyakit HIV/AIDS menjadi momok yang sangat menakutkan karena masih belum ditemukannya obat untuk penyakit tersebut sementara itu diluar sana banyak orang yang meninggal dikarenakan penyakit ini. Di jember sendiri dari tahun 2016 pengidap HIV/AIDS mencapai 2.637 penderita diantaranya 160 penderita telah meninggal dunia hingga akhir Juli 2016. Perkembangan penyakit HIV/AIDS yang sangat pesat ini tentu sangat mengkhawatirkan. Telah dilakukan berbagai cara untuk menangani penyakit ini, namun selama ini para ahli medis hanya memberi obat antiretroviral yang hanya mampu menghambat pertumbuhan dan penyebaran virus dan masih belum ditemukan obat yang benar-benar mampu menyembuhkan penyakit ini. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mengembangkan penelitian mengenai obat-obat penghambat penyakit ini.

2.2 Tembakau yang Terserang TMV (Tobacco Mozaic Virus)

  TMV (Tobacco Mozaic Virus) adalah salah satu virus yang terdapat di tembakau. TMV merupakan yang menyebabkan penyakit pada dan tumbuhan anggota suku terung-terungan genetik.

  TMV menginfeksi tanaman dan berkembang di jasad inang. Virus

  Naskah 41

  tanaman tembakau menjadi terhambat. TMV ini dapat menular dari satu tanaman ke tanaman lain. Ketika TMV ini menulari tanaman tembakau secara mekanis melalui dinding sel yang pecah lalu bereplikasi. Virus yang telah bereplikasi tersebut kemudian menular ke sel tembakau lainnya melalui plasmodesmata. TMV menghasilkan protein P30. Protein akan memperbesar plasmodesmata dan virus tersebut akan bergerak dari sel ke sel lain sehingga membentuk suatu komples RNA.

  Kehadiran TMV ini dapat menekan produktivitas tanaman tembakau 20%-50% tergantung varietas tembakau tersebut. Namun selama ini para petani tembakau tidak terlalu memperhatikan secara khusus tembakau yang telah terserang TMV ini karena mereka beranggapan bahwa TMV tidak menimbulkan kematian bagi tanaman tembakau. Namun, nyatanya TMV ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat berarti karena tanaman tembakau yang terserang TMV ini dapat menurunkan kualitas tembakau, daun menjadi tidak rata, rapuh, ukurannya lebih kecil dan cenderung keriting, warna tidak merata, elastisitas, daya bakar menurun, dan jika setelah dihisap rasa tembakau pahit. Dengan kualitas tembakau yang menurun akan berakibat semakin rendahnya daya jual tembakau tersebut.

2.3 Pengaruh Tembakau yang Terjangkit TMV dengan Penyakit HIV/AIDS

  HIV/AIDS merupakan penyakit yang selama ini masih menjadi hal yang menakutkan bagi semua manusia karena penyakit ini mematikan dan masih belum ditemukan obat penyembuhnya.

  Naskah 41

  Selama ini tembakau yang terjangkit TMV atau Tobacco Mozaic Virus dianggap menjadi hal yang sangat dikhawatirkan bagi para petani tembakau di Indonesia. Selain dapat menekan produktivitas tanaman tembakau terjangkitnya tembakau oleh TMV juga akan menurunkan kualitas tembakau tersebut.

  Namun tak hanya memiliki efek negatif dan merugikan saja. Tembakau yang terjangkit TMV ini juga memiliki hal positif, menguntungkan dan bermanfaat untuk orang banyak. Selama ini tembakau hanya dianggap tidak memiliki manfaat terutama di bidang kesehatan dan hanya menjadi sumber penyakit saja seperti kanker paru- paru, penyakit jantung dan bahkan penyakit stroke. Anggapan ini terjadi karena kebanyakan pemanfaatan tembakau hanya menjadi bahan baku rokok saja padahal di dalam tembakau memiliki berbagai kandungan yang dapat dimanfaatkan selain menjadi bahan baku rokok.

  Salah satunya telah ditemukan dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di negara Eropa dalam jurnalnya yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology, awal Maret tahun 2009 lalu. Dalam jurnal yang bertajuk Pharma Planta yang dipimpin oleh professor Mario Pezzoti dari Universitas Verona. Mereka mengadakan penelitian dengan memodifikasi tembakau secara genetik untuk menghasilkan protein yang dapat menjadi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Mereka membuat tembakau transgenik yang dapat menghasilkan interleukin-10 (IL-10). Dengan ini tembakau dapat menjadi media pengembangan obat anti retroviral (ARV), obat anti retroviral (ARV) inilah yang selama ini menjadi obat penghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS. Meskipun

  Naskah 41

  penderita HIV/AIDS dapat lebih lama mempertahankan hidupnya. Obat ini bekerja dengan menjaga agar virus HIV dalam tubuh tetap rendah, sehingga dapat menghentikan proses pelemahan sistem imun oleh virus dan memberi waktu kepada sistem imun dapat memulihkan diri setelah dirusak oleh virus HIV.

  Dengan tembakau yang terjangkit virus TMV ini dapat memproduksi obat antiretroviral yang disebut dengan protein griffithsin atau Anti Retroviral Griffithsin (GFRT). Griffitshin adalah protein yang diisolasi dari alga merah Griffithsia sp. Griffitshin ini telah diuji kemampuan mereka untuk menghambat virus HIV dan terbukti bahwa protein griffitshin ini ampuh melawan HIV-1. Obat yang mengandung griffitshin ini dapat dikenal melindungi orang dari infeksi HIV karena menghentikan kolonisasi virus pada lapisan vagina dan dapat menurunkan aktivitas virus HIV dan pada akhirnya akan mengakibatkan kematian virus tersebut.

  Untuk mendapatkan griffithsin ini dengan cara memanfaatkan tanaman tembakau yang telah terjangkit TMV berbentuk batang. Pada tubuh tanaman tersebut diinjeksikan gen alga merah yang menghasilkan griffitshin. Kemudian dengan begitu, TMV yang telah mengandung gen alga merah akan menghasilkan giffitshin. Generasi TMV itu kemudian dicampur air lalu disiramkan ke tanaman tembakau yang sehat untuk menghasilkan griffitshin pada skala yang lebih besar. Setelah daun tanaman tembakau mulai layu ini mengartikan bahwa virus telah menyebar ke seluruh daun. Daun yang layu tersebut kemudian dipanen dan diekstraksi untuk mengambil griffitshin murni.

  Naskah 41

BAB 3. DAMPAK INOVASI

  3.1 Dampak bagi Indonesia

  Bagi Indonesia sendiri yang semakin melonjaknya tingkat pengidap HIV/AIDS dari tahun ke tahun tentu dengan adanya inovasi ini sangat menarik perhatian dan disambut baik. Dengan adanya inovasi baru dari penelitian ini, Indonesia tidak perlu khawatir lagi bahkan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan obat atau mengimpor dari luar negeri yang tentunya akan membutuhkan dana yang lebih banyak daripada memproduksi obat sendiri dan produk Indonesia yang tentunya kita sebagai warga Indonesia akan lebih bangga karena di Indonesia mampu memproduksi obat yang selama ini dicari dan sangat dibutuhkan untuk penyembuhan penyakit mematikan ini. Bahkan jika inovasi ini terus dikembangkan dan dapat diproduksi dalam skala yang lebih besar Indonesia dapat mengekspor obat tersebut mengingat produksi tembakau di Indonesia sangat melimpah dan hal ini tentunya akan menambah devisa negara.

  3.2 Dampak bagi Industri Berbasis Tembakau

  Inovasi pengobatan baru dengan tembakau sebagai bahan dasarnya tentu akan sangat menguntungkan industri-industri berbasis tembakau, terutama di bidang ekonomi. Permintaan pasar akan tembakau semakin meningkat seiring ditemukannya metode pengobatan baru tersebut. Dan hal ini akan meningkatkan pendapatan industri berbasis tembakau. Selain itu juga dapat memunculkan industri-industri baru yang

  Naskah 41

  kompeten sehingga dapat merendahkan tingkat penggangguran di Indonesia.

3.3 Dampak bagi Petani Tembakau

  Bagi petani tembakau, penemuan-penemuan baru yang berkaitan dengan tembakau tentu akan disambut baik. Karena hal ini akan menguntungkan petani sebagai pihak penghasil tembakau, akan banyak perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tembakau terutama untuk pengobatan. Tembakau tak akan hanya dipandang sebagai bahan dasar rokok saja, melainkan dapat digunakan untuk pengobatan HIV/AIDS yang kini semakin meningkat jumlah penderitanya. Sehingga mereka mempunyai pilihan lain atau altermatif untuk menjual tembakau selain ke perusahaan rokok saja namun dapat menjual tembakau ke perusahaan obat-obatan. Dengan memanfaatkan tembakau yang terserang penyakit TMV ini yang biasanya hanya dibuang begitu saja dan menimbulkan kerugian dengan begini tembakau tersebut akan lebih bermanfaat bahkan lebih memberi keuntungan.

  Naskah 41

BAB 4. PELUANG APLIKATIF Sebagai salah satu penanggulangan peyakit HIV/AIDS yang

  semakin meningkat pesat di Indonesia khususnya di wilayah Jember ini sendiri yang dari tahun ke tahun semakin melonjak telah ditemukan inovasi baru bahwa dengan tanaman tembakau dapat menjadi obat HIV/AIDS. Dengan kondisi wilayah daerah Jember yang telah identik dengan kota daun emas atau tembakau ini sangat mendukung untuk diproduksinya obat HIV/AIDS dalam skala besar karena produksi tembakau di kota Jember yang cukup melimpah. Maka dengan begitu para ahli kesehatan dapat cukup lega karena selama ini masih belum ditemukannya obat yang mampu menyembuhkan HIV/AIDS. Namun kali ini para ahli medis dengan mudah mendapatkan bahan baku untuk obat tersebut karena di Jember tanaman tembakau cukup melimpah.

  Hal ini selain menguntungkan para petani tembakau di Jember yaitu dengan adanya inovasi baru bahwa dengan tembakau yang terjangkit TMV dapat menjadi obat HIV/AIDS akan lebih banyak lagi perusahaan yang membutuhkan tembakau dengan begitu tembakau yang terserang penyakit TMV ini tidak terbuang sia-sia lagi namun dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali mejadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Petani juga tidak mengalami kerugiam lagi akibat tembakaunya yang terserang penyakit TMV ini. Selain perusahaan rokok atau cerutu maka akan bertambah lagi peluang petani untuk menjual ke perusahan lain yaitu perusahaan yang berbasis obat-obatan. Begitu juga bagi para pelaku industri dengan inovasi baru ini perindustrian terutama

  Naskah 41

  baru dan mereka juga harus dapat mengkomersialkan obat dengan temuan baru ini dan memproduksi obat ini dalam skala besar karena kebutuhan obat ini juga besar mengingat semakin meningkatnya pengidap penyakit HIV/AIDS ini dari tahun ke tahun. Tentunya hal ini akan disambut baik karena selama ini masih belum ditemukannya obat yang dapat menyembuhkan penyakit yang mematikan tersebut.

  Sementara itu bagi badan usaha yang menaungi tanaman tembakau seperti PTPN X yang bergerak di bidang tembakau, gula dan memiliki anak perusahaan di bidang edamame ini dapat memiliki pilihan lain untuk menjual tanaman tembakau yang mereka tanam, selama ini penjualan tembakau sudah memasuki wilayah internasional namun hanya sebagai bahan baku untuk cerutu saja dan dengan adanya inovasi baru ini maka patutlah berbahagia karena dengan begitu tembakau dapat memasuki wilayah internasional dengan jangkauan yang lebih luas yaitu dengan mengekspor bahan baku obat HIV/AIDS.

  Dengan begitu pastinya akan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola pembuatan obat tersebut sehingga terciptalah lapangan pekerjaan baru yang dapat mengurangi tingkat penggangguran di Indonesia yang semakin meningkat.

  Naskah 41

BAB 5. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan

  sebagai berikut : 1.

  Tembakau tidak hanya dimanfaatkan menjadi bahan baku rokok dan menjadi sumber penyakit, namun tembakau dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan.

  2. Tembakau yang terjangkit virus TMV dapat memproduksi obat antiretroviral yang disebut dengan protein griffithsin atau Anti Retroviral Griffithsin (GFRT).

3. Protein griffithsin atau Anti Retroviral Griffithsin (GFRT) dapat menghambat virus HIV dan ampuh melawan HIV-1.

  4. Adanya inovasi pengobatan baru dengan tembakau dapat menguntungkan di berbagai kalangan, terutama untuk Indonesia sendiri. Seperti dapat mengurangi/menghambat penyakit HIV/AIDS, dapat menurunkan tingkat kematian penyebab penyakit HIV/AIDS, petani tembakau memiliki peluang baru dengan menjual tembakau ke perusahaan yang berbasis obat- obatan, dapat menjadi inovasi produk baru bagi industri berbasis tembakau dan bahkan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

  Naskah 41

DAFTAR PUSTAKA

  Artikel Online : Wikipedia. 2017. AIDS(Acquired immunodeficincy syndrome). Diperoleh dari

  

  TerasJaTim.com. Juli,2016. Jember Duduki Peringkat Empat Besar se- Jatim. Diperoleh dari

  

  Timesindonesia.co.id. 2016. penderita HIV/AIDS di Jember Capai 2.637 orang. Diperoleh dari

  

  PubMed.gov. 2007. Griffithsin, a Potent HIV Entry Inhibitor, is an Excellent Candidate for anti-HIV Microbicide. Diperoleh dari

  

  Biomed.central. 2009. Griffithsin tandmers: Flexible and Potent Lectin Inhibitord of the Himmunodeficiency Virus. Diperoleh dari

  

3 BioMedCentral. 2009. High-level HIV-1 Neftransient expression in

  Nicotina benthamiana using the P19 gene silencing suppressor protein of Artichoke Mottled Crinckle Virus. Diperoleh dari